NovelToon NovelToon

Atas Ijinmu

3 bulan semenjak kepergian Rani.

Apakah sebuah peristiwa buruk dapat berubah menjadi sebuah kejadian baik? Jawabnya bisa..

Apakah kemudian kejadian itu bisa menjadi mimpi atau angan angan agar bisa berubah menjadi awal dari sebuah cinta abadi? Jawabnya tentu bisa..

Tapi..mengapa awal yang buruk kemudian berubah menjadi baik dan tumbuh alur cinta didalamnya kemudian dititik yang bahagia itu ditarik oleh Tuhan Yang Maha Esa?

Jawaban yang paling sederhana adalah, karena itu semua tidak lain adalah ujian kepada kita anak manusia, bahwasanya semua tidak ada yang kekal..kita terus menerus diuji dan diuji.. tinggal bagaimana kita menyikapinya dan menyelesaikan ujian ujian itu dengan sempurna..

Sudah 3 bulan semenjak kepergian kekasihnya..pikiran Danang berputar putar sekitar perihal itu..Rani datang kedalam kehidupannya disuatu saat yang tidak terpikirkan sebelumnya. Tiada angin tiada hujan tiba tiba kendaraannya menabrak, ia panik diperkirakan korban telah meninggal ternyata tidak. Waktu berjalan hingga suatu saat korban tabrakan berbalik menjadi kekasih, cinta tumbuh bersemi..Namun ditengah tengah waktu yang indah ternyata Tuhan merencanakan hal lainnya..Kekasihnya dipanggil pulang oleh yang maha Esa.

Semenjak kepergian kekasihnya itu Danang banyak menyendiri. Ia kini tinggal diSemarang bersama ibunya mendiang kekasih yang bernama Rani Pujiastuti itu. Janjinya ia tepati, kini ia disana membantu keperluan keperluan sehari hari ibunya Rani.

Selain membantu sang ibu, Danang setiap pagi dan sore pergi kemakam Rani. Ia selalu membawa 2 tangkai bunga mawar kesenangan Rani. Ritual yang dilakukan pertama tama membersihkan makam selanjutnya ia akan duduk disamping makam membacakan surat Yasin. Setelah selesai ia akan berbicara, seakan Rani ada disampingnya ia bercerita tentang apa yang terjadi dirumah atau apa saja..Ia cuek dengan para peziarah lain yang silih berganti mengunjungi sanak saudara yang dimakamkan disana. Ia khusyu menengokin makam kekasihnya.

Biasanya sebelum magrib datang ia baru akan pulang.

●●●●

"Danang..kamu sudah makan?" tanya mama Tantri.

"Sudah mama..mau Danang belikan sesuatu untuk makan malam mama?"

"Ga usah Danang terima kasih..oya apa jadi keJakarta sabtu ini?"

"Ya mama..soalnya kata mas Toni rumahku sudah ada yang minat, seninnya langsung mau kenotaris menyelesaikan pelunasannya"

"Oh Alhamdulillah ahirnya terjual juga.."

"Ma..aku mau buka usaha diSemarang, apakah lokasi toko bisa aku sewa atau mungkin ada tanah yang lain?"

"Toko itu kurang bagus lokasinya..mama ada tanah kepunyaan Rani, sekarang tidak dipake untuk apa apa hanya kebon aja..lokasinya dekat universitas. Itu bisa kamu pake ga usah sewa"

"Loh..masa ga di bayar mama?"

"Kamu dan Rani adalah sama, pakai saja tidak apa apa ibuk ikhlas..dulu juga Rani bilang tanah itu akan dikasihkan kekamu untuk buka usaha"

"Ya Allah Rani.."

"Kalau begitu sekembalinya aku dari Jakarta boleh saya liat mama..atau kita kesana yuk bareng bareng"

"Oh boleh..sudah lama juga mama ga nengokin"

●●●●

"Mas Ton..aku ke Jakarta besok semuanya oke ya untuk notaris?"

