NovelToon NovelToon

KU BALAS PENGKHIATANMU

Safira

Pagi itu terlihat seorang wanita berangkat bekerja di salah satu toko swalayan.

"Mbak Fira, tolong di ambilin mainan itu dong." pinta seorang anak kecil kepada gadis muda yang bernama Safira dan panggilan singkatnya Fira.

"Tunggu sebentar ya adik kecil, mbaknya mau ambilin nenek ini tisu dulu ya. kamu jangan kemana-mana." jawab Safira dengan nada suara yang begitu lembut.

Safira adalah seorang gadis muda yang berusia 20 tahun, dia sudah menikah di usianya yang ke-19 tahun tepat Setelah dia lulus sekolah SMA 1 tahun. kehidupannya memang terlihat bahagia, suaminya bekerja di salah satu perusahaan sebagai direktur pemasaran yang ada di salah satu pusat kota Jakarta.

** Pengenalan tokoh **

SAFIRA AZAHRA

menikah muda di usia 19 tahun, lulus sekolah berusia 18 tahun bekerja 1 tahun kemudian menikah. Safira adalah tipe seorang wanita lembut dengan semua kepribadian yang sangat baik.

RUDI IMAWAN

suami dari Safira seorang pria yang terlihat begitu baik di depan Namun ternyata dia adalah pria brengsek di belakang.

GUNAWAN CHANDRA

putra dari pemilik sebuah perusahaan yang begitu besar, Gunawan Chandra adalah pembisnis handal yang mempunyai begitu banyak properti seorang pria yang sudah mempunyai dua orang anak namun istrinya meninggal dalam kecelakaan.

SATRIA HENDRAWAN

pembisnis kaya namun tidak pernah sombong, dia selalu berusaha untuk menutupi seluruh kekayaannya dengan kesederhanaannya. hidup sebagai seorang pengusaha sederhana namun dia adalah seorang pembisnis yang lupa akan pernikahan hingga di usia 30 tahun.

PUTRI TIARA

kekasih gelap dari Rudi sekaligus sahabat dari Safira.

** SWALAYAN XX **

"Safira, Kenapa anak kecil itu menangis?" tanya pemilik Toko swalayan.

"Ini lho mbak, Dia minta tolong sama aku untuk ambilin mainan itu. tapi aku masih membantu nenek ini." jawab Tiara.

"Ya udah kalau begitu, tolong kamu ambilin nenek ini tisu. aku akan mengambilkan adik kecil itu mainan." jawab pemilik Toko swalayan.

Toko swalayan tempat Tiara bekerja adalah sebuah toko yang lumayan besar, pemilik Toko swalayan itu memang selalu baik dengan Tiara. bahkan wanita itu menganggap Tiara sebagai keluarganya sendiri.

** Beberapa jam kemudian **

Hari ini pukul 5 sore, Safira sudah pulang dari tempat kerjanya. wanita itu terlihat tersenyum sumrinya sembari membawa beberapa bahan makanan untuk segera dia masak.

"Pasti Mas Rudi sekarang sedang menungguku di rumah." ucap Safira.

Langkah kaki wanita itu memasuki rumah sederhana yang dia tempati Bersama sang suami, terlihat Safira sudah di dalam rumah. wanita itu mencuci tangannya kemudian mulai memasak untuk dirinya dan sang suaminya, terlihat Safira mengerjakan segalanya dengan begitu terampil.

"Sebentar lagi pasti Mas Rudi segera pulang, aku harus segera melanjutkan memasak agar cepat matang. Kalau Mas Rudi pulang Dia pasti sudah kelaparan." ucap Safira sembari tersenyum membayangkan wajah sang suami yang begitu bahagia ketika sampai di rumah.

Sekitar satu jam kemudian Safira sudah selesai dengan semua aktivitas memasaknya, wanita itu membereskan seluruh peralatan dapur kemudian membawa makanan ke meja makan. jam dinding yang ada di ruang makan ini sudah puku 6 sore.

"Kenapa Mas Rudi belum pulang juga ya." guman Safira yang kemudian melihat ponselnya. dengan segera wanita itu menelpon sang suami dan menanyakan mengenai keberadaannya.

