Pagi ini rumah keluarga Tari tampak berbeda dari biasanya.
Aroma masakan menyebar ke seluruh penjuru rumah.
Bu Lusi (Ibu Tari) memang sengaja bangun pagi untuk menyiapkan hari spesial ini.
Di Ruang Keluarga tampak Pak Bara (Ayah Tari) sibuk memasang dekorasi dan yang paling mencolok adalah spanduk bertuliskan "Happy Birthday Tari" disertai foto Tari yang terpampang disisi kiri dan kanan (Pak Bara memang sengaja memesan jauh-jauh hari).
Sementara itu,
Dikamar yang bernuansa hijau, anak perempuan berambut panjang masih betah dialam mimpinya.
Tak berapa lama, tubunya mulai menggeliat dan hidungnya mulai mencium aroma sedap masakan.
Ia langsung terbangun dan segera menuju ke dapur.
•••
Pandangan Tari takjub melihat makanan yang sudah tersaji dalam berbagai wadah dengan porsi yang tidak main-main.
"Ma... mau masakin satu RT atau RW? banyak banget" Kata Tari sembari menyomot perkedel di salah satu piring.
"Ih... Jorok! Jangan main comot, belum mandi lagi. Mandi sana!" Kata Bu Lusi dengan suara melengking dan nyaring.
"Baik Ibunda Ratu, Ananda akan menuruti perintah Ibunda Ratu." Jawab Tari sambil menunduk dan berjalan mundur dari dapur perlahan.
•••
Hari ini adalah hari spesial bagi Tari dimana mengubah hidupnya secara keseluruhan.
Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB, keluarga Tari mulai tiba di rumah Tari untuk berkumpul dan makan siang bersama sambil merayakan ulang tahun Tari.
"Tari... ayo keluar nak, ini sudah pada kumpul." Teriak Bu Lusi dari ruang keluarga.
Merasa Tari cukup lama tidak muncul, Bu Lusi menyusul ke kamar Tari.
Benar saja, Tari kembali tertidur setelah mandi dengan lilitan handuk di kepalanya.
"Yaampun anak ini, kapan kamu dewasa nak? ayo bangun sekarang atau mama siram pakai air!" Ancam Bu Lusi.
"Apa sih ma? Ini kan Minggu, aku pengen istirahat aja." Jawab Tari dengan suara serak tanpa membuka mata.
"Ini tuh hari ulang tahun kamu, itu keluarga kita udah didepan, cepat keluar pake dress yang mama belikan kemaren!" Perintah Bu Lusi tegas
Mata tari terbelalak, rasa ngantuknya hilang seketika. Segera ia turun dari ranjangnya untuk berganti dress dan memoles make up tipis.
Tari berjalan keluar kamar sambil bersenandung, membayangkan kejutan dan hadiah yang bakal ia terima.
•••
"Maaf semuanya sudah menunggu lama." Sapa Tari sumringah pada keluarganya yang sudah ramai di ruang keluarga.
Tiba -Tiba Bu Lusi berjalan membawa kue ulang Tahun berwarna hijau berhiaskan lilin angka "30" diiringi lagu selamat ulang tahun yang dinyanyikan keluarga besarnya.
Dengan bahagia Tari memejamkan matanya, memanjatkan doa lalu meniup lilinnya.
Semua berjalan lancar sampai Oma Yani tiba.
Tari berlari menghampiri Oma yang baru turun dari mobil sedan putih dan memeluknya.
Oma Yani terlihat bahagia disambut cucu kesayangan dan kebanggaannya yang seorang Jaksa Muda.
Tari Menuntun Oma Yani masuk ke ruang keluarga.
Obrolan keluarga Tari semakin seru, sampai Oma Yani membuat seisi ruang keluarga terdiam dengan kata-katanya.
"Tari sayang, kamu membuat oma cemas." kata oma dengan nada lirih.