"Ya Alhamdulillah siap, tadi pagi pak Surya pembeli rumah sudah kontak aku, kita akan ketemu pagi jam 9"

"Oh ya, hehe baru aja pak Surya call aku bilang hal yang sama. Baguslah!..besok pagi aku sampe Jakarta mas"

"Siap!"

"Mas, apa pesta pernikahan sudah siap 2 minggu kedepan ini?"

"Semua sudah on schedule..hari senin gladi resiknya. Orang tua Laksmi minggu depan sudah diJakarta juga..Bu Tari dan pak Mangun juga akan datang..kamu kapan datang sama mama Tantri?"

"Kita 2 hari sebelum hari H sudah diJakarta..dan hotel sudah kita book yang dekat gedung resepsi"

"Alhamdulillah"

"Oke mas..sampe ketemu ya.."

"Oh ya satu lagi aku lupa..si Sulis masa kemaren tiba tiba kontak aku"

"Oh ya..lho katanya diJepang?"

"Alah! Bullshit aja dia..buktinya Rita temenku pernah liat dia jalan jalan diMal..orang itu aneh emang..suka ngebohong kayanya"

"Terus apa katanya mas?"

"Entah dari siapa dia tau..intinya dia ngledekin..masa dia bilang, Loh kamu mau nikah katanya? Hebat!"

"Lha ga apa apa to mas..jadi dia ikut seneng gitu kan?"

"masalahnya cara dia ngomong itu lho kaya nyeleneh..seakan akan dia bilang bisa juga kamu nikah..what the hell?! Anyway aku ga undang dia keacara pestaku Haha..!"

"Hehe..pasang Satpam didepan mas pake kertas cardboard tulisin, Harap yang namanya Sulis jangan masuk keacara pesta! hehe..ya wes sampe ketemu minggu depan mas"

●●●●

Sebelum Danang berangkat keJakarta ia menyempatkan tabur bunga dimakam Rani.

"Ran..mustinya kita bisa nikah bareng mas Toni ya seperti rencana kita dulu...hmm yah ga apa apa, emang suratannya begitu..Aku mau kepesta nikahannya pergi bersama mama Tantri. Hari ini aku keJakarta sampe ketemu minggu depan ya.."

Danang membacakan surat Yassin seperti biasanya dan mengecup batu nisan dipusara Rani. Udara tiba tiba berubah mendung dan rintik hujan mulai turun. Danang mengangkat kerah bajunya dan memasang topi.

"Sayang..aku pulang dulu ya...love you"

Ia berdiri dan bergegas meninggalkan tanah makam. Benar saja sepeninggal Danang hujan tiba tiba turun dengan derasnya. Jarak kegerbang luar masih ada kira kira 20 meter, ahirnya Danang berhenti dan berteduh sebentar dibawah pohon.

Danang memandang kearah kuburan Rani. Tubuhnya kini basah kuyup, ia biarkan saja air hujan turun membasahi kepala, baju dan celananya..Basah lepek, badan mulai menggigil.

"Ran..aku disini kehujanan..tidak apa apa,kasian kamu disana Rani..semoga kamu ga kedinginan ya sayang" Danang mengusap wajahnya yang kini total basah, ia memandang kelangit hujan sekarang benar benar turun dengan lebat.

Danang melihat sekelilingnya, suasana dikuburan sunyi senyap hanya suara air hujan yang menghantam apa saja yang ada dibumi. Kabut tipis mulai menggelayut diatas rumput.

Beberapa kali ia bersin, giginya mulai gemerutukan udara dingin benar benar masuk kedalam tubuhnya.

"Sayangku..pulanglah..ayo pulang" tiba tiba seakan Danang mendengar sebuah bisikan ditelinganya.

"Rani..."

