Cala Fahad, gadis yang baru saja lulus kuliah di usia 21 tahun, banyak orang yang memuji dan mengatakan jika Cala cantik, dan imut bahkan kesan seksi juga melekat pada dirinya, namun sayang sedikit jutek pada orang yang tidak di kenalnya.
Gio Ervin Melviano, seorang pengusaha muda, tampan, mandiri, dan seorang yang dingin di luar hangat di dalam, di usianya yang ke 28 tahun dia sudah memiliki seorang kekasih cantik bernama Vina.
.
.
sama seperti gadis lainya Cala menginginkan sebuah pekerjaan untuknya setelah selesai dari kuliah, dia memutuskan untuk menyebar lamaran pekerjaan kebeberapa perusahaan, setelah lelah seharian berkeliling kota menitipkan lamaran pekerjaan, cala memutuskan mampir kekantor ayahnya, ya Cala adalah anak dari seorang pengusaha yang cukup sukses, namun ada beberapa hal yang membuatnya tidak ingin bekerja di kantor ayah nya sendiri.
Seluruh karyawan yang ada di perusahaan, sudah tidak asing lagi dengan kedatangan Cala, si gadis cantik yang terkadang membuat keributan di kantor hanya dengan dia membalas sapaan karyawan pria di sana, wajah cantik yang dimilikinya benar-benar menjadi daya tarik sendiri bagi siapapun yang melihatnya.
"A a a yaaaaaaahhh" teriak Cala saat masuk keruang kerja ayahnya.
" uuupppssss, sorry " lanjut nya dengan menunjukkan ekspresi wajah terkejut yang sengaja di buat nya.
ayah Cala tidak sedang sendiri, tuan besar yang bernama Raka Fahad itu sedang bersama tamunya, lebih tepatnya rekan bisnisnya, namun suasana menjadi canggung saat kedatangan Cala yang tanpa permisi, bahkan sekarang dengan santainya gadis cantik itu duduk di kursi kebesaran ayahnya.
" maafkan putri ku Gio, dia terlalu di manja" ucap Raka dengan helaan nafas tertahan.
" tak apa tuan, kita bisa melanjutkan pekerjaan di pertemuan selanjutnya, karena sepertinya saya memang melewati jam kerja" jawab Gio
"Baiklah, biar sekretaris ku yang mengatur waktunya " jawab Raka
"Baik tuan, terimakasih, kemudian saya pamit undur diri tuan Raka"pamit Gio
" Hai " sapa Cala yang sudah melangkah mendekati Gio, bahkan mengidahkan tatapan tajam sanga ayah
"ya nona" jawab Gio
"hhuuhh, kau kaku sekali" sindir Cala, "kenalkan aku Cala" lanjutnya kemudian dengan mengulurkan tangannya pada Gio
"Gio" jawab Gio dengan enggan menerima uluran tangan Cala
"Cala, sudah berkenalannya, dia rekan kerja ayah" ujar Raka memperingati anak gadisnya, dengusan kecil dari Cala tak di hiraukan Raka, yang sudah berjalan di samping Gio hingga sampai pada pintu ruang kerja.
"Kau butuh uang?" tanya Raka
"Aku hanya lelah ayah dan ingin istirahat " jawab Cala
"Jika ingin istirahat pulanglah, jangan menggangu pekerjaan ku" sahut Rak
"Aku kemarin juga karena merindukan ayah, setidak nya ayah bisa bertanya pada ku!"
"Bukankah seorang ayah seharunya senang jika di temui oleh anak gadisnya? kenapa tidak bertanya aku dari mana ? dan apa yang ku lakukan hingga membuat ku lelah? jika melihatku apa ayah pikir hanya uang yang aku inginkan ?" tanya Cala
"Apa kau membutuhkan omong kosong seperti itu ?, lebih baik kau pergi dari sini" ucap Raka
"ck' kau benar ayah, semua yang aku katakan hanya omong kosong, apalagi pada orang tua seperti mu" teriak Cala dan pergi dari kantor ayahnya.
