NovelToon NovelToon

I Was Thrown Into Another World, IsThis Alright II

Prolog

Seorang gadis manis dan cantik yang bermata hijau emerald, Sheyta Cyantika. Si gadis yang selalu membuat masalah untuk kakaknya. Sheyta menganggap perbuatan kakaknya yang selalu menolong adiknya ini selalu tidak masuk akal. Biasanya perbuatan Sheyta adalah selalu bertindak egois ketika dia bersalah kepada orang lain, dan dia tidak ingin minta maaf dan hanya bertindak jual mahal.

Ketika Sheyta menabrak preman yang secara kebetulan Sheyta tidak bersalah dalam hal itu, tapi preman itu marah karena mengganggu ketika dia sedang jalan santai.

"Hati-hati dong kalau jalan!"

"Hah?! Bukannya kau yang sudah punya niat untuk menabrakku?!"

Sebenarnya Sheyta tidak ingin menanggapinya, tapi karena preman itu sudah berteriak kepada Sheyta lebih dulu, makanya Sheyta membalas dengan teriakannya juga.

"Hey! kau pikir kau itu siapa, meneriakiku seperti itu? Aku bisa membuat biru kulit putihmu itu ya! Jangan sombong hanya karena kau cantik kau bisa melakukan apa saja!"

"Begitu ya cara orang dewasa yang hanya memikirkan kekerasan, karena mereka merasa yang paling hebat!"

"...Sudahlah Sheyta, kamu juga terlalu berlebihan."

Tiba-tiba seseorang menegur Sheyta dari belakang, yang membuat Sheyta terkejut dengan kehadirannya.

"Tapi kak, aku tidak salah apa-apa, tapi dia malah berteriak kepadaku karena aku tidak tahu kenapa dia malah berteriak. Apa itu yang sering dilakukan oleh orang dewasa?"

"Ya, benar, kamu tidak salah, tapi bukan masalah benar atau salah, kalau kamu membuat orang lain tidak nyaman, sebaiknya kita harus minta maaf. Kalau kamu minta maaf tadi, bukannya  masalahnya akan lebih cepat?"

Meskipun itu masalahnya, tapi membuat Sheyta tersadar kalau masalahnya akan lebih cepat kalau dia minta maaf lebih dulu. Tapi di dalam hatinya masih ada rasa sedikit tidak terima kalau sebenarnya Sheyta tidak ingin minta maaf.

"Maaf atas keributan yang kami buat."

"Y-ya aku minta maaf"

Membungkuk dan kata maaf keluar dari mulut kakak Sheyta dan diikuti oleh Sheyta itu sendiri.

Tapi ketika preman itu menatap mata orang yang dipanggil oleh gadis itu dengan sebutan "kak" preman itu sedikit bergetar ketakutan.

"Ba-baiklah, tapi jangan diulangi lagi."

"Terima kasih."

Kemudian sepasang saudara itu pergi dari preman itu.

Sebenarnya sifat kakaknya yang seperti ini yang sedikit tidak disukai oleh Sheyta, dia selalu yang minta maaf lebih dulu untuk Sheyta karena perbuatan Sheyta, terlepas benar atau salah.

Sedangkan kakaknya adalah orang yang paling dihindari oleh orang-orang yang seusianya, jadi dia tidak pernah mempunya teman sedikitpun. Ketika kakaknya mempunyai teman, dia akan berakhir dengan pengkhianatan di masa lalu.

Oleh karena itu, Sheyta yang populer di sekolah maupun di kalangan masyarakat, membuatnya melimpahkan rasa sayangnya hanya untuk kakaknya, karena kakaknya tidak pernah merasakan rasa sayang itu dari orang-orang. Jadi hanya Sheyta yang menunjukkan perasaan itu.

Namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Ketika Sheyta telat pulang sekolah karena banyak kegiatan yang menumpuk di sekolahnya, hujan deras menyelimuti kota. Dia lupa membawa payung, dengan memaksakan diri Sheyta pulang dengan basah kuyup di sekujur tubuhnya.

Dia tidak sabar melihat kakaknya yang biasanya saat ini kakaknya bilang, "Tumben pulang telat." tapi saat dirumahnya, dia tidak melihat kehadiran kakaknya. Mungkin kakaknya juga terlambat pulang sekolah karena hujan deras.

Namun sejak hari itu kakaknya tidak kunjung pulang. Sheyta yang khawatir terhadap kakaknya, segera mencari tentang informasi tentangnya. Sangat sulit mencari keberadaannya karena kakaknya tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Kalau kakaknya kakaknya punya hubungan dengan orang lain, Sheyta pasti tahu akan hal itu. Memberitahu kepada kepolisian terbukti akan sulit.

Berhari-hari dia mencari keberadaan kakaknya tapi hasilnya nihil. Tapi dengan semua itu Sheyta tetap menjalani kehidupan sehari-harinya dengan normal, meskipun di hatinya sangat perih.

Sheyta yang telah lama menerima upacara penerimaan murid baru di sekolah tahun pertama, merasa bahagia karena telah diterima di SMA yang diinginkannya. Hal itu juga diapresiasi oleh kakaknya, karena itu dia semangat dalam tahun pertamanya sekolah.