"Pulang sayang..aku tidak apa apa..terima kasih ya"

Danang mencari darimana datangnya bisikan itu..deru angin mendesis kencang..Ahirnya ia melangkahkan kakinya berjalan menuju kegerbang depan.

"Pak! ujan pak ngiyup dulu sini!"

Danang mencari dari mana datangnya suara teriakan itu. Ternyata tidak jauh dari tempat ia berdiri ada sebuah warung kecil, ia melihat seorang laki tua memanggil dari dalam.

Danang berjalan kearah warung, kerah baju ia angkat. Ia berupaya agar bisa menutup lehernya yang kedinginan.

"Ayo sini saya buatkan kopi panas!" teriak orang tua itu.

Danang berjalan lebih cepat lagi, dengan sekali lompat ia telah berada didalam warung.

"Waduh! saya dari tadi ngeliatin..saya pikir setan, soalnya situ berdiri dibalik pohon itu, lagian ada kabut saya hanya bisa liat kaki tapi seperti ga napak.."

"Hehe..iya pak, saya bukan setan!"

Danang duduk dibangku kayu panjang, ia menuangkan kopi panas kelepekkan cangkir.

"Nih..bapak masih punya sisa pisang goreng..makan ayo! ga usah bayar ga apa apa.."

"Terima kasih.."

》》》》

Danang ke Jakarta

"Baguslah hujan turun..sudah 2 hari ini udaranya panas banget! ini hujan deres sekali..benar benar membuat cuaca jadi dingin begini"

"Iya pak..Alhamdulillah, kasian juga rumput pada kering"

"Saya panggil mas aja ya, masih muda soalnya..mas ngunjungi siapa? saya perhatikan setiap hari pasti ada dimakam sini. Kadang oagi terus sore sudah disini lagi"

"Monggo pak..panggil saya mas Danang saja,. Di ujung agak ketengah sana dimakamkan kekasih saya..beberapa bulan lalu meninggal dunia" Danang menarik napas dalam dalam dan menundukkan kepalanya.

"Oh..turut berduka mas. Nah kalo gitu setiap kali kunjungan kesini harus mampir kesini..kopi bapak free untuk mas. Ini itung itung nambah persaudaraan saja" kata pa Tua sambil tersenyum.

"Alhamdulillah pak terima kasih..bapak tinggal dimana?"

"Ga jauh dari sini..bapak disini buka pagi banget jam 6 terus tutup jam 7 malam"

"Oh baik pak..aduh hujan ko tambah deres yah?"

"Ya udah disini aja dulu..kalo sudah reda baru bisa pulang..ini lho pisang goreng lumayan masih anget"

Danang mengambil 1 pisang goreng sambil nyruput kopi panasnya. Pandangannya tetap ketengah tengah area pemakaman. Samar samar ia bisa melihat kuburan Rani dari kejauhan.

●●●●

"Mas Ton" terdengar suara manja dari kmar sebelah.

"Ya sayang..kenapa?"

"Itu ponselmu berdering terus kenapa tidak diangkat?"

Toni mendekat dan melihat wajah Sulis dan nomornya disana. Dengan malas ia menekan tombol jawab.

"Halo"

"Wah ahirnya diangkat juga..cie cie yang sudah punya calon sibuk sampai tidak sempat angkat telepon"

"Oh aku lagi bebenah barang jadi ga kedengeran..aku taro ponsel deket meja dalam..gimana?"

"Lho apanya yang gimana? Ga gimana gimana hehe..kapan acara pesta pernikahan?" tanya Sulis.

"Insya Allah dalam waktu dekat inilah"

"Ooh..aku ko belum dapat surat undangan ya? Atau memang tidak diundang mungkin"

"Hmm..mau datang keresepsiku? Kirain ga mau datang.." ujar Toni datar.

"Ya kalo diundang aku akan datang pastinya..sekalian mau liat soapakah wanita yang akan menjadi istrimu"

"Oke nanti aku kirim undangannya"

"Sip..aku masih dialamat yang kama ko..masih inget 'kan?"

