Amerika...
Elisa Levira ozlem seorang gadis yang ceria, dia anak dari seorang pengusaha yang cukup terkenal di negara nya.
Elsa berpacaran dengan kenan teman satu kampusnya, namun Kenan harus mengikuti kakaknya ke negara lain setelah lulus nanti.
Kenan Derya Evren adalah anak seorang pengusaha yang sukses yaitu Kemal Evrem, pendiri perusahaan tambang di berbagai negara termasuk negara tempat tinggal Elsa.
"El, Daddy sudah katakan jangan pernah masuk club lagi untuk apa kamu menjadi seperti ini?" ujar Ozlem.
Dia sangat sedih melihat anaknya yang menjadi liar itu, namun dia juga sangat sibuk bekerja sehingga tidak bisa menjaga putri nya selama 24 jam.
"Dadd aku tidak mabuk aku cuma main-main saja bersama Elma, Dedi tau kan aku di rumah kesepian," jawab nya, sambil mengutah roti di mulut nya.
Semalam Dedi nya itu melihat Elsa pulang larut malam dengan sempoyongan, Dia sudah berapa kali mengingatkan namun Elsa masih saja berulah.
"Daddy ingatkan sekali lagi, kalau sampai kamu begitu lagi, Daddy akan cabut semua fasilitas kamu," ujar nya tegas, namun Elsa tak menggubrisnya.
"Ya sudah Dadd, jangan marah terus ya nanti penyakit jantung nya kambuh, Elsa ada kelas hari ini bye," Elsa pun meninggalkan Ayahnya yang masih emosi itu.
"Bagai mana aku mendidik anak itu, sungguh susah sekali, sedari dulu dia tidak dekat denganku dan hanya dekat Mama," karna sejak dulu Ozlem sangat sibuk bekerja sehingga dia tidak pernah ada waktu untuk anaknya
Ngomong-ngomomg soal ibunya, Elsa tidak pernah tahu dimana keberadaannya masih hidup atau sudah mati, karna jika dulu saat masih kecil dia bertanya Daddy nya selalu marah jadi Elsa memutuskan untuk tidak bertanya lagi.
Elsa pun sampai di Kampus dengan mobil mewah nya dan di sambut pelukan oleh kekasihnya Kenan, mereka baru satu tahun ini dekat dan menjalin hubungan.
"Honey kau sudah datang? apa kau ada kelas hari ini?" tanya Kenan menggandeng tangannya.
"Tentu saja, mana mungkin aku pagi-pagi sudah di sini," jawabnya.
"Ya mana tau saja kau sudah rindu lagi padaku," ujarnya sambil mengerlingkan sebelah matanya.
"Ah yang benar saja, jangan menggodaku honey aku ada sedang tidak mood," jawabnya.
"Baik lah, bagaimana sekripsi mu apa sudah di Acc?" ucap nya karna dia pun sama sedang berusaha lulus tahun ini.
"Tentu saja sudah aku kan mahasiswa yang cerdas tidak seperti mu," ucap nya terkekeh, karna memang benar Kenan harus nya lulus taun kemarin namun dia harus mengulang satu tahun lagi.
"Tau saja kau, aku juga akan lulus tahun ini bersama mu, lalu kita akan menikah seperti impian mu selama ini," ujarnya, Elsa pun tersenyum mendengam nya.
Mereka pun berpisah masuk ke dalam kelas masing-masing, mereka juga berbeda fakultas.
Elsa pun duduk di kursi, tak lama kemudian datang ah Elma mereka sudah lama berteman baik dan Elsa juga sangat menyayangi nya karna Elma orang biasa saja tidak seperti dirinya yang bergelimang harta.
"Hay Sa, ternyata kau sudah datang?" ujarnya duduk di sebelah nya.
"Tentu saja, aku sengaja bangun pagi- pagi karna ada pertemuan pagi ini dengan dosen," jawabnya.
"Bagaimana apa semalam Daddy mu marah?" Elma berharap Ayahnya Elsa marah dan mengusir Elsa, karna sejak lama dia iri dengan kecantikan dan kekayaan Elsa namun Elsa tak menyadarinya.
"Biasa saja dan aku pun tidak memikirkan nya Dedi memang mengancam ku tapi aku tidak takut, mana tega dia begitu padaku," Elma pun tersenyum kecut ternyata apa yang dia pikirkan salah, dia pun akan mencari cara untuk menghancurkan Elsa.
