Malam semakin larut, namun sepasang manik hitam bersih miliknya belum bisa terpejam.
1 jam yang lalu baru saja seseorang menelponnya, mengucapkan selamat ulang tahun. Ya... tepat satu jam yang lalu usia Niko genap 29 tahun.
Setelah panggilan itu selesai dan ditutup, tapi bayangan masa lalu yang telah ia lewati dengan bersusah payah menata hati, namun kini terasa semua terlihat di pelupuk matanya.
Teringat saat pertama bertemu dengan gadis cantik berkulit putih bersih dengan postur tubuh yang hampir sempurna.
Terbayang saat banyak pria tampan dan kaya yang memperebutkannya. Namun gadis cantik itu tetap setia berada di sampingnya.
Iya..... gadis itu selalu bertahan disisinya karena setiap kali punya keinginan dia selalu mengabulkan selalu mengalah selalu menuruti. Hingga suatu hari kesalahan itu benar-benar menembus hatinya yang paling dalam dan lukanya sangat perih dan menyayat, bahkan sampai berdarah dan menganga. Hikz.... perihhh😭
8 tahun bukan waktu sebentar untuk sebuah hubungan. Niko bertahan demi rasa cintanya yang begitu besar. Sampai hati itu......
4 tahun sudah setelah kejadian itu.... kini Niko kembali menata hatinya, dia tidak ingin terus terpuruk. Tidak mungkin juga aku kejar terus cintaku. Aku ingin bahagia mesti tanpa cinta sebesar dulu, gumannya dalam hati.
*****
Pagi hari saat sarapan pak Windra Santoso, Ayah dari Niko Satria Dirgantara, mencoba memberi sedikit nasehat untuk putra kesayangannya.
" Nik.... kamu ini sudah tidak muda lagi, papa mau anak papa ini segera memikirkan masa depan bersama seorang pendamping yang bisa mengerti kamu Niko", ucap papa Windra dengan penuh harap, Mama Erina dan adik perempuan satu-satunya Chikita langsung memasang wajah serius mendengar nasehat Papa Win untuk Putra nya itu.
" Hmmmm.... " Niko menghela nafas berat kemudian menghempaskan kasar.
" Niko.... harapan Mama pun begitu, jangan kau tangisi terus masa lalu mu nak... kamu harus percaya kalau jodoh, mati dan rejeki itu takdir dari yang kuasa", imbuh Mama Erina panjang lebar dengan suara sedikit serak karena menahan tangisnya di dada.
" Ya... nanti Niko berusaha mencari Ma, Pa... Niko juga ingin meninggalkan masa itu", Ujar Niko dengan wajah datar.
" Iya kak.... Chiki setuju, masih banyak gadis yang cantik kak di negara ini, liat adikmu ini tak kalah cantik dengan mantanmu... sudah di pastikan temen-temenku juga cantik-cantik... mau aku kenalkan sama temenku?", tawar Chikita dengan wajah sedikit menyelidik.
" Haiiisssss.... anak kecil main samber saja kayak kompor, ini obrolan orang gede..... apaan, kakak ga mau sama bocah ingusan seperti mu", ucap Al sambil memgacak rambut Chiki.
"Nah iya... Chiki Mama setuju... heheee", canda Mama Erina.
" Mama ini... enggak ah, apaan", ucap Niko dengan nada sedikit kesal.
" Mama, Chiki ..... serahkan sama Papa, biar Papa yang bertanggung jawab mencari", Ucap Papa Win dengan nada bercanda dan menunjuk ibu jarinya ke arah dadanya sendiri.
" Curang.... kalian main curang, beraninya keroyokan", Ujar Niko dengan wajah cemberut.
" Hahahaaa.... makanya ingat usia jangan meratapi kebahagian mantan, biarkan dia hidup tentram dan damai kak", ujar Chiki sedikit meledek.
