Sinar matahari yang masuk tanpa permisi melalui celah celah gorden yang tidak tertutup sempurna, membuat seorang gadis terusik dari tidurnya, bukan nya bangun untuk menyapa pagi, gadis itu justru menenggelamkan dirinya di dalam selimut tebal.
Tidak lama terdengar pintu kamar Gadis itu terbuka menampakkan seorang wanita cantik di usia yang tidak muda lagi. Wanita itu berjalan mendekati Alayya akifah, putri bungsu nya yang masih betah di atas kasur.
Dena, sang ibu duduk menyamping di atas kasur alayya, menghadap putrinya yang tidak menyadari kehadiran nya, menarik nafas panjang melihat tingkah putri Alayya.
"haiii pemalas bangun , ALAYYA AKIFAH bangun, kau harus kuliah "
Pekikan suara itu berhasil membuat alayya tersentak dari tidurnya, alayya mencoba mencari suara yang membuat tidur nya terusik dan mendapati sang ibu yang terlihat geram Menatap nya.
"Ibuuu, ibu membuat ku hampir terkena serangan jantung di pagi hari"
alayya masih saja dengan posisi nya, berbaring di atas kasur tanpa ada niat sama sekali untuk bangun.
"Yaak, anak nakal ini, liat ini sudah jam berapa kau harus kuliah"
"Aku tidak kuliah hari ini bu"
"Kau ini sadarlah anak nakal, jangan membuat ibu mu ini emosi di pagi hari"
alayya yang tadinya berbaring akhirnya bangun dan duduk menghadap ibunya yang mulai emosi karenanya. Memeluk erat sang ibu mencoba meredam kembali emosi yang mulai memuncak karena ulahnya.
Wanita itu yang melihat tingkah anaknya, hanya tersenyum dan mengelus pelan surai hitam panjang putri kesayangannya itu.
"Sehari saja yaa buuu plis"
"Tidak, kau harus kuliah, jangan membuat ibu mu ini emosi, kau harus lulus tahun ini Al , kau tidak boleh terus terusan seperti ini, lihat El, sekarang dia sudah mendapatkan pekerjaan yang layak, kau harusnya bisa mencontoh kembaran mu itu"
Tangan yang tadi erat memeluk sang ibu kini melonggar, mata alayya terangkat, tanda tidak suka dengan ucapan ibunya, alayya mencoba menjauh dari pelukan sang ibu dan mulai turun dari ranjang nya.
alayya berjalan menjauh dari sang ibu, tidak mau berdebat lagi dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, di tutup nya dengan kencang kamar mandi yang berada di dalam kamar nya. Dena Hanya menggeleng melihat tingkah putrinya.
"Berhenti membanding bandingkan aku dengan nya, aku dan dia berbeda" teriakan alayya menggema dari dalam kamar mandi.
Author POV
alayya dan alesha, adalah dua gadis yang berbeda, mereka lahir dari rahim yang sama yaitu wanita bernama dena, mereka lahir bersamaan 24 tahun lalu. Bisa di bilang mereka kembar, tapi memiliki paras yang berbeda, bukan cuman parasnya yang berbeda tapi sikap, tingkah, cara berpakaian, cara bicara, semua berbeda.
alayya gadis tomboy sedikit bar-bar, dia seharusnya lulus satu tahun lalu bersama dengan alesha kembarannya. Tapi alayya tidak memiliki semangat untuk kuliah sehingga membuat nya telat lulus.
Sedangkan alesha, dia gadis penurut, peminim, sederhana, baik, sabar.
alesha sekarang sudah bekerja di salah satu perusahan ternama di Korea.
Ibunya sering membanding bandingkan mereka berdua karena sikap mereka yang berbeda. Dena tidak pernah bermaksud membandingkan putri putrinya, dia hanya berusaha membuat alayya bisa mencontoh kembaran nya.
..
alayya yang sudah rapi dengan setelan nya sudah siap untuk kuliah. Celana jeans, dengan jaket bertudung seperti biasa, hanya sedikit bedak dengan lipbam rasa stroberi sudah cukup bagi alayya.
alayya mengambil tas nya dan keluar dari kamar , di masukkan tangannya di saku jaket dan berjalan layaknya wanita setengah pria, tapi seperti itu lah alayya sehari harinya.
"Aku pergi"
Ucap alayya yang hanya lewat dengan Santainya, tanpa niat menatap keluarga nya yang duduk di meja makan.
"Al , makan dulu "
Tidak ada sahutan alayya masih kesal dengan ibunya tadi pagi.