"Oh ya ya..sorry aku lagi bereskan barang barang masih banyak dimobil..kita sambung lain kali ya"

"Oh silahkan.."

Klik ia mematikan saluran telepon. Toni berdiri disana masih memegang ponselnya.

"Siapa mas? ko pembicaraannya aneh gitu?"

"Hmm..itu Sulis dia tanya kenapa ga diundang"

"Ya undang aja mas..terserah mau datang atau tidak"

"Ya oke kita liat nanti"

Laksmi menoleh kearah Toni, ia tersenyum dan mendekati. Laksmi melingkarkan kedua tangan ketubuh Toni. Wajahnya ia dekatkan.

"Jangan kawatir sayang..aku menegerti."

Laksmi meregangkan bibirnya, Toni menurunkan wajahnya dan mencium bibir yang merekah itu.

"I Love you Laksmi"

"Love you more beb" Laksmi meletakkan kepalanya didada Toni. Dibelainya rambut dikepala sang kekasih dengan penuh kasih sayang.

"Kita keluar beli asinan Bogor yuk diBintaro" ucap Toni.

"Asik! aku lagi mau yang pedes pedes! Besok kan Danang kerumah..seinget aku dia suka banget asinan. Kalo ibu kayanya ga suka yang pedes. Biar aku bungkusin 1 pasti Danang suka"

"Kamu tuh sayang banget ya sama adikku"

"Iya dong..padahal kalo ga dapet kakanya, dulu aku pikir aku akan gaet adiknya..soalnya ganteng banget"

"Eh busyet! gawat nih!"

"Ahaha! Ayok jadi beli asinan ga?" kata Laksmi sambil tersenyum riang.

●●●●

Danang sengaja membeli 2 tiket pesawat Semarang Jakarta agar cepat sampai. Ia sudah tidak sabar untuk menyelesaikan penjualan rumah agar bisa secepatnya pindah keSemarang.

Ketika pesawat mendarat dibandara udara Jakarta, disana sudah menunggu Toni dan Laksmi tapi yang lebih mengagetkan adalah hadirnya bu Tari.

"Halo! Wah ada bu Tari! Ya Allah..apa kabarnya bu?" Kata Danang kaget melihat bu Tari disana.

"Bu Tantri apa kabar?" ucap bu Tari sambil memeluk dan mencium pipi bu Tantri.

"Haha kaget ya..mas Toni sengaja bilang ke aku..ssst ini rahasia jangan kasih tau Danang kalau ibu juga diajak ngejemput!" ucap bu Tari sambil memeluk dan juga mencium pipi Danang.

"Gimana buk sehat? bagaimana kabar pak Mangun dan bu Ijah?" tanya Danang semangat.

"Alhamdulillah mereka sehat..katanya kalo ketemu Danang ajak mampir kerumahnya"

"Baik buk..saya akan sempatkan kesana"

"Oke..yuk mari kita keparkir mobil.." ajak Toni.

Memang semenjak Rani meninggal dan dikuburkan, inilah pertama kali Danang berjumpa lagi dengan bu Tari.

"Danang..ibuk liat kemarin ada beberapa orang berdasi memotret rumahmu..katanya mau dijual ya?" tanya bu Tari.

"Iya buk benar..rencana ini sudah lama sebetulnya. Waktu itu almarhum Rani sudah setuju saya jual rumah Jakarta dan pindah keSemarang..Nah, karena kebetulan ada buyer yang cocok maka saya segera melepaskan dan besok hari senin kita sudah kelarkan semuanya diNotaris"

"Oh Alhamdulillah ya! selamat deh..jadi rencananya pindah ke Semarang? Biar deket sama mamanya Rani ya?"