" Nik..... apa perlu Mama mempertemukan kamu sama Cilia, agar kamu tahu betapa bahagianya dia sekarang", ucap Mama lirih dengan wajah sedikit menyelidik.
" Wah... Mama, enggak gitu juga, siapa juga yang mau ketemu dia, Niko sudah mengikhlaskan nya Ma, dan bersyukur dia bahagia, cuma Mama tau dari mana", Jawab Niko dengan kening yang di kerut kan.
" Nik..... kamu masih ingin tau lebih tentang Dia, Mama tau banyak Nak, kalau kamu ingin tau nanti Mama ceritakan, cuma sesudah itu lupakan Dia, lupakan.... ikhlaskan", ucap Mama Erina dengan mata berkaca kaca.
" Sudah lah Ma... jangan di bahas lagi! Ma, Pa Niko berangkat dulu... Hheee..... mau bareng Mas nggak?" ucap Niko pada Chiki sambil beranjak berdiri meninggalkan meja makan setelah menyalami Papa Mamanya.
Mobil sedan warna hitam itu perlahan meninggalkan halaman parkir rumah keluarga Windra Santoso dikemudikan oleh Kevin asisten pribadi Niko. Sebentar kemudian mobil itu berhenti didepan sekolah Chikita yaitu SMA PERTiWi .
" Assalamualaikum Mas... " pamit Chiki dengan mencium punggung tangan kakaknya yang berusia 13 tahun lebih tua darinya.
" Waalaikum salam... Hati-hati, jangan lupa berdoa biar pelajarannya nyimpen di otak nggak melayang begitu saja", pesan Niko.
" Iihhh ..... mas ku yang tua ini makin hari makin tambah bawel, kelihatan sekali kalau jones akut", ledek Chiki sambil berlalu pergi menuju gerbang sekolah sementara Kevin yang mendengar hanya mesem tipis.
" Iigghhh.... Apa lo senyum senyum! ga jelas", bentak Niko pada Kevin, Sementara Kevin langsung memasang wajah datarnya kembali.
Mobilpun kembali melaju di menuju perusahaan milik Niko, perusahaan yang dia rintis dengan papanya 14 tahun lalu, WINNER ABADI sebuah mana untuk Windra dan Erina.
Wajah Niko dingin sepanjang perjalanan sampai memasuki ruangan kerjanya dia hanya diam tanpa ekspresi.
" Vin.... siapkan berkas untuk rapat jam 10 nanti dengan para manager dan staf perusahaan", ucap Niko sambil melepas jas dan menaruhnya di punggung kursi kerjanya.
" Baik Bos", ucap Kevin dengan menganggukkan kepala kemudian melangkah meninggalkan ruang kerja Niko. Sementara Niko masih terngiang dengan ucapan Mama nya yang bersedia mempertemukan dia dengan Cilia.
"Dulu aku sangat memujamu.... kamu yang cantik, bahkan selama aku hidup baru melihat seseorang yang begitu sempurna yaitu kamu Cici, hati dan mataku tidak bisa melihat lagi yang lainnya, bahkan saat kamu ijin pergi kencan dengan cowok lainpun aku ijinkan dengan dalil cowok itu nembak terus jadi mau menolak secara halus menerima ajakan kencannya, rasa pedih dan cemburuku selalu ku abaikan, aku percaya kalau kamu juga mencintaiku sehingga selalu ijin setiap apa yang akan kamu lakukan, sampai sampai aku lupa mengawasimu saking rasa cinta dan percayaku padaMu", lamun Niko mengingat masa putih abu abu saat menjadi ketua Osis dan jatuh cinta pada adik kelas dua tingkat di bawahnya yang baru masuk dan mengikuti MOS.
"Hmmm.... sudahlah... Tuhan bantu aku menghapus namanya", Guman Niko sambil mengacak rambutnya.
Kemudian Niko meraih berkas yang menumpuk di meja kerjanya, satu persatu di diperhatikan dan di baca dengan seksama.