"Oma kenapa bicara seperti itu? Memang Tari kenapa?" Jawab Tari bingung.
Oma Yani menghela nafas panjang.
"Kamu berprestasi sejak kecil, kamu sekarang sudah jadi jaksa, oma sangat bangga, tapi..." kata Oma Yani ragu melanjutkan.
"Kenapa Oma?" Tari semakin penasaran.
"Kamu tau kan, Cucu oma hanya kamu yang belum menikah di umur 30 tahun. Sekarang kamu sudah jadi Perawan Tua" Kata Oma Yani dengan mata berkaca-kaca.
Bagai disambar petir, Tari merasa kedua kakinya lemas bahkan ia yang tadinya berjongkok dihadapan oma sekarang terduduk dilantai.
Tari menatap kedua orang tuanya, wajah mereka tampak murung. Seisi ruangan pun tampak terdiam dan tertunduk.
Air mata Tari menetes di pipinya tanpa henti. Di benaknya hanya terlintas 1 pertanyaan yang berulang.
"Aku sudah jadi perawan tua?"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selamat Membaca😃
Mohon Dukungannya✌️
Betha🙋
Malam hari setelah pesta ulang tahun Tari berlangsung,
Tari nampak sibuk membersihkan ruang keluarga.
Tidak biasanya Tari tertarik melakukan pekerjaan rumah seperti ini.
Maklum saja, sebagai anak tunggal, orang tuanya tidak memaksanya untuk melakukan pekerjaan rumah walaupun ia bisa mengerjakan semuanya.
Ditengah pekerjaannya, Tari merasa sangat mengantuk dan ingin membasuh wajahnya.
•••
Ia berjalan menuju toilet terdekat yang ada di sebelah kamar orang tuanya.
Pintu kamar orangtuanya nampak terbuka sedikit.
Di tepi kasur, tampak wanita paruh baya sesenggukan menangis di samping suaminya yang sudah tertidur lelap.
Tari memandang ibunya dengan mata berkaca-kaca.
Ingin rasanya Tari menghampiri ibunya dan menyeka air matanya.
Tapi tidak ada sedikitpun keberanian untuk melangkah karena Tari paham betul alasan dibalik tangis ibunya.
•••
Setelah cukup lama memandangi ibunya, Tari melangkah kembali ke ruang keluarga. Ia semakin mempercepat ritme kerjanya diiringi tangisnya yang pecah tak tertahankan.
Belum berhenti disana, Tari berjalan menuju dapur bergegas mencuci tumpukan piring kotor masih dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.
Sekitar jam 4 pagi, ia selesai melakukan pekerjaannya dan kembali ke kamarnya. Ia merebahkan diri dikasurnya, menatap langit-langit kamarnya.
•••
Tanpa disadari jam menunjukkan pukul 6 pagi, Tari tersentak dari lamunannya dan bergegas mandi untuk bersiap berangkat kerja.
Tari berjalan menuju meja makan, tampak ayah dan ibunya sudah duduk sambil berbincang.
Berbeda dengan yang dilihatnya tadi malam, ibunya tersenyum sumringah saat melihatnya.
•••
"Tumben sudah bangun dan siap nak? biasanya jam 6.30 baru bangun." kata Bu Lusi sambil menuang nasi goreng ke piring Tari.
"Iya ma... hari ini harus ke kantor pagi."Jawab Tari sambil meminum susu coklat dihadapannya.
"Soal Oma gak usah diambil pusing ya, mama percaya nanti kamu pasti ketemu jodohmu, lambat sedikit gak masalah kok." Kata Bu Lusi sambil mengelus tangan Tari.
"Iya ma, pa... makasih atas dukungan dan pengertiannya. Tari berangkat dulu ya." Jawab Tari sambil mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.
Sampai di halaman depan, Ia segera masuk dan mengendarai sedan merah miliknya.
•••
Sebenarnya hari ini tidak ada agenda khusus dari kantor untuk berangkat pagi.
