" Apa tidak bisa tinggal di rumah Ibu saja nak " Tanya iin menatap intan dan ana menantunya.
Seminggu sudah pernikahan mereka dan pagi ini intan dan Didin akan kembali ke rumah di mana Didin sudah siap kan .
" Intan akan sering ke sing Bu " Bujuk intan lembut .
" Tapi rumah kalian jauh nak, kenapa harus jauh sih Din " Gerutunya pada sang menantu .
" Kan kerjaan Didin di dekat sama Bu " Jawab Didin tenang .
" Sudah lah Bu ,bukan sebelumnya anak² sudah membicarakan ini ,kita bisa ke sana melihat mereka atau menginap jangan membuat anak² tidak enak hati karena sikap ibu ini " Ucap Usman bijak .
" Semua ini gara² ayah kenapa anak kita semua nya perempuan sehingga mereka meninggalkan kita " Ucap Iin kesal .
" Kalau begitu ayo bikin siapa tahu laki² jadi bisa tinggal bersama kita " Iin menatap tajam sang suami bahkan kini emosi nya semakin naik .
" Bu ,biarkan kami pergi dengan tenang iya intan hanya ingin menjadi istri yang baik untuk kakak Didin , sekalipun ini tidak muda karena intan masih baru " Iin menghela napas panjang lalu mengaguk dengan terpaksa.
" Tapi sesekali ke sini iya menginap " Intan mengaguk Tersenyum " Pasti Bu " Jawabnya cepat.
" Jaga anak ibu, kalau ada papa segera hubungi ibu dan ayah kalau perlu apa katakan saja " Ucap Iin menatap Didin .
" Iya Bu, Jika Didin tidak sibuk akan datang ke sini " Jawab Didin Tersenyum.
Setelah melewati drama pagi yang membuat Didin dan Intan menahan sabar akhirnya ke duanya bisa bernapas lega setelah mendapat izin dari Iin .
Kini kedua sudah berada di mobil menuju tempat tinggal mereka iya lumayan jauh memerlukan waktu satu jam karena usaha yang sejak dulu dia bangun berada di kota .
" Kakak "
" Hebm "
" Apa kita tidak singgah di rumah Ibu dulu pamitan " Tanya intan .
" Tidak usah,mereka sudah tahu " Jawab Didin seadanya .
" Istirahat lah perjalan masih jauh " Lanjutnya .
" Intan temani kakak saja " Didin memilih diam dan fokus pada kemudinya .
" Kamu sudah yakin mau lanjut kuliah tahun depan " Tanya Didin .
" Iya kak, intan mau fokus dulu sama kakak masih banyak hal yang harus intan pelajari kalau sambil kuliah takutnya waktu tidak bisa intan bagi Karena kesibukan di luar " Jawab intan tenang .
" Baiklah " Jawab Didin .
" Boleh intan bertanya " Didin mengaguk sebahagia jawaban .
" Apa perasaan ....."
" Jangan menanyakan hal itu " Intan mengaguk sekalipun dia kecewa " Maaf " Didin hanya diam saja .
Keheningan dalam mobil itu begitu terasa intan hanya memilih memejamkan matanya karena dia sendiri mengantuk karena harus bangun lebih awal membereskan pakaian mereka .
Sekalipun awalnya dia akan menemani Didin tapi sepertinya pria itu enggan untuk di temani .
Baru awal jangan menyerah kamu sudah memutuskan bukan. Batin intan menguatkan hatinya .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Intan menatap sekeliling nya saat mobil yang dia tumpangi memasuki kawasan perumahan minimalis .
Dia sudah bangun sejak 5 menit yang lalu karena merasa badan nya sakit mungkin karena tidak biasa tidur dalam keadaan duduk .
" Kita tinggal di sini kak" Tanya intan saat mobil mereka berhenti di depan rumah yang begitu bagus menurut intan .
" Kamu tidak suka " Intan menggeleng cepat " Ini sangat bagus kak cantik dan imut " Jawab intan cepat .
