NovelToon NovelToon

Aku dan Dirimu

Wanita Tua

Wanita tua itu menatapku dalam dalam. Angin berhembus mengibaskan rambutnya yang sudah nyaris memutih seluruhnya. Sesekali tatapan mata kami bertemu namun ia hanya tersenyum hangat. Dia bukan seperti orang tua yang tersesat meski yang ia kenakan balutan sederhana. ini bukan yang pertama kalinya iya datang, Ia selalu duduk di bangku tua dibawah pohon cemara tua yang merupakan saksi pertumbuhanku. Aku sudah memperhatikannya beberapa minggu ini. Terkadang matanya begitu sendu seolah beban di pundaknya begitu berat. Aku beranjak hendak menghampirinya sesaat sebelum terdengar teriakan saat gerbang panti asuhan tempatku dibesarkan terbuka.

"Oh Tuhan..oooo Tuhannnn.. tolong kami.." histeris kepala panti diikuti dengan suster penjaga, sontak membuatku dan seisi panti kaget tak terkecuali wanita tua itu.

"Ada apa??? ada apa ibu kepala" seru anak anak lain merasa panik...

Ibu kepala menatapku lirih...

"Dania...,Dania...,kemarilah...."Menyeka air matanya.

"Maafkan aku....,maafkan aku yang tak bisa menjagamu....

maafkan aku yang tak bisa menjaga kalian....

maafkan aku sayang...."

Ia menarik nafas panjang. memelukku erat.

sambil menahan air matanya.

"Dania....A..Aria sedang kristis dirumah sakit karena percobaan bunuh diri akibat depresi, ia kehilangan banyak darah dan harus dioperasi...

sontak aku terdiam..." aku tak tau apapun, mengapa aria depresi, apa masalahnya bukankah aria sedang ada pertandingan basket diluar kota. Tapi mengapa ibu kepala mengatakan ia disini sedang kritis. Banyak hal-hal yang bergolak di pikiranku, air mataku tumpah begitu saja.

"kenapa....?? kenapa...Aaria?? ibu kepala apa yang sebenarnya terjadi." tanyaku sambil menangis.

"Maafkan ibu Dania karena menyembunyikan ini semua darimu, aku tak tau harus berkata apa padamu. Aku bersalah padamu dan Aria mungkin jika aku memberitahumu lebih awal, mungkin Aria tidak akan bertindak jauh seperti ini. ini salahku anakku. ooo Tuhaaanku ampuniii aku."

Aku tak mengerti apapun, hatiku sakit saat mendengar satu satunya keluargaku yang tersisa sedang melawan maut karena mencoba mengakhiri hidupnya. kulepaskan pelukan ibu kepala panti, aku tak tau... aku hanya ingin berlari pergi melihat satu satunya keluargaku....

aku berlari secepat yang ku bisa.

Tiba tiba mobil mercy keluaran terbaru berhenti tepat memotong langkahku. Seorang pria paru baya berjas hitam keluar dari mobil itu. Selamat siang nona Dania ada yang ingin bertemu dengan anda didalam mobil. Ucap pria tersebut tanpa memperkenalkan diri.

Aku tak peduli padanya mengapa ia tau namaku atau siapa yang ingin bertemu denganku, karena dibenakku hanya Aria, aku hanya ingin secepatnya kerumah sakit.

Namun saat aku hendak beranjak. Tiba tiba kaca jendela mobil terbuka dan kulihat wanita tua yang sedari tadi duduk di taman duduk didalam sana. Masuklah Dania.Aku akan mengantarmu ke rumah sakit sapanya. Ku langkahkan kakiku masuk kedalam mobil itu.

"Masuklah..." pintanya lagi saat pria paruh baya itu membukakan pintu untukku. Aku duduk di samping wanita tua itu. mobil melaju dengan cepat.

"Tidak apa apa sayang semua akan baik baik saja ucap wanita tua itu padaku." sepertinya dia memahami kegundahan hatiku. ia menepuk nepuk bahuku dengan lembut, sontak air mataku kembali menetes... aku menangis sejadi jadinya. Tak lama kami memasuki kawasan lobbi rumah sakit. "Terima kasih, Terima kasih banyak " ucapku tulus sambil mencoba membuka pintu.

"Tunggu Dania" ucap wanita tua itu sambil memegang tanganku. Aku akan ikut denganmu pintanya. Aku terdiam sesaat namun tak menolak.

Perjanjian

"Suster... suster... pasien atas nama Aria ada di ruangan mana?" tanyaku pada suster yang sedang bertugas. Dengan ramah ia menunjukan arah.

