"Vanya!! Mana uang belanja hari ini! Mana dompetmu sini!! Pulang larut Malam kenapa tidak sekalian kamu jual diri hah! Sana jadi wanita malam, bawa pulang om om kaya dan lunasi hutang bapakmu itu!!" Ucap Rosita ibu tiriku.
"Ta tapi bu, bukankah hutang bapak sudah aku lunasi bu, seharusnya bulan kemaren itu angsuran yang terakhir," jawab Vanya. "Apa kamu bilang? lunas? ahahahaha itu baru bunganya belum hutang pokoknya. Total hutang bapakmu dengan bunganya jumlahnya 500 juta, kamu baru menyicilnya 100 juta selama 2 tahun, bunganya pun belum sampai setengahnya."
"Jangan diambil semua isi dompet ku bu, itu untuk transportku berangkat kuliah dan bekerja. Aku tau ibu tidak pernah membayarkan cicilan yang selama ini aku titipkan, selalu setelahnya ibu pergi belanja baju baru bersama Viona dan Vonny. Aku mengumpulkan uang itu dengan keringat darah bu," Ucapku dengan tatapanku yang penuh curiga kepadanya.
"Apa kamu bilang Jaga bicaramu!" Rosita berteriak sambil menampar pipiku.
Plak!
"Awww, cukup Bu, cukup bunuh saja aku bu bunuh saja. Pagi pergi kuliah setelah itu bekerja untuk membiayai keluarga ini, tapi ibu tidak pernah berterima kasih, rumah selalu berantakan, tidak pernah ada makanan, ibu tau aku tidak akan pergi dari rumah ini, karena sertifikat rumah ini ibu gadaikan tapi ibu berdalih bahwa itu semua hutang bapak, sekarang malah hutangnya membengkak. Kemana uang yang selama ini aku titipkan untuk menyicil hutang itu Bu, kemana?" aku meratapi pilu hidupku ini dengan berurai air mata.
"Teruskan saja komplain! dasar gadis tak tau diri! kalo tidak mau rumah berantakan ya bereskan, kamu hanya menumpang disini, dasar gadis tak tau Trimakasih!masih untung kamu tidak ku usir!" Diapun pergi dari hadapanku sambil terlebih dulu menendang bahuku dengan posisiku yang masih terduduk di lantai akibat tamparannya tadi.
...Blam!...
Kemudian sambil membanting pintu dia pun berlalu dari kamarku. "Ma mama bercanda kan mau mengusir Vanya dari rumah ini, pikirkan dong ma, kita tidak bisa lagi bersenang-senang kalo dia di usir dari sini! Siapa yang memberi jatah tiap bulan kalo bukan dia mah, si Pablo cuma memberi uang untuk kebutuhan ku saja. Ingat ma aku cuma selingkuhannya, tidak cukup untuk menghidupi mamah dan Sofia," Ucap Salma sambil tangannya meremas sprei tempat tidur Rosa.
"Iya mah mama siap hidup kekurangan? dan juga tidak ada pembantu untuk membersihkan rumah," sahut Sofia mendukung usul kakaknya.
"Ya sudah tidak usah dibahas lagi!"Ucap Rosita."Apa aku pergi saja dari sini, tapi rumah ini satu satunya peninggalan bapak, jangan jangan, ibu sudah balik nama rumah ini menjadi namanya atau apa mungkin itu hanya perasaanku saja," gerutu Vanya dalam hatinya.
*
*
*
...Cafe Pool and Bar...
Namaku Vanya Danuarta, aku bekerja di cafe ini sudah 3 tahun sejak lulus SMA, gajinya besar tapi aku harus berpakaian sexy, lengkap dengan rok mini yang menunjukkan kaki jenjangku yang mulus, walaupun hanya sebagai waiter, tidak masalah bagiku selama aku tidak jual diri, dengan begitu aku bisa mencicil hutang bapak. Terkadang aku lelah dengan mirisnya nasibku, ibu tiri yang kejam dan suka menyiksaku. Hari ini saja aku harus menutupi memar pada pipi kiriku dengan foundation, syukurlah penampilanku tetap cantik.
Wajahku sangat cantik usiaku 20tahun, dadaku sintal ukuran 38 B, tidak jarang mata lelaki buaya di cafe ini tidak berkedip melihatku. Aku mahasiswa teknik arsitektur semester 6. Aku cukup berprestasi dan mendapat beasiswa karena itu aku melanjutkan pendidikan ku ke jenjang perkuliahan.
