NovelToon NovelToon

Langit Ku

Part 1

"Sayang," teriak seorang wanita dengan suara cemprengnya.

Pria yang tengah berjalan di Koridor sekolah menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah wanita itu, wanita tadi bernama Starla ia kekasihnya. Mereka sudah berpacaran beberapa bulan ini, Starla merangkul pundak kekasihnya sambil berjinjit karena Langit tinggi sekali.

"Makin tinggi aja sayang ku ini," ucapnya tersenyum manis memandangi kekasihnya.

Langit melepas rangkulan Starla lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Starla, "Kamu kali yang makin pendek," ujarnya datar.

Starla mengejar Langit, "Enak aja."

Sifat Langit memang di kenal sangat dingin dan tidak romantis, semua orang juga heran mengapa Langit mau berpacaran dengan Starla yang sifatnya sangat kekanak-kanakan dan terlalu ceria.

Sampailah mereka di kelas, Starla duduk di kursinya begitupun dengan Langit. Mereka duduk terpisah, karena dulu mereka pernah duduk berbarengan dan Starla selalu membuat keributan.

"Hay semuanya, pagi," sapa Starla pada teman-temannya yang bernama Angga dan Livi.

"Seperti biasa matanya berbinar liatin pacarnya walaupun udah sering dianggurin," ledek Livi yang kesal mengapa Starla begitu mencintai Langit yang sangat dingin dan tidak peka.

Starla tersenyum memandangi Langit dari kejauhan, "Ah...... Gue tetap jatuh cinta padanya bagaimanapun sifatnya," balas Starla tersenyum.

"Lagian enak aja suruh gue buat udahan sama Langit, lu kek yang gak tau aja pengorbanan gue buat dapetin dia kayak gimana. Mana mungkin gue lepasin," tambah Strala menatap Livi dengan tajam.

Bel pertanda masuk sekolah pun berbunyi, di barengi dengan masuknya guru ke kelas.

___________

Istirahat tiba, semua murid keluar dari kelas. Starla dan teman-temannya pergi ke kantin begitu juga dengan Langit, "Nanti pulang sekolah mau kemana?" tanya Starla.

"Mau tidur."

Langit selalu menjawab pertanyaan Starla dengan singkat dan terkadang terlihat ketus. Livi kesal ia menarik Langit pergi dari sana untuk bicara empat mata, "Pinjem dulu pacarnya, bentar," ujar Livi menyeret Langit.

"Ih...... Pacarku mau di bawa kemana? Awas aja lecet lu yah," teriak Starla memasang wajah kesal.

Livi melepaskan tarikan nya saat ia sudah di tempat yang lumayan sepi, "Ada apaan sih?" tanya Langit datar.

"Gue cuman mau bilang sama lu, kalau lu emang gak ada rasa sama Starla lu mending putusin dia. Gue sebagai temannya gak suka liat perlakuan lu sama Starla yang kayak gitu," bentak Livi yang sudah habis kesabarannya.

"Lu gila yah? Starla aja gak komplain kok, kenapa jadi lu yang ribet. Biarin aja, lu jangan sok tau sama hubungan gue."

"Gue cuman gak mau liat Starla menderita, udah itu aja."

"Lu tanya sama Starla emang dia gak bahagia sama gue selama ini, jangan ikut campur," Langit pergi meninggalkan Livi, ia menarik Starla untuk ke kantin berdua saja.

"Kok di tinggalin mereka?" tanya Starla bingung.

"Biarin aja."

Livi kembali ke Angga, "Udahlah biarin, mungkin Starla emang nyaman dengan perlakuan Langit."

"Gue cuman-" Livi tidak melanjutkan ucapannya karena Angga menepuk pundak Angga berkali-kali.

"Udah, mending kita terusin ke kantin aja."

Sementara itu Starla sudah makan di kantin dengan Langit, "Langit nanti jalan yuk, udah lama kita gak jalan bareng," ajak Starla.

"Iya kapan-kapan, nanti gue kabarin lagi deh."

Starla senang dengan jawaban Langit, walaupun terkadang Langit melupakan ajakan Starla, Livi datang bersama Angga membawa makanan mereka.

