Di dalam kehampaan sebuah ruang, terdapat begitu banyak layar yang mana menyerupai kamera pengawasan cctv di setiap sudut kota di dunia. Disana terlihat beberapa latar seperti perkotaan, pedesaan, hutan rimba, gurun, bahkan samudera di lautan.
Semua terlihat normal kecuali banyak manusia yang berjalan linglung di setiap layar tersebut. Namun ketika diperhatikan lebih dekat, itu bukanlah manusia normal, melainkan zombie. Ya, Zombie. Manusia pada zaman ini telah hampir musnah, hanya tersisa 2% dari seluruh populasi di dunia.
Saat inipun manusia yang bertahan hidup pasti akan berputus asa karena kelelahan dikelilingi zombie yang tak ada habisnya.
Di salah satu layar yang menampilkan salah satu penampungan umat manusia, dari sana terlihat lebih dari 50 orang pejuang yang bertahan melindungi markas dari serbuan zombie.
"Bos, izinkan aku keluar untuk menghancurkan isi kepala zombie-zombie disana" ucap salah satu pejuang.
"Tidak, kita harus bertahan dan menunggu sekarang, biarkan senjata api menghabiskan pelurunya, tenagamu diperlukan untuk membabat habis sisa zombie-zombie itu setelah peluru habis" ucap bos tersebut.
Pejuang berkulit coklat tersebut tampak marah melihat pejuang lain bertarung habis-habisan yang mana dirinya sendiri belum diizinkan untuk terlibat dalam pertarungan. Namun demikian, ia tetap menekan amarahnya karena bagaimanapun dia adalah seorang pejuang yang patuh terhadap atasannya.
"MUNDUR SEMUANYA, tahan zombie jangan sampai melewati batas pertahanan kita" ucap salah satu pemimpin tim.
Pertarungan kembali berlanjut dan sangat intens, hasilnya tetap sama bahwa umat manusia hampir terpojokkan.
Saat semua orang mulai putus asa, tiba tiba muncul cahaya putih menyilaukan menutupi seluruh langit yang ada di dunia.
Bzzzzzttt.....bzzzzzttttt......
Bzzzzzttt.....bzzzzzttttt......
"Woaaaaaaahhhhh.... apa itu tadi?" Ucap seorang pemuda bangun dari tidurnya.
'Mimpikah? Namun mengapa terlihat nyata?' gumam dalam hatinya.
Pemuda tersebut langsung bergegas melihat dunia yang ada diluar kamarnya melalui jendela. Kamarnya ada disalah satu apartemen yang berada di lantai 9, dari sana cukup untuk melihat pemandangan yang ada di kota. Namun semua tampak normal.
'Zombie kah? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dunia akan mengalami hal mengerikan seperti itu? Apakah tidak ada yang bertahan? Apa semua pembantaian itu hanya mimpi?' ucap pemuda tersebut kebingungan.
Pemuda tersebut bergegas mencari ponsel yang ada di meja sebelah kasurnya. Dia melihat tanggal yang tertera pada halaman depan ponsel itu. Tertegun, seingatnya tanggal itu seminggu sebelum kehancuran dunia.
Pemuda tersebut berpikir sejenak dan dia bergegas melihat keluar jendela kembali. Dari sana tampak matahari memperlihatkan warna yang tidak normal, matahari tersebut memunculkan warna merah darah diikuti dengan kabut merah disekelilingnya. Hal itu bahkan terlihat jelas jika dilihat dengan mata telanjang.
Pemuda tersebut berbalik dan menutup satu-satunya jendela yang ada dikamarnya. Memikirkan sekali lagi dan mulai menebak-nebak kejadian yang terjadi saat ini.
Tanpa pikir panjang, pemuda tersebut bergegas menyalakan tv dan mulai mencari siaran yang menceritakan fenomena aneh di langit. Namun semua penjelasan di tv menyebutkan bahwa fenomena itu diakibatkan oleh aktivitas matahari yang biasa terjadi 350 tahun sekali. Dijelaskan juga bahwa matahari terkadang mengeluarkan gas panas namun tidak membahayakan manusia.
