Sore ini Nirmala baru saja pulang dari kantor nya, ia melangkahkan kaki nya gontai menuju rumah kontrakan nya.
Di sana di depan rumah kontrakan yang kecil Nirmala dikejutkan oleh seorang pemuda tampan yang mana ia adalah anak dari pemilik kontrakan yang ia tempati.
"Maaf a' kemarin Mala baru saja bayar kontrakan untuk dua bulan ke depan" Ujar Nirmala setiba nya ia di depan pemuda tampan itu yang bernama Dafa.
Dafa tersenyum melihat Nirmala yang kebingungan ketika mendapati diri nya yang biasa menagih uang kontrakan itu tengah berdiri di depan kontrakan nya.
"Mala, gue mau minta tolong dong!" Ucap Dafa.
"A'a' mau minta tolong sama Mala? Mala bisa bantu apa ya?" Tanya gadis polos itu.
"Kita kencan malam ini ya? Mau ya mau ya! Please" Memohon dengan kedua telapak tangan nya yang di katup kan Dafa terlihat sangat tulus.
"Mendadak sekali ya kak?" Tanya Nirmala dengan bimbang.
"Iya suntuk gue di rumah, lo sibuk ya? Nggak bisa ya?" Dengan memasang tampang sedih dan raut yang sedikit kecewa Dafa bertanya.
"Tapi Mala nggak bisa kalau malam ini, besok aja ya?" Berusaha menolak sehalus mungkin akhir nya Dafa pun mengerti dan menuruti keinginan gadis itu dan berbalik kemudian melangkahkan kaki nya untuk kembali pulang ke rumah nya yang berada di samping rumah Nirmala. Setelah Dafa menghilang dibalik pintu, Nirmala pun langsung masuk kedalam rumah nya dan mengunci nya dari dalam.
Sekitar jam delapan malam pintu kontrakan Nirmala diketuk oleh seseorang "TOK TOK TOK"
"Iya sebentar" Sahut Nirmala yang baru saja selesai mandi, gadis itu segera menyambar kaos oblong dengan acak yang ada di dalam lemari dan mengenakan nya, dengan sedikit berlari Nirmala mengusap-usap rambut nya yang masih basah menggunakan handuk nya.
CEKLEK! Pintu terbuka dan dia tidak melihat siapa pun di sana, namun baru saja gadis itu melangkahkan kaki nya melewati ambang pintu, sepasang tangan memeluk nya dari belakang.
"Aaaammpphh" Teriakan gadis itu segera dibekap oleh orang yang baru saja memeluk nya dari belakang.
"Sssssttt jangan berisik sayang, ntar dikira nya aku ini orang mesum lagi" Suara yang begitu akrab dengan indra pendengaran Nirmala itu dapat meredakan rasa terkejut gadis itu.
Nirmala membalik kan tubuh nya dan mendapati Kevin sang kekasih hati nya tengah berdiri dengan senyuman manis nya yang selalu dapat meluluhkan hati gadis itu.
"Kevin? Kamu kok nggak ngomong kalau mau kesini?" Tanya Nirmala dengan senyum nya yang malu-malu.
"Ya kalau aku ngomong jadi nya bukan surprise dong?" Dengan menaik turunkan kedua alis nya Kevin sengaja menggoda Nirmala.
"Aaaaaa jadi makin sayang deh" Peluk Nirmala melingkarkan tangan nya di pinggang Kevin.
Tanpa mereka sadari sepasang mata tengah mengamati perbuatan mereka berdua dengan tatapan tidak suka.
Nirmala segera mengajak kekasih hati nya itu untuk duduk di ruang tamu yang berukuran kecil itu.
Kevin tersenyum sambil menyingkirkan anak rambut yang sedikit menghalangi wajah Nirmala dan di selipkan nya di balik telinga Nirmala.
"Apaan sih senyum-senyum nggak jelas gitu kamu!" Gerutu Nirmala dengan pipi yang memerah.
"Cantik" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Kevin namun berhasil membuat Nirmala tersipu dan mengalihkan pandangan nya.
Kevin semakin gemas dengan kelakuan Nirmala, ia pun memegang dagu Nirmala dan sedikit mengangkat nya, kini wajah kedua nya pun saling berhadapan dengan tatapan mata yang saling menatap dengan tatapan teduh nan sayu.