"Halo Mas!" Panggil Safira.

"Iya ada apa, Sayang." jawab Rudi.

"Mas, kenapa sampai jam segini kok belum pulang?" tanya Safira yang sedikit khawatir.

"Oh ya, tadi Mas lupa kalau Hari ini ada lembur di tempat kerja mas." jawab Rudi.

"Kok tidak bilang sih Mas, aku sudah masak lo dari tadi. aku menunggu Mas Rudi." ucap Safira yang terlihat menatap makanan yang ada di meja makan.

"Kamu makan aja dulu, nanti mas tidak akan mungkin pulang sore." jawab Rudi.

"Ya udah deh Mas, kalau begitu aku makan dulu ya nanti kalau Mas pulang aku bakal angetin lagi." ucap Safira.

Setelah melakukan percakapan itu Safira langsung mematikan ponselnya, wanita itu tersenyum kemudian melanjutkan makan sendiri tanpa ada yang menemani. kehampaan sering terjadi di hidup Safira karena terkadang sang suami pulang sedikit malam dan langsung tidur tanpa mengatakan apapun.

Di tempat lain terlihat Rudi sedang berada di suatu tempat, ternyata pria itu tidak sedang lembur tapi terlihat pria itu sedang bersama seorang wanita yang selalu membuatnya merasa begitu berbeda.

"Ada apa? apa istrimu itu telepon lagi?" tanya seorang wanita.

"Iya seperti biasanya." jawab Rudi.

"Pasti kamu bilang kalau kamu sedang berada di luar kan?" tanya si wanita kembali.

"Kamu tenang saja, aku nggak bakal melukai kamu ataupun dia." jawab Rudi.

Kata-kata yang diucapkan oleh Rudi benar-benar begitu enteng, pria itu menganggap segalanya seperti sebuah permainan yang akan dia mainkan. Entah berapa lama dan sesering apa Rudi membohongi istrinya, baru 1 tahun mereka menikah namun tidak ada landasan kepercayaan di hati Rudi.

Malam itu akhirnya Safira tidur terlebih dahulu, wanita itu menunggu suaminya hingga pukul 22.30 malam. Safira hanya bisa terduduk sembari memejamkan matanya di sofa panjang ruang tamu. dengan begitu setia Safira menunggu suaminya yang sedang bekerja Namun ternyata dia dibohongi.

Beberapa menit kemudian suara langkah kaki memasuki rumah itu, langkah kaki ringan dari seorang pria pembohong yang benar-benar sangat luar biasa.

CEKLEK...

Rudi membuka pintu rumahnya, pria itu langsung tahu kalau istrinya pasti menunggu di ruang tamu. Rudi memasuki rumah kemudian mengunci pintu rumah tersebut.

"Seperti biasa kan, kau selalu menungguku di sini." ucap Rudi yang kemudian menggendong sang istri ke kamarnya. tatapan mata yang begitu sendu senyum menawan yang ditunjukkan. Rudi tidak akan mampu menutupi semua kebohongannya, sesaat kemudian Safira yang digendong Rudi wanita itu nampak merasakan sesuatu. sedikit demi sedikit Safira membuka matanya menatap suaminya yang sudah pulang.

"Malam banget Mas?" tanya Safira kepada sang suami.

"Kerjaannya banyak banget, sayang. bahkan besok Mas juga harus lembur lagi.' jawab Rudi.

Safira hanya menunjukkan senyumnya, wanita itu memeluk leher sang suami dengan begitu erat.

"Kamu sudah makan Mas?" tanya Safira.

"Sudah, tadi Bos sudah membawakan aku makanan. katanya aku sudah lembur jadi Bos sudah mempersiapkan segalanya." jawab Rudi.

"Ya sudah kalau begitu, Mas. lebih baik kita tidur saja." ucap Safira yang kemudian meminta sang suami untuk membawanya ke kamar. Rudi tidak mengatakan apapun pria itu benar-benar sangat pandai dalam hal berbohong, entah kebohongan sebesar apa yang disembunyikan oleh Rudi dari sang istri. seorang wanita yang benar-benar begitu mencintainya, begitu mempercayainya dengan semua kebohongan yang selama ini dia katakan kepada Safira. malam itu menjadi Malam yang begitu lelap, terlihat Rudi memeluk sang istri dengan begitu berat.

