NovelToon NovelToon

Mahasiswa Quest

BAB 1 : Quest

Aku terbangun dari tempat tidurku dengan sebuah layar hologram atau sistem layar seperti di dalam game,

layar hologram tersebut bertuliskan Quest, dengan huruf yang cukup besar ditengah tengah layar holoram tersebut.

Setelah memperhatikan hologram itu sekitar tiga puluh detik, muncul tulisan yang cukup banyak di dalamnya yang berisi, (datang kekampus pukul 07.00 pagi, keberhasilan : anda akan terhindar dari kemarahan panitia ospek di kampus dan anda juga akan mendapatkan sebuah roti yang di siapkan panitia bagi yang datang lebih awal. Kegagalan : jika kedatangan anda tidak tepat waktu, anda akan di marahi oleh panitia dan senior di kampus dan di bentak – bentak, serta tidak akan mendapatkan sebuah roti gratis untuk menganjal perut anda pada pagi hari ini).

Tulisan tersebut tidak membuatku terkejut, karena di pikiran ku ini hanya mimpi, aku pun kembali membaringkan

tubuh ku ke kasur dan melanjutkan tidurku.

Karena diriku sebelumnya melanjutkan tidurku, aku terlambat datang ke campus pagi hari itu, diriku pun di bentak - bentak dan di marahi di depan peserta lain. Datang terlambat adalah kebiasaan ku, aku tidak terlalu peduli dengan perkataan senior, aku akan mengikuti aturanku sendiri.

Aku adalah mahasiswa baru di perguran tinggi ini, nama ku Randi, Randi Padrian, hari ini adalah hari pertama kami mahasiswa baru di kumpulkan untuk di beri arahan tentang perguruan tinggi ini.

Senior masih memberi arahan untuk kegiatan ospek di depan kami semua yang berjumlah kurang lebih tiga ratus mahasiswa baru, terdengar suara cewek di samping ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

“bagaiman rasanya pagi-pagi sudah di marahin panitia, hi hi hi”

cewek tersebut mengajakku berbicara, mungkin karena dia bosan dengan pengarahan yang di lakukan oleh panitia,

dan dia melampiaskan kebosananya kepadaku.

“emang kamu tidak di marahin juga apa”

aku pun membalas perkataannya tadi, dengan tidak mengarahkan pandanganku kearahnya, hanya cukup menjawab perkataannya dengan tatapan kedepan.

“kami yang kedatanganya lebih awal di beri roti oleh panitia, kamu saja yang pemalas datang awal”

cewek itu membalas perkataan ku dengan nada sombong dengan sedikit bumbu candaan. Aku tetap tidak mengarahkan pandanganku kepada cewek itu, tetapi perkataan cewek itu mengganggu pikiranku, diriku pun diam sejenak dan memikirkan apa yang telah aku alami tadi pagi dengan mimpi yang memperlihatkan sebuah layar hologram berupa sistem yang tiba-tiba muncul di hadapanku, yang aku pikirkan itu hanyalah halusinasi yang tercipta dari ketidak sadaranku di saat tidur.

Selagi memikirkan apa yang terjadi, secara tiba – tiba muncul layar hologram di hadapanku, layar tersebut mirip dengan yang ada di mimpiku,

“eh…. apa ini !”

aku mengeluarkan suara yang cukup keras, semua mata memandang kearahku yang berada di barisan pertengahan pada kumpulan mahasiswa baru tersebut, tapi beruntungnya aku senior yang berada di depan tidak terlalu mendengarnya, hanya orang orang di sekitar ku yang mendengarnya,

‘apa ini ?, apa orang lain tidak dapat melihat apa yang aku lihat ini’

aku pun menoleh kan kepalaku ke arah kanan dan ke arah kiri untuk mengecek apakah ada yang melihat layar hologram yang ada di hadapanku ini.

