Arka Putra Permana adalah seorang mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ternama di kota ini. Sifat Arka yang supel dan konyol membuatnya memiliki banyak teman. Cerita-cerita konyolnya selalu menghibur bagi siapa saja yang mendengarnya dan teman-temannya tak pernah bosan mendengar kelakarnya.
Suatu ketika di sela-sela jam pergantian mata kuliah, seperti biasa dia selalu hang out bersama teman-temannya, dia melihat sosok gadis yang menyita perhatiannya.
"Hmmm siapa cewek itu ??? Aq ga pernah lihat dia sebelumnya. Apa dia mahasiswa baru ya??" gumam Arka, yang ternyata didengar oleh sahabatnya, Zafran. Ya Arka dan Zafran sudah bersahabat lama sejak mereka pertama kali duduk di bangku kuliah. Sampai sekarang kemana-mana mereka selalu berdua, dimana ada Arka pasti ada Zafran.
" Yang mana bro??" tiba-tiba saja Zafran sudah berkata di dekat telinga Arka. "Astaghfirullah", Arka terkejut bukan main sambil memegang dadanya. "Kamu ngagetin aja sih Zaf", sungut Arka.
"Hehehe...abis kamu tiba-tiba melongo kayak kesambet aja, ngeliat apaan coba?" tanya Zafran menyelidik dan dia mengikuti arah pandangan sahabatnya.
"Sialan. Ganggu pandanganku aja", jawab Arka dengan bibir monyong minta dikuncrit sambil menoyor kepala Zafran karena di depannya dan menghalangi pandangannya.
"Eleuh, eleuh...serius amat bang", sambil nyengir kuda Zafran malah menggoda Arka.
"Tuh cewek manis...kamu kenal dia ga?", tunjuk Arka dengan dagunya.
"Yang mana sih ?? Disitu kan banyak cewek bro, yang mana maksudmu??" Zafran memperhatikan satu per satu gerombolan ciwi-ciwi di depan Ruang T. Tapi dia masih ga ngeh.
"Yaelaa...masa harus aku tunjuk pake jari sih. Ntar kalau doi tau, hilang kegantenganku...", jawab Arka sambil nyengir
" Heleh ... Gayamu", saut Zafran.
Karena ga sabar dengan sohibnya yang tulalit, akhirnya Arka menjelaskan ciri-ciri cewek yang sudah mencuri perhatiannya itu.
"Nooh ...cewek rambut pendek yang senyumnya manis, yang pake jeans robek di lutut, baju flanel kotak-kotak" Arka menjelaskan sedetail mungkin biar Zafran ngeh.
"Oalaaaa.....cewek kecil itu toh", seru Zafran.
"Kamu kenal dia Zaf???", tanya Arka dengan mata berbinar-binar, dia merasa ada angin segar yang bisa menjawab kekepoannya. 😁😁
"Kagaaakk ....", sahut Zafran santuy.
"Dasaarrr...teman ga ada akhlak!! Aku kira kamu kenal...eeehhh terrnyattaaa.... ZONK", mood Arka langsung ambyar gara2 teman semprulnya.
"HAHAHA..." Zafran ngakak abis karena berhasil ngerjain Arka.
Setelah puas tertawa, mereka berdua otomatis memperhatikan gerak gerik cewek itu lagi yang lagi asyik bersenda gurau dengan teman satu angkatannya.
"Engg...dia memang manis sih", gumam Zafran lirih tanpa mengalihkan pandangannta.
"Apa bro?", Arka yang samar-samar mendengar langsung bertanya.
Zafran jadi salah tingkah karena dia ga nyangka kalau sohibnya ternyata mendengar.
"Ngg...ga ....enggaaa...ga ada apa-apa kok.. Hehehe", elak Zafran.
"Kayaknya aku pernah lihat doi deh", Zafran mengetuk-ngetukkan jari di dagunya sambil berpikir.
"Beneran brooo??? Dimana??", tanya Arka semangat 45.
"Ya di kampus inilah.. oon", sambil nyengir Zafran menjawab Arka yang kemal.
"Kampreett !! Dasar maling pangsiit... Kamu kalau ngomong yang bener donk !", sungut Arka.
"Eh... beneran. Suerr... aku pernah lihat doi. Tapi kapan yaa??", Zafran kelihatan berpikir, mencoba mengingat-ingat.
"Waktu ituu..",
"TEEETTT...TEEETT...TEEEETTT", tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi mengagetkan segerombolan anak-anak manusia.😁
Tanpa diduga ada sepasang mata yang diam-diam melirik mereka berdua.
Siapakah dia???
