2276, 16 Mei, Planet Ether.
Rein, seorang pria muda berusia 17 tahun sedang melakukan satu set teknik tinju dan gerakan di Dojo sekolah. Dia adalah murid sekolah tahun kedua di Akademi Golden Nimbus.
Rein memiliki penampilan yang cukup baik, rambutnya agak panjang sampai mengenai alis matanya, dia memiliki tinggi 178cm dan tubuh yang kuat dan kekar.
Jika di kehidupan sebelumnya, ini adalah salah satu penampilan terbaik bagi pria muda.
Ya, itu tidak salah. Rein bukan berasal dari dunia ini dan lahir di planet yang disebut Ether.
Rein berasal dari planet bernama bumi yang memiliki teknologi modern. Pada saat itu, dia masih ingat bahwa dia baru saja berdebat dengan seorang pengguna di internet dan mencaci makinya. Setelah puas mencaci maki pihak lawan, dia tidur dan bersiap untuk bekerja keesokan harinya.
Namun siapa sangka bahwa saat dia bangun, dia telah bangun di tubuh seorang anak berusia 5 tahun di panti asuhan yang memiliki kondisi sekarat?
Benar. Rein bereinkarnasi ke dunia lain ke tubuh seorang anak berusia 5 tahun! Dan dia telah hidup selama satu dekade dalam tubuh anak berusia 5 tahun ini!
Nama asli Rein di bumi adalah, Van Rein, dan dia berusia 20 tahun, dan di kehidupan ini, dia memiliki nama Van Rein juga!
Di tahun-tahun sebelumnya, dia sangat kesulitan untuk bersosialisasi dan menjaga sikapnya untuk menjadi anak-anak. Bagaimanapun, bahkan jika orang normal di tempatkan di lingkungan rumah sakit jiwa, pikiran mereka juga akan terdistorsi dan menurunkan akal sehat mereka. Ini juga terjadi pada Rein, dan membuatnya kehilangan kepribadiannya yang asli.
Untungnya, saat usianya beranjak remaja, dia bisa lepas dan kembali secara perlahan ke kepribadian aslinya.
"Haa! Haa! Haa!"
Rein meninju ke depan dengan kordinasi gerakan tubuh yang unik. Di dunia ini, ada seorang pejuang yang disebut kultivator. Adalah hal umum bagi setiap orang untuk belajar bela diri.
Dunia ini kurang lebih sama seperti Bumi yang dia kenal, tingkat teknologinya sedikit lebih tinggi daripada di bumi, hanya saja karena keberadaan kultivator, tingkat keamanan di dunia ini tidak seperti di bumi. Bukan tidak mungkin dia akan terbunuh karena percikan pertarungan yang dilakukan oleh orang lain.
"Hey, Rein, Viola menitipkan pesan kepadaku bahwa kamu harus menemuinya setelah sekolah selesai."
Seorang pria teman sekelas Rein yang bernama David datang dan mengatakan hal itu kepada Rein yang sedang berlatih.
"Hah? Kenapa dia tidak mengirimkan pesan saja kepadaku?" Rein berbalik dan menoleh melihat David.
David mengangkat kedua bahunya dan berkata : "Mana aku tahu? Kenapa kamu tidak menanyakan hal itu kepadanya?"
"Baiklah, terima kasih." Rein berterimakasih dan segera melanjutkan latihannya.
"Ngomong-ngomong kamu beruntung bisa dekat dengan Viola. Apakah kamu tahu berapa banyak pria yang iri denganmu? Untung saja kamu biasa-biasa saja sepertiku, jadi walaupun kalian berdua cukup dekat, itu tidak mungkin untuk berkembang lebih jauh." David menghela nafas, di sisi lain dia juga merasa lega bahwa Rein hanya dekat dengan Viola dan tidak mampu membawa hubungan mereka lebih jauh.
Sudut mulut Rein berkedut : "Pada akhirnya, kamu tetap lebih rendah dariku."