Setelah memperhatikan sekitar, tidak ada yang seperti memperhatikan layar hologram yang ada di depanku, layar hologram tersebut bertuliskan kata Quest dengan cukup besar di tengah tengah layar yang berukuran seperti buku tulis yang berukuran panjang, yang biasa di gunakan oleh anak sekolah, ya mahasiswa juga.

Setelah satu menit berlalu, layar hologram tersebut seperti terbuka dan memunculkan lebih banyak tulisan. Tulisan tersebut berisi.

‘Quest : (izin lah ke pada panitia untuk pergi ke toilet dan selamatkan murid cewek yang sedang di ganggu senior di dekat toilet wanita, dimulai 30 menit dari sekarang, keberhasilan : anda akan mendapatkan teman pertama dikampus dengan cewek tersebut dan juga dengan anda pergi ke toliet menyelamatkan anda dari panggilan panitia untuk maju ke depan menjelaskan apa yang baru di jelaskan tadi. Kegagalan : jika anda

tidak pergi ke toilet anda akan di minta panitia untuk maju kedepan dan menjelaskan apa yang sudah di jelaskan oleh senior kampus, tapi karena kamu tidak mendengarkan arahan dan penjelasan senior, anda akan gugup dan tidak bisa apa - apa di depan semua orang dan akan di tertawakan dan di marahi oleh senior tersebut).’

‘serius?, tulisannya panjang sekali, tapi apa benar apabila tidak ke toilet aku akan di minta maju kedepan, tapi setelah aku pikirkan ulang aku juga ingin membuktikan, apa benar ada mahasiswa baru cewek di toilet yang sedang di ganggu oleh senior.’

aku pun berfikir selama 10 menit masih terlalu awal untuk memastikan tentang yang terjadi pada cewek yang di jelaskan oleh Quest tersebut.

Suasana ruangan sedang bersemangat dan juga ada lagu yang di nyanyikan oleh panitia, karena suasana lagi semangat aku pun menoleh ke arah samping kanan diriku dan tidak ada cewek yang awalnya berbicara denganku. Aku pun menoleh ke belakang dan tak menemukan cewek tersebut ‘sepertinya cewek yang berada di sebelahku sudah lama tidak di sini?, apa dia ke toilet?, eh toilet?.’

Pikiran ku langsung memikirkan tentang Quest dan layar hologram yang kulihat tadi.

‘quest nya!, apa benar ini sesuai dengan layar hologram itu.’ Terlihat sedikit tegang.

‘bagaimana cara untuk melihat layar hologram itu lagi, setelah aku selesai membaca semuanya layar hologram

tersebut secara otomatis menghilang tanpa ku sadari, apa itu hanya halusinasi?’

Terlihat Randi dengan wajah yang terlihat binggung dengan tangan yang diletakkan di area mulut seperti gaya orang berfikir, dia ingin mencoba untuk pergi ke toilet untuk memastikan apa benar yang di katakan Quest tersebut.

‘aku akan mencoba pergi ke toilet dan membuktikannya sendiri’,

Aku pun berjalan ke arah belakang dan menemui senior yang menjaga barisan belakang mahasiswa baru ini.

Sambil menundukkan sedikit kepala berjalan di ke ramaian aku pun meminta izin ke panitia tersebut untuk izin pergi ke toilet.

“permisi bang saya mau pergi ke toilet, di sebelah mana ya bang toilet cewek dan toilet cowok” dengan wajah

ragu ragu aku memberanikan diri untuk bertanya ke panitia tersebut.

“untuk toilet cewk dan cowok itu searah,  di sebelah sana jadi kamu tinggal lurus setelah itu belok kanan pintu pertama itu toiletnya cewek, yang kedua itu toilet cowok, apa kamu paham” dengan tangan sambil menunjukkan

arah lokasi tersebut, panitia tersebut menjelasakn dengan santai

“terimakasih bang, saya paham, permisi dulu ya bang”, Dengan senyum lega aku pamit dengan panitia tersebut.

