...Assalamualaikum...
Note: Cerita ini berdasarkan imajinasi author ya guys....😂😂😂
PEMERAN UTAMA
VILLIA CAROLINE IBRAHIM.
*****************************
Putri tunggal dari keluarga kaya raya. Dia wanita kaya, cerdas dan memiliki hidup yang sempurna. Dia bekerja sebagai karyawati biasa di perusahaannya sendiri, demi menutupi identitas aslinya dan untuk menguji apakah didunia ini masih ada cinta sejati tanpa memandang fisik dan harta. Dia jatuh cinta kepada Varo.
ALVARO MARCELLO HADY.
****************************
Seorang pria miskin yang dibesarkan dari keluarga miskin dan hidup dalam keadaan sederhana sejak kecil. Namun dia memiliki tekad yang keras untuk meninggalkan latar belakang miskinnya. Dia bekerja sangat keras demi mendapatkan posisi lebih tinggi diperusahaan.
BIAN PRATAMA HADY.
***********************
Karakter utama pria kedua. Berasal dari keluarga miskin dan jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri yaitu Villia. Namun, hingga Villia dilamar pria lain perasaan itu tak pernah terungkap kan. Dia memiliki sifat yang sangat optimis dalam menjalani kehidupannya.
DHEA ESHA DANIA.
********************
Sosok teman yang baik sekaligus mantan kekasih Alvaro. Dia sosok wanita menawan dan kembali menyukai Alvaro.
PEMERAN PENDUKUNG.
IBRAHIM
*********
Papa dari Villia sekaligus CEO di PT VCI. Dia memiliki kemampuan manajemen sangat baik. Villia mewarisi kelebihan sang Papa.
DIVYA
*******
Mama dari Villia sekaligus wakil dari PT VCI. Dia juga memiliki The Unity Foundation untuk mendukung anak - anak cacat.
WIDYA
********
Mama dari Alvaro, Bian dan Sameya. Dia memiliki ambisi untuk menjadi orang kaya dengan menikahkan putranya dengan keluarga kaya.
SAMEYA.
*********
Adik dari Alvaro dan Bian. Karakternya kurang lebih sama dengan sang Mama.
💝💝💝💝💝
Villia Caroline Ibrahim lahir dan di besarkan dari keluarga kaya raya tidaklah membuat dia menjadi wanita yang sombong dan angkuh. Wanita yang kerap kali disapa Villia itu, walaupun di lahirkan dan dibesarkan dari keluarga kaya raya dan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan mudah tapi dia tidak pernah menampakkan jati dirinya yang sesungguhnya kepada siapapun. Yang mereka tahu Villia hanyalah karyawati biasa yang bekerja di perusahaan besar dengan gajih sangat kecil yang berasal dari keluarga sederhana. Villia memiliki sahabat sekaligus asisten pribadi yang selalu menemaninya dan mendukung nya dalam meniti karir, yaitu Bian Pratama Hady. Kakak dari Alvaro Marcello Hady dan Queensha Sameya Hady.
💝💝💝💝💝
Alvaro Marcello Hady, Pria tampan nan rupawan yang lahir dan di besarkan dari keluarga miskin dan telah bekerja keras sejak usia muda untuk mencapai posisinya yang tinggi. Dia memiliki impian untuk menjadi kaya dengan menikahi wanita kaya. Dia memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan yang bernama Bian pratama Hady dan Queensha Sameya Hady. Sameya merupakan gadis yang berparas cantik, Namun memiliki watak yang buruk. Watak buruk diturunkan dari sifat sang Ibu. Pepatah mengatakan, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Mungkin seperti itulah gambaran untuk mereka bertiga. Alvaro bekerja diperusahan yang sama dengan Villia hanya beda jabatan. Alvaro menjabat sebagai ketua umum direksi, sementara Villia sendiri hanya wakil dari ketua umum direksi dan Alvaro memiliki sifat kekanak - kanakan dan termasuk anak Mami. Dan dia punya ambisi untuk menjadi orang kaya selagi dia mau berusaha keras, hal baik akan terjadi. Dia memiliki sahabat sekaligus mantan kekasih bernama Dhea.