Siapa yang tidak menyukai rumah secantik ini ? Bahkan jika itu berada di kampung sudah bisa di bilang rumah paling mewah .
" tunggu saja di dalam aku buka pagar dulu " Intan mengaguk saja lalu Didin turun membuka pagar besi itu .
Setelah itu Didin kembali masuk dalam mobil dan memarkirkan mobilnya di garasi mobil .
" Semoga kamu nyaman " Ucap Didin .
" Pasti kak, ini sangat indah " Didin mengagguk saja lalu turun dari mobil di susul intan .
" Tolong buka pintu nya " Intan mengambil kunci yang di tangan Didin sedangkan pria itu mengeluarkan barang bawaan mereka .
" Intan bantu kak " Ucap intan .
" Tidak usah sana masuk " Intan pun menurut dia masuk dalam rumah itu sambil menatap sekeliling nya .
" Cantik sekali " pekik intan kegirangan saat masuk dalam rumah.
" Duduk dulu Kaka mau bicara sesuatu " Intan mengaguk cepat lalu duduk di sofa yang menghadap Layar tipis di depannya .
" Maaf jika Kaka belum memberikan kewajiban padamu layaknya suami istri " Didin memulai pembicaraan dengan kata maaf mungkin itu lebih baik .
Agar intan bisa menerima nya sekalipun tidak sepenuhnya .
" Di sini ada 3 kamar ,dua di atas satu di bawah ,kakak akan tidur di kamar yang paling ujung bagian atas ,dan kamu bisa tidur yang di sebelah nya , sedangkan kamar di bawah itu kamar tamu " Terang Didin .
Intan terdiam di tempat duduknya dia sendiri bingung harus berkata apa .
Dia sendiri bingung kenapa harus terpisah ?? Apa suaminya itu jijik sehingga enggan menyentuhnya atau apa .
Intan berperang dengan pikirannya sekalipun dia tidak menemukan jawabannya .
" Intan "
" Ah iya ,tidak papa kak " Jawab intan cepat .
"Bisa intan ke kamar mau bereskan pakaian " Didin mengaguk " Silahkan ,nanti kakak pesan makan untuk makan siang kita ,nanti sore kita belanja " Ucap Didin .
" Iya Kaka ,kalau begitu intan ke atas dulu " Pamit intan .
" Hebm "
Didin menarik napas panjang apa keputusan nya salah ,tapi dia tidak ingin terus berperang dengan perasaan nya dengan Risna .
Sekalipun tidak memiliki tapi setidaknya dia masih bisa melihat nya dengan menikahi intan .
Toh dia mencintai nya bukan dan ini baru awal semoga nanti dia bisa membalas perasaan itu .
Itu tekadnya makanya dia mengajak intan menikah walau itu cukup cepat .
Sedangkan di dalam kamar bukannya membereskan pakaian intan malah terduduk di lantai menangis .
" Kenapa sakit sekali " Gumamnya sambil menekan dadanya yang terasa sesak .
" Kamu bisa intan, pasti bisa lakukan yang terbaik menurutmu sampai dia membalas perasaan mu " Gumam intan menyemangati dirinya .
" buat kakak Didin melihatmu jangan cengeng kamu harus kuat karena kamu sudah tahu semuanya akan seperti ini " Intan menghapus air matanya lalu berdiri sambil menarik kopernya menuju lemari besar yang ada di kamarnya .
"Luas " Gumam intan lalu menatap sekeliling kamar itu .
" Sangat nyaman " Intan membongkar isi kopernya .
Lalu dia mengambil salah satu foto di bingkai kecil di simpan di atas meja samping tempat tidurnya .
" Diam di situ iya kak ,jangan sampai jatuh " Ucap intan lalu dia mengambil foto pernikahan mereka menyimpan nya di samping foto Didin .
" Mahal amat senyumnya " Ucap intan tertawa kecil lalu dia menggeser kopernya mendekat ke arah lemari .