Sekarang Tujuanku berbeda setelah melihat temanku Clara Escort Lady disini, menjadi simpanan om om kaya, aku jadi ingin mencari Sugar Daddy, yang aku suka, bukan om om tua perut buncit yang menjijikkan. Lama lama saran dari ibu tiriku aku dengarkan juga, hal itu memotivasi ku untuk menuntaskan hidupku dari garis kemiskinan. Aku sudah lelah, lelah bertahan dalam kemunafikan, lelah bertahan dalam kemiskinan.
Sebenarnya ada Sugar Daddy yang ku incar. Aku sudah menaruh hati padanya saat Pertama kali dia datang ke cafe ini, Wajahnya tampan mirip sekali dengan aktor luar negeri Liam Hemsworth mungkin tingginya sekitar 192 cm, badannya tegap, perutnya juga sixpack, hanya dia yang ku mau. Hari ini hari Rabu, hari tetapnya datang tepat di jam 9 malam.
Ah dia datang, langsung ku hampiri saja.
"Mau pesan minuman tuan?" tanyaku padanya, padahal aku sudah hafal minuman tetapnya.
"Wine UK 1950" , jawabnya bersamaan dengan suaraku dalam hati. "Baik," aku pun berbalik, karena lampu bar di buat meremang, rambutku yang tergerai panjang tersangkut di kancing kemejanya. "Aww," kataku berpura-pura kesakitan. Diapun menarik tubuhku yang mungil ke atas pangkuannya, sejak kapan rambutku melilit kancingnya sedemikan rupa, sampai tercium aroma maskulin tubuhnya yang memabukkan.
"Kamu baik baik saja, siapa namamu?"sambil melepaskan lilitan rambutku. "Vanya tuan," jawabku. Lalu karena suasana cafe itu ramai tubuhku terdorong dan menempel ke dadanya erat, sehingga tonjolan bukit kembar ku pun bersentuhan dengan dadanya.
Tak terasa di bagian bawah pahaku ada sesuatu yang mengeras, seketika aku terkaget dan berdiri dari pangkuannya setelah lilitan rambutku berhasil dia lepaskan. "Sebentar saya ambilkan minuman pesanan tuan tadi," pamitku pergi dari hadapannya sambil memegangi dadaku Karena jantungku mau melompat rasanya. Setelah 10 menit aku pun kembali dengan Wine pesanannya.
"Silahkan tuan, permisi," pamitku berlalu dari mejanya Dan berharap dia memanggilku lagi
1 , 2 , 3, dalam hitungan ke 5, lalu.."Vanya," panggil nya. "Yess aku senang mendengar nya," gerutuku dalam hati. "Iya ada pesanan lagi tuan?" Tanyaku basa basi.
"Bukakan VVIP room, temani aku disana," perintahnya kepadaku.
"Tetapi bisakah tuan yang bicara dengan Manager saya. Karena saya bukan Escort Lady disini," pinta ku padanya.
"Baiklah mana dia?" tanya Richard kepadaku. "Ya tuan Richard ada yang bisa saya bantu," tanya Manager ku Surya kepadanya. "Aku ingin Vanya menemani ku di VVIP Room, brapa yang harus ku bayar?" tanya nya lagi.
"Apa tidak lebih baik Escort Lady saja Tuan, Tuan bisa pilih dan harganya tidak mahal, tapi kalo Tuan memaksa harga Vanya 5 juta Tuan," jawab Surya dengan sifat kikirnya. "Baiklah masukan ke dalam tagihan," Jawab Richard lagi dengan tanpa beban. Lalu Surya pergi setelah berpamitan pada Richard.
*
*
*
VVIP Room
"Permisi Tuan, apa tidak sayang uangnya, 5 juta itu gaji saya 1 bulan tuan," tanyaku. "Baiklah aku akan membayarmu 2x lipat dari gajimu setelah kamu menemaniku disini," jawabnya. "Omo benarkah," Jawabku sambil menuangkan wine ke gelasnya lalu ku mainkan lagu lagu romantis untuk menghangatkan suasana.
"Minumlah bersamaku."
...Deg!...
To be continued..
Yuk mampir juga di karya ippiiieee yang lain
Menikahi Calon Mertuaku
VVIP Room
"Permisi Tuan, apa tidak sayang uangnya, 5 juta itu gaji saya 1 bulan tuan," tanyaku. "Baiklah aku akan membayarmu 2x lipat dari gajimu setelah kamu menemaniku disini," jawabnya. "Omo benarkah," Jawabku sambil menuangkan wine ke gelasnya lalu ku mainkan lagu lagu romantis untuk menghangatkan suasana.
