- Indonesia -
" Hey, bocah berhenti..!!"
Tampak gadis itu tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari lelaki tersebut.
" Hey, bocah? Lo gak denger gue panggil? Suka banget nyuekin gue."
" Kan dah gue bilang berkali kali, jangan sok akrab sama gue, gue malas meladeni cewek cewek lo itu."
" Apa salahnya? Kan memang gue akrab sama lo. Lagian gue gak punya cewek Line."
" Bisa gak lo pura pura gak kenal sama gue?"
" Enggak. Lo itu teman gue Line. Jadi gak mungkin gue pura pura gak kenal sama lo."
" Lo tu selalu nyusahin gue tau gak. Lo tau cewek cewek lo itu hampir setiap hari gangguin gue cuma buat pertanyaan gak penting. Apa kesukaan lo, hobi lo, bahkan warna ****** favorit lo. Bisa gila gue lama lama."
" Hey, lo merasa terganggu sama mereka? Kalau gitu biar gue aja yang memperingati mereka. Mereka akan berhenti gangguin lo."
* Pletakk!! *
" Line..!! Kenapa lo mukul kepala gue?"
" Agar kebodohan lo pergi menjauh."
" Apaan sih Line. Gue serius."
" Lo bodoh beneran ya? Kalau lo ngomong sama mereka, yang ada mereka bakalan ngebully gue tau gak sih. Gue gak sepopuler lo idiot."
" Tapikan..."
" Gue bakalan jalan duluan. Lo jangan ngikutin gue. Jaga jarak 10 meter dari gue. Kalau enggak, gue gak akan mau temenan sama lo lagi. SELAMANYA...."
" Tapi,, hey Line.."
Gadis itu tampak pergi menjauh dari lelaki tersebut.
" Akhirnya gue bisa menjauhi si idiot itu. Bagaimana bisa dia gak menyadari bahwa banyak sekali cewek yang berusaha mendekatinya. Dasar bodoh."
Sesampainya dirumah, Line langsung memasuki rumah dan berniat langsung memasuki kamar. Akan tetapi, langkah Line terhenti karena panggilan seseorang.
" Line, kemari sebentar. Papa dan mama mau bicara sama kamu."
Ya mereka adalah papa dan mama Line. Vanilla Zarsya ZEn's dan Rendi Remos. Mamanya adalah CEO ZEn's Group dan Papa nya adalah CEO Remos Group. Setelah mereka menikah, papa dan mama nya sepakat untuk menggabungkan perusahaan mereka menjadi satu dan mengganti namanya menjadi Crosia Corp. Crosia Corp menjadi perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.
" Iya pa. Ada apa?"
" Minggu depan kita akan pindah ke Nyc. Jadi kamu persiapkan semua barang barang kamu."
" Tapi, Line udah nyaman disini pa. Kenapa harus pindah?"
" Sayang, kamu tau kan abang kamu yang satu itu. Kali ini dia benar benar membuat masalah. Mama dan papa gak bisa tinggal diam lagi sayang. Jadi kita harus pindah kesana."
" Kali ini apa lagi yang di lakukan si idiot itu? Kenapa selalu menyusahkan papa dan mama."
" Kalau kamu ingin marah, silahkan marah dengan abang kamu setelah kamu bertemu dengan nya Line. Papa akan mengurus semua berkas kepindahan kamu."
" Baik pa. Tapi Line harus pamit sama sama Karel."
" Oh teman kamu yang cowok itu ya? Papa gak suka kamu temenan sama dia. Dia kayak cowok cowok gak bener Line."
" Nah kan papa mulai lagi deh. Udah ah Line mau ke kamar mau mandi."
-------------------------------------------
Pagi ini Line bangun dan bersiap siap. Hari ini Line sudah janjian akan bertemu dengan Karel. Ya cowok idiot itu namanya Karel Susanto, teman sekaligus sahabat Line satu satunya. Line akan bertemu dengan nya di taman tempat biasa mereka bertemu. Line yang biasanya datang telat hari ini memutuskan untuk datang lebih cepat dari waktu janjian.
Sesampainya di taman tersebut, Line melihat Karel sudah sampai disana lebih dulu. Akan tetapi dia tak sendirian. Karel bersama dengan salah satu teman nya yang bernama Dio Pradana. Line kurang menyukai Dio karena Dio adalah anak nakal yang sering mengejek Line ketika di sekolah.
Line sengaja tak langsung menghampiri mereka karena tak ingin bertemu dengan Dio. Tetapi Line mendengar percakapan mereka.
" Rel. Lo serius ya betah banget temenan sama anak cupu kayak Crystaline."
" Ya terus kenapa?"