" Bajuku hanya beberapa kembar tapi lemari nya besar sekali " Ucap intan lalu berdiri membuka lemarinya .
Satu persatu dia mulai memasukan pakaiannya ke dalam lemari dengan rapi .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dukung terus intan dan Didin menjadi novel favorit kalian 🥰🥰
Like
koment
vote
Jangan lupa hadiah bunganya dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Intan menarik napas panjang setelah menyelesaikan semua pakaian yang ada di koper dan berpindah tempat ke dalam lemari.
"Lebih baik aku mandi dulu , sebentar lagi waktunya makan siang " Intan langsung mengambil handuk dan masuk dalam kamar mandi .
Sedang kan di kamar sebelah nya Didin masih merebahkan tubuhnya di tempat tidur empuk miliknya .
Bahkan kamar miliknya lebih luas di banding kamar yang di tepati intan karena memang itu atas permintaan nya sendiri .
Jika intan melihat ini mungkin akan berteriak lebih kencang lagi karena kamarnya sangat cantik sesuai orang nya sih .
" Apa dia sudah selesai " Gumam Didin sambil menatap jam yang melingkar di lengannya .
" Lebih baik aku pesan makan dulu " Didin mengambil HP nya lalu mencari makan siang mereka .
" Go " Ucapnya lalu bangun meninggalkan kamar nya menuju kamar intan yang memang akan di lewati saat akan ke lantai bawah .
Tok ....tok ....
" Intan "
" Iya kak "
Ceklek
" Sudah selesai " Intan menggaguk ,Didin mendorong pintu kamar intan lalu masuk tanpa di persilahkan .
" Kamu suka " Tanya Didin sambil menatap sekeliling nya .
" Suka kak, kamarnya juga luas " Didin mengaguk saja sampai matanya berhenti saat melihat sebuah bingkai kecil di atas meja samping tempat tidur intan.
" Sudah hubungi ibu " Tanya Didin berjalan ke arah jendela .
" Belum sempat soalnya baru selesai mandi " Didin mengaguk saja .
" Ah iya kamu mau berapa tiap bulannya " Didin membalikkan badannya bersandar sambil menatap intan .
"Terserah kakak saja " Ucap intan serius .
" Katakan nominal nya " Ucpa Didin lalu duduk di salah satu sofa kecil dalam kamar intan .
" perbulan di kasih berapa sama Daniel " Tanya Didin .
" 5 " Cicit intan menunduk .
" 25 kurang atau cukup " Intan melotot kan matanya tajam .
" 25 " Didin mengaguk " Cukup bahkan itu sangat banyak kak " Didin mengeluarkan salah satu kartunya lalu memberikan pada intan .
" Itu untuk kebutuhan mu dan yang ini untuk kebutuhan rumah " Intan menatap tangan dan Didin bergantian .
" Kakak ini terlalu berlebihan " Ucap intan jujur .
" Ambil saja " Intan menggeleng " kakak saja yang pegang nanti kalau intan butuh nanti minta " Tolak intan secara halus .
" Ambil atau ..."
" Maaf Kakak ada orang " Intan langsung berlari ke luar kamar meninggal kan kamarnya dan Didin yang masih ada di dalam nya .
" Iya tunggu " Jawab intan sambil berlari ke luar .
" Maaf , pesanan atas nama pak Didin " Ucap sang kurir
" Ah iya ,makasih pak !! Apa sudah di bayar " Tanya intan .
" Sudah Bu " Ah intan mengaguk lalu masuk dalam rumah di mana Didin sudah berdiri di depan pintu .
" Setelah ini kita belanja " Intan mengaguk sambil menuju dapur bersama Didin .
Sesampainya di dapur intan membuka laci satu persatu lalu mengeluarkan Pring dan yang lainnya .
lalu dia memindahkan makanan yang di pesan Didin tadi ke piring makan .