Perlahan Kevin mendekatkan bibir nya dengan bibir Nirmala, namun gadis itu malah menolehkan kepala nya hingga bibir Kevin berhasil mendarat tapi tidak pada bibir Nirmala, melainkan di pipi Nirmala "CUP" bibir Kevin mendarat tidak sesuai dengan apa yang di inginkan pria itu.
"Sayang" Ucap Kevin gemas dengan tangan yang meremas pinggang Nirmala.
"Ahahhaha ampun ampun, ahahahha nggak Kevin cukup ahahha geli Kevin ampun" Ucap Nirmala dengan gelak tawa yang sangat keras sampai terdengar oleh penghuni rumah sebelah, ya di rumah sebelah ada Dafa yang tengah memanas hati nya.
"Oh jadi dia nolak gue sore tadi karena ada tu cowok yang mau datang, baik lah Mala ini lo yang mau" Dengan senyum licik nya Dafa mulai menyusun rencana.
Sedangkan di rumah kontrakan Nirmala, sepasang kekasih itu tengah menonton televisi dengan kepala Nirmala yang ia sandarkan di bahu Kevin.
"Kevin?" Panggil Nirmala yang langsung mendapatkan sahutan yang antusias dari sang kekasih.
"Iya sayang? ada apa?" Sahut Kevin.
"Kamu serius nggak sih sama aku?" Tanya Nirmala dengan nada yang sangat serius.
"Ya serius dong Yang, emang nya kenapa?" Kevin balik menanyakan alasan Nirmala menanyakan keseriusan nya.
"Aku mau kamu ketemu sama ibu dan bapak ku di kampung, kamu ngomong sama mereka kalau kamu bakal serius dan kita bisa melanjutkan kejenjang yang lebih serius lagi" Ucap Nirmala dengan menundukkan kepala nya.
Kevin terdiam cukup lama, dan itu berhasil menarik perhatian dari Nirmala.
"Vin? kamu marah?" Tanya Nirmala dengan memeluk pundak kekar milik Kevin, Kevin menoleh dan menatap lekat wajah Nirmala.
"Tapi dengan keadaan ku sekarang yang masih belum sukses, aku takut bapak dan ibu mu akan menolak ku, bisakah kau bersabar sebentar lagi, tunggu aku sukses dulu, menikah bukan hanya maslah aku dan kamu yang menjadi satu, tetapi penyatuan dua keluarga, dan pasti akan ada banyak maslah ekonomi yang akan kita hadapi, sebelum kita terjerumus kedalam pernikahan yang tanpa pondasi, lebih baik kita tanam dulu pondasi kita jadi kita akan sukses dan bahagia tanpa terusik oleh masalah ekonomi" Kevin menjelaskan panjang lebar dengan tangan yang mengelus surai panjang milik Maysa.
"Tenang saja aku akan segera melamar mu setelah aku menyelesaikan misi kali ini" Ucap Kevin.
"Misi? lagi? kali ini kau akan pergi kemana lagi?" Rengek Nirmala yang tiba-tiba mengerutkan alis nya.
Jujur saja Nirmala sangat tidak suka ketika Kevin sudah mulai berpamitan, karena kekasih nya itu sama sekali tak memberitahu nya pekerjaan apa yang selama ini ia kerjakan.
"Iya sayang, jangan cemberut dong, kan aku pergi bukan untuk bermain-main, aku pergi untuk mencari jalan kesuksesan supaya aku dapat membahagiakan mu suatu saat nanti" Ucap Kevin dengan menangkup kedua pipi Nirmala.
"Tapi Vin... "
"Ssssttt... di sini di hati ku hanya ada nama mu Nirmala Wulandari" Kevin menyela perkataan Nirmala dan lagi-lagi gadis polos itu pun percaya dengan kekasih hati nya. Kevin yang melihat Nirmala mulai yakin dengan diri nya lagi pun tersenyum dan memeluk gadis cantik dihadapan nya itu.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan aku" Ucap Kevin.
"Ya siapa suruh kau kelewatan" Sahut Nirmala yang masih di dalam dekapan Kevin.
"Apa? Aku kelewatan? bahkan menyentuh mu saja aku tidak pernah Yang, walau pun sudah setahun lebih kita pacaran dan selama itu pula aku selalu menahan diri ku, kau bilang aku kelewatan?!" Kevin tak terima di katai kelewatan oleh Nirmala, ia pun melepaskan pelukan nya.