Sheyta dengan mudahnya mendapatkan teman di sekolahnya dan dalam beberapa hari dia menjadi populer dalam angkatan tahun pertamanya, bahkan dia juga dikenal dengan tahun kedua dan ketiga. Ini juga berkat dari kakaknya yang selalu membimbingnya.

Kemudian Sheyta juga mengaguminya. Namun, itu tidak membuat Shehyta salah dalam membuat pilihannya. Karena kakaknya berkata demikian.

"Aku tidak tahu siapa yang kamu kagumi, tapi jangan sampai kamu membuat pilihan yang salah karena mengagumi orang itu. Karena itu yang terbaik adalah menjadi dirimu sendiri."

Dia tidak tahu kalau orang yang dikaguminya adalah kakaknya sendiri.

Tapi pernyataannya mempunai makna yang besar, terlepas dari seberapa buruk masa lalu kakaknya. Dia adalah orang hebat yang masih menjaga Sheyta sebagai adiknya sendiri dengan kasih sayang.

"Kamu tahu, semua orang pasti memiliki nilai kehidupan, tapi belum tentu semua orang memiliki kesetaraan."

Alih-alih mengalihkan topik, kakaknya berkata hal yang membingungkan.

"Apa maksudmu?"

Sheyta mengerti tentang artinya nilai kehidupan. Itu berarti idealisme. Semua orang pasti memiliki idealisme dalam individu masing-masing, tapi yang dipikirkan Sheyta adalah tentang kualitas bukan tentang kuantitas.

Namun Sheyta tidak mengerti apa yang dikatakan kakaknya tentang "Kesetaraan". Apa dia sadar kalau kakaknya tidak pernah mendapatkan perlakuan yang setara dalam masyarakat?

Jika itu berarti tentang kedudukan yang sama di mata hukum maka Sheyta mengerti tentang itu. Tapi, yang dikatakan kakaknya pasti bermakna kompleks.

"Aku tidak bisa mengatakan hal itu dengan kata-kata. Tapi kalau kamu belum pernah memasuki kegelapan dunia ini, maka kamu tidak akan tahu arti dari kata-kata itu."

Tentu saja Sheyta tidak pernah mengalami hal itu, tapi Sheyta tahu kalau kakaknya sudah memasuki cukup dalam ke dunia itu. Jadi Sheyta tidak bisa berkata apa-apa.

"Aku sedikit sedih mengatakan ini, tapi aku sudah menjadi seperti ini dan aku sudah terbiasa. Aku ini penyendiri maka aku bekerja sebagai seorang pengamat, jadi aku cukup mengerti tentang hal ini."

"Apa itu berarti melihat orang dari kedua sisi? Seperti melihat objetivitas ketimbang subjektivitas?"

"Ya. Kira-kira seperti itu."

"Hmm..."

Sepertinya Sheyta sudah sedikit mengerti apa yang dikatakan kakaknya. Tapi dia tidak bisa melakukan hal itu karena popularitas mereka berbanding terbalik.

"Jadi inilah kenapa kamu menyembunyikan kemampuanmu saat kakak masuk ke SMA? terlepas kejadianmu saat SMP yang menyedihkan."

"Ah, hey, nyelekit sekali kalau masa SMP ku semenyedihkan itu."

"Maaf."

"Kenapa kamu minta maaf? Tapi kupikir memang masa laluku itu menyedihkan. Meskipun sudah dua tahun berlalu dari kejadian itu, tapi memori itu masih sering terlintas di kepalaku."

Kejadian itu sangat berkesan bagi Sheyta, karena dia satu sekolah dengan kakaknya saat SMP. Sheyta pikir itu adalah kejadian yang sangat kejam untuk kakaknya sehingga menjadi topik yang paling sering dibicarakan pada waktu itu.

Kakaknya menjadi incaran kebencian dari tahun angkatannya. Bahkan tahun angkatan lain mempunyai hubungan atau menyukai 'gadis itu' ikut membenci kakaknya dan akhirnya seluruh angkatannya pun membencinya.

Mungkin hanya Sheyta yang mengetahui kalau itu hanya fitnah yang tak beralasan, tapi Sheyta pun bingung kenapa dia tidak ikut menjadi incaran kebencian selanjutnya. Meskipun hanya segelintir orang yang tahu tentang hubungan kakak beradik ini, tapi seharusnya orang itu menyebarkannya dengan rumor buruk.

Dia berpikir apakah kakaknya bertindak sesuatu?

Sheyta yang tahu apa yang ingin ditanyakannya, tidak menanyakan pertanyaan itu sampa dua tahun lebih berlalu.

"Kenapa kakak tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi?"

"Ini bukan perkara yang mudah. Saksi tidak usah diharapkan ada, bahkan bukti sedikitpun tidak ada. Lagipula posisiku sangat tidak menguntungkan waktu itu. Orang-orang sekitar melihat aku jalan berdua dengannya, mungkin 'dia' sudah memberikan informasi bahwa aku akan datang kerumahnya dengan alasan yang tidak diketahui. Sehari berikutnya akulah yang diskakmat olehnya. Karena popularitasnya yang tinggi jadi aku tidak bisa membantahnya."