" Maaf aku tidak tanya dulu tadi " Ucap Didin saat intan menyerahkan piring ke depannya yang sudah terisi .
" Intan makan Semua nya kok kak " Jawab intan .
" Syukurlah " Jawab Didin .
Kini di atas meja sudah tersusun rapi menu makan siang mereka ayam teriyaki ,capcay sayur , dan juga ikan bumbu kuning cukup sederhana karena memang hanya untuk dua orang.
" Selamat makan kak " Didin hanya mengaguk saja .
Lalu mereka makan dengan tenang hingga selesai .
"Biar kakak bantu " Ucpa Didin .
" tidak usah kak " Tolak intan halus " Kaka mau di buatkan minum " Didin menggeleng " Masih kenyang lagian belum ada papa juga ,Kaka tunggu di depan iya " Ucap Didin .
" Iya kak " Jawab intan sambil mengambil piring kotor yang di atas meja makan .
Beberapa menit kemudian intan bergabung dengan Didin di ruangan tamu .
" Kamu sudah pikirkan apa yang mau di beli " Tanya Didin .
" Belum, memang apa yang kurang kak " Tanya intan langsung mengeluarkan hp nya siap menulis .
" Semuanya " Jawaban Didin jujur ,membuat intan kaget .
" Kakak kebanyakan makan di luar ,jadi hanya ada air minum saja di rumah ini rumah " Terang Didin.
" Nanti 3x seminggu nanti ada yang bersihkan rumah jadi saat mereka datang kamu tidak kaget lagi " Intan mengaguk kepalanya .
" Mau berangkat sekarang " Tanya Didin .
" Intan ambil tas dulu iya kak " Didin mengaguk sebagai jawaban .
" Orang yang berduit memang beda iya " Gumam indah di sela langkahnya menuju kamar .
Didin membuka Hp nya menatap foto seseorang yang terpasang di layar depan HP nya .
" Kau semakin cantik bahkan kini kamu sudah menjadi ibu " gumam Didin dengan helaan napas panjang .
Flashback on
" Boleh bicara berdua " Didin membalikkan badannya ,lalu mengagguk .
" Jangan sakiti intan, aku tahu perasaan mu belum ada untuknya tapi aku mohon jika kamu tidak bisa menganggap nya istri setidaknya anggap dia adikmu sampai perasaan itu ada "
" Mungkin aku egois karena Tidak memikirkan perasaan mu dan sudah begitu lancang meminta mu untuk menjaganya tapi kini kamu sudah menjadi suaminya ,maaf kalau selama kita berhubungan kamu banyak terluka hingga sampai sekarang sekali lagi aku minta maaf "
" Aku tidak ada niat sedikit pun menyakitimu tapi perasaan ku pada suamiku datang begitu saja dan aku berdoa semoga mas juga begitu saat bersama intan " Ucpa Risna panjang lebar .
"Apa aku bisa menjaganya " Pertanyaan itu keluar begitu saja dalam mulut nya .
" Aku yakin mas bisa ,tidak mungkin mas memintanya jika mas tidak sanggup , sekalipun kita tidak bersama tapi kita sudah menjadi keluarga bukan " Didin mengaguk .
" Aku akan coba Sekalipun mungkin susah " Ucapnya lirih .
" Aku tidak akan memaksa mas untuk mencintai intan secepatnya karena semua butuh proses dan waktu ,aku hanya minta jangan sakiti "
" Kalau begitu aku masuk dulu takut nya Kanz bangun " Didin mengaguk " Selamat untuk kelahiran putramu " Risna mengaguk Tersenyum lalu meninggalkan Didin sendirian .
flashback off
" Aku merindukanmu neng "
" Kakak " Didin langsung menatap intan yang sudah berdiri di samping nya .
" Sudah siap " Tanya Didin langsung memasukan hp nya di saku celananya .
" Iya " Jawab intan lirih .
" Ayo " Intan mengikuti langkah Didin di belakang .
Teteh pasti senang bisa di cintai dua pria yang begitu menyayangi nya. Batin intan Tersenyum miris .