"Gue minta maaf soal tadi, gue emang terlalu ikut campur," ujar Livi tiba-tiba.

Langit hanya menganggukkan kepalanya, Starla menarik Livi dan mereka kembali makan bersama seperti biasa.

"Nanti pulang sekolah jangan lupa latihan di ruang musik," Angga sedikit mengingatkan Langit.

"Iya gue gak lupa kok."

"Yah bagus deh kalau gak lupa."

"Starla nanti pelajaran Kimia lo, udah ngerjain PR belum," tanya Livi pada Starla yang tengah asik memainkan sedotan minumannya.

"Anjir mati gue, gue lupa lagi," Starla menepuk keningnya sembari memasang wajah kaget.

Kebiasaan buruk Strala memang suka lupa dengan PR sekolahnya, tidak hanya itu Strala sangat bodoh dalam hal belajar Kimia padahal di pelajaran lain nilainya cukup bagus.

"Ah.... Gue nyontek dong," Strala memohon pada Livi sembari mengacungkan tangannya.

"Boleh sih, cuman kan PR nya beda, lu tuh samanya sama pacar lu tuh," Livi melirik Langit.

Starla menatap Langit lalu bernafas kasar, ia tidak akan dapat contekan dari Langit. Dalam hal itu Langit sangat pelit, "Ah tau ah gimana nanti aja," pasrah nya.

Bel pertanda masuk kelas berbunyi, dengan berat hati Starla masuk ke kelas. Saat menunggu guru masuk tiba-tiba Langit memberikan buku PR nya pada Starla dengan nama yang sudah ia ganti dengan namanya Starla.

Tanpa bicara Langit kembali ke kursinya lalu duduk, Starla menatap Langit dengan bahagia perutnya penuh dengan kupu-kupu, inilah sifat yang terkadang membuat Starla yakin bahwa Langit juga mencintainya hanya saja Langit tidak mampu mengungkapkan perasaannya lewat perkataan, melainkan lewat perlakuan kecilnya.

Guru Kimia datang, ia meminta para muridnya mengumpulkan buku PR di depan.

"Jika tidak ada yang mengumpulkan kalian keluar dari kelas, kebiasaan," ucap bu Gigi.

Langit bangun dan pergi keluar, namun bodohnya Starla juga ikut keluar mengikuti Langit, ia menyembunyikan buku Langit di tasnya. Ia ingin keluar dengan Langit dan berduaan.

"Starla," panggil bu Gigi saat melihat Strala keluar.

"Iya bu," Starla menghentikan langkahnya.

"Kamu gak ngerjain PR lagi?"

"Enggak bu," Starla menggelengkan kepalanya.

"Kebiasaan deh."

"Ya maaf bu."

"Menurutmu dengan minta maaf PR kamu akan terisi?"

"Terus saya harus apa?"

"Baik sekarang kamu keluar, jika nanti kamu tetap tidak mengerjakan PR mu maka saya akan berikan hukuman lain."

"Baik bu," bukannya takut dia malah kegirangan.

Saat di luar Langit langsung menginterogasi Starla, "Kenapa keluar?"

Strala menyenderkan kepalanya ke lengan Langit, "Udah kita ke Roftoof aja sekarang."

Mereka berjalan berdampingan menuju atap sekolah, di sana Strala duduk di kursi yang sudah terlihat usang dan rapuh, "Sayang boleh gak nanti pulang sekolah ke rumahmu?" tanya Strala.

"Ngapain?"

"Mau main aja, aku males pulang ke rumah."

"Napa?"

"Ada masalah lagi?" tambah Langit.

"Enggak, lagi males aja ke rumah."

"Ya udah iya."

Starla terkadang memang pulang ke rumah Langit untuk main dan bertemu dengan keluarga Langit, ibunya Langit sudah mengenal Starla dengan sangat baik. Mereka juga terkadang main bareng dan belanja bareng.

Part 2

Saat sampai di rumah Langit ia bertemu dengan ibu Langit dan seorang perempuan yang ada di sana, perempuan itu terlihat begitu akrab dengan ibunya Langit.

"Sore tante," sapa Starla tersenyum.

