Kim Bae Aerum gadis cantik, periang dan ceria. Dia harus merasakan pahitnya kehidupan di usia yang masih sangat muda. Aerum disalahkan oleh ayahnya menjadi penyebab meninggalnya ibu mereka.
“Maafin Aerum pa ...” ucap gadis itu sambil menagis tersedu sedu.
“Apa dengan kata maaf istri saya bisa hidup kembali ha ...!” bentak tuan Kim.
Rumah yang dulu diisi dengan suara canda tawa kini hanya terdengar suara isakan pilu dan teriakan marah. Membuat orang yang mendengar nya menjadi takut. Termasuk putra dan putri dari keluarga tersebut. Aerum yang dijadikan tersangka atas hilangnya salah satu pilar yang mengayomi mereka hanya diam dan menangis. Gadis kecil itu tidak tau apa yang harus dia lakukan. Bahkan saudari kembarnya yang membelanya tak lupuk dari kemarahan sang tuan rumah.
“Papa jangan salahkan Aerum, Aerum pasti juga sangat sedih dan Papa malah menyalahkan dan ingin mengusirnya, Hana mohon Pa .... Jangan pisahkan Hana dengan Aerum,” mohon Hana dengan air mata yang terus mengalir dari mata cantiknya.
“Kakak kenapa Diam saja, tidak mengatakan apapun pada papa?” tanya gadis itu pada kakak laki-lakinya.
“Ryung ... bawah adik kamu dan kurung dia di kamarnya sekarang juga!” perintah tuan Kim
“Baik pa ...” sahut bocah lelaki itu pasrah.
“Dan kamu cepat keluar dari rumah saya, Saya tidak Sudi melihat wajahmu yang sudah membunuh istri saya!” teriak tuan Kim.
Tuan Kim tanpa perasaan langsung menyeret Aerum keluar dari rumah. Dan melempar sebuah tas yang berisi baju baju milik Aerum.
Aerum benar benar tidak menyangka bahwa ayah dan keluarga yang sangat ia sayangi menjadi seperti ini. Bahkan Kakak laki lakinya tidak membelahnya sama sekali dan tidak mengatakan apapun.
“Pa ... beneran mengusir Aerum?” tanya gadis itu tak percaya.
" Ya ... apa ucapan saya tak jelas padamu!” bentak tuan Kim pada putrinya.
“Nanti Aerum tinggal dimana pa. Kalau Aerum tidak tinggal di rumah ini?” ucap gadis itu dengan polosnya.
“Mana ku tahu, itu urusan mu sendiri bukan urusanku, dan kau bukan putri ku lagi, apa kau mengerti anak sialan!” bentak tuan Kim dengan wajah yang memerah akibat amarah yang menguasai dirinya.
Hati Aerum benar benar hancur, Sedih, marah, kecewa bercampur dihatinya. Aerum keluar dari rumah itu sambil menyeret tas yang berisi barang barangnya. Alam seakang merasakan apa yang dia rasakan. Hujan menjadi saksi bisu kesedihan dan ketidakadilan yang dialaminya. Aerum terus berjalan dibawah derasnya hujan mengguyur tubuhnya. Dia bingung tak tau apa yang harus di lakukan sehingga Aerum hanya pasrah dimana langkah kakinya akan membawanya.
matahari mulai menapakkan dirinya memberi kehangatan pada bumi yang dipijaknya. Aerum sudah terbangun dari tidurnya dia tidak menyangka langkah kakinya membawah di ke sebuah pelabuhan dengan jejeran kapal-kapal yang menghiasi . Aerum benar-benar tak menyangka dirinya sampai ke tempat ini.
Karena malam itu Aerum tidak memperhatikan dimana dia berada yang dia tau di kecapean jalan dan menangis di bawah guyuran air hujan hingga di tertidur didepan emperan toko dengan keadaan baju basah kuyup.