"Al , berangkat sama aku aja nanti aku antar ke kampus, sekarang makan dulu"
alesha berdiri dari kursinya mencoba mendekati Alayya dan menawarkan tumpangan untuk nya , alayya yang mendengar ucapan kembaran nya itu memutar bola matanya jengah di baliknya badannya agar menghadap alesha.
"Tidak perlu" singkat dan dingin.
alayya melangkah keluar rumah dengan rasa kesal kerena ibu nya. alayya benci jika terus terusan di banding bandingkan dengan alesha kembaran nya. alayya berjalan santai menyusuri setiap jalan agar bisa sampai ke kampus nya, tidak ada niatan sama sekali untuk mencari bus.
Suara klakson motor menghentikan laju jalan alayya.
"Naik lah" tanpa pikir panjang alayya naik ke atas motor.
"muka Lo kenapa Al""
"Ada apa, apanya" tanya alayya bingung
"mukalo persis gula batu rasa asam, sudahnya asam , kecut lagi "
"Biyasa ibu cari masalah di pagi buta"
"Makanya Lo harus cepat lulus Al "
"KURANG AJAR LO, tutup tu mulut atau gw patahin leher lo"
"Iss, dasar cewe barbar"
Autor POV
Aksa adalah sahabat alayya sejak duduk di bangku SMP. Mereka sangat dekat Aksa paham betul sikap , watak, perilaku alayya seperti apa.
Aksa pria tampan yang banyak memiliki penggemar perempuan karena ketampanannya. Walau begitu Aksa tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka, ataupun wanita lain, padahal banyak wanita yang mengantri agar bisa dekat dengannya. Mereka terkadang iri dengan alayya yang bisa dengan mudah menarik perhatian Aksa
...,.....
...,.....
Semua mata tertuju pada alayya dan Aksa yang berjalan berdua meyusuri lorong kampus, beberapa dari mereka bahkan berbisik satu sama lain, memandang rendah alayya yang dekat dengan aksa, bisikan itu bisa dengan jelas di dengar samar samar oleh alayya, Dengan emosi yang sudah memuncak sejak tadi pagi, di tambah lagi dengan wanita wanita tukang gosip di kampus, kepala alayya rasanya terbakar mendidih, alayya mendatangi wanita yang sedang bergerombol. Di tariknya kerah baju wanita itu.
"kalo Lo ga bisa diam , sini biar gw lakban tu mulut. brengsek lo"
alayya berusaha menahan amarahnya agar tidak menampar atau memberi pukulan pada wanita itu. Di kepalnya erat tangannya yang bisa saja sewaktu waktu mendarat mulus ke pipi wanita yang sudah ketakutan di hadapannya.
Aksa yang melihat sahabatnya itu menggeleng dan mendekati Alayya, Aksa berusaha melepaskan genggaman alayya di kerah baju wanita itu.
"Sudah Al"
Dengan kasarnya alayya mendorong wanita itu hingga tersungkur ke belakang, dan kembali berjalan meninggalkan aksa yang masih mematung melihat Tingkah nya.
.........
"ayah ibu , em berangkat dulu, kayanya hari ini El pulang telat deh , banyak kerjaan soalnya "
"Iya sayang hati hati"
alesha masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya, di dalam mobil menampakkan seorang pria tampan dengan setelan rumah sakit yang rapi.
Nathan Mahardika , kekasih Alesha , mereka bekerja di rumah sakit yang sama, rumah sakit milik keluarga Nathan .
Nathan dulunya senior alesha dan alayya di kampus, dia pria pintar dan juga Tampan, selain itu Nathan berasal dari keluarga yang mapan orang tua nya memiliki banyak rumah sakit , salah satunya tempat alesha Bekerja sekarang, selain menjadi dokter Nathan juga menjabat sebagai direktur di rumah sakit itu.
Nathan tertarik dengan alesha saat pertama kali melihatnya, saat itu alesha masih Maba, sedangkan Nathan seniornya, Nathan mulai mendekati alesha dan hubungan mereka semakin akrab sejak saat itu, hingga sekarang.
Mereka berdua pasangan yang serasi, sama sama sukses menjadi dokter di usia muda, mereka termasuk mahasiswa pintar di angkatan masing masing, banyak orang yang iri dengan mereka, karena alesha dan Nathan terlihat seperti sepasang kekasih yang sempurna.
"Nat, kita mampir ke kampus dulu yaa"
"Hem , kenapa "?
"Aku hanya ingin mastiin kalo alayya ada di kampus, tadi pagi dia marah , bahkan ga sarapan sebelum berangkat"
alesha sangat mengkwatirkan kembaran nya, terlihat dari wajah cantiknya yang cemas.