"Terima kasih" ucapku seraya melangkah pergi. Kakiku terhenti sejenak saat kulihat wajah yang tak asing sedang duduk kwatir sambil memainkan jemarinya.

"Kak Kevin!!!!" teriakku sambil berlari kearahnya.

"Dania!!!" tungkasnya sambil memelukku.

Aku menangis dalam pelukannya... "Aria gimana kak" tanyaku dengan nada kwatir. Kak kevin terdiam sejenak, menatapku haru, tangannya membelai rambutku dengan lembut. "sedang ditangani dokter, semua kan baik-baik saja" ucapnya sembari ia memegang bahuku. Diambilnya map yang ada disampingnya sambil menyerahkannya padaku. Ku ambil map itu sambil menatap kak kevin yang berkaca kaca dan ku buka isi map itu, Aku terdiam kaku menatap isi map itu. Kaki lemas.

"Mahal sekali, dari mana aku mendapat uang sebanyak ini?? gumamku pelan sambil menatap kak kevin.

"Pisau yang menusuk di perut Aria mengenai ginjal Dan lambungnya. Jika kita mau Aria ditangani lebih lanjut kita harus sediakan dana sejumlah itu Dania" jelas kak Kevin padaku.

"Tapi bagaimana bisa aku mendapatkan uang sebanyak itu" Sesal Dania.

"Keluarga Aria.. keluarga aria!!! Siapa keluarga Aria" tanya suster yang baru keluar dari kamar Aria.

"Saya suster" ucapku.

"Begini Bu, keadaan bapak Aria sangat kristis operasi harus sudah dilakukan malam ini juga kalau tidak nyawa pasien dalam bahaya."

"Tolong suster... tolong lakukan apapun untuk menyelamatkan adik saya saya mohon sus..,saya janji saya akan cari uangnyanya tapi saya mohon lakukan operasinya." pintaku memohon pada suster.

"Maaf Bu tapi prosedur rumah sakit harus melakukan pembayaran dulu baru kita tindak lanjuti. semua diluar  wewenang saya bu." Sambil berlalu pergi meninggalkan Dania.

Dania rebah ke lantai air matanya tak berhenti mengalir, "aku tak berguna... tak berguna" gumamnya dalam hati. Kevin mendekap Dania erat. "Kita akan cari jalan keluarnya bersama, Dania..., kau tak sendiri, Aku akan membelikan minuman tunggulah disini" pinta Kevin.

Dania hanya mengangguk pelan. Tak lama Kevin beranjak wanita tua yang sedari tadi memperhatikan Dania mendekat padanya.

"Aku turut prihatin atas apa yang menimpamu Dania. Aku tulus mengatakannya" ucapnya sambil memapahku bangun.

"Terima kasih" timpalku.

Ia menepuk bahuku pelan kemudian merogoh tasnya tak lama dikeluarkannya sebuah cek dan bolpoint.

"Aku bisa membantumu Dania jika kau mau, aku sudah memperhatikan sedari tadi, aku bisa memberimu uang untuk operasi adikmu, bahkan aku akan membiayai semua pengobatannya paska operasi "tunggasnya datar.

Dania menatap wanita tua itu dengan perasaan campur aduk, seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar.

"Nyonya bisa membantuku? tapi bagaimana bisa? maksudku kenapa? tak ada alasan anda membantuku" ucap Dania masih dengan perasaan bingung.

"Iyaa aku bisa membantumu. Jika kau mau memenuhi sebuah syaratku Dania".

"Syarat?? apa syaratnya aku akan melakukan apapun agar Aria bisa selamat??? apa itu nyonya, aku bisa bekerja seumur hidupku padamu" ucap Dania cepat.

"Aku tak ingin kau bekerja untukku, yang aku inginkan adalah kau menikah dengan cucuku Dania!" Iya menatapku dalam dan berkata dengan penuh keyakinan.

"Iya , menikahlah dengan cucuku" ucapnya lagi sambil memegang tangan Dania dengan lembut.

"Menikah?? bagaimana bisa nyonya saya bahkan baru 17 tahun nyonya. Saya bahkan belum mendapat pengumuman kelulusan sekolah saya. Bagaimana mungkin anda meminta saya menikah dan lagi bahkan anda juga belum mengenal saya, dan saya juga baru bertemu dengan anda nyonya. " Ucap Dania bingung dengan permintaan wanita tua itu.