“ya, sana cepat, kalo lama kamu bakal di hukum”

ancaman pun mulai keluar dari mulut panitia tersebut, ya apapun yang kita lakukan pasti akan di marahi karena ospek merupakan ajang bagi senior untuk tampil sok keren atau sok marah di depan kami, ya aku sedikit paham tentang yang beginian jadi menurutku sudah biasa.

Sebelum sampai di belokan ke arah toilet, aku mengintip ada beberapa senior yang sedang bergerombol

mengerumuni seseorang di depan toilet cewek, jumlah mereka sekitar 5 orang dan 1 mahasiswa baru di pojok yang di kerumuni oleh senior tersebut.

Bentuk tubuh senior yang berada di sana cukup besar dan cukup tinggi, mahasiswa baru yang terlihat sedang di kepung oleh senior itu terlihat berbadan lebih rendah dariku sedikit, tapi di mataku dia terlihat kecil di depan senior – senior itu.

Aku memperhatikan lagi dengan seksama ternyata yang di kerumuni itu adalah cewek yang mengajakku berbicara

di awal aku duduk di barisan mahasiswa baru.

Dengan tenang aku berjalan kearah senior tersebut, langkah kakipun terengar oleh para senior tersebut, tatapan tajam mengarah ke diriku seperti mengatakan, jangan lihat kami ke toilet saja sana, tatapan itu seperti memaksa ku untuk menghiraukan kumpulan senior itu, tetapi aku tak bisa diam dan berhenti di dekat para senior itu.

“mi..misi bang saya diminta oleh panitia untuk me..memanggil cewek yang sudah ke tolet dari tadi itu dan membawanya kembali ke aula”

Tatapn marah terpancar dari para senior itu dan membuat ku sedikit ketakukan yang membuat ku ragu ingin menatap mata mereka, cewek itu pun melihat ke arah ku dengan mata yang ingin mengatakan, tolong bantu aku.

Dengan wajah cemas dan mata yang terlihat meminta pertolongan, membuat hatiku atau jiwa pahlawanku keluar dengan sendirinya.

Dengan respon tersebut aku dengan cepat menarik tangan cewek itu sambil mengatakan

“ayok kita kembali, panitia sudah menunggu kita”

segera aku ingin membawa cewek itu pergi dari situasi mencekam itu tapi para senior itu menghentikan ku.

“berhenti kamu, siapa yang suruh kamu pergi, begitu cara menghormati senior ahh!”

Dengan sombong mereka berbicara masalah menghormati, sambil berjalan ke arah ku mereka mencoba

memasang wajah marah dan wajah minta di hormati. Terlihat di wajah mereka yang di penuhi oleh rasa hormat yang berlebihan, Aku pun menarik nafas panjang dan mengatakan.

“maaf ni bang ya, abang – abang ini bukan panitia kan jadi tidak punya hak untuk memperlambat kami di

sini, jadi saya permisi.”

Dengan wajah tenang aku mengatakan kata kata yang terlihat keren itu, tetapi di dalam hatiku

‘apa yang aku katakan….mati aku…..malunya……aku pengen cepat balik ke ruangan’

Senior yang mendengar perkataanku tersebut terlihat jengkel, dan mulai mengeluarkan emosi penolakan dari kata kata ku tersebut.

“ohh emang kenapa kalo kami bukan panitia udah pandai ngelawan ya, baru mahasiswa baru saja sudah berani ngomong begitu depan senior”

Situasi ini membuatku merasa kan intimidasi dari senior tersebut yang secara naluri dia seperti mengatakan, kamu tidak akan balik ke ruangan dengan cepat dan biarkan cewek itu disini.

BAB 2 : Penyelamatan

Aku hanya bisa tersenyum kaku dan cemas di hadapan senior – senior itu, aku pun mengeluarkan suara dan mengatakan sesuatu kepada senior tersebut, sambil menjauh dari mereka.