"Heh, siapa yang tahu di masa depan? Bukan tidak mungkin aku akan menjadi pendampingnya, Hahahaha!" David tertawa dan berjalan pergi meninggalkan Rein dengan kepercayaan diri yang tinggi.
"Dasar, anak muda." Rein menggelengkan kepalanya dan melanjutkan latihannya.
Viola adalah seorang wanita cantik dan juga jenius kultivasi pada saat yang sama. Dia mengenal Viola sejak masih anak-anak di panti asuhan, namun entah kenapa, hubungan mereka sangat akrab hingga saat ini. David bukanlah orang pertama yang mengatakan hal ini kepadanya.
"Apakah Viola ingin berlatih tanding lagi denganku? Apa yang dia pikirkan? Dengan kekuatanku, bagaimana aku bisa menjadi mitra latihannya?" Rein berpikir di dalam benaknya.
Menyelesaikan pemanasannya, Rein beranjak pergi dan mendatangi salah satu samsak tinju yang ada di dalam Dojo.
Boom!
Suara ledakan tumpul bergema dan membuat samsak tinju bergetar sedikit saat Rein meninjunya.
Samsak tinju di isi dengan pasir khusus, samsak ini berbeda dengan samsak yang dia kenal di kehidupan sebelumnya. Lagipula setiap orang berlatih bela diri, dan kekuatan rata-rata setiap orang cukup tinggi. Jika menggunakan samsak tinju normal di bumi, hanya dengan satu pukulannya, samsak itu akan hancur dan terbang ke udara.
Rein terus meninju berulang kali dengan serius. Namun dalam pandangan matanya saat ini, setiap kali dia meninju sesuai instruksi teknik tinju, sebuah garis biru panjang di sudut bawah kanan matanya bergetar sedikit, dan hampir penuh.
"Dalam satu minggu, mungkin garis biru itu akan penuh?" Rein bergumam dengan pelan.
Pada saat dia bereinkarnasi ke tubuh ini, terdapat sebuah garis biru kecil di sudut kiri matanya. Pada awalnya, Rein menganggap garis biru yang kecil itu adalah kelainan yang terjadi pada matanya, dan dia tidak terlalu memikirkannya.
Namun saat usianya beranjak dewasa, garis biru itu hampir penuh mencapai akhir ke sisi kanan. Rein bertanya-tanya apa hal ini. Namun bagaimanapun dia memikirkannya, dia tidak bisa menemukan jawabannya. Alhasil, dia hanya bisa mengikuti arus air dan menjalani hidupnya dengan biasa.
"Satu set gerakan lagi."
Rein bergumam, dan segera melakukan sisa satu set gerakan terakhir.
Boom!
Dengan tinju yang dia lepaskan, satu set latihan akhirnya selesai. Namun yang tidak Rein harapkan adalah, garis biru yang panjang itu bergetar sedikit dan segera mencapai ujung sisi kanan dan menjadi garis lurus lengkap!
Eh? Itu telah penuh?
Rein sedang berpikir, namun sebelum dia berpikir lebih jauh, pandangan di depan matanya menjadi kabur dan membuatnya pusing, hampir membuatnya jatuh.
Segera seluruh pandangan Rein menjadi gelap dan sebuah sinar cahaya dari semua warna memenuhi seluruh pandangan matanya.
Setelah garis biru itu penuh, aku akan menjadi buta?
Dengan garis kesadaran terakhirnya, Rein memikirkan hal ini sebelum seluruh kesadarannya pingsan tidak sadarkan diri.
Gedebuk!
Di kenyataan, tubuh Rein jatuh ke lantai saat dia baru saja selesai melatih satu set teknik tinju.
Orang-orang yang ada di dalam Dojo belum menyadari hal ini dan masih sibuk melatih diri mereka sendiri.
Akhirnya setelah dua menit, seseorang sadar dan menemukan tubuh Rein yang tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.
"Eh? Ada seseorang yang pingsan di sini!"