" Sintia lebih bagus kemana mana Rel. Udah cantik tajir lagi. Nah si Line? Udah jelek, cupu, kutu buku lagi. Udah jelas banget anak orang miskin nya."
" Lo bodoh ya Dio? Lo beneran gak tau siapa Crystaline?"
" Maksudnya?"
" Orang tua Celine itu pemilik Crosia Corp. Jelas dia lebih tajir dari pada Sintia."
" Lo tau darimana?
" Waktu pertama kali masuk sekolah, gue gak sengaja liat dia diantar pakai mobil mewah, Dan gue juga liat bokap nya. Gue tau bokap nya itu pemilik Crosia Corp karena sering muncul di majalah."
" Sumpah lo? Tau gitu gue baik baikin tu anak. Sialan."
" Hahaha, itu sih Derita lo. Lo kira gue mau temenan sama dia kalau dia bukan anak orang kaya. Sebentar lagi, gue bisa manfaatin dia. Gue bakalan manfaatin dia buat jadi ATM pribadi gue. Dia gak tau aja kalau gue sebenarnya tau identitas dia. Tinggal gue kasih cerita sedih. Dia pasti bakalan dengan senang hati ngeluarin uang nya buat gue."
" Pinter lo. Kalau gitu jangan lupain gue ya."
" Sip aman. Mending lo pergi sekarang, dia kayak nya bentar lagi sampai ni."
Setelah Dio pergi. Line sengaja tak langsung menghampiri Karel. Line berusaha setenang mungkin. Line berusaha untuk tak berteriak memaki Karel. Setelah tenang, Line menghampiri Karel. Karel yang melihat Line mulai melancarkan aksinya. Karel mulai menceritakan kalau dia sedang tertimpa masalah keuangan. Orang tua nya sedang dalam keadaan kritis karena perusahaan nya sedang dalam masalah.
Line yang sudah mengetahui rencana Karel mulai menjalankan rencana nya juga.
" Gue gak nyangka ternyata lo sesusah itu Rel. Gue juga ngajak lo kesini karena butuh tempat curhat. Hari ini gue baru tau kalau gue bukan anak kandung dari orang tua gue. Gue ternyata cuma anak adopsi Rel. Gue sedih banget. Bahkan mereka mau balikin gue ke panti asuhan karena gue gak sengaja mecahin guci kesayangan mama gue Rel."
" Hah? Maksud nya? Lo cuma anak pungut keluarga Remos?"
" Iya Rel, makanya gue sedih banget. Gue gak tau harus cerita ke siapa lagi, gue cuma punya lo Rel."
Karel benar benar terkejut saat mendengar cerita Line, jelas saja Karel langsung menunjukkan wajah aslinya.
" Jadi lo beneran cuma anak miskin? Jadi lo bukan anak dari keluarga Remos? Anjing, sia sia gue buang waktu gue selama ini buat temenan sama lo."
" Jadi selama ini lo temenan sama gue karena lo taunya gue anak dari keluarga Remos? Gue kira lo beneran tulus temanan sama gue Rel."
" Gila ya lo? Mana ada yang mau temenan sama orang miskin kayak lo. Mulai sekarang lupain semua nya. Jangan pernah sekalipun lo nyapa gue. Gue bukan teman lo sialan."
Line yang mendengar semua itu langsung tertawa terbahak bahak. Line tak menyangka bahwa orang yang selama ini dianggapnya sebagai teman malah mengecewakan nya.
" Lo bodoh ya? Tiba tiba ketawa gak jelas."
" Gue bodoh? Iya gue bodoh karena percaya sama omongan cowok kayak lo. Thankyou karena udah nunjukin sifat asli lo. Jadi gue udah gak punya alasan buat menetap disini. Semua yang gue bilang sama lo tadi itu bohong. Gue sengaja bilang kayak gitu supaya lo menunjukan sifat asli lo. Gue pergi sekarang."
Line meninggalkan taman tersebut dengan keadaan kecewa dan marah. Sesampainya di tepi jalan, Line berniat untuk menyebrang jalan. Tetapi tiba tiba ada yang mendorong Line dari belakang, itu Karel. Karel mendorongnya ke arah jalan raya. Line terjatuh dan pada saat yang sama ada sebuah mobil yang melaju kencang, akhirnya Line tak sempat untuk menyelamatkan dirinya sendiri..
****
" Ahh..! Menyakitkan sekali, apakah aku sudah mati? Bagaimana dengan si idiot itu? Apakah dia sedang menertawakan kematian ku ini?"
" Hey anak manusia, apakah kau menginginkan kesempatan kedua?"
" Hey, suara siapa itu? Tunjukan dirimu..!"
Tiba tiba muncul sebuah cahaya yang sangat menyilaukan.
" Kau tak perlu tau siapa aku, aku akan memberikan kesempatan kedua untuk mu."