"Kalau dipikir-pikir, waktu itu ada sedikit orang yang mengetahui kalau kita adalah kakak beradik dan aku tahu kalau dia juga membencimu, pasti dia menyebarkan tentang hubungan kita dan kemudian aku menjadi sasaran selanjutnya, kenapa aku tidak begitu?"

Sheyta adalah gadis yang cerdas. Jadi ketika dia mengetahui itu, dia pasti akan mengerti kejadian selanjutnya dan aneh kalau itu sampai tidak terjadi.

Namun jawaban dari kakaknya membuat dia kehilangan kata-kata.

"Hmm... itu rahasia."

"Rahasia ya?"

"Kamu pasti mengerti."

Ini bukan karena Sheyta tidak mengerti dari jawabannya, tapi sebaliknya. Sheyta mungkin mengerti apa yang dimaksud kakaknya.

Sheyta berspekulasi kalau kakaknya mungkin melakukan sesuatu dari balik layar. Sheyta yang tahu kalau kakaknya melakukan sesuatu yang dipikirkan olehnya maka caranya agak sedikit ... kasar.

Jika orang lain mengetahui itu selain Sheyta mungkin akan ketakutan. Tapi itu hanya berbeda jalan – berbeda dari orang yang sering melaluinya. Orang-orang sering memakai jalan itu, tapi kakaknya memilih jalan yang lain.

Setelah mengetahui hal itu, hati Sheyta seketika melompat, karena dia tahu kalau niat sebenarnya kakaknya adalah hanya untuk kenyamanan Sheyta.

"Begitu ya..."

"Kamu nggak marah?"

"Buat apa aku marah? Aku marah kalau kakak ngelakuin sesuatu yang egois."

"Ya, aku tidak bisa mengelak darimu. Lagipula aku tidak mau membuat adik kesayanganku menderita karena kecerobohanku." Kata kakaknya yang sedang melihat berita di televisi.

Karena itu seketika Sheyta tersipu.

"Ah, ah itu, be-begitu ya?! Itu, itu barulah kakak kesayanganku..."

Sheyta berusaha mengatasi kepanikannya saat ini. Beberapa saat kemudian dia melanjutkannya dengan tenang.

"Tapi terima kasih sudah menyelamatkanku."

"Itu bukan apa-apa."

Sheyta yang memeluk lututnya kepikiran tentang pertanyaan yang terlintas di kepalanya. Meskipun dia sudah menanyakan tadi, tapi kakaknya berusaha mengalihkan topik.

"Kak, tentang kenapa kakak menyembunyikan kemampuan akademis dan kemampuan fisik saat di SMA?"

"Hey, bukannya kita sudah melenceng dari topik sebenarnya? Lagipula pembahasan ini tidak menarik sama sekali."

"Tapi ini menarik bagiku."

Secara tidak langsung saat Sheyta berkata seperti itu, maka kakaknya sudah berada pada genggaman Sheyta.

"Huh, baiklah."

Setelah helaan napas yang berat, dia mencoba memberi jawaban yang bisa diterima oleh Sheyta.

"Aku tidak ingin mencolok..."

Setelah jeda yang cukup lama, Sheyta ingin mendengar jawaban selanjutnya. Tapi itu tidak terjadi.

"Sudah?"

"Ya, sudah."

"Huh, aku menyesal karena berharap terlalu berlebihan. Bagaimana aku akan mengerti tentang apa yang kakak katakan?"

"Yah kamu bisa mencari makna itu sendiri."

"Ah, tetap saja aku tidak mengerti."

Dalam yang serupa Sheyta sering mengeluh karena ingin mendapatkan perhatian kakaknya. Tapi kali ini Sheyta benar-benar tidak mengerti, Sheyta mencoba mendorong keinginannya untuk membuat kakaknya berbicara.

"Kak, ayolah. Ini mungkin akan membuatku lebih baik. Lagipula kalau aku tidak ada solusi, aku akan menanyakan itu pada kakak."

"Ya, baiklah..."

Akhirnya kakaknya menyerah setelah didesak Sheyta.

Kakak dari Sheyta menarik napas dalam-dalam, kemudian mengatakan.

"Begini, apa yang kamu lakukan jika orang lain tidak menghancurkanmu?"

Mendengar pertanyaan itu Sheyta sedikit bingung. Namun dia mendapatkan jawaban yang terlintas di kepalanya.

"Mmm... mungkin aku tidak akan memperlihatkan kelemahanku."

"Benar. Kalau musuhmu tidak melihat kelemahanmu, maka dia akan kesulitan untuk mencari kelemahanmu. Kelebihanmu bisa jadi kelemahan terbesarmu. Maka kamu harus hati-hati dengan orang licik seperti itu. Jika kamu salah langkah kamu tidak akan bisa menarik langkahmu kembali."

"Misalnya seperti apa?"

"Banyak sekali. Aku tidak bisa menyebutkannya padamu satu persatu."

Sheyta mengerti kalau itu banyak. Tapi, ketika Sheyta merasa kalau ini ada hubungannya dengan dirinya maka Sheyta akan bertanya lebih jauh.

"Salah satunya?"

"Kita akan mencoba yang mudah dulu. Misalnya dalam Game... ketika kamu mengeluarkan serangan terkuatmu apa yang akan musuhmu lakukan?"