Pemuda itu kemudian menyalakan komputer dan melakukan pencarian kecil mengenai fenomena aneh tersebut, namun setengah jam berlalu, segala petunjuk hanya berupa penjelasan yang sama dengan yang beredar di media.
"Haaah, apakah itu semua hanya mimpi, tapi kenapa aku merasa khawatir". Ucapnya sambil mengela nafas panjang.
Melihat ke arah jam menunjukkan pukul 6.45 pagi, pemuda tersebut bergegas merapikan tempat tidur, mandi dan bersiap untuk menjalankan aktivitas paginya seperti biasa, yaitu bekerja.
Seluruh kegiatan pada hari itu berjalan cukup normal, tidak ada fenomena aneh yang terjadi kecuali satu, yaitu kelelahan. Setelah pemuda tersebut kembali ke apartemen, dia berpikir bahwa badannya sangat lelah padahal kegiatan hari ini seharusnya tidak begitu melelahkan. Bayangkan pekerjaan kantoran yang biasanya begitu santai namun sekarang seperti sehabis melakukan lari tanpa henti sejauh 40 km.
Sesampainya di apartemen dia bergegas membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Namun satu hal yang dia tidak sadari, bahwa bukan hanya dia yang kelelahan, namun seluruh manusia yang ada di dunia juga mengalami krisis kelelahan yang cukup ekstrim.
Keesokan paginya pemuda tersebut bangun dan mendapati tubuhnya segar bugar berbeda dengan malam sebelumnya. Karena kebetulan hari ini libur bekerja dia berniat membersihkan apartemennya.
Apartemennya bukanlah apartemen besar, hanya berisikan satu kamar tidur, satu ruang tengah/ruang tamu, satu dapur kecil dan satu kamar mandi. Karena dia hanya tinggal sendiri, maka tempat tersebut sudah lebih dari cukup.
Saat membersihkan apartemen, pemuda tersebut tercengang melihat hal-hal yang ada di apartemennya. Pasalnya, dia terkejut bukan karena melihat banyak kotoran atau sampahnya, namun terdapat binatang yang mempunyai ukuran 4 atau 5 kali lipat dari ukuran normalnya.
Bayangkan binatang yang dijumpai berupa semut, kecoa, beberapa serangga bahkan cicak mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada ukurannya. Fenomena tersebut sebenarnya masih terlihat normal, walaupun dijumpai pada beberapa binatang, tetapi tidak semua binatang memiliki perubahan ukuran tersebut, masih ada binatang berukuran kecil yang dijumpai.
Mungkin beberapa orang berpikir bahwa itu umum dan hanya memiliki keberuntungan menjumpai binatang seperti itu. Namun berbeda dengan pemuda tersebut. Dia berpikir bahwa penemuan binatang itu tidak normal dan bahkan mungkin binatang tersebut telah bermutasi.
Hal ini merupakan salah satu pertanda fenomena zombie akan terjadi yaitu dengan adanya hewan dan tumbuhan yang bermutasi.
Setelah mengusir dan menyapu hewan-hewan tersebut keluar dari apartemen, dia mulai mencari informasi terkait fenomena hewan tersebut di internet. Bukan hal-hal baik yanh didapatkan, orang-orang tersebut bahkan tidak menyadari penemuan hewan tersebut dan hanya ada sebagian berita penemuan hewan berukuran besar dan dianggap sebagai keberuntungan semata.
Beberapa jam setelah membersihkan apartemen, saat ini menunjukkan pukul 11 siang, pemuda tersebut ingin keluar dari rumah untuk mencari makan siang. Namun saat baru keluar dari rumah, turun hujan yang sangat lebat.