“permisi ya bang,”

sambil berjalan dengan cepat aku menarik tangan cewek tersebut kembali keruangan tempat mahasiswa baru

berkumpul, dengan langkah kaki yang berat, dadaku berdetak begitu cepat seperti berlari maraton, keringat dingin mulai keluar dari tubuhku, sebelum sampai dibelokkan aku masih menahan nafas, karena ke panikan ku.

“woi !!”

senior itu meneriaki ku, tapi aku tetap lanjut tanpa peduli dengan perkatan mereka, sesampainya dibelokan aku melepeas tangan cewek tersebut dari genggamanku, yang memaksa dia pergi dari tempat tersebut.

“kamu tidak apa apa kan ?”

Setelah melepas tangannya aku bertanya tentang kondisinya saat ini, dengan hati yang masih berdetak cepat, dan nafas yang berat.

“aku baik – baik saja, terimakasih ya, senior – senior tadi seram juga ya”

Cewe itu tersenyum dengan senyum yang santai dan merasa lega karena sudah di bantu.

“ok, ayo balik keruangan”

aku terheran – heran  kenapa dia tersenyum, sedangkan dari pandanganku rasanya tadi adalah prilaku yang tidak pantas dari senior tersebut.

“kamu yang duduk disamping ku tadi ya?, di dalam ruangan”

sambil berjalan ke ruangan dia mengajak ku berbicara dengan santainya tanpa ada beban apapun setelah melalui situasi tseperti adi, dia berhenti sejenak dan mengangkat tanganya untuk bersalaman sambil memperkenalkan dirinya kepada ku.

“aku Melani Natasya salam kenal.”

Aku juga berhenti sejenak, karena tiba – tiba  cewek ini berhenti, sambil berbalik kerahnya, aku menjawab dan memperkenalkan diri ku,

“mmm… Randi Padrian, salam kenal”

sambil bersalaman dengan dirinya. Dia tersenyum, dan aku memalingkan wajah ku dan melanjutkan perjalanan

ke arah aula……

Sesampainya aku ke ruangan melani di tanya oleh  panitia kenapa lama sekali pergi ke toiletnya, aku tidak di tanyai karena waktuku cukup sebentar, sambil berjalan melewati kerumunan mahasiswa aku kembali ke posisiku, sambil melihat ada mahasiswa baru yang maju di depan sedang di tanya tanyai tentang materi dll.

Aku berfikir apa yang Quest itu katakan benar kepada ku.

‘sepertinya selesai atau tidak nya aku menyelesaikan Quest tersebut tidak ada tanda – tanda yang system berikan kepadaku, atau ada sebuah tanda untuk melihat keberhasilan dalam menyelesaikan Quest tersebut, atau semua ini hanya imajinasiku’

“lihat Quest”

sepontan aku mengatakan itu, dan secara tiba-tiba muncul lagi  layar hologram bertuliskan quest yang tadi, tetapi ada perbedaan, tulisan keberhasilan Quest berwarna hijau sedangkan yang lain masih sama berwarna biru muda dengan tulisan berwarna putih pudar.

‘jadi apabila aku menyelesaikan Quest dan berhasil tulisannya akan berwarna hijau, dan sesuai dengan hasilnya, bukan aku yang maju kedepan dan juga aku berhasil berteman dengan cewek itu’

Setelah memperhatiakn lagi yang dia liat di layar hologram itu mirip sekali dengan game sampai dia berimajinasi kalo dia sudah di pindahkan keduania lain dan memiliki kekuatan seperti game seperti sihir pedang dan lain-lain.

Imajinasi itu di patahkan oleh melani yang tiba tiba datang menyapanya.

“heii”

“ya hei, mmm… bagaimana dengan panitia, di marahin ya?”

aku bertanya dengan suara yang kupelankan supaya tidak di perhatikan oleh orang – orang dan tidak di ketahui sedang tidak memperhatikan dan asik berbicara di dalam ruangan ini.