"Aku tau kau pasti mengira aku konyol Dania. Tapi tidak Dania aku serius. Dan aku bukan tidak mengenalmu, Aku bahkan sudah memperhatikanmu. Kau gadis yang baik kau cerdas. Aku menyukai kepolosanmu Dania.

Tentu kau masih boleh sekolah, kuliah bertemu teman temanmu melakukan aktivitasmu. kau bisa melakukan semua itu. tapi menikahlah dengan cucuku." Pintanya bukan dengan tatapan memaksa namun seperti mengiba.

"Tapi mengapa saya?? Masih banyak wanita yang luar biasa diluaran sana nyonya, saya hanya anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Dania.

Ia tersenyum hangat....

"Kau akan tau nanti Dania. Saat ini keputusan ada di tanganmu Dania. Bahkan nyawa adikmu sekarang ada ditangamu. Aku akan membiayai semua biaya rumah sakit Aria sampai ia sembuh. semua tergantung pada keputusanmu Dania."

Dania merasa lega telah mendapat secerca cahaya untuk adiknya tapi juga Sambaran petir untuk kehidupannya. ia menatap pintu kamar adiknya. Dania menarik nafas dalam.

"Tolong beri saya waktu untuk memikirkannya nyonya" ucap Dania kemudian.

"Aku bisa saja memberimu banyak waktu Dania, tapi adikmu tidak bisa menunggu, ia harus di operasi segera" Ucap Wanita tua itu lagi yang membuat hati Dania seolah sesak.

"Saya akan menikah dengan cucu anda nyonya tapi saya mohon rahasiakan ini dari yang lain saya tidak ingin adik saya merasa bersalah akan hidup saya dan saya mohon beri saya waktu sampai operasi adik saya selesai."ucap Dania menyerah.

"Kau memang anak yang baik Dania..."

senyum merekah menghiasi wajah wanita tua itu. seolah bebannya pudar saat Dania berkata bersedia menikah dengan cucunya.

Pertemuan Pertama

Tak lama berselang Kevin kembali..

"Dania minumlah ini" sembari memberikan minuman hangat pada Dania.

"Terima kasih kak Kevin." ucap Dania pelan.

"Dania.... ini aku ada sedikit uang meski tak banyak aku harap aku bisa meringankan sedikit biaya pengobatan Arya. Maaf hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantumu" ucap Kevin tulus. Pria tampan berkulit putih itu memperhatikan wajah Dania yang sedari tadi begitu sendu.

Dania tersenyum hangat membalas ketulusan Kevin. "Terima kasih kak Kevin, maaf aku tidak bisa terima uang ini. aku tau uang ini adalah tabungan kakak yang sudah lama kakak simpan untuk membuka galery lukisan impian kakak. aku tidak bisa menerimanya. Dengan kakak berada disini itu sudah sangat membantuku, Dan lagi aku baru saja bertemu dengan orang yang baik tadi. Ia bersedia membayar biaya operasi Aria. Aria akan dioperasi hari ini kak" ucap Dania tertawa getir mengingat sebentar lagi ia harus melakukan janjinya.

"Apa? Siapa? Maksudku itu bukan uang yang sedikit" tanya Kevin kaget dan juga cemas.

"Seorang teman lama" jawab Dania singkat.

"Siapa Dania? Maksudku, aku sudah mengenalmu belasan tahun, dan aku tau dengan siapa saja kau bergaul Dania, kau takkan berbuat nekatkan Dania?" Tanya Arya kwatir dan juga curiga. "Teman lama kak, kau tak mengenalnya karena sudah lama, dulu aku pernah membantunya dan sekarang ia ingin membantuku, tentu saja itu bukan gratis kak, aku akan kerja dengannya" Dania.

"Benarkah? aku lega mendengarnya, kau tau kan aku akan selalu ada untukmu? ucap Kevin sambil memegang tangan Dania.

"Terima kasih kak" Ucap Dania tulus.

Tak lama operasi Aria berlangsung suster kepala dan yang lain menunggu di depan kamar operasi. Setelah ber jam jam akhirnya dokter keluar.

"Operasinya berjalan lancar kita hanya tinggal menunggu pasien sadar." Dokter.

Seketika hati Dania merasa lega. Ia begitu bersyukur. Tak lama ia duduk menghampiri ibu kepala panti menitipkan Aria dan berkata akan bekerja untuk membayar hutang. Dania menatap pintu kamar Aria. menatapnya dari balik pintu.

"Terima kasih Tuhan kau telah menyelamatkan adikku." gumamnya pelan.

