Yesterday Is History
Eps1. Kontrak malaikat maut
Hidup di kota kedua ter-aestetic setelah ibu kota
Angin sepoi-sepoi, udaranya bersih dan sejuk (dominan dingin)
Walaupun begitu, panas matahari di luar sana sangat menyengat
"Alone is another world for splendid"
"I shall regain what I deserve"
Hyunjae
Matikan sound-nya!
"I kill whoever I want to kill"
suara nyaring yang keluar dari sebuah gim, hampir membuat Hyunjae naik darah
seseorang yang tiduran di pangkuannya
telah mengganggu Hyunjae yang sedang asik menonton film
"One fatal below is more than enough"
Lagi-lagi, suara hero dari gim itu terdengar semakin memekakan telinga
Hyunjae
Apa yang kau lakukan?
Bukannya mematikan sound-nya, Younghoon malah menaikan volume
itu membuat urat di kening Hyunjae mengerut
"I don't know my selfie either"
pertanyaan Hyunjae seakan dijawab oleh sound gim itu
dia semakin kesal dan memukul Younghoon dengan bantal
tapi, Younghoon buru-buru bangun dan mengelak
Hyunjae
Kau mau kubunuh sungguhan? Hah?
Hyunjae
Ck... mengganggu saja!
Tiba-tiba, ada sebuah pesan masuk di ponsel Younghoon
yang mengharuskannya berhenti dari gim
Younghoon
Jae... sepertinya aku harus pergi
Younghoon
Menjemput kesayangan ku
Younghoon beranjak dari tempat duduknya
Hyunjae
Mau ku antar tidak?
Sesaat setelah Younghoon keluar dari rumahnya
Hyunjae
Younghoon benar-benar menarik semua aura, di rumah ini
Hyunjae mengambil ponselnya di atas meja
xxx
📞 Di garasi... kau mau kemari?
Hyunjae
📞 Ya, apa kau sendirian?
xxx
📞 Cepatlah! Aku sedang memesan pizza
Hyunjae
📞 I'm on my way soon
Hyunjae langsung menutup telponnya dan bersiap
keluar mengenakan jaket kulit berwarna hitam, tak lupa membawa helm di tangannya
ketika hendak mengeluarkan motornya
Hyunjae
Apa Younghoon sengaja, meninggalkan motornya di sini?
melihat motor gagah menganggur di pekarangan rumahnya
membuat otak Hyunjae mendorong hatinya untuk pergi dengan motor Younghoon
sepanjang perjalanan, dia sangat menikmati mesin baru yang masih bau toko itu
Hyunjae
*Wah... mesinnya benar-benar mantap*
Tiba-tiba sebuah motor sport lain menyalip nya dengan kencang
jantung Hyunjae seakan hampir berhenti berdetak
posisinya saat itu sedang di atas jembatan layang, yang cukup tinggi
ditambah mengendarai motor baru milik sahabatnya
cukup tragis, jika dia terjatuh disaat itu juga
Hyunjae
*Wah, siapa si br*ngs*k itu!*
Hyunjae
*Semoga suatu saat nanti, dia kapok melakukan hal berbahaya seperti tadi*
Hyunjae sampai di suatu tempat
dia memarkir motor di depan sebuah garasi yang terbuka
ketika membuka helmnya, hal tak terduga pun terjadi
motor sport yang sebelumnya dia lihat, datang dan berhenti di sampingnya
Hyunjae
*Bukankah ini... motor yang menyalip di jembatan?*
Hyunjae memperhatikan gerak-gerik orang yang mengendarainya
dia turun dari motornya dan melepas helm
Eric
Permisi! Layanan pesan antar!!