Di dalam mobil Cala mengatur napasnya, dada nya bergemuruh perih, cairan bening yang berada di ujung kelopak mata berdesakan untuk keluar membasahi pipi, kedua tangan naya memerah meremas kuat stir mobil yang menjadi tumpuk kepalanya menunduk dalam, gadis itu berusaha mengontrol napas nya yang tersengal agar kembali teratur setelah di temannya sebutir obat putih sebagai penenang dirinya.
Cala mengedikkan bahunya, dan kembali menambah kecepatan laju mobilnya, sambil sesekali tersenyum dengan hambar.
*********
terimakasih sudah mampir dan membaca, jangan lupa dukungan ya Like, komen dan vote ya 😘
hari berganti tapi Cala belum juga mendapat panggilan atau informasi tentang pekerjaan, sebenarnya bukan masalah besar baginya jika ingin bekerja dia bisa meminta posisi pada ayah atau bundanya di perusahaan orang tuanya, namun itu tidak dilakukan Cala karna dia ingin mencoba usaha sendiri.
Cala akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe favoritnya, setelah sampai di sana kala melihat seorang pria tampan yang waktu itu di temuinya di kantor ayahnya, dan tanpa ragu Cala berjalan mendekati Gio.
" hai " sapa Cala namun tak di respon oleh Gio
" hai tuan, ada gadis cantik sedang menyapa mu " ucap Cala dengan senyum lebar
" kau bisa pergi " usir Gio
" sombong sekali " ucap Cala yang langsung duduk di hadapan Gio
" ck' apa telinga mu sudah rusak nona ? aku menyuruh mu pergi " ucap Gio
" aku tidak mau, aku suka berada di dekat mu " sahut Cala
" sayang " panggil seorang wanita di belakang Cala
" kita pindah tempat saja " ajak Gio pada kekasihnya yang baru datang dengan menarik tangannya
" heeiii,tunggu " teriak Cala
" apa kamu kenal sama dia Gio ?" tanya kekasih Gio yang bernama Vina
" enggak, aku baru lihat dia tadi tiba-tiba duduk di depan meja ku " jelas Gio
" bohong kita sudah sering ketemu, dan aku disini karna dia yang mengajak ku " sahut Cala yang berada di belakang Gio dan Vina, mereka berdua menatap wajah polos Cala yang tersenyum tanpa rasa bersalah setelah menghentikan langkah mereka.
" Gio apa benar ?" tanya Vina
" jangan dengarkan dia " ucap Gio, dan tanpa ada kata lagi Gio menarik tangan Vina membawanya mendekat pada mobil Gio yang terparkir dan ya Cala masihengikuti mereka dengan santainya.
" aku tidak kenal kamu, jadi jangan menggangu ku " ujar Gio pada Cala, yang berada di sebelahnya, setelah memasukkan Vina kedalam mobil
" maka dari itu kita harus lebih saling mengenal, agar semakin dekat " jawab Cala masih dengan senyumnya
" minggir " bentak Gio yang mengejutkan Cala dan memggeser tubuhnya, Gio melewati Cala begitu saja, masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan Cala.
" Ck' aku pasti bisa deketin kamu Gio" ucap Cala dengan yakin lalu Cala menuju mobilnya dan menelusuri jalan yang cukup ramai.
malam hari Cala memutuskan untuk pergi ke club bersama Maria, Ranti dan Baim, mereka berempat merupakan teman sejak SMA hingga mereka lulus kuliah, dan mereka semua merupakan anak-anak dari para pengusaha yang ada di kota Jakarta.
sambil menunggu jemputan teman-temannya Cala asik memilih pakaian yang akan di gunakannya, setelah mendapat apa yang diinginkan, Cala memakai tangtop crop tanpa lengan dan rok pas body di atas lutut benar-benar memamerkan ke seksian tubuhnya.
Cala keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga, di lantai bawah terlihat ayah dan bundanya yang baru saja pulang bekerja, dengan tambahan perdebatan yang tak berujung di antara kedua orang tuanya.