💝💝💝💝💝
Setelah berpacaran bertahun - tahun lamanya, akhirnya Villia dan Alvaro memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya. Walau sebenarnya orang tua Villia tidak merestui pernikahan mereka lantaran silsilah keluarga Varo. Mereka takut jika Varo hanya akan memanfaatkan dan menyakiti putri semata wayangnya itu. Lebih-lebih orang tua Varo adalah teman satu sekolahnya Divya dulu, Divya tau bagaimana kehidupan Widya dulu walau tidak semuanya Divya mengetahuinya. Widya lebih mementingkan gengsinya dari pada melihat pada kenyataannya.
"Baiklah jika itu sudah menjadi pilihanmu, Mama dan Papa hanya bisa mendoakanmu semoga pilihan mu tidak salah." ucap sang Mama yang masih belum bisa ikhlas atas ucapannya.
"Dan perlu kamu ingat, membangun rumah tangga tak sesederhana yang kamu bayangkan. Kamu lihat kami hari ini akur sama Papa, belum tentu beberapa jam kedepan Mama dan Papa tidak bertengkar. Tapi untungnya Mama memiliki suami pengertian, sabar dan baik seperti Papa." ucap Mama Divya membanggakan suami yang sudah dia nikahi selama 25 tahun itu.
"Iya sayang benar apa yang dikatakan Mamamu. Dan dalam membangun bahtera rumah tangga jangan sekali-kali Hanya mementingkan egomu saja tanpa melihat orang yang sedang bersama mu saat ini. Mengalah demi kebaikan itu lebih baik dari pada mempertahankan pendapat yang belum tentu benar." kini Papa Ibrahim ikut menimpali.
"Terimakasih Ma, terimakasih Pa. Villia akan ingat pesan - pesan kalian." ucap Villia seraya memeluk mereka berdua.
"Iya sayang sama - sama."
Tersiarnya pernikahan Villia dan Alvaro banyak membuat kaum Adam dan Hawa patah hati, pasalnya banyak kaum Adam dan Hawa yang menyukai mereka bahkan banyak yang mendambakan akan berdampingan hidup dengan Villia dan Alvaro.
"Sayang, kamu mau konsep pesta pernikahan kita bagaimana?" tanya Alvaro yang masih sibuk dengan majalah pernikahan di tangan nya.
"Aku mau pesta pernikahan kita nanti bertema kartun aja gimana?"
"Kartun? Apa tidak terlalu kekanak - kanakan?" ucap Alvaro seraya mengerutkan keningnya tak percaya dengan kata-kata sang calon istri yang menginginkan tema unik untuk hari bahagianya.
"Gak, gak, gak, jangan jatuhkan wibawa ku didepan anak buahku. Tema romantis bagaimana? Ala putri dan pangeran?"
"Baiklah aku setuju."
Sambil meraih tangan sang kekasih, lalu memberinya kecupan lembut di punggung tangan sang kekasih, "Terimakasih sayang, jadilah ratu dan ibu untuk anak - anak kita kelak. Aku janji akan selalu membahagiakan mu, melindungi mu dan mencintai mu baik dalam suka maupun duka, dan tak akan aku biarkan ada yang menyakitimu."
Sambil tersenyum," Iya sayang, terima kasih. Aku akan berusaha menjadi istri dan ibu yang baik untuk anak - anak kita kelak."
Mereka pun berpelukan.
💝💝💝💝💝
..."Aku tidak pernah menunggumu. Kamu tak sengaja datang. Tapi kita sengaja di pertemukan tuhan. Entah untuk duduk saling berdampingan atau saling memberi pelajaran. Entah untuk saling berkirim undangan pernikahan, atau duduk bersama dipelaminan."...
...****************...
Hari yang di nanti telah tiba. Hari ini adalah hari dimana Villia dan Alvaro akan melangsungkan pernikahan. Di pelaminan Villia dan Alvaro duduk bak raja dan ratu. Satu persatu tamu undangan memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Kini tibalah saatnya keluarga inti yang akan memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
"Selamat ya Varo, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warohmah. Mama titip putri Mama sama kamu. Mama yakin kamu pasti bisa menjaga dan melindungi nya." ucap Mama Divya penuh harap.
"Mama tenang saja. Varo akan memperlakukan Villia dengan sangat baik. Varo juga akan melindungi dan menyayangi Villia dengan sepenuh hati."