“ya begitulah, sudah kujelaskan semua dan juga kamu…….”

Sebelum melani menyelesaikan pembicaraannya kami mahasiswa baru di suruh istirahat dan keluar ruangan, suasana ribut dan berdempetan, keadaan sangat ramai dengan mahasiswa baru yang keluar dari ruangan bergerombolan, ya aku juga ikut keluar karena tidak ada yang ingin ku lakukan di dalam ruangan.

Karena ramainya orang – orang  aku tidak memperhatiakan sekitar dan sudah kehilangan melani yang sedang berbicara denganku tadi.

Aku berjalan ke kantin dan memeasan makanan, setelah itu mencari kursi untuk duduk, situasi di dalam kantin sangat tidak enak di pandang, karena orang – orang yang sudah memiliki kelompok pertemanan duduk sekelompok ataupun orang orang yang percaya diri mulai berkumpul untuk berteman. Aku mengambil bagian sudut yang menyisahkan sedikit kursi kosong.

Aku duduk, meletakkan tasku di samping dan melipat lengan baju ku ke bagian siku agar tidak kotor disaat mau makan nanti, setelah itu ku ambil handphone di saku celana ku, dan memainkanya, seperti scroll IG ataupun membalas chat WA, tujuan bermain Handpone agar terlihat cuek dengan orang lain, karena orang memperhatikanku duduk sendiri……….

Setelah dari kantin kami mahasiswa baru masih di kumpulkan lagi tetapi setelah 2 sampai 3 kali kami berganti tempat, aku tidak bertemu dengan cewek itu lagi.

Cerita berpindah ke kamarku……,

aku merenung sambil berbaring di kasur, hari ini aku merasa sangat berbeda dengan diriku yang biasanya, apalagi di saat aku bersikap keren di hadapan cewek itu di toilet, tetapi yang masih ku pikirkan apa itu Quest kenapa itu ada pada ku, sepanjang hari mengikuti ospek pada hari ini, Quest tersebut tidak menghampiri lagi, dan di saat aku berteman dengan seseorang yang bernama AR Quest itu tidak juga muncul. Apa yang sebenarnya yang terjadi dengan pikiranku.

‘sebenarnya apa itu quest, kenapa hanya aku yang dapat melihatnya, apa aku sudah mulai gila ya, berhalusinasi tentang layar hologram muncul di didepan mata ku.’

Sambil membayangkan layar hologram tersebut ia melambaikan tanganya kearah depan, seperti sedang menggerakkan sesuatu dihadapanya.

‘apa di saat aku bangun besok Quest itu akan muncul lagi ya, tidak ada gunanya memikirkan ini, lebih baik lakukan’

“lihat quest”……..tidak ada yang muncul di depanya.

“eh…kenapa tidak muncul apa aku benar benar berhalusinasi ya?.”

Karena tidak adayang bisa di lakukan lagi ia pun menyerah dan menganggap yang dia alami hari ini hanya halusinasi dan imajinasinya semata.

Ia pun mengambil hanpohone nya dan memainkannya……..hingga ia tertidur……

Pagi pun menghampiri diriku bangun dan siap menghadapi Quest yang akan datang pada ku saat bangun dari tidur, tetapi tidak ku sangka Quest itu tidak muncul di saat aku bangun tidur, tidak seperti hari kamerin.

Setelah itu aku bersiap siap untuk berangkat dan sesampainya kekampus tidak terjadi apa apa.

‘apa yang kemarin hanya ilusi ya, apa imajinasiku berlebihan sampai aku memikirkan ada layar hologram di depan ku kemarin, apakah ini karena aku kebanyakan nonton anime bergenre game, hah…’

Nafas panjang pun dilepaskan dari mulutnya, dia sudah lelah berfikir tentang Quest yang mengganggu pikirannya

sejak kemarin, pasrah adalah solusinya.