Pemuda tersebut bergegas masuk kembali ke apartemen untuk mempersiapkan jas hujan berwarna abu-abu dan payung yang akan digunakan untuk mencari makanan disekitar apartemennya. Dia hanya berencana mencari makanan instan di minimarket terdekat.
Setelah kembali dari minimarket, dia meletakkan jas hujan serta payung pada tempatnya dan bergegas menyantap makanan yang telah dibuatnya di ruang tamu. Setelah makan, dia melanjutkan menonton acara di tv dan mencari berita atau informasi yang berguna di internet.
Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore namun tidak ada hal menarik yang ditemukan. Saat ingin melihat keluar keadaan diluar melalui jendela, pemuda tersebut sekali lagi menemukan fenomena aneh yang berupa kabut putih yang berubah warna menjadi merah keemasan
'Orang-orang pasti berpikir normal karena kabut saat hujan dan mengira bahwa warna merah itu akibat pembiasan oleh cahaya' gumam pemuda tersebut dalam hatinya.
'Orang-orang pasti berpikir normal karena kabut saat hujan dan mengira bahwa warna merah itu akibat pembiasan oleh cahaya.' gumam pemuda tersebut di dalam hati.
Pada malam harinya, pemuda tersebut memutuskan untuk tidak keluar dari apartemennya, berbekal makanan yang dibeli tadi siang dan dilanjutkan dengan membuka beberapa media sosial. Setelah melihat-lihat dan memikirkan dengan seksama, jari-jari di tangannya mulai mengetik dan memposting sesuatu.
(Apakah ada yang percaya bahwa fenomena aneh yang terjadi beberapa hari ini akan menjadi kiamat zombie minggu depan?)
Pemuda tersebut men-tweet untuk mencoba melihat reaksi rekan-rekannya dengan tambahan #Zombie dan #Apocalypse.
Karena dikira membual dan tidak masuk akal, balasan yang diperoleh hanya cemoohan dan tertawaan, bahkan beberapa rekannya menyebut dirinya idiot dan semacamnya.
Pemuda tersebut tampak santai melihat reaksi rekan-rekannya, lagipula di era modern sekarang, siapa yang percaya akan hal-hal seperti zombie dan kiamat.
Namun, karena beberapa fenomena yang terjadi setelah dirinya terbangun dari tidurnya, pemuda tersebut malah memantapkan hatinya dan yakin bahwa fenomena-fenomena itu berkaitan dengan zombie yang akan menjadi nyata.
Setelah melihat reaksi postingannya di media sosial, pemuda tersebut mematikan ponselnya dan memutuskan akan melakukan persiapan untuk penanganan "wabah" zombie tersebut keesokan harinya.
*****
Keesokan harinya, setelah pemuda tersebut selesai melakukan aktivitas pagi seperti biasa, dia langsung menuju ke kantornya dan resign dari pekerjaannya. Setelah berpikir semalaman, dia memutuskan untuk mulai mempersiapkan dirinya menyambut era kiamat zombie.
Setelah keluar dari pekerjaannya, dia pulang ke rumah dan segera mengambil pinjaman untuk memperoleh uang dengan menggadaikan aset yang ditinggalkan orang tuanya.
Dia meminjam ke bank, koperasi, pinjaman online bahkan rentenir yang menawarkan pengembalian dengan bunga sangat tinggi. Apapun aset yang bisa digadaikan akan segera dijaminkan tidak peduli berapa bunganya. Pemuda tersebut berpikir bahwa setelah hari kiamat nanti, uang-uang kertas itu tidak akan lagi berguna, digantikan dengan sumber daya bertahan hidup manusia.
Semuanya dia selesaikan dalam satu hari.
*****
Keesokan harinya, h-5 sebelum tragedi, pemuda tersebut mulai menulis rencana yang akan dia perbuat selama beberapa hari ke depan. Mulai dari rencana pembelian properti, senjata dan bahan makanan.