Tok tok tok
" Masuk..." jawab Niko saat mendengar pintu ruangannya ada yang mengetuk.
" Maaf Tuan, rapat sebentar lagi di mulai, semuanya sudah berada di aula", ujar Hani sekretaris Niko.
" Baik... sebentar lagi saya ke sana", jawab Niko yang masih sibuk dengan berkas berkas dimeja kerjanya.
" Baik Tuan, saya permisi" pamit Hani sambil melangkah pergi meninggalkan ruang Niko.
Niko kemudian membereskan meja kerjanya, kemudian memasang jas nya dan melangkah menuju ruang rapat, Kevin sudah setia menanti didepan pintu.
"Maaf Tuan, ini berkas yang anda perlukan", ucap Kevin sambil menyodorkan Map ke meja Niko.
" Selamat pagi menjelang kepada Tuan Niko dan kepada semua yang sudah hadir di ruangan ini ......." ucap Kevin memulai rapat hari ini panjang lebar kemudian di lanjut dengan pembahasan rapat yang di pimpin Niko, sampai waktu hampir jam 12 baru selesai, kemudian Kevin menutup rapat.
" Nik.... kau pesankan aku makan siang saja, kita makan bareng di ruangan ku, saya tunggu jangan pakai lama", ucap Niko sambil berjalan menuju ruangannya.
20 menit kemudian makanan sudah sampai di ruangan Niko, mereka Kevin dan Niko menikmati makan siang dengan hening tanpa suara sampai selesai"
" Vin...... aku lagi pingin cerita sama kamu, Mama Papa pingin secepatnya menimang cucu", ucap Niko langsung pada masalah.
" Ya bagus bos.... secara Tuan dan Nyonya besar sudah pada usia itu, mungkin malah harusnya sudah beberapa tahun lalu mereka menimang cucu", Jawab Kevin menyetujui cerita orang tua Niko.
" Diihhh.... kamu jangan ikut ikutan Chiki! sukanya meledekku terus", ucap Niko sewot.
" Hheee.... bukan begitu bos, maksud saya ya Tuan secepatnya cari istri lah Bos, gampang to!", ucap Kevin ringan seakan akan semudah itu.
***************
Lanjuttt😘😘😘
MOHON KRISANNYA YA...🙏🙏🙏
Niko memejamkan matanya merasa bosan curhat dengan Kevin, malah tidak ada solusi ujung ujungnya sama seperti orang tuanya, menikah.
" Vin... cariin solusi bukan malah ngasih beban lo! sudah tau gue ini jones akut kata Chiki kok malah suruh nikah! sama siapa itu yang harus kamu pikirkan", Ucap Niko penuh penekanan.
" Tenang bos.... kasih saya waktu beberapa hari untuk membawa sang calon nyonya NIKO SATRIA DIRGANTARA kehadapan bosku", ucap Kevin penuh keyakinan.
" Oke maksimal 2 minggu kamu bawa gadis itu, dengan semua latar belakang keluarganya, pendidikannya serta semua mengenai dia dengan sangat jelas", tegas Niko.
" Baik Bos.... sesuai titahMu", Kevin memberi tanda hormat kemudian dia meninggal ruang kerja Tuannya.
" Tuhan..... sepayah ini kah diriku, sampai sampai jodohku harus Kevin yang mencarikannya...... sudahlah yang penting Papa, Mama bahagia tidak protes terus", guman Niko meratapi nasib percintaannya.
*****
Siang itu pun Niko pergi makan siang ditemani Kevin.
" Vin.... jadwal acara penyerahan beasiswa untuk siswa terbaik di SMA PERTIWI kapan? Siapkan semuanya karena aku harus memberitahu Papa, Mama." ucap Niko yang tengah duduk di jok belakang dengan menyandarkan bahunya dan mata terpejam serta kaki yang diangkat satu menopang kaki yang satunya.
" Hari Sabtu besok Tuan.... Jam 9 pagi", jawab Kevin.
