Kami berdua menikmati malam itu. Meski tak saling mengenal, Batista ternyata tengah mabuk setelah meneguk segelas alkohol di bar saat berkumpul bersama temannya.
Ia salah menegak alkohol yang dikiranya hanyalah segelas soda yang telah dihidangkan oleh waiter di bar itu. Bar berada didalam hotel, sehingga mengetahui tengah mabuk berat ia langsung pergi ke kamarnya.
Batista sendiri mengetahui dia tak pernah kuat untuk menegak alkohol sehingga tak pernah meminumnya. Khawatir akan bertingkah aneh saat mabuk, Batista langsung meninggalkan teman-teman yang tengah asik menikmati musik didalam bar.
"Ah kepalaku pusing sekali," batinnya.
Setibanya didalam kamar, ia benar-benar tak sadar dengan tingkahnya. Kali pertama Batista bertemu dengan Fira seorang housekeeper yang tengah merapikan kamarnya. Batista langsung memeluknya erat. Mencium bibirnya dengan lembut, membasahi kedua mulut mereka hingga bertukar air liur.
Tangannya yang lembut mulai meraba sekujur tubuh Fira secara perlahan. Dipegangnya lembut pipi Fira hingga meraba ke dada.
Fira yang terkejut dengan kehadiran Batista tetapi hanyut dalam buaian dan kehangatan yang diberikan. Disisi lain, Fira pun menyadari bahwa saat itu Batista tengah tak sadar karena tercium bau alkohol yang menyengat dalam mulutnya saat mereka berciuman.
Perlahan Batista melemparkan tubuh Fira keatas kasur hotel yang empuk. Meski diperlakukan begitu, Fira benar-benar menikmati sentuhan dari Bastista. Diperhatikannya pria tinggi berparas tampan itu. Ia mulai menyukai Batista. Cinta pada pandangan pertama. Itulah yang dirasakan Fira Andriani.
Batista mulai membuka kancing seragam kemeja Fira secara perlahan, satu persatu kancing itu terlepas hingga hanya terlihat tanktop yang dikenakan untuk menutupi bra Fira agar kemeja putih itu tidak menerawang.
Fira juga hanyut dalam perlakuan Batista. Ia mulai mencium aroma wangi segar pada tubuh Batista. Aroma tubuh yang lembut dan tidak menusuk hidung.
Ini kali pertama mereka sama-sama melakukan hubungan badan, tapi Fira dan Batista menikmati malam itu. Batista mulai melucuti seluruh baju hingga pakaian dalam yang tersisa ditubuh Fira. Perlahan menciumnya hingga meraba dadanya.
Tak mau kalah, Fira pun mulai membuka seluruh pakaian yang dikenakan oleh Batista. Fashion casual dengan celana pendek yang santai dikenakan oleh Bastita tak membuat Fira kerepotan untuk melepaskannya.
Setelah keduanya tak berpakaian sehelai benangpun, mereka mulai merasakan kenikmatan disekujur tubuhnya. Hubungan intim yang dirasakan dengan hangat oleh keduanya. Sesekali Batista melihat wajah Fira yang mungil, putih bersih dengan rambutnya yang lurus panjang dan senyum tipisnya yang manis, Batista pun ikut tersenyum manis.
Bak terlelap dalam mimpi, ia bercinta dengan Fira yang tak dikenalnya. Batista benar-benar hanyut dalam pikirannya. Dia berpikir apa yang telah dilakukannya bersama Fira hanyalah sebuah mimpi basah. Malam itu benar- benar malam bersejarah yang mereka nikmati.
Cinta satu malam yang cukup terasa hangat dan nikmat meski hanya Fira yang sadar melakukannya. Usai berhubungan intim, Batista langsung tertidur lelap diatas ranjangnya. Fira langsung menyelimuti tubuhnya yang kekar dan sexy itu. Karena tak sadarkan diri, akhirnya Fira merapihkan pakaiannya dan meninggalkan kamar hotel milik Batista.
"Bagaimana kalau dia tidak ingat padaku, meski kami telah menikmatinya bersama. Tapi malam ini benar-benar tak kusangka," gumamnya.