Pemuda tersebut saat ini berencana membeli properti yang berada di daerah pegunungan di pinggiran kota. Dia akan membangun tempat perlindungan sementara yang akan digunakan untuk menyimpan perbekalan pasca hari kiamat.
Saat tiba di tempat penjualan properti, pemuda tersebut menghampiri seorang wanita menawan berusia sekitar 30an, dan berpenampilan sopan yang duduk di depan komputernya.
"Selamat siang nona, saya ingin membeli rumah di daerah pinggirian kota yang sesuai iklan disini?" Ucap pemuda tersebut sambil mengeluarkan secarik koran.
"Baik pak, sebentar saya lihat dulu rumahnya, apakah masih tersedia atau tidak" jawab wanita tersebut.
Sambil menunggu beberapa saat, pemuda tersebut melirik papan nama yang berada di dada kiri wanita itu. Wanita itu bernama Nancy.
"Sudah pak, rumah ini kebetulan belum disewa atau dijual, namun karena rumah ini di daerah terpencil, kondisinya tidak terlalu baik. Pemilik sebelumnya jarang mengirimkan petugas kebersihan karena mereka tidak berencana menempati rumah ini." Ucap Nancy
Nancy kemudian bertanya lagi "Apakah bapak mau melihat rumah itu sekarang?" Tanya Nancy.
"Tidak perlu, saya sudah melihat rumah itu diinternet dan kelihatannya cocok untuk saya. Saya ingin membeli rumah itu dan menempatinya secepatnya ." Ucap pemuda itu tegas.
Pemuda itu kemudian mengeluarkan kartu atm dan kartu identitasnya.
Tertegun sejenak, Nancy bertanya kembali "Apakah bapak tidak bertanya harganya dulu atau bernegoisasi dengan kami?"
Pemuda tersebut tersentak karena melupakan hal itu, namun tidak merubah ekspresinya. Dia pun bertanya
"Berapa harga rumah ini?"
Sambil menghela nafas, Nancy menjawab
"Mohon maaf pak, harganya 2,5 milyar rupiah, sudah termasuk pajak dan pemeliharaan selama sebulan, masih ada sebagian perabotan lama yang tertinggal didalamnya."
Sambil menjawab pertanyaan itu, Nancy melirik pemuda tersebut yang diam tampak memikirkan sesuatu. Di dalam pikiran Nancy, harga rumah itu pasti melebihi budget yang ditetapkan pemuda tersebut.
Sebelum Nancy melanjutkan pembicaraannya, pemuda tersebut berbicara terlebih dahulu.
"Baik, di kartu ini ada uang 100jt. Persiapkan semua dokumen yang diperlukan. Siang ini saya akan mentransfer sisanya melalui bank. Saya minta dari pihak properti menyewa banyak petugas kebersihan untuk membersihkan rumah itu. Tentu saja akan ada uang tambahan yang akan saya berikan. Untuk perabot lama dibuang saja, sore ini akan ada perabot baru yang menggantikannya." Ucap pemuda itu
"Saya ingin menempati rumah itu besok malam." lanjut pemuda itu.
Setelah keluar dari tempat penjualan properti, pemuda itu melanjutkan perjalanannya dan pergi ke beberapa perusahaan/supplier makanan. Dia telah membuat janji kepada manajer perusahaan/supplier makanan. Awalnya para penjual tersebut meragukan pembelian yang dilakukan pemuda tersebut, pasalnya bahan makanan yang dibeli berupa ratusan hingga ribuan kilogram daging, buah, bahkan sayuran dalam bentuk kalengan yang cukup untuk dikonsumsi selama 4 tahun oleh keluarga kecil.
Namun dengan pembayaran penuh, perusahaan menyanggupi pesanan dengan tenggat waktu 3 hari.
Didalam ingatannya, yang paling berbahaya pada saat itu bukan hanya zombie, hewan dan tumbuhan yang bermutasi, melainkan manusia. Karena kelangkaan sumber daya, manusia rela saling membunuh hanya karena memperebutkan sepotong roti dan air bersih.