" Hey sialan, bagaimana aku bisa mempercayaimu. Bagaimana caranya kau menghidupkan aku kembali, memangnya kau tuhan? Jangan bercanda.."
****
- Seminggu Kemudian -
Line perlahan membuka mata nya. Line melihat ruangan serba putih dan bau obat khas rumah sakit.
" Sialan...!!! Dimana ini?"
" Hey Line. Kamu baik baik saja sayang? Papa akan memanggilkan dokter."
Papa pergi menjauh, disini hanya ada mama dan gue.
" Line sayang, apa yang terjadi? Kenapa tiba tiba kamu mengumpat saat sadar?"
" Gak papa ma. Line haus."
Mama nya mengambilkan minum untuk Line dan membantu Line untuk minum. Setelah minum Line mulai bertanya.
" Kita dimana ma?"
" Di Rumah Sakit sayang."
" Kita masih di Indo ma?"
" Masih, kenapa Line?"
" Gak papa. Kita gak jadi ke tempat abang?"
" Gimana kita mau kesana? Sedangkan kamu mengalami kecelakaan. Tadi abang kamu bilang dia akan berangkat kemari besok."
" Bilang gak usah ma. Kita aja yang kesana. Line udah gak papa."
" Tapi sayang..."
Omongan mama terpotong karena kedatangan Dokter. dokter memeriksa keadaan Line, dan menyatakan semua nya baik baik saja. Dan besok sudah bisa pulang.
" Lihat ma pa, Line baik baik saja."
" Tapi apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa kecelakaan? Untuk ada orang yang melihat kamu, dan langsung membawa kamu kerumah sakit. Kamu tau, jantung papa hampir copot mendengar kamu kecelakaan."
" Line gak papa. Hanya tak sengaja tersandung dan terjatuh. Kebetulan ada mobil yang melaju. Dan Line gak ingat lagi."
" Kamu beneran Line? Bukannya kamu habis janjian dengan Karel saat itu. Dimana dia saat kamu kecelakaan? Dan kenapa dia sampai hari ini tak datang menjenguk kamu?"
" Dia gak akan berani jenguk Line pa. Line udah gak temenan sama dia."
" Kenapa?"
" Papa, Line baru sadar oke. Jangan tanyakan semua hal sama Line. Kasian dia, biarkan Line istirahat oke."
" Tapi papa mau tau ma. Kalau aja sampai kecelakaan Line ada hubungan nya sama dia. Papa pastiin dia gak bisa menjalani hidup enak lagi."
Keesokan hari nya Line sudah diperbolehkan pulang kerumah. Tapi Line merasa ada yang aneh dengan kepala nya. Seakan otaknya bekerja lebih cepat dari biasa nya. Line yang penasaran mengambil sebuah buku dan melihat ada beberapa soal yang ada disana, Line terkejut karena bisa menjawab pertanyaan pertanyaan itu secara langsung. Sebelum pulang, Dokter sempat mengatakan jika kepala Line terbentur dengan sangat keras saat kecelakaan, jadi ada 2 kemungkinan yang akan terjadi setelah sebagai efeknya, Line akan menjadi Idiot atau jika beruntung, Line akan menjadi Jenius.
Sesampainya dikamar nya, Papa, mama dan Line kaget melihat kamar Line yang super berantakan. Pantas saja kamar nya selalu dikunci. Mama yang melihat itu sudah seperti ingin menelan Line.
" Ini kamar atau sarang penyamun Line? Bagaimana bisa kamar kamu sekotor ini? Dasar Jorok. Mama gak mau tau, kamu bereskan sendiri. Jangan minta tolong sama bibik."
" Ma, Line baru keluar dari rumah sakit. Biar papa suruh bibik aja yang bersihin."
" Gak boleh. Line dari tadi sibuk bilang dia udah sembuh. Biarkan ini jadi hukuman buat dia. Gak pakai protes."
Setelah itu mama meninggalkan Line dan papa didepan kamar Line. Ya kadang sifat mama nya sangat keras pada Line, bahkan bisa tiba tiba memarahi Line tanpa alasan yang jelas.
" Yok, biar papa bantuin."
" Gak usah pa. Line bisa sendiri kok. Lagian sekalian Line mau nyiapin barang yang mau di bawa besok. Kita jadi kan ke Nyc nya pa?"
" Jadi sayang. Abang kamu udah papa kabarin disana. Papa keluar buat bujuk mama kamu dulu ya."
" Oke pa."
Line akan membersihkan sarang penyamun ini terlebih dahulu. Setelah sejam membersihkan kamar ini, akhirnya kamar ini baru bisa disebut sebagai kamar tidur. Rasa lapar pun mulai menghampiri. Line langsung menuju dapur.