Fira tak pernah melupakan kejadian itu. Saat ia mencari tahu siapa pria yang menginap malam itu, rupanya Batista telah meninggalkan hotel. Fira hanya mengetahui namanya dari resepsionis hotel.
Sementara Batista memang terkejut mengetahui saat bangun tidur tanpa mengenakan sehelai pakaian apapun. Tetapi dia tak mengingat kejadian malam tadi. "Arghhh ku kira hanya mimpi, tetapi mengapa aku telanjang begini," batinnya.
Pagi itu, Batista harus segera pergi ke kantornya. Karena kondisi mabuk tadi malam, ia agak terlambat bangun. Meskipun Batista adalah CEO dari perusahaan miliknya yaitu PT. Andara Grup, tetap saja dia harus yang paling disiplin karena sebagai contoh para karyawannya.
Setelah seminggu menginap di hotel tempat Fira bekerja, akhirnya dia memilih meninggalkan hotel dan kembali ke apartemennya. Khawatir hal seperti malam kemarin terjadi lagi.
Tapi tak sampai disitu, Batista berusaha mengingat wajat wanita yang disentuhnya tersebut. Semakin berusaha mengingatnya, justru ingatannya benar-benar tak kembali. Akhirnya ia terus menikmati pekerjaannya.
Sebulan berlalu, Fira akhirnya lulus kuliah. Selama kuliah, ia memang bekerja freelance di hotel sebagai housekeeper. Namun karena kejadian tak terduga bersama Batista, Fira memilih berhenti freelance di hotel tersebut. Dia mulai mencari pekerjaan baru dengan gelar akademiknya yang baru yaitu Sarjana Ekonomi.
Tak disangka, perusahaan Batista membuka lowongan untuk bagian keuangan. Fira langsung mengirimkan lamaran tanpa berpikir panjang dan tak mengetahui kalau perusahaan itu milik pria yang bercinta satu malam dengannya.
Lamarannya diterima, Fira dipanggil untuk test dan interview di perusahaan tersebut. Setelah mengikuti proses yang panjang, akhirnya Fira diterima di perusahaan milik Batista.
"Selamat bergabung di perusahaan kami. Mulai besok anda mulai bekerja," ucap HRD saat itu.
Keesokannya Fira mulai bekerja, memasuki dunia baru pada perusahaan. Babak baru dalam hidupnya dimulai. Dihari pertama dia bekerja, tanpa drama apapun. Pekerjaannya lancar, Fira mulai mendapatkan teman baru dipekerjaannya.
Fira mulai disibukkan dengan pekerjaannya. Semakin hari, semakin banyak pekerjaan yang harus dihandle. Membuat laporan keuangan, mempersiapkan rencana program keuangan agar tidak merugi dan masih banyak lainnya.
Ia menikmati pekerjaannya karena sesuai dengan passion yang diimpikannya selama ini. Dulu Fira memiliki banyak kerjaan serabutan demi membantu ibunya untuk biaya kuliah. Dia tak ingin merepotkan ibunya kalau harus mencari biaya untuk kebutuhan sehari-hari serta biaya kuliahnya.
Fira sendiri anak tunggal dan sudah tidak memiliki ayah. Dia hidup sederhana berdua dengan ibunya di rumah peninggalan ayahnya. Untuk kebutuhan sehari-hari, ibunya berjualan di Pasar. Sementara Fira disibukan dengan jadwal kuliah dan kerja serabutan.
Beruntung Fira anak yang pintar, nilai akademiknya bagus bahkan dia mendapat predikat cumlaude karena lulus dengan nilai tertinggi. Tak heran jika Fira bisa langsung bekerja diperusahaan besar dan benefit milik Batista.
Sebulan berlalu, kehidupan Fira biasa-biasa saja. Dia bekerja kantoran seperti karyawan pda umumnya. Jam kerjanya tidak menentu karena harus lembur menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan atasannya.
Pagi itu, Fira agak terlambat berangkat kekantornya, lembur kemarin membuat Fira capek dan bangun kesiangan. Dia terburu-buru bergegas memasuki lift karena harus mempersiapkan laporan yang akan dijelaskan saat rapat nanti.