" Oke"
Sampailah mereka di sebuah Resto yang di tuju, Resto bernuansa modern yang terlihat lumayan ramai pengunjung siang itu.
Setelah mendapat tempat duduk mereka kemudian memesan menu makan siang.
Setelah pesanan mereka datang, kemudian mereka makan dengan hikmat, tanpa suara obrolan. Tiba-tiba suara seseorang mengagetkan mereka.
" Mas Niko..... Apa kabar?" tanya Ranti sahabat dari Cilia.
Niko dan Kevin yang masih kaget serentak menoleh kearah sumber suara.
" Baik.... kamu apa kabar juga?" tanya Niko sambil memperhatikan bocah kecil yang sedang tidur di stroller.
" Alhamdulillah aku juga baik",
" Apa ini anakmu?" tanya Niko kemudian.
" Iya mas, anak aku sudah 2 malah, itu yang satu lagi sama ayahnya", jawab Rianti sambil menunjuk ke arah suaminya duduk. Niko kemudian melihat dan suami Rianti kebetulan juga pas melihat, Niko akhirnya tersenyum dan menganggukkan kepala, terlihat di sebelahnya ada bocah lelaki berumur sekitar 4 tahunan.
" Syukurlah.... " jawab Niko singkat.
" Kalau mas.... sudah punya berapa anak?" tanya Rianti.
" Haaa... belum, aku belum nikah Rie", jawab Niko dengan senyum tipis.
" Lah... maaf, kirain waktu Cilia menikah itu sama mas... maaf mas aku betul betul tidak tahu", ujar Rianti penuh penyesalan.
" Gapapa Rie...... belum jodoh, santai saja", ucap Niko.
" Rianti memang benar tidak tahu kalau Cilia menikah sama orang lain, Rianti pikir ya dengan Niko, soalnya waktu mengundang dia bilang menikah sama pacarnya waktu di SMA, saya tidak menyangka kalau itu bukan mas Niko, maaf ya ma... ", Rianti benar merasa bersalah bahkan dengan teman dekatnya sampai tidak tau kalau ternyata waktu SMA Cilia punya banyak pacar, yang dia tau ya cuma Niko.
" Jangan di bahas Rie, dia sudah bahagia... memangnya kalian tidak pernah saling kontak", tanya Niko penasaran.
" Selama Rie nikah, ikut suami tugas di daerah mas, susah sinyal jadi jarang baca chat group atau bahkan sekedar berkabaran sama teman teman, sibuk dengan 2 baby", Rianti memberi alasan.
" Oke mas pamit dulu ya... silahkan lanjut makannya, selamat atas kebahagian kalian, semoga keluarga kalian selalu bahagia dengan anak anak yang lucu lucu ini", pamit Niko.
" Terima kasih mas... iya mari", jawab Rianti.
Niko dan Kevin bergegas meninggalkan Resto, kembali ke kantor, di perjalan Niko hanya diam tanpa suara, pikirannya melayang mengingat ucapan Rianti tadi.
" Bahkan Rianti saja sampai tidak tahu kalau ternyata Cici menyelingkuhi ku dari awal, sungguh pandai sekali kamu Cici...Huuuhhhh", geramnya Niko mengingat kisah percintaannya.
Sampailah mereka di lobi kantor, namun Niko tetap saja dengan wajah dinginnya.
********
Sementara ditempat lain seorang gadis baru saja merasa sangat berbahagia karena kabar kelulusannya hari ini.
" Ayah.... Alhamdulillah doa doa Ayah diijabah, Arumi lulus Ayah", teriak gadis itu sepulang dari sekolah langsung memeluk sang Ayah yang tengah sibuk melayani pembeli.
" Alhamdulillah..... Ayah senang Nak, semoga kamu sukses terus", ucap sang Ayah serasa membalas pelukan anak gadisnya dengan erat.