"Iya kamu itu kelewatan, kelewatan ganteng nya maksud aku tuh" Ucap Nirmala berusaha untuk merayu Kevin agar tidak marah lagi.
"Hem sudah mulai berani menggoda ya ternyata, sini ku kasih sedikit hukuman karena sudah menggoda ku" Tanpa ampun lagi Kevin meraih pinggang ramping itu dan ditarik nya hingga Nirmala duduk di pangkuan Kevin.
Mata mereka pun saling bertatapan apalagi dengan posisi yang sangat mendukung karena Maysa duduk tepat di atas benda keramat yang sangat membahayakan anak perawan itu.
Kevin sedikit menarik tengkuk Nirmala dan menyatukan bibir mereka.
"CETAK!"
"Kok gelap mati lampu ya?...
bersambung...
Mata mereka pun saling bertatapan apalagi dengan posisi yang sangat mendukung karena Maysa duduk tepat di atas benda keramat yang sangat membahayakan anak perawan itu.
Kevin sedikit menarik tengkuk Nirmala dan menyatukan bibir mereka.
"CETAK!"
"Kok gelap mati lampu ya?" Ucap Nirmala yang lagi-lagi menggagalkan pendaratan bibir Kevin ke bibir nya.
"Sebentar ya Vin, aku cek dulu keluar siapa tau hanya turun" Ucap Nirmala yang beranjak dari paha Kevin gadis itu segera menuju pintu depan dan membuka nya.
"Nah kan benar cuma turun" Ucap Nirmala saat melihat rumah para tetangga nya yang masih terang benderang.
"CETAK" Nirmala kembali menyalakan lampu rumah nya dari meteran yang ada di depan rumah nya.
"Beneran turun Yang?" Tanya Kevin yang tiba-tiba sudah ada di belakang Nirmala dengan melingkarkan lengan kekar nya di pinggang ramping itu.
"Vin jangan gitu ah, malu nanti kalau ada tetangga yang liat" Ucap Nirmala dengan melepaskan lengan Kevin dari pinggang nya.
Kevin tersenyum dan mengacak rambut Nirmala gemas.
drrrtttzzz... drrrrtttzzz... drrrrtttzzz...
Tiba-tiba ponsel Kevin bergetar tanda ada panggilan masuk.
"Iya Halo pak ada apa?" Kevin mengangkat telfon tanpa meninggalkan Nirmala.
"Oh iya iya pak siap, saya segera berangkat" Ucap Kelvin kemudian ia mengakhiri sambungan telfon itu.
"Sayang aku... "
"Apa? udah mau pamit, pergi lama, nggak tau kapan pulang! ntar pulang-pulang aku udah bersuami... "
"CUP!" Dengan tiba-tiba Kevin mengecup bibir Nirmala yang sedari tadi nyerocos tanpa henti.
"Emmm!!" Nirmala memukul dada Kevin agar Kevin melepaskan ciuman nya.
"Jangan lagi kau bicara seperti itu! kau hanya milik ku, jangan sampai hati mu di isi oleh laki-laki lain" Ucap Kevin dengan tatapan mata yang sayu nan teduh, membuat Nirmala lagi-lagi terhanyut oleh nya.
"Ya maka nya jangan lama-lama, kenapa nggak kerja disekitar sini saja sih?!" Ucap Nirmala kali ini dengan nada yang lebih pelan, Kevin hanya tersenyum mendapati Nirmala yang tengah ber manja ini.
"Tidak bisa sayang, jika dekat dengan mu maka aku tidak akan bisa menahan diri ku lagi" Ucap Kevin dengan mencubit gemas dagu Nirmala.
"Ya sudah, hati-hati, jangan lupa kalau aku selalu menunggu mu" Ucap Nirmala dengan mencebikkan bibir nya.
Kevin lagi-lagi mengacak gemas rambut Nirmala, ia melihat ke kanan dan kiri dan saat ia tak mendapati siapa pun di sana kecuali mereka berdua, dengan gerakan cepat Kevin menarik tengkuk Nirmala dan m***mat bibir sexy itu sekilas.