Iya berjalan keluar rumah sakit. tak lama mobil mercy kembali berhenti didepannya.

"Selamat pagi nona Dania silakan masuk." Ucap pria paruh bayah yang wajahnya sudah tak asing untuk Dania.

"selamat pagi pak" balas Dania kembali sembari masuk ke mobil.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Dania merebahkan diri di sandaran kursi.

"Boleh kah saya bertanya pak?"Dania

"Silakan nona, anda tak perlu sungkan?"

"Pak bagaimana cucu nyonya, maksud saya anda sudah lama bekerja dengan mereka dan saya kira mungkin dengan saya mengetahuinya, saya bisa lebih mempersiapkan diri" ucap Dania menjelaskan.

"Panggil saya pak Hans nona, saya adalah asisten dari cucu Nyonya Hermawan. Nyonya Hermawan pemilik perusahaan Aston Grup. Dan seperti nona tau Tuan muda bernama Aditya Hermawan beliau adalah cucu satu satunya Nyonya Hermawan sekaligus penerus dan ahli waris keluarga Hermawan.

"Jika ia adalah cucu satu satunya mengapa nyonya ingin menikahkannya dengan saya. bahkan pendidikan saya tidak tinggi. apalagi bisa dibilang kehidupan saya dan cucunnya bagai bumi dan langit."

Pak hans hanya tersenyum. "Jika itu, saya sendiri tidak tau nona, nona bisa tanya kan langsung pada nyonya nantinya".

Tak lama mobil sudah memasuki pekarangan rumah besar dengan taman bunga yang indah.

"Kita sudah sampai nona, Silakan nona" ucap pak Hans semberi membuka pintu.

"Terima kasih pak Hans."

Pak Hans Hanya menganggukan kepala dan berjalan mengiringi Dania.

Dania terpesona melihat megahnya rumah itu..dengan taman didepan yang dipenuhi aneka mawar.

"Ini seperti istana di negeri dongeng" gumamnya kagum.

"Silakan masuk nona" ucap pak Hans mengagetkan Dania dari lamunannya. "Nyonya sudah menunggu." Ucapnya lagi.

Dania memasuki rumah itu ia merasa sedikit minder dengan pakaiannya t-shirt polos dengan balutan celana jeans dengan rambut diikat ekor kuda. Dania adalah gadis yang masuk katagori gadis cantik dengan tubuh putih langsing dengan tinggi 160cm dengan lesung pipi saat iya tersenyum.

"Selamat sore nyonya" ucap Dania begitu melihat orang yang ia kenali.

"Kau sudah datang, Kemarilah Dania." Ucapnya lembut sambil menepuk sisi sofa disampingnya.

"Kemarilah, bagaimana kabarmu sayang? tanya sambil mengusap lembut rambut Dania.

"Saya baik-baik saja nyonya, nyonya sendiri bagaimana? Balas Dania kaku dan canggung.

"Panggil lah aku omma mulai sekarang. Karena Kau akan menjadi cucuku" ucapnya.

"tapi nyonya..."kata kata Dania terhenti melihat sosok yang baru saja hadir. Aditya Hermawan. Pria tampan dengan tekstur tubuh yang membuat gadis terpikat padanya. Bulu matanya lentik dan alisnya yang tebal membuat kaum hawa takjub padanya.

"Omma ada apa ini katanya omma sakit??" ucap pria itu begitu memasuki ruangan dan menatap Dania yang berada di sebelah oma, dengan tatapan tak bersahabat. Ia menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang membuat gadis itu seketika tak nyaman.

"Kau sudah datang sayang, Adit kemarilah omma ingin bicara, terlebih kenalkan dia adalah Dania." Ucap Omma sambil menatap Dania dengan lembut.

"Da..dania tuan...."  sambil mengulurkan tangan.

Adit duduk di sisi beseberangan denga oma dan Dania. "oma baik-baik saja kan? ucap Adit lagi tanpa menghiraukan uluran tangan Dania. Dania dengan kaku menarik tangannya dan tersenyum kaku pada Adit.

"Adit, kenapa kau begitu sayang, maaf Dania adit kadang suka malu-malu" ujar oma menghibur.

"Ada apa ini omma? dan siapa dia?"ucapnya Adit selidik.

"Adit omma ingin kamu menikah dengan Dania."UCap oma dengan nada serius.

"Apa??? menikah? dengan dia?!" menunjuk jarinya pada Dania dan menatap kembali Dania dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Dania tertunduk malu, tangannya mulai gemetar karena takut.

bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!