" Biar intan saja yang buka kak " Ucap intan lalu berjalan ke arah pagar membuka pintu .
" Makasih dek " Intan hanya membalasnya dengan senyuman .
Setelah mobil sudah ke luar intan kembali menutup pagar lalu masuk dalam mobil .
" Hubungi ibu dulu takutnya dia menunggu kabar kita " Intan langsung mengeluarkan hp nya dari dalam tas dan menghubungi ibu nya .
" Bu, intan sudah sampai "
"syukurlah ,Gimana "
" Rumahnya kakak bagus Bu, nyaman intan betah " Didin hanya tersenyum mendengar ucapan intan .
" Nanti ibu ke situ iya sama ayah " Ucpa Iin .
" Iya Bu, tapi kalau mau ke sini kabarin dulu takutnya di rumah tidak ada orang karena mungkin intan sering ikut Kaka " Elak intan bohong .
Tidak mungkin kan saat orang tuanya datang mereka tidak ada persiapan apa lagi kamar mereka terpisah .
Bisa runyam urusan nya apa lagi kalau ibunya sudah bicara bisa sampai pagi .
" Iya,kalau gitu kamu istirahat dulu pasti kamu sangat cape " Ucpa Iin.
" Intan sama kakak lagi mau belanja Bu, soalnya di rumah kosong tidak ada papa " Jawab Intan.
" Iya sudah hati² bilang sama suami mu jangan balap² " Ucap Iin .
" Iya Bu, intan tutup iya "
" Iya " Intan mematikan sambungan teleponnya lalu kembali memasukan dalam tas .
" Ibu bilang apa " Tanya Didin .
" jangan balap bawa mobilnya " Didin hanya mengaguk .
" Kakak ,apa kita harus belanja juga di sana keperluan dapur Maksud nya seperti sayur ,ikan dan yang lainnya " Tanya intan .
" Memang kenapa " Tanya Didin .
" Mahal ,apa tidak ada pasar " Didin tertawa kecil " Ada dek ,nanti kamu pakai motor saja ke pasarnya lagian tiap pagi ada koh yang jual sayuran lewat pakai mobil " Ucap Didin mengacak rambut Intan .
Membuat intan memegang dadanya takut Didin mendengar suara detak jantung nya yang berlomba ingin keluar dari tempat nya .
jangan baper dong Batin intan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dukung intan dan Didin menjadi novel favorit kalian 🥰🥰😘😚
like....koment....vote
Jangan lupa hadiah bunganya dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Intan dan Didin kini sudah sampai di sebuah mall mereka langsung masuk dan menuju tempat perbelanjaan .
" Tunggu dek " Intan pun menghentikan langkahnya menunggu Didin mengambil troli belanja .
" Mau belanja apa dulu " Kini Didin sudah berdiri di samping intan .
" kebutuhan rumah dulu kak, terus bagian dapur " Didin mengaguk saja lalu mereka jalan ke arah bagian peraabunan dan yang lainnya .
Intan memasuki satu persatu yang mereka butuhkan hingga langkah nya berhenti di sebuh rak .
" Kakak sampo apa " Didin menatap rak yang di mana sudah berjejer macam sampo .
" Samakan saja dengan mu begitu juga yang lainnya " Intan langsung mengambil lalu di letakan di troli .
" Camilan dek " Didin menhentikan langkahnya saat melewati rak khusus camilan .
" Tidak usah kak, nanti bikin sendiri " Didin mengaguk lalu mendorong kembali troli nya .
Kini torli mereka sudah setengah nya kini mereka sudah berjalan ke arah bagian dapur .
Intan langsung memasukan bagian bumbu,minyak ,beras dan lainnya setelah itu bagian sayuran ,buah !! Intan menhentikan langkahnya menatap Didin .
" Di pasar saja iya " Ujar intan sedikit berbisik .
" Kenapa " Tanya Didin bingung .