Tari berangkat pagi sebenarnya ingin menghindari orang tuanya, karena ia takut orang tuanya marah kepadanya.
Tak disangka, orang tuanya malah menyuruhnya untuk tidak memikirkannya.
Hal ini malah semakin menyayat hati Tari, karena ia menyaksikan ibunya menangis tadi malam dan pura-pura tegar dihadapannya.
Saat mobilnya terhenti di lampu merah, Tari menundukan kepalanya diatas stir mobil dan menangis.
"Ma maafkan Tari ma... Mama pasti malu kemarin, Tari janji akan buat mama dan papa bahagia nanti." Kata Tari sambil menangis sejadi-jadinya.
Tangis Tari terhenti karena suara klakson dari kendaraan di belakangnya yang tak sabar karena lampu sudah berwarna hijau.
Tari yang panik, malah mengoper porsenelingnya ke tanda R, mobilnya mundur dan menabrak mobil besar di belakangnya.
"Duh... apa itu? Mati aku!" Kata Tari sambil segera keluar dari mobilnya.
•••
Tari berlari menghampiri mobil SUV hitam yang ditabraknya. Tidak lama pemilik mobil itupun keluar dari mobilnya.
Tatapan Tari justru beralih ke pemilik mobil itu yang memiliki postur tubuh tinggi kekar berbalit seragam khas mahkamah agung.
Tari terdiam saat pemilik mobil menyapanya.
"Bu Jaksa kok mobil saya ditabrak?" dengan senyum yang menampilkan lesung pipit dikanan dan kirinya.
"Maaf tadi saya panik jadi salah oper porsenelingnya." Kata Tari gugup
"Hei Tari, makanya jadi orang jangan panikan dong. Gimana mau di selesaikan sekarang atau nanti nih?" Kata laki-laki itu sambil tersenyum lagi.
"Dia kok tau namaku?" Gumam Tari dalam hati sambil menutup name tag yang ada di seragamnya.
"Kamu lupa aku? Masa gak kenal? Aku aja ngenalin kamu padahal kamu sudah berubah drastis" Kata laki-laki itu sambil tersenyum dan menunjuk name tag di baju seragamnya.
Tari menatap name tag pria itu yang bertuliskan "Tommy Prasetya".
Spontan Tari ternganga tidak percaya dan menutup mulutnya.
"Dia kan... Dia kan..."Tari berkata dalam hati.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selamat membaca😀
Mohon dukungannya✌️
Betha🙋
"Bang Tommy" Kata Tari setengah berteriak karena tidak percaya dengan laki-laki yang kini berhadapan dengannya.
"Dia adalah Laki-Laki yang membuatku ingin menjadi seorang jaksa"Gumam Tari dalam hati.
"Yaudah pinggirkan dulu mobilmu, kita ngobrol di warung soto depan ya." Ajak Tommy sambil menepuk pundak Tari.
"Ta..Tapi bang, aku..." Jawab Tari terbata-bata.
"Ini kan masih jam 7 kurang. Kamu masuk jam 8 kan. Masih ada waktu banyak dan kantormu kan tinggal 5 menit dari sini." Balas Tommy sambil melirik jam tangannya dan mendorong Tari masuk ke mobilnya.
"Aduh mati aku, bisa berhenti bernapas aku kalo dekat dia lama-lama." Kata Tari berbicara pada diri sendiri di dalam mobilnya.
•••
Tommy memang seseorang yang spesial bagi Tari.
Tommy adalah motivasi terbesar dalam mengubah hidupnya.
Bahkan menurunkan berat badan dan menjadi jaksa adalah hal yang menurut Tari akan membuatnya layak mendampingi Tommy.
Saat kuliah berat badan Tari sampai 110 kg. Saat kuliah pun Tari hanya berani memandang Tommy sebagai teman satu angkatan.
Mereka bahkan jarang berbicara walaupun hampir setiap semester selalu berada di kelas yang sama.