Kejadian tak terduga terjadi. Batista rupanya sudah berada didalam lift dan tiba-tiba pintu terbuka. Keduanya saling bertatap-tatapan. "Pria ini mengapa dia di kantor ini," tanyanya dalam hati.
Sambil tersenyum Batista mempersilahkan Fira agar segera memasuki lift. Tampaknya Batista tak juga ingat akan kejadian malam itu. Dia bahkan tak mengenali wajah Fira meski sudah berhadapan dengannya.
"Maaf tolong pencet tombol 12," kata Fira singkat kepada Batista yang menutupi tombol tersebut.
Fira sama sekali tak mengetahui kalau Batista adalah bos besar di perusahaannya. "Kamu didivisi apa?," tanya Batista pelan.
"Saya didivisi keuangan pak," jawab Fira dengan lugas.
Pintu terbuka secara otomatis, Fira mempersiapkan dirinya keluar. "Permisi saya duluan pak," pamitnya.
Setelah melihat wajah Fira sekilas, Batista mulai mengingat potongan-potongan kejadian malam itu. Cinta satu malam yang dinikmatinya bersama Fira mulai muncul perlahan.
Akhirnya Batista pun kembali mengingat kejadian itu. Ia tersentak kaget, bahwa perempuan yang bersamanya malam itu adalah karyawannya sendiri.
HALO SAHABATKU!
SEBELUM MEMBACA EPISODE SELANJUTNYA, YUK BANTU AUTHOR DENGAN MEMBERIKAN SEMANGAT AGAR KARYA INI TERUS BERKEMBANG.
CARANYA GAMPANG BANGET LOH SAYANG! KALIAN CUKUP BANTU DENGAN LIKE, KOMEN, VOTE, & MASUKKAN NOVEL INI KE LIST FAVORIT KALIAN YA.
MAKASIH SUDAH MENJADI READERS UNTUK NOVEL ONLINE DEBUT PERTAMAKU.
JANGAN LUPA KRITIK & SARANNYA. AKU TUNGGU LOHHH!!
TERIMAKASIH!!
*LOVE U ALL**😍*
Fira Andriani terus teringat akan pertemuannya dengan Batista. Ia takut untuk bertemu kembali. Usai mengetaui Batista juga bekerja di perusahaan yang sama, Fira takut untuk berkeliaran selain berada dalam ruangan divisi keuangan.
Fira takut kecewa jika selama ini benar-benar tidak akan pernah mengingatnya. Seperti pertemuan pertama tadi, Batista tak mengenalinya sama sekali. Kecewa, sakit batin Fira mengingat malam pertama pertemuan mereka.
Cinta satu malam yang cukup berkesan dalam ingatan Fira. Pertemuan kedua membuat Fira semakin penasaran terhadap Batista. Mengapa tidak, Batista yang begitu gagah menggunakan setelan jas hitam dengan dalaman kemeja putih membuat Fira semakin jatuh cinta pada cinta pertamanya itu.
Sayangnya cinta hanya terjadi pada sebelah pihak. Fira semakin penasaran dan mempertanyakan pekerjaan Batista sebenarnya. Hari demi hari, Fira tak juga menemukan jejak Batista. Saat mempertanyakan kepada teman-temannya, tak ada yang mengenali Batista.
Padahal ia sudah menjelaskan secara spesific ciri-ciri pria bertubuh tinggi, gagah, berwajah tampan tersebut. Bagaimana ada yang mengetahui kalau selama ini yang dimaksud Fira adalah bos besar mereka.
Sementara Batista disibukkan dengan kegiatan yang berada diluar kota. Itulah alasan mengapa Fira tak pernah lagi bertemu dengan Batista sejak pertemuan kedua yang tak sengaja didalam lift kemarin.
Seiring berjalannya waktu, Fira mulai melupakan Batista. Hampir dua minggu mereka tak bertemu. Masing-masing mereka sibuk dengan rutinitas kantor.