"Syukurlah kalo begitu aku ikut senang medengarnya, bagaimana kalo nanti pulang kuliah kita belanja," ajaknya, karna selama ini Elsa selalu membelikan apa yang Elma mau termasuk barang-barang mahal.
"Baiklah kau tunggu saja aku di parkiran, mungkin aku akan sedikit terlambat," jawabnya.
Elsa pun masuk ke ruang dosen, setelah berapa lama di sana dia pun bisa bernafas lega karna dia akan wisuda di tanggal yang sama dengan kekasih nya dua bulan lagi.
Elsa pun mencari Elma dan benar saja dia sudah berada di dekat mobilnya, hari ini mereka akan ke Mall untuk berbelanja.
"El bagamana hubungan mu dengan Ken?" ujarnya basi -basi karna dia juga sangat menyukai pacar sahabatnya itu.
"Kami baik-baik saja, kau tau tidak Ken akan melamarku setelah lulus nanti," jawabnya tersenyum, Elsa sangat bahagia karna Kaenan selalu ada untuknya.
"Aku ikut senang mendengarnya," ucap Elma tersenyum kecut.
Sebenarnya Elma terbakar cemburu, dia selama ini berusaha mengontrol emosi nya, hatinya begitu sakit mendengar Elsa bahagia bersama Kenan
Kini mereka sampai di pusat perbelanjaan, Elma memberi banyak barang-barang mahal, sedangkan Elsa hanya membeli satu tas saja.
Elsa yang membayar semunya, dia pun memberikan kartu debit nya setelah membayar mereka pun pulang, Elsa mengantar Elma sampai di depan rumahnya.
"Terimakasih El, kau memang terbaik," ujarnya sedangkan Elsa hanya mengacungkan jempol dan meninggalkan rumah Elma.
Saat akan pulang Kenan menelpon nya, agar Elsa mampir ke Apartemen nya, Elsa pun melihat jam baru jam 7 malam dia pun menyetujuinya.
Tak berselang lama dia pun sampai di sana, dan langsung memencet pin Apartemen itu.
"Honey kau dimana?" ujarnya melirik kesana kemari, namun terlihat sepi.
Elsa pun masuk ke dapur dan mengambil beberapa bahan makanan dari kulkas, seperti biasa dia akan masak untuk makan malam mereka.
Biasanya Elsa akan menginap di sana kalo Ayahnya tidak berada di rumah, Ayahnya Elsa sering pergi ke berbagai Negara menjalankan bisnis nya.
"Honey kau sudah datang?" ujarnya memeluk tubuh ramping Elsa, serta menciumi lehernya.
"Diam lah Honay aku sedang memasak," ujarnya, Elsa merasakan geli karna Kenan terus saja merusuh.
Kenan pun duduk setelah mencium gemas kedua pipi Elsa, sedangkan Elsa hanya tersenyum dan segera menyajikan makanan nya di meja.
"Kau dari mana? Aku dari tadi memanggil tapi tidak ada jawaban," ujarnya seraya menyuapi Ken.
"Aku dari bawah sebentar, membeli bahan makanan, Aku kira kau belum sampai,"
Tadi saat menelpon Ken sedang di suwalayan yang berada di bawah Apartemenya, karna bahan makanan sudah mulai habis hanya tersisa daging dan sedikit sayuran di dalam kulkas.
Semenjak mereka pacaran, Elsa akan selalu memasak jika datang berkunjung hingga Ken pun terbiasa menyetok bahan mentak di kulkas.
Mereka pun makan dengan lahap, dan kini mereka sedang bersantai sambil menonton Film.
"Apa kau malam ini akan menginap?" tanya Kenan memeluk Elsa dari belakang Elsa kini duduk di pangkuan Ken.
"Sepertinya tidak,Daddy ku ada di rumah mungkin saja sekarang dia sedang mencariku," jawab nya.
Tadi Elsa memberi alasan pada Ozlem akan pergi ke pesta padahal dirinya hanya bertemu Kenan.
"Apa kau tidak rindu padaku, sudah satu bulan ini kau tidak berkunjung kemari," ujarnya.