" Coba kita lihat, apa yang bisa kita masak sebagai santapan siang ini."
Line mulai memasak beberapa masakan untuk makan siang bersama dengan mama dan papa nya. Bik Asih yang sampai di dapur kaget melihat Line yang memasak.
" Aduh non, biar bibik aja yang masak. Non duduk aja ya. Kan baru pulang dari rumah sakit.
" Gak papa bik, sekali kali Line mau masak. Hehehe."
Akhirnya Line masak di bantu oleh bik Asih. Pembantu rumah nya. Setelah 1 jam, semua masakan nya selesai dan di hidangkan di meja makan. Tak lama mama dan papa turun.
" Loh, kamu ngapain Line?"
" Masak buat mama sama papa. Tadi dibantuin bik Asih."
" Kamu bisa masak Line? Kok mama baru tau?"
" Tadi habis liat liat vidio masak. Jadi Line praktekin aja deh."
" Kok bisa?"
" Hehehe."
Setelah menyantap makanan tersebut, mama kaget karena masakan Line sangat enak. Mereka pun berbincang bincang di ruang tengah. Setelah itu kembali ke kegiatan masing masing.
****
Setelah selesai makan siang bersama mama dan papa, Line mencoba ke perpustakaan yang ada dirumahnya dan menghabiskan waktu dengan membaca buku, salah satunya adalah buku tentang bagaimana menjaga diri sendiri. Setelah merasa mengerti, Line berniat untuk mencoba mempraktekan beberapa gerakan, Line tidak menyangka jika tubuhnya akan dengan mudah mengingat gerakan yang di bacanya di bukunya tadi. Line berencana untuk keluar sebentar malam ini, setelah mama dan papa nya tidur tentu saja.
Waktu menunjukkan pukul 23:00 dan Line bersiap untuk ke club malam, ya tentu saja. Celine yang dulu tak akan pernah mendatangi tempat seperti ini. Line akan mencoba mengenali bagaimana kehidupan malam di sebuah Club malam terbesar di kota ini. Sebelumnya Line sudah mencoba beberapa alkohol dirumah tanpa sepengetahuan mama dan papanya, dan tingkat ketahanan tubuhnya terhadap alkohol lumayan tinggi.
Sesampainya di club malam terbesar di kota ini, Line langsung menghampiri bartender dan memesan minuman. Line mencoba untuk memesan minuman ringan terlebih dahulu. Tak lama, tiba tiba ada yang menghampiri dan menggodanya.
" Hey cantik, sendirian aja?"
Line tampak malas meladeni pria tersebut. Walaupun pria tersebut nampak lumayan tampan.
" Hey cantik."
Pria tersebut mencoba mendekati Line dan memegangnya, tentu saja Line yang sudah banyak membaca buku bela diri langsung membanting pria tersebut. Ternyata benar, Line bisa melakukannya dengan mudah.
" Nona, tolong, tolong lepaskan. Ini benar benar sakit nona."
" Lo tau apa yang paling gue benci? Seorang lelaki yang tak tau sopan santun terhadap wanita."
" Nona percaya lah, gue bukan orang yang bisa sembarangan lo singgung, sepupu gue adalah juara taekwondo nasional. Dia tak akan diam saja jika tau gue di ganggu seseorang. Bagaimana jika kita selesaikan masalah ini dengan lo nemenin gue minum malam ini?"
Line yang memang pada dasar nya sudah kesal duluan langsung melampiaskan kekesalannya kepada pria tersebut.
" Hei idiot, di kehidupan sebelum nya gue mungkin gak akan berani melawan dan akan diam saja, tapi sekarang bakalan gue perlihatkan gimana akibatnya kalau lo berani ngusik gue."
" Kakak, kakak, tolong maafkan teman kami, percayalah, sepupunya akan benar benar mencari mu jika kau menghajarnya lebih dari ini." Ucap salah satu teman pria itu.
" Lalu, lo mau gantiin dia? Kalau enggak, sekarang juga pergi dari tempat ini."
Mereka langsung membawa pria tersebut keluar dari club tersebut. Line melanjutkan kembali minumnya. Kemudian bartender menghampirinya.
" Lo orang baru ya?"
" Kenapa?"
" Karena cuma lo yang berani cari masalah sama dia. Sepupu nya adalah William Skoci. Juara turnamen nasional. Dia juga merupakan salah satu gangster disini."
" Gue gak perduli. Itu akibat jika dia berani ganggu gue."
" Hey nona. Semoga lo beruntung. Lo lihat di sana, itu William Skoci, dia pasti nyariin lo."
Line melihat kearah pintu masuk, jelas saja itu adalah lelaki yang baru saja ia hajar dan beberapa orang lainnya. Mereka menghampiri Line.