Orang itu membawa pesanan pizza
dan berteriak mengumumkan kedatangannya
Seseorang keluar dari garasi tadi
dan mengeluarkan ponselnya untuk melakukan pembayaran, dengan scan barcode
selama transaksi, si pengantar makanan melirik ke arah Hyunjae
Hyunjae
*Apa lihat-lihat?*
Hyunjae membalas tatapannya dengan dingin
lalu dia memalingkan mukanya
Orang itu segera pergi, setelah menyelesaikan tugasnya
Hyunjae terus memerhatikannya sampai ke ujung jalan
Hyunjae
Orang itu dengan motornya, bahaya sekali
Juyeon
Maksudmu pengantar makanan tadi?
Hyunjae mengangguk, lalu turun dari motor
dia mengikuti Juyeon masuk ke dalam garasi
Hyunjae
Aku ingat persis motornya, plat dan jaket yang dia kenakan
Hyunjae
dia hampir membuat malaikat mautku, menyelesaikan tugasnya
Juyeon
Mungkin dia buru-buru, saat membawa pesanan ku
Mereka duduk di sebuah sofa abu-abu di garasi itu
Hyunjae
Antara pizza, atau kabar kematian ku yang lebih dulu menghampiri mu!
Juyeon
Beruntung kau tidak apa-apa, dan motornya juga
Hyunjae
Ah aku tidak tau soal nyawaku, tapi kalau motor itu sampai lecet...
Hyunjae
mungkin Younghoon akan membuat kontrak, dengan malaikat maut
Hyunjae
agar mengembalikan nyawaku
Hyunjae
setelah itu, dia bisa membuat perhitungan dengan ku
Juyeon
Kau lebih takut pada Younghoon, dari pada malaikat maut?
Hyunjae
Aku hanya takut, kalau dia tidak bisa memaafkan ku
Hyunjae mulai menyambar pizza di hadapannya
Juyeon
Jadi ini motor baru Younghoon?
Hyunjae mengiyakan sekenanya, mulutnya terlalu penuh untuk bicara
Juyeon
Aku harus test mesin, lain kali
pizza di meja tinggal beberapa potong
Tiba-tiba Younghoon menelpon Hyunjae
Hyunjae
📞 Ada apa sayang? Aku sedang di garasi Juyeon!
teriakan Younghoon di seberang sana
reflek membuat Hyunjae menjauhkan ponsel dari telinganya
Hyunjae
📞 Suara mu sangat merdu di telinga ku!
Juyeon terbahak-bahak sampai terjungkal
Younghoon
📞 Kenapa kau pergi dengan motor ku? Sialan
seketika Hyunjae menelan ludahnya sendiri
dia langsung berdiri dan bersiap pergi
Hyunjae
📞 M-Maaf... aku akan segera pulang
tanpa basa-basi lagi, Younghoon langsung menutup telponnya
Juyeon
Kau tidak meminta izin dari pemiliknya?
Hyunjae
Juyeon... Mau makan ramyeon di rumah ku?
Juyeon
Paling-paling... kau menjadikan ku sebagai tameng
Hyunjae
Ayolah... ada siberian husky di rumah ku!
Hyunjae memasang wajah memelas minta ditonjok
dan akhirnya, Juyeon dengan motornya sendiri mengikuti Hyunjae dari belakang
Eps2. Berakhir di rumah sakit
Younghoon berdiri berkacak pinggang di depan rumah Hyunjae
tak lama kemudian, si tuan rumah datang
Hyunjae
Younghoona... maafkan aku
Younghoon
Kau tau, ini jam berapa?
Younghoon menghela napasnya dalam-dalam
terlihat jelas, dia sedang menahan amarah
Juyeon
Hey... aku bawa ayam goreng, saus pedas asam manis!
Juyeon
Kau akan makan malam dengan kami kan, Younghoon?
Juyeon sengaja membawa makanan kesukaan Younghoon
agar dia tidak marah dan memaafkan Hyunjae
Younghoon menendang motornya sampai terjatuh
mungkin menghasilkan beberapa goresan di badannya
Hyunjae dan Juyeon membeku seketika
Younghoon
Hari ini, aku ada rakernas jam 5 sore
Younghoon
Kau membuat ku terlambat Hyunjae!
Younghoon
Tidak... tapi aku sudah tak bisa mengikutinya lagi!