"Hah? Siapa? Apakah dia mengalami penyimpangan Qi!?"
"Lihat, di sana! Pria itu jatuh tepat di depan samsak tinju!"
"Eh? Sepertinya aku mengenal orang ini?"
"Bukankah ini Rein? Murid sekolah tahun kedua?"
"Rein? Apakah maksudmu Rein yang memiliki hubungan yang dekat dengan Dewi sekolah kita, Viola?"
"Jika bukan dia siapa lagi?"
"Hei! Kenapa kalian masih mengobrol!? Cepat bawa dia ke klinik sekolah!"
"Hah? Kenapa kita harus membantunya? Biarkan saja dia seperti itu, lagipula dia memiliki hubungan yang baik dengan Viola, bahkan jika dia mati sekarang, hidupnya masih bisa dianggap sangat bahagia dan penuh bunga."
"Bodoh! Apakah kamu masih memiliki waktu untuk cemburu dan iri dengan orang lain!?"
Satu persatu murid yang ada di Dojo melihat tubuh Rein yang tergeletak di lantai dan mulai mengobrol di antara mereka sendiri.
Akhirnya setelah perdebatan omong kosong yang agak lama, beberapa orang akhirnya bergerak dan membawa tubuh Rein yang tidak sadarkan diri ke klinik sekolah.
Rein bermimpi, dia berada di dunia yang dipenuhi dengan berbagai warna, di dunia penuh warna ini, dia berdiri dengan linglung. Pada suatu ketika, dunia penuh warna menyusut secara perlahan dan mengecil.
Tidak, dunia penuh warna tidak menyusut, namun masuk ke dalam tubuhnya!
Saat dunia penuh warna secara sepenuhnya tersedot ke dalam tubuhnya, sebuah ledakan bergema di dunia itu dan membangunkan Rein di kenyataan.
"Aaahhhhh!"
Rein berteriak ketakutan dan langsung duduk di tempat tidur pasien.
Di sampingnya, sosok wanita berambut hitam panjang yang mengenakan seragam sekolah biru-emas, terkejut mendengar teriakan Rein.
Setelah berteriak, Rein akhirnya sadar bahwa dia hanya bermimpi. Dia melihat sekelilingnya dan melihat sosok Viola yang berdiri di sampingnya.
"Eh? Kamu ada di sini?" Rein berkata dengan malu, mengingat teriakannya sebelumnya, dia cukup malu.
"Seseorang memberitahuku bahwa kamu pingsan di Dojo sekolah, oleh karena itu aku ke sini untuk memeriksa keadaanmu. Syukurlah kamu sudah bangun." Viola berkata dengan lembut, di tangannya, dia juga membawa keranjang buah-buahan.
"Apa yang kamu mimpikan?" Viola bertanya sambil meletakkan keranjang buah-buahan di meja yang ada di samping tempat tidur Rein.
"Uhhh... Lupakan, itu bukan mimpi horor atau apapun, aku hanya terkejut karena mimpinya sangat aneh." Rein berkata sambil memijat pelipisnya yang agak sakit.
"Karena keadaanmu seperti ini, sepertinya aku hanya bisa menunda latihan spaarring kita." Viola berkata dan duduk di samping tempat tidur Rein.
"Tentu." Rein menjawab dengan biasa. Dia bertanya-tanya apakah sparring dengannya membantu Viola?
Dia melihat sosok Viola yang cantik, dan berpikir di dalam benaknya, bagaimana aku mampu menjadi mitra sparring kamu yang seorang jenius kultivasi?
Saat Rein memikirkan itu, sebuah antarmuka misterius muncul di depan matanya.
[ Apakah Host ingin menyalin individu ini ke dalam Sistem Simulasi? ]
"Hah?" Rein berteriak terkejut saat sebuah antarmuka sistem muncul di depan matanya.
"Ada apa?" Viola bertanya kepada Rein.