"Begitulah bu Tari..betul sekali biar deket sama mama Tantri sekalian nemenin diSemarang"

"Ngomong ngomong kita mau makan lalapan dulu di Danau Sampireun diBintaro..bu Tari oke makan ikan?" ucap Toni ketika masuk kemobil.

"Ibu sih apa saja bisa..itu yang ada danau ditengahnya? wah ibu suka yang traditional gitu "

"Siap..kita menuju kesana!" jawab Toni.

"Laksmi..kamu tambah Seger sekarang!" ucap bu Tantri.

"Masa iya buk? ya beginilah kalo sudah lama ga senam..semenjak pindah Jakarta, kerjanya makan tidur..makan tidur, mas Toni bilang gemukin badan biar nanti pake kebaya keliatan bagus..Haha emang kemaren ga bagus kali ya?"

"Wuih..Laksmi kan kaya bintang film, kurang apa lagi mas Toni?" kata bu Tantri bercanda.

"Hehe..ga buk bohong itu..emang Laksmi doyan makan ko hahaha!" Jawab Toni sambil menyalakan mesin mobil.

"Ya ampun..perasaan yang suka makan tuh mas Toni deh!"

Mereka semua tertawa, sebuah reuni keluarga yang menggembirakan..Hanya Danang yang dalam hatinya menyayangkan saat itu Rani tidak ada. Diam diam ia menarik napas dalam dalam mengenang kekasihnya yang telah tiada.

"Oya Danang..besok setelah dari notaris apa jadi mau liat motor?"

"Boleh banget mas..siapa tau dealer nya punya cabang diSemarang"

"Loh..kamu mau beli motor?" tanya bu Tantri.

"Iya mam..biar mobil diparkir rumah mama saja...siapa tau diperlukan kalau mas Toni dan mba Laksmi lagi ke Semarang..tapi, untuk bepergian saya mau pake motor saja lebih ringkes kayanya"

"Oh ya..ati ati Danang banyak yang ngebut dijalan" kata bu Tari ikut nimbrung dalam pembahasan.

"Njjih buk..saya akan hati hati"

●●●●

Tidak lama mereka sudah sampai di restoran Sunda Danau Sampireun.

"Katanya ikan bakarnya mak nyus disini..cobain ya buk Tantri" ucap Toni sedikit promosi.

"Oh ya? oke saya mau coba itu"

Danang dengan sigap menurunkan bu Tantri dari atas mobil.

Laksmi bergandengan tangan dengan buk Tantri, mereka saling bercerita..satu sama lain sangat kangen..semenjak Laksmi diboyong Toni keJakarta, nyaris mereka tidak pernah bertemu lagi.

"Nanti abis nikahan buat lagi grup senam dong"

"Iya buk..aku juga sudah bilang sama mas Toni..ternyata mas Toni setuju sekali"

Bu Tari berbincang bincang dengan Danang, mereka saling kangen kangenan juga.

》》》》》

Perjumpaan dengan Sulis.

Selasa, jam 7 pagi Danang sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Dipagi yang sejuk itu dengan semangat 45 ia langsung loncat dari tempat tidurnya menuju kamar mandi dan mandi dengan air dingin yang menyegarkan.

Sesuai dengan perjanjian Danang akan dijemput dihotel oleh Toni ke notaris sedangkan bu Tantri akan diajak Laksmi jalan jalan liat kota Jakarta yang selalunya penuh dengan drama kehidupan.

"Hai! sudah siap?" tepat jam 9 Toni datang mengetuk pintu kamar hotel.

"Yes let's go..kita breakfast dulu dilobi atau langsung berangkat?"

"Disini ga enak, mending kita ketempat bubur ayam pinggir jalan lebih sedap" ujar Toni.

"Pasti sedap dong campur debu hehe"

●●●●

"Eh Dan kamu jadi mau liat motor hari ini?" tanya Toni sambil memarkirkan kendaraan dekat orang jualan bubur ayam.

"Jadi mas..aku mau liat Honda CB 150R kayanya keren itu"

"Wah pilihan yang bagus!"

