Dunia ini bernama Lamue, dimana para makhluk yang tinggal di dalamnya bergantung pada energi alam. Energi alam tersebut diserap ke dalam tubuh mereka, kemudian memanipulasinya dan memproyeksikannya menjadi sebuah kekuatan elemen, kekuatan sihir serta jenis-jenis kekuatan lainnya. Mereka yang melakukan hal ini sering disebut sebagai Venerate.
Dalam Venerate sendiri memiliki tujuh tingkatan, dimulai dari Tribe Venerate, Division Venerate, District Venerate, Regional Venerate, Continent Venerate dan yang terakhir adalah World Venerate.
Tribe Venerate merupakan tingkatan awal dalam rana Venerate. Dalam tingkatan ini seorang Venerate masih dalam tahap pelatihan keras untuk dapat memanipulasi energi yang diserap.
Division Venerate adalah tingkatan lanjutan dimana seorang Venerate sudah mulai dapat memproyeksikan manipulasi energi alam mereka menjadi sebuah serangan, namun serangan yang diproyeksikan Venerate dalam tingkatan ini masih dalam jangkauan yang kecil.
District Venerate merupakan tingkatan lanjutan dari Division Venerate. Pada tingkatan ini, jangkauan dari proyeksi serangan menjadi lebih luas dibandingkan dengan tingkatan Division Venerate. Pada ini tingkatan ini juga para Venerate mulai dapat menggunakan energi alam untuk meningkatkan kekuatan fisik mereka.
Regional Venerate. Di tingkatan ini, para Venerate mulai dapat menggunakan kemampuan observasi, baik dalam menganalisis pergerakkan maupun lingkungan sekitar. Dalam tingkatan ini juga para Venerate memiliki kemampuan untuk mentransferkan energi alam mereka pada sebuah benda maupun Venerate lain.
Land Venerate. Pada Venerate yang berada di tingkatan ini mulai disegani, karena mulai pada tingkatan inilah para Venerate telah memiliki kekuatan dalam skala yang besar, baik dalam serangan atau dalam bentuk yang lain. Venerate dalam tingkatan ini juga telah memiliki suatu kemampuan khusus, yaitu dapat menggunakan serta memproyeksikan kekuatan yang bukan berasal dari tubuh mereka sendiri. Kemampuan ini disebut dengan Ekdosi atau kekuatan pelepasan. Umumnya kekuatan Ekdosi berasal dari senjata yang telah ditanamkan sebuah kekuatan yang besar di dalamnya.
Continent Venerate. Di tingkatan ini Para Venerate mulai dapat mengakses kekuatan spasial, dapat melayang di udara serta kemampuan untuk bisa memanipulasi alam. Mulai pada tingkatan ini jumlah dari para Venerate menjadi jauh lebih sedikit dari tingkatan-tingkatan sebelumnya.
World Venerate. Di tingkatan ini para Venerate telah berada di rana makhluk puncak dunia. Jumlah Venerate pada tingkatan juga ini bahkan lebih sedikit dibanding dengan jumlah pada tingkatan Continent Venerate. Kemampuan para Venerate di tingkatan ini menjadi lebih fleksibel dari Continent Venerate, mereka dapat menggunakan kemampuan spasial serta memanipulasi alam sesuai keinginan mereka.
****
Selama ribuan tahun, dunia ini telah dihuni oleh berbagai macam ras dan para makhluk suci, yang tersebar ke beberapa benua. Mereka hidup dengan damai, saling berdampingan tanda ada suatu konflik dan pertikaian satu sama lain.
Namun, semua berubah ketika salah satu ras yang dengan ego mereka, bertujuan untuk ingin mendominasi dunia ini sendiri. Ras tersebut tidak lain adalah manusia, mereka menciptakan sebuah pertikaian antara ras-ras dengan para makhluk suci, yang kemudian menjadi sebuah peperangan dahsyat antar kedua belah pihak.
Dari peperangan tersebut, para manusia memanfaatkan para makhluk suci yang sekarat akibat pertempuran dengan mengambil kekuatan mereka serta menyegelnya ke dalam senjata-senjata mereka. Senjata-senjata ini yang kemudian disebut sebagai senjata suci.
Para makhluk suci yang tersisa, yang dulunya hidup berdampingan dengan para ras-ras pun pergi ke tempat yang jauh, yang sulit untuk dijangkau.
Tidak sampai disitu saja, para manusia kemudian melakukan rencana kedua mereka, yaitu untuk menyingkirkan para ras-ras lain agar dapat dengan mudah mendominasi Lamue. Mereka menerapkan suatu perkawinan silang dengan ras-ras lain sehingga terlahirlah ras-ras keturunan campuran yang memiliki darah dari para manusia, dimana hal itu membuat para ras-ras murni perlahan-lahan mulai berkurang jumlahnya sampai tak tersisa lagi seiring berjalannya waktu. Sampai pada akhirnya juga, para ras keturunan campuran tersebut mendapatkan diskriminasi dari para manusia. Mereka kemudian diusir dari negeri asal mereka dengan diasingkan pada salah satu benua.
****
Raquille adalah manusia keturunan Elf, atau disebut juga sebagai Elfman. Dia merupakan seorang pangeran dari negeri yang bernama Blueland, yang terletak di benua Aizolica, benua ini sendiri merupakan benua tempat tinggal dari para ras keturunan campuran.
Sejak kecil dia merupakan anak yang jenius dan berbakat, sampai memiliki potensi untuk bisa menjadi Venerate tingkatan atas. Ditambah dengan kepribadiannya juga yang selalu ingin tahu akan segala hal membuatnya sangat cepat berkembang dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi lagi.