" Apakah kau yang membully sepupu ku?"
" Kalau lo udah tau jawabannya, kenapa masih bertanya?."
" Bisa kau jelaskan mengapa kau membully nya?"
" Tanyakan pada Idiot itu, apa yang sudah dia lakukan."
" Hey nona. Kau sudah kelewatan, bagaimana kau akan menyelesaikan nya? Perlukah aku mematahkan tangan mu? Atau kaki mu? Bagaimana kalau menemani kami minum? Akan ku pertimbangkan untuk melepas mu kali ini."
" Kalau gue menolak?"
" Kau harus menghadapi semua orang orang ku."
" Sampah..!!"
Tak sampai 5 menit, 10 orang yang dibawa oleh Skoci sudah tumbang dibuat Line.
" Sialan.. Jangan senang dulu kau bocah, aku akan memberi mu pelajaran."
" Benarkah? Bagaimana kalau lo juga kalah?"
" Omong kosong..! Jika aku kalah, aku akan mengakui mu sebagai bos ku."
Bahkan belum sempat Skoci mengayunkan tangannya, Line sudah lebih dulu melompat kearahnya. Tak sampai semenit, tubuh Skoci sama sekali tak dapat di gerakkan.
" Apa yang kau lakukan bocah? Kenapa tubuh ku tak bisa di gerakkan?"
" Lo kalah."
" Kau curang..!! Aku tak bisa menerima ini."
" Baiklah, dari awal apa lo gak mikir kalau lo sedikit keterlaluan, gue seorang gadis dan gue sudah menghajar 10 anak buah yang lo bawa. Dan lo masih ingin ngelawan gue? Baiklah kalau itu mau lo, jangan salahkan gue kalau gue keterlaluan."
Line mengembalikan keadaan Skoci seperti semula. Skoci tak membuang waktu, dia langsung melancarkan serangan kearah Line. Akan tetapi karena tubuh Line yang lincah, itu membuatnya sangat mudah untuk menghindari serangan Skoci. Setelah 5 menit Line hanya menghindari serangan, akhirnya Line menyerang Skoci tepat pada titik vitalnya, yang membuat Skoci langsung tumbang.
" Masih ingin lanjut?"
" Aku menyerah nona. Aku akan menepati janji, kau adalah bos ku sekarang."
" Bos apanya? Lo kira gue tertarik sama kelompok gangster lo itu."
Line sebenarnya kehabisan tenaga karena tiba tiba memaksakan tubuhnya untuk bergerak, bahkan Line sendiri kaget karena bisa mengatasi semua orang orang yang di bawa Skoci, untungnya Line sangat pandai untuk menunjukan Poker Face.
" Sekarang anda adalah nona kami, sebenarnya saya pun bukan gangster, hanya mengenal beberapa gangster saja."
" Terserah lo aja. Gue akan pulang sekarang."
" Baiklah nona, ini kartu nama saya, silahkan hubungi saya jika anda membutuhkan sesuatu."
Line meninggalkan club malam tersebut. Line gak pernah berfikir untuk berurusan dengan para gangster. Tapi mungkin mereka akan berguna pada waktunya. Sesampainya di rumah Line langsung beristirahat.
****
Seminggu pun berlalu, hari ini Line akan berangkat ke Nyc bersama dengan orang tua nya setelah keberangkatannya tertunda karena ada beberapa hal. Line sempat menemui William Skoci dan memberitahukan nya jika Line akan pindah ke Nyc. Skoci juga memberitahukan bahwa sebulan lagi dia akan ke Nyc untuk bertemu dengan beberapa gangster disana. Line tak terlalu memperdulikan hal tersebut, karena dirinya tak berniat untuk berurusan dengan para gangster atau mafia disana, karena itu akan sangat berbahaya bagi dirinya yang masih pemula.
Sesampainya di Nyc, Line bersama orang tua nya langsung menuju kerumah mereka disana yang di tempati oleh abang nya Line. Tetapi bahkan sesampainya mereka disana, mereka tak mendapati keberadaan abang nya. Mama nya kali ini benar benar uring uringan, bahkan no hp nya tak dapat di hubungi. Line tak mau ambil pusing, toh abang nya sudah besar, bukan anak TK yang tak tau arah jalan pulang.
Line mulai membereskan barang bawaan nya ke kamar yang ditunjukan oleh mama nya. Kamarnya tepat didepan kamar abang nya di lantai 2.
****
- Sebulan kemudian -
*drrrtt drrrttt*
" Hey, nona muda, bagaimana kabar mu?"
" Tak perlu basa basi, gue sibuk. Ada apa?"
" Baiklah nona, Tuan Rem sedang berada di Nyc, ia ingin menemui nona malam ini, bagaimana?"