"Buat Villia bahagia. Villia sudah banyak menderita. Berikan penghidupan yang layak pada Villia. Sayangi dan cintai dia dengan segenap hatimu. Jangan buat dia bersedih, dan jangan buat dia menangis. Jika hal itu sampai terjadi kamu akan berurusan dengan saya." Kini Papa Villia ikut menimpali sembari memeluk menantunya itu.
"Papa tenang saja, Varo akan mengingat pesan Papa." Mereka pun saling melepas pelukannya.
Kemudian sang Papa pun menoleh kearah sang anak, lalu kemudian memeluknya. Tak terasa bulir air mata kini jatuh membasahi pipinya namun secepat kilat sang papa menghapus nya. Dia tidak ingin merusak hari bahagia sang putri.
"Sayang... sekarang kamu sudah dewasa. Mulai hari ini kamu akan menjalani kehidupan barumu diduniamu yang baru. Kamu bukan anak kecil lagi, sekarang kamu sudah menjadi istri. Berbakti lah kepada suamimu dan mertuamu. Anggap mertuamu seperti Ibu dan Ayah kandungmu sendiri." ucap sang Papa dan akhirnya bening - bening kristal kini lolos juga membasahi pipi sang Papa.
"Papa apa - apaan sih. Jangan merusak hari bahagia putri kita. Jangan buat Villia menitikkan air mata nanti make upnya luntur." ucap sang Mama dan langsung memeluk putrinya itu.
"Maaf - maaf." ucap sang Papa sembari membersihkan wajahnya dengan tissue yang ada dikantong celananya.
"Kalau soal itu Besanku tidak usah khawatir, Villia aman bersama kami dan aku akan memperlakukan Villia layaknya putri kandungku sendiri." ucap Mama Sonia.
"Dan Sameya akan memperlakukan Villia layaknya kakak Sameya sekaligus teman untuk Sameya." ucap Sameya ikut menimpali.
...💝💝💝💝💝...
...TERIMAKASIH...
...💝💝💝💝💝...
...Assalamualaikum...
...****************...
Mama Divya pun membuka tasnya kemudian mengeluarkan sebuah amplop putih lalu menyodorkan ke Villia, Villia pun menerimanya dan segera membuka amplop putih itu. Betapa terkejutnya dia tatkala mengetahui apa isi amplop putih itu.
"Mama serius dengan isi amplop ini?" tanya Villia tak yakin dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Tentu Mama yakin bukankah itu rumah impian mu selama ini, jadi Mama berusaha mewujudkan impian putri Mama walau Mama harus menabung hingga puluhan tahun lamanya untuk membeli rumah impian putri Mama." ucap Mama Divya berbohong walau sebenarnya dia mendapatkan itu semua dengan sangatlah mudah, tapi mereka sudah sepakat akan menyembunyikan jati diri mereka kepada siapapun.
Villia pun memeluk sang Mama, "Terimakasih Mama, Villia suka dengan hadiah Mama."
"Sama - sama sayang."
Divya pun menoleh ke arah sang besan, "Widya, aku titip putri ku sama kamu. Jika dia melakukan kesalahan beri tau dia bagaimana cara memperbaikinya." ucap Divya sembari memeluk sang besan.
"Itu sudah pasti Divya kamu tidak usah khawatir."
💝💝💝💝💝
Tak terasa ini adalah tahun kedua bagi Villia dan Alvaro dalam menjalani kehidupan berumah tangga dan selama dua tahun itupula sifat kekanak - kanakan sang suami dan julukan "Anak Mami." semakin menjadi-jadi. Bukanlah hal yang mudah untuk menjalani sebuah hubungan rumah tangga, apa lagi untuk selalu membuatnya harmonis. Benar apa kata orang tuanya dulu, kalau membangun rumah tangga tak sesederhana yang dia bayangkan. Dan pertengkaran - pertengkaran itupun kerap kali terjadi.
Sepulang dari kantor Villia merasa tidak enak badan. Dia pun memutuskan untuk langsung kekamar dan beristirahat. Rutinitas sore Villia setelah pulang kantor adalah menyiapkan minum untuk suami nya dan mengambilkan makan untuknya tapi hari ini berbeda.
"Tumben langsung tiduran?" ucap Varo sembari mengganti pakaian formalnya dengan pakaian rumahan.