" Mahal " Didin hanya tersenyum lalu mengambil daging ,ayam dan juga ikan Tidak lupa dia mengambil sosis ,Naget dan yang lainnya .
" Ayo ,ada lagi " Tanya Didin .
" Sudah cukup kak " Didin mengaguk lalu mereka siap untuk membayar .
Syukur tidak terlalu banyak antiran sehingga mereka hanya menunggu beberapa menit .
Didin mengeluarkan semua isi troli hingga semuanya sudah di bungkus kembali oleh pegawai dalam kotak .
" 4.346.000 Pak " Didin langsung memberikan kartunya sedang kan intan melototkan matanya bahkan rahangnya sedikit terbuka karena kaget .
Lalu dia menatap belanjaan mereka lalu menatap Didin .
Aku bersumpah ini pertama dan terakhir nya aku belanja di tempat ini ,bahkan ini uang bulanan ku dari kakak ipar . Batin intan menangis histeris.
Sekalipun Didin juga orang mampu belum lagi usahanya tapi uang segitu sayang sekali bagi intan yang kaum jelata seperti nya .
" Ayo "
Ah
Intan langsung mengikuti Daniel sedangkan barang mereka sudah di bawah pegawai mall itu untuk di masukan dalam mobil .
" Kakak "
" Hebm "
" Kenapa banyak sekali " Tanya intan kini mereka sedang turun ke bawah .
" Apa nya " Tanya Didin menatap intan yang berdiri di samping nya . .
" Itu tadi bayarnya " Didin tertawa kecil sambil merangkul pundak intan .
Membuat jantung wanita itu tidak baik² saja tapi sebisa mungkin dia tahan .
" Kamu harus terbiasa,lagian makanya banyak karena semua yang ada di rumah kosong , kita singgah dulu iya " Intan menatap Didin .
" Kemana " Tanya intan polos .
" Kebutuhan mu belum bukan "
" Tidak usah, masih ada koh nanti lagi kak " Bantah intan cepat .
" Jangan menolak " Intan menahan tangan Didin .
" Di pasar saja iya ,di sini pasti mahal kakak di pasar murah² " Didin tidak peduli dia membawa intan masuk dalam toko yang menjual alat pertempuran perempuan .
" silahkan ,ada yang bisa saya bantu pak " Tanya salah satu karyawan .
" Bantu Carikan yang cocok untuk kulitnya, umurnya baru 19 " Ucap Didin sambil menatap sekeliling nya .
" Kakak " Rengek intan manja .
" Mari non "
" Kakak " Didin mendorong pelan tubuh intan membuat wanita itu ikut , sedangkan Didin memilih berkeliling hingga dia berhenti di tempat parfum .
Setelah beberapa saat intan menghampiri Didin " Kakak " panggil intan lirih .
" Sudah " intan mengaguk Didin pun berjalan ke arah kasir " Sudah bayar " Didin langsung menghentikan langkahnya menatap balik Intan " Siapa " Tanya Didin .
"Kamu bayar sendiri dek " Intan mengagguk pelan ,Didin hanya bisa menghela napas panjang " Nanti di rumah kakak ganti " Intan hanya diam saja lalu mereka ke luar dari toko itu .
" Masih ada lagi " Intan menggeleng " Sudah cukup kak ,ini juga sudah mau sore padahal hanya belanja saja tapi makan waktu berjam-jam" Didin hanya tersenyum .
" Iya sudah kita pulang " Akhirnya ke duanya ke luar dari mall yang membuat intan menarik napas panjang .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Simpan saja dek, istirahat saja dulu " Ucap Didin saat melihat intan membereskan belanjaan mereka .
" Sekalian kak, habis itu intan mandi baru masak " Jawab intan tapi tetap fokus pada kerjaannya .
" Kakak bantu " Ucpa Didin.
" Tidak Usah ,kakak mandi saja " Tolak intan halus .
" Sudah jangan keras kepala " Akhirnya mereka membereskan berdua sehingga tidak butuh waktu lama .