“apa kalian merindukan ku, akan kah papa mencari ku? astaga bodohnya dirimu Aerum mana mungkin papa mencari mu, bukan kah ini yang dia inginkan, tapi aku merindukan kalian,” guman gadis itu sambil menitikkan air mata.
“Ayolah Aerum kau anak mandiri, jangan cengeng angap saja ini sebuah survival hahah ....” Aerum tertawa berusaha menguatkan dan menyemangati dirinya sendiri.
🍀🍀🍀
Sementara didalam sebuah kamar Hana terus menerus menangis dia sangat sedih dan merindukan saudari kembarnya yang sangat dikasihi. Hana terus berteriak dan mengumpat ayah beserta kakaknya yang tidak memiliki hati dan perasaan.
“Dasar papa gila, ba*** ,kak Ryung sialan kenapa tidak melepaskan ku, bagaimana mungkin kak Aerum bisa hidup diluar sana. Papa, anda begitu kejam apa kau benar benar ingin membunuh kak Aerum secara perlahan lahan dengan penderitaan , huuuu ...!” teriak Hana menyuarakan isi hatinya.
Ryung terenyuh dengan kata-kata dan umpatan yang di keluarkan oleh adiknya itu. Ryung juga sedih dan kecewa atas apa yang dilakukan olah ayahnya tapi dia tidak bisa melakukan apa pun.
“Maafkan aku yang begitu lemah,” ucap anak lelaki itu. Kemudian melewati kamar sang adik dengan langkah gontai.
🍀🍀🍀
“Play to survival,” guman Aerum.
Tahun silir berganti kini Aerum tumbuh menjadi gadis yang begitu cantik. Sifat Aerum juga mengalami beberapa perubahan. Aerum yang ceria, lemah lembut hanya di tampilkan di depan orang yang begitu dia sayangi yaitu ayah dan ibu angkatnya. Tetapi ketika dia tidak berada di sekitar orang yang di sayangi Aerum akan menjadi gadis yang tidak dapat disentuh. Seakan ada sebuah tembok yang menjadi penghalang agar orang-orang tak berani mendekati nya. Yaps tembok yang di ciptakan Aerum dengan karakter dinginnya dan acuh gadis tersebut.
“Aerum, bangun sayang!” suara lembut wanita paru baya sambil membelai sayang rambut Aerum.
“Lima menit lagi Mom,” ucap Aerum manja.
“Nanti telat loh sayang buruan bangun terus mandi.”
“Oke Aerum bangun.”
“Bagus momy tunggu di meja makan.”
“siap bos,” ucap Aerum dengan suara khas bangun tidur.
sang ibu langsung keluar dari kamar sang putri yang sangat dia sayangi. Aerum telah siap dengan pakaian sekolahnya. Dia bergegas ke meja makan untuk sarapan bersama.
"Morning ... Momy and Daddy ku sayang,” ucap Aerum dengan wajah riangnya.
“Pagi juga Princess nya Daddy,” sahut tuan Dito ayah angkat Aerum.
“Cepat sarapan nanti kesayangan momy pada telat,” ucap nyonya Clarista ibu angkat Aerum.
“Siap kesayangan Daddy and Princes,” ucap serempak tuan Dito dan Aerum dengan suara alay mereka.
Hening, hanya dentingan suara sendok dan garpu yang saling beradu selama sarapan pagi berlangsung. Hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka ketika sarapan pagi berlangsung di meja makan.
“Mom, Princes and Daddy berangkat dulu,” ucap tuan Dito kepada istrinya sambil mengecup kening sang istri.
“Bye Mom,” ucap Aerum sambil mencium punggung tangan nyonya Clarista.
Tuan Dito dan nyonya Clarista sangat menyayangi putri mereka yaitu Aerum layaknya putri kandung. Aerum juga memiliki kakak laki laki yang sangat sayang padanya. Dia sedang melanjutkan pendidikan nya diluar negeri. Bagi mereka Aerum adalah segalanya.
flashback.......