"TEEET...TEEET....TEEET"
"Waduh udah bel nih, yuk buruan masuk", ajak Zafran.
"Eitss tunggu bro..gimana lanjutannya?", sergah Arka.
"Ntar aja deh. Keburu Bu Siska masuk ruangan.
Klau telat masuk ntar kita disuruh ngerjain soal di papan ...Mamam🙈", Zafran buru-buru masuk ruangan.
"Hei Zaf...Zaaf...main ninggalin aku aja. Ga setia kawan njirr", seru Arka sambil berlari mengejar Zafran.
Tak disangka ada sepasang mata yang melirik dan tersenyum melihat 2 sohib itu. Ya, doi tak lain adalah Zalwa Khairunisa, seorang cewek manis, berambut pendek dan agak tomboy, yang mereka bicarakan dari tadi.
Tak lama setelah mengikuti mata kuliah yang cukup memeras otak, akhirnya selesai juga perkuliahan hari ini. Arka yang tadinya kemal tentang Zalwa sampai lupa dan pulang ke rumahnya. Begitupun Zafran, dia juga kembali ke kost. Setelah tiba di kost Zafran yang sudah berganti baju dan sholat dhuhur hendak merebahkan tubuhnya karena otak dan raganya terasa penat. 1 menit... 2 menit... Matanya tak kunjung mengantuk. Niatnya hendak tidur siang malah terlintas sesosok bayangan ciwi manis tadi di kampus.
*Flashback On*
"Ada apa sih rame-rame?", tanya Zafran.
"Itu Zaf ada anak MABA, sok banget jadi cewek. Masa ga ada takut-takutnya sama kita. Malah kayak nantang gitu", adu Nina, teman seangkatan Zafran yang menjadi Panitia Pengkaderan.
Yah saat itu memang masa orientasi MABA. Zalwa yang notabene MABA tahun ini tak luput dari "Role Play" kakak tingkatnya.
"Yang mana sih ceweknya?", Zafran merasa penasaran.
"Tuh yang di depan tuh, yang kecil tapi sok sok an banget belain temannya", dengus Nina sambil menunjukkan jarinya ke arah Zalwa.
Zafran memperhatikan cewek yang dimaksud oleh Nina.
"Gila tuh cewek...nyalinya gede juga. Dikeroyok kakak tingkat... Eehh doi ga keder blass", batin Zafran sambil tersenyum tipis.
" Heh Zaf...kok malah bengong sih?? Kamu ga ikut-ikutan marahin?? Mumpung nih kesempatan kita buat ngerjain anak MABA. Kapan lagi coba??", Nina memprovokasi Zafran.
"Ga ahh...mager. Mending aku jadi penonton aja", jawab Zafran.
"Huuhh dasar kamu Zaf...Zaf... Sukanya di belakang layar doang", cibir Nina.
"Kok kamu tau sih?? Hehehe", jawab Zafran asal.
*Flash Back Off*
"Ohh...ternyata doi ciwi itu", gumam Zafran lalu senyum-senyum ga jelas jika ingat kejadian waktu itu.
Saking ngantuknya, akhirnya Zafran terlelap juga.
*
Keesokan hari, setelah jam kuliah pertama usai, Arka tak sengaja melihat Amara sedang berbincang dengan Zalwa di dekat kantin kecil.
"Oh ternyata doi temannya Amara", gumam Arka.
Salsa Tungga Dewi...entah kenapa namanya berubah menjadi Amara di kalangan kampus itu.
Mungkin karena kepedean tingkat dewa, ia selalu memperkenalkan dirinya dengan nama "Amara", mirip nama seorang aktris yg famous di masanya kala itu. Entahlah... bahkan image itu sudah tertanam di benak semua mahasiswa di jurusan. Bagi yang baru kenal dan tidak mengetahui seluk beluk dirinya, percaya saja kalau Amara memang nama aslinya.
Hahaha...ajaib bukan? Yaa.. seajaib pribadinya yg PD abis dan narsis. Semua angkatan dari angkatan bawah sampai atas, siapa yang ga kenal dia. Sosoknya yang gampang akrab yang membuatnya famous seantero kampus.🤣
Jadi ga salah kalau Arka juga bisa kenal dengannya, walaupun dia maba yang beda 2 tahun di bawahnya. Sifat Arka yang 11-12 dengan Amara membuat mereka seperti sudah kenal lama.
"Kesempatan nih", batin Arka sambil menyeringai.
💓Lalu Apa yang selanjutnya akan dilakukan Arka ??💓
"Kesempatan nih", batin Arka.