"Errrr... Tidak apa-apa, aku hanya belum pulih." Rein membuat alasan yang tidak masuk akal tanpa berpikir.
Di depan matanya, melihat antarmuka sistem, dia bingung apa yang terjadi.
Dengan alasan mencoba, Rein menjawab di dalam benaknya : "Salin!"
Segera setelah mengatakan itu, antarmuka di depan matanya berubah.
[ Memindai target - Level kultivasi \= True Master Stage 5 ]
[ Host memiliki 15000 poin, harga untuk menyalin target adalah 1200 poin ]
[ Host memiliki poin yang cukup, segera menyalin target ]
Setelah itu, Rein melihat di sudut kenan bawah matanya, 15000 poin yang dia miliki langsung berkurang 1200 poin dan menjadi 13800 poin.
Tidak lama kemudian, antarmuka sistem muncul lagi.
[ Target telah berhasil di salin, selamat bersenang-senang ~ ]
Setelah itu, antarmuka sistem menghilang. Dan Rein menemukan di sudut kiri bawah ada sebuah gambar ikon gerbang misterius, yang kemungkinan besar adalah sistem yang dia miliki.
"Hei, Rein, ada apa denganmu? Kenapa kamu diam saja?"
Saat Rein sedang mengamati sistem, dia tanpa sadar mengabaikan Viola yang sedang berbicara sebelumnya.
"Batuk... Aku masih pusing, sepertinya aku perlu beristirahat untuk beberapa waktu." Rein membuat alasan yang lain.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi dulu. Jangan lupa mengirim pesan nanti." Viola berkata pada Rein.
Rein mengangguk, setelah itu mereka berdua berbicara beberapa patah kata sebelum Viola akhirnya pergi meninggalkan Rein di klinik sekolah.
Setelah Viola pergi, Rein langsung memberikan perintah di dalam benaknya : "Buka Profil!"
Segera antarmuka sistem muncul di depannya.
__________________
Nama : Van Rein
Usia : 17 Tahun
Ras : Manusia
Level Kultivasi : Beyond Mortal Stage 5
Tingkat energi : 300/500
Teknik Dasar : Teknik Tinju Siluman (Tingkat Pemula), Teknik Siluman Gesit (Tingkat Pemula), Teknik Pedang Siluman (Tingkat Dasar)
Teknik Spiritual : Tidak Tersedia
Teknik Kultivasi : Teknik Nafas Siluman (Tingkat Dasar)
Senjata : Tidak Tersedia
Sistem Simulasi \= Tempat Latihan (0), Individu (1), Teknik (0), Wilayah Perang (0)
Poin yang dimiliki : 13800
___________________
Melihat antarmuka sistem, Rein agak mengerti.
Level Kultivasinya memang berada di Beyond Mortal Stage 5, dan tingkat energi sepertinya adalah energi yang di butuhkan untuk naik level. Saat dia memiliki energi hingga penuh, dia bisa mencoba untuk menerobos level.
Level kultivasi di dunia ini ada beberapa level, yaitu : Beyond Mortal, True Master, Spirit Master, King Master, dan Half Sovereign.
Setiap level memilih 9 Stage, 1 - 9 stage.
Teknik kultivasi yang dia miliki juga sama, sepertinya sistem membuat level keahlian dari tingkat pemula hingga tingkat ahli, namun dia tidak yakin tentang hal ini, hanya menebaknya saja, mungkin ada level lain.
Dan sistem simulasi adalah inti dari sistem ini. Dari empat kategori yang tersedia, Rein memiliki tebakan di dalam hatinya. Dia bisa menyalin Tempat latihan, individu, dan lainnya ke dalam sistem. Namun dia tidak yakin apa kegunaan sistem simulasi ini.
"Buka sistem simulasi."
Rein memberikan perintah lagi di benaknya. Segera antarmuka sistem muncul.
[ Tempat Latihan ]
[ Individu ]
[ Teknik ]
[ Wilayah Perang ]
"Pilih Individu."