Karena kemampuannya tersebut, dia tergabung dalam suatu organisasi yang disebut sebagai Guardian. Guardian sendiri adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh beberapa negeri di benua Aizolica, dimana para ras keturunan campuran merupakan anggota dari organisasi ini. Tugas dari organisasi Guardian adalah untuk melindungi para ras keturunan campuran yang berada di benua yang dihuni oleh ras mereka dari ancaman manusia yang mau memanfaatkan mereka.
Dengan adanya para Guardian tersebut, manusia menjadi kesulitan mencoba untuk menculik para ras keturunan campuran untuk dijadikan sebagai budak maupun menjadi kelinci percobaan pada penelitian mereka.
Sebagai Guardian, Raquille dipandang sebagai sosok yang adil dan tidak pernah membedakan para manusia dengan ras keturunan campuran. Saat mencoba menghentikan para manusia yang berusaha melakukan hal yang buruk pada ras keturunan campuran, Raquille dan para Guardian hanya mencoba untuk bernegosiasi dengan para manusia tanpa harus melakukan sebuah perlawanan yang akan mengakibatkan jatuhnya korban.
Sampai pada suatu saat, Raquille termakan perkataan dari para manusia. Mereka mengatakan bahwa para ras keturunan campuran merupakan makhluk yang harus disingkirkan seperti para ras-ras leluhur mereka dan hanya menyisahkan manusia yang layak hidup di Lamue.
Mendengar perkataan dari manusia tersebut, rasa tidak suka Raquille pada ras manusia, yang awalnya hanya kebencian menjadi sebuah dendam. Dia kemudian bertekat untuk memusnahkan manusia lebih dahulu dengan tangannya sendiri.
Namun, hal tersebut ditentang oleh para Guardian karena dengan mencoba untuk menyerang para manusia hanya akan menyulut sebuah peperangan besar antara manusia dan para ras keturunan campuran, yang akan mengakibatkan jatuhnya korban dari kedua belah pihak dan juga akan berakibat pada para manusia dan ras keturunan campuran yang tidak berdosa.
Para Guardian yang menentang hal tersebut mencoba melakukan perlawanan terhadap Raquille, yang pada akhirnya hal tersebut menjadi sebuah pertarungan besar antara para Guardian dengan dirinya sendiri.
Dari pertarungan tersebut, Raquille banyak membantai para anggota dari Guardian. Raquille yang merupakan Venerate pada tingkat World dengan mudahnya dapat mengalahkan para Guardian yang memiliki tingkatan Venerate lebih rendah darinya.
Disaat para Guardian tidak bisa mengimbangi kekuatan besar dari Raquille dan mulai kehilangan harapan untuk dapat menghentikannya. Secara tiba-tiba mereka mendapatkan suatu kesempatan mengalahkan Raquille.
Akibat dari kejadian itu, negeri-negeri dari para ras keturunan campuran memutuskan hubungan aliansi mereka dengan negeri Blueland serta menganggap para ras Elfman adalah ras yang jahat.
Raquille yang saat itu telah mengalami kekalahan dari para Guardian, lalu menghilang secara misterius dan tidak diketahui keberadaannya. Banyak yang mengira bahwa Raquille saat itu telah mati. Tetapi, melihat kemampuannya yang adalah seorang World Venerate, yang telah mendekati rana keabadian merupakan hal yang mustahil baginya untuk bisa mati.
Namun, setelah berselang sepuluh tahun kemudian, Raquille secara tiba-tiba muncul kembali di sebuah negeri yang bernama Fuegonia.
–5 Juni 3029–
Di hamparan padang rumput yang membentang luas tampak seorang pemuda sedang terbaring di atas rumput yang hijau. Pemuda itu memiliki rambut seputih salju, mata berwarna biru, sebiru warna langit yang ditatapnya itu. Ditambah dengan anting batu Tanzanite yang berkilauan menghiasi kedua daun telinganya menambah ciri khas dari pemuda tersebut.
“Arghh… Sialan… Selama dua puluh tahun usiaku, baru kali ini aku menerima kekalahan yang memalukan seperti itu.” Pemuda itu megumpat sendiri dengan kesal.
Tak lama kemudian, seorang pria dengan memegang sebuah cangkul dan ember yang berisi air mendekat pada pemuda itu. Sepertinya pria tersebut mengetahui apa yang barusan terjadi pada si pemuda sebelum dia terbaring di tempat itu.
“Hei… Apa kau tidak apa-apa? Bagaimana kau bisa terjatuh dari langit?” Pria itu bertanya tentang keadaan dari si pemuda, namun dengan tetap sedikit berwaspada karena dia masih belum mengetahui dengan pasti apakah pemuda tersebut merupakan orang yang berbahaya atau tidak.
Beberapa waktu yang lalu, pria itu sedang bekerja di ladangnya yang berada dekat dengan padang rumput. Sontak dia melihat dengan jelas sebuah cahaya berwarna biru dari langit perlahan-lahan turun ke bawah. Walaupun dengan perasaan yang sedikit was-was dia tetap penasaran dan mencoba mendekati sumber cahaya yang jatuh di padang rumput tersebut.
“Kau pasti tidak akan percaya jika kuceritakan kenapa aku bisa jatuh dari langit,” ucap si pemuda, sambil dia berdiri dan membersihkan pakaiannya yang kotor.
Pemuda itu lalu merapatkan kedua tangannya dan berkonsentrasi memulihkan dirinya dengan menggunakan kekuatannya. Dia kemudian mendekati si pria sambil memperhatikan sekitaran tempat itu, yang sepertinya tempat tersebut terlihat asing baginya.