Hyunjae
Younghoon... aku benar-benar menyesal
Younghoon
Kau tau? Rapat itu sangat penting untuk ku!
Hyunjae benar-benar lupa jadwal Younghoon
yang paling parah, dia pergi tanpa memberi taunya sambil membawa motor Younghoon
Juyeon diam di tengah-tengah, memperhatikan mereka
Hyunjae
Apa yang... bisa aku lakukan, agar kau memaafkan ku?
Hyunjae membalikan motor Younghoon ke posisi semula
Sementara Juyeon mengajak Younghoon untuk duduk
Younghoon
Karena aku tidak berniat memaafkan mu
Hyunjae menunduk, seolah awan kelabu mengitarinya
Juyeon
Younghoon... kau pasti tidak tau
Juyeon
Kalau Hyunjae hampir celaka, saat di perjalanan menuju garasi ku
Juyeon
Dia sempat mengutuk orang, yang hampir membuatnya jatuh
Juyeon
karena dia tidak mau, motormu sampai lecet
Juyeon
Dia bahkan tidak memikirkan nyawanya sendiri
Juyeon
Tapi kau, malah merusak motor mu
Younghoon
Hey Juyeon, kenapa kau membuat ku seolah bersalah?
Juyeon
Aku tidak berniat seperti itu, aku hanya memberi tau mu
Younghoon
Kalau dia tidak ingin motor ku sampai lecet, kenapa dia memakainya?
Juyeon
Sekarang aku tanya... seberapa penting rapat itu untuk mu?
pandangan Younghoon mulai tertuju pada Hyunjae
dia sadar, persahabatannya dengan Hyunjae lebih penting dari segalanya
tapi kesalahannya, tidak bisa dimaklumi sama sekali
Hyunjae
Aku akan melakukan apapun, asal kau memaafkan ku!
Hyunjae menghampirinya dan duduk lebih rendah dari Younghoon
mereka juga sadar, Younghoon masih diselimuti rasa kesal
Younghoon tidak mengatakan apapun
dan memilih pulang malam itu
Younghoon membuka petbag yang dari tadi dia bawa
lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya
Younghoon
Tira, maafkan ayah...
Younghoon
Harusnya, kau tidak dengar pertengkaran ku dengan Hyunjae
Younghoon
Kau pasti kaget ya!
Younghoon
Tenang saja... kami pasti berbaikan
Younghoon
tapi tidak sekarang!
lalu menyiapkan makanan untuk Tira
saat menuangkan makanan ke dalam mangkuk
tiba-tiba perut Younghoon terasa perih
Tira mengeong dan menghampiri Younghoon
Younghoon
Ayah baik-baik saja, Tira
Younghoon
*Sepertinya maag ku kambuh*
selesai menyajikan makanan untuk Tira
Younghoon buru-buru membuka kotak obat
dia mengobrak-abrik laci nya juga
namun obat khusus yang dia cari tidak dapat ditemukan
Younghoon
*Dimana aku menyimpannya?*
semakin lama, perut Younghoon semakin terasa melilit
Younghoon memencet nomor telpon adiknya
namun, adiknya tak mengangkat telpon sama sekali
Younghoon
*Angkat telponnya... Sunwoo!*
wajah Younghoon semakin pucat
dia berusaha menahan rasa sakit dengan meminum seteguk air
tapi itu malah menambah parah rasa sakitnya
Younghoon kembali meraih ponselnya
menekan tombol 1 yang langsung terhubung ke kontak Hyunjae
Hyunjae
📞 Hallo... Younghoon?
Hyunjae
📞 Kau... sudah sampai rumah?
Hyunjae terdengar ragu, karena Younghoon pergi dengan keadaan marah
tidak ada jawaban dari Younghoon
yang dia dengar, hanya suara Tira yang tak henti mengeong
Hyunjae merasakan sesuatu yang tidak beres
dia buru-buru datang ke rumah Younghoon bersama Juyeon
sambil terus berada di sambungan telepon
Setelah sampai, Hyunjae membuka pintu dengan kunci cadangan
dan melihat Younghoon tergeletak di lantai, tak sadarkan diri
Mereka buru-buru memanggil ambulans, lalu menghubungi saudaranya
Juyeon
Kakak mu, sering seperti ini?