"Tunggu aku" Ucap Kevin setelah melepaskan nya dan kemudian Kevin pergi dari kontrakan sang kekasih hati nya itu.
Nirmala menatap kepergian Kevin dengan mata yang berembun namun tak mau ia mengijinkan bulir bening membasahi pipi nya.
Tak lama kemudian setelah Kevin sudah tak terlihat lagi Dafa muncul di belakang Nirmala.
"Ekhem... " Pria itu berdehem dengan membungkukkan tubuh nya sampai wajah nya tepat berada di samping telinga Nirmala.
"ASTAGA! haaaahh a' Dafa!" Sedikit terlonjak Nirmala segera menghela nafas untuk menenangkan detak jantung nya.
"Cieee yang lagi sedih ditinggal pacar" Ucap Dafa.
"Apa an sih biasa aja deh! Oh iya ada apa a'a' kesini?" Tanya Nirmala dengan berjalan sedikit menjauh dari tubuh Dafa.
Namun bukan nya menjawab Dafa malah mendekat dan menghimpit tubuh Nirmala yang sudah terpentok di dinding rumah nya.
"A' jangan seperti ini! ini tidak baik" Ucap Nirmala yang segera mendorong tubuh Dafa agar menjauh dari nya, Dafa pun tersenyum dan pergi masuk kedalam rumah nya sedangkan Nirmala juga segera masuk ke dalam kontrakan nya dan tak lupa ia selalu mengunci pintu rumah nya.
Di dalam apartemen...
Terlihat Seorang laki-laki yang tengah berbincang dengan beberapa rekan nya.
"Bagaimana? sudah ada tanda-tanda dia dimana?" Tanya Kevin kepada beberapa rekan nya.
"Sorry Vin gue nggak yakin kalau dia ada di kota ini, tadi gue dapat laporan kalau dia ada di luar kota" Ucap Firza yang tak lain adalah tangan kanan Kevin.
"Lolos lagi?" Tanya Kevin dengan tatapan tajam nya.
"Tenang saja, Anton masih tetap memantau nya tapi beberapa hari ini Anton sulit untuk di hubungi" Ucap Derren.
"Lacak GPS yang tersambung dengan Anton" Perintah yang keluar dari mulut Kevin pun segera di lakukan oleh Derren sang otak komputer itu.
Pagi hari...
Nirmala keluar dari dalam kontrakan nya dan berniat untuk berangkat ke kantor, gadis itu tengah berjalan menuju halte bus.
Sesampai nya di halte bus ia duduk bersama dengan beberapa orang yang juga tengah menunggu bus pagi itu.
"Kerja dimana neng?" Tanya seorang ibu-ibu yang duduk di samping Nirmala,
"Di Kemilau grup bu, ibu mau mengantar sekolah ya?" Dengan sopan Nirmala bertanya balik karena ibu-ibu itu terlihat tengah memangku seorang anak kecil yang memakai seragam sekolah
"Iya" Sahut ibu-ibu itu dengan senyum ramah nya, "Oh iya denger-denger CEO Kemilau grup mau ganti ya?" Tanya ibu-ibu itu yang lumayan kepo dengan perusahaan besar itu.
"Hehe saya sih kurang tau buk, ya kali diganti, palingan cuma diturunkan ke anak sulung nya" Ucap Nirmala dengan nyengir ala pepsodent, karena memang dia tidak tau menahu tetang pekerjaan yang bukan urusan nya, yang ada di pikiran Nirmala hanyalah kerja dan gajian, sudah hanya sesimpel itu.
Tak lama kemudian bus yang mereka tunggu pun tiba, dan semua orang dengan tujuan se arah pun masuk kedalam bus.
Sesampai nya di kantor, Nirmala langsung berjalan menuju meja kerja nya, ia segera mengerjakan apa yang sudah menjadi tugas nya.
Di dalam kamar Dafa terlihat masih menggulung tubuh nya menggunakan selimut nya.
"DAFA!! SUDAH SIANG INI KAMU NGGAK NGAMPUS?!" Teriak ibu nya Dafa atau sering di sebut bu Dina pemilik kontrakan yang saat ini ditinggali oleh Nirmala.
"Hemm" Pemuda itu hanya menggeliat, bu Dina pun mulai terbakar emosi karena melihat anak laki-laki nya itu bermalas-malasan.