Langit pergi ke kamarnya untuk ganti baju, ibunya Langit menghampiri Starla dan mengajak Starla berkenalan dengan wanita yang ada di sana, di lihat-lihat wanita itu seumuran dengan Starla.

"Kenalin dia Fiona, sahabat lamanya Langit."

"Hay, Fiona."

"Hay, aku Starla," Starla mengulurkan tangannya.

"Makan yuk, tante udah siapin makanan buat kalian," ibunya Langit mengajak keduanya makan di meja makan, Starla terlihat canggung karena ternyata ibunya Langit terlihat lebih akrab dengan Fiona.

Langit turun dari kamarnya menghampiri mereka dan duduk di sebelah Starla untuk ikut makan juga, saat makan Starla terus memperhatikan Fiona yang tengah ngobrol dengan Langit.

"Nih aku ambilin buat kamu, kamu kan suka ini," Fiona mengambilkan Langit ikan.

"Bahkan aku tidak tau apa yang Langit suka," gumam Starla kesal sambil mengaduk makanannya.

"Makannya yang bener," bisik Langit yang melihat kelakuan Starla.

Starla mengikuti perintah Langit, ia tidak banyak bicara untuk menghargai ibunya Langit juga. Selesai makan karena sudah sore Starla dan Fiona pamitan pulang, "Sayang anterin Fiona yah, kasian rumahnya jauh," ujar ibunya Langit.

"Tapi-" Langit menatap Starla yang ada di sebelahnya.

"Enggak usah tante, saya pulang sendiri aja naik taksi," timpa Fiona.

"Gimana sih ini udah sore loh, kalau kamu kenapa-napa gimana? Pokoknya sama Langit aja," kekeh ibunya Langit.

"Tapi Ma, mobil ku gak ada yang ada cuman motor doang masa aku bawa keduanya."

Mamanya menatap Starla seakan ingin Starla bicara.

"Langit, aku pulang sendiri aja. Rumah ku kan enggak terlalu jauh dari sini," ujar Starla mengalah.

"Ya udah deh kalau itu mau kamu," balas Langit datar.

Mereka berjalan keluar gerbang rumah, Starla menatap kepergian Fiona dan Langit. Setelah pergi Starla menunggu angkot di pinggir jalan, angkot mendadak tidak ada yang kunjung datang mana ini sudah sangat sore hari akan berubah gelap sebentar lagi.

Starla memutuskan untuk berjalan sembari menunggu angkot, "Ih mana sih lama banget deh," ucapnya yang sudah mulai keringetan dan kecapean, jarak rumahnya sebenarnya lumayan jauh dari rumah Langit.

Ia berjongkok di lapangan lalu menatap Langit, "Kenapa sih Langit gak peka banget, aku kan pengen di anterin pulang. Lagian tega banget sih dia ninggalin ceweknya sendirian, kesel deh," teriaknya saat menatap langit.

Suara motor mendekatinya lalu berhenti di sampingnya, "Naik," titah Langit menatap Starla.

Starla menatap langit dengan tatapan datar, "Kenapa sih baru dateng?" Starla malah merengek sambil duduk di aspal.

Langit menghela nafas kasarnya lalu turun dari motor, ia memeluk Starla, "Maaf," bisik nya.

Starla mendorong Langit, "Gak mau, harus pake sayang."

Langit celingukan memastikan tidak ada orang di sekitaran sana, "Maafin aku sayang," Langit merapihkan rambut Starla juga menghapus keringat yang membasahi wajah Starla.

"Nah gitu dong," Starla kembali tersenyum.

"Ya udah pulang yuk."

Starla bangun dan naik ke motor Langit, Starla melingkarkan tangannya ke pinggang Langit dan menaruh kepalanya di pundak kanan Langit.

"Deket banget yah kamu sama cewek itu?" tanya Starla di perjalanan.

"Ya seperti yang kamu liat."

"Oh."

Beberapa saat kemudian sampailah di rumah Starla, "Gak mau mampir dulu?" tanya Starla saat turun dari motor.

"Gak."

"Ya udah hati-hati."

Starla masuk ke rumahnya dengan suasana hati yang berubah, di ruang tengah ada ibunya yang sedang bersantai sambil nonton televisi.