"Tentu saja aku merindukanmu, tapi aku tidak bisa kalau malam ini, mungkin nanti kalau Daddy ku tidak di rumah," jawabnya, Elsa pun membalikan tubuhnya menatap wajah tampan kekasihnya itu dan entah siapa yang mulai mereka pun berciuman.
Kaenan pun tak bisa menahan lagi hasrat nya dia merebahkan tubuh Elsa di sofa itu.
Dan mereka pun bercinta di ruangan tersebut suara ******* terdengar bersautan.
Mereka pun melakukannya berulang kali, hingga dering ponsel Elsa pun berbunyi mengganggu mereka, untung saja mereka sudah selesai.
"Siapa?" tanya Ken.
"Daddy," jawabnya, seraya mengisayaratkan dengan tangan nya agar Ken diam.
Setelah mengakat telpon Elsa pun duduk dan menutup tubuh polosnya dengan selimut, namun Ken menyimbak selimut itu dan mengungkung nya kembali.
Elsa pun menutup telpon nya saat dia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Apa yang Daddy mu katakan?" ujarnya seraya terus memberikan kenikmatan kepada Elsa.
"Cuma menanykan aku dimana? aku juga sudah mengatakan akan pulang telambat," jawabnya, l Elsa pun melirim jam baru jam 9 lebih.
"Baiklah kalo begitu, ayo lakukan sekali lagi honey kau sudah menjadi canduku," ujarnya.
Dua bulan yang lalu mereka mabuk di acara Party salah satu teman kampus mereka, Elsa yang saat itu belum terbiasa minum dia tidak bisa mengontrol dirinya.
Dia menginap di Aparteman Ken, dan kejadian itu terjadi saat mereka tak sadarkan diri, namun pagi hari nya saat mereka terbangun Ken malah senang bisa mendapatkan kasuacian Elsa, mereka pun melakukan lagi saat mereka sadar.
Hingga Ken pun menjadi candu, setiap ada kesempatan dia selalu mengajak Elsa melakukannya.
Elsa pun sudah mandi dan bersiap akan pulang, dia sudah rapi dan berganti baju setelah mengeringkan rambutnya dia pun pamit.
"Aku pulang dulu honey," ujarnya mencium bibir Ken sekilas.
"Baiklah hati-hati di jalan, harusnya aku yang mengantar kau pulang," ujarnya merasa bersalah, namun Elsa bersikeras tidak ingin di antar dengan alasan membawa mobil.
Elsa pun tiba di rumahnya jam 11 malam, dia pun langsung di ceramahi oleh Daddily nya itu.
"Jam berapa ini, bukanya Daddy sudah bilang jangan pulang lebih dari jam 10 malam,"
"Maaf Ded, tadi di jalan macet," alasannya.
"Dan ini apa? tagihan kartu kredit mu membengkak, sebenarnya apa yang kamu beli sehingga mengeluarkan uang yang begitu banyak," teriak nya membuat Elsa kaget karna selama ini dia tidak pernah di bentak oleh Daddy nya itu.
"Dadd.. Maaf," ujarnya menahan air matanya.
"Maaf kau bilang masuk ke kamar sekarang sudah malam, besok kita lanjutkan pembicaraan ini," ujar Ozlem meninggalkan Elsa yang masih menangis.
Elsa pun masuk ke dalam kamar nya, dia tidak bisa menahan kesedihannya, dia juga menyesal karna selama berbelanja dengan Elma dia yang membayar semuanya.
Pagi hari nya Ozlem masih saja marah terhadapnya, dia pun harus pasrah kehilangan Fasilitasnya, dia harus kehilangan mobil mewahnya juga semua debit pemberian Daddy nya itu dan dia pun mencoba pasrah karna apa yang di buatnya telah membuat Daddy nya kecewa.
"Sudah Daddy katakan jangan bergaul dengan penjilat," ucap nya karna sama ini dia selalu memantau anak kesayangannya itu termasuk mencari tahu siapa teman dekat nya, begitu juga dengan Kenan, dia membiarkan anaknya pacaran dengan laki-laki itu karna sudah kenal dengan keluarga nya.
"Apa maksud Daddy? aku cuma berteman dengan Elma Dedi tau kan semua teman-teman ku hanya pura-pura baik saja, hanya Elma yang tulus berteman denganku," ucap Elsa.