Aerum kecil yang sedang mengangkat barang tanpa sengaja menabrak keluarga tuan Dito yang berjalan disekitar bibir pantai.
BRUK ... suara benda yang terjatuh
“Maaf,” ucap Aerum singkat sambil merapikan barang yang tadi dibawahnya.
“Apa kau tidak apa apa nak” ucap nyonya Clarista sambil membantu Aerum.
“Hmmm,” jawab Aerum dengan wajah acuhnya.
“Dimana orang tua mu sayang kenapa kau berjalan sendirian sambil membawa barang?“ tanya tuan Dito.
“Tidak ada, ini pekerjaan ku,” jawab Aerum dingin.
“Kau tinggal dimana?” tanya Calvin dengan senyum andalannya.
“Tidak jauh dari sini,” jawab Aerum lalu pergi dari tempat itu.
“Hei tunggu!” teriak Calvin yang mengejar langkah Aerum. Seraya mengatur napasnya.
“Ada apa,” jawab ketus Aerum.
“Kau kan tidak punya orang tua. Bagaimana kalau kau jadi adik ku saja, mau yah,” mohon Calvin.
“Tidak ....”
“Ayolah adik manis. Siapa nama mu adikku. Kalau aku Calvin Brown,” ujar Calvin sambil mengulurkan tanggan tanda pengenalan.
Entah apa yang membuat Calvin menginginkan Aerum untuk menjadi adiknya. Menurut Calvin sikap dingin Aerum hanya bentuk pertahanan dirinya agar tidak di usik orang lain. hingga membuat Calvin berambisi untuk menghilangkan sikap dingin dari Aerum .
“Daddy, Boleh kan kalau di jadi adik aku?" tanya Calvin pada kedua orang tua nya.
“Tentu saja boleh,” jawab tuan Dito dan nyonya Clarista.
Mereka bertiga berusaha membujuk Aerum untuk jadi adik Calvin dan anak perempuan mereka. Usaha mereka tidak sia sia. Meskipun di tolak beberapa kali tapi mereka tidak menyerah hingga Aerum mengalah dan menyetujui ajakan keluarga Dito. Aerum kemudian diajak pulang ke mansion keluarga Dito. Nyonya Clarista dan Calvin sangat senang dengan kedatangan Aerum. Nyonya Clarista begitu menginginkan seorang putri tapi suatu keadaan hingga membuat nyonya Clarista tidak dapat melahirkan seorang anak lagi. Hingga kedatangan Aerum keinginan nyonya Clarista pun terkabul membuatnya benar benar sangat bahagia.
flashback of......
Aerum segera berangkat ke sekolah dimana dia menempuh pendidikan selama 3 tahun. Mobil Aerum memasuki gerbang Alhabar School banyak pasang mata yang memandang kagum dan iri. Aerum tidak ambil pusing dengan tingkah mereka. Dia sudah terbiasa dengan tatapan dan beberapa siswa yang iri dengan dirinya selama mereka tidak menggangu dirinya. Tapi lain cerita jika mereka mengusik ketenangan dirinya.
Aerum tidak memiliki teman apa lagi sahabat di sekolahnya kalau pun ada teman mereka semua hanya ingin memanfaatkan Aerum. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh orang tua angkatnya. Siswa di kelas Aerum tidak ada yang berani menegur karena sifat dingin dan acuh gadis itu. Aerum sangat terkenal di sekolah nya dia juga salah satu most wanted girl.
“Angel alhabar school tambah cantik aja.”
“Udah cantik pintar lagi.”
“Calon istri idaman.”
“Tapi udah gak bisa liat dia lagi.”
“Dia kan udah mau lulus,” ucap beberapa siswa laki laki menetap kagum ketika Aerum berjalan di koridor.
“Cantikan juga gue.”
“Apa nya yang cantik kulkas berjalan gitu dibilang cantik dasar manusia kurang waras,” ucap beberapa siswa perempuan yang iri dengan Aerum.