"Darimana aja jam segini baru pulang?" tanya Ibunya tanpa menatap ke arah Starla.

"Biasa lah Ma abis dari rumah Langit," balas Starla berjalan ke kamar untuk bersih-bersih.

"Pacaran mulu kamu tuh yah."

"Biarin, Mama juga sama pacaran mulu."

"Maksud kamu apa?"

"Enggak-gak papah lupain."

__________

Paginya Starla sudah dengan siap menunggu kedatangan Langit di gerbang masuk, alangkah terkejutnya ia ketika melihat Langit datang bersama Fiona. Starla menghembuskan nafas kasarnya lalu berjalan meninggalkan Langit ia tidak mau hatinya tambah sakit jika terus melihat hal itu.

"Tumben lu murung gitu?" tanya Livi yang kebetulan ada di lorong kelas.

"Tuh liat deh, pacarnya lagi sama cewek lain. Kek nya murid baru deh," ujar Angga menatap Langit yang tengah berjalan berdampingan bersama Fiona.

"Labrak dong, lu kan pacarnya," tambah Angga.

"Gak ah males masih pagi," Starla terus melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Saat sampai di kelas lagi-lagi ia lupa kalau hari ini ada tugas Kimia, "Ah kenapa sih lupa terus," Starla memukul kepalanya sendiri karena kesal mengapa harus terus lupa dengan tugasnya.

Tidak lama setelah itu guru pun masuk dan benar saja langsung menanyakan tugas Kimia yang harus di kumpulkan hari ini, "Ya ampun Starla ini udah kesekian kalian ya kamu lupa ngerjain tugas, memangnya di rumah kamu ngapain aja sampai terus lupa?" bentak bu Dini di depan meja Starla.

Starla terdiam sambil menundukkan kepalanya, Fiona sudah ada di kelas itu dan duduk berdampingan dengan Langit.

"Maaf Bu."

"Maaf kamu bilang? Kalau hanya sekali dua kali mungkin ibu masih bisa memaafkan tapi ini udah kesekian kalinya kamu lakuin ini. Cepat keluar dan lari mengelilingi lapangan 5 kali," titah Bu Dini yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Starla.

"Tapi Bu panas," balas Starla.

"Ya itu resiko kamu, siapa suruh gak ngerjain PR."

Tiba-tiba Langit hendak menghampiri Starla, awalnya pergelangan tangan Langit di tahan oleh Fiona tapi Langit memaksa ke arah Starla.

"Bu biar saya yang gantikan hukumannya," timpa Langit dengan datar.

"Apa?" tanya Bu Dini.

"Lagi-lagi mau kamu ganti?" tambahnya.

"Iya Bu, saya pastikan setelah ini saya akan bantu Starla agar tidak lupa akan tugasnya."

"Enggak usah gak usah," Starla malu jika harus di gantikan Langit, sudah kesekian kalinya juga Langit melakukan ini.

Starla keluar dari kelas untuk lari di lapangan namun Langit juga ikut mengikuti Starla karena ia tau Starla pasti tidak akan kuat, Starla berlari di lapangan dengan susah payah padahal itu baru setengah lapangan.

Langit memperhatikan Starla dari pinggir lapangan dengan khawatir, dan benar saja Starla kini terduduk di lapangan dengan nafas yang sudah tidak beraturan dan keringat yang membasahi bajunya.

"Aku capek," ucapnya menyerah.

Langit menghampiri Starla dan memberikan Starla botol minumnya, "Kan udah di bilangin," Langit mulai berlari mengantikan Starla.

"Semangat sayang ku," teriak Starla sambil tepuk tangan menyemangati kekasihnya.

"Aku janji deh nanti aku gak akan lupa buat ngerjain tugas lagi, aku juga janji bakalan gak telat lagi biar gak di hukum," tambah Starla.

Part 3

Setelah menyelesaikan hukumannya Starla memberikan botol minumnya pada Langit, "Nih minum," mereka berjalan ke toilet untuk cuci muka.

___________

Saat jam istirahat Starla makan di kantin bersama Angga dan Livi, Langit entah pergi kemana bersama Fiona. Namun Starla tidak peduli karena yang sangat ia butuhkan sekarang hanyalah makanannya.