ARUMI AZKIA HUSAERY seorang gadis berusia 18 tahun, anak tunggal dari Bapak Ahmad Husaery dengan ibu Elawati.
Ayah nya memiliki usaha rumah makan sederhana di rumahnya.
Kehidupan mereka sangat harmonis penuh kasih sayang, namun begitu Arumi tidak pernah di manjakan, Arumi anak yang sangat mandiri, cerdas, ramah, lemah lembut, sopan serta penuh kasih terhadap anak kecil.
"Ayah di mana ibu", tanyanya sambil mata nya beredar mencari keberadaan ibunya.
" Lagi ke bu Gia, bayar ayam sekalian mau pesan untuk besok karena ada pesanan untuk tasyakuran", jawab Ayah Ahmad.
" Paling bentar juga pulang, udah dari tadi", tambah Ayah.
Ternyata betul ucapan sang Ayah, tak kemudian ibunya masuk dan mengucap salam. mereka berdua serentak menjawab salam bu Ela.
" Ibu..... alhamdulillah Arumi lulus, makasih ya bu doanya selama ini", peluk Arumi sesaat setelah melihat ibunya masuk.
" Alhamdulillah..... itu karena usaha dan kerja kerasmu untuk belajar dan juga doamu sendiri nak", ucap bu Ela sambil mengelus kepala Arumi.
Sedang asyik di peluk ibunya karena kelulusannya tiba tiba suara seseorang masuk dengan suara sinis.
" Akhirnya lulus juga lo... syukur deh berarti lo serius sekolahnya", ucap tante Ina dengan wajah cemberut tidak suka. Tante Ina adik ibu Ela yang sampai usianya saat ini belum menikah, dia memang ikut di rumah orang tua Arumi.
" Yeee... jangan sirik muluk tante... Arumi lulus kan karena doa tante juga".
" Siapa yang sudi doain lo... ogah", jawabnya tambah sinis.
" udah kalian ini tiap hari ga pernah akur", ujar bu Ela menengahi.
" Habisnya tante tuh bu.... ", adu Arumi.
"Sudah kalian.... Arumi cepet ganti baju sana", teriak Ayah Arumi.
Arumi kemudian pergi menuju kamarnya.
Gadis cantik berkulit halus seperti kulit bayi yang kemerahan itu memang selalu membuat tantenya iri.
Maklumlah si tante ini walaupun usianya sudah 35 tahun, tapi masih jones, wajar karena kelakuannya masih kayak anak kecil.
Setelah bangun dari istirahat siangnya, Arumi kemudian mandi, sholat dan bersiap ke mushola untuk membantu bu Masitoh dan Kak Ria tetangganya yang mengajar TPA didekat rumahnya.
Gadis cantik ini memang selalu menyukai anak anak. Dengan sabar dan telaten Dia kebagian mengajar anak yang masih di bawah 5 tahun.
-
-
-
-
-
Haiiii Raidher selamat membaca👍👍🙏
Jangan lupa tinggalkan like dan komennya
Lanjuutttt.....
Pagi ini di kediaman keluarga Windra Santoso
aktifitas di dapur yaitu menyiapkan sarapan.
Mereka hendak menghadiri Undangan dari sekolah sebagai penyandang dana beasiswa, untuk siswa berprestasi.
" Niko....... mulai saat ini kamu yang harus naik panggung untuk menyerah beasiswa", ucap pak Win
" Ya pa.. ", jawab Niko singkat
" Sip deh Pa, Mama setuju", ucap Mama merasa senang dengan keputusan suaminya tersebut.
" Biar dia mikir tuh buat cari pendamping secepatnya, jadi kalau mewakili Papa bertemu dengan Klien tidak melulu sama Kevin", imbuh Mama penekan perkataan pada kata pendamping.
" Hmmmm..... ya iya Ma.... tenang, doain dong... nanti Niko yang berusaha", ucap Niko dengan nada datar.
" Janji lho mas.... Adik udah ga sabar! ingin punya kakak ipar biar ada teman di rumah ini", timpal Chiki.