"Aku gak enak badan, badanku terasa berat untuk diangkat." ucap Villia dengan membungkus tubuhnya dengan selimut tebal.
"Dasar cengeng." ucap Varo lirih namun masih bisa di dengar oleh Villia. Villa pun hanya bisa menangis dalam diam mendengar perkataan sang suami yang menurutnya sangatlah kasar dan melukai perasaannya.
"Malam ini kamu ambil makanan sendiri ya." ucap Villia sembari menahan rasa sakit yang dideritanya di tambah perkataan kasar sang suami.
Tapi tampaknya Varo kecewa dengan perkataan Villia, Varo pun segera meninggalkan Villia dan masuk kekamar yang lain kemudian tidur. Azan Maghrib telah dikumandangkan. Hati Villia mulai tak tenang lantaran sang suami ternyata belum makan. Akhirnya dengan tergopoh-gopoh Villia pun langsung kedapur dan membuatkan air untuk sang suami dan menyiapkan makan malam untuk sang suami. Setelah semuanya siap, Villiapun segera membangun sang suami untuk segera makan.
Villia pun segera mengutarakan segala isi hatinya yang sejak tadi mengganjal dalam hatinya.
"Mas... belajarlah mandiri karena tak selamanya aku sehat, aku tak selamanya bisa melayanimu." ucap Villia berharap respon baik dari sang suami atas ucapannya itu. Tapi jawaban sang suami sungguh diluar dugaan Villia.
"Sejak awal aku tidak ingin tinggal dirumah ini. Sejak awal aku sudah mengatakan sama kamu, apa salahnya jika kita tinggal dirumahku bersama Mama dan Sameya dan sejak awal aku sudah memperingatkan kamu agar rumah ini dijual saja dan uang nya bisa di berikan sama Mama dan Sameya untuk memenuhi kebutuhan mereka." ucap Alvaro bernada marah.
"Tapi mas rumah ini kan kado pernikahan kita dari Mama dan rumah ini adalah rumah impian aku sejak dulu. Bagaimana mungkin aku akan menjualnya," ucap Villia tak mengerti dengan jalan pemikiran sang suami.
"Sudahlah." ucap Varo kemudian berdiri dan meninggalkan Villia begitu saja dimeja makan tanpa menghabiskan terlebih dahulu makanannya.
Perdebatan terus saja terjadi, padahal niat Villia hanya ingin bicara baik - baik tapi Varo terlanjur emosi. Tidak ada jalan lain selain Villia mengalah. Ketika Villia merasa kecewa, kesal, marah, tak mungkin melawan suaminya. Jadi, dia akan memilih tutup mulut, diam tanpa kata dan menangis dalam diam. Villia pun segera membersihkan meja kemudian kembali kekamar untuk tidur.
TERIMAKASIH
...Assalamualaikum...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Matahari mulai bangun dari redupnya cahaya, memancarkan sinarnya, memadamkan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari hawa dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru....
💝💝💝💝💝
"Sudah pagi," gumam Villia dalam hati.
Matahari nampak malu - malu menampakkan diri. Selepas sholat subuh Villia keluar dari rumah. Pagi ini seperti biasa Villia memilih berolahraga, kemarin Villia memilih berlari - lari kecil.Tapi hari Villia memilih jalan santai.
Udara masih segar. Beberapa orang yang berpapasan dengan Villia banyak yang menatap tak biasa. Mendapat tatapan begitu dari orang - orang, Villia hanya bisa tersenyum dan mereka pun membalas senyuman Villia.
"Apa mungkin aku masih manis seperti yang dulu?" gumam Villia dalam hati, kemudian Villia pun melanjutkan perjalanannya. Entah berapa meter sudah Villia berjalan, gerakan Villia tidak bisa cepat. Beberapa orang juga turut menyapa, sayangnya Villia lupa mereka itu siapa. Padahal Villia tidak lupa memakai kecamatanya. Tetapi tetap saja tak bisa mengingat mereka itu siapa.