" Baiklah, lo dimana sekarang? Gue bakalan nyamperin lo."
" Baik nona. Kami di Manhatthan. Saya akan menjemput nona jika mau."
" Tak perlu. Gue bisa sendiri. Tentukan aja dimana kita ketemu. Sore ini gue kesana."
" Baik nona."
Pada akhirnya William Skoci tetap tak berhenti manggil Line dengan sebutan nona.
Baiklah gue akan bersiap siap. Bagaimana mungkin pak tua itu tiba tiba datang ingin menemui gue.
Beberapa jam kemudian, Skoci mengirimkan alamat tempat janjian. Line bersiap siap untuk berangkat.
" Ma, pa, Line keluar dulu ya. Mungkin sampai malam."
" Kamu mau kemana sayang?"
" Ketemuan sama teman pa."
" Dimana? Perlu papa anterin sayang? Kamu kan belum tau jalanan disini."
" Gak perlu pa. Line bisa sendiri kok. Oke bye ma, pa."
Line langsung pergi menemui Skoci. Membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ditempat yang di kirim Skoci.
" Nona, akhirnya anda sampai."
" Ya, jalanan nya agak susah. Gue kira nyasar. Lo bawa mereka?"
" Tentu saja nona. Tak mungkin saya membiarkan anda menemui Tuan Rem itu tanpa pengawalan. Saya bahkan tak tau apa yang ada di pikirkan nya."
" Baiklah, terserah lo aja. Kita berangkat sekarang."
Line dan juga Skoci beserta bodyguardnya langsung berangkat menuju tempat yang sudah dijanjikan. Ternyata tuan Rem itu memilih sebuah restoran yang ada di Manhattan sebagai tempat pertemuan. Sesampainya disana, mereka sudah mengatur orang untuk menjemput Line.
" Selamat datang Nona Line. Dan apa kabar Skoci?"
" Kenapa kau yang menjemput kami?"
" Siapa dia Skoci?"
" Dia.....
****
" Selamat datang Nona Line. Dan apa kabar Skoci?"
" Kenapa kau yang menjemput kami?"
" Siapa dia William?"
" Dia..."
" Perkenalkan nona, saya asisten pribadi Tuan Rem. Bastian Roulee. Tuan Rem secara pribadi meminta saya untuk mengantar nona ke ruangan yang sudah dipesan."
" Baiklah, gue harap lo maklum kalau gue bawa beberapa orang. Mereka akan menjaga diluar ruangan, tenang saja. Hanya untuk keamanan gue."
" Tak masalah nona."
Setelah itu Bastian mengantarkan Line ke ruangan yang sudah dipesan. Nampak sudah ada beberapa orang yang hadir disana, dan apa apaan itu, kenapa lelaki itu ada disini.
Sialan..!!
" Tamu kita sudah tiba."
" Hey nona Line. Apa kabar?"
" Saya akan memperkenalkan mereka semua nona. Yang duduk di kursi roda ini adalah Tuan Rem. Dia adalah pimpinan Mafia disini."
" Ya gue adalah orang yang berbicara dengan lo beberapa hari lalu."
Sialan, dia pura pura gak mengenal gue sekarang. Baiklah, gue ikutin permainan lo sialan. Setelah ini, gak akan gue lepasin lo.
" Ternyata lo si pak tua menyebalkan itu."
" Hahaha, gue senang mendengarnya. Lo memang orang yang menarik nona Line. Baiklah, yang di samping gue ini adalah Mr. Roulee. Dia adalah guru bela diri Skoci dan tentu saja kakek dari Bastian."
" Haha, aku hanya pak tua biasa. Senang bertemu dengan anda Nona Line."
" Senang juga bertemu dengan anda Mr. Roulee."
" Hey, kenapa lo sangat sopan terhadap pak tua itu, tapi bersikap kasar sama gue?"
" Lo pantas mendapatkannya pak tua."
" Hahaha, aku suka sekali dengan anak muda yang seperti nona Line, bagaimana jika kamu menjadi cucuku nona Line?"
" Kakek??!!"
" Apa? Aku hanya menginginkan Nona Line untuk menjadi cucuku. Aku akan menganggap Nona Line sebagai cucuku. Apa yang salah?"
" Kau membuat semua orang salah paham Kakek.."
" Apanya yang salah paham, bagaimana dengan mu nona Line?"
" Cukup panggil saya Line Mr. Roulee."
" Kalau begitu kau harus memanggilku kakek. Kedepannya jika kau menemui kesulitan, silahkan hubungi kakek mu ini, kakek ini pasti akan membantu mu."
" Terimakasih kakek."