"Tidak perlu El, biar aku hubungin Aksa dulu""
Alesha mengangguk mendengar ucapan kekasihnya itu.
.....
"sa, Al ada di kampus ga"
"Ada apa emang nya"
"alesha kawatir, takut Al ga ke kampus , tadi tu Anak bad mood kata alesha"
"emm, pantas tadi pagi hampir nonjok orang "
Nathan dan alesha langsung saling tatap, alesha menutup mulutnya tidak percaya, Semarah itu kah Alayya.
Aksa juga menoleh menghadap alayya yang tertidur dengan tangan sebagai tumpuan di atas meja.
"Alayya berantem saaa" alesha mengambil ponsel dari tangan Nathan
"Hampir, kalian tenang aja, se bar bar barbarnya alayya dia ga akan mungkin bikin anak orang nangis , paling pingsan"
"Jangan bercanda saaa, serius, aku kawatir"
Aksa tertawa nyaring di sebrang, membuat alesha semakin kesal
"ga lah, Lo tenang aja kali El, selama ada gw tu anak ga bakalan macam macam, ok gw tutup telponnya, bayyh
"Ok baayy"
"tenang sayang, paling si aksa bercanda, yang penting kan alayaa ada di kampus
alesha yang tadinya terlihat cemas bisa sedikit lega, meski ,setelah mendengar kalo adik nya baik baik saja. alesha tersenyum menatap sang kekasih yang juga tersenyum menatap nya.
"gimana hubungan kalian"
"Yaa, begitu lah, Al selalu menjaga jarak dengan ku, apa lagi kalo ibu sudah memarahinya seperti tadi pagi, al seperti ingin menelanku hidup hidup"
alesha tersenyum masam saat menceritakan kejadian tadi pagi pada Nathan, Nathan memegang tangan kanan alesha dengan tangan kirinya yang bebas, di angkatnya tangan alesha dan di berikan nya kecupan di punggung tangan alesha.
"kamu harus lebih sabar sayang"
alesha hanya tersenyum menanggapi ucapan Nathan
.......
Akhirnya kuliah yang membosankan bagi alayya selesai juga. Pukul sudah menunjukkan jam 4 sore, hari ini alayya memiliki banyak kelas, itu sebabnya dia ingin libur karena terlalu malas untuk masuk kelas.
"alayya"
Langkah alayya terhenti ketika mendengar suara aksa yang memanggil nya.
"lo langsung balik " tanya aksa, sambil meletakkan tangannya di bahu alayya, alayya menggeleng
" gw malas balik "
alayya memasukkan tangan ke saku jaketnya di pasangnya tudung jaketnya untuk menutupi kepalanya.
"Lo mau kemana kalo ga balik "
" yaaa kemana aja, yang penting ga ke rumah"
"Lo dah makan"
alayya menggeleng sebagai Jawaban
"ya udah kita makan dulu"
"Ayoo, gw juga dah hampir pingsan pas di kelas karena kelaparan , tadi pagi gw ga sarapan sebelum berangkat"
"kenapa, Lo berantem lagi sama alesha"
"Bukan, tapi sama ibu"
"kenapa ibu Lo"
"yaah biasalah, "tu liat alesha sudah sukses harusnya kamu juga bisa kaya dia"
alayya mengulang kalimat ibunya tadi pagi, Aksa tertawa terbahak-bahak karenanya, lucu jika alayya sudah marah seperti ini, menggemaskan bagi Aksa, alayya yang tidak terima, menendang bokong Aksa yang berjalan lebih dulu darinya.
"Sialan Lo" alayya mempercepat jalannya, melewati aksa, seulas senyum terlihat begitu menawan di wajah Aksa, pria itu berlari kecil hingga mereka berjalan berdampingan, Aksa merangkul bahu alayya .
Aksa tidak mau membahas lebih mengenai masalah alayya takut takut dirinya yang akan jadi pelampiasan kemarahan alayya.
alayya naik ke atas motor besar milik Aksa. Lagi lagi semua mata yang ada di sana tidak henti hentinya menatap ke arah mereka. Tidak mau ambil pusing aksa langsing menjalankan motor nya, takut jika alayya terpancing emosi seperti tadi pagi.
.....
Selesai makan alayya dan Aksa lebih memilih duduk bersantai di pantai dengan cuaca dingin, menatap langit malam yang terlihat lebih indah.
Kedua orang itu hanya terdiam termenung larut dalam pikirannya masing-masing, Aksa yang awalnya menatap ke depan mengalihkan pandangannya untuk menghadap alayya.