Sekembalinya Batista dari luar kota, ia kembali sibuk untuk rapat dengan berbagai pemegang saham untuk membicarakan peningkatan pertumbuhan perusahaan agar menguntungkan bagi pihak pemegang saham.
Bisnis Batista terus berkembang dengan produk Fashion yang terus diluncurkan oleh perusahaannya.
Hal itu membuat Batista kian sibuk terutama dengan peluncuran produk terbaru untuk musim panas yang menjadi target agar digandrungi para remaja saat ini.
Lain halnya dengan Fira, ia kian prustasi dengan pekerjaannya semakin menumpuk. Tiba harinya, ia juga harus mempersiapkan laporan keuangan penghasil penjualan produk perusahaan ditahun ini.
Sembari memikirkan bagaimana ia bisa menemui pria yang dipujanya. Rindu terasa sesak didada. Sayangnya Fira tak pernah lagi bertemu dengan Batista sejak kali terakhir pertemuan mereka.
"Eh fir, kau tak ikut makan siang," sambar salah satu teman kerja Fira, Stefan sambil menepuk punggungnya agar tersadar dari lamunannya saat memikirkan Batista.
Sontak saja Fira kaget hingga berhenti dari lamunannya. Dia mengikuti langkah kaki Stefan untuk bergerak ke kantin berada dilantai atas kantor mereka.
"Apa yang kau pikirkan Fir. Dari tadi kerjaan laporan nggak beres, tapi melamun terus," imbuhnya.
"Biasalah persoalan cintaku," balas Fira.
"Elaah, apakah kau punya pacar," Stefan terus melanjutkan pertanyaannya.
"Enggak sih, cuma ada yang aku suka sampai hari ini. Tapi aku nggak tahu dia siapa," jelas Fira.
Setibanya di kantin Fira, Stefan hingga karyawan lainnya berbaris mengantri untuk mengambil makanan mereka. Langkah Fira terhenti ketika melihat wajah Batista sekilas dari jauh. Dikuceknya matanya khawatir pertemuannya dengan Batista hanyalan hayalan saja.
Batista duduk dibagian tengah. Menikmati makanan kantor perusahaan. Dia memang lebih suka menikmati hidangan kantin perusahaan daripada harus memesan makanan dari luar. Itu salah satu pengecekan kontrol bagian kantin mereka agar tak mengecewakan karyawan lainnya.
Kontroling setiap bagian harus dipastikan oleh Batista. Karena peningkatan kualitas perusahaan adalah nomor wahid baginya. Hidangan hari itu sangat dinikmati para karyawan, sajian makanan rumahan nasi sayur segar dengan ayam goreng mentega sangat dinikmati oleh karyawan yang tengah duduk disetiap kursi.
Tak lupa dengan dessert puding dan buah semangka segar sebagai penutup makanan mereka juga telah disajikan disetiap nampan makanan para karyawan.
"Tuh liat deh Stef, laki-laki yang ditengah sana siapa sih? yang duduk sendirian itu," tanya Fira sambil meminta hidangan makanan prasmanan dari ibu kantin tersebut.
"Oh itu bos kita," tutur Stefan singkat.
"What," ucap Fira karena sangat terkejut mendengar perkataan Stefan.
Antara percaya dan tak percaya, selama ini Fira menyukai bosnya. Tapi itu semua terjadi sebelum Fira bergabung dengan perusahaan itu. Fira berpikir tak mungkin ia bisa memiliki Batista yang merupakan CEO di PT. Andara Grup.
Fira sangat takut kecewa setelah mengetahui posisinya hanya karyawan biasa dibandingkan bos besarnya. Siapa yang mau dengan karyawan biasa sepertinya. Tapi Fira sangat-sangat ingin mempertanyakan kepada Batista tentang kejadian hari itu.
Apalagi kejadi itu baru pertama kali dialaminya. Baru dirasakannya, hingga Fira tergila-gila pada Batista dan tak bisa melupakannya.
Meski didalam ruangan yang sama, Fira tak berkutik untuk mendekati Batista. Ia tak berani mendekati Batista walau mereka pernah bersama pada satu malam. Fira takut digosipi oleh karyawan lainnya kalau ia ingin mendekati sang bos.