" itu sih mau mu.... ", ucap Niko sambil mengacak rambut Chiki.
" Iihhhh..... kakak! jadi jelek kan rambut Chiki", ucap Chiki sewot.
" Emang udah jelek bukan?" ledek Niko gemes sama adiknya.
" Iya mas .... adik tau memang wanita paling cantik di mata mas cuma mba Ci..... " ucap Chiki terpotong karena melihat sorotan mata dari Papa dan Mama, Maaf....! ucap Chiki lirih.
" Itu kata mas mu yang buta.... buta karena cinta", Ujar pak Win dengan nada sarkas.
" Paa.... ", ucap Niko dengan wajah melas.
" Udah ah.... pagi pagi kok sudah bahas masalah itu! Makanya Nik.... lupakan dia, gadis cantik itu banyak, buka mata dan hati lebar lebar biar kelihatan", ucap Mama Erina penuh penekanan.
" Betul itu Ma.... tuh dengerin Mama Mas", imbuh Chiki.
" Huh.... sok tua lo bocah ingusan", Ucap Niko sambil beranjak meninggalkan meja makan, berjalan menuju sofa di depan tv.
" Biarin...", ucap Chiki sambil melihat kakaknya yang melangkah menuju sofa.
" Ayo... siap siap jam 9 sudah harus sampai sekolah", ucap Mama setengah berteriak.
Mereka kemudian bergegas bersiap menuju sekolah.
Tepat pukul 8:45 sampai tempat.
Kepala sekolah beserta guru dan staf, langsung bergegas menyambut kedatangan mereka, kemudian mempersilahkan duduk di sofa paling depan. Beberapa tamu undangan sudah banyak yang berada di sana duduk di tempat yang disediakan pihak sekolah.
Tepat pukul 9:00 acara di mulai, diawali dengan pembukaan dan doa pembuka dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah, maksud dan tujuan memberikan beasiswa dari pihak donatur.
Sampai pada pembaca acara menyebut satu persatu siswa yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studynya ke jenjang kuliah
" Baiklah hadirin dan tamu undangan orang tua wali serta siswa siswi terbaik dari SMA PERTIWI , mohon perhatian bagi siswa yang saya sebutkan namanya untuk maju ke atas podium ini, seperti biasa ada 10 besar siswa berprestasi yang akan mendapat beasiswa sesuai Ranking ya, yang pertama yaitu ranking 10 di berikan kepada:
Eka Wardani 12 IPA 2
Reza Ramadhan 12 IPA 1
Philip William 12 IPS 1
-
-
-
-
dan.... yang terakhir, berarti ini adalah siswa paling berprestasi kami berikan kepada.....
ARUMI AZKIA HUSAERY.
Saat nama Arumi disebut Chiki yang duduk di sebelah Papa Win dan mas Niko langsung berteriak kegirangan.
" Kak Arumiii.... selamat, benar benar tepat, ucap Chiki setengah berteriak sambil mengangkat ke dua tangannya ke atas.
Sekali lagi kami selaku pihak sekolah mengucapkan selamat kepada siswa siswi yang sangat membanggakan, lanjutkan perjuangan dan cita cita kalian.
Kepada Bapak WINDRA SANTOSO atau saat ini di wakilkan kepada putra beliau yaitu Bapak NIKO SARTIA DIRGANTARA kami persilahkan naik ke podium untuk menyerahkan beasiswa kepada siswa siswi berprestasi SMA PERTIWI.
Kemudian Niko dengan langkah gagah penuh karismatik menuju podium.
Sementara Papa Win dan Mama Erina masih penasaran dengan reaksi Chiki saat nama Arumi di sebut sebagai penerima beasiswa terbesar.
" Kok kamu seneng banget begitu nama Arumi disebut sebagai penerima beasiswa terbaik Chiki", tanya Papa penuh selidik, iya papa memang jadi penasaran begitu melihat wajah dan penampilan gadis itu di atas panggung sana.
