Billa adalah siswi SMA Rembulan yang dikenal kutu buku, dan karena hal itu ia pun menjadi target bully di sekolahnya.Setiap harinya Billa menghabiskan waktu dengan di bully dan diperlakukan kasar, dan tak jarang pula ia mendapatkan pukulan dari para pelaku bully.
Setiap hari Billa pulang dengan membawa
senyuman palsu agar lbunya tak merasa cemas akan kaadaannya. Selama hampir dua tahun ia sekolah di sana Billa selalu mendapatkan hal yang sama. Setiap kali pulang kerumah Billa selalu membawa memar bekas pukulan di tubuhnya, tapi
ia terus berusaha agar lbunya tak melihat hal itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Eh, Billa? Kamu udah
pulang? Mau makan dulu?" tanya Bu Rani
kepada Billa.
Billa menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bu.
Aku belum lapar, lagipula aku harus
selesaikan tugas sekolahku. Maaf lbu makan
sendiri saja," jawab Billa.
"Hmm .. baiklah. Tidak apa, kamu belajar
saja yang giat dan luluslah dengan nilai
terbaik. Oya, tadi Bella menelpon," ungkap Bu
Rani seketika membuat ekspresi wajah Billa
senang.
"Benarkah? Lalu, apa yang dia katakan? Apa
dia akan menjenguk kita disini?" tanya Billa.
"lya," jawab Bu Rani dengan senyuman.
"Kapan?"
"Setelah ujian. Setelah dia selesaikan
ujiannya dia berjanji akan mengunjungi kita
disini."
"Kali ini dia tidak berbohong kan?"
"Tidak. Dia sudah bersiap-siap untuk kesini,
tapi dia minta syarat dari kamu."
"Syarat? Apa syaratnya?"
"Kamu harus mendapatkan nilai terbaik di
ujian kali ini. Bagaimana?"
"Aku pasti bisa mendapatkan nilai terbaik!"
seru Billa.
"Baiklah, semangatlah."
"Ya. Kalau begitu aku belajar dulu." Dengan
riang gembira Billa masuk kekamarnya dan
langsung membuka buku dan belajar.
Seketika itu Billa melupakan semua hal yang
terjadi padanya hari ini. Billa sangat senang
mengetahui Kakaknya akan mengunjunginya
dan lbunya.
Sepuluh tahun yang lalu Bu Rani dan Pak
llham bercerai, lalu hak asuh anak di bagi
dua. Bella bersama Pak llham, dan Billa
bersama Bu Rani.
Karena kedua orangtua kini sudah hidup
masing-masing Billa dan Bella pun terpisah.
Billa hidup sederhana bersama dengan
lbunya, sedangkan Bella tinggal bersama
Ayahnya di luar negri.
Walaupun terpisah dengan jarak Billa dan
Bella masih tetap berhubungan dan
hubungan mereka malah semakin kuat
dengan adanya jarak diantara mereka.
Hari ujian tlah tiba. Billa berangkat sekolah
dengan biasa yaitu dengan berjalan kaki, lalu
tiba\-tiba sebuah mobil mewah berhenti di
tengah jalan dan menghalangi jalannya.
Dari mobil keluarlah seorang pemuda
tampan dengan memakai seragam sekolah
yang sanma seperti Billa. Pemuda itu
mendekat pada Billa, sedangkan Billa
menatap pemuda itu dengan takut.
"David?"
"Ya, ini aku. Kenapa? Kamu merindukan
aku?" tanya David sambil mengelus lembut
rambut Billa.
Billa memejamkan matanya dan merasa jijik
saat tangan David menyentuhnya. "Hentikan
David! Aku harus berangkat ke sekolah
sekarang. Hari ini aku ada ujian," ucap Billa.
"Aku tahu. Baiklah kalau begitu aku akan
mengantarkan kamu. Ayo naik mobilku," ajak
David.
"Tidak,tidak perlu.aku bisa berjalan kaki saja,"jawab langsung berjalan dengan cepat.
Billa berjalan dengan cepat meninggalkan
David tanpa melihat sedikit pun kearah
belakang. Billa terus berjalan hingga
akhirnya ia pun sampai di kelas tepat pada
waktunya.
Kemudian jam ujian pun datang. Bu Guru
datang dengan membawa kertas soal, dan
kertas jawaban dan membagikan kertas\-
kertas itu kepada murid\-murid termasuk
Billa.
Saat Billa ingin mengisi soa\-soal itu tiba\-tiba
perutnya merasa tidak enak dan ia merasa
sangat mual. Merasa tak kuat lagi dengan
rasa mual itu Billa pun izin ke toilet.
