NovelToon NovelToon

Semalam Dengan Istrimu

Cinta Pertama

Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.

Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.

Namun malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.

"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.

"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.

...****************...

Terlihat ada seorang istri sedang menunggu kepulangan suaminya, dia berdiri di balkon, menghela nafasnya sambil meneguk segelas air putih memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di jalan raya.

Usia pernikahan dia dengan suaminya sudah lima tahun, awalnya hubungan mereka begitu mesra, namun selama dua tahun ini suaminya telah berubah, tidak seperhatian dulu lagi, begitu tempramen, dan jarang pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan.

Viona merasa iri saat memperhatikan ada sepasang suami istri sedang berjalan bergandengan tangan bersama anak mereka, rasanya pasti menyenangkan memiliki seorang anak, namu Satria belum mau memiliki anak dengan alasan belum siap menjadi seorang ayah, bahkan sudah dua tahun mereka tidak pernah berhubungan badan lagi.

Tersiksa? Tentu saja tersiksa, karena Viona adalah wanita yang normal, ada kalanya dia menginginkannya dan merayu sang suami tapi Satria selalu menolaknya dengan alasan kecapean.

Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Viona bergetar, dia mendapatkan panggilan telepon dari sahabatnya, Sandra, mereka sudah bersahabatan dari SMA.

"Ada apa, San?" tanya Viona setelah mengangkat telepon dari Sandra.

"Tiga hari lagi reunian lho, kamu jadi ikut kan?" tanya Sandra.

Viona berpikir sejenak, "Emm... entah lah, aku belum minta izin sama Mas Satria."

" Ya ampun, benar-benar istri yang baik ya, bakal nyesal lho kalau gak ikut."

"Memangnya kenapa?" Viona mengerutkan keningnya.

"Reunian kali ini bakal ada Daniel lho!"

Deg!

Jantung Viona berdetak hebat saat mendengar nama itu.

Ya... dia Daniel, pria dengan sejuta pesona, banyak wanita yang menginginkannya, bahkan saat di SMA pun dia sangat populer.

Tidak sebanding dengan Viona yang culun dan miskin, dia selalu minder, tidak berani untuk memperlihatkan rasa sukanya pada Daniel, karena orang-orang yang naksir Daniel yang secara terang-terangan pun jauh lebih menarik dari dia.

Daniel tidak mungkin menyukai wanita seperti dia. Itulah yang ada dipikiran Viona saat itu, dia lebih memilih memendam perasaannya pada Daniel. Bahkan terakhir bertemu dengan Daniel adalah saaat perpisahan SMA, sudah 8 tahun dia tidak pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Daniel. Apalagi setelah Viona menikah, dia sudah melupakan nama itu, memilih fokus dengan kehidupan rumah tangganya.

Tanpa terasa Viona tersenyum jika mengingat kenangan dengan pria itu, padahal Daniel hanya menyapanya untuk meminjam buku pelajaran, namun bahagianya sungguh luar biasa .

Hmm...Daniel oh Daniel!

Dia pasti sangat jauh lebih tampan sekarang.

Viona menepuk jidatnya sendiri, bisa-bisanya dia memikirkan pria lain disaat dia sedang menunggu suaminya pulang.

...****************...

CEO Baru

Tepatnya jam 10 malam, Satria pulang ke rumah. Viona menyambut kedatangan suami dengan berdandan cantik dan berpakaian seksi, tentu saja dengan senyumannya yang manis.

Namun bagi Satria, semua itu tidak menarik lagi baginya, begitu membosankan. Padahal Viona sangat merindukan suaminya yang tiga hari baru pulang ke rumah.

"Aku sudah buatkan kopi kesukaan Mas Satria." ucap Viona sambil memeluk sang suami.

"Aku capek lho Viona," Satria sedikit mendorong tubuh Viona, dia merasa risih dengan semua itu.

Satria berjalan ke meja makan, dia meneguk segelas kopi buatan Viona.

Viona hanya tersenyum tipis, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Satria, namun dia memilih bertahan karena dia tidak bisa menentang keputusan tantenya yang menjodohkan Viona dengan Satria, dari kecil Viona tinggal bersama om dan tantenya karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Apalagi selama ini dia sudah mencoba belajar untuk mencintai suaminya, melayaninya dengan sepenuh hati.

Bahkan di kamar pun Satria nampak cuek, dia terlihat sedang mengirim pesan dengan seseorang.