" Nah itu juga yang mau Mama tanyakan", saut Mama tak kalah penasaran.
" Chiki tuh ngefans berat sama kak Arumi Pa, Ma... secara dia itu orangnya baik banget, tulus walaupun banyak yang suka dia itu ga pernah mau yang namanya pacaran", ungkap Chiki penuh semangat.
Sementara diatas panggung Niko memberikan beasiswa kepada 10 Siswa, dan kini giliran beasiswa utama yang di serahkan kepada Arumi, Niko melihat sekilas wajah gadis itu, karena kekagumannya dengan siswi tersebut, selama sekolah di sini setiap tahun selalu mendapat predikat siswa paling ber prestasi.
" Cantik.... tapi... hmmm ngomong apa aku ini", Gumam Niko dalam hati, ya dalam hati karena bagi Niko cewek berhijab itu kampungan.
Papa Win dan Mama Erina setelah mendengar penilaian Chiki tentang gadis itu mereka sama sama diam dan melihat Niko di atas panggung saat menyerahkan beasiswa, pikiran mereka sama sama berkelana dengan imajinasinya sendiri sendiri.
Setelah Niko selesai kemudian turun dan kembali duduk sebentar bergabung dengan Papa, Mama dan Chiki.
" Tunggu Papa di parkiran, sebentar Papa sapa dulu kepala sekolah", ucap Papa melangkah kearah kepala sekolah.
Sementara Niko,Chiki dan Mama menuju area parkir.
Pak Windra hanya menyapa kepala sekolah sebentar kemudian beliau mencari nomer kontak di ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah itu dengan segera menuju parkiran menyusul anak istrinya.
Sementara di mobil Chiki bercerita tentang kakak kelasnya yang menjadi idola dan panutannya itu.
" Diihhh.... kamu tuh ya dik, boleh di contoh tentang semangat belajarnya tapi jangan sampai tuh kamu tiru cara berpakaiannya... kampungan", cerocos Niko bernada menghina
" Serah mas... yang penting Chiki suka semua tentang kak Arumi", ketus Chiki.
Papa, Mama yang mendengar mereka berdebat, cuma senyum senyum.
" Mas.... jangan suka ngatain orang begitu, entar mas ku yang jones ini jatuh cinta baru tau", ujar Chiki
" Diihhhh.... jatuh cinta sih mau banget cuma ya jangan sama yang kampungan", ujar Niko santai.
" Hhhssstttt.... ngatain lagi! mas udah deh jangan begitu", Chiki makin sewot.
Sepanjang perjalanan Niko dan Chiki terus saja saling ledek ga ada yang mau mengalah, mungkin seperti itu kalau saudara kandung walau beda usia yang jauh tapi tetap selalu ada saja yang di ributkan.
****
Sementara Arumi dan Ayahnya baru sampai rumahnya, wajah mereka terlihat jelas sangat bahagia.
Melihat hal itu tante Ina jadi penasaran, kemudian dia menanyakan hal itu pada Ayah Ahmad, begitu mendengar alasannya wajahnya langsung berubah tapi hanya diam tidak seperti biasanya yang langsung mengatai hal aneh pada Arumi.
Nampak seseorang masuk ke warung makan mereka dan memesan makan siang.
Setelah makanan tersaji dia langsung melahapnya. Setelah itu dia nampak ber basa basi pada Pak Ahmad, mengobrol banyak karena warung nya sudah tidak begitu ramai pembeli, karena jam makan siang sudah lewat. Obrolan mereka pada akhirnya pada pembahasan Arumi.
" Ooh, jadi putri Bapak penerima beasiswa masuk Perguruan, hebat", puji lelaki tersebut tak lain Kevin saat pak Ahmad bercerita tentang putrinya Arumi.
Dukung terus karyaku ya😊
Like, komennya silahkan😊😊 Terima kasih🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!