Wanita paruh baya itu pun segera berjalan menuju kamar mandi dan tak lama kemudian ia masuk lagi ke dalam kamar Dafa dengan membawa satu ember penuh dengan air dingin.
"Dafa! ibu panggil sekali lagi kamu masih tidak merespon ibu guyur sekarang juga!" Ancaman bu Dina dengan suara lantang nya sama sekali tidak membuahkan hasil, karena Daffa malah semakin menutup tubuh juga kepala nya menggunakan selimut tebal nya.
"Astaga!!" bu Dina mulai menggeleng-gelengkan kepala nya.
Pemuda itu tengah berkencan bersama seorang gadis, ia membelai meraba menikmati pemandangan sexy nan menggoda di hadapan nya itu.
Saat wanita itu menoleh nampak lah wajah sayu Nirmala.
"Mala?" Panggil Dafa dengan suara berat nya.
"Kau minum lagi sayang?" Suara merdu nan indah menggoda itu terdengar keluar dari bibir sexy itu.
"Hem... semua ku lakukan untuk mu" Ucap Dafa.
"Untuk ku?" Tanya Nirmala.
Dafa hanya tersenyum dengan menganggukkan kepala nya, ia meraih tengkuk Nirmala dan mendaratkan ciuman di sana.
Namun Nirmala menolak nya, dan membisikkan kata-kata di samping telinga Dafa, "Jangan cium yang ini, yang bawah saja" Bisikan suara lembut itu membuat Dafa berpindah posisi namun Nirmala menahan tubuh Dafa lagi, Dafa pun memandang bingung juga linglung.
"Kenapa lagi? hem?" Tanya nya seolah tak sabaran.
"Aku mau permen mu" Ucap Nirmala yang segera menggigit bibir Dafa sekilas, kemudian gadis itu langsung menghajar si lolipop panjang nan besar itu di kulum nya sampai sang empu nya berkata.
"Huuuuhhh yaah sayang, aku mau keluar!" Ucap Dafa dengan menggeliatkan tubuh nya dan...
BYUUUUUUURRRRR...
"Haaahhh haaahhh banjir banjir Nirmala banjir" Dengan posisi duduk dan kelabakan tangan yang melambai-lambai macam orang tenggelam Dafa berteriak-teriak.
Sedangkan bu Dina yang berdiri segera menutupkan ember yang sudah kosong itu ke kepala Dafa.
"Nih banjir ni banjir! Nirmala itu sudah berangkat kerja jadi nggak kebanjiran!" Ucap bu Dina sambil melenggang keluar dari kamar Dafa.
Dafa melepas ember yang menutupi kepala nya dan melihat ke sekeliling nya dan terakhir ia melihat bawah perut nya.
"Oh hanya mimpi...
bersambung...
"Halo! Siang nanti bawa anak itu ke gedung biasa!" Suara Kevin terdengar tengah berbicara dengan seseorang dari seberang telfon.
"Mila nama nya awas jangan sampai salah!" Terdengar Kevin menegaskan kepada lawan bicara nya di balik sambungan telfon.
Kampus...
Setelah melewati mimpi panjang dengan wanita idaman nya itu Dafa segera bersiap untuk berangkat ke kampus, ya umur dafa memang lebih tua dari Nirmala namun ia masih duduk di bangku kuliah, teman-teman nya menjuluki MAHASISWA ABADI.
Di Kantin kampus...
Dafa terlihat tengah berjalan menuju sebuah bangku kosong dengan membawa satu nampan yang ber isi satu gelas es cocacola dan satu porsi steak ayam kesukaan nya.
Ketika Dafa sedang asik dengan hidangan yang ada di hadapan nya itu tiba-tiba datanglah teman Dafa yang bernama Rio.
"Buset! ni anak makan kagak ngajak-ngajak ya?" Dengan meletakkan bokong nya di salah satu kursi yang ada di hadapan Dafa, Rio menyedot es cocacola milik Dafa.
"Ada apa?" Tanya Dafa tanpa mengalihkan pandangan nya dari steak yang ada di hadapan nya, tangan nya masih sibuk memotong hidangan favorite nya itu.
"Ada yang bocorin kalau lo suka sama tetangga sebelah lo, apa itu bener?" Tanya Rio yang berhasil membuat Dafa menghentikan kegiatan nya, dan beralih memandang Rio.