"Sedang kirim pesan sama siapa sih?" Tanya Viona, kepo.

"Atasan aku lah," Satria mengatakannya dengan nada malas, dia menjauhkan ponselnya agar tidak terlihat oleh Viona.

"Tapi ini sudah di rumah lho masa masih chatan sama atasan?"

"Dia cuma ngasih kabar akan ada CEO baru nanti di kantor menggantikan Pak Anderson Gilbert. Hmm...aku dengar dia dulu satu SMA sama kamu."

"Oh benarkah?" Viona jadi teringat dengan acara reunian SMA.

"Emm... boleh gak mas aku pergi ke acara reunian SMA?"

"Terserah kamu." Ucap Satria dengan sikapnya yang acuh.

"Oh iya siapa nama CEO baru kamu itu Mas?"

"Namanya Daniel!"

Lagi lagi Viona mendengar nama Daniel.

Jantung Viona bergetar lagi, jika mengingat laki-laki itu hatinya selalu bergemuruh, selalu ada perasaan aneh yang menyentuh sanubarinya. Viona menggelengkan kepala, apa dia yakin dia sanggup bertemu cinta pertamanya itu?

Mengapa harus bertanya sanggup atau tidak?

Hei Viona, itu semua masa lalu. Tidak mungkin kamu masih mencintainya, apalagi dia tidak pernah mengangap kehadiran kamu. Ya dirinya mungkin hanya lah butiran debu yang tak dianggap keberadaannya oleh Daniel Gilbert.

Dia masih ingat Daniel hanya menyapanya untuk meminjam buku atau bolpoin atau entah apalah itu baginya hal sekecil itu membuat dia sangat bahagia.

Viona tersadar kembali ke dalam dunianya, dia mengutuk dirinya sendiri mengapa harus memikirkan kenangannya sama Daniel sampai sejauh itu, sejauh itu? Bahkan tidak ada kenangan manis, hanya kenangan saat tidak sengaja Daniel tersenyum manis padanya, saat Daniel meminjam bolpoin padanya, saat Daniel meminjam buku pelajaran padanya, dan saat Daniel pernah satu kelompok belajar dengannya.

Viona mengomeli dirinya sendiri, bisa-bisanya dia memikirkan Daniel disaat sedang bersama suaminya. Ah dasar istri laknat!

Sudah Viona, lupakan soal Daniel.

Viona menggeser posisi tubuhnya, padahal malam ini dia memakai lingerie yang sangat seksi, dan juga Satria sudah beristirahat dengan cukup lama. Ya baginya Daniel hanyalah dunia hayalan yang tidak akan pernah dia raih, tapi Satria adalah dunia nyata, jadi dia harus fokus ke dunianya yang nyata.

Hmm... begini akibatnya mungkin nasib seorang istri yang jarang dibelai.

Viona memeluk Satria, "Mas, kita sudah lima tahun menikah lho. Apa kamu gak sadar, sudah dua tahun kita tidak pernah berhubungan int*m, memangnya kamu tidak ingin memiliki anak?"

Satria menghela nafas, "Aku lelah Viona, pekerjaan aku banyak sekali. Dan aku belum siap memiliki anak."

"Memangnya kenapa? Padahal aku tidak akan kesepian kalau ada anak."

"Terus kalau ada anak pekerjaan kamu bagaimana? Nanti kamu gak akan kerja, terus cicilan rumah bagaimana? Masa aku harus banting tulang sendirian."

"Ya ampun mas, masa harus nunggu cicilan rumah lunas dulu. Tinggal sepuluh tahun lagi lho."

"Lagian gak ada kehadiran anak juga gak apa-apa. Banyak kok pasangan yang awet tanpa perlu kehadiran seorang anak."

"Tapi mas...."

"Udah lah, aku mau tidur." Satria melepaskan pelukan Viona, dia memilih tidur dengan posisi membelakangi Viona.

Viona hanya bisa menghela nafas. Sebenernya dia jenuh jika harus bertemu dengan ibu mertuanya yang selalu memberikan dia jamu katanya agar rahimnya subur sampai perutnya merasakan sakit, dia harus menahan rasa sakit itu sendirian, karena Satria jarang di rumah, kalau ada di rumah pun paling bilangnya jangan manja jadi wanita.

...****************...

...Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan 😁...