** bersambung **

mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Janji di bawah rembulan

- Isteri kesayangan tuan besar

- Ku balas pengkhianat mu

Bocah kecil

** Keesokan hari **

"Selamat pagi, mas?!" seru Safira.

"Pagi, sayang." jawab Rudi.

"Hari ini Mas lembur lagi?" tanya Safira.

"Iya, maaf ya sayang. karena hari ini Mas harus lembur lagi karena ada beberapa pekerjaan yang harus Mas selesaikan." jawab Rudi.

"Ya sudah kalau begitu aku buatkan bekal buat siang ya, biar Mas enggak terlalu capek Kalau nanti malam lembur." ucap Safira.

"Baiklah sayang, tolong kamu buatkan dengan penuh cinta ya karena mas selalu menyukai masakan mu." jawab Rudi yang kemudian memberikan kecupan di kening sang istri

Setelah makan dan mengambil bekal untuk dibawa ke kantor akhirnya Rudi berangkat bersama sang istri, setiap pagi Rudi selalu menjalankan aktivitas seperti itu. dia selalu mengantarkan sang istri ke Toko swalayan tempat sang istri bekerja, sedangkan dia akan pergi ke perusahaan tempatnya bekerja.

Pagi ini sudah ada seorang wanita yang sudah berdiri di dekat Toko swalayan tersebut .

"Putri!" sapa Safira yang baru keluar dari mobil sang suami.

"Hai Fir." jawab Putri.

"Lagi ngapain kamu di sini, Putri?" tanya Safira kepada sahabatnya tersebut.

"Hari ini aku malas berjalan di sana, Aku di sini lagi nunggu ojek untuk pergi ke perusahaan tempatku bekerja." jawab Putri.

"Ngapain kamu harus nunggu ojek, bareng aja sama mas Rudi. Kalian kan satu perusahaan." ucap Safira yang kemudian meminta sang suami untuk mengajak Putri berangkat kerja bersamanya.

"Apa tidak apa-apa Mas Rudi?" tanya Putri.

"Ya tentu saja tidak apa-apa, daripada kamu nunggu ojek nanti kelamaan kan. lebih menghemat waktu dengan ikut aku." jawab Rudi.

Tanpa berpikir aneh Safira meminta sang suami untuk mengajak sahabatnya itu berangkat kerja bersama, seorang wanita setengah baya itu menatap tiga orang yang sudah berdiri di luar toko swalayannya. seorang wanita yang pernah mengalami sakit hati, seorang wanita yang pernah mengalami rasa dicampakkan tentu saja wanita itu memandang tiga orang itu dengan tatapan mata yang benar-benar seolah ingin mengatakan sesuatu.

"Aku berangkat, sayang!" seru Rudi.

"Ya, mas. hati-hati!!" seru Safira.

Safira melambaikan tangannya kepada sang suami yang sudah berangkat bekerja, sesaat kemudian Bu Esti datang menemui Safira yang sudah ada di Toko swalayan.

"Baru datang, Fira?" tanya Bu Esti kepada Safira.

"Iya Bu, baru datang tadi sekalian berangkat sama Mas Rudi." jawab Safira.

"Siapa wanita tadi?" tanya Bu Esti kepada Safira.

"Wanita yang berangkat sama suamiku tadi bu?" tanya Safira.

"Iya." jawab Bu Esti.

"Dia adalah Putri, dia teman saya bu. rumahnya berada di dekat Toko swalayan ini." jawab Safira.

"Sudah lama kamu kenal wanita itu, Fira?" tanya Bu Esti.

Safira menganggukkan kepalanya, saat kemudian wanita itu tersenyum memandang sang pemilik toko. "Kami sudah berteman semenjak SMA Bu. Jadi kami adalah teman akrab sejak SMA." jawab Fira.

"Sahabat gitu?" tanya Bu Esti.

Safira menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian wanita itu menunggu majikannya untuk membuka pintu Toko swalayan. sekitar 30 menit kemudian begitu banyak orang-orang yang sudah berbondong-bondong untuk membeli di Toko swalayan tersebut. orang-orang yang membeli di sana sangat suka dengan perlakuan Safira yang sangat sopan kepada mereka semuanya.