Orang yang mereka cerita hanya memasang tampang masa bodohnya. Aerum hanya fokus menuju gedung yang digunakan untuk acara kelulusan kelas dua belas. Lagi-lagi Aerum yang mendapatkan nilai tertinggi di angkatannya. Banyak pasang mata yang iri dan takjub dengan kecerdasan yang dimiliki Aerum. Setelah acara kelulusan Aerum bergegas ke parkiran mengambil mobil dan pulang ke rumah. Sebelum pulang Aerum terus memandangi Alhabar School.
“Gue pasti bakal rindu sama sekolah ini. Nggak kerasa udah tiga tahun cepat banget. Good bye seragam abu-abu,see you next time Alhabar School,” batin Aerum dengan menapikkan senyum tipis nya.
Aerum lalu duduk di kemudi, dia melajukan kendaraan roda empat itu dengan kecepatan sedang. Setelah tiga puluh menit berkendara akhirnya Aerum tiba di kediaman keluarganya.
“Hello everybody Princess yang cantik yang ngalahin kecantikan para bidadari sudah tiba menghadap yang mulia ratu,” teriak Aerum dengan drama queennya.
“ Aerum nggak usah teriak ini bukan di hutan!” ucap nyonya Clarista sambil berjalan ke arah putrinya.
“Terimalah sembah dan hormat hamba yang mulia ratu dari putri yang hina ini,” ucap Aerum yang melanjutkan drama queen nya sambil tertawa bahagia.
Sang ibu tertawa melihat ke absrutan yang dilakukan putri nya itu. Orang yang melihat tingkah Aerum pasti shock. Melihat wajah yang begitu dingin berubah menjadi ceria dan humoris.
“Mom Aerum ke kamar yah,” pamit Aerum pada wanita yang begitu dia sayangi.
“Yah sudah buruan ganti baju kemudian makan siang,Mommy sudah siapkan di meja makan.”
“Siap mom!” teriak Aerum dengan pose hormatnya.
Sudah satu bulan Aerum berdiam diri dirumah. Selama masa libur Aerum banyak menghabiskan waktu dengan kedua orang tua nya. Dan beberapa kali pergi ke tempat latihan menembak hanya untuk meregangkan jari tangannya dengan melakukan beberapa tembakan di tempat latihan tersebut.
“Roy gue balik duluan,” pamit Aerum
“Oke ... ti hati dijalan,“ balas Roy teman latihan Aerum.
“Hmmm,” jawab Aerum dingin.
“Dasar kulkas berjalan, muka tembok, sekali kali ke senyum!” umpat Roy untuk Aerum sambil mengarahkan pisto ke arah bidikan.
Sebelum pulang, Aerum terlebih dahulu singgah di salah satu mall yang ada di kota itu. Dia membeli beberapa barang yang di perlukan untuk kuliah nya. Aerum sampai di rumah pada malam hari. Dia bergegas ke kamarnya membersihkan diri. Lalu turun makam malam bersama. Di meja makan tampak nyonya Clarista sedang menyajikan beberapa menu makanan dan tuan Dito sibuk membuka setiap halamam buku yang sedang dia baca
Seketika timbul niat jahil di pikiran Aerum ketika melihat sang ayah yang tengah serius membaca buku di temani dengan secangkir kopi.
“Doorrr,” ulah Aerum mengagetkan sang Daddy.
“Ko—pi tumpah,” latah tuan Dito karena kaget. “Princes jail amat sih sama Daddy kan kopi nya jadi tumpah,” dengan wajah cemberut.
Sedangkan yang menjadi dalangnya hanya tertawa melihat korban ke jahilanya.
“Maafin Aerum Daddy. Kenapa princess harus minta maaf? kan, itu salah Daddy sendiri yang ngak rasain kehadiran Princess disamping Daddy. Yah, udah Princess jahilin aja,” ungkap Aerum dengan mimik wajah polosnya.
Perdebatan terus terjadi di antara mereka.Tidak ada yang mau mengalah. Sampai sang ibu mencewer telinga mereka berdua.