" kemana kamu ?" tanya bunda
" selamat malam nyonya Devi " sahut Cala
" Cala jawab bunda kamu mau kemana ?" tanya Devi lagi
" club " jawab Cala santai
" masuk kekamar mu " bentak Raka
ck' Cala berdecak dan melanjutkan langkah kakinya menuju pintu menghiraukan ayah dan bundanya, namun lengan Cala lebih dulu di cekal oleh ayahnya, " ganti pakaian mu, jangan membuat malu nama baik ku " ucap Raka
" jangan berlebihan yah, ini sudah cukup sopan untuk berada di club " jawab Cala
" CALAAA " bentak Raka dengan mengangkat sebelah tangannya ke udara
" Apa !?, mau tampar Cala?, jadi seperti ini perhatian kalian pada Cala ? ini yang kalian bilang kalo kalian sayang sama Cala ? kalian hanya menjejali Cala dengan uang, dan uang, Cala benci sama kalian berdua, Cala benci " teriak Cala dengan mata yang berkaca-kaca dan berlari keluar rumah.
Raka dan Devi terdiam hanya saling menatap satu sama lain, yang ada di dalam pikiran mereka saat ini adalah memenuhi segala kebutuhan Cala, tanpa tahu yang Cala inginkan sebenarnya, gadis itu merindukan belaian hangat dari ayah dan Bundanya yang sudah lama sekali tak di rasakanya, sedang kedua orang tuanya hanya gila kerja dengan alasana mereka harus benar-benar lancar dan sukses saat berbisnis demi masa depan Cala.
" kamu urus anak mu " ucap Raka
" dia juga anak mu " sahut Devi yang berjalan menaiki anak tangga meninggalkan Raka yang masih terdiam, dengan hati yang berkecamuk, Raka mengusap kasar wajahnya, merasa bagaimana gagalnya dirinya menjadi orang tua untuk anak satu-satunya yang dimilikinya.
***************
terimakasih sudah mampir jangan lupa beri dukungan dengan like, komen dan Vote.
baca juga karya ku yang lain ya
izinkan aku bahagia dan Alsanku Cinta
Cala terus menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga dia sampai di salah satu club yang cukup terkenal di kotanya, Cala memasuki club itu dan duduk di salah satu sofa yang masih kosong dengan hembusan napas kasarnya, suara dentuman musik yang sangat keras sama sekali tak membuatnya bergairah untuk beranjak ke kerumunan orang-orang yang tengah asik meliuk-liukan tubuhnya.
setelah memberikan kabar kepada teman-temanya jika dia sudah sampai lebih dulu Cala pergi untuk ketoilet, di dalam toilet Cala membasuh wajahnya hingga make up yang di pakainya hilang, setelah mengeringkan wajahnya dengan tisu Cala tak lagi berselera berada di club itu, pada akhirnya Cala memilih meninggalkan club yang baru saja di datanginya, juga meninggalkan teman-temanya.
Cala kembali mengemudikan mobilnya hingga berhenti di parkiran apartemennya, saat ini Cala sudah berbaring di atas kasur empuk, ingin membuang segala macam pikiran yang ada di kepalanya terutama tentang keluarganya yang hanya seperti cangkang kosong, sungguh membuat hatinya sesak.
" keluarga kaya emang sih, tapi gak ada kasih sayang " gumam Cala hingga dia tertidur.
.
.
pagi hari Cala di bangunkan oleh cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya melalui celah-celah udara, setelah meregangkan tubuhnya Cala memilih untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian, dengan dress tanpa lengan dan panjangnya setengah paha, memperlihatkan dengan jelas kaki jenjangnya, make up tipis yang menambah kecantikanya.
" sempurna " gumam Cala dengan senyum tipis
Cala berjalan santai, hingga dia berada di parkiran dan mengemudikan mobilnya dengan tujuan rumahnya, di tengah perjalanan Cala merasa lapar dan memilih singgah di salah satu mini market yang di laluinya.