"Tatapan mata Bu Esti nampak menatap Safira yang sedang melayani para pembeli dengan begitu sabar. terlihat Safira membantu beberapa wanita tua yang membeli di sana.

"Coba kamu belum menikah aku pasti akan menjodohkan mu dengan Putraku." ucap salah satu perempuan tua.

"Terima kasih ya Bu, tapi maaf aku sudah menikah." jawab Fira dengan nada suara yang begitu lembut. Hal itu membuat wanita tua itu benar-benar tersenyum dengan senyuman yang begitu sedih.

"Kalau aku bisa berdoa kepada Tuhan aku pasti akan mendoakan kau agar cepat berpisah dengan suamimu, agar kamu bisa menjadi menantuku." ucap nenek tua yang membuat Safira kembali tersenyum.

"Jangan begitu dong Bu, itu namanya ibu mendoakan aku agar aku berpisah dong sama suamiku. itu tidak boleh lho Bu, itu namanya berdosa." jawab Safira dengan kata-kata yang begitu lembut.

Tak berselang lama Safira menatap salah satu anak kecil yang ada di sana. "Adik kecil kamu ingin membeli apa? Kok setiap hari kamu di sini sih?" tanya Safira.

"Aku mau membeli makanan itu." jawab bocah kecil.

"Kamu datang sendiri ya? di mana Ayah atau ibumu?" tanya Safira kepada bocah kecil itu.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut bocah kecil itu, terlihat bocah itu membeli mie instan dan meminta Safira untuk memasaknya.

"Tunggu sebentar ya, Tante mau manggil teman tante dulu. kamu duduk manis di sini biar teman tante buatkan kamu makanan, oke." ucap Safira.

Bocah kecil itu menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian Safira meminta salah satu temannya untuk merebus air panas untuk memasak mie instan tersebut. Entah mengapa Naura menata bocah kecil itu dengan begitu sedih, setiap hari bocah kecil itu selalu ke Toko swalayan tempat Naura bekerja. selalu saja bocah kecil itu meminta Naura untuk menemaninya.

"Siapa bocah kecil itu, Naura?" tanya salah satu pekerja yang ada di Toko swalayan.

"Aku tidak tahu." jawab Safira.

"Lalu, Kenapa setiap hari dia selalu memintamu untuk menemaninya?" tanya teman Amel kembali.

"Entahlah, tapi aku kasihan banget deh aku sama bocah itu. setiap kali ke sini aku selalu menanyakan di mana orang tuanya dan bocah kecil itu tidak pernah menjawabnya." ucap Safira yang membuat beberapa karyawan Toko swalayan nampak terenyuh.

"Ya udah kalau begitu, lebih baik kita tanyain anak kecil itu mungkin saja Dia anak yatim piatu." ucap salah satu pekerja.

"Hus..., Tidak boleh seperti itu. lagian tidak baik kan mengatakan kata-kata seperti itu." ucap teman Safira yang ada di Toko swalayan.

"Kamu benar sekali deh, Amel. tapi kalau dia mempunyai orang tua Kenapa setiap hari kemarin sendirian ya. kasihan kan kalau ada apa-apa sama bocah kecil itu." ucap Safira.

"Mungkin orang tuanya sedang bekerja." jawab Salah satu pekerja.

"Apa mungkin dia itu anak pungut atau anak haram ya, jadi orang tuanya tidak menginginkannya." ucap Amel yang membuat Safira langsung memukul pundak temannya tersebut.

"Hus...,Jangan mengatakan hal itu. kalau bocah kecil itu mendengarnya kasihan kan, dia tidak pantas lho mendapat perkataan seperti itu dari kita." ucap Safira yang membuat teman-temannya nampak terdiam.

"Iya benar jika kita berada di posisi bocah kecil itu bisa-bisa aku langsung kena syok. Aku tidak akan mampu sendirian di dunia ini, apalagi kau tahu sendiri kan aku itu anak ibu." ucap Amel yang membuat teman-temannya nampak mencibir wanita yang masih berusia 19 tahun tersebut.