Saat di toilet Billa terus mutah, ia merasa
sangat lemah, lesu, dan pusing. "Emm ..
kenapa aku mual dan pusing ya? Apa aku
salah makan? Atau jangan\-jangan . Tiba\-
tiba ekspresi wajah Billa tampak tegang.
"Itu tidak mungkin! Ini benar\-benar tidak kali dengan dia, jadi itu tidak mungkin! Tapi,
bagaimana jika semua itu benar? Tidak! Billa,
itu semua tidak mungkin, jadi jangan
dipikirkan lagi dan lanjutkan saja ujianmu.
Semangat!" Billa berusaha meyakinkan
dirinya sendiri bahwa tak ada apa pun yang
terjadi dan kembali ke kelas dan menjawab
semua pertanyaan yang di berikan oleh Guru.
setelah selesai menjawab semua pertanyaan Billa pergi meninggalkan sekolah
dan pergi ke apotik untuk membeli sesuatu.
"permisi, bisa berikan tast pack," pinta Billa
sambil berusaha menutupi wajahnya.
"kamu anak SMA? Tast pack buat apa?"
"berikan saja"
"Ini.,"
"Ini uang nya"Billa Mengambil tast pack itu dan kemudian pergi meninggalkan apotik itu.
Billa membawa tast pack itu kembali ke
sekolah dan langsung masuk ke kamar
mandi dan kemudian ia mengeluarkan tast
pack yang tadi ia beli
\#\#\#\#\#\#
gimana??Seru gak??pastinya😂😍
sebelum lanjut baca,sebaiknya sukai halaman dan coment nya yah.aku butuh support😍😢✨
salam author
🖐🏻
Billa menatap dirinya di cermin. "Ini tidak
mungkin. Aku tidak mungkin hamil kan? Ini
tidak mungkin! Aku akan buktikan, bahwa
aku tidak hamil!"
Billa melakukan tes yang ia berharap hasil
dari tes itu adalah negatif, tetapi sialnya hasil
yang ia dapatkan adalah positif.
Mendapati akan hal itu Billa merasa sangat
stres dan tertekan. Billa terus berteriak-teriak
histeris mengatakan jika semua ini tidak
mungkin! Tidak mungkin terjadi!
"Ini semua salah dia! Aku harus minta
pertanggung jawaban dia! Apa pun yang
terjadi dia harus bertanggung jawabl" seru
Billa sambil mengeluarkan ponsel dari
sakunya dan menelpon seseorang tapi
sayangnya ia tak mendapatkan jawaban dari
orang ia telpon itu.
Billa kembali berteriak-teriak histeris merasa
frustrasi pada dirinya sendiri. "Apa yang
harus aku lakukan? Semua kacau ." lirih
Billa.
Matahari kini tlah tenggelam dan kini giliran
bulan yang bersinar. Billa yang gelisah terus
menerus menelpon seseorang dan
mengatakan jika ia sedang hamil, tetapi
pemuda yang ia telpon itu mengatakan jika ia
tak peduli dengan apa pun yang dikatakan
Billa.
Billa merasa begitu frustrasi hingga ia tak
keluar kamar sama sekali sampai pagi
berikutnya datang.
Bu Rani yang merasa khawatir pun
mengetuk pintu kamar Billa untuk bertanya
apa yang terjadi, tapi Billa hanya menjawab
jika ia baik\-baik saja dan ia tak bisa ikut
bersama lbunya untuk menjemput Bella di
bandara.
Mengetahui jika Billa tidak ingin ikut Bu Rani
pun pergi ke bandara seorang diri untuk
menjemput Bella. Sesampainya di bandara
Bu Rani menghampiri Bella yang dari tadi
sudah menunggunya.
"Bella." Bu Rani dengan gembira memeluk
erat Bella.
"lbu ." Bella juga merasakan hal yang
sama.
"Bagaimana perjalan kamu?" tanya Bu Rani.
"Semua baik\-baik saja. Oya, dimana Billa?
Apa dia tidak ikut menjemput aku?" tanya
Bella.
"Tidak. Dia sepertinya sedang tidak enak
badan. Bagaimana jika kita sekarang pergi
ke rumah untuk bertemu Billa? Kamu pasti
sudah merindukan Billa bukan?"
"Ya."
Saat sampai di depan rumah Bu Rani dan
Bella pun masuk. Sampai masuk ke dalam
rumah Bella memanggil-manggil Billa, tetapi
tak ada jawaban apa pun dari Billa.
"Mungkin dia tertidur di kamarnya. Kamu
masuk saja, Ibu akan ambilkan air buat
kamu," jawab Bu Rani.
"Ya."