“Hei paman… Ini berada dimana? Apakah ini masih berada di wilayah utara?”
“Iya… Memang jelas ini berada di wilayah utara. Karena ini adalah wilayah negeri Fuegonia.”
“Fuegonia…?” Mendengar jawaban dari si pria, ekspresi pemuda itu seketika berubah.
Dilihat dari raut wajahnya, pemuda itu seperti merasa khawatir berada ditempat itu.
“Kalau diperhatikan lagi, ciri-ciri dan penampilanmu ini terlihat seperti para ras dari negeri seberang. Dengan rambut putih dan matamu yang juga berwarna biru… Apa kau memang salah satu dari mereka?”
Ras negeri seberang yang sedang dibicarakan oleh pria itu adalah ras Elfman, ras keturunan manusia dan Elf murni yang berasal dari negeri Blueland, negeri yang berseberangan dengan negeri Fuegonia. Benar saja jika pria itu mengatakan bahwa pemuda itu memiliki kemiripan dengan ras Elfman karena ras tersebut memiliki ciri khas berambut putih serta mata berwarna biru yang sama persis dengan ciri-ciri pemuda tersebut.
Sontak raut wajah pemuda itu menjadi gelisah setelah mendengar pertanyaan dari pria itu yang mengatakan bahwa dia memiliki kemiripan dengan ras yang dibicarakan oleh si pria tersebut.
“Ah, kau bisa saja paman. Bagaimana aku bisa terlihat seperti mereka? Postur tubuhku saja masih terlihat normal jika dibandingkan dengan mereka yang memang jauh lebih tinggi dariku ini.”
Walaupun pemuda tersebut terlihat semampai dengan memiliki tinggi badan kurang dari seratus sembilan puluh sentimeter, namun jika harus dibandingkan dengan ras Elfman yang memiliki tinggi badan rata-rata lebih dari dua meter, memang postur tubuhnya terlihat lebih kecil dibandingkan dengan mereka.
Bahkan Elfman perempuan saja memiliki tinggi badan rata-rata seratus sembilan puluh sentimeter, yang jika dibandingkan juga dengannya banyak dari Elfman perempuan memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari pemuda tersebut.
Namun, walaupun si pemuda tersebut sudah beralasan seperti itu, melihat tingkah lakunya yang terasa mencurigakan si pria seperti merasa memang ada yang disembunyikan oleh si pemuda tersebut.
“Kalau begitu paman, aku pergi dulu yah, ada yang harus aku lakukan,” ucap si pemuda, yang kemudian melambaikan tangannya, hendak berpamitan meninggalkan tempat itu.
“Tunggu…!”
Baru saja beberapa langkah dia berjalan meninggalkan si pria, sontak pria itu langsung memanggilnya. Mendengar panggilan tersebut, pemuda itu pun berhenti dan menoleh pada si pria.
Dengan cepat pria itu langsung menyiramkan air yang berada pada ember yang dipegangnya pada pemuda tersebut.
Secara refleks pemuda itu langsung membekukan air yang disiramkan padanya itu menjadi es.
“Benarkan apa aku bilang, kau bisa membekukan air, berarti kau memang salah satu dari mereka!” Seru pria itu kini mengetahui bahwa si pemuda telah berbohong padanya.
Lantas pemuda itu langsung terdiam karena si pria kini mengetahui bahwa dia memang merupakan ras Elfman yang memang sempat diduganya tadi.
Ciri khas yang lain dari Elfman juga dapat dilihat dari kekuatan mereka, dimana ras Elfman memiliki suatu kemampuan untuk bisa memanipulasi elemen es. Kemampuan dari ras ini pun memang juga sudah banyak diketahui oleh banyak orang hampir di seluruh belahan dunia.
“Tuan, apakah sebenarnya petinggi dari kota Wattao yang mengirimmu kemari untuk mau menghentikan para perampok gunung kembali? Tapi, kenapa kau hanya sendirian?” Tanya si pria dengan memegang tangan pemuda itu.
“Hah…? Apa maksudmu paman? Menghentikan para perampok gunung? Untuk apa aku melakukan hal itu?” Pemuda itu sontak bertanya balik kepada si pria karena bingung dengan apa yang pria itu tanyakan padanya.
“Iya, akhir-akhir ini para perampok gunung sering melakukan aksi mereka merampok kota kembali. Para warga disini menjadi ketakutan karena aksi mereka itu...”
“Beberapa hari lalu kami meminta tolong untuk mengirim batuan dari kota Wattao untuk menghentikan para perampok tersebut.”
“Karena itu kubilang kenapa aku harus melakukannya. Memangnya aku ini prajurit negeri ini? Atau bahkan… Jika Fuegonia dan negeriku Blueland berkerja sama… Eh… Mustahil juga kalau dipikir-pikir… Pokoknya, kenapa juga aku yang harus turun tangan untuk mengurusi permasalahan negeri lain?” Kata pemuda itu dengan nada suara yang tinggi masih bingung dengan maksud dari si pria.
“Memangnya kenapa? Bukannya negerimu itu dengan Fuegonia memang telah beraliansi sejak sembilan tahun yang lalu?”
Mendengar pernyataan dari si pemuda itu, pria itu juga kebingungan karena yang sebenarnya kedua negeri tersebut memang sudah menjalin aliansi sejak sembilan tahun yang lalu, dan bahkan banyak ras Elfman dari negeri Blueland telah menjadi prajurit di negeri Fuegonia.
“Apa? Kapan itu terjadi? Sembilan tahun lalu…? Apa kau bercanda paman?” Dengan tidak percaya dia merespon perkataan si pria.