Sheyta sedikit mengerti akan hal itu.

"Kupikir ada dua sisi. Orang bodoh dan orang pintar. Jika orang bodoh yang melihat serangan itu maka mereka akan panik dan kalah dalam sekejap. Kemudian jika orang pintar ketika menghadapi serangan itu maka mereka akan memikirkan cara yang terbaik untuk menghindari atau memblokir serangan itu. Kemudian mereka akan melanjutkan dengan serangan balasan tanpa menunjukan kekuatan asli mereka. Itu yang kupikirkan."

"Benar sekali. Di situlah kesalahan terbesaran dari si penyerang pertama ketika dia mengeluarkan serangan terkuat mereka, dan mereka yang diserang sudah mengetahui trik untuk menghadapi serangan kuat itu dan akhirnya itu menjadi kelemahan dari si penyerang."

Akhirnya Sheyta benar-benar mengerti tentang mengapa kakaknya menyembunyikan kemammpuannya, tapi masih ada yang menyangkut dalam pikirannya.

"Ah, ada satu lagi."

"Satu lagi?"

"Ini mungkin sering terjadi atau jarang terjadi aku tidak tahu. Tapi yang jelas ada satu kelemahan ketika kamu menjadi populer di sekolah."

"Iya kah?"

Mungkin Sheyta yang tidak percaya pada hal itu, karena Sheyta termasuk ke dalam kategori hal itu.

"Kepintaran maka  akan menarik perhatian kelasmu, ditambah dengan kecantikanmu, maka kau akan menjadi populer di kelas. Seiring berjalannya waktu maka kau akan dikenal oleh seluruh kelas. Tidak heran jika ada yang iri denganmu dan berusaha menyingkirkanmu, tidak peduli sekasar apa cara mereka untuk menyingkirkanmu. Karena itu kelebihanmu bisa jadi kelemahan terbesarmu."

Akhirnya sesuatu yang menyangkut tadi akhirnya terlepas dari pikiran Sheyta.

"Bukankah ini sedikit mirip dengan efek kupu-kupu?"

"Ya benar. Maka dari itu kelemahanmu bisa menjadi sumber kekuatanmu dan begitu pula dengan kekuatanmu bisa menjadi sumber kelemahanmu."

Inilah percakapan antara kakak beradik sebelum kakak Sheyta menghilang.

Sheyta yang sangat merindukan percakapan itu hanya bisa merasakan kerinduan di dalam hatinya.

Sheyta menyesal karena dia tidak lebih banyak mengobrol dengan kakak tersayangnya, tapi penyesalan itu tidak berguna setelah semua itu terjadi dan hanya merasakan sakit di hatinya...

つづく

Intermission

Sheyta sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah dengan beberapa temannya, kemudian dia segera berpisah dengan temannya. Tiba-tiba dia merasakan hal yang tidak biasa, langit cerah tiba-tiba menjadi mendung dan turun air hujan yang cukup deras.

Saat dia bergegas ke rumahnya, badai menghampiri tempat itu dan angin kencang memutar di tempat Sheyta berlari.

Sheyta yang panik dengan sekejap terhisap oleh angin itu dan pandangan Sheyta mulai kabur.

"Apakah kita berhasil memanggilnya?"

Saat Sheyta tersadar, dia mendengar beberapa orang sedang membicarakan sesuatu di hadapannya.

Orang-orang itu terlihat memakai jubah penyihir di seluruh tubuhnya. Sheyta berpikir bahwa ini adalah mimpi yang terlihat nyata, seperti yang telah ia baca sebelumnya saat dia membaca novel fantasi bersama kakaknya. Dia diam-diam menyukai dan menggemari hal tersebut, bahkan dia menyembunyikan hobi itu dari kakaknya.

"Ya. Kita berhasil mendapatkan 'Mahluk Panggilan' yang cukup langka."

"Kita sudah berbulan-bulan untuk menyiapkan hal ini."

"Benar sekali."

Sheyta yang mendengar hal itu seolah-olah tidak percaya kepada pendengarannya sendiri. Dia menganggap ini adalah mimpi yang terlalu melampaui fantasi seseorang. Tidak percaya mengenai hal itu, Sheyta perlahan bangkit.

"Tapi kalau dilihat-lihat, kita sepertinya mendapatkan 'Mahluk Panggilan' yang tipenya ras manusia, bukan?"

"Ya, aku cukup khawatir tentang kebencian kita kepada manusia, tapi kita kita tidak bisa menganggap dia lemah. Kita tidak bisa melihat buku dari sampulnya."

Sheyta tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh orang-orang berjubah ini. Jika apa yang terjadi sekarang adalah kenyataan, dia mungkin akan berteriak sekeras mungkin untuk meminta tolong. Dia tidak seperti kakaknya yang selalu tenang setiap saat, meskipun Sheyta kadang bingung dengan isi hati kakaknya, karena beberapa sifat dan kebiasaan Sheyta itu berbanding kebalik dengan kakaknya yaitu Yuuki.

Setelah beberapa percakapan yang menurut Sheyta membingungkan, orang berjubah itu berbalik menghadap Sheyta.

"Baiklah... Kemampuan apa yang kau miliki?"