Sunwoo
Maag nya sudah kronis
Sunwoo
harusnya, dia tidak boleh melewatkan jam makan
Hyunjae dan Juyeon saling menatap satu sama lain
mereka merasa bersalah, karena tak menahan Younghoon untuk makan sebelum pergi
Hyunjae
*Dia belum memaafkanku untuk satu kesalahan*
Hyunjae
*Aku malah menambah kesalahan lain*
Hyunjae
*Sahabat macam apa aku ini?*
Younghoon siuman di tengah malam
dia memegang kepala seseorang, ketika menggerakkan tangannya
Sunwoo ikut terbangun, karena Younghoon memegang kepalanya
Younghoon
Bagaimana aku bisa di sini?
Sunwoo
Kak Hyunjae dan kak Juyeon, yang mengatarmu
Younghoon
Dimana mereka sekarang?
Sunwoo
Aku meminta mereka untuk pulang
Younghoon menganggukan kepalanya dengan lemah
Sunwoo
Bagaimana keadaan kakak sekarang?
Sunwoo
Apa perutnya masih sakit?
Sunwoo
Sebaiknya kakak kembali istirahat
Younghoon
Apa ini? Kau mengkhawatirkan ku?
Sunwoo
Tidak... aku hanya mau kau berhenti sakit
Sunwoo
dan berhenti merepotkan ku
Sunwoo yang bersikap tsundere malah membuatnya terlihat lucu
Younghoon sedikit terhibur dengan sikap manis adiknya itu
Younghoon
Kau juga harus tidur lagi!
Sunwoo
Tentu saja, aku ngantuk!
Eps3. Pertemanan dan Uang
Pagi yang cerah dan sejuk
seorang anak SMA memarkir motornya, di samping gedung sekolah
tak lama Sunwoo juga datang dengan motor Younghoon
Eric
*Motornya tidak asing, aku pernah lihat dimana ya*
Eric dan Sunwoo pergi ke kelas bersama, sambil menenteng helm masing-masing
Felix
Sunwoo... kenapa kau bawa helm? Kau bawa motor?
Felix
Aku pikir... kau tidak bisa naik motor
Felix
atau tidak punya motor sama sekali, haha
Eric
Sunwoo bahkan sudah punya SIM
Eric
bisa-bisanya kau berpikir seperti itu
Eric
Felix... bahkan kau sendiri, tidak punya SIM atau pun motor, kan?
Felix
Wah Eric... kau tidak sadar, kalau kata-kata mu itu kurang ajar?
Eric
Kau sendiri bagaimana?
Sunwoo yang biasa melawan, kali ini malah meminta Eric untuk berhenti
dia terlihat tidak bersemangat sama sekali
mereka langsung masuk ke dalam kelas, dan mengabaikan Felix
Eric
Apa yang terjadi padamu?
Eric
Biasanya, kau langsung baku hantam dengan anak itu
Sunwoo
Kakak ku sedang sakit, hari ini aku ingin mengurangi bebannya sehari saja
Sunwoo
Tidak parah, tapi dia masih di rawat di rumah sakit
Eric
Semoga kakak mu cepat sembuh
Tiba jam 5 sore, jam pulang sekolah
Sunwoo memanggil sahabatnya itu di lorong sekolah
Sunwoo
Aku ada les hari ini, kau mau membantu ku?
Sunwoo
Tolong belikan resep obat ini ke apotek, lalu berikan pada perawat kakak ku!
Sunwoo
Kau bisa membantu ku, kan?