Apalagi Tommy dikenal sebagai pacar Christie, Mayoret Utama dalam Marching Band kampus.
Terbayang kan seperti apa visualnya. Berbanding terbalik dengan karung gandum, julukan Tari sewaktu kuliah.
•••
Tari bukan anak pemalu dan mudah bergaul. Walaupun fisiknya jauh dari kata sempurna, Tari mempunyai banyak teman bahkan "Geng" yang selalu bersama didalam maupun diluar jam perkuliahan.
Tapi entah kenapa, Tari jadi pendiam dan pemalu saat berada dekat lelaki impiannya, Tommy.
Tari merasa baik-baik saja dengan keadaan fisiknya bahkan dosen pun tidak segan mengangkatnya menjadi asisten dosen karena kecerdasannya.
Tari tetap bertubuh gemuk sampai ia selesai menjalani sidang skripsi.
Ketika acara "Malam Fakulter" tiba, Karena tempat duduk telah ditentukan oleh panitia. Takdir menuntun Tommy duduk bersebelahan dengan Tari.
Jantung Tari serasa berhenti berdetak. Selama 2 jam acara, Tari hanya terdiam dan sesekali mencuri pandang ke arah Tommy.
Tommy asik berbincang dengan teman angkatan lainnya.
Salah satu hal yang terngiang di telinga Tari adalah saat Tommy mengatakan ingin menjadi Jaksa.
Kemudian Tommy melirik Tari dan berkata "Kamu pasti bisa jadi jaksa kan Tar? Ayo nanti kita sekantor."
Tari hanya tersenyum dan menganggap itu adalah jalan untuknya makin dekat dengan Tommy.
Setelah malam itu, Tari giat melakukan diet dan berolahraga. Tidak lupa mempersiapkan diri belajar untuk ujian masuk kejaksaan 5 bulan lagi.
Kalau dengan logika dan akal sehat, 5 bulan mustahil baginya untuk menurunkan berat badan dalam jumlah banyak.
Tapi entah itu kekuatan cinta yang maha-dahsyat, dalam waktu 5 bulan berat badannya berkurang setengah dari berat badan awalnya.
Penampilan yang berbeda ditunjang dengan persiapan belajar yang intense,Tari berhasil diterima menjadi Jaksa dalam sekali mencoba.
Tapi berbanding terbalik dengan harapan dan mimpinya selama ini, Tommy gagal dalam tes penerimaan tersebut.
Selama bertahun-tahun Tommy menghilang tanpa kabar. Tari sudah mulai terbiasa dengan kehidupan yang dijalaninya selama ini. Tari bahkan lupa tujuan ia ingin menjadi jaksa. Dan tanpa disadari umurnya sudah kepala tiga.
***Setelah 6 tahun, kenangan ini kembali...
Dia kembali lagi...
Dengan senyum manisnya...
Dengan tatapan mata tajamnya...
Dia kembali tanpa dia sadari apa yang di perbuatnya dulu...
Dapat mengubah seseorang hingga begitu drastis...
Dapat membuat hati yang sudah kosong, terisi dengan hangat lagi***...
•••
Dalam waktu 6 tahun ini, tidak ada yang membuat Tari gentar.
Bahkan Ancaman dari keluarga terdakwa yang tidak puas dengan tuntutannya, hanya dianggap angin lalu.
•••
"Kenapa kita bertemu lagi?
6 tahun ini aku berhasil melaluinya tanpamu...
Ini hal yang paling aku takutkan...
Bahkan aku tidak pernah membayangkan pertemuan ini..."
"Aku takut jatuh hati lagi padamu...
Padahal takdir Tuhan mengatakan kamu bukan untukku..." Tari berbicara dalam hati sambil berjalan menghampiri Tommy yang sudah menunggu di depan warung soto.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selamat membaca😀
Mohon dukungannya✌️
Betha🙋
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!