Sepertinya Villia akan segera tiba dipasar. Pagi ini Villia ingin berbelanja karena stok sayurannya dikulkas sudah menipis. Biasanya dia tidak perlu repot-repot untuk berbelanja kepasar karena semua kebutuhan Villia sudah di penuhi oleh sang Mama tanpa sepengetahuan Varo dan hampir sebulan ini Villia mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semua pedagang sudah hampir mengenali Villia. Bangga juga bisa terkenal meskipun cuma di pasar. Tanpa meminta biasanya mereka sudan langsung memberikan sayuran yang dibutuhkan Villia. Dalam berbelanja Villia tidak pernah tawar menawar seperti emak - emak yang lain. Bukan berarti Villia punya uang banyak, tapi membeli dengan harga yang sudah mereka tentukan bagi Villia adalah amalan. Malah mereka sering memberi Villia bonus sayuran, meski sudah ditolak Villia secara halus.
Siang ini Villia ingin memasak pepes tahu kesukaan Varo. Sebagai wujud permintaan maafnya kepada Varo atas semalam yang sudah membuatnya marah - marah. Setelah Villia mendapatkan semuanya, diapun segera bergegas untuk pulang.
💝💝💝💝💝
...Tidak ada, bahkan rasa sakit yang bertahan selamanya. Jika aku bisa terus meletakkan satu kaki didepan yang lain, aku akhirnya akan sampai pada tujuan....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Villia sudah tiba dirumah, dia pun langsung menuju dapur untuk menyusun barang belanjaan nya kedalam kekulkas. Ketika sedang merapikan barang belanjaannya kedalam kulkas, diapun baru ingat kalau stok garam dia sudah habis. Diapun segera memanggil sang suami untuk meminta tolong pergi ke warung untuk membeli garam.
"Sayang... sayang." teriak Villia dari arah dapur. Varo pun segera bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju asal suara.
"Ada apa?" ucap Varo sambil terus menatap layar ponselnya yang sedang sibuk bermain game favorit nya.
"Tolong dong, beliin aku garam! Stok garam kita sudah habis, aku lupa beli di pasar tadi."
"Transfer duitnya!"
Villia pun menghentikan aktivitas nya kemudian menoleh kearah sang suami, seraya mengerutkan keningnya, "Apa? Transfer duitnya?" ucap Villia mengulang kalimat Varo.
"Iya transfer duitnya."
"Biar beli garam harus aku transfer juga duitnya? Memangnya gajih kamu kemana?" tanya Villia.
"Sudah aku transfer ke Mama tadi pagi." ucap Varo yang perhatiannya masih tertuju kelayar handphone miliknya tanpa meeasa bersalah sedikitpun, Varo kemudian berlalu pergi.
Terasa sesak dada Villia, dia pun hampir menitikkan air matanya, Namun dia masih bisa menahan untuk itu.
Ting tong.... Ting tong
Bel rumah berbunyi.
"Villia buka tuh pintu!" ucap Varo yang masih sibuk dengan handphone ditangannya.
"Iya aku segera kesana."
Ceklek..... pintu di buka.
Villia tak menyangka tamu pagi ini adalah mertua dan adik iparnya, dan tak kalah mengejutkannya tatkala Villia mendapati tangan sang mertua dan adik iparnya membawa koper yang begitu besar - besarnya.
Sambil menurunkan kecamata hitamnya, Sameya melambai - lambaikan tangan nya di depan wajah kakak iparnya itu.
"Woiiii, jangan melamun."
Villia pun tersentak dari lamunannya.
"Kamu kayak gak senang gitu kami datang." ucap Mama mertuanya sembari nyelonong masuk kedalam rumah diiringi Sameya dibelakangnya.
Villia pun kembali menutup pintu rumahnya.
Sameya pun tercengang dengan rumah sang kakak Ipar yang menurutnya sangatlah bagus dan elegan mengalahkan rumahnya yang ada ditanah kelahirannya, begitu pula dengan sang Mama mertua. Ini adalah kali pertama mereka berkunjung selama dua tahun pernikahan Varo.
"Kakak, aku datang." ucap Sameya sembari berlari kecil menuju sofa dimana sang Kakak sedang duduk sambil bermain hp.
Varo pun berdiri kemudian menoleh keasal suara yang menurutnya sudah tidak asing ditelinga nya.
Sembari mengacak-acak rambut sang adik, "Kalian datang, kenapa gak bilang-bilang kan bisa aku jemput."
"Tidak perlu repot-repot untuk menjemput, kan kami naik taksi bukan naik angkutan umum dan berhenti di terminal." ucap sang Mama seraya mendudukkan tubuhnya disofa.
...TERIMAKASIH ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!