Aksa merapikan rambut alayya yang berantakan terkena terpaan angin pantai, alayya menatap sekilas Aksa kemudian menepis tangan Aksa yang masih terangkat di depan wajahnya, Aksa jadi salah tingkah sendiri , keadaan sedikit canggung bagi Aksa.
Dering ponsel milik alayya memecah fokus mereka berdua, tapi si pemilik ponsel enggan mengangkat panggilan yang masuk.
"al, angkat dulu, siyapa tau penting"
alayya mengusap wajahnya dengan kasar mengambil ponselnya dari saku celana yang dari tadi tidak berhenti berdering
"Kenapa bu"
"kamu di mana nak, kenapa ga pulang, sudah Malam Al, jangan buat ayah sama ibu kawatir"
"Al bareng Aksa Bu, ibu ga perlu kawatir aku pulang nanti"
"Pulang sekarang sayang, kamu mau membuat ayahmu marah lagi"
alayya mematikan panggilan secara sepihak, di putarnya matanya jengah , memasang kembali tas ransel miliknya , berdiri berjalan mendahului Aksa.
"kemana ?, mau balik ?"
"Emm, ibu menyuruh ku pulang"
"gw antar"
"ya iya lah, masa Lo biarin gw balik sendiri, terus jalan kaki"
"itu namanya basa basi Al"
"basa basi Lo udah ke basi an"
........
"aku pulang, ibuuuuu" teriak alayya seperti biasanya
"al kamu dari mana saja"
alayya menatap alesha tidak suka, alesha tidak sendiri, tapi ada Nathan juga di sana, alesha berdiri menghampiri kembaran nya, tapi alayya lekas menjauh dari sana.
"ibuuuuu aku pulang" teriak alayya mencari ibunya, sebenarnya dia hanya ingin menghindari kembarannya. alesha hanya bisa membuang nafas kasar, Nathan yang menyaksikan pemandangan yang tidak mengenakkan itu lantas ikut berdiri menghampiri sang kekasih, mengusap punggung alesha, memberi ketenangan di sana
"kamu ga papa"
Nathan menatap wajah alesha yang menunduk, Nathan paham kalo kekasih nya itu sedang tidak baik baik saja.
Sedangkan alesha hanya menggeleng membalas ucapan sang kekasih.
Sementara alayya menemui ibunya di dapur yang sedang menyiapkan makanan, alayya memeluk ibunya dari belakang menyandarkan dagunya di bahu sang ibu.
"Mandi Al, habis itu kita makan bareng"
alayya tidak menghiraukan ucapan sang ibu dia malah mengeratkan pelukannya, membuat sang ibu kesulitan bergerak.
"Al, ibu sedang masak, kamu membuat ibu kesulitan memasak kalo seperti ini"
Tidak ada pergerakan dari alayya dia tidak menghiraukan ucapan ibunya
Sampai suara berat yang datang menegur nya, itu ayahnya, doni.
,Al lepaskan ibu mu, dia harus memasak, kamu masuk ke kamar dan mandi Sana"
Akhirnya alayya menyerah , dia mengambil potongan tomat yang di iris ibunya kemudian memakannya. Kemudian pergi meninggalkan dapur menuju kamar nya di lantai 2.
"i love you ibuu"
Dena hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya
"masak apa Bu"
"masak ayam kecap kesukaan Al"
.......
Bukan nya mandi alayya malah langsung berbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaian nya. Seperti itulah alayya sehari harinya
Merasa gerah akhirnya alayya melawan rasa malas nya dan masuk ke kamar mandi , alayya sangat suka berendam dengan sabun kesukaan nya beraroma strawberry.
Setelah nya alayya mengambil baju kaos oversize juga celana pendek di bawah lutut dari dalam lemari, padahal cuaca malam akan sangat dingin tapi alayya lebih suka berpenampilan seperti itu saat di rumah.
Sedangkan di bawah, keluarga nya sudah berkumpul untuk makan malam bersama, begitu juga dengan Nathan yang ikut bergabung, mereka menunggu alayya yang tidak kunjung turun dari kamar nya.
Dena berniat naik untuk memanggil anaknya, takutnya alayya tidur dengan keadaan perut yang kosong, tapi alesha malah menghentikan ibunya, dia yang akan pergi untuk memanggil alayya ke atas.
alesha membuka pintu kamar alayya yang tidak terkunci, tapi alayya tidak terlihat , dibukanya pintu kamar mandi tapi alayya juga tidak ada di sana, alesha berjalan menuju balkon kamar, dia melihat alayya yang duduk dengan memeluk erat gitarnya. alayya tidak memainkan gitar nya, dia melamun entah apa yang ada di pikiran gadis itu.