"Terserah kau saja, mulai hari ini kau tidak bisa memakai apapun Fasilitas dari rumah ini, dan Ini uang jajan mu selama satu minggu kedepan," ujarnya.
Elsa pun hanya bisa pasrah, Dia pun mengambilnya dan memasukannya kedalam tas nya, dia akan berusaha mengirit uang itu.
Setelah Daddy nya pergi, Elsa pun hanya bisa menangis dia tidak tau harus bercerita pada siapa, untung saja hari ini dia tidak kuliah karna tinggal menunggu wisuda saja.
Elma pun terus saja menelpon nya namun dia tidak mengangkatnya, sungguh karna Elma lah dia jadi begini.
Dia pun pergi ke Apartemen Kenan dengan Taxi, setelah sampai dia langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya, Apartemen sepi karna Kenan sudah berangkat ke kampus.
Tak terasa waktu sudah mulai sore, dia pun terbangun saat menderangar suara orang berbincang diruang tamu, Elsa mengintip dan hanya mendengarkan, terlihat jelas Elma dia sedang menggoda Kenan .
"Apa kau tidak salah mau menikahi Elsa?" ujar Elma yang duduk di sebelah Kenan mengelus tangan Kenan.
"Tentu saja apanya yang salah kami saling mencintai," jawab Kenan.
"Apa kau tidak akan menyesal, lihat pergaulannya yang sering bolak balik club malam, bagai mana dengan orang tuamu apa mereka setuju?" ujar Elma memanas-manasi, sedangkan Elsa mengepalkan tangannya.
"Aku tidak peduli apa pun itu dan orang tuaku juga tidak akan mencampuri urusanku," teriaknya berdiri karna Elma terus saja menggoda nya
Hal itu membuat Elma kaget namun dia terus saja menjelekan Elsa.
"Kenapa kau tidak melihat ku sebagai wanita, kau selalu menyanjung Elsa apa kau tau aku sangat terluka dengan hal itu, aku sudah lama mencintaimu Ken," ucap nya lirih sambil memeluk Ken dari belakang namun Ken menghempaskan tubuh Elma dengan kasar.
"Jangan pernah menyetuhku aku tidak ingin di sentuh oleh mu dan hanya Elsa wanita yang aku cinta, ingat itu!!"
"Mungkin sekarang kau masih memuji nya tapi liat nanti setelah kau melihat kebusukannya," ujar Elma meninggalkan Kenan sendiri.
"Dasar perempuan murahan," ujar Kenan menjambak rambut nya.
Ken pun berjalan menaiki tangga dan dia pun kaget melihat Elsa sedang menangis di depan kamar nya.
"Honey kau disini?" ucapnya heran, Ken pun memeluk tubuh Elsa yang bergetar.
"Apa salahku padanya, apa kebaikanku selama ini kurang?" Elsa pun membalas pelukan Ken, dia menangis hingga segukan.
"Sudahlah honey, jangan memikirkannya," Ken pun berusaha menenangkannya.
Ken tau Elsa sangat sedih atas apa yang di dengarnya, karna selama ini dia sangat tau apa yang sering di lakukan Elsa untuk membantu sahabat nya itu, bahkan tak jarang Elsa yang membayar uang kuliah Elma namun apa yang di dapatnya.
Setelah tenang Elsa pun pamit pulang namun Ken tak mengizinkannya pulang sendiri.
"Ayolah Honey, aku akan sangat marah kalau kau tidak nurut padaku," ucapnya, Elsa pun hanya bisa pasrah.
Kini mereka sudah di dalam mobil, tak berselang lama mereka pun sampai di kediaman Elsa, rumah yang begitu besar dan mewah bak istana tak kalah besar dengan rumah nya.
"Apa tidak masuk dulu?" ucap nya kini mereka di depan gerbang.
"Mungkin kapan-kapan aku belum siap, nanti aku akan kemari bersama orang tuaku untuk melamar mu," ujarnya mengelus rambut panjang Elsa, membuat Elsa tersipu.
"Baik lah kalo begitu aku masuk ya, kamu hati-hati di jalan," ucapnya tersenyum sambil melambaikan tangan.
Setelah Elsa masuk ke dalam rumah, barulah Ken menancap gas mobil nya meninggalkan rumah Elsa.
"Daddy mana Bi?" tanya nya kepada seorang pelayan.