"Pelan-pelan, nanti keselek mati tau rasa lu," Livi menatap Starla dengan tatapan heran.

"Biarin."

Baru saja bibir Livi kering karena memperingati Starla, Starla langsung keselek sampai menangis karena ia makan-makanan pedas. Angga dengan sigap mengambilkan minuman untuk Starla, "Nih minum."

Tiba-tiba Langit datang dan menggeser Angga yang duduk di sebelah Starla, "Makannya kalau makan hati-hati," ujarnya dingin sembari menepuk pundak Starla dengan perlahan-lahan.

"Abisnya lapar aku," Starla minum beberapa tegukan sampai tenggorokannya membaik, tadi tenggorokannya terasa terbakar.

"Darimana sih?" Starla menyimpan gelas di meja sembari meneruskan makan mie instan nya.

"Dari kantor."

"Sama Fiona?"

"Iya."

"Dia gak bisa ke kantor sendiri apa? Sampai harus banget kamu yang nganterin."

"Udah ah jangan di bahas."

___________

Pulang sekolah Starla menghampiri Langit yang sedang sendirian di atas motornya, "Pulang bareng yuk?" ajak Starla tak lupa sambil melengkungkan senyuman indahnya yang begitu merekah.

Fiona menghampiri mereka yang mendadak membuat senyuman Starla redup seketika.

"Langit anterin aku pulang yuk? Mama kamu kan bilangnya kalau gak tau jalan pulang suruh di anterin kamu aja. Lagian pacar kamu pasti udah tau jalan pulang jadi biarin aja pulang sendiri," ujar Fiona menatap sekilas Starla.

Langit menatap Starla menunggu jawaban dari wanita itu.

"Ya uda deh kalau kamu mau anterin Fiona pulang gak papah, aku pulang sama Erik aja," Starla berbalik mencari Erik.

Tangan Starla di tarik oleh Langit, "Kenapa harus sama Erik sih?"

Starla terdiam memandangi Langit, "Yah karena pasti cuman Erik yang mau nganterin aku pulang, aku lagi males naik angkot soalnya panas banget hari ini," jelasnya dengan wajah polos.

"Naik," Langit melepaskan tangan Starla dan memakai helmnya.

Fiona tiba-tiba naik ke motor Langit, Langit menatap Fiona yang kini ada di motornya sekarang, "Ngapain naik?" tanyanya sinis.

"Tadi kan kamu suruh naik."

"Bukan lu, tapi Starla."

"Loh kan-" ucapan Fiona di potong oleh Langit.

"Mau lu yang turun sekarang atau gue?" ancamnya.

"Ya aku gak bisa bawa motor, lagian-" lagi-lagi ucapannya di potong oleh Langit.

"Ya udah turun."

"Tapi-"

"Turun gak!"

Fiona turun dari motor Langit dan menatap kesal Starla, ia tau Langit begini pasti gara-gara wanita itu.

"Starla cepetan naik," titah Langit agak tegas.

Starla naik ke motor Langit, saat hendak maju Starla tidak kunjung memeluk Langit sampai akhirnya Langit menarik kedua tangan Starla agar memeluknya, "Mau jatoh?" tanya Langit.

Starla hanya terdiam ia takut melihat tatapan dari Fiona yang terlihat ingin memakannya. Langit menatap Fiona, "Lu pulang aja naik taksi, lu kasih supir taksi itu alamat lu nanti juga di anterin sampai rumah," ucapnya sebelum akhirnya ia pergi dari sana.

Semalam perjalanan Starla benar-benar terdiam ia tidak mau bicara apapun pada Langit, Langit merasa bingung mengapa Starla saat ini terdiam padahal biasanya Starla selalu banyak omong saat di motor.

Tidak lama setelah itu sampailah mereka di rumah Starla, dari luar rumah terdengar suara keributan ibu dan ayahnya Starla.

"Kita ke tempat lain dulu yuk," ajak Langit pada Starla yang masih di motornya.