"Minumlah bersamaku," pintanya lagi. "Pria matang dan tampan ini banyak maunya," batinku bergejolak. "Tapi Tuan saya tidak berani, rumah saya jauh,saya harus naik ojol nanti," jawabku.
"Aku akan mengantarmu, sekarang minumlah," pintanya. Kami pun bersulang. "Apa kamu baru pertama kali minum?" tanya Richard. "Iya, Hmm manis pahit ya rasanya," jawabku.
Setelah menghabiskan 1 gelas lalu kepalaku mulai pusing mataku berkunang-kunang. Namun sesuatu yang hangat keluar dari lembah lembabku. Aku merasa gairahku memuncak, perasaan apa ini. batinku bergejolak.
"Ayo kita berdansa, apa kamu sudah mabuk?"tanyanya. "Hmmm," jawabku sambil mengaitkan tanganku ke tangannya untuk menemaninya berdansa.
Lalu..
"Vanya ikuti langkahku," ucap Richard sambil mengajariku berdansa setelah aku bolak balik menginjak kakinya, kita berdua pun tertawa.
"Maaf Tuan," ucapku yang hanya setinggi dadanya mencium aroma maskulin dari tubuh atletis nya, begitu menggodaku, lalu aku pun nekat menyerang bibirnya yang dari tadi ingin sekali ku sesap.
"Vanya kamu mab,, hmmmmppffhhhh mabuk?" ucapan Richard pun belibet karena aku mendadak menciumnya, diapun menahan tengkuk ku untuk memperdalam ciuman kami. Pelan-pelan dia mengajariku cara bertukar saliva yang benar karena awalnya ciumanku terlihat sangat kaku.
Ciumannya pun turun ke leher lalu turun ke dadaku di bukanya kemeja putih seragam waiter ku, dilihatnya bukit kembar ku yang sintal menggoda, dibukanya kaitan bra ku sehingga membuka akses untuk nya menelusuri ku.
Tak terasa Lenguhan kecil keluar dari mulutku, diangkatnya tubuhku ala bridal style ke private room yang ada disana. Richard pun melucuti semua pakaianku, dan tampaklah seluruh tubuhku yang mulus seputih susu dia pun semakin mantap untuk memakanku hidup-hidup.
Mungkin karena pengaruh alkohol pada wine itu yang membuatku tidak kuasa untuk menolak sentuhannya. "Vanya apa kamu masih perawan?" tanyanya sambil menghentikan kegiatan nikmat itu sejenak. "I iya tuan, ini pertama kalinya aku di sentuh lelaki," jawabku jujur.
"Arghhhh, Im sorry," ucapnya penuh penyesalan. "No I kiss you first , because i like you, i like you from the first time I saw you (aku menciumu karena aku sudah lama menyukaimu saat pertama kali melihatmu),"ucapku. Karena wine lah keberanian ku memuncak sehingga aku pun menembaknya dengan lancar. "Really? but Im a married man(benarkah, tapi aku pria yang sudah menikah)," jawabnya jujur.
"I knew it from the ring on your right finger(aku sudah tau dari cincin di jari kananmu)," ucapku lagi. "Jadi kamu tau kalo aku sudah menikah dan tetap menyukaiku?" tanya Richard karena masih tak percaya kalo aku menyukainya secepat itu. "Iya aku menyukai mu dalam diam, tak berharap mendapat balasan," ucapku jujur dari lubuk hatiku.
*
*
*
Lalu Richard memelukku dan menutupi tubuh polosku dengan selimut. "Vanya jujur aku punya kekurangan, kekuranganku yaitu tidak bisa memuaskan wanita yang menjadi pasanganku," ucapnya sambil curhat kepadaku. "Benarkah? aku akan membantumu menyembuhkan penyakitmu Tuan," ucapku sambil dada bidangnya aku sentuh dengan jari telunjukku , seolah aku buat gambar gajah disana dengan jari lentikku.
"Ssshhh hentikan Vanya kamu membangunkannya lagi," ucapnya sambil menahan hasratnya sekuat tenaga. "Kenapa tak kau coba masukkan saja ke dalam milikku tuan?" tanyaku. "Tidak aku tidak mau menodai gadis perawan seperti mu," tolaknya keras. " Siapa tahu aku adalah penawar penyakit mu tuan, aku tulus, sungguh," ucapku meyakinkan Richard.