Aku bertemu dengan temanku Ar di saat sampe kampus dan kami berjalan ke ruangan yang sudah di siapkan

oleh panitia, aku sempat melihat melani di ruangan tersebut tetapi aku tidak berani untuk menyapanya, ya secara diriku bukanlah orang yang suka untuk menyapa seseorang  duluan.

Ospek kedua ini kami dikumpulkan perkelompok yang baru dibentuk secara acak pagi ini, berjumlah 10 orang, kami di tempatkan di ruangan yang berbeda – beda dan di beri kursi untuk diskusi untuk menentukan ketua kelompok, wakil kelompok dan pembuatan yel yel untuk di pertunjukkan pada acara ospek terakhir yang akan diadakan di luar

kampus.

“hai kita satu kelompok ya!”

seorang menghampiriku dan duduk di sebelahku, dengan senyum yang sudah tidak asing bagiku dia menyapaku.

“Oh melani ya….”

Aku menjawab dengan malasnya dan tak terlalu memperhatikan dirinya, karena wajahku sedang dibaringkan ke meja, karena rasa malas dan masih mengantuk, tetapi banyak laki - laki yang lain memperhatikan dia, dan memperhatikan ku yang bisa santai berbincang dengannya.

Pandangan mataku mengarah ke orang orang yang yang ada di ruangan ini yang memperhatikan cewek yang ada

di samping ku yaitu melani, itu cukup meresakan bagi ku menjadi target perhatian orang – orang.

“Ran, kemarin ada yang ingin ku tanya padamu”

dia menatapku dan mengucapkan kalimat tanya sambil meletakkan tasnya di sampingnya. Dengan wajah yang ku baringkan di meja aku menanggapi pertanyaannya

“mau bertanya apa..?”

aku menjawab dengan malas, karena aku adalah anak yang pemalas yang tidak pernah bisa bangun pagi, hari ini aku datang pagi hari karena takut terkena hukuman dan di marahi lagi dan juga aku berpikir akan ada Quest di pagi hari, itu kenapa aku terpaksa bangun pada pagi hari ini. Dan aku masih mengantuk, dan ingin tidur lagi.

BAB 3 : seperti game

“kemarin kata senior dirimu tidak di suruh untuk…..”

Sebelum melani menyelesaikan perkataannya, dia terkejut dengan diriku yang tiba tiba duduk dengan tegak, yang sebelumnya masih meletakkan wajahku di meja karena masih merasa mengantuk.

Disaat itu aku terkejut, karena tiba tiba muncul layar hologram di depan ku yang menyebabkan aku secara sepontan duduk dengan tegap, aku tidak menghiraukan melani yang sedang berbicara kepadaku, aku terfokus kepada apa yang sedang ku baca di Quest yang keluar secara tiba – tiba.

‘he he…ternyata yang kemarin bukan imajinasiku, sekarang layar ini muncul lagi di hadapan ku’

aku tertawa sendiri yang ku maksud tertawa kecil efek dari terkejut, senyum kaku di pipiku menyebabkan pandangan melani kepada ku terasa aneh, seperti dia ingin mengatakan kenapa mendadak jadi aneh begitu.

Aku tidak memperhatikan sekitarku dan hana fokus ke depan dan membca isi Quest yang sudah mulai muncul keluar.

‘Quest (jadi lah ketua kelompok dalam kegiatan ini, tingkatkan moral kelompok dan dapat kan peringkat 3 besar di ospek terakhir. Keberhasilan : di saat semua tugas selesai kamu akan mendapatkan perhatian dari kelompokmu dan dirimu akan dianggap pemimpin yang baik dan kamu akan mendapat uang sebanyak 50.000 apabila quest ini berhasil. Kegagalan : tim mu tidak akan mendapatkan posisi 3 besar, dirimu tidak akan dianggap di kelompok, pertemanan mu dengan melani menjadi semakin renggang dan juga dirimu akan kehilangan uang sebesar 50.000)’

“apa apaan ini?”,

aku terdiam dan berfikir tentang quest yang tidak masuk akal ini bagi ku.