Namun, tiba-tiba pemuda itu seperti menyadari sesuatu yang terlintas di pikirannya dari pernyataan si pria sebelumnya. Dia kini nampak lebih gelisah daripada saat si pria bertanya tentang kemiripannya dengan salah satu ras yang dibicarakan tadi.
“Sembilan tahun lalu… Sembilan tahun lalu…” Sambil berjalan mengelilingi si pria, pemuda itu berulang kali mengulangi kata-kata yang sama.
“Tunggu paman, kau bilang sembilan tahun lalu? Kalau begitu ini tahun berapa?” Dengan tatapan yang tajam dan serius dia bertanya pada si pria.
“Hah…? Kenapa kau bertanya hal seperti itu? Memangnya kau selama ini hidup dimana sampai tidak tahu ini sudah tahun berapa?” Si pria sontak bingung mendengar pertanyaan dari pemuda tersebut dan malah bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan pemuda itu.
“Jawab aku paman, ini tahun berapa?” Tidak mendapat jawaban yang pasti, pemuda itu lantas bertanya kembali dan kini sambil memegang erat kedua pundak pria itu.
“Ini tahun 3029… Kenapa kau sampai sebegitunya bertanya tentang tahun? Memangnya ada apa?” Jawab pria itu dengan ekspresi kebingungan melihat tingkah dari pemuda itu.
Mendengar jawaban tersebut, pemuda itu tiba-tiba terlihat syok dan langsung jatuh terbaring ke tanah kembali.
“Hei tuan, kau kenapa?” Tanya si pria merasa khawatir melihat pemuda itu jatuh terkapar.
“Nampaknya aku memang sudah menghilang selama sepuluh tahun lamanya, dan baru sekarang kembali,” kata pemuda itu dengan tatapan kosong.
“Sudah hilang selama 10 tahun? Apa yang kau bicarakan ini? Memangnya siapa kau ini sebenarnya? Apa kau memang bukan prajurit bantuan yang dikirim dari kota untuk membantu kami?” Kata si pria dengan melontarkan beberapa pertanyaan pada pemuda itu.
“Bukan... Aku bahkan bukan prajurit dari negeri ini. Aku sebenarnya adalah salah satu anggota dari organisasi Guardian yang melindungi benua ini,” jawab pemuda itu yang masih dengan tatapan yang kosong.
“Guardian? Apa maksudmu organisasi yang para anggotanya merupakan para ras keturunan campuran? Setahuku organisasi itu sudah dibubarkan.”
“Apa bubar…? Kenapa dibubarkan?” Mendengar ucapan dari pria itu, si pemuda kemudian langsung kembali bangun.
“Aku tidak tahu alasannya kenapa organisasi itu dibubarkan. Tapi, karena organisasi itu sudah tidak ada lagi, para manusia dari benua lain kembali melakukan penyerangan mereka pada negeri-negeri di benua ini dan menculik para ras keturunan campuran.”
“Itu pasti karena ulahku. Argghh…! Kenapa aku bodoh sekali,” kata pemuda itu, dengan ekspresi penuh penyesalan.
“Karena ulahmu? Memangnya apa yang telah kau perbuat?” Tanya si pria, penasaran.
“Hah… Ceritanya panjang untuk dijelaskan. Pokoknya aku mungkin alasan dari bubarnya organisasi tersebut.”
Alasan mengapa pemuda itu merasa menyesal karena yang sebenarnya dia adalah dalang dari bubarnya organisasi Guardian tersebut. Pemuda itu merupakan Raquille Noroh, Elfman yang telah membantai para anggota Guardian sepuluh tahun silam sehingga membuat organisasi itu terpaksa dibubarkan karena telah kehilangan banyak anggotanya. Selama sepuluh tahun terakhir ini juga orang-orang mengira bahwa dia telah mati setelah pertarungan tersebut.
“Tapi paman, Apa kau bisa menceritakan apa yang kau ketahui tentang sepuluh tahun yang lalu? Bagaimana bisa Blueland dan Fuegonia bisa menjalin kerja sama aliansi? Jika kau mau menceritakannya, aku dengan senang hati akan membantumu serta yang lain untuk menghentikan para perampok gunung yang sering menyerang kotamu.”
“Apa? Benarkah kau mau membantu kami?” Tanya si pria.
“Iya aku bersedia membantumu.”
Mendengar kata pemuda itu, si pria kemudian langsung membantunya untuk berdiri kembali.
“Baiklah aku akan menceritakan apa yang kuketahui. Memang orang-orang seperti kalian itu sangat baik hati!” seru si pria kembali, merasa terbantu dengan ucapan pemuda itu.
“Kalau begitu ayo ikut aku biar kuperkenalkan dulu kau kepada para warga kota,” lanjutnya berkata.
“Hei, tunggu paman… Kenapa kau mau memperkenalkanku pada para warga kota? Harusnya kau menyembunyikanku dari mereka.” Pemuda itu merasa khawatir jika orang-orang Fuegonia melihatnya mungkin saja mereka akan membencinya, yang pada dasarnya memang membenci para ras Elfman.
“Tenang saja, para warga kota itu mereka baik hati, apalagi pada orang sepertimu.” Namun, pria itu meyakinkan si pemuda dengan mengatakan bahwa para warga dikotanya memang menyukai orang-orang seperti pemuda tersebut.
“Memangnya orang sepertiku ini kenapa?” Tanya pemuda itu penasaran.
“Sudahlah ikut saja denganku ke kota,” kata Pria itu, berjalan duluan menyuruh pemuda itu untuk mengikutinya.
Tidak basa-basi lagi, pemuda itu kemudian mengukuti si pria menuju ke kota. Mereka berdua pun kini berjalan menuju kota tempat tinggal dari pria itu.