"Ayo aku antarkan kamu pulang, ku bantu memakai pakaian mu," jawabnya mengalihkan perhatian ku. "Vanya apa kamu juga seperti ini dengan pengunjung lain?" pertanyaannya menyinggung perasaan ku. Lalu akupun menamparnya
Plak!
"Jaga bicaramu Tuan! Aku bukan gadis murahan, menyesal aku menyukai mu!" ucapannya sangat menyinggung perasaanku, Aku pun pergi meninggalkannya dan bergegas pulang. "Vanya maafkan aku, tunggu Vanya, tunggu!" Ucapnya sambil berteriak.
*
Akupun pergi sambil menangis tanpa menoleh ke belakang, biarlah rasa cinta ini ku kubur dalam dalam.
✨
✨
✨
? Rumah Danuarta
Malam itu setelah lelah bekerja, sesampainya di rumah, Aku membuka pintu dan ibu sudah menunggu ku di ruang tamu.
Lalu..
"Ahhh ibu cukup, sakit Bu, sakit," ucapku merintih kesakitan sambil memegangi kepalaku yang perih karena dijambak keras lantaran aku tidak membawa uang. "Aku sudah tidak tahan lagi dengan kelakuanmu, kamu mau membiarkan tubuhku dan anak-anakku kurus kering hah? Pulang larut malam, berangkat pagi sekali, sini kamu! dasar gadis tak tau terimakasih!" ucap ibu tiriku dengan menghajar tubuhku.
...Bugg!...
"Rasakan itu!" Ibu pun berlalu pergi sambil terlebih dulu menendang pundak dan punggung ku keras. "Aahhh," rintihku sambil melihat di depan kaca, memar kebiruan di atas dadaku dan punggungku yang mulus. Sebenarnya diam diam aku membuka rekening tabungan untuk menyimpan gajiku disana. Selama ini tubuhku yang menjadi samsak hidup ibu tiriku, untuk berobat pun kadang tidak ada pegangan uang sama sekali karena isi dompetku selalu di kuras olehnya.
*
*
*
🏚️ Universitas Indonesia
Seminar perusahaan Konstruksi dan Pembukaan pendaftaran Magang.
Incoming Call
FERY
("Dimana Lo nya?Buruan udah mulai seminarnya," ucap Fery yang sudah duduk di dalam gedung tempat seminar itu berlangsung.)
"Iya ini udah Deket gue, jangan lupa sisain kursi kosong sebelah lo!" Ucapku lagi sambil memegang ponsel dan berlari kebingungan.
("Iya beres, cepetan!" )
Call ended.
*
*
"Selamat pagi Rekan Rekan Mahasiwa, pasti sudah tidak sabar nih melihat dan mendengar kan kisah sukses para pengusaha muda lulusan Arsitektur Alumni kampus kita. Seperti pembicara kita satu ini dia merupakan CEO Thompson Corp perusahaan konstruksi yang sudah merajai Mega proyek di negara ini. Baiklah langsung saja kita panggilkan Mr Richard Thompson," ucap MC itu mempersilahkan Richard naik ke panggung aula kampus itu.
"Prok prok prok suit..suit..suit..artis ya pak..ganteng banget," seru mahasiswi saat ketampanan paripurna Richard nampak sangat mencolok.
"Good morning everyone. Nama saya Richard Thompson saya CEO dan Pendiri Thompson Corp
semua tahu ya?" tanya Richard kepada audience yang rata-rata mahasiswa jurusan teknik tersebut.
"Tahuuu pak prok prok prok," seru para mahasiswa itu. "Kami membuka banyak sekali lapangan kerja dan juga bagi yang mau magang, kalian bisa mendaftar langsung ke resepsionis kami di depan aula ini."
BLA..BLA..BLA..
" Aduhh telat gue," ucapku sambil kubuka pintu aula seminar itu dan berjalan mengendap ngendap menuju ke kursi penonton yang nampak sangat penuh. Aku lihat sekitar, tak kutemukan Fery dan Norman teman seangkatanku di sana sangking penuhnya. Lalu aku duduk saja di sembarang kursi yang letaknya paling depan tepat di belakang kursi pembicara."
Kemudian..
"Bagi yang baru datang bisa bantu jadi asisten sementara saya ke depan," perintah Richard kepadaku, mata kami pun bertemu.