Orang itu bertanya dengan nada berat. Sheyta tidak pernah memperkirakan dia akan bertanya hal seperti itu. Sheyta pikir, untuk pertama kalinya dia akan bertanya tentang namanya. Tapi kenyataan berkata sebaliknya. Bahkan Sheyta belum mengetahui situasinya, lalu dia ditanya dengan pertanyaan berat seperti itu, membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Hey! Apa kau bisa bicara?"

Dia membentak, tangannya memegang dagu Sheyta untuk memaksa Sheyta menghadap wajahnya.

"Y-ya. A-aku bisa bicara. Tapi aku tidak mengerti apa yang kau katakan."

Lalu dengan sekejap perasaan sakit di pipi kiri Sheyta. Ketika Sheyta ditampar oleh orang berjubah itu, Sheyta tidak menyadari kalau dia telah ditampar.

Aku tidak tahu sama sekali siapa dan dimana ini... Aku takut sekali kak...

Sheyta adalah anak yang pemberani, tapi dalam hal ini ketakutan menyelimuti tubuhnya, mau beberapa kali dia memanggil kakaknya dalam hati, dia tidak akan membantunya saat ini,  bahkan Sheyta juga tidak tahu kenapa situasinya seperti ini.

"Kita sudah melakukan sejauh ini, tapi kita mendapatkan mahluk yang gagal?! Benar-benar tidak bisa dipercaya."

Orang itu murka dan mencoba mengeluarkan nafsu membunuhnya kepada Sheyta. Menyadari hal itu, Sheyta bergetar ketakutan dan merasa ingin menangis.

"Tunggu sebentar Tuan Hit. Kita mungkin akan membangkitkan kekuatannya dengan menyiksanya."

Sekali lagi, Sheyta berharap ada yang menolongnya. Dia tidak peduli orang semacam apa dia, yang penting Sheyta ingin melarikan diri dari tempat itu, tidak peduli jika dia berada di tepi jurang, Sheyta tidak akan berpikir dua kali untuk melompat agar terhindar ancaman yang dibicarakan orang berjubah itu.

"Hey! Kau tidak bisa melakukan hal itu. Jika Tuan Sailor tahu, kita bisa dijadikan abu dalam sekejap! Kau tahu itu bukan?"

"Benar juga. Meskipun mahluk yang kita panggil kita ini gagal, berarti kita harus melatihnya agar kekuatannya bangkit begitu? Kalau itu caranya, aku tidak yakin manusia ini akan bertahan menghadapi pelatihan kita."

"Bukannya itu lebih baik daripada kita menyiksanya? Lagipula Tuan Sailor hanya peduli dengan kekuatan, tidak peduli bagaimana cara untuk membangkitkan kekuatannya, tapi menyiksanya itu tidak akan lebih baik."

"Berarti tidak ada pilihan lain."

Awal hari yang buruk telah dimulai untuk Sheyta. Sheyta dipaksakan untuk membangkitkan kekuatannya. Meskipun dia belum mengerti apa yang terjadi, Sheyta tetap terpaksa menjalani kehidupan yang tidak biasa ini.

Fisik dan mentalnya dilatih dengan cara yang keras dan kejam. Hampir melewati batas manusia itu sendiri. Dia dilatih mengontrol Mana yang ada di dalam tubuhnya, diajarkan berbagai strategi untuk berperang, membunuh dan bertahan hidup.

Berbagai kerja keras yang telah didapatkannya. Sheyta tidak bisa apa-apa dalam menghadap hal ini, dia tetap terpaksa dalam melakukannya, tapi inilah cara untuk bertahan hidup. Karena proses ini mungkin dia dapat mencari kakaknya di dunia yang berbeda ini. Meskipun persentasenya sangat kecil.

Melalui pelatihan dan kerja kerasnya. Dia membangkitkan kemampuan unik 'The Tempest', keahlian ini memiliki tiga fungsi utama yaitu Offensive, Defensive, dan Balance. Pada dasarnya kemampuan itu memanipulasi listrik, Elektromagnetik, dan sebagainya.

Offensive...

Kemampuan ini adalah untuk menyerang lawan. Menyerang dengan elektromagnetik yang menyebar ke arah lawannya. Kemampuan ini dapat difokuskan dalam satu titik menjadi guntur yang bisa menghancurkan lawan dalam sekejap.

Defensive...

Kemampuan pertahanan yang memanipulasi energi elektromagnetik menjadi pelindung seluruh tubuh. Energi ini menyelimuti tubuh si pengguna dengan energi elektomagnetik yang membentuk sebuah penghalang.

Balance...

Kemampuan serangan sekaligus dalam bertahan. Menciptakan energi listrik yang sangat kuat yang dapat menyerang dan bertahan. Bahkan saat penggunanya diserang, yang akan merasakan dampaknya adalah si penyerang.

Tapi pertahanan Balance tidak lebih kuat daripada Defensive, dan kekuatan serangnya tidak lebih kuat daripada Offensive.

Namun sebelum itu, Sheyta telah memikirkan rencana yang cukup berbahaya.

Sebelum Sheyta menguasai kekuatan dengan sepenuhnya, dia berencana untuk berpura-pura untuk menyembunyikan kekuatan penuhnya dari orang-orang berjubah penyihir ini. Sheyta cukup menunggu sampai mereka lengah terhadap penjagaan mereka, sehingga mereka berpikir bahwa Sheyta masih dalam tahap pelatihan dan tidak mungkin melakukan pemberontakan.