“Ngomong-ngomong namaku Fluke Lurch. Dan kau? Aku belum mengetahui namamu nak?” Tanya si pria itu.
“Raquille Noroh... Aku adalah seorang pangeran dari negeri Blueland,” jawab pemuda itu.
“Wah… Ternyata kau adalah seorang pangeran yah... Tapi, namamu itu kedengarannya seperti nama seorang gadis. Apa sebenarnya kau itu adalah seorang putri bukanlah pangeran?” Kata si pria bergurau tentang nama pemuda itu.
“Heh… Kau melawak yah paman? Tapi itu tidak lucu sama sekali.” Dengan agak kesal Raquille merespon gurauan dari pria tersebut.
“Hahaha…!” Dengan tertawa Fluke menepuk-nepuk pundak Raquille, melihat pemuda itu agak kesal dengan ucapannya.
Nama Raquille memang terdengar seperti nama seorang perempuan dikarenakan dulu pada saat pemuda itu masih berada di dalam kandungan ibunya mereka telah keliru mengira bahwa dia adalah seorang anak perempuan.
Negeri Blueland sendiri memiliki suatu tradisi turun temurun, yaitu memberikan sebuah nama pada seorang anak saat mereka masih berada di dalam kandungan. Karena itu, sebelum memberikan nama mereka terlebih dahulu memperkirakan jenis kelamin bayi yang masih berada di dalam kandungan tersebut.
Selama beberapa abad berlalu kekeliruan dalam memperkirakan jenis kelamin anak yang ada di negeri tersebut memang baru terjadi sekali pada Raquille. Namun, disamping itu Raquille memang terlihat memiliki wajah yang cantik dan memiliki tinggi badan yang sama dengan para Elfman perempuan.
***
Setelah berjalan sekitar hampir lima kilometer dari padang rumput, mereka berdua pun sampai di D’Swano, sebuah kota kecil yang berada di daerah Teritori Barat Laut, negeri Fuegonia.
Setelah sampai di kota tersebut, terlihat salah seorang warga mendekati mereka berdua.
“Tuan Fluke, kau baru saja pulang dari ladang? Dan siapa dia? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya di sini,” tanya orang itu.
“Dia adalah salah satu dari pasukan bantuan yang datang untuk melawan para perampok gunung.” Dengan berbohong, Fluke mengatakan bahwa Raquille merupakan salah satu dari pasukan bantuan.
“Oh begitu... Tapi, kenapa hanya kau sendiri yang datang? Aku tidak melihat prajurit lain datang denganmu?”
Mendengar pertanyaan dari salah warga itu, Fluke kemudian langsung mengisyaratkan kode dengan menyiku pemuda itu agar dia menjawab pertanyaan dari orang itu.
“Ah iya, aku datang mendahului yang lain untuk melihat apakah para perampok-perampok itu sedang melakukan aksi mereka disini. Tapi, rekan-rekanku yang lain mungkin baru sampai besok… Tenang saja, mereka sedang dalam perjalanan kemari,” jawabnya dengan senyuman yang dibuat-buat agar perkataannya dapat dipercayai oleh orang itu.
“Hei… Semuanya, ayo kemari. Salah satu dari pasukan bantuan sudah datang.” Mendengar kata Raquille, orang itu pun langsung percaya dan kemudian memanggil para warga.
Para warga yang mendengar sontak langsung datang berkumpul dan antusias untuk melihat Raquille yang dipercayai sebagai salah satu dari pasukan bantuan.
“Selamat datang tuan di kota kami yang kecil ini.”
“Tuan apa kau lelah dalam perjalanan? Mau beristirahat di tempatku?”
“Tuan apakah kau pemimpinnya?”
“Kau ini tampan sekali yah?”
“Wah tuan, kau ini tinggi yah?”
Kata-kata dari para warga, yang antusias menyambut kedatangan Raquille di kota mereka.
“Eh… Iya… Tidak perlu… Terima kasih…” Dengan bingung dia menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang di sampaikan dari para warga.
“Paman, apakah harus berpura-pura seperti ini? Aku bahkan tidak tega jika mereka mengetahui kalau aku bukan dari pasukan bantuan,” bisik Raquille pada Fluke.
“Sudah kau tenang saja, untuk sekarang yang harus kau lakukan yaitu berpura-pura dulu,” kata Fluke meyakinkan Raquille dengan berbisik juga.
“Eh, baiklah,” kata Raquille menyetujui si pria, namun masih merasa ragu dengan hal tersebut.
*
“Apakah orang-orang di negeri ini tidak semuanya membenci para ras campuran?” Gumam Raquille dalam hati setelah melihat para warga dengan senang hati menyambutnya.
Pada malam harinya, terlihat Raquille dan Fluke sedang berada di atas sebuah menara pengawas. Mereka berdua berada di tempat itu untuk mengamati kota tersebut jika para perampok gunung datang untuk menyerang kota tersebut nantinya.
Tampak Raquille duduk menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang yang bergemerlap. Dia merenung dan masih tidak percaya dengan kenyataan bahwa telah melompati waktu. Raquille berpikir apakah karena perbuatannya tersebut membuat negerinya mengalami hal yang sulit sehingga beberapa dari kaumnya harus menjadi bawahan di negeri lain.
“Paman… Kau bilang sebelumnya kalau para warga selalu bersikap baik pada orang sepertiku… Apa mungkin orang-orang sepertiku pernah datang ke kota ini?” Tanya Raquille.
“Iya, sebelumnya beberapa dari mereka pernah datang kemari untuk menghentikan para perampok gunung. Salah satu dari mereka pernah mengatakan bahwa dia juga adalah seorang pangeran sama sepertimu,” jawab Fluke.