Starla menganggukkan kepalanya, sepertinya jika ia masuk ke rumah sekarang hanya akan membuatnya tambah pusing saja. Jadi lebih baik ia pergi dulu sampai keadaan di rumah agak membaik, Langit membawa Starla ke taman ia membelikan Starla eskrim rasa Strawberry.

Starla menatap kosong ke depan sambil sesekali memakan eskrim nya, Langit duduk di sebelah Starla juga sambil memakan eskrim rasa Strawberry.

"Kalau mau cerita, cerita aja," ujar Langit memecah keheningan yang ada di antara mereka.

"Nanti aja yah, aku lagi pengen diem dulu sekarang," balas Starla menyenderkan kepalanya ke pundak Langit.

"Ya udah kalau itu baik menurutmu gak masalah."

Mereka berada di taman sampai hari sudah hampir malam, "Pulang yuk," ajak Starla.

"Nanti orang tua kamu nyariin kamu," tambahnya.

"Kalau kamu masih mau di temenin aku gak papah kok di sini."

"Ayok pulang," Starla menarik pergelangan Langit.

Beberapa saat kemudian sampailah mereka di rumahnya Starla, "Dah hati-hati yah di jalannya."

Starla masuk ke rumahnya setelah melihat Langit pergi, ia masuk ke kamarnya dengan keadaan hati yang sangat kacau ia tidak tau mengapa hatinya bisa sekacau ini. Saat hendak masuk ke kamarnya ia melihat ibunya yang tengah membawa koper keluar dari kamar.

"Mau kemana?" tanya Starla.

"Mama mau pergi dari sini, Papa kamu keterlaluan banget jadi orang," bentak ibunya sembari terus berjalan.

Di depan kamar orang tuanya, ayahnya tengah berdiri, "Pergi aja sana, pergi ke selingkuhan mu itu."

"Hey sadar dong, kamu juga selingkuh," ibunya Starla tidak Terima dengan ucapan itu.

"Apa kau bilang? Aku selingkuh? Mana buktinya kalau aku selingkuh? Sedangkan kau sudah sangat jelas selingkuh dan buktinya banyak."

"Aku selingkuh juga karena kau, ingat itu!"

"Kalau selingkuh yah selingkuh aja, jangan memutarkan fakta bahwa dalam hubungan ini kau lah yang paling salah."

"STOP..........." Teriak Starla sambil menutup telinganya karena pusing mendengar keributan mereka yang selalu terulang setiap harinya.

"Ku mohon hentikan," tambahnya sambil menangis.

Bukannya menenangkan, ibunya Starla langsung pergi dari sana. Ayahnya Starla menghampiri Starla dan memeluk Starla untuk menenangkan Starla, "Sudah sayang jangan menangis, biarkan ibumu pergi nanti dia juga akan menyesal."

Starla hanya menangis di pelukan ayahnya, ibunya Starla memang berselingkuh dengan rekan kerjanya. Hubungan pernikahan keluarga Starla memang sudah hancur sejak dulu namun baru kali ini ibunya Starla benar-benar meninggalkan rumah, Starla tidak pernah dapat kasih sayang dari ibunya ia selalu di perlakuan kasar bahkan sering kali di pukul oleh ibunya.

Hanya ayahnya yang benar-benar menyayangi Starla, Namun tidak bisa di pungkiri Starla sangat ingin di cintai dan di sayang oleh ibunya seperti kebanyakan anak di luar sana.

Sementara itu di tempat lain Langit baru pulang ke rumahnya, ia langsung di hadang oleh ibunya, "Mengapa kau membiarkan Fiona pulang sendirian?" tanyanya dengan marah.

Langit terdiam menatap ibunya, "Dia sudah besar dan bisa pulang sendiri."

"Begitu pun dengan Starla kan? Dia juga udah besar dan bisa pulang sendiri."

"Apaan sih Ma, udah jelas Starla tuh pacar aku jadi apa salahnya aku anterin dia pulang."

Langit berjalan ke arah kamarnya tanpa memperdulikan ibunya.

"Gara-gara wanita itu kamu sekarang berani yah ngelawan Mama."

Langit menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah ibunya, "Ma, enggak usah bawa-bawa Starla. Dia enggak rubah apapun dalam diri aku."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!