"Aku sudah makan bu sebelum pulang tadi"
Tanpa menoleh alayya menyadari kehadiran seseorang, dia mengira itu ibunya padahal Alesha
alesha memegang bahu kembaran nya , alayya akhirnya membalik badannya untuk memastikan kalo yang dipikirkan nya itu benar,
Ya alayya benar, dia bisa membedakan sentuhan alesha di pundak nya
"bilang sama ibu aku sudah makan" ucap alayya yang kembali memunggungi alesha
" kamu marah dengan ku al"
Diam, alayya tidak berniat membahas apapun sekarang.
"Al , kalo aku salah, aku minta maaf, jangan mendiamkan ku seperti ini"
Lirih alesha, mencoba meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.
alayya melepaskan tangan alesha yang masih ada di pundaknya, alayya meninggalkan alesha sendiri di balkon kamar.
"all"
Langkah alayya terhenti mendengar lirihan alesha, terdengar alesha menahan tangisnya, dia Bena benar tidak tau kenapa kembaran nya bisa semarah itu padanya.
"Pergilah El, gw mau istirahat gw lelah"
"Apa salahku , kenapa kamu mendiami ku"
"Lo ga salah gw yang salah, gw yang ga bisa menjadi sepertimu, menjadi kebanggaan ayah ibu"
"Kenapa kamu ngomong kaya gitu Al, kamu adalah kamu, aku adalah aku kita kembar tapi berbeda"
"TAPI AYAH IBU SELALU MEMBANDINGKAN KITA EL" suara alayya mual meninggi.
"Lo selalu bisa mendapatkan apa yang Lo mau sedangkan gw , gw apa , gw hanya anak bodoh, beban ayah ibu" lanjut alayya.
alesha paham apa yang di rasakan alayya, tapi itu juga bukan salahnya, dia bisa apa, dia hanya bisa mengikuti arus kehidupan nya, dia harus tetap maju meninggalkan alayya yang masih ada di tempat nya.
"all___ak..."
Ucapan alesha terpotong
"Sudah El, keluar dari kamar gw, gw lelah, gw mohon El mengertilah "
alayya merebahkan dirinya di atas kasur menutup seluruh badannya dengan selimut membelakangi alesha yang masih berdiri di tempatnya.
alesha hanya bisa menatap sendu alayya, alesha sangat menyayangi alayya - tulus, dia tidak suka jika alayya sedih, alesha akan selalu ada untuk alayya
Sejak kecil, ketika alayya kena marah orang tua mereka karena ulahnya sendiri, alesha akan selalu membela alayya, dia sangat menyayangi alayya dengan tulus, dia menganggap alayya adik kecil nya, walaupun umur mereka hanya berbeda 5 menit.
Bukan keinginan nya seperti ini, dia tidak pernah menganggap dirinya lebih unggul dari alayya, alesha hanya mencoba menjalani kehidupan nya.
.....
"al ga mau makan Bu, kata nya tadi sudah makan di luar"
"Yasudah kita makan aja sekarang"
"hemm, padahal ibu sudah buatin makanan kesukaan Al"
"ga papa Bu, kan masih ada ayah yang akan habiskan "
rasa kecewa itu sedikit bisa terobati dengan candaan suaminya di meja makan.
Nathan terus saja menatap wajah alesha, walaupun alesha memasang senyum manis di wajah nya tapi Nathan tau kalo alesha habis terlibat perdebatan dingin dengan alayya, Nathan lantas memegang tangan alesha dari bawah meja, alesha yang merasakan tangannya di genggam Nathan menatap kekasihnya, Nathan tersenyum sambil mengangguk kecil, memberi isyarat pada alesha kalo semua akan baik baik saja.
........
"Bagaimana persiapan pernikahan kalian" doni memulai obrolan di ruang tamu
"Hampir selesai yah, mungkin 3 Minggu lagi semua nya selesai" iya Nathan memanggil orang tua alesha dengan sebutan ayah dan ibu, biar akrab katanya.
alesha akan segera melangsungkan pernikahan dengan Nathan, Nathan yang mengurus semua keperluan pernikahan nya.
Hubungan mereka sudah berjalan lama, jadi Nathan ingin meneruskan nya ke jenjang yang lebih serius.
.....
alesha mengantar Nathan sampai di dengan rumah, Nathan mencium pucuk kepala alesha, dia juga mengelus lembut tangan nya,
"Aku pulang dulu, besok aku jemput seperti biasa"
"Hemm hati hati"
"iyaa. jangan sedih semua akan baik-baik saja"
Alesha mengangguk, melambaikan tangan pada mobil Vin yang mulai melaju, dari atas balkon kamarnya, alayya berdiri, melihat interaksi keduanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!