‘kenapa juga aku akan kehilangan uangku dan kenapa harus aku yang jadi ketua kelmpoknya, itu bukan posisi yang aku inginkan, aku tidak terlalu suka di perhatikan oleh orang lain’

“Ran!, kamu dengar tidak aku berbicara apa, hei?,”

melani menggerakkanku dengan menyentuh tanganku dan menggerak – gerakkan tangan ku dengan mendorong dan menarik tanganku berkali – kali, aku tersadar dari lamunanku yang di sebabkan oleh Quest tersebut,

“maaf Mel aku tidak memperhatiakan boleh di ulangi lagi tadi mau bicara apa”

aku sadar dan spontan mengatakan kata kata seperti itu, dilihat dari raut wajahnya sepertinya dia kesal karena aku tidak mendengarkanya, tangan yang awalnya memegangku di lepas dan di letakkan di pipinya sambil mendaratkan sikunya ke meja, mengeluarkan wajah cemberut dia pun mengatakan,

“tidak…., tidak jadi “

“eh..?”

Aku binggung dan tidak mengerti kenapa dia tidak jadi mengatakannya jadi aku juga tidak mempedulikanya, pandangan ku yang awalnya menghadap ke arah melani di sampingku , ku ubah ke arah depan untuk melihat Quest itu lagi, tapi ternyata Questnya sudah tidak ada, aku pun kepikiran untuk mengeceknya seperti kemarin.

“lihat Quest”…….dengan suara pelan

Munculah layar hologram di hadapanku berisi Quest yang tadi.

‘ternyata bisa, ternyata aku tidak berhalusinasi, haha aku tidak gila’.

Aku pun senyum senyum kesenangan sendiri melihat ke layar hologram itu, walau pandangan orang melihatku aneh karena tiba - tiba senyum sendiri ke arah kosong atau tersenyum sendiri tanpa ada sebab dan akibat kenapa tersenyum.

Terlihat laki laki putih tinggi dengan badan yang cukup bagus, terlihat seperti badan seseorang yang sering berolarga di membuka mulutnya dan mulai berbicara.

“oke permisi semua, senior tadi mengatakan kepada kita untuk menentukan ketua dan wakil ketua untuk kelompok kita, jadi untuk sekarang siapa yang berminat”

Kami yang mendengar perkataan itu saling melihat orang di samping kami atau saling pandang, ini biasany kode untuk melihat siapa yang mau jadi ketua, karena untuk beberapa alasan menjadi ketua kelompok itu menyebalkan dan meribetkan diri sendiri.

Wanita dengan hijab panjang/syari mengatakan sesuatu

“kenapa tidak kamu saja, sepertinya kamu orang yang pandai bicara, mungkin kamu lebih cocok dari pada kami yang ada di sini”

“ya aku tidak masalah asal yang lain juga setuju”

lelaki itu tersenyum sambil mengatakan itu, terlihat sekali dia ingin menjadi ketua makanya dari awal dia yang memulai pembicaraan di kelompok ini.

Aku pun mulai berfikir tentang Quest yang ada di hadapanku ini.

‘kalau misalnya dia yang menjadi ketua kelompok berarti Quest nya akan otomatis gagal dan aku akan

kehilangan uang 50.000 ku begitu, tapi apabila aku tidak membawa uang tidak mungkin juga akan hilang kan, tapi juga hubungan ku dengan melani akan renggag

kata Questnya,’

Setelah berfikir cukup dalam aku ingin mencoba tidak mengambil quest ini, aku ingin membuktikan apabila aku tidak menjalankan quest ini, apa benar akan terjadi kesialan seperti yang di tulis di quest tersbut.