" Ah iya laundry bagian belakang iya " Intan hanya mengaguk lalu mengangkat bagian khusus pakaian dan kawan² nya di bawah ke belakang .
" Ini tempat cuci atau tempat apa ?? Bahkan ada kipasnya " Gumam intan lalu membuka laci menyimpan semua barang yang dia bawah .
Setelah itu dia kembali ke dalam lagi kali dia akan membersihkan diri sebelum nanti masak karena sudah mulai gelap .
" apa Kakak Didin sudah di kamar nya " Gumam intan karena tidak melihat sosok itu .
Lalu dia melanjutkan langkahnya naik ke atas menuju kamarnya .
Ceklek .
Intan masuk dalam kamar nya menyimpan barang yang dia beli di mall tadi memikirkan itu ingin sekali intan melempar barang itu ,bahkan itu lebih mahal dari belanjaan keperluan rumah .
Makanya dia lebih memilih membayar sendiri karena takut Didin marah padahal belum tentu tapi lebih baik bayar sendiri.
Toh dia punya uang pemberian Daniel dan Risna yang selalu di simpan selama ini ,tapi bagaimana pun itu sangat di sayangkan .
setelah selesai mengaturnya di meja riasnya dia langsung mengambil handuk dan masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan diri .
Beberapa menit kemudian dia ke luar langsung menuju lemarinya mengambil pakaian nya dan memakainya .
Lalu dia kemeja riasnya hanya memakai krim yang di beli tadi lalu dia menyisir.
Saat semuanya sudah selesai dia keluar dari kamarnya menuju lantai bawah .
Dia menatap ke ruangan tamu dia melihat Didin duduk sambil memangku laptop .
mungkin pria itu sedang bekerja pikir intan karena dia sering mendapatkan Didin melakukan hal yang sama saat masih di rumahnya di kampung .
Intan pun melanjutkan langkahnya ke dapur mungkin membuatkan minuman tidak buruk bukan untuk suaminya .
Sesampainya di dapur intan langsung membuatkan minuman mungkin sebentar dia akan membuat kue tapi untuk sekarang biarkan minuman dulu .
setelah selesai dia langsung mengantar ke depan ke ruangan tamu .
" Kakak " Didin menatap intan Tersenyum " Makasih dek " Intan hanya mengaguk lalu menyimpan minuman itu .
Cantik Batin Didin tersenyum .
Di mana intan hanya memakai kaos dan rok layaknya anak remaja jangan lupa rambutnya di kepang dua membuat Didin gemas sendiri .
Dia seperti memiliki adik bukan istri karena intan cocok nya memang jadi adiknya .
" Kakak " panggil intan gugup karena Didin memperhatikan sejak tadi .
" Kamu seperti anak SD jika begitu " Ucap Didin jujur .
" Jelek iya kak " Didin menggeleng ' Bukan jelek tapi kamu terlihat imut " Boleh kah intan berteriak atau memeluk pria itu .
Ah Tidak !! Tahan intan jangan terlalu murahan baru di puji kamu sudah lupa diri .
" Biasa saja " Jawab intan sekalipun dia tahu jika wajahnya sudah memerah .
" Intan kebelakang iya kak, kalau butuh papa panggil saja " Didin mengaguk saja .
Lalu intan meninggalkan Didin sendirian di ruangan tamu .
" Ah dada ku ,ibu ayah tolong intan " Gumam intan memegang dadanya dan bersandar di dinding sambil tersenyum .
" Ah apa aku harus berpenampilan begini " Intan menggeleng kan kepalanya " Fokus intan fokus ini sudah malam kamu harus masak " Intan menyadar kan dirinya lalu berjalan ke arah kulkas sambil tersenyum malu .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dukung terus Didin dan Intan jadi novel favorit kalian 🥰🥰🥰
like ...koment ....vote
jangan lupa hadiah bunganya dan bintang 5 😘😘😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!