Pesona Daniel

Tiga hari berlalu, acara reunian SMA pun akhirnya tiba. Banyak yang datang bersama pasangannya masing-masing, tapi sayangnya Satria tidak bisa datang menemaninya karena sudah tiga hari ini dia bekerja di luar kota, kecewa pasti iya karena tadinya Viona ingin memperlihatkan bagaimana rumah tangganya begitu harmonis di depan banyak orang.

Namun Viona harus menghargai pekerjaan Satria, dia menjadi sibuk begitu demi meraih jabatan tinggi di perkerjaannya. Padahal Viona tidak mempermasalahkan gaji Satria, tapi yang begitu lah suaminya dia sangat berambisi sekali.

Saat SMA, Viona tidak memiliki banyak teman, dia hanya berteman dengan Sandra, namun sayangnya Sandra sudah memiliki kekasih, jadi Viona hanya duduk sendirian, tak ada yang menemaninya. Seharusnya dia tidak perlu datang saja, dia nampak ambigu, padahal banyak disekitarnya yang masih jomblo tapi tidak merasa kesepian karena mereka pintar mengakrabkan diri.

"Oh itu Daniel!"

Beberapa wanita berseru menyebutkan nama seseorang yang di sebut sebagai Pangeran Sekolah karena ketampanannya, bukan hanya tampan tapi Daniel memiliki sifat yang ramah dan murah tersenyum, membuat para wanita dibuat klepek-klepek olehnya.

Sontak mata Viona ikut melihat ke arah dimana sang pangeran sekolah itu berjalan dengan begitu elegan memasuki kawasan cafe tu, hampir saja Viona tidak berkedip, mungkin karena usianya sudah dewasa, Daniel terlihat jauh lebih tampan yang sekarang.

Sosok pria yang sempurna.

Tak ada cela sedikit pun di dirinya.

Memiliki wajah blesteran Indonesia-Belanda, berkulit kuning, hidung mancung, rahang yang kokoh, bola mata yang kecoklatan-coklatan, ditambah bentuk badannya yang sixpack membuat banyak wanita ingin bersandar di dadanya yang bidang.

Baru juga sampai, Daniel sudah digandrungi banyak wanita, tak aneh, dia memang seperti itu, makanya Viona meragukan keperjakaan pria itu. Bisa membayangkan bagaimana bahagianya wanita yang berada di bawah kungkungan pria itu.

Viona menggelengkan kepala, bisa-bisanya dia memikirkan hal itu. Mungkin karena bagi wanita yang sudah merasakannya, sering kali berpikiran omes. Begitupun bagi pria tiap bertemu cewek seksi.

Viona tidak ikut-ikutan menggandrungi Daniel, dia cukup tau diri bahwa dia sudah memiliki suami, dan juga dari dulu dia memang seperti itu hanya bisa mengaguminya dalam kejauhan. Ya baginya Daniel cukup hanyalah sebuah khayalan, jika dia berharap lebih jatuhnya akan sakit karena berharap terlalu tinggi.

Viona meneguk minuman berwarna merah, dia merasa aneh dengan minuman itu, tapi walaupun aneh rasanya membuatnya ketagihan, Viona meminum minuman itu secara pelan tapi pasti.

Ya lebih baik Viona memilih fokus ke minumannya saja.

"Viona!" Terdengar suara seorang pria menyapa dirinya.

Tentu saja, Viona sangat mengenali suara itu, dia menoleh ke belakang dengan perasaan berdebar, Viona tampak gugup saat melihat Daniel tersenyum padanya.

Oh Ya Tuhan, Daniel tersenyum padanya.

Benar kah?

Ini pasti mimpi.

Bagaimana bisa seorang Daniel masih mengingat namanya?

Bahkan tadi saat dia bertemu dengan para alumni yang lainnya, mereka nampak pangling dengan penampilan Viona yang sekarang, malah ada yang tidak mengenali Viona, mungkin karena dia dulu wanita yang culun, sekarang setelah menikah Viona pintar merawat diri demi suami walaupun usahanya sia-sia.

Daniel mengulurkan tangannya, "Bagaimana kabarmu, Viona?".

Oh tidak, jantung Viona sedang tidak baik-baik saja. Ini benar-benar gila, ingat Viona kamu memiliki seorang suami, yang sedang bekerja mencari nafkah demi kamu.

Jadi dia istri dari selingkuhan ibu tiriku?

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!