Usai jam makan siang Fira bersama teman-temannya kembali bekerja dan disibukan dengan persiapn laporan. Targetnya hanya tinggal hari ini untuk menyelesaikan tenggat laporan itu. Fira bahkan rela begadang dan lembur agar pekerjaannya tuntas.
Keesokan harinya manager Fira mengajaknya untuk ikut rapat dan menjelaskan soal laporan itu. Terpaksa Fira mengikuti sang manager dari belakang. Tak seperti biasanya, Fira yang seharusnya dibelakang layar mengerjakan laporan saja harus dihadapkan dengan penjelasan laporan keuangan didalam rapat.
Dalam rapat tersebut Batista telah duduk rapih untuk analisis laporan masing-masing setiap divisi. Batista tak pernah absen dalam rapat yang penting itu. Ia tak ingin perusahaannya merosot dan mengalami kerugian.
Sambil memasuki ruangan Fira akhirnya dikejutkan dengan kehadiran Batista. Fira tak menyangka harus menjelaskan laporan didepan Batista sang bos besar.
"Rapat kita mulai," jelas Batista kepada seluruh manager setiap divisi yang menghadiri rapat.
Setiap divisi satu persatu menyelesaikan laporannya. Hingga terakhir masuklah giliran divisi keuangan.
"Untuk kali ini penjelasan laporan kami langsung disampaikan oleh karyawan kami yang membuat laporannya," kata sang manager.
Fira maju dan menjelaskan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan sesuai yang diharapkan Batista. Benar-benar baik, bahkan keuntungan perusahaan mencapai 80 persen dari hasil penjualan produk selama satu tahun terakhir.
Detik terakhir penjelasan Fira, Batista teringat padanya. Batista ingin sekali mengajaknya mengobrol hingga meminta maaf atas perlakuannya malam itu.
"Suruh dia keruangan saya," tutur Batista pada manager Fira.
Tak berjauhan dengan Batista, Fira mengikutinya dari belakang. Batista melirik perlahan, ia tersenyum lihat tingkah Fira yang ketakutan dan komat kamit sendiri sambil berjalan mengikutinya.
Masuklah keduanya dalam ruangan. Batista mempersilahkan Fira duduk. Ia tak ingin terlihat oleh sekertarisnya sehingga menutup seluruh jendela dengan roller blind.
Batista memulai percakapan tanpa basa-basi. Dia mengaku senang bertemu dengan Fira.
"Maafkan aku telah berbuat hal yang menjijikan padamu," kata Batista sambil duduk perlahan.
Batista sudah tak pikir panjang, ia ingin bertanggungjawab atas perlakuannya.
"Aku ingin menikahimu," sambungnya lagi.
Batista ternyata sudah jatuh hati pada Fira saat pertemuan kedua. Dilihatnya wanita polos yang cantik itu. Fira memang terbilang cantik bahkan sangkat cantik meski tinggal sederhana bersama ibunya.
Senyumnya yang manis, bahkan sangat cantik saat tertawa karena terlihat giginya yang kecil-kecil yang rapi. Meski hidup sederhana, setelah fashion Fira terbilang modis. Dia sangat pintar menata stylenya walaupun dengan harga baju yang murah.
Kelihatan bagus dan tidak murahan. Batista benar-benar menyukainya. Apalagi semenjak teringat pada kejadian hari itu. Batista dan Fira bersama bak pasangan suami istri.
Penataan gedung dengan konsep pernikahan minimalis yang mewah sudah tertata rapi. Kursi-kurai ditata dengan rapi untuk menyambut para tamu yang akan menghadiri pernikahan Batista dan Fira.
Rupanya hari itu sudah dinantikan Fira. Ia akan menjadi nyonya Batista Andara. Meski tak pernah bermimpi akan menjadi nyonya besar.
Batista dan Fira bergandengan tangan beriringan memasuki ruangan. Tamu sudah duduk rapi. Pesta mewah dimulai untuk pernikahan dengan konsep nasional tersebut.
Fira mengenakan gaun putih sederhana namun terlihat sangat mewah. Batista juga memakai setelan jas pernikahan berwarna hitam putih dengan dasi pita yang sederhana tetapi terlihat gagah dan tampan.