Randi yang masih berfikir tidak menyadari bahwa, seseorang menunjuk randi sebagai ketua.

“ini Randi katanya ingin jadi ketua kelompok ini”

terdengar suara perempuan berbicara seperti itu di telinga ku aku pikir itu hanya imajinasi ku ternyata, seorang cewek mengatakn itu kepada semua orang dan menunjuk diriku, siapa lagi kalo bukan Melani.

“apa?, kenapa aku?”

aku terkejut dan langsung memandang ke melani dengan wajah kuatir

Melani tersenyum dengan muka sombong yang seperti ingin mengatakan, itu hukuman karena sengaja tidak

mendengar apa yang ingin ku bilang tadi. Wajahnya cukup menyakinkan untuk melihatku seperti itu.

“iya katanya Randi ingin jadi ketua dia bisa kok, kemarin aja dia membantu aku dari gangguan senior lo”

Muka ku memerah dan merasa malu mendengarnya, muka ku seperti orang bodoh yang tidak pernah di puji

seseorang, sebagai orang yang lebih suka menghabiskan waktu sendiri ini merupakan pengalaman yang membuat jantungku berdebar.

Terlihat wanita dengan kacamata dengan rambut diikat di belakang membuka mulutnya

“iya dia saja yang jadi ketua, kalo tidak salah dia juga yang membantu ku untuk mengurus administrasi di awal pendaftaran Kampus”

“apa?”……orang orang yang ada di kelompok ini berbicara seperti, oh ya udah dia aja, sepertinya dapat di percaya, mohon bantuanya ya. Seperti itu lah yang kupikirkan dari omongan mereka.

‘sepertinya aku tidak bisa menolak lagi, kalo ini aku tolak aku bakal malu banget dan merasa aku akan jadi tidak bisa di percaya lagi, dan ini menyenangkan jantungku berdebar sekali, apalagi kalo aku berasil aku bakal dapat uang sebebsar 50.000’

Sambil berdiri dari posisi duduk, aku pun mulai berbicara, tatapanku seperti orangyang tidak memiliki semangat tapi wajahku terlihat tenang di hadapan merek, walau di dalamnya aku sangat khwatir dengan apa yang akan ku ucapkan.

“hmm baik lah kalo kalian inginnya itu, aku akan jadi ketua dan untuk wakilnya dari pada menunjuk – nunjuk  lagi aku pikir cewek yang di samping ku ini bisa, sepertinya dia cukup menjadi wakil kita”

“eh, aku?”

melani terkejut sambil menunjuk dirinya sendiri

“ya dirimu”

aku tersenyum sedikit walau pandangan mataku tidak menunjukkan raut senang dan akupun melanjutkan pembicaraan

“bagimana saudara yang disana tidak masalah kan apabila aku ketua dan dia wakilnya”

Cowok yang diawal membuka pembicaraan diam dan mungkin memiliki kekesalan terhadapku

“ya tidak masalah kok, itu lebih cepat dari dugaan ku.”

Aku sdikit tersenyum sambil memperkenalkan diri ku kepada yang lain

“perkenalkan Nama ku Randi Padrian, kalian bisa memanggilku Randi, salam kenal untuk kalian semua.”

Terlihat randi sangat percaya diri untuk orang yang memiliki kepribadian yang suka menyendiri, dan tidak pandai bergaul. tapi saat ini di hatinya merasakan kesenangan dan detak jantung yang berdetak kenjang yang memicu dia untuk berprilaku berbeda dari biasanya. Karena sebagai seorang penyuka game dan penyuka anime, dia seorang

yang malas bergerak tapi menyukai tantangan yang menimbulkan jiwa gamenya muncul. Walau saat ini dia menutupi rasa cemas dan khwatir dengan muka datar dan mata yang layu, supaya tidak memperlihatkan ekspressi sesungguhnya yang dia  pendam saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!