“Apa…? Salah satu dari mereka adalah pangeran…? Siapa dia paman?” Dengan lebih penasaran Raquille menyimak yang dikatakan oleh pria itu.
“Orang itu bernama Achilles… Apa kau mengenalnya?” Kata Fluke memberi tahu nama prajurit tersebut.
“Apa…? Achilles…? Dia adalah kakakku. Kenapa saudaraku bisa bergabung di negeri ini?” Raquille sontak terkejut mendengar jawaban dari Fluke.
Orang yang dimaksud oleh Fluke adalah Achilles Noroh, dia merupakan putra kedua dari raja negeri Blueland dan kakak ketiga dari Raquille.
“Tapi, sebelumnya kedua negeri ini memiliki hubungan yang tidak bagus. Fuegonia bahkan membenci kami para ras Elfman.”
Raquille memang sangatlah terkejut mengetahui fakta bahwa saudaranya telah menjadi bawahan di negeri Fuegonia. Karena sebelumnya yang pemuda itu ketahui bahwa negeri Fuegonia dan negeri Blueland memang saling membenci satu sama lain. Raquille juga berpikir apa mungkin saudaranya itu sebenarnya hanya menjadi budak, dan hanya memanfaatkan kekuatan dari saudaranya itu untuk kepentingan negeri ini.
Melihat Raquille yang sepertinya terkejut tentang hal tersebut, Fluke pun berpikir apakah memang pemuda ini tidak tahu-menahu tentang apa yang pernah terjadi pada negerinya tersebut.
“Baiklah… Aku akan menceritakan apa yang kuketahui selama ini tentang negerimu itu. Jadi, banyak yang mengatakan bahwa Blueland itu telah diserang oleh beberapa negeri dari benua lain. Dan mungkin saja karena sudah sangat terdesak mereka kemudian meminta bantuan dari negeri lain. Mungkin saja hanya Fuegonia yang menyetujui bantuan tersebut, dan mungkin juga alasan dari negeri Fuegonia membantu negerimu itu adalah untuk menambah kekuatan dari Fuegonia dengan menginginkan para prajurit negerimu untuk menjadi prajurit mereka,” kata Fluke menjelaskannya pada pemuda itu.
“Jadi kemungkinan seperti itu yah… Kenapa akhirnya saudaraku juga bisa menjadi prajurit negeri ini.” Terlihat raut wajah Raquille cemas memikirkan saudaranya tersebut.
Selain memliki kemampuan untuk bisa memanipulasi elemen es, ras Elfman juga memiliki kemampuan dalam memanipulasi kekuatan sihir. Bahkan karena kemampuan tersebut negeri Blueland menjadi salah satu negeri yang ditakuti akan kekuatannya. Hal itu juga membuat negeri lain sangat menginginkan para bangsa Elfman untuk menjadi prajurit mereka.
Walaupun tidaklah sekuat Raquille yang pada dasarnya telah mencapai tingkatan World Venerate, tingkatan tertinggi dalam rana Venerate di usia yang sangat muda, kakak-kakak dari Raquille termasuk Achilles sebenarnya masuk ke dalam jajaran orang-orang kuat di negeri Blueland. Namun, mereka memang tidaklah seberuntung Raquille karena masih terjebak satu tingkatan dibawah World Venerate.
***
Di lain tempat jauh dibalik pegunungan, tampak sebuah pemukiman semi permanen yang merupakan sebuah tempat persembunyian dari para perampok gunung. Terlihat salah seorang dari perampok gunung datang tergesa-gesa masuk ke dalam sebuah ruangan untuk menemui seseorang.
“Tuan Bohrneer… Maaf saat ini aku mengganggu waktu istirahatmu. Kami baru saja memeriksa tempat jatuhnya sesuatu dari langit tadi siang, tapi setelah kami mencari-cari di sekitar tempat tersebut, kami tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan di tempat itu.”
Nampak seseorang yang bernama Bohrneer, yang sepertinya merupakan pimpinan dari para perampok tersebut sedang duduk dengan memegang sebuah kapak.
“Hmph… Aku rasa itu merupakan makhluk suci karena aku merasakan tekanan kekuatan yang besar saat itu terjatuh tadi siang. Kalau itu merupakan sebuah benda mungkin saja itu masih berada di sana, kecuali seseorang datang mengambilnya.”
“Makhluk suci katamu tuan…? Kalau benar begitu, berarti kota D’Swano dalam bahaya, dan itu mungkin juga akan berdampak pada kita tuan.” Dengan terkejutnya orang itu mendengar pernyataan dari pemimpinnya tersebut.
Pemimpin perampok itu kemudian melemparkan kapaknya, yang sontak menancap di dekat orang yang melapor tersebut.
“Tak usah pikirkan hal itu dulu, kita harus fokus untuk menyerang kota D’Swano sebelum para pasukan dari kota Wattao datang kembali untuk menghentikan kita lagi...”
“Cepat persiapkan para pasukan, besok kita serang kota itu, serta setelah itu kita harus segera berpindah tempat karena jika sesuatu yang jatuh itu merupakan makhluk suci, itu akan membahayakan kita semua disini.”
“Baik tuan… Akan segera saya laksanakan.” Mendengar sebuah perintah dari pemimpinnya tersebut, orang yang melapor itu langsung bergegas keluar ruangan untuk memerintahkan para pasukan mereka.
***
Lalu setelah berada di luar, orang tersebut terlihat menemui beberapa bawahannya.
“Hei… Cepat persiapkan senjata-senjata kalian, besok pagi-pagi sekali kita harus segera menyerang kota D’Swano dan berpindah ke tempat lain.”