Rein segera memberikan perintah yang lain.
Segera antarmuka sistem berubah, dan menunjukkan nama 'Viola' yang berada di dalam sistem Simulasi.
Rein segera memilihnya, dan antarmuka sistem muncul lagi.
[ Host memilih Simulasi Individu 'Viola'. Untuk memasuki simulasi, Host akan dikenakan biaya 200 poin, apakah ingin melanjutkan? ]
"Lanjutkan!"
Setelah mengatakan itu, pandangan Rein menjadi kabur dan datang ke sebuah tempat.
Dia berada di sebuah ruangan yang luas dan tertutup, seperti sebuah kotak raksasa. Lantai ruangan ini menggunakan marmer hitam.
Rein mengangkat kepalanya dan melihat sosok Viola yang dingin dan menyendiri di depan matanya, dengan sebuah pedang yang indah di tangannya.
Rein juga melihat tubuhnya sendiri dan sadar bahwa dia berpenampilan sama seperti dia di dunia nyata, namun ada sebuah pedang biasa di tangannya saat ini.
[ Simulasi Individu berhasil diaktifkan ]
[ Karena ini adalah pertama kalinya bagi Host menantang Simulasi ini, Host akan menerima misi ]
[ Misi Pertama : Bertahan melawan musuh ]
[ Misi Kedua : Bertarung Seimbang melawan musuh ]
[ Misi Ketiga : Mengalahkan musuh ]
[ Misi hanya akan terpicu jika lawan memiliki level yang lebih tinggi dari Host. Semoga berhasil ~ ]
Antarmuka sistem muncul di depan matanya lagi.
"Jadi ini adalah simulasi? Ini seperti latihan, dan sepertinya akan ada hadiah jika aku menyelesaikan misi ini?" Rein merenung dan berpikir.
[ Selamat datang di dunia simulasi. Lawan Host memiliki level yang jauh lebih tinggi dan beberapa pilihan akan muncul untuk dipilih oleh Host ]
[ Menyerang ]
[ Bertahan ]
[ Lari untuk hidupmu! ]
Melihat antarmuka sistem di depan matanya, Rein sadar bahwa dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Sepertinya dia harus memilih pilihan terlebih dahulu.
"Menyerang adalah cara bertahan yang baik! Apa-apaan pilihan 'Lari untuk hidupmu'? Ini terlalu merendahkanku. Pilih untuk menyerang!" Rein dengan percaya diri memilih untuk menyerang.
[ Host memilih untuk menyerang. Sistem akan mengendalikan tindakan Host untuk pertama kalinya sesuai dengan pilihan Host dan kemampuan Host sendiri ]
[ Menciptakan Strategi serangan berdasarkan kemampuan Host ]
[ Strategi telah dimuat, tubuh host akan dikendalikan untuk menyerang lawan ]
Setelah itu, tubuh Rein secara bertahap bergerak sendiri tanpa perlu dia mengendalikannya.
Tubuhnya berlari dengan gesit ke samping menuju Viola, saat dia berada dalam jarak beberapa meter dari Viola, gerakan tubuhnya berubah menyamping, dan segera melambaikan pedang yang ada di tangannya untuk menyerang Viola.
Cling!
Viola hanya berdiri diam di tempat, dan menahan serangan pedang Rein dengan mudah dengan pedangnya.
Di sisi lain, Rein yang tubuhnya dikendalikan oleh sistem, tercengang! Gerakan dan gaya ini memang sesuai dengan kemampuannya sendiri!
[ Serangan telah berhasil dilakukan, Host sekarang dapat mengendalikan tubuhnya kembali ]
Setelah melihat pemberitahuan sistem, Rein merasakan kembali kendali tubuhnya.
Dia segera mengendalikan tubuhnya untuk melompat mundur ke belakang.
"Sial! Sistem ini benar-benar mampu melakukan serangan yang jauh lebih sempurna daripada aku!" Rein berkata saat memandang Viola yang masih berdiam diri di tempatnya.