"Amara!", Arka berteriak memanggil adik tingkatnya itu, sambil berjalan menghampiri.
Seketika Amara dan Zalwa menoleh ke arah Arka.
"Hei mas...ada apa??", dengan centilnya Amara menjawab panggilan Zafran.
"Eng...bisa bicara sebentar ga?", tanya Arka basa basi, sambil melirik ke arah Zalwa dengan senyam senyum tebar pesona.
"Tumben mas", Amara menelisik, Arka pun mengkode.
"Ok...Ok", lalu Amara menoleh ke arah Zalwa. "Sebentar ya Wa, aku ada perlu sama mas ini", pamit Amara.
"Ok silahkan", jawab Zalwa tersenyum manis.
Deg
Ya Allah...manis banget senyumnya. Pingin aku karungin deh, batin Arka.
Lalu Arka dan Amara beranjak sedikit menjauh dari Zalwa. Mereka berdua berbicara sambil sesekali menoleh ke arah Zalwa sambil cengar cengir.
Zalwa yang merasa ada yang memperhatikannya langsung menoleh.
"Idiih ngapain sih mas itu senyam senyum... geje... Amara jg..kesambet berjamaah kali ya", batin Zalwa.
"Bomat", Zalwa mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berbincang-bincang dengan teman lainnya.
"Eh tunggu", batin Zalwa
Lalu Zalwa menoleh lagi ke arah Arka,
"Kayaknya dia yang kemarin bersama temannya di depan Ruangan T deh", Zalwa memperhatikan sambil mengingat-ingat.
Tiba-tiba Amara datang menghampirinya, sepertinya dia sudah selesai berbicara dengan Arka.
"Yuk Wa kita makan. Laper nih!", ajak Amara.
"Ayuuk, lapar juga kamu ternyata?", Zalwa terkekeh.
"Ya iyalah. Aku kan manusia biasa", sungut Amara.
"Habisnya kamu lama banget ngobrolnya sama mas tadi. Emangnya ngomong apaan sih?", jiwa kepo Zalwa meronta-ronta.
"Mau tau aja apa mau tau banget????", goda Amara
"Iih kamu...ga asik ahh", Zalwa mulai ngambek.
"Hahaha, ntar kamu juga tau kok. Santuy", jawab Amara.
Lalu mereka duduk dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanannya datang, Zalwa bertanya,
"Btw ra, mas tadi kan temannya cogans yg gondrong itu ya??"
"Cowok gondrong yang mana?? Yang gondrong mah banyak kali disini", ucap Amara.
"Yang biasanya bareng sama dia. Yang rambutnya bagus banget kayak cewek. Aku aja yg cewek jadi insecure".
"HAHAHA", mereka ngakak barengan.
"Oh dia", Amara langsung tau yang dimaksud Zalwa.
"Eh, tapi tadi dia kok ga bareng doi. Tumben", Zalwa mengernyitkan dahi.
"Kenapa?? Jangan-jangan kamu naksir doi ya??Cieee", dengan suara stereo Amara menggoda Zalwa dan wajah tanpa dosa.
"Ssstttt... Kamu gila yaa...kenceng banget suaramu, sekalian pake toa aja", muka Zalwa sudah seperti kepiting rebus, dia menutupi wajahnya karena seluruh penghuni kantin menatapnya.
"HAHAHA", bukannya diam, Amara malah ngakak.
Tak berapa lama pesanan mereka pun datang dan mereka langsung memakannya.
Setelah itu mereka hendak kembali ke Ruangan Kuliah karena masih ada 2 jam mata kuliah lagi.
Di koridor Zalwa keliatan masih penasaran.
"Ra...siapa sih namanya?"
"Oh mas yang tadi? Namanya Arka. Kalau yang satunya, namanya Zafran", sahut Amara.
Bagus juga namanya, sudah gans, cool lagi, batin Zalwa.
"Eh Ra...kenalin donk", rayu Zalwa.
"Siapa?? Mas Arka??", tebak Amara asal.
"Enggaa...yang satunya", jawab Zalwa.
"Oooh Mas Zafran... OK. Itu mah keciiill...Amara gitu loo ", sahut Amara.
Astaghfirullah... Punya teman gini amat yach, Zalwa menepuk jidatnya.
"Eh Ra...ntar kamu kasih nomor telpon rumahku ya", pinta Zalwa.
"Ok...beres bosku", sahut Amara.
"Tapi jangan pake nama Zalwa ya!", ucap Zalwa.
"Kenapa?", Amara mengernyit heran.
*
*
#Hayooo kenapa ya??
Sanggupkah Amara menjalankan misinya??
To be continued 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!