"Kalau gue lihat dari respon lo barusan sih, kek nya bener deh, lo suka sama Nirmala, iya kan?" Tebak Rio yang membuat ekspresi Dafa berubah.
"Ngomong apa sih? gak jelas!" Ucap Dafa yang langsung kembali menyantap steak ayam di depan nya.
"Dengerin gue fa, berita ini sudah sampai ke telinga genk Black Shadow, takut nya tu cewek jadi sasaran mereka buat menarik perhatian lo" Jelas Rio, Dafa yang semula menutup-nutupi perasaan nya itu menjadi bungkam, pemuda itu terlihat sedikit berfikir.
"Ijinin gue ya" Ucap Dafa yang segera berlari meninggalkan Rio.
Rio hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dafa, "Sudah jelas terlihat kau begitu mencintai nya" Lirih Rio sambil mencomot steak ayam yang di tinggalkan oleh Dafa, dan setelah habis Rio beranjak dari daru duduk nya namun seorang gadis pelayan kantin itu segera mendekati Rio,
"Maaf kak, bayar dulu dong" Ucap gadis itu dengan menunjukkan telapak tangan nya tanda ia meminta.
"Tapi ini... "
"Ya saya nggak mau tau, ini makanan milik siapa tapi yang saya tau ini makanan kakak yang habiskan dan saya hanya melihat kakak yang duduk disini, dan belum bayar" Ucap gadis pelayan itu menyela perkataan Rio dan masih dengan tangan yang menengadah di depan dada Rio.
"Haish, Dafa kurang ajar!" Lirih nya sambil merogoh saku celana nya.
"Ini gue bayar" Ketus Rio dan berjalan meninggalkan kantin.
Siang hari Nirmala tengah makan siang di kantin yang ada di depan kantor tempat ia bekerja.
"Mala? lo nggak makan di luar sama Kevin?" Tanya seorang gadis yang baru saja datang dan duduk di samping Nirmala.
"Nggak dia pergi" Sahut Nirmala dengan wajah cemberut nya.
"Lah pergi kemana?" Tanya gadis itu.
"Biasa lah Mil, dia selalu ada misi, sebel gue jadi nya, lo sendiri nggak sama Nico?" Nirmala balik bertanya karena memang sahabat nya yang bernama Mila itu selalu bersama Nico jika waktu istirahat begini.
"Tu dia panjang umur banget baru juga di gibahin, udah nongol aja" Tunjuk Mila ke arah pintu kantin dan di sana terlihat Nico yang tengah berjalan kearah mereka berdua.
"Sayaaaaang" Teriak Nico dengan merentang kan kedua tangan nya ke arah Mila. Mila pun juga membalas merentangkan kedua tangan nya, dan mereka berdua saling berpelukan layak nya sepasang kekasih yang telah lama tak bertemu.
"Ih dasar bucin" Ucap Nirmala yang segera menghabiskan makanan nya.
"Loh buru-buru amat mau kemana lo la?" Tanya Nico yang tangan nya masih bertengger di pinggang Mila.
"Mau balik ke kantor gue, males disini kek obat nyamuk" Ucap Nirmala yang di sahuti dengan kekehan sepasang kekasih itu.
Baru saja Nirmala keluar dari kantin, seorang security berjalan mendekati nya.
"Neng Mala!" Panggil nya dengan suara yang lantang sampai beberapa orang pun ikut menoleh ke arah nya.
"Iya saya, ada apa ya pak ya?" Sahut Nirmala dengan sopan.
"Ada yang nyariin neng tu di depan" Ucap pak security setelah sampai di depan Nirmala.
"Siapa ya pak?" Tanya Nirmala dengan berjalan kearah pos security bersama pak security.
"Saya kurang tau neng, tapi bukan mas-mas yang biasa nya sih" Jelas pak security.
Nirmala pun mengira-ira siapa kira-kira yang menemui nya di jam makan siang selain Kevin.
Sesampai nya di depan pos security, Nirmala melihat motor milik Kevin terparkir di sana.
"Kevin?" Lirih nya ketika melihat seorang pemuda yang membelakangi nya.
Pemuda itu menoleh dan bukan wajah Kevin yang terlihat oleh mata Nirmala melainkan laki-laki yang belum pernah ia temui.