"Aku mengenal Viola dengan baik, untuk bertahan, sepertinya misi pertama akan dicapai dengan mudah." Rein berpikir dan segera maju untuk menyerang Viola lagi.
Namun di detik berikutnya, Viola bergerak, dia melambaikan pedang yang ada di tangannya ke arah Rein yang sedang menuju ke arahnya. Segera sebuah cahaya pedang emas datang menghampiri Rein, mengarah ke lehernya.
Melihat serangan yang akan datang, Rein membawa pedangnya ke depan untuk menahan serangan Viola.
Namun saat pedangnya bersentuhan dengan cahaya pedang emas, pedang di tangan Rein terbelah, tidak mampu menahan serangan musuh.
"Hah?" Rein terkejut dan mencoba untuk menghindar.
Namun waktunya tidak cukup, segera cahaya pedang menebas lehernya dangan ganas dan menembus lehernya.
Srakkkk!
Suara daging terpotong terdengar saat kepala Rein terpisah dari tubuhnya, dan terbang di udara.
Rein tidak mampu untuk bereaksi tentang apa yang terjadi, dia hanya mampu melihat pemberitahuan dari antarmuka sistem untuk mengetahui apa yang terjadi.
[ Host telah terbunuh. Simulasi telah selesai. ]
Segera setelah itu pandangan mata Rein menjadi gelap dan kembali ke ruangan klinik di mana sebelumnya dia berada.
Saat kesadarannya kembali ke kenyataan, Rein segera memegangi lehernya dengan kedua tangannya.
"Sial! Perasaan leher terpotong itu begitu nyata!"
Tubuh Rein basah dipenuhi dengan keringat dingin. Pengalaman kematian di sistem simulasi semuanya begitu sangat nyata, bahkan dia masih mengingat kengerian saat kepalanya terpotong.
Rein mengangkat tangan kanannya dan melihat bahwa tangannya saat ini masih bergetar ketakutan akibat pengalaman kematian sebelumnya.
"Siapa yang tahu bahwa sistem simulasi ini begitu kejam? Hehe, aku melebih-lebihkan diriku sendiri. Dengan seluruh kekuatan Viola, aku bahkan tidak mampu menahan satu serangan darinya." Rein terkekeh sedih dan mengolok-olok dirinya sendiri karena terlalu buta dengan kemampuannya sendiri.
Rein segera menutup antarmuka sistem, untuk jangka waktu tertentu, dia tidak ingin membuka sistem simulasi lagi karena dia masih memiliki trauma yang tersisa dari pengalaman sebelumnya.
Di samping tempat tidurnya, di laci meja, terdapat keranjang buah yang di bawa oleh Viola dan satu buah handphone. Rein mengulurkan tangannya dan mengambil handphone miliknya, dan melihat jam di hp nya.
"Jam 1 siang. Aku masih memiliki waktu untuk memulihkan diri. Ngomong-ngomong sistem simulasi bisa menyimpan hal lain selain individu, bagaimana jika aku menyalin tempat latihan?" Rein merenung di dalam benaknya.
Di dojo sekolah, terdapat sebuah mekanisme latihan yang bertujuan untuk melatih gerakan, refleks, dan lainnya. Menurut sistem simulasi, dia bisa menyalin tempat latihan seperti itu. Dia cukup penasaran apa yang akan dia dapatkan saat menjalankan simulasi tempat latihan, lupakan simulasi individu untuk jangka waktu tertentu.
Rein beristirahat di klinik sekolah selama setengah jam dan memakan buah-buahan yang di bawa oleh Viola. Saat pikirannya sedikit lebih tenang akibat pengalaman kematian pertamanya, Rein turun dari ranjang tempat tidur, dan mengenakan pakaian sekolahnya yang di letakkan di sekitar tempat tidurnya.
Seorang pria muda tampan mengenakan seragam sekolah Biru-Emas kembali!