Hari bahagia untuk keduanya. Sangat istimewa dan tak disangka oleh seluruh karyawan di perusahaannya. Terutama karyawan dibagian divisi keuangan tak menyangka Fira yang menjadi pendamping bos mereka.
Keduanya sangat mesra. Bahkan mereka berciuman bibir dengan kehangatan dihadapan para tamu undangan. Ibu Fira sangat bahagia melihat putrinya telah dipinang oleh orang yang istimewa dan kaya raya. Fira tak lagi merasakan hidup susah dan harus banting tulang untuk memenuhi kehidupannya.
Walau tanpa berpacaran Fira yakin Batista adalah pria yang tepat bersanding dengannya. Pria baik hati, setia yang akan membahagiakannya.
"Dari awal berjumpa aku sangat menyukaimu," bisik Fira.
Pria yang telah jadi suaminya itupun tersenyum manis mendengarnya. Meski dia tak sadarkan diri saat itu, tetapi ia juga sangat merasakan hal yang istimewa saat mereka pertama kali bertemu.
Bastita teringat hari dimana ia melamar Fira. Awalnya dia ragu lamarannya akan diterima. Sebab tanpa persiapan apapun bahkan tanpa basa-basi, Bastita langsung melamar Fira.
Hari dimana usai rapat, Fira dan Batista mengobrol bersama. Batista ingin meminta maaf namun yang keluar kata-kata malam ingin menikahinya.
"Ya aku juga ingin menikah denganmu," kata Fira.
Fira sangat bahagia mendengar lamaran dari Batista. Meski tak pernah berkenalan secara langsung, tapi perlakuan Batista sangat tak terduga. Dia laki-laki yang sangat bertanggungjawab.
Tak heran diusianya yang muda. Dia sudah sukses mendirikan perusahaannya dan berkembang pesat. Hal itulah yang membuat Batista tanpa ragu untuk melamar Fira. Secara finansial dia sudah sangat mencukupi untuk memberikan kebutuhan Fira.
Dia tak takut akan kehabisan uang. Dia yakini akan hidup bahagia dengan Fira.
Usai menggelar pernikahan yang mewah. Batista langsung membawa Fira untuk menempati rumah baru mereka. Batista memang telah membeli rumah baru dengan dua lantai, rumah itu disiapkan dari jauh-jauh hari saat ia memantapkan diri untuk menikah.
Lama melajang karena sibuk dengan pekerjannya membuat Batista tak turut melupakan segala kebutuhan sandang ketika ia menikah nanti. Dia sudah membeli aset rumah yang akan digunakan berdua dengan istrinya.
Batista sendiri sudah yatim piatu sejak duduk dibangku kuliah. Kedua orangtuanya meninggal karena terkena kecelakaan. Meski tak banyak harta peninggalan kedua orangtuanya, namun itu sudah mencukupi untuk menyelesaikan kuliahnya hingga dia berani mencoba berbisnis kecil-kecilan.
PT. Andara Grup sendiri dibangunnya dari kecil-kecilan. Dimulai dengan bisnis membuka outlet fashion kecil-kecilan hingga berbuah manis membangun perusahaan dibidang produksi fashion terkini.
Fira sangat bahagia menempati rumah barunya. Babak baru dalam pernikahan akan mulai dirasakannya. Dalam rumah tersebut telah disediakan tiga ART. Batista tak ingin istrinya kewalahan untuk mengurus pekerjaan rumah.
Konsep rumah minimalis modern dengan interior yang mewah membuat rumah itu semakin bagus. Kamar yang tersedia sangat banyak yaitu lima kamar. Setiap kamar sudah tertata rapi. Tiga kamar digunakan oleh ART mereka.
"Sayang rumah ini apa tidak terlalu besar," tanyanya.
"Enggak kok, kan aku pengen punya anak banyak biar ramai," jawab Batista.
Hari pertama usai menggelar pernikahan, Fira dan Batista tak langsung berangkat honeymoon. Mereka tidur di rumah barunya sambil mempersiapkan packingan baju untuk honeymoon yang sudah dipesan oleh Batista.