Dengan semua itu, Sheyta berencana untuk melarikan diri dan melanjutkan rencana awalnya untuk mencari kakaknya. Dia tidak tahu apakah kakaknya juga terkirim ke dunia ini. Dia berpikir kalau kehilangan kakaknya dirumah benar-benar kejadian yang aneh. Dengan tas dan seragam sekolah yang masih berantakan di rumahnya saat di masa lalu. Yang artinya kakaknya benar-benar sudah pulang saat waktu itu.

Lalu hari ini...

Sheyta mulai melaksanakan rencananya. Pada awal dia datang ke dunia ini, dia datang di tempat ruang bawah di kastil istana yang sangat besar. Dan saat dia berlatih kemampuannya, dia ditempatkan di ruangan khusus dalam bawah tanah kastil. Setidaknya Sheyta tahu kalau ada beberapa ruangan di tempat ini, meskipun dia tidak bisa mengetahui semua tempat ini.

Tempat ini seperti labirin yang sangat membingungkan, tapi Sheyta tahu kalau dia berada di dalam sebuah kerajaan yang sangat besar. Pemikiran Sheyta berlaku kompleks, jadi Sheyta sudah berpikir sampai situ.

Yang dia simpulkan bahwa jika dia berhasil keluar dari ruangan bawah tanah ini, maka dia akan bebas dari penjara yang mengikatnya pada hari ini. Mungkin jika memikirkan skenario terburuk, dia akan berhadapan dengan salah satu penyihir ataupun beberapa penyihir.

Pada dasarnya ruangan ini memiliki banyak ruangan. Dan ruangan itu juga seluruhnya belum pernah dimasuki oleh Sheyta. Jadi dia berpikir tempat ini seperti labirin. Mungkin di berbagai tempat ada jebakan yang menantinya dan banyak juga penghalang untuk mencegah Sheyta keluar dari tempat itu. Lagipula itu belum dihitung dengan penjagaan oleh para penyihir.

Mereka berpikir bahwa Sheyta adalah manusia yang kekuatannya cukup langka. Jadi kemungkinan besar dia akan dijaga ketat oleh para penyihir. Tapi semua itu tidak masalah bagi Sheyta, karena dia memiliki kemampuan yang sangat kuat. Bahkan para penyihir itu belum tahu tentang kemampuan sejati Sheyta.

Dengan semua masalah, seperti penjagaan ketat oleh para penyihir dan labirin. Mereka semua tidak dapat menyebabkan masalah lebih bagi Sheyta. Karena Sheyta mempunyai Skill yang selalu aktif, Elektromagnetik Sensor, perangkat yang dapat mendeteksi dan mengukur properti fisik dan mencatat, menunjukkan atau meresponnya.

Dengan kemampuan yang seperti itu, Sheyta dapat mengetahui pengawasan dari para penjaga ruang bawah tanah, melalui kemampuan Elektromagnetik Sensor-nya. Jadi dia dapat mengetahui jebakan maupun orang-orang yang mengawasinya.

Sejauh ini dalam pelaksanaan rencananya cukup berhasil tanpa halangan. Orang-orang yang memakai jubah penyihir yang sedang berjaga di sekitarnya dengan mudah dilumpuhkan oleh kemampuan Sheyta. Dia menyembunyikan hawa keberadaannya, lalu dia hanya menyentuh bahu para penyihir itu. Dengan sekejap mereka lumpuh tidak sadarkan diri.

Inilah hasil pelatihan yang didapatkan Sheyta. Bahkan dia terkejut kalau kekuatannya bisa seefisien ini untuk melumpuhkan orang.

"Mereka pikir aku ini siapa? Aku itu adalah adik dari kakak yang sangat cerdas tahu! Kalian semua tidak bisa meremehkanku!" Ucap Sheyta dengan bangga setelah melumpuhkan semua penjagaan ketat di ruangan itu.

Dia berpikir apakah kekuatannya yang terlalu besar atau memang penyihirnya yang terlalu lemah dan meremehkannya? Dia tidak tahu dengan apa dia menjawabnya. Meskipun cukup lama untuk keluar dari ruangan bawahtanah itu, tapi kesulitannya cukup mudah untuk dilewati.

Tujuannya saat ini, dalam beberapa langkah kemudian akan berhasil. Akhirnya dia dapat melihat cahaya matahari yang berhari-hari tidak dapat dilihat Sheyta.

"Akhirnya..."

Tapi, rencana yang dia pikir cukup mudah telah gagal dengan kehadiran seseorang.

つづく

Intermission : Pion yang Terpanggil

"Heh, sepertinya aku telah meremehkanmu. Para bawahanku juga sepertinya sangat meremehkanmu."

"Cih, siapa di sana?!"

Sheyta yang kesal, dengan cepat membalikkan badannya.

"Namaku Hit, Tuan Sailor adalah tuanku yang agung." Katanya yang membungkuk sambil menampilkan senyum sombong.