“Secepat ini kita harus berpindah tempat tuan Heinz? Apa terjadi sesuatu?” Tanya seorang perampok pada orang yang bernama Heinz itu.
“Iya, karena sesuatu yang jatuh tadi siang itu memiliki tekanan kekuatan yang besar. Tuan Bohrneer memperkirakan itu adalah makhluk suci… Daerah ini sudah tidak aman lagi bagi kita.”
Para perampok tersebut mendadak menjadi terkejut setelah mendengar pernyataan yang disampaikan dari pria bernama Heinz itu.
“Apa…? Makhluk suci? Kita bahkan kesusahan untuk bisa melawan para prajurit Fuegonia dan kini makhluk suci…?” Kata seorang dari mereka.
“Tak perlu merasa takut, aku rasa orang-orang di D’Swano belum mengetahuinya. Oleh karena itu besok kita harus cepat-cepat menjarah harta mereka dan bergegas pergi dari daerah ini,” kata Heinz meyakinkan para anak buahnya.
Makhluk suci yang dibicarakan oleh para perampok tersebut merupakan sesosok makhluk dengan kekuatan yang sangat besar. Bahkan pada umumnya tingkatan Venerate terendah dari para makhluk suci ini sebagian besar berada pada tingkatan Continent Venerate sampai pada tingkatan yang lebih tinggi. Karena itu jika sesosok makhluk suci menyerang sebuah pemukiman warga, hal tersebut kemungkinan akan membuat kehancuran yang sangat besar.
***
Kembali pada ruangan dari pemimpin perampok yang bernama Bohrneer. Orang itu nampak sedang berbicara pada dirinya sendiri tentang sesuatu yang jatuh tadi siang. Dengan memegang sebuah kapak besar dia meganyun-ngayunkan kapaknya tersebut berulang kali.
“Makhluk suci… Jika hal itu benar bahkan dengan menggunakan kekuatanku mungkin masih tidak cukup untuk bisa mengalahkannya. Aku harus mengaktifkan kekuatan Ekdosi pelepasan kedua jika harus melawannya…”
“Aku pasti bisa, karena aku telah mencapai tingkatan Land Venerate baru-baru ini.” Dengan ragu pemimpin perampok itu memikirkan cara untuk melawan makhluk suci yang dia perkirakan tersebut.
Ekdosi sendiri adalah kemampuan dari Venerate untuk mengaktifkan suatu kekuatan dari senjata suci yang mereka miliki. Bentuk pertama dari Ekdosi merupakan pelepasan pertama, dimana Venerate dapat mengendalikan kekuatan yang diaktifkan pada senjata suci tersebut akan diproyeksikan untuk menyerang serta bertahan. Sedangkan bentuk kedua dari Ekdosi adalah pelepasan kedua, dimana Venerate dapat menarik kekuatan dari senjata suci ke dalam tubuh mereka untuk mendapatkan kekuatan lebih.
Bentuk kedua dari kekuatan Ekdosi ini, hanya bisa dilakukan oleh Venerate yang telah berada dalam tingkatan Land Venerate, dikarenakan kekuatan fisik dari tingkatan Land Venerate mampu untuk menahan kekuatan yang besar dari senjata suci ke dalam tubuh mereka. Sebagian besar Venerate yang berada dibawah tingkatan Land mencoba untuk mengaktifkan kemampuan tersebut akan berujung pada kematian. Namun, beberapa Venerate yang berada di tingkatan lebih rendah dari Land Venerate dapat mengaktifkan kekuatan Ekdosi pelepasan kedua tersebut, karena Venerate tersebut memiliki kekuatan fisik yang besar dari Venerate pada umumnya.
–6 Juni 3029–
Kembali pada Raquille dan Fluke, yang masih berada di atas menara pengawas.
“Dan kau nak, apa yang terjadi sebenarnya padamu sepuluh tahun lalu?” Walaupun masih setengah percaya dengan Raquille, Fluke tetap merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada pemuda itu, bagaimana dia bisa datang dari masa lalu.
“Ceritanya panjang paman.”
“Apapun itu pasti akan kudengarkan. Ayo… Ceritakan saja padaku,” kata Fluke, dengan sedikit memaksa.
“Baiklah, akan kuceritakan karena kau memaksa. Singkat cerita, aku yang masih berumur lima belas tahun telah mencapai tingkatan tertinggi dalam rana Venerate, serta hal itu juga membuatku tergabung dalam organisasi Guardian. Selama lima tahun menjadi anggota dari organisasi itu, aku telah banyak menghentikan para manusia yang melakukan kejahatan kepada para ras keturunan campuran, menyelamatkan mereka yang diculik para manusia ke benua lain, dan memulangkan mereka ke benua Aizolica kembali.”
“Kalian itu memang berjasa sekali yah... Untuk para ras campuran.” Dengan bangga kepada Raquille serta para Guardian, dia menepuk keras bagian belakang pemuda itu.
Raquille kemudian menceritakan bahwa dia dan para Guardian datang ke benua seberang untuk menyelamatkan para ras keturunan campuran yang dipaksa menjadi pekerja untuk membangun sebuah bangunan yang besar.
Pada malam harinya para Guardian datang dengan secara diam-diam untuk menyelamatkan para tahanan yang ada di tempat tersebut. Namun, tujuan mereka sebenarnya sudah diketahui oleh para manusia, yang kemudian menyerang mereka secara mendadak.
Raquille dan para Guardian yang diserang pun sontak melawan, namun dengan berhati-hati agar tidak ada jatuhnya korban pada konflik tersebut.