3 hari berlalu, rumah tampak berubah menjadi benteng kecil. Rumah ini pada awalnya memang telah dikelilingi tembok dan pagar besar yang dapat menutupi area rumah. Hal ini dimaksudkan pemilik sebelumnya agar terhindar dari binatang-binatang liar yang ingin masuk ke dalam rumah. Tidak ada rumah lain dalam radius 3Km disekelilingnya.
Rumah itu terdiri dari 3 tingkat dengan 6 kamar yang disertai kamar mandi disetiap ruangannya. Tersedia tempat gym, bioskop mini dan ruangan permainan. Dilantai teratas diubah menjadi wilayah perkebunan yang akan ditanami tanaman yang bisa menghasilkan makanan, seperti singkong, jagung, wortel dan lain lain. Disana juga ada 1 ruang bawah tanah yang menjadi daya tarik karena bisa berguna untuk menyimpan makanan, senjata dan berbagai peralatan bertahan hidup.
Untuk penggunaan daya listrik di rumah, ada 2 generator set yang digunakan beserta 3 generator set cadangan dan bahan bakar yang dapat digunakan tanpa henti selama satu tahun. Karena berada di daerah pegunungan, sumber air bersih merupakan hal yang patut diacungi jempol. Dengan berbekal alat filter air bersih yang berteknologi canggih, mendapatkan air bersih bukanlah hal yang sulit.
Berbekal dengan keuangan dari menggadaikan properti miliknya dan pinjaman yang bisa didapatkan, semuanya telah diselesaikan hanya dalam waktu 3 hari.
Hari ini, rencananya pemuda tersebut akan menerima peralatan berupa senjata. Karena ketatnya peredaran untuk senjata api, maka pemuda tersebut tidak membelinya. Dia membeli peralatan seperti pedang, belati, golok, kapak, gada dan lain sebagainya. Untuk senjata jarak jauh, dia membeli panah dan ketapel modern. Walaupun belum pernah menggunakan panah, namun dia handal dalam membidik menggunakan ketapel. Ketapel ini tentu saja dilengkapi dengan bola besi seukuran kelereng.
Pengantar barang yang bertujuan ke rumah pemuda tersebut awalnya kebingungan karena tidak menemukan alamat yang dimaksud. Setelah menghubungi pemuda itu, baru lah bisa mendapatkan petunjuk ke rumahnya.
Para pengantar barang tersebut tercengang melihat rumah yang berada di dalam hutan itu. Walaupun mereka hanya mengantar sampai ke bagian depan rumah, namun mereka mengira pasti rumah itu sangatlah nyaman karena dilengkapi berbagai fasilitas yang tampak dari luar.
Mereka juga menduga si pemilik rumah seperti akan menghadapi perang melihat jumlah senjata yang telah dia beli.
Setelah mengambil barang dan mengantarkan kurir ke tempat awal sebelum masuk ke perkarangan rumah. Pemuda tersebut naik ke lantai teratas untuk menanam bibit di area perkebunan.
"Lusa adalah waktu yang ditentukan, apakah seluruh dunia menyadari hal ini, aku cukup bertahan untuk hal itu." Ucap pemuda itu
Saat akan memulai melakukan pembibitan, pemuda itu dikejutkan dengan penemuan seekor tikus yang berukuran seperti kucing. Tersentak kaget, dia mundur beberapa langkah dan tanpa sadar menginjak sesuatu dikakinya.
"Kreeek..."
Terdengar bunyi binatang yang mati karena injakan pemuda tersebut. Lalu tampak cahaya putih kecil yang masuk ke kepalanya.
Bzzzzzttt..... Bzzzzzttt....
[Terdeteksi pengguna, mohon tunggu beberapa saat]
Pemuda tersebut melihat ke kanan dan ke kiri, mencari asal usul suara seperti robot wanita yang dia dengar.