"Belum pulang Nona muda, mungkin sebentar lagi," jawab wanita paruh baya itu.
"Baiklah, aku masuk kamar dulu ya," Bibi pun mengangguk.
Elsa pun membersihkan tubuhnya dan mengganti baju nya, tak seperti biasa nya Elsa sangat malas sekali berdandan, dia juga sering sekali mengantuk.
***
Di sisi lain Kenan baru saja tiba di apartemen nya, dia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur namun baru beberapa saat terdengar bel berbunyi.
"Siapa sih ganggu aja?" gumannya terbangun.
Ken pun membuka pintu terlihat seorang kurir yang mengantarkan paket padanya.
"Dengan saudara Kenan?" ucapnya dan Ken pun mengangguk.
Kurir itu menyerahkan sebuah maf berwarna coklat.Lantas kenan pun menerima nya setelah kurir itu pergi.
Ken pun sangat penasaran apa isi dari maf itu dan membukanya, karna tidak ada nama pengirimnya.
Terlihat beberapa poto Elsa di club malam bersama seorang pria yang tidak jelas wajahnya, pria itu memapah Elsa dan membawa nya ke luar Club dan banyak lagi.
Ken pun murka, dia melempar semua poto itu dan menginjak nya.
"Sialan apa benar yang Elma katakan kalo Elsa bukan wanita baik-baik, aku benar-benar kecewa pada mu Elsa," teriak nya melemparkan semua poto itu ke lantai.
Dia pun masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur kepalanya dengan sower.
Tak berselang lama ponselnya pun berdering, namun Ken masih asik di kamar mandi.
Ken pun akhirnya selesai dan melilitkan handuk di pinggang nya, dia melirik ponselnya yang terus berbunyi.
"Siapa lagi tidak tau apa kalo aku sedang kacau begini," gumannya ingin sekali dia membanting ponselnya itu.
Namun saat melihat nama Ayahnya tertera di sana Ken pun mengurungkannya dan segera mengangkatnya.
"Hallo Ayah ada apa?"
"Kenapa kau lama sekali, apa kau sedang sibuk?" ujar Ayah nya di sebrang sana.
"Maaf Ayah, aku sedang di kamar mandi apa ada yang penting?" Ken pun heran,tidak biasanya Ayahnya menghubungi nya.
"Kapan kau akan pulang? Ibu mu terus menanyakan mu, dia sakit kalo bisa pulang sebentar dan jenguk dia dan juga ada yang akan Ayah bicarakan padamu,"
"Baiklah malam ini akan pulang dulu, sampai jumpa nanti,"
Ken pun mematikan ponselnya dan bergegas ke ruang ganti untuk memakai baju,Setelah siap, dia pun bergegas menuju mansion orang tuanya.
20 menit akhirnya dia sampai di sana, dan langsung di sambut Ibu nya.
"Sayang kau pulang nak, sunguh Ibu merindukanmu," ucapnya memeluk anak kesayangan nya itu.
"Aku juga merindukanmu Bu," jawabnya tersenyum.
Mereka pun masuk ke ruang makan, sudah banyak makanan yang tersedia di sana.
"Ayo kita makan malam dulu, nanti kita bicara kalo sudah selesai," ucap Kemal Ayahnya.
Mereka pun makan dengan lahap, walau Ibu nya terlihat sedikit pucat namun terlihat kebahagiaan terpancar di wajah Ibu nya itu, hingga tak terasa mereka pun selesai.
Ken pun mengikuti Ayahnya menuju ruang kerjanya.
"Duduklah," ujarnya dan Ken pun mengangguk duduk di sopa yang ada di sana.
"Apa yang ingin Ayah katakan padaku?" ujarnya tanpa basa basi.
"Kapan kau wisuda?"
"Secepat nya, aku sudah menyelesaikan sidang skripsi ku memang nya kenapa?" ucapnya heran, untuk apa Ayahnya menanyakan hal yang tidak penting.
"Setelah kau lulus nanti tinggalah bersama kakak mu di sana dan bantu dia di perusahaan sepertinya dia sangat kewalahan, kau juga bisa melanjutkan S2 mu di sana," ujarnya, karna semenjak istrinya skit sakitan Kemal jarang pergi jauh.
"Baiklah kalo itu mau Ayah, aku menyerujui nya," jawab nya pasrah
Dia berharap setelah meninggalkan negara ini dia juga bisa melupakan Elsa.