" Baiklah, sepertinya lo masih marah sama gue Nona Line. Lo bahkan gak menganggap gue ada disini. Mari kita lupakan sejenak masalah itu, bagaimana jika kita membahas masalah utama kita pada hari ini?"
" Baiklah. Dan apa masalah utamanya?"
" Gue yakin lo udah ketemu dengannya. Dia adalah Daniel Black. Gue dengar lo terlibat masalah dengan mereka beberapa hari yang lalu. Bisakah lo melupakan kejadian yang lalu? Karena Daniel adalah salah satu partner bisnis gue. Tentu saja kami akan memberikan kompensasi."
" Gimana menurut lo?"
" Mari lupakan masalah yang lalu, ini adalah kompensasi yang akan Daniel berikan."
" Uang 10 M, Paradise Club NYC, Mansion di NYC. Paradise Hotel di NYC. Lo serius memberikan ini sebagai kompensasi? Lo gak ngerasa ini terlalu banyak? Bukannya ini sama saja lo menyerahkan semua nya ke gue?"
" Iya nona Line. Jika anda menginginkan sesuatu anda bisa mengatakannya, saya akan memenuhinya."
" Tidak, ini bahkan terlalu berlebihan, gue bukan orang yang serakah, gue juga akan mengembalikan semua ini, karena gue pasti akan membutuhkan bantuan lo untuk kedepannya."
" Terimakasih nona Line, tapi anda tak perlu mengembalikan semuanya, mulai hari ini, nona adalah bos saya. Saya akan mendengarkan semua perintah nona. Seluruh aset saya akan saya pindahkan ke Nona Line. Saya hanya akan mengambil hak rumah saya."
" Hahaha, baiklah. Sekarang permasalahan sudah selesai. Dan satu lagi, Nona Line sebenarnya adalah adikku. Dia adalah Crystaline Amanda Remos. Jika kedepannya ada yang berani menyinggungnya, maka orang itu secara tidak langsung telah menyinggung ku. Kalian paham kan maksud ku?"
" Baik Tuan Rem."
Line bahkan tak tau harus bagaimana, ini bahkan diluar ekspetasinya. Dia mendapatkan harta secara cuma cuma hari ini. Dan sialannya ini pasti kerjaan lelaki sialan ini.
Setelah acara perjamuan tersebut, semua kembali ke penginapan masing masing, yang tersisa hanya ada Line, Tuan R, Bastian Roulee, dan Skoci.
" Apa lo sedang buru buru Line?"
" Kenapa?"
" Tidak, gue hanya ingin memperbaiki hubungan kita, gue minta maaf karena sebelumnya tak memberitahukan tentang kondisi gue ini."
" Heh sialan, lo mau ngebunuh gue atau gimana? Kenapa lo malah ngasih tau nama asli gue ke mereka semua? Gimana kalau salah satu dari mereka malah ngincar keluarga kita?"
" Lo tenang aja, mereka semua bisa dipercaya kok. Lagian mereka juga udah tau siapa gue sebenarnya. Lalu untuk apa di sembunyikan."
" Hah, sialan. Lo gila..!! Dan sekarang gue gak tau harus ngomong apa ke papa dan mama? Dan kenapa lo gak ada dirumah saat kami semua sampai rumah idiot?"
" Hey, tak perlu semarah itu. Gue bakalan pulang, tapi tunggu kondisi gue setidaknya membaik. Gak mungkin gue nemuin mama dan papa dalam keadaan begini."
" Mau sampai kapan? Lo udah sebulan gak pulang, dan mama benar benar khawatir sama lo. Bahkan mama jadi sering marah marah gak jelas. Katakan apa yang terjadi? Mengapa kondisi lo bisa kayak gini?"
" Sebulan yang lalu, saat gue mau jemput kalian ke bandara, tiba tiba gue ngerasa badan gue lumpuh dan gak bisa di gerakin. Jadi gue menghubungi Bastian buat jemput gue. Gue gak mau mama dan papa ngeliat kondisi gue kayak gini."
" Lo tau apa penyebab nya?"
" Gak sama sekali. Bahkan sekarang gue ketergantungan obat. Kalau gue gak makan obat ini, gue susah gerak."
" Dengar Damian Ananda Remos, kondisi lo saat ini karena terlalu banyak mengkonsumsi racun. Memang tidak mematikan secara langsung, tapi racun ini perlahan lahan akan mengurangi fungsi tubuh lo. Dan akhirnya mengakibatkan nya mati."
" Racun? Bagaimana bisa disebabkan racun?"
" Obat lo itu, mengandung racun didalam nya. Bahkan dari bau nya saja gue udah tau."
" Darimana lo tau tentang itu?"
" Tentu saja gue belajar idiot, gue udah banyak baca buku tentang obat obatan, bahkan hampir semua buku yang ada dirumah udah pada gue baca."