[Ding!]
[Host terdeteksi membunuh semut mutan, mendapatkan attribute kecepatan 0,01]
"Ha? Suara siapa itu? Tunjukkan dirimu sekarang !!! " Ucap pemuda itu panik.
[Ding! Sistem adalah sistem, sistem tidak dapat terlihat karena terhubung dengan jiwa host]
"Apa yang kamu lakukan pada jiwaku?" Tanya pemuda itu.
[Sistem akan membantu host untuk bertahan hidup di dunia pasca kiamat yang akan terjadi beberapa hari ke depan]
[Memulai perhitungan.... Ding! Waktu sebelum kehancuran 38:09:43 , 38:09:42 , 38:09:41 ....]
Mendengar angka yang menunjukkan waktu kiamat, meyakinkan pemuda itu bahwa fenomena yang terjadi beberapa hari yang lalu memang akan menimbulkan kiamat zombie.
Termenung sejenak, pemuda tersebut kemudian bertanya lagi.
"Apa yang bisa sistem bantu menghadapi dunia ini?" Tanya pemuda itu.
[Sistem akan membantu host dengan segala sesuatu yang masih di dalam kewenangan sistem, seperti menaikkan attribute untuk memulai evolusi tubuh, peralatan bertahan hidup, bahkan, skill/kemampuan dan lainnya]
Mendengar hal itu, pemuda tersebut hampir melompat kegirangan karena hal yang didapatinya ini merupakan sebuah cheat seperti novel-novel fantasi yang pernah dia baca. Walaupun sistem tidak membantu mendapatkan makanan, hal ini tentunya cukup untuk meningkatkan persentase bertahan hidup dalam menghadapi krisis di masa depan.
"Ooh ya ya, bisa kah aku melihat attribute ku saat ini?" Tanya pemuda itu
Tidak terdengar suara sistem, pemuda tersebut mengira bahwa sistemnya sedikit berbeda dari sistem yang pernah dia baca di dalam novel-novel pada umumnya. Namun setelah beberapa saat, muncul bayangan samar yang mendeskripsikan statusnya di depan mukanya.
Nama : Alvin Delamo
Usia : 23
Kekuatan : 7 (rata-rata 10)
Kecepatan : 9,01 (rata-rata 10)
Stamina : 8 (rata-rata 10)
Vitalitas : 6 (rata-rata 10)
Evolusi : -
(Peringatan!! syarat evolusi pertama : memiliki serum evolusi tahap 1)
Inventory sistem : 1 tiket gacha, 1 paket pemula
Shop : Terkunci (terbuka seteleh evolusi tahap 1)
Roulette : Terkunci (terbuka setelah evolusi tahap 2)
Alvin melihat-lihat attributenya, dia menyadari dirinya sangat lemah akibat jarang berolaharga yang mana kegiatan sehari-harinya hanya disibukkan dengan pekerjaan yang menggunakan pakaian rapi dan bekerja dibalik komputer.
Mengetahui dirinya bisa meningkatkan kekuatan dengan membunuh zombie, hewan dan tumbuhan bermutasi, alvin bertanya kembali kepada sistem cara kerja mendapatkan attribute itu.
[Attribute bisa didapatkan dengan mendekatkan diri host ke batu evolusi yang umumnya terdapat di kepala makhluk bermutasi, attribute akan terserap otomatis apabila jarak host dengan batu evolusi telah mencapai jarak minimal untuk melakukan penyerapan]
[Pemberitahuan : attribute yang ada di batu evolusi tidak mengurangi nilai batu evolusi, proses penyerapan batu hanya efektif untuk host.]
[Pemberitahuan : Makhluk dengan mutasi yang lemah terkadang tidak mengeluarkan batu evolusi]
"Batu evolusi? Batu apa itu dan apa kegunaannya sistem?" Tanya Alvin.