Sunwoo
Sekarang aku benar-benar harus pergi ke tempat les, dah~
setelah memberi Eric secarik kertas resep
Sunwoo berlari meninggalkannya
Eric
*Semoga aku tidak lupa*
Eric menulis nama itu di atas resep obat
lalu dia pergi ke apotek, kemudian datang ke rumah sakit
sesuai yang diminta Sunwoo
Eric
A-Aku Eric, temannya Sunwoo
Younghoon
Aah... jadi kau yang bernama Eric?!
sebelumnya Sunwoo memberitahu kakaknya, kalau Eric akan datang ke sana
Eric
Aku hanya mengantarkan obat ini
dia menaruh obat tadi di atas meja
Younghoon mengambil dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang
Younghoon
Ini uang ganti, untuk membayar obatnya!
Eric
Tapi... ini terlalu banyak kak
Eric
Eh maaf... maksud ku...
Younghoon
Ambil saja lebihnya!
Younghoon
Kau juga boleh memanggilku kakak
Eric pun tersenyum sambil menerima uang pemberian Younghoon
Younghoon
Apa kau juga, akan pergi les?
Eric
T-Tidak... aku tidak ikut les
Younghoon
Lalu, kau mau kemana?
Younghoon
Kenapa buru-buru pergi?
Younghoon
Apa orang rumah, mengharuskan mu pulang tepat waktu?
Younghoon
Wah... aku jadi merasa bersalah, meminta mu datang ke sini
Eric
B-Bukan kak, aku sama sekali tidak keberatan
Eric
Aku hanya pergi untuk kerja paruh waktu
Younghoon
Kerja paruh waktu? Kau masih SMA, kan?!
Younghoon kembali mengeluarkan uang dari dalam dompetnya
dan memeberikannya pada Eric
Younghoon
Ambil ini untuk uang saku mu!
Younghoon
Dan pulang lah ke rumah!
Younghoon
Sudah, pulang lah!
Eric mengambil uang itu dengan rasa ragu
lalu berpamitan pada Younghoon
Eric
Terimakasih kak, anda baik sekali
Younghoon
Hati-hati di jalan!
Setelah itu, Eric tak henti tersenyum di sepanjang perjalanan
dia mampir ke sebuah restoran ayam goreng, sebelum sampai di rumahnya
Jake menunjuk lantai atas rumahnya
Eric
Ini, aku bawakan sesuatu untuk mu!
Eric memberi ayam goreng pada adiknya
lalu berlari ke lantai atas
Wajah Jake yang tadinya cemberut, mulai terlihat senang
Setelah Eric sampai di lantai 2, kakaknya keluar dari kamar
Jeno
Kenapa kau masih di sini?
Eric mengeluarkan uang dari tasnya
Eric
Kita tidak perlu kerja hari ini!
Jeno
Kau dapat uang sebanyak ini dari mana?
Eric
Aku membantu teman ku, dan kakaknya memberi uang ini
Jeno pergi menuruni anak tangga
Eric
Aku tidak mencuri kak!!
Teriakan Eric terdengar oleh Jake di lantai bawah
Jeno
Tidak ada orang yang memberi uang sebanyak itu!
Jeno
Apalagi sebagai tanda terimakasih!
Eric
Tapi aku benar-benar mendapatkan uang ini, karena hal itu!
Jeno menggelengkan kepalanya lalu kembali menuruni anak tangga
Eric kemudian mengikutinya dari belakang
Eric
Aku mohon kak, percayalah padaku!
Jake tiba-tiba memuntahkan makanannya
setelah mendengar kata 'mencuri' dari mulut kakaknya
Jake
*Kakak membeli ayam ini, dengan uang hasil curian?*
Jeno
Kalau begitu kembalikan!
Jeno
Kembalikan uang itu, pada orang yang memberikannya padamu!
Jeno
Kita tidak bisa menerima uang sebanyak itu, Eric!
Jeno pun keluar dengan motor yang tadi dipakai Eric
Jake
Kak... apa makanan ini, layak aku makan?
Eric
Yang itu uang hasil keringatku sendiri!
Jake kembali menyantap makanannya
sedangkan Eric hanya bisa melamun, sambil memerhatikan adik kesayangannya itu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!