“Aaaa!” teriak mereka berdua.
“Mommy koh cewer telinga Daddy kan sakit,” ucap tuan Dito.
“Sapa suruh Mommy udah teriak panggil kalian malah di acuhin.”
"Maafin Daddy yah Mom.”
“Daddy, Mommy lepasin dulu kuping Princess, baru lanjutin debatnya,” ucap Aerum dengan kondisi telinga yang masih di jewer.
“Astaga Mommy lupa Princess,” jawab nyonya Clarista yang kemudian melepaskan telinga Aerum.
“Yuk kita makan malam nanti ke buru dingin.”
“Let's go,” ucap Aerum dengan girang nya.
Meraka tampak khusus menikmati makan yang sudah dihidangkan di meja makan. Sang Daddy melontar kan beberapa pertanyaan disela sela mereka makan. Selesai makan malam mereka kemudian lanjut mengobrol di ruang keluarga.
“Sayang kenapa tidak langsung kerja aja di perusahan dari pada kuliah lagi, atau paling tidak jadi dosen aja dikampus kenapa harus jadi mahasiswa emang ngak capek belajar terus kamu kan sudah S2?” tanya tuan Dito.
“Pengen ajah sih daddy, kan jurusan yang Aerum ambil kali ini kan beda,“ jawab Aerum.
“Kamu ambil jurusan apa sayang?” tanya nyonya Clarista.
“Kedokteran Mom , oiya Daddy tanya sama rektor disana tolong jangan nyebarin kalau princess itu anak Mommy and Daddy,” ucap Aerum.
“Koh gitu sayang?” tanya tuan Dito.
“Malas ajah si Daddy, abis yah meraka itu hargai aku karena aku anak Daddy. Aerum juga pengen cari teman yang betul-betul baik sama Aerum bukan baik karna ada maunya,” ucap Aerum menyuarakan pendapatnya.
Tuan dan nyonya Dito hanya pasrah dengan keinginan putri mereka. Mereka takut nanti ada yang menyakiti putri yang sangat disayanginya itu. Tapi pada dasarnya Aerum itu keras kepala yah mau di apa lagi. Mereka akan kalah jika harus melawan dengan kekerasan kepala Aerum. Handphone Aerum tiba tiba berbunyi ia kemudian melihat panggilan masuk tersebut. Betapa senangnya Aerum ketika melihat siapa yang menelpon dirinya dia buru buru menggeser tombol hijau. Mommy dan daddy nya menjadi penasaran siapa yang menelepon hingga dia tampak sangat bahagia.
“Hallo Princesnya abang,” sapa penelpon dengan menampilkan wajah tampan nya.
Sedangkan Aerum hanya memasang wajah dingin dan cemberut nya.
“Koh adik abang mukanya jelek amat,” canda Calvin sambil tertawa.
Si penelepon adalah Calvin Brown Edbert kakak yang sangat menyayangi dan melindungi Aerum. Calvin hidup terpisah dengan orang tua dan adiknya. Dia melanjutkan kan pendidikan nya di luar negeri dan membantu mengembangkan salah satu cabang perusahaan daddy nya yang ada disana. Calvin bahkan tidak terlalu sering menelpon lantaran dia sangat sibuk dengan tugas kampus nya dan pekerjaan di kantor itu lah sebab Aerum marah pada kakaknya karna jarang mengabari dirinya. Mereka terus mengobrol dan melepaskan rindu dengan Kakak yang sangat dirindukan. Tak terasa jam telah menunjukkan pukul dua belas. Mereka terpaksa mengakhiri video call dan kembali kekamar masing masing.
🍀🍀🍀
Di dalam ruang tampak seorang gadis memegang sebuah bingkai photo. Gadis itu terus melihat pose yang ada di photo itu.
“kakak aku sangat merindukanmu, bagaimana keadaanmu, apa kau baik baik saja?” guman gadis itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!