** bersambung **

mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Janji di bawah rembulan

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatanmu

Kabar angin

"Safira Bolehkah ibu mengatakan sesuatu kepadamu?" tanya Bu Esti.

"Tentu saja boleh bu, Memangnya ada apa?" tanya Safira yang mendengar pertanyaan bu Esti yang begitu ragu-ragu.

Bu Esti harus menata kata-katanya, dia tidak ingin membuat Safira tersinggung dengan semua yang dia ucapkan nanti.

"Apakah kau percaya dengan sahabatmu itu, Fira?" tanya Bu Esti kepada Safira.

"Memangnya ada apa Bu? Tentu saja aku percaya dengannya." jawab Safira.

"Lalu, sepercaya apakah dirimu padanya?" tanya Bu Esti kepada Safira.

Tentu saja Wanita itu sudah kenyang dengan pengkhianatan, penghianatan dari orang-orang terdekatnya hingga membuat Bu Esti enggan untuk menjalani sebuah hubungan.

"Aku sangat percaya dengan sahabatku itu, Bu. Apakah ibu mempunyai suatu pemikiran?" tanya Safira kepada Bu Esti.

"Sahabat, teman atau orang terdekat kita belum tentu menjadi orang yang akan melindungi kita, Fira. aku minta kamu untuk selalu berhati-hati dengan siapapun termasuk dah sahabatmu itu." ucap Bu Esti yang berusaha untuk memperingatkan Safira. wanita itu dapat melihat sebuah penghianatan dari sorot mata sahabat dan suaminya tersebut.

"Tentu saja Bu, aku akan selalu berhati-hati dengan para wanita yang berusaha untuk mendekati suamiku. karena aku tahu kalau Mas Rudi adalah pria yang sangat baik, pria yang sempurna yang akan menuntun wanita yang dia cintai." jawab Safira.

Bu Esti benar-benar tidak percaya dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Safira, itu artinya wanita itu lebih percaya dengan sahabat dan suaminya daripada dia percaya dengan kenyataan. Bu Esti dapat melihat gerak mata dari dua orang yang dia lihat tadi pagi, sorot mata nakal dan saling menghianati itulah tatapan mata yang dapat dilihat Bu Esti.

Akhirnya Bu Esti lebih memilih untuk Diam, dia tidak ingin menyakiti Safira dengan semua kata-kata yang diucapkan.

"Ya sudah kalau begitu, Ibu mau keluar dulu ya. Ibu harus memesan beberapa barang yang sudah habis." ucap Bu Esti yang membuat Safira menganggukkan kepalanya.

"Baiklah bu, lagi pula saya harus segera kembali ke tempat saya. karena anak kecil tadi terus menerus merengek minta untuk di temani." jawab Safira.

Bu Esti hanya mampu menatap kepergian Safira, Bu Esti yakin kalau suaminya dan sahabatnya itu mempunyai hubungan di belakang Safira. Bu Esti hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar semua yang ada di pikirannya itu tidaklah benar, karena jika sampai itu benar maka kasihan Safira dengan semua cinta yang dia miliki untuk suaminya itu.

Di tempat lain Ternyata apa yang diduga oleh Bu Esti itu ternyata benar, hari ini Rudi dan Putri mendapat tugas keluar perusahaan untuk memantau pemasaran untuk perusahaannya. dia harus melihat beberapa showroom mobil dari perusahaannya. Apakah itu baik atau tidak, Hal itu dijadikan Rudi sebagai senjata untuk bersenang-senang bersama putri.

"Kamu tahu sayang, ternyata istrimu itu benar-benar sangat bodoh." ucap Putri.

"Kamu jangan seperti itu, sayang. dia adalah istriku kalau kamu berbicara tolong sedikit dijaga." jawab Rudi.

"Kenapa kamu harus marah, kita ini sedang berselingkuh loh di belakang dia. Bagaimana kalau dia tiba-tiba tahu bahwa kita ini berselingkuh." ucap Putri.

"Jaga mulutmu, kamu yang membuatku melakukan hal ini, bukan. kamu yang menjebakku, jika sampai mulutmu itu mengeluarkan sepatah kata di depan istriku maka aku akan melakukan sesuatu yang membuatmu menyesal seumur hidup." jawab Rudi.