Pasutri baru ini akan berangkat ke Bali untuk menikmati liburan mereka sebagai pasangan baru. Sekaligus ingin membuat bayi yang akan mengisi kekosongan rumah mereka.
Saat packing baju, Fira dikejutkan dengan isi lemari yang lengkap. Batista benar-benar mempersiapkan seluruh seisi rumah. Bahkan baju, sepatu, tas hingga aksesoris yang akan dikenakannya sudah lengkap didalam lemari.
Bahagianya Fira, karena sebelumnya dia hidup dalam kesederhanaan. Semua pakaian barunya tampak mewah dan mahal. Ia juga memiliki ruangan tersendiri untuk seluruh perlengkapan tas, sepatu, jam tangan hingga aksesoris lainnya.
"Sayang jangan kelamaan beres-beresnya. Aku ngantuk nih," bisik Batista.
Rupanya Batista tak sabar ingin menyentuh istrinya. Meski terlihat sangat lelah, Batista terus ingin berduaan dengan sang istri.
Keduanya memasuki kamar utama setelah membasuh muka dan kaki. Kamar yang besar hingga empat lipat dari kamar tidur biasa yang Fira gunakan. Hawa dingin dari AC membuat bulu kuduk Fira bergidik. Ia bergegas naik ke kasur dan menarik selimut tebal yang hangat.
Pelan-pelan Batista pun menyusul Fira. Dipeluknya sang istri dari samping. Dicium keningnya dengan lembut hingga berujung mencium bibirnya.
Keduanya hanyut pada malam pertama pernikahan mereka. Batista meraba sang istri, merapihkan rambut istrinya agar tak mengenai wajahnya.
Perlahan dia mulai melucuti seluruh pakaian tidur Fira. Terlihat seksi dan menggemaskan, Fira menggunakan lingerie. Lingerie itu awalnya ditutupi dengan piyama panjang yang digunakan Fira. Fira tampak malu-malu karena itu pertama kalinya menggunakan lingerie.
Batista membiarkan lingeri seksi yang digunakan fira. Ia mulai membasahi dada Fira dengan bibirnya. Menyentuh tubuhnya dengan hangat hingga memeluknya.
Fira menikmati seluruh perlakuan Batista. Kali ini dia benar-benar lembut karena keadaan sadar. Berbeda pada cinta satu malam mereka yang begitu arogan.
Kali ini Fira beraksi. Ia menjatuhkan tubuh Batista yang sedang asik berada dipelukannya. Lalu Fira mengambil alih berada diatas tubuh Batista. Hubungan intim yang hangat dan lembut sangat mereka nikmati.
Malam itu keduanya mencoba berbagai gaya hubungan intim yang unik yang sebelumnya tak pernah dilakukan. Gaya dari atas, samping, hingga berdiri.
Fira dan Batista sangat menikmati malam itu sebagai pasangan suami istri. Usai melakukan hubungan suami istri, keduanya pun mandi bersama.
Berendam dengan air hangat yang dipenuhi busa sabun dan bunga mawar didalam bathup. Itu sudah dipersiapkan oleh ART mereka sebelum mereka tidur. Keduanya kembali berpelukan. Saling menggosok punggung satu sama lain.
"Sayang nggak ngantuk? Kau mulai menggodaku lagi," kata Batista.
"Lagi yuk disini," bisik Fira.
Keduanya melanjutkan kegiatan ranjang mereka. Kali ini didalam bathup. Maklum karena pengantin baru yang sedang panas-panasnya.
Setelah membersihkan diri. Batista dan Fira bersiap untuk tidur. Pasutri baru ini tidur dalam keadaan berpelukan. Disandarkan Fira kepalanya pada dada Batista.
Tak terasa pagi telah menghampiri, keduanya bergegas bangun agar tak ketinggalan pesawat menuju Bali. Dari rumah Batista menyetir sendiri tanpa bantuan supirnya menuju bandara. Seluruh barang telah dimasukan dalam mobil.
Batista dan Fira take off tepat waktu menuju Bali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!