Setelah perbincangan itu Ken pun kembali ke apartemen nya sungguh dia juga berharap ini yang terbaik untuk nya.
Dua minggu berlalu, Elsa setiap hari ke kampus, namun tidak pernah bertemu dengan Ken begitu pun dengan Elma, temannya itu tidak terlihat batang hidung nya, kalau bertemu pun Ken selalu menghindarinya.
Sudah berapa hari ini Elsa merasakan mual setiap bangun tidur, dia pun membeli tespek semalam dan memakai nya pagi ini.
"Semoga saja yang ku takutkan tidak terjadi," ujarnya melirik kalender.
Biasanya dia akan membulati tanggal haid nya namun 2 bulan ini tidak ada coretan dia sangat sibuk dengan skripsi nya sehingga dia lupa kalo siklus mentruasi nya menjadi tidak lancar dia berharap itu terjadi karna dia sedikit stres.
Saat terbangun di pagi hari Elsa pun masuk ke kamar mandi dan segera mengeceknya, dia pun sudah gelisah hingga beberapa menit pun berlalu, dan apa yang di takut kannya pun terjadi dua garis merah terpampang jelas di sana.
Elsa pun hanya bisa pasrah, inilah yang harus dia tanggung atas apa yang pernah dia lakukan.
"Tidak ini tidak mungkin," teriaknya sambil menangis.
"Aku tidak tau harus bagaimana, semoga saja Ken bisa mencari jalan keluarnya," gumannya mengusap perutnya yang masih rata.
Ozlem yang kala itu sudah berdiri di depan pintu kamar pun langsung masuk ke dalam kamar saat mendengar anak gadisnya berteriak.
"Ada apa El, Kenapa kau berteriak?" tanya Ozlem heran lantas meneliti penampilan Elsa yang acak-acakan menyembunyikan tangannya di belakang ,tak luput dari pandangannya.
"Apa yang kau sembunyikan?" ujarnya, namun Elsa hanya menggelengkan kepala.
Ozlem nya pun membalikan tubuh Elsa hingga tespek itu tak sengaja terjatuh di kaki nya.
"Apa ini?" ucapnya sambil memungutnya.
Elsa menggigit bibir nya."Dadd maaf El bisa jelasin itu itu.. " ujar nya terlihat gugup, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karna sedari kecil dia tidak bisa berbohong pada Daddy nya itu.
"Ayo jelas kan?" teriaknya, karna dia sangat tau apa itu, ternyata dia salah membiarkan dia bergaul dengan Elma.
"Dadd... Maaf, " Elsa pun menundukan badannya bersujud di kaki Daddy nya itu sambil menangis.
"Katakan siapa yang menghamilimu?" teriaknya."Jawab Elsa?" lanjut nya lagi namun Elsa hanya menangis tak menjawab.
"Baiklah kalau begitu Daddy yang akan mencari tahu nya sendiri, kalau kau ingin Daddy memaafkanmu ajak pria brengsek itu kemari," Ozlem pun keluar dari kamar Elsa sambil memijat pelipisnya, sungguh dia merasa gagal mendidik anak gadisnya itu.
Dia pun meninju dinding di luar kamar sampai buku jari nya berdarah, namun rasa kesal nya masih menggebu dia pun masuk ke ruang kerja nya untuk merenung.
Sedangkan Elsa hanya menangis, dia tidak tau harus bicara apa kepada Ken nanti.
Setelah tenang dia pun pergi ke kampus seperti biasa memakai taxi, setelah sampai dia bergegas mencari Ken ke kelas nya dan bertanya kepada teman-temannya namun tidak ada yang melihat nya sejak pagi.
Di sisi lain Ken sudah mempersiapkan kepergian nya ke Negara X, dia akan berangkat malam ini dengan Asisten Ayahnya.
"Selamat tinggal Elsa, semoga kau bahagia dengan siapa pun nantinya, sungguh aku benar-benar kecewa kepadamu," gumannya membereskan barang-barang kenangan nya dengan Elsa termasuk poto-poto mereka bersama, tidak ada satu pun yang tersisa dia memasukannya ke dalam kardus besar.
Setelah pulang dari kampus Elsa memutuskan ke apartemennya Ken, dia sengaja mencari nya ke sana karna tak menemukan nya dimana pun.