Namun wajah Rein masih pucat saat ini, seolah dia telah melihat hantu.
Dengan langkah berat, Rein berjalan keluar dari klinik sekolah dan menuju Dojo sekolah.
Dalam perjalanannya, beberapa orang menyapanya, dan Rein menyapa balik dengan sopan dengan wajah yang pucat. Orang lain bertanya-tanya apa yang terjadi pada Rein.
Dengan susah payah, Rein akhirnya kembali ke Dojo sekolah.
Setiap orang yang ada di Dojo sekolah sibuk dengan urusan mereka sendiri, jadi kehadiran Rein yang sebelumnya membuat topik yang cukup hangat tidak menimbulkan sensasi apapun saat dia kembali ke Dojo sekolah.
Rein berjalan mendekati salah satu tempat latihan yang bernama 'Robot Petarung'.
Tempat latihan Robot Petarung memiliki 3 tempat di Dojo sekolah, masing-masing tempat memiliki antrian yang sekitar 5 orang.
Memfokuskan pandangannya ke tempat latihan Robot Petarung, Rein memberikan perintah di dalam benaknya.
"Menyalin!"
[ Terdeteksi Host ingin menyalin tempat latihan : Robot Petarung (Level Beyond Mortal). Memerlukan 500 poin untuk menyalin tempat ini, apakah ingin melanjutkan? ]
"Lanjutkan!"
[ Segera menyalin tempat latihan ]
Setelah sistem menjawab, sebuah percikan cahaya warna warni muncul menutupi seluruh tempat latihan robot petarung selama beberapa saat sebelum menghilang.
[ Tempat Latihan berhasil di salin ]
Rein mengangguk sedikit, dia segera membuka sistem simulasi dan menuju ke menu Simulasi Tempat latihan.
Saat dia melakukan itu, dia melihat pilihan 'Individu' lagi dan membuatnya merinding secara tidak sadar.
[ Sistem Simulasi : Tempat Latihan ]
[ 1. Robot Petarung (Harian) ]
"Eh? Apa maksud dari harian ini?" Rein tanpa sadar bertanya di dalam benaknya, namun yang tidak dia sangka adalah sistem menjawab pertanyaannya.
[ Tipe simulasi 'Harian' kurang lebih sama seperti misi. Setiap Host menjalani simulasi Harian, Host akan mendapatkan hadiah tertentu, bergantung pada kinerja Host. Simulasi Harian pada umumnya memiliki hadiah Poin dan juga hal lainnya ]
"Eh? Apakah kamu hidup?" Rein terkejut saat sistem menjawab pertanyaannya dan bertanya apakah sistem hidup atau tidak.
[ Sistem hanya sebuah kecerdasan dari sebuah program yang diciptakan untuk memandu Host ]
"Hmm... Selain simulasi dan menyalin sesuatu, apalagi yang bisa dilakukan oleh Sistem?" Rein bertanya lagi.
[ Untuk saat ini, fungsi Sistem Simulasi telah sepenuhnya diketahui oleh Host. Harap di ingat bahwa semakin kuat Host, Sistem juga akan berkembang mengikuti perkembangan Host ]
"Hmm, menarik." Rein menyeringai.
Setelah bertanya beberapa hal lagi kepada Sistem, Rein mendapatkan semua jawaban yang dia tanyakan. Namun jika itu berhubungan dengan dunia luar, sistem tidak bisa menjawab.
Di Dojo sekolah, ada tiga tempat latihan, yaitu Robot Petarung, Refleks Pertarungan, dan Pertarungan Senjata.
Rein menyalin semuanya ke dalam sistem simulasi dan menghabiskan 1500 poin secara keseluruhan, dan menyisakan 12100 poin.
Dojo di sekolah memiliki beberapa level, yaitu Level Pemula, Menengah, dan Jenius. Untuk Rein, tentu saja Dojo yang dia masuki adalah level pemula, dan semua tempat latihan untuk Kultivator Beyond Mortal.