" Hey, Setau gue lo paling gak suka yang nama nya baca buku atau belajar. Sejak kapan lo jadi suka belajar?"
" Sejak kemarin kemarin. Yang penting sekarang, gue bakalan nyariin obat buat lo. Dan jangan pernah minum obat ini lagi. Dan darimana lo dapat obat ini?"
" Ini adalah obat yang biasa gue dapatkan dari dokter pribadi gue melalui Bastian. Apa kau yang melakukannya Bastian?!!"
" Damian, gue bersumpah bukan gue, lo paling tau kalau gue sangat menghormati lo, gue gak mungkin melakukannya."
" Tenang lah Damian, gue bakalan nyari tau darimana asal obat ini. Dan untuk sementara jangan mengkonsumsi obat itu lagi."
" Baiklah Line."
" Jadi lo tinggal dimana sekarang?"
" Di Paradise Hotel."
" Okelah, sekarang gue pulang, besok gue bakalan ke sana buat ngecek keadaan lo. Beberapa orang gue akan berjaga disana."
" Banyak hal yang mau gue tanyain sama lo Line."
" Besok lo boleh nanya apa pun ke gue. Sekarang gue harus pulang, kalau enggak, mama sama papa pasti khawatir sama gue."
" Kalau gitu hati hati dijalan."
****
Ini adalah hari yang menyenangkan menurut gue, sembari mencari bahan obat untuk Damian, gue bisa menikmati pemandangan Nyc yang begitu menakjubkan.
" Kemana lagi tujuan kita nona?"
" Kembali ke hotel."
" Baik nona."
" Bisa gak sih lo berhenti manggil gue nona, bahkan umur kita hanya berbeda 5 tahun."
" Apa salah nya memanggil anda dengan sebutan nona, dari awal saya selalu memanggil anda nona."
" Berhentilah idiot, atau gue akan benar benar menghajar lo sekali lagi."
" Baiklah baiklah. Gue penasaran sama lo sebenarnya. Sewaktu gue mencari informasi tentang lo, lo itu cuma cewek kutu buku yang bahkan sering di bully disekolah dulu. Tapi kenapa sekarang seakan akan lo jadi orang yang berbeda?"
" Mau gue hajar?"
" Oke oke. Gue gak bakalan nanya lagi. Jadi bagaimana dengan laki laki yang hampir ngebunuh lo?"
" Sialan. Sebanyak apa yang lo tau? Bahkan bokap gue gak tau masalah itu. Jangan bilang Damian tau?"
" Sorry gue gak tau. Gue belum bilang ke Damian."
" Awas kalau lo berani buka mulut. Gue bakalan menghancurkan mereka tentu saja. gue akan membalas perbuatan mereka satu persatu."
" Baiklah, apapun yang lo lakuin, gue akan ngedukung lo. Dan Line, bisakah gue membawa anak buah gue untuk kerja disini? Mereka tak memiliki pekerjaan disana."
" Bawa saja, mereka bisa bekerja di Club dan Hotel dari Daniel. Gue akan mengembangkan bisnis di sini sembari melanjutkan pendidikan ku."
" Lo yakin Line? Anak buah gue lebih dari 100 orang."
" Bawa saja. Tapi pastikan tidak ada yang berkhianat, jika ada yang berani gue gak akan kasih ampun."
" Baiklah, lo memang berbeda dari kebanyakan orang Line."
" Terserah, jangan ganggu gue sampai malam. Lo urus sendiri jika terjadi sesuatu."
" Baiklah, gue akan menyuruh beberapa orang untuk menjaga di depan kamar lo. Kalau lo butuh apa pun katakan pada mereka."
Setelahnya Skoci pergi dan Line fokus mengerjakan kegiatan selanjutnya. Tanpa sadar ia menghabiskan waktu seharian dikamar nya. Jam sudah menunjukkan waktu makan malam. Line keluar dari kamar hotel nya, ternyata memang ada beberapa orang yang berjaga di depan kamarnya.
" Selamat malam nona, Ada yang nona butuhkan?"
" Tidak, Apa tadi ada orang yang nyari gue?"
" Ada beberapa orang nona, Bos Skoci berpesan setelah nona selesai langsung ke restauran saja. Mereka sedang berkumpul di sana. Mari saya antar nona."
" Baiklah, tunggu sebentar gue akan bersiap siap. Sekalian gue mau pulang."
Line kembali masuk ke kamarnya dan mandi, kemudian dia bersiap siap. Tak lupa Line juga membawa obat yang sudah ia dapatkan. Kemudian Line keluar dan langsung menuju restauran. Sesampainya di restauran, Line langsung disambut oleh Bastian.
" Apa kabar nona Line?"
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!