"Kenapa kamu harus marah, Sayang. aku kan cuma bilang kalau wanita itu bodoh, dia terlalu percaya padaku dan dia terlalu percaya padamu. dia selalu mengatakan kalau kita adalah orang-orang terdekatnya padahal dia tidak tahu kita sudah membodohinya selama 1 tahun ini." ucap Putri yang membuat Rudi nampak kesal.

"Aku peringatkan sekali lagi, kalau kamu berani melakukan sesuatu maka aku bisa membuatmu kehilangan nyawa. dengan kan aku baik-baik, Jaga mulutmu itu dan plester mulutmu dan jangan sampai terbuka." ancam Rudi.

"Kami tenang saja sayang, selagi kau mau bersenang-senang denganku kenapa aku harus membuka aib kita kepada wanita itu. toh Dia adalah wanita sederhana dengan semua pekerjaannya yang selalu percaya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya." ejek Putri kembali.

Rudi hanya diam, pria itu kemudian memegang tangan putri dan menciumnya.

"Aku benar-benar tergila-gila padamu, kau adalah mantan kekasihku sekarang kau adalah milikku." ucap Rudi yang benar-benar sangat munafik.

Sekitar satu jam kemudian mereka sudah sampai di salah satu showroom mobil yang harus mereka pantau, terlihat Rudi keluar dari mobil bersama dengan Putri.

"Kamu tahu Sayang, aku benar-benar menginginkan melakukan pijat kesehatan bersamamu lagi." ucap Putri.

"Kamu gila ya, kita ini berada di tempat kerja kamu Jangan memikirkan sesuatu yang gila." jawab Rudi.

"Kamu adalah pria yang benar-benar membuatku sangat bergairah, Kamu adalah pria yang benar-benar membuatku tidak bisa menahan hasratku." ucap Putri.

Rudi Tidak menjawab perkataan Putri, dia hanya diam sembari mengajak Putri untuk masuk. orang-orang yang ada di perusahaan memang jarang ada yang tahu kalau Rudi sudah menikah, pria itu memang selalu tertutup bahkan Rudi tidak pernah sama sekali mengajak Safira untuk menghadiri acara perusahaan tempatnya bekerja.

"Malam ini aku benar-benar ingin melakukan pijat kesehatan, kamu mau melakukannya kan?" tanya Putri yang membuat Rudi melotot ke arahnya. Putri benar-benar seperti wanita tidak tahu diri.

Sebenarnya Rudi adalah mantan kekasih Putri.mereka telah berpisah dengan semua cerita cinta mereka. Safira tidak mengetahui hal itu karena mereka berdua memang tidak ingin wanita itu tahu, ketika Rudi sudah menikah dengan Safira keadaan semakin menggila. Putri tiba-tiba menyesal telah putus dengan Rudi, wanita itu terus mengejar Rudi dengan semua tipu dayanya. 2 bulan setelah pernikahannya akhirnya Rudi jatuh ke jebakan Putri, mereka berdua sering keluar bersama Bahkan mereka berdua sering melakukan sesuatu yang benar-benar tidak bermoral.

Rudi sudah lupa dengan semua janji pernikahannya dengan Safira, pria itu telah menghianati istrinya yang begitu baik. waktu berjalan dengan semua cerita Cinta gelap tersebut hingga 1 tahun kemudian mereka masih bersama. mereka masih menjalani hubungan gelap di belakang Safira.

** satu bulan kemudian **

Hari ini Amel pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli make up yang sudah lama dia incar, Amel nampak datang bersama beberapa teman-temannya.

"Wow.., kosmetik ini benar-benar limited edition." ucap Amel yang melihat sebuah kosmetik yang dipajang di salah satu toko di pusat perbelanjaan.

"Beli aja kemarin kan udah gajian." jawab teman Amel.

"Entahlah, kalau aku beli ini mungkin uang gajiku selama 2 bulan langsung habis. kamu tahu kan ayah sama ibu selalu ngomel jika aku menghabiskan uang dengan cepat." ucap Amel sembari memanyunkan bibirnya.

** bersambung **

mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Janji di bawah rembulan

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatanmu

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!