" kita memang berjodoh, dimana ada aku selalu ada kamu " ucap Cala pada Gio yang baru saja akan masuk kedalam mini market itu berbarengan dengan Cala, Gio hanya mengacuhkan Cala
" apa kamu sedang membeli sesuatu untuk sarapan Gio ?" tanya Cala
" bukan urusan mu " jawab Gio
" jangan terlalu sombong, nanti jika kau jatuh cinta padaku, kau akan malu nantinya " ucap Cala
" aku malu jika menjadi dirimu, terlaku murahan " Ujar Gio yang berjalan menuju kasir setelah mendapat barang yang di carinya meninggalkan Cala yang sedang mengerucutkan bibirnya.
.
.
hampir sebulan Cala terus menerus di desak oleh orang tuanya untuk meneruskan kuliahnya ke jerman, agar Cala dapat meneruskan bisnis orang tuanya, segala sesuatu tentang masa depannya sudah di atur bahkan kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bisnis yang harus di kelola Cala setelah lulus kuliah s2 nya nanti, namun berulang kali pula Cala menolak keinginan ayah dan bundanya dengan berbagai macam alasan dan perdebatan.
" Cala akan melanjutkan kuliah nanti setelah dua tahun lagi saat Cala berusia dua puluh tiga tahun saja " jawab Cala
" tidak, lebih cepat lebih baik " sahut Raka
" terserah jika kalian memaksa maka Cala akan lebih memaksa " sahut Cala santai
" anak tidak tau di untung " ucap Raka dan meninggalkan Cala duduk mania di sofa ruang keluarga mereka.
" ayah yang tidak bersyukur " sahut Cala dengan suara nyaraing
" kamu----" ucapan Devi terputus saat dering ponselnya berbunyi dan dengan cepat Devi merubah nada suaranya untuk menjawab panggilan itu.
Cala yang melihat dan mendengar apa yang di lakukan bundanya hanya tersenyum miris, begitu mudah merubah nada suara dengan lembut pada orang lain, tetapi dengan anak sendiri sangat kejam, ck' Cala berdecak membuang rasa kesalnya.
Cala lagi-lagi meninggalkan rumah, tanpa permisi atau izin pada kedua orang tuanya, bagi orang tuanya asalkan Cala baik-baik saja itu sudah cukup, Cala menghentikan mobilnya di depan toko mainan anak, Cala membeli banyak mainan dan membawanya ke panti asuhan, tempatnya menenangkan diri, dari segala macam keresahan yang ada di kepala dan hatinya,
kedatangan Cala di sambut oleh pengurus panti yang sering di panggil ibu nana oleh mereka dan beberapa anak-anak panti yang kemudian menerima mainan dari Cala.
" kamu terlalu sering membelikan mereka mainan nak " ucap ibu Nana
" gak apapa kok bu, lagian Cala seneng liat mereka tersenyum bahagia kaya gitu " jawab Cala sambil memperhatikan anak-anak yang sangat antusias membagi mainan yang di bawakan cala
" Terimakasih nak, kamu selalu perhatian pada mereka semua, ibu banyak berhutang budi sama kamu " ucap ibu Nana
" apaan sih bu, jangan gitu dong, justru Cala seneng ibu bolehin sering main kesini, jadi Cala gak kesepian " jawab Cala
" Terimakasih kakak Cala " ucap anak-anak panti pada Cala
" sama-sama, semoga kalian suka, udah sana main lagi " jawab Cala dengan senyum yang sangat manis, Cala ikut larut dalam waktu bermain dengan anak-anak itu hingga waktu sudah sangat sore Cala berpamitan untuk pulang.
" apa perempuan itu sering datang kemari bu ?" tanya seorang pria yang sejak tadi memperhatikan kedekatan Cala dengan anak-anak panti
" iya, nona Cala sangat sering datang dan selalu membawa hadiah untuk anak-anak " jawab bu Nana
" Benarkah ? " tanya pria itu lagi
" ya nona Cala bilang dia merasa senang jika berada disini, karna dia anak tunggal tidak memiliki saudara untuk bermain " jawab bu Nana
" baiklah bu, kalo begitu saya permisi " ucap pria itu
" hati-hati nak " jawab ibu Nana
**************
terimakasih sudah membaca, jangan lupa dukung dengan like, komen dan Vote ya
baca juga karya ku yang lainya 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!