[Batu evolusi adalah batu yang dapat ditemukan setelah membunuh makhluk bermutasi, batu evolusi dapat ditukarkan di shop sistem, silahkan host membuka isi kepala semut bermutasi disana untuk melihat batu evolusi]
Alvin melirik semut yang tidak sengaja dia bunuh. Dia menggunakan pisau untuk mengeluarkan isi kepala makhluk itu. Alvin menemukan batu seukuran kuku berwarna merah.
[Nilai batu evolusi dari yang terkecil : merah < kuning < hijau < biru < ungu, masing-masing perbedaan nilai batu adalah 10]
[1 batu evolusi kuning \= 10 batu evolusi merah, jadi 1 batu evolusi ungu \= 10.000 batu evolusi merah]
Alvin memahami jawaban dari sistem, untuk sekarang dia belum bisa memperoleh banyak attribute maupun batu evolusi karena zombie belum muncul. Namun bukan berarti dia tidak bisa mendapatkan attribute, dia bersyukur tempat tinggalnya dikelilingi hutan sehingga bisa berburu hewan-hewan bermutasi dan mendapatkan keuntungan.
Alvin pun bergegas mengambil senjata di lantai bawah tanah, dia mengambil pedang panjang yang diletakkan dipunggung, kapak di sisi kiri celana, belati, ketapel dan sekantong penuh peluru besi diletakkan di tas kecil dipinggangnya.
Alvin kembali ke lantai teratas guna membunuh semua hewan yang ada disana. Selain untuk membersihkan kebun dari hama, dia juga dapat memperoleh attribute untuk pengembangan dirinya sendiri.
Sambil membunuh hewan-hewan itu, Alvin mencoba untuk bereksperimen terkait kemampuan penyerapan attributenya.
Alvin mendapatkan beberapa kesimpulan diantaranya proses penyerapan attribute hanya dapat dilakukan ketika batu evolusi telah dikeluarkan dari hewan mutasi, jadi perlu untuk membunuh makhluk itu baru proses penyerapan berjalan otomatis.
Kesimpulan kedua berupa jangkauan penyerapan yang hanya bisa dilakukan di jarak kurang dari satu meter, apabila terlalu jauh, maka proses penyerapan tidak akan terjadi.
Membunuh, mengambil batu evolusi dan melakukan penyerapan. Itulah siklusnya.
[1x batu evolusi merah, +0,01 kekuatan]
[1x batu evolusi merah, +0,02 stamina]
[1x batu evolusi merah, +0,01 vitalitas]
Pengingat terus bermunculan saat Alvin mengambil batu evolusi dari hewan mutasi yang ada di lantai 3, dia menemukan berbagai macam hewan seperti tikus, ulat bulu, kecoa dan berbagai serangga lainnya. Pada dasarnya hewan-hewan ini tidak membahayakan sama sekali karena sejatinya efek mutasi sebelum kiamat zombie belum menyebabkan kegilaan dan hanya memperbesar tubuhnya saja.
Setelah membersihkan dan membakar sisa tubuh hewan-hewan bermutasi dilantai teratas, Alvin memutuskan untuk memulai pembersihan disekeliling rumahnya.
Dia mengenakan pakaian olahraga militer yang telah dibeli sebelumnya dan menggunakan beberapa pelindung tubuh untuk mengantisipasi kecelakaan yang mungkin bisa terjadi pada saat perburuan.
Dimulai dari halaman rumah di dalam pagar hingga di luar rumah di sebalik pagar, Alvin menebas habis semua hewan baik yang bermutasi atau tidak. Hewan-hewan yang dijumpai hanya sebatas kelinci, tupai, burung, beberapa jenis serangga, tikus dan lainnya. Hanya ditemukan satu ular berukuran betis pada kaki orang dewasa sepanjang 2 meter, namun itu tidak menjadi sebuah masalah.
Setelah beberapa jam berkeliling, hampir tidak ditemukan hewan dalam radius 2 Km dari tempat tinggalnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!