Saat para manusia sudah terdesak melawan para Guardian, salah satu dari mereka mencoba memanas-manasi para Guardian dengan mengatakan bahwa setelah apa yang Guardian perbuat saat ini para manusia tidak akan tinggal diam dan akan menyerang kembali mereka dengan pasukan yang besar, serta setelah itu mereka akan menyerang para ras keturunan campuran yang berada di benua Aizolica, karena para ras keturunan campuran tidak layak untuk hidup di dunia ini dan harus dimusnahkan.
Raquille yang mendengar perkataan manusia tersebut sontak langsung terpancing emosinya dan dalam sekejap membunuh manusia tersebut, serta membantai manusia lain yang berada di tempat itu.
Para Guardian yang melihat apa yang diperbuat oleh Raquille kepada para manusia itu berusaha menenangkannya yang sudah dipenuhi oleh amarah. Namun, Raquille yang sudah terlanjur kecewa pada manusia telah membulatkan tekadnya untuk menyerang para manusia serta memusnahkan mereka dengan tangannya sendiri.
Para Guardian yang tidak mau Raquille melakukan hal tersebut berusaha untuk menghentikannya. Disaat itu terjadilah sebuah pertarungan yang besar antara Raquille dan para Guardian, tetapi dari sisi Guardian mengalami kekalahan karena tidak dapat mengimbangi kekuatan dari Raquille yang pada dasarnya merupakan Venerate tingkatan tertinggi.
Saat Raquille mau melenyapkan semua Guardian yang ada, salah satu dari mereka tiba-tiba membuka sebuah lubang dimensi yang akhirnya menarik Raquille masuk ke dalam lubang tersebut, bersama dengan salah satu Guardian yang membuka lubang dimensi itu.
Selama Raquille berada di dalam lubang dimensi itu dia telah terombang-ambing dalam waktu yang lama dan kemudian muncul di Fuegonia pada sepuluh tahun kemudian, lalu ditemukan oleh Fluke setelahnya.
“Jadi seperti itu kisahmu bagaimana kau bisa muncul di tempat ini."
"Tapi, waktu itu kau dalam emosi yang besar. Kenapa saat aku bertemu denganmu kau tidak terlihat sedang emosi, padahal yang menemuimu adalah manusia?” Tanya Fluke padanya.
“Aku telah terombang-ambing di dalam lubang dimensi itu dalam waktu yang cukup lama… Cukup lama untuk bisa menenangkan emosiku dan memikirkan apa yang telah kuperbuat sebelumnya. Aku juga pada dasarnya merupakan yang orang baik dan tidak mau melukai para manusia walaupun mereka berbuat jahat pada ras campuran,” jawab Raquille menjelaskan hal tersebut pada Fluke.
“Lalu bagaimana dengan rekanmu yang membuka lubang dimensi tersebut. Bukankah kalian berdua ditarik masuk bersama-sama?”
“Entahlah… Saat berada di lubang dimensi itu aku dan dia terpisah karena lubang dimensi itu mengalami percabangan… Aku tidak tahu apakah dia muncul di waktu yang sama denganku atau tidak...”
***
Tidak terasa mereka sudah berbincang dari malam hari sampai matahari pun telah terbit.
“Ngomong-ngomong paman, kita dari tadi malam telah berjaga disini. Kenapa para perampok gunung itu masih belum datang juga? Apa sebenarnya mereka sudah takut duluan?” Tanya Raquille sambil menengok keadaan disekitarnya.
“Para perampok itu datang secara mendadak. Bahkan disaat kita tidak siap pun. Jadi lebih baik kita tetap mengawasi dari sini.”
**
Belum lama Fluke mengatakan hal tersebut, terlihat dari kejauhan beberapa kendaraan datang menuju ke kota. Kendaraan-kendaraan yang datang tersebut merupakan gerombolan dari para perampok gunung.
Beberapa kendaraan tersebut kemudian berhenti setelah berada di tengah kota. Nampak salah satu dari petinggi mereka yang bernama Heinz turun dari salah satu kendaraan. Dia kemudian mengambil sebuah pengeras suara dari dalam kendaraan lalu memanggil para warga kota untuk berkumpul.
“Dengar para warga kota, cepat bawah barang-barang berharga kalian dan kumpulkan disini dalam sepuluh menit. Oh… Dan jangan lupa untuk bawakan juga makanan kemari karena setelah ini kami mau berpamitan untuk melakukan perjalanan yang jauh.”
“Hei… Cepat tarik keluar juga para warga yang masih bersembunyi di dalam rumah mereka.” Belum cukup dengan semua itu, perampok itu kini memerintahkan para anak buahnya untuk menarik keluar para warga yang masih bersembunyi di rumah mereka masing-masing.
Para perampok yang diperintahkan itu langsung menyisir rumah-rumah warga untuk mencari para warga yang masih bersembunyi di dalam rumah mereka. Terlihat para perampok tersebut menarik paksa keluar para wanita, orang tua, bahkan anak-anak yang sedang bersembunyi di dalam rumah-rumah mereka.
**
“Hei paman… Jadi mereka yah para perampok itu? Mereka rajin juga pagi-pagi sudah datang, kalau aku jadi mereka mungkin aku akan kesiangan untuk datang.” Dengan antusias pemuda itu melihat para perampok yang telah datang lebih cepat dari perkiraannya.
“Hei nak, kenapa kau bercanda disini? Cepat tolong mereka, para penjahat itu tidak akan segan-segan untuk membunuh para warga.” Dengan cemas Fluke melihat Raquille yang dengan santai hanya menengok para perampok tersebut.
“Heh, Lihat saja paman pasti ini akan menarik,” kata Raquille dengan memasang ekspresi menyeringai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!