Saat Bu Rani pergi ke dapur mengambil air
minum Bella pergi ke kamar Billa. Kemudian
Bella membuka pintu kamar Billa, tetapi saat
pintu terbuka betapa kagetnya Bella melihat
Billa yang tergeletak di lantai dengan banyak
darah yang keluar dari tangannya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Bu Rani
yang tidak menyangka akan kehilangan Billa
secepat ini. Bu Rani merasa sangat terpuruk
sampai ia pingsan berkali-kali karena masih
tak terima dengan fakta bahwa Billa sudah
meninggal karena ia bunuh diri.
Kesedihan Bu Rani dan Bella makin
memuncak tak kala mereka mendengar saat
ini di dalam tubuh Billa ada nyawa lain, yaitu
tidak lain ada bayi yang juga ikut meninggal
karena tindakan Billa.
Mendengar kebenaran bahwa Putrinya
meninggal dalan kaadaan hamil Bu Rani
semakin terkejut dan akhirnya kembali
pingsan, sedangkan Bella masih tak percaya
dengan apa yang dikatakan Dokter.
"Dokter berbohong bukan? Saudara saja
tidak mungkin sedang hamil! Dia masih SMA,
dan Saya juga yakin dia tidak mungkin
melakukan hal hina itu! Bagaimana bisa
saudara Saya hamil? tanya Bella.
"Yang jelas saudara kamu sedang
mengandung. Kami tidak tahu dia melakukan
hal itu dengan segaja, atau terpaksa. Tugas
kami sudah selesai, jadi Saya permisi
dahulu." Dokter pun pergi.
Bella terdiam memikirkan perkataan Dokter.
"Dia melakukan hal itu dengan segaja, atau
terpaksa?" Bella terdiam kembali. "Ya! Itu
mungkin saja! Billa mungkin di paksa
melakukan hal itu. Aku harus mencari tahu.
Bella bangkit dan berlari kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah Bella melangkah
dengan langkah kecil masuk ke kamar Billa
yang kini dipasang garis pembatas oleh
Polisi. Dengan rintikan air mata Bella
mencari sesuatu di kamar itu, dan akhirnya
ia menemukan sebuah buku harian berwarna
hitam putih tergeletak di bawah ranjang
tidur.
Buku harian Billa? Mungkin di buku ini Billa
ada menulis tentang apa yang sebenarnya
terjadi padanya." Bella mengambil buku itu,
kemudian pergi meninggalkan rumah untuk
membaca buku itu di tempat yang tenang.
Bella membawa buku harian itu ke taman
dekat rumahnya, kemudian dengan hati\-hati
ia membuka buku itu dengan takut.
"Apa tidak apa\-apa aku membaca buku
harian Billa? Billa, maafkan aku karena
sudah lancang membaca buku harianmu.
Dengan perlahan Bella mulai membaca buku
harian itu dari awal.
bersambung.
\#\#\#\#yuhu jangan lupa Like and Koment dibawah😍😘.
dan jangan lupa Follow tik tok aku ;ID:chcaamwyn
Ig@chcaa\_923
fb@chcaa
"Namaku Billa, saat ini aku tinggal bersama
dengan lbuku di rumah sederhana tapi
bahagia. Saudaraku Bella dia tinggal jauh
dariku, jadi kami hanya bisa berhubungan
lewat ponsel. Hari ini hari pertama aku di
SMA. Awalnya aku kira aku akan menjalani
kehidupan masa SMA ku dengan tenang, tapi
tidak setelah Stela membuatku menjadi
target bully di sekolah. Sejak hari itu teman-
teman mengganggu aku, dan kadang mereka
juga memukulku. Tapi walaupun begitu hal
yang Stela lakukan tidaklah lebih buruk dari
yang dilakukan David padaku. Malam itu saat
ada pesta dirumahnya, dia menodaiku. Aku
hanya wanita lemah dan tak bisa melawan,
yang bisa aku lakukan hanyalah memohon,
tetapi David tak memperdulikan hal itu. Sejak
hari itu aku memutuskan menjauhi
semuanya, tetapi tadi aku baru sadar jika
saat ini aku sedang hamil. Dan bayi yang
sedang aku kandung saat ini tidak lain
adalah bayi David tentunya. Aku sudah
menghubungi dia berkali-kali, tapi dia bilang
dia tidak ingin bertanggung jawab. Aku
bingung! Aku frustrasi! Aku tidak ingin
menjadi beban bagi lbu, Ayah, dan
Saudaraku, jadi aku sudah putuskan. Aku
akan mengakhiri hidupku .." Air mata Bella
pun pecah ketika mengetahui selama ini
saudaranya menjadi korban bully di sekolah.