Deg!
To be continued..
Kemudian..
"Bagi yang baru datang bisa bantu jadi asisten sementara saya ke depan," perintah Richard kepadaku, mata kami pun bertemu.
Deg!
"Mati aku!" suara batinku bergejolak. Mataku melotot tak percaya melihat sosoknya di atas panggung, Jantung ku seakan mau melompat, dia sugar daddy ku, jadi dia CEO, bisa dong aku magang di perusahaan nya nanti. Ah setelah kejadian tadi malam, aku tidak mau banyak berharap. Tapi aku sudah melupakan kenangan buruk malam itu, saat dia menolak mencumbuku, tidak tidak aku masih marah padanya karena dia menuduhku sebagai wanita penggoda.
"Siapa Nama kamu perkenalkan dirimu di depan audience?" tanyanya padaku sambil menyuruhku menekan tombol enter, setiap kali mengganti halaman untuk presentasi nya. "Nama saya Vanya Danuarta saya mahasiswa Teknik Arsitektur semester 6, salam kenal pak," kataku kepadanya disambut teriakan teman teman mahasiswa yang menggoda ku. "Vanya Vanya statusnya apa? Vanya cantik," seru para
audience yang rata rata lelaki itu sambil bersorak sorai, saling berteriak melempar pertanyaan.
"Hah dasar ******, pake telat segala, bisa bisanya selalu saja jadi pusat perhatian, gue dong, yang anak konglomerat ini. Buta mata lo pada!" Ucap Melani senior Vanya. "Yeay gak usah syirik lo Mel, kalo dilihat dari sudut pandang cowok nih ya, dengan kadar kecantikan seperti itu, pantes sih emang tu cewek jadi idola. Emangnya perlu kekayaan ya untuk bisa jadi idola? nggak kan?"jawab Martin teman seangkatan Melani.
"Anak teknik kalo lihat cewek cakep bawaanya pada ileran semua tuh mukanya, Pak Richard juga bisa aja ngundang yang cantik ke depan panggung , Ucap MC makin membuat heboh suasana.
Grrrrr..
"Huuu prok prok prok prok prok," seru audience. "Malu banget aku muka ku udah kaya kepiting rebus, Udah gitu sugar daddyku mukanya datar banget," gumamku dalam hati. "Sekarang saya memberi 3 pertanyaan bagi 3 mahasiswa yang menjawab dengan benar maka langsung bisa magang di perusahaan saya tanpa test," ucap Richard memberi angin segar kepada mahasiswa-mahasiswi disana.
"Siapppp pak jadi semangat niihh..prok..prok..prok." Seru audience.
"Pertanyaan pertama, berapa banyak Mega Proyek Yang baru dikerjakan oleh Thompson Corp di bulan ini? Mega proyek itu meliputi pembangunan appartment, Mall, jalan Tol. Karena jawabannya tidak di publish di google jadi kalian bisa menebak sendiri," ucap Richard sambil memberi masukan.
"Saya Pak" Norman mengacungkan tangan nya.
"Silahkan perkenalkan diri dulu," jawab Richard.
" Saya Norman Narendra, jurusan teknik arsitektur semester 6, jawabannya 35 proyek. "Benar sekali, darimana kamu tahu?" tanya Richard lagi
"Saya baca di google bulan lalu, proyek baru yang di kerjakan sebanyak 30 proyek jadi saya perkirakan pasti ada kenaikan begitu pak," Jawab Norman lancar. "Bagus sekali, Nama lengkap dan copy id mahasiswa kamu bisa di kumpulkan ke meja Vanya," jawab Richard mengarahkan.
"Yeeeeeeyyyyy terimakasih pak," jawabnya sambil melompat lompat kegirangan.
Pertanyaan ke 2
"Berapa banyak karyawan yang di pekerjakan di Thompson Corp?" tanya Richard singkat.
"Saya pak."
"Saya pak."
"Saya pak."
* Mahasiswa X: "2580 pak,"
Richard: "Salah,"
Mahasiswa Y: "2560 pak,"
Richard: "Salah,"
Fery : " 3150 pak,"
"Benar sekali" Kamu juga bisa ke depan untuk di data oleh Vanya
"Tiket Magang tanpa Test yang Ke 3 langsung saya berikan kepada Asisten dadakan saya di atas panggung ini"
Ucapan Richard sontak membuatku tak percaya, aku menutup mulutku lama saking senangnya."Terimakasih bapak sayang," jawabku menggoda nya. Lalu puluhan mahasiswi yang memadati aula itupun bersorak tidak terima.