Melihat dari harganya, menyalin tempat latihan Level Beyond Mortal memiliki harga 500 poin.
Menyelesaikan semuanya, Rein berpikir sejenak dan memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah.
Di dalam sistem simulasi, dia dapat menyalin teknik. Rein telah menghafal semua teknik yang dia miliki, namun sepertinya dia membutuhkan benda fisik yang ada di dunia nyata untuk menyalin teknik itu ke dalam sistem simulasi.
Tidak lama kemudian, Rein datang ke perpustakaan sekolah. Dengan token identitasnya, dia masuk ke lantai pertama perpustakaan dan masuk ke dalam.
Menuju ke tempat tekniknya berada, Rein akhirnya sampai di sebuah tumpukan buku yang tinggi. Melihatnya selama beberapa saat, Rein menemukan buku yang dia cari.
Teknik Nafas Siluman!
Semua teknik yang Rein memiliki berhubungan dengan Siluman, itu bukan berarti dia ingin menjadi seorang Assasins atau semacamnya.
Dalam 3 tahun terakhir, banyak orang-orang yang menghilang dan di culik oleh suatu organisasi. Ini adalah hal yang umum di dunia ini jika seseorang menghilang, namun jumlah orang yang hilang agak besar, dan mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
Tujuan pertama Rein untuk berkultivasi adalah melindungi hidupnya sendiri! Walaupun dia memiliki pengalaman hidup di dua dunia, itu bukan berarti dia bisa dengan mudah melepaskan kehidupannya yang sekarang.
Jadi dia memilih teknik siluman karena setiap teknik siluman bisa meningkatkan kecepatannya, selain itu dia bisa bersembunyi di kegelapan, dan hal lainnya. Pada intinya, teknik siluman berhubungan dengan tindakan untuk bersembunyi dan berlari.
"Menyalin!"
Saat mengatakan itu, sistem segera menyalin Teknik Nafas Siluman ke dalam sistem, dan menghabiskan 500 poin lagi.
Rein mengangguk kecil dan segera mencari sisanya.
Dia memiliki banyak poin, jadi dia tidak terlalu khawatir. Untuk urusan mencari poin, dia akan memikirkannya nanti.
Menghabiskan waktu 1 jam, Rein akhirnya menyalin semua tekniknya ke dalam sistem.
Melihat handphonenya, dia melihat bahwa jam sudah menunjukkan pukul 3 sore.
Akademi kultivator memiliki jam sekolah yang sangat bebas dan fleksibel. Hari Senin dan Selasa, semua murid akan mengikuti pelajaran wajib dari guru sekolah. Sisa hari lainnya, para murid bebas untuk melakukan apapun yang mereka mau. Bahkan jika mereka tidak masuk sekolah, para guru tidak akan repot mengurus mereka.
Yang paling utama adalah mereka lulus ujian sekolah. Jika tidak, mereka hanya akan dikeluarkan dari sekolah.
Karena belum waktunya untuk pulang, Rein kembali ke Dojo sekolah.
Sesampainya di sana, dia segera mencari tempat yang sepi dan duduk bersila.
Jika dia ingat sebelumnya, saat dia memasuki simulasi, waktu tetap berjalan dengan normal dan tubuhnya menjadi diam dan tidak aktif. Rein memiliki sebuah rencana di benaknya.
Bagaimana jika dia melakukan meditasi Nafas Siluman sebelum memasuki simulasi? Bukankah dia tetap akan berkultivasi walaupun kesadarannya memasuki simulasi?
Dengan pikiran seperti itu, Rein segera bermeditasi menggunakan Teknik Nafas Siluman.
Setelah itu dia memerintahkan sistem untuk memasuki Simulasi Tempat Latihan Robot Petarung, dan segera kesadarannya di kirim ke suatu tempat yang mirip dengan tempat latihan di Dojo.
Di sisi lain, tubuhnya di dunia nyata masih berada dalam kondisi meditasi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!