"Siapa kamu?" Tanya Nirmala dengan nada halus nya.
"Saya hanya disuruh si pemilik motor ini untuk menjemput nona Nirmala" Ucap pemuda itu.
"Pak saya ijin sebentar ya?" Nirmala berpamitan dengan security ,
"Iya neng hati-hati balik jangan telat ya!" Setelah mendapat ijin Nirmala pun segera naik motor dengan laki-laki yang menjemput nya tadi.
Tidak ada sedikit pun keraguan di dalam hati Nirmala. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam.
Mereka sampai di sebuah gedung tua yang sangat usang mungkin sudah lama gedung itu tidak digunakan.
Di dalam gedung tua...
Seorang pemuda pimpinan dari genk nya, tengah duduk di atas kursi, ia terlihat tengah menunggu.
"Dimana ini? kok tempat nya serem?" Terdengar suara yang sangat familiar ditelinga pemuda itu.
"Apa mereka sudah datang?" Terdengar suara berat dari pemuda yang tengah duduk itu.
Belum sampai rekan-rekan nya menjawab pintu telah terbuka dan dari luar sana masuk lah dua insan berbeda gender itu.
"Kevin?" Ucap Nirmala yang baru saja masuk ke dalam gedung tua itu.
"Nirmala?" Sungguh terkejut Kevin di buat nya, dengan melihat ke arah rekan-rekan nya, Kevin hanya mendapatkan bahu yang terangkat dari mereka.
Demi melancarkan aksi nya Kevin pun berjalan dengan santai dan merentangkan kedua tangan nya untuk menyambut sang pujaan hati itu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Kevin yang masih memeluk erat kekasih nya itu.
"He'em tentu, dia membawa ku dengan sangat hati-hati" Ucap Nirmala dengan menengadahkan kepala nya untuk melihat wajah Kevin.
Di depan kantor tempat Nirmala bekerja Dafa memarkirkan motor nya di depan pos security.
"Maaf pak permisi!" Ucap Dafa kepada seorang security yang ada di dalam pos.
"Iya nak ada apa?" Tanya security itu kepada Dafa.
"Emm... Pak Sudar?" Tanya Dafa setelah membaca nama di dada security itu.
"Iya saya, ada apa ya?" Sahut pak security yang bernama Sudar.
"Bisa tolong panggilkan Mala?" Tanya Dafa.
"Mala yang mana ya?" Tanya Sudar yang memastikan ia tidak salah dalam memanggil karyawan yang ada di dalam kantor.
"Mala... mala... oh iya Nirmala! Iya pak Nirmala nya ada?" Ucap Dafa.
"Maaf kalau Mala yang Nirmala barusan pergi di jemput seorang laki-laki tadi" Jelas Sudar karena memang Nirmala sudah pergi sejak tadi dan belum kembali.
"Apa sudah pergi?!" Tanya Dafa terkejut.
Pak Sudar hanya tersenyum dengan menganggukkan kepala nya.
Terlihat Dafa menghubungi seseorang melalui ponsel nya.
"Halo! kumpulkan semua genk kita! SEKARANG!" Perintah Dafa yang kemudian memutuskan sambungan telfon nya.
Di dalam gudang...
"Sayang aku nggak bisa lama-lama sama kamu ini, soal nya ini masih jam kerja" Ucap Nirmala yang duduk di pangkuan Kevin.
"Oh iya iya, nggak papa, aku antar ya? Ayo!" Ajak Kevin, Nirmala pun segera berdiri dari duduk nya dan melangkahkan kaki nya keluar dari gedung tua itu bersama Kevin.
Setelah Nirmala dan Kevin pergi dari gedung tua itu Derren menghampiri Firza yang masih berdiri menatap kepergian sepasang kekasih yang baru saja berkumpul bersama mereka.
"Za! Kevin gimana sih? kok malah seolah-olah kita itu obat nyamuk?" Tanya Derren yang tak lain adalah laki-laki yang menjemput Nirmala dari kantor nya tadi.
"Lah lo yang bego! orang disuruh nyulik siapa yang lo dapet siapa!" Ucap Firza dengan enteng nya.
"Maksud lo?" Tanya Derren tidak paham.
"Lo tau? yang lo bawa barusan itu cewek nya Kevin, bukan target kita!"
"Apa?!...
bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!