"Huuuuuuuu huuuuu jangan sok kecakepan deh Lo, huuu gak adil pak, gak adil, bapak ganteng gak adil, ucap sebagian mahasiswi yang masih tidak terima dengan keputusan Richard. "Para mahasiswa di harap tenang 3 tiket Magang tanpa Test sudah di bagi jadi, CV Mahasiswa yang ingin magang di Thompson Corp langsung dikumpulkan ke meja Resepsionis di depan Aula ya sayang," MC itu menirukan kata kataku ikut mengucapkan kata sayang.
Grrrrrrrrr
Mahasiswa yang lain pun tertawa. Seperti inilah kehidupan ku, hiburan ku hanya saat di kampus dan di tempat kerja, makanya selarut mungkin aku pulang ke rumah setelah ibu tertidur, supaya jatahku menjadi samsak hidup agak berkurang. Tak ayal di pagi hari nya tetap saja ku terima pukulan, jambakan dan tendangan darinya.
"Jadi kita bertiga nih yang magang di Thompson Corp tanpa tes?" sapaku pada Norman dan Fery. Syukurlah Nya jadi kita nggak perlu susah susah ikut test," jawab Fery dan Norman bersamaan. "Eh Nadia mana ya kok gak keliatan?" tanyaku lagi. "Tau tu anak gak ada kabar, gak jelas," jawab Norman.
Kita bertiga pun ber toss Ria. "Ehemm ehemm boleh aku pinjam Vanya sebentar," kata kata Richard membuyarkan keseruan kami bertiga.
Lalu teman temanku membubarkan diri.
"Iya tuan," Jawabku sambil menundukkan wajahku. "Masih marah?" Tanyanya sambil raut mukanya memperhatikan wajahku tak berkedip seolah memohon maaf. "Aku sudah memaafkanmu tuan, aku sudah melupakan kejadian itu, aku juga minta maaf mungkin karena pengaruh alkohol aku jadi terlalu memaksamu melakukan hal yang memalukan," ucap Vanya sambil menundukkan kepalanya.
"Aahahaha no itu bukan hal yang memalukan, aku ingin menggigitmu jadinya, bisakah aku minta nomer ponsel kamu?"ucapnya sambil memberikan Ponselnya padaku. "Ini sudah,"jawabku. "Baiklah Vanya , oh ya ini untuk kebutuhanmu, anggap saja mulai sekarang, aku kekasihmu, apa kamu mau?"ucapnya sambil tersenyum dan wajahnya yang super tampan pun bersemu merah.
Kekasih gelap maksudnya?Ups," Ucapku lalu kututup mulutku sambil menerima ATM pemberiannya. "Terserah kamu sayang, okay aku pergi dulu, nomer pin nya adalah tanggal lahirmu, nanti aku hubungi lagi, bye," ucapnya pamit pergi sambil jarinya mencubit hidung mancung ku dan mengedipkan sebelah matanya, makin menambah kadar ketampanannya.
Bagaimana dia tahu tanggal lahirku?Ya tuhan mimpi apa aku semalam dapat kekasih super tampan, sultan pula, eh ralat, kekasih gelap maksudnya, impian aku menjadi sugar babynya menjadi kenyataan, ingin sekali aku berjingkrak jingkrak saking senangnya, batinku bergejolak.
Akupun kembali bergabung dengan Fery dan Norman sambil senyum-senyum sendiri.
"Elo udah kenal Ama pak Richard nya?"tanya Fery.
"Nggak," jawabku menyangkalnya
"Eehh gue lihat Lo tadi pas dia mencet idung Lo nya, mesra amat, inget suami orang tuh," ucap Norman penuh curiga dan memperingatkanku.
"Yeee itu perasaan lo bedua aja keles, tadi doi cuman bilang makasih, udahan dulu ya gue mau kerja, bye guys," Pamitku pada teman-teman ku yang masih menyimpan sejuta tanya.
✨
✨
✨
"Aahh teruskan sayang harder harder aahh aah," Ucap Veronica sambil membuka lebar kedua kakinya. "Kamu suka, seperti ini Hmmm aahh, milikmu memang paling legit sayang," ucap Panca direktur keuangan di perusahaan ayahnya. Kamu perkasa sekali, kamu canduku sayang" ucapnya dengan suara serak yang dipenuhi dengan kabut gairah.
To be continued..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!