"Aku mau liat Yamaha juga kalo masih ada minat..dealernya deketan kan?"

"Iya itu hanya beda 5 toko jadi kita bisa jalan kaki dari dealer Honda ke Yamaha. Kamu bawa topi ga? agak panas lho"

"Ga apa apa mas..biar tambah item 'kan keren kaya orang Latino hehe"

"Terus tentang bengkel mobil dan motor jadi dibuka di Semarang?"

"Jadi dong mas! tapi ga jadi dilokasi toko ibuk..ternyata ada sebidang tanah kepunyaan Rani, ibu bilang kamu olah aja itu tanah daripada nganggur..dan ternyata lokasinya bagus sekali untuk bengkel..aku rencananya mau buat small Cafe juga jadi orang bisa service dan minum kopi"

"Keren! berapa luas tanahnya?"

"Kalo menurut ibu kira kira 350 meter..nanti di area belakang aku buat rumah joglo kecil untuk aku tinggal..mungkin kubuat 2 kamar tidur biar mas Toni kalo keSemarang bisa nginep"

"Wah terima kasih! Laksmi itu 'kan pasti sering pulang ke Semarang..kita bisa mampir"

"Sayang Rani tidak bisa menyaksikan semua ini..padahal dia banyak kasih masukan untuk proyek ini"

"Kamu masih terus berkunjung kemakamnya?"

"Alhamdulillah masih rutin mas, pagi dan sore"

"Ya sukurlah..ya udah, kamu sudah kenyang? kalo sudah yuk kenotaris"

●●●●

Pagi itu sengaja Laksmi mengajak bu Tantri jalan jalan di mall PIM Pondok Indah. Laksmi sebetulnya sudah mengincar sebuah selendang Kasmir yang indah disalah satu toko disana, ia akan membelikan bu Tantri sebagai oleh oleh.

Entah bagaimana ceritanya, ketika mereka selesai belanja oleh oleh. Diluar toko pakaian itu Sulis dan 2 orang teman wanitanya juga sedang berjalan dari arah depan.

Laksmi mengenali wajah Sulis, ia ingat sekali ketika Toni memperlihatkan beberapa fotonya.

Sulis berhenti pas didepan Laksmi, tiba tiba ia berkacak pinggang.

"Loh..ini kalau ga salah calonnya Toni ya? aku ingat dari foto yang Toni perlihatkan ke aku dulu"

Katanya sambil masih berkacak pinggang.

"Oh..ini mba Sulis ya?" ucap Laksmi sambil tersenyum.

"Hehe jangan panggil aku mba dong..kaya pembantu aja, lagian aku masih muda lho!" jawabnya becanda tapi terdengar ketus.

Laksmi sebetulnya mau ketawa tapi ia tahan kegeliannya..masalahnya dandanannya yang medok membuat wanita ini tampak tua. Laksmi bingung..ko bisa ya mas Toni naksir wanita model begini?

"Iya aku Sulis..mantan calon suamimu, ati ati sama Toni ya" ucapnya lagi.

"Maksud nya bagaimana?" tanya Laksmi tertegun mendengar kata kata Sulis.

"Toni kesukaannya yang bening bening.." sekarang ia sedikit berbisik, wajahnya dibuat seserius mungkin.

"Oh..saya taro kepercayaan saya sepenuhnya kepada mas Toni. Tapi terima kasih atas infonya..oke maaf ya kami jalan dulu, sampe jumpa" Laksmi sudah mencium aroma ga sedap ngobrol sama mantan mas Toni. Lama lama kalo ngobrol bisa naik pitam.

"Eh..jangan lupa undangannya..sampe sekarang belom saya terima" ucap Sulis sambil berlalu bersama kedua temannya.

"Itu mantannya mas Toni?" tanya bu Tantri.