Sheyta terkejut dengan kehadirannya yang tidak bisa dideteksi oleh 'Electromagnetic Sensor' miliknya. Tapi dia menyadari sesuatu kalau dia tidak menanyakan namanya. Jadi Hit ini adalah orang yang pertama kali yang menamparnya dalam keadaan lemah. Hit ini masih memakai jubah penyihir yang gelap sehingga tidak pernah sedikitpun Sheyta melihat wajahnya.

Kemampuan macam apa itu yang bisa menghindari kemampuanku?!

Sheyta berbicara dalam hatinya sambil menunjukkan kekesalannya. Padahal tujuan Sheyta untuk keluar dari tempat itu hampir tercapai.

Mungkin dengan segala pengalaman, seseorang yang bernama Hit ini akan lebih kuat daripada Sheyta. Jika itu masalahnya, semua yang tersisa dan pilihan satu-satunya adalah melarikan diri.

Dengan skenario terburuk adalah penangkapannya. Jika dia sudah sejauh ini dan berbuat kesalahan, Sheyta mungkin tidak akan melihat kakaknya untuk selamanya. Dia akan disegel dan dijadikan pion oleh orang-orang yang mengendalikan semuanya dari balik layar.

Dalam beberapa pengetahuan Sheyta, dia mengetahui rahasia kejam dibalik semua ini, selama dia ingin memberitahu kepada orang yang ditujunya, maka keselamatan dunia akan terjaga. Namun, itu akan berhasil jika dia sampai ke dalam tujuannya.

Melarikan diri adalah prioritas utama Sheyta saat ini. Namun, Sheyta tahu kalau musuh tidak akan membiarkannya pergi.

Setelah mengambil keputusan, dia akan melakukan perlawanan terhadap musuhnya.

"Kau tahu tentang rencana kami?"

"Aku tahu kalau kau sudah tahu, tapi kau masih meremehkanku, ya?"

"Yah, kalau itu... Sebaiknya kau lebih baik dikendalikan lebih dulu!"

Musuhnya yang pertama kali menyerang saat dia menyelesaikan kalimatnya.

Dia melakukan serangan menggunakan tangannya dengan menusuk ke bagian tubuh Sheyta.

Mata Sheyta membulat, namun serangannya tidak berhasil terhadap Sheyta. penghalangnya bekerja pasif saat dia diserang.

Saat Sheyta membuat jarak, dia mengeluarkan belatinya. Itu mulus dan cepat.

Sheyta melapisi belati itu dengan energi transformasi elektromagnetik. Ada keanggunan dalam serangan ganasnya saat Sheyta menebas Hit. Lalu Hit itu menghindari serangan dengan gerakan minimal, Sheyta sedikit menaikkan sudut bibirnya karena itu.

Sheyta harus cepat dalam menyelesaikan pertarungannya. Jika tidak, musuhnya akan mendapatkan bantuan. Dan akhirnya Sheyta yang akan kalah.

Dalam memasuki pertarungan ini, Sheyta memasuki mode 'Balance' karena dia masih belum mahir dalam pertarungan yang sesungguhnya. Belati itu dilapisi oleh energi elektromagnetik, semakin dia memperkuatnya maka semakin panjang belatinya dalam bentuk energi listrik.

Selain itu, Sheyta telah melihat preferensi Hit dalam pertempuran. Orang ini sangat mudah terpancing dan terlalu mudah marah. Jika itu masalahnya, Sheyta akan berusaha menipu dengan serangan sederhana seperti ini.

Saat dia berpikir, Sheyta melanjutkan serangannya. Tangan kanannya memegang belati sementara tangan kirinya dialiri energi elektromagnetik. Dia tidak ragu untuk melakukannya saat menyerang ketika dia mengamati reaksi Hit.

Tapi reaksi dan tubuh Hit terlalu cepat. Mungkin itu adalah kemampuan sebenarnya. Ketika Sheyta mendaratkan serangan kombonya, Hit langsung berada di belakang Sheyta dan memberikan serangan balasan.

Serangan Hit tidak bisa diremehkan. Tusukan tangannya benar-benar dapat menembus penghalang mode Balance milik Sheyta.

Jika Sheyta tidak memasuki mode Defensive secara instan, dia mungkin sudah mendapatkan luka fatal. Tapi Hit ini tidak menjadi ceroboh, dia masih berhati-hati dengan kedua tangan Sheyta.

Sheyta masih mempunyai beberapa kemampuan yang belum dia coba sebelumnya, karena dia masih belum bisa mengendalikannya. Tapi dia tidak ada pilihan lain untuk mencobanya dalam situasi yang darurat ini.

Meskipun berpikir seperti itu, Sheyta masih tidak mengerti kalau Hit lebih cepat menghindari tangan kirinya Sheyta. Apakah dia akan dapat dilumpuhkan dengan serangan itu secara langsung? Sheyta mungkin akan mencobanya. Di pertempuran yang seperti ini, Sheyta harus bertarung dengan kecepatan, karena Hit juga memiliki kecepatan bayangan yang sangat sulit dilihat.

"Kau hebat juga ya, manusia rendahan."

"Heh, aku tidak peduli omong kosongmu."

Hit membuat jarak saat berbicara. Dia mengatakan hal itu dan membuat Sheyta bingung.