Setelah memencet pin beberapa kali di pun gagal hingga dia pun putus asa dan memencet bel berulang kali.
Pintu pun terbuka, terlihat Ken sudah rapi sepertinya dia akan pergi namun kemana? Elsa pun heran sejak beberapa hari ini ponselnya Ken tidak aktip.
"Honay kau mau kemana? kenapa pin nya di ganti apa ada masalah?" ujarnya memeluk Ken erat, namun Ken malah melepasnya dengan kasar.
"Kau kenapa honey?" tanya Elsa heran, namun Ken hanya diam saja dan berwajah dingin tidak seperti biasanya, yang selalu hangat menyambutnya.
Elsa pun melangkah ingin masuk kamar namun Ken menghalanginya.
"Ada apa denganmu?" Elsa pun bingung kenapa dengan pacarnya itu.
"Mulai hari ini kita putus dan gak ada hubungan lagi, kau bisa bebas jalan dengan laki-laki manapun yang kau mau." ujarnya menatap Elsa tajam.
DEG...
Elsa pun terdiam, apa yang dia dengar itu benar atau hanya lolucon pikirnya.
"Apa kau bercanda ini tidak lucu sama sekali, aku hamil honey anak kita," ujar nya mengambil tangan Ken agar mengusap perutnya yang rata.
Namun apa yang terjadi, Ken malah mendorong tubuh Elsa hingga terjatuh.
"Sebenarnya apa yang terjadi kenapa kau jadi kasar seperti ini?" ucap nya sambil menangis, namun Ken hanya menatap nya tanpa exspresi kecemburuannya membutakan matanya.
"Pergi dari sini sekarang urusan kita sudah selesai, jangan pernah menggangguku lagi , dan ingat satu lagi aku yakin anak itu bukan darah dagingku," teriaknya sambil menutup pintu kamar.
Ken pun masuk ke dalam Apartemennya dan mengunci pintunya, dia bersandar di pintu sungguh dia tak tega melihat Elsa menangis.
Sedangkan Elsa berdiri di depan pintu sambil berteriak memanggil namanya.
"Honey buka pintunya, kau harus menjelaskan apa salah ku?" teriak sambil menangis.
"Honay buka... " Elsa pun terus menggedor-gedor pintu namun Ken tidak membukanya hingga Elsa pun lelah satu jam berdiri di sana, Ken masih saja tidak membuka pintunya.
Elsa pun meninggalkan apertemen itu dan saat sampai di luar hari pun sudah mulai malam, Elsa berjalan dan menyetop taxi namun dia tidak ingin pulang , dia malah pergi ke sebuah pantai .
Elsa pun turun dari Taxi setelah membayarnya, dia terus berjalan menyusuri bibir pantai, dia yang hanya memakai dres tentu saja kedinginan karna angin sangat kencang.
Elsa pun terus berteriak dan menangis, dia berjalan terus ke tengah setelah melapaskan tas nya di pasir.
"Selamat tinggal Ken aku tidak bisa hidup tanpamu, semoga setelah aku tiada kau bisa bahagia, aku mencintaimu Kenan," teriaknya Elsa pun tenggelam di sana.
Sedangkan Kenan sudah berangkat ke luar negri bersama kedua orang tua nya, niatnya akan di antar asisten Ayahnya saja eh Ibu nya malah ngotot ingin ikut dan terpaksa Ayahnya pun ikut.
Pagi itu di kediaman Elsa.
Suara ketukan pintu terdengar di luar kamar Elsa, pelayan membangunkannya karna tidak biasanya Nona muda nya terlambat bangun, walau pun tidak masuk kuliah Elsa selalu menemani Daddy nya sarapan.
"Nona apa anda sudah bangun? sudah jam 7 pagi Tuan sudah menunggu di ruang makan," ujar Bibi Margaret, wanita paruh baya itu terus memanggil namun tak ada sahutan dari dalam.
Dia pun kembali ke ruang makan menghampiri majikannya itu.
"Maaf Tuan, nona muda tidak membuka pintunya."
"Ya sudah biarkan saja, mungkin dia sedang merajuk, saya ke kantor dulu, nanti siang jangan lupa bangunkan dia lagi," ucapnya, Bibi Margaret pun mengangguk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!