"Hehe..pantesan mas Toni ga mau sama dia..tadi ibu liat sendiri kita belom pernah ketemu..tapi dia sudah menjelekkan mas Toni"

"Hmm sukurlah..dia dapet kamu Laks..ibuk sangat bangga kamu jadian sama mas Toni"

"Alhamdulillah banget buk..seandainya Rani ga kenal Danang maka akupun tidak akan kenal mas Toni.."

"Buk..kita ngopi sebentar yuk..dicafe yang ujung itu mereka menyajikan kueh kueh kecil yang enak"

"Aku manut saja hehe"

●●●●

Urusan dengan buyer dan notaris pada jam 12 sudah selesai, semua sertifikat sudah diserahkan dan tanda tangan sekaligus dana ditransfer kerekening bank Danang.

"Alhamdulillah mas semua sudah selesai..sekarang tinggal ke dealer motor saja"

Ahirnya semua urusan Danang selesai diJakarta. Bu Tantri juga selesai jalan jalannya. Menjelang pukul 4 sore mereka mengadakan pertemuan disebuah rumah makan dekat rumah Toni.

"Hari ini merupakan hari yang istimewa bagi diri saya, selain mendapatkan hadiah yang sangat bagus dari Laksmi saya juga gembira mendengar urusan jual rumah sudah beres..Besok kita akan kembali keSemarang..ibu doakan semoga acara pernikahan nanti akan berjalan dengan baik" ucap bu Tantri ditengah acara makan sore itu.

"Aamiin bu Tantri" jawab Toni.

"Mas..tadi kita jumpa dengan mantanmu..dia menanyakan apakah surat undangan sudah terkirim?" tanya Laksmi sambil melihat lihat menu makanan.

Hampir saja Toni terbatuk mendengar pertanyaan itu..

"Hmm..semoga hari ini saya bisa kirim dengan kilat khusus..jadi tadi kalian ketemu ya?"

"Iya mas ga apa apa sih, sempet juga kenalan sama ibu Tantri"

"Semoga gayanya tidak macam macam ya"

"Oh tidak mas hehe biasa saja" ucap Laksmi sedikit berbohong. Ia tidak mau adanya keributan atau kejengkelan dihati Toni. Biarlah toh dia hanya seorang mantan.

"Mas, aku ikut keSemarang sama bu Tantri dan Danang untuk mengecek bapak ibuku dan siapa saja yang akan ikut datang keJakarta, boleh?"

"Ya silahkan, mending kamu book pesawat sekarang sayang..jangan lama lama karena jumat ini kamu harus persiapan percobaan kebaya"

"Oke siap..cuma 2 hari setelah itu kesini bareng semua rombongan dari Semarang"

"Habis ini kita akan mampir kerumah pak Mangun sekalian juga katanya bu Tantri mau liat lokasi tempat dulu ditemukan Rani"

●●●●

Jam 5.30 ahirnya mereka sampai didekat rumah pak Mangun. Sengaja mobil diparkir didekat daerah terbuka itu.

Ternyata gubuk tua yang dulu pernah ada sudah hilang, beberapa patok batu beton sudah mulai nampak dibeberapa titik.

"Ooh..mungkin akan dijadikan jalan sambung disini..dimana ya posisinya? kamu inget Danang?"

Danang memperhatikan daerah sekitar situ..tapi setelah berbulan bulan tidak pernah kesana..keliatannya mereka kehilangan arah.

"Hmm..sepertinya sudah dibersihkan..kita kehilangan lokasinya..ya sudah, ayo kita jalan kaki saja kerumah pak Mangun..tidak jauh ko dari sini..saya masih ingat didepan dekat pohon itu kita masuk kekiri keperkampungan yang ada dibalik sana"

Danang menganggukan kepala..namun, ia jadi teringat kembali kejadian dipagi hari itu ketika mereka menguburkan Rani..ia ingin menangis memikirkan kembali peristiwa itu..

》》》》》

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!