Saat dia bertukar pandangan, Sheyta berlari dan membuat kemenangan pada dirinya. Disaat yang sama Hit juga melesat dengan kecepatan bayangan.

Sheyta melempar belatinya ke arah Hit, lalu dengan mudah Hit menghindarinya dan Hit tersenyum kalau trik semacam itu tidak bisa melukainya.

"Kau pikir serangan itu bisa melukaiku?

Setelah Hit berkata seperti itu, beberapa mili detik kemudian, dia tidak percaya apa yang dilihat matanya.

"Kena kau..."

"Apa!"

Disaat yang sama, saat belati itu meleset dari musuhnya, Sheyta dengan gerakan cepat yang merobek udara, berada di titik yang sama saat belati itu masih melayang di udara.

Sheyta berada tepat di belakang Hit dan melancarkan serangan dengan belatinya lagi... Menusuk bagian belakang Hit dengan belati yang memiliki kekuatan satu juta volt energi transformasi elektromagnetik.

Ketika dia melakukan serangan instan seperti itu, reaksi Hit seakan tidak mempercayai kecepatan yang dimiliki Sheyta. Serangan itu bahkan menggetarkan tanah ruangan istana itu. Dengan sekejap orang yang bernama Hit ini tidak sadarkan diri, mungkin orang ini telah mati.

Tanpa berpikir panjang, Sheyta melarikan diri dari tempat itu.

****

Saat ini, setelah beberapa jam dia melarikan diri dari kastil istana, Sheyta sedang berjalan-jalan santai di pusat perbelanjaan di Kekaisaran Engrayn. Akhirnya dia benar-benar mengetahui kalau dia sudah terpanggil ke dunia yang berbeda ini.

Terkadang dia melihat demi-human yang sedang berlalu-lalang dan tidak sedikit juga mereka yang berdagang di tempat ini. Mereka juga menawarkan produk lokal kepada penduduk. Dan kadang-kadang dia juga melihat beberapa orang menjadi budak yang sedang ditarik oleh majikannya.

Dalam beberapa kasus, Sheyta melihat orang-orang yang berpakaian penyihir. Saat dia melihat mereka, Sheyta langsung bersembunyi dan menyembunyikan keberadaanya. Ini adalah salah satu keuntungan yang telah ia dapat dalam pelatihannya.

Meskipun pakaiannya saat ini tidak terlalu bagus, Sheyta tetap tidak mempermasalahkan hal itu. Saat dia melihat pakaian yang bagus dalam lemari kaca, mata Sheyta terlihat bersinar saat menatapnya. Beberapa orang melihat Sheyta dan barang-barangnya saat mereka berjalan melewatinya.

Itu adalah bukti beberapa modisnya ibukota Engrayn saat itu. Semua jendela itu sangat mahal. Meskipun barang kaca menjadi barang biasa di pasaran, membeli satu panel kaca dengan ukuran yang besar ini akan membuat seseorang membeli perhiasan yang sangat langka.

Itu adalah salah satu pemandangan yang menarik perhatian Sheyta saat di dunia ini. Tapi saat dia memikirkan hal itu, Sheyta kembali lagi berpikir bagaimana caranya dia mengevaluasi situasinya dari awal.

Bagaimana caranya aku mencari kakak dalam situasi yang rumit ini?

Sheyta berpikir apakah ada kemampuan pendeteksi keberadaan orang lain di dunia ini. Jika ada, maka tidak akan sulit untuk mencari kakaknya di dalam dunia yang berbeda.

Saat Sheyta berpikir, waktu tetap berjalan. Sore hari yang menghembuskan angin, membuat dia lelah. Lalu...

"Apa yang terjadi..."

Kesadarannya perlahan mulai menghilang.

Dia melihat dua orang mendekat, dan membawanya pergi.

Dia tidak bisa menggunakan kemampuannya, Sheyta memikirkan bagaimana caranya mereka dapat menghentikan kekuatannya. Apakah ada orang yang dapat menghentikan saraf di dalam tubuh Sheyta? Tapi kemampuan macam apa yang bisa menembus dengan mudah kemampuan Defensive yang masih bekerja aktif milik Sheyta?

Lalu, Sheyta tiba-tiba ingat kalau ada kemampuan yang dapat mengabaikan pertahanan lawan secara absolut, menargetkannya lalu melumpuhkannya. Meskipun dia tidak mengetahui kemampuan apa itu, tapi yang dia tahu bahwa kemampuan itu banyak dimiliki oleh Assassin. Dengan kata lain, Sheyta diserang oleh penembak jitu dari jauh.

Seberapa jauh dia menyerang, seribu meter? Tidak. Dua ribu meter jauhnya.

Kemampuan Elektromagnetik sensor-nya dapat mencakup luas sekitar 500 meter. Jika penembak jitu itu menyerangnya lebih dari 500 meter dari sensor milik Sheyta, yang dapat ia ketahui bahwa serangan dari penembak jitu itu kemungkinan besar dapat mengabaikan hukum fisika. Karena seorang profesional pun akan kesulitan dalam hambatan udara dan gravitasi saat pelurunya ditembakkan.

Kesadarannya perlahan menghilang saat ia ingin mengetahui hal itu lebih jauh, dan setiap inci tubuhnya perlahan tidak bisa di gerakan.

つづく

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!