Bella melemparkan buku itu karena ia
merasa sangat marah karena selama ini tak
bisa membantu Billa. Bella merasa semua ini
terjadi karena ia tak bisa bersama dengan
Billa.
"Ini semua salahku. Andai saja aku lebih
memperhatikan Billa dan sikapnya pasti
semua ini bisa di cegah. Dasar laki-laki
sialan, berani sekali dia melakukan hal itu
kepada Billa. Aku tidak akan mengampuni
dia!' seru Bella.
Bella mengambil kembali buku itu. "Ini tidak
bisa dibiarkan begitu saja! Aku harus
laporkan hal ini ke polisi, tapi ... jika aku
hanya memberikan buku harian ini sebagai
bukti itu tidak akan membuat banyak
pengaruh. Aku harus mencari bukti yang
lebih kuat. Dan aku tahu harus berbuat apa.
Ini akan menjadi pembalasan dendam untuk
Billa."
pemakaman keluarga, di sana teman\-teman
sekolah Billa banyak yang datang kecuali
David yang tak tahu kemana hilanganya kini.
Entah dia ketakutan atau merasa bersalah
atas apa yang menimpa Billa, entalah hanya
dia yang tahu.
Bella yang terlambat datang ke pemakaman
itu hanya bisa melihat kuburan Billa saja kini.
Bella tak bisa lagi bertemu Billa untuk
selama\-selamanya, dan hal itu membuat
rasa penyesalan Bella semakin besar.
"Harusnya dari dulu aku menemui Billa. Jika
dulu aku tidak terus menunda keberangkatan
aku untuk bertemunya ini semua mungkin
bisa di cegah,"lirih Bella.
Bella menangis meratapi batu nisan Billa.
"Eh ... itu cewek siapa?" tanya Stela berbisik\-
bisik kepada temannya.
"Nggak tahu. Mungkin dia saudara jauhnya
Billa. Kenapa?" Nia balik bertanya.
"Nggak papa," jawab Stela singkat.
Billa kini sudah pergi dengan tenang ke
tempat Allah SWT, dan di sana Billa pasti
tidak akan merasakan kesedihan lagi. Bella
terus berdoa agar Billa tenang di sana, tapi
Bella juga tahu Billa tidak akan pergi dengan
tenang sebelum murid\-murid jahat itu
mendapatkan hukuman atas perbuatan tak
baik yang seringkali mereka lakukan.
Keesokan paginya Bella menghampiri Bu
Rani dengan membawakan makanan
untuknya. "Bu, Ibu makan dulu ya," ucap
Bella.
"lbu tidak ingin makan Bella," tolak Bu Rani.
"lbu jangan begitu dong. Nanti kalau lbu sakit
bagaimana? Kalau Ibu sakit Billa juga pasti
akan sedih disana. Jika lbu tidak ingin
makan ini demi lbu sendiri, setidaknya
makanlah ini demi Billa," pinta Bella
merintikan air mata.
Bu Rani yang melihat Bella menangis juga
ikut menjadi menangis, kemudian ia pun
berkata, "Baiklah. Ibu akan makan, " ucapnya.
Senyuman langsung terukir di wajah Bella.
"Kalau begitu Bella akan suapi lbu." Dengan
penuh cinta Bella menyuapi Bu Rani.
"Kapan kamu akan pulang?" tanya Bu Rani.
Bella terdiam. "Emmm... mungkin aku disini
sedikit agak lama dari rencana awalku,"
jawab Bella.
"Kenapa? Bagaimana jika nanti Ayah
marah?"
"Tidak papa Bu. Nanti aku akan minta izin
pada Ayah agar aku bisa tinggal disini lebih
lama lagi. Lagipula aku tidak mungkin
meninggalkan lbu di saat seperti ini.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan lbu. Jika
kamu tinggal lebih lama disini, bagaimana
dengan sekolah kamu? Bukankah kamu
sudah naik kelas tiga? Apa kamu mau
menghentikan sekolahmu hanya demi lbu?
Ibu tidak suka dengan hal itu Bella!"
"bu .. Ibu, tenanglah. Aku tidak akan berhenti
sekolah. Tapi, aku akan pindah sekolah,"
ungkap Bella.
"Apa? Kamu mau pindah sekolah? Kemana?"
tanya Bu Rani.
"Aku akan pindah kesekolah Billa," jawab
Bella.
"Kamu yakin dengan keputusan kamu ini?"
Yakin, Bu."
"Baiklah jika memang itu keputusan kamu.
Tapi, jangan lupa minta izin dulu pada Ayah."
"lya, lbu."
bersambung.
\#\#\#\#\#\#Bantu like and koment yah,😍😘\#\#\#\#\#
next.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!