"Selamat beristirahat." Hiro memegang nisan batu di atas tanah coklat tersebut.
Hujan deras membasahi jalanan kota menemani langkah kaki Hiro yang hendak pulang dari tempat pemakaman umum atau TPU yang cukup jauh dari apartemen miliknya.
"Sepertinya hujannya akan sangat deras," Gumam Hiro pelan melihat ke langit, awan cumulonimbus gelap mulai menurunkan muatannya ke muka bumi.
Hiro pun segera berlari kencang menuju salah satu halte bus terdekat untuk menumpang.
"Ini sangat dingin."
Hiro berhasil menemukan salah satu halte bis di kawasan tersebut, melihat jadwal dan rute yang dilewati agar bisa menentukan naik bis apa ia akan kembali ke apartemen miliknya.
Setelah membaca dan menentukan semuanya, Hiro pun menunggu bus yang akan ditumpangi olehnya. Setelah kurang lebih 20 menit, bis yang ia tunggu pun datang dan membawanya pergi kembali ke apartemen miliknya.
"Semuanya kita sudah sampai di halte biru nomor 99, para penumpang yang hendak turun dipersilakan untuk turun dan penumpang yang hendak naik dipersilakan untuk naik."
Hiro masuk, menscan barcode bis dengan telepon pintar miliknya yang berisi e-wallet untuk membayar biaya perjalanan yang akan ia tempuh, kemudian duduk di salah satu kursi penumpang yang sepi.
Sepanjang perjalanannya pulang, Hiro memilih untuk melihat telepon pintar miliknya miliknya, membaca beberapa berita penting di beberapa portal berita mainstream dan membuka sosial media miliknya seperti, Twitter, Instagram, YouTube, Twitch dan Discord.
Di Twitter, Hiro melihat beberapa tagar yang berisi banyak informasi dan perbincangan antara para pengguna Twitter, di Instagram ia melihat beberapa gamer terkenal yang memberikan banyak update tentang diri mereka, di YouTube ia melihat beberapa konten kreator yang ia sukai belakangan ini.
Di Twitch ia melihat beberapa streamer yang sedang live streaming game yang sedang ia mainkan belakangan ini, begitu juga dengan di Discord yang kebanyakan diisi oleh para komunitas game online.
"Huh... dingin sekali," Hiro menutup smartphone miliknya-ia sudah membaca dan melihat banyak hal, dalam 15 menit-kemudian melihat ke arah luar jendela bus, hujan deras masih turun. "Kuharap aku segera tiba, setelah beberapa halte lagi mungkin."
Bis itu terus berjalan sesuai dengan rute yang sudah ditentukan, Hiro menunggu selama 30 menit sampai akhirnya bis itu tipe di halte yang ia tuju, halte yang cukup dekat dengan apartemen yang ditinggali oleh dirinya, selama itu Hiro kembali membuka telepon pintar miliknya untuk memeriksa sosial medianya lagi.
"Semuanya kita sudah sampai di halte biru nomor 334, para penumpang yang hendak turun dipersilakan untuk turun dan penumpang yang hendak naik dipersilakan untuk naik."
Hiro menutup telepon pintar miliknya segera turun dari bus tersebut dan kembali berjalan selama beberapa menit, jarak antara halte 334 itu dengan apartemen yang ia tinggali sekitar 100 meter, memakan kurang dari 5 menit dengan berjalan.
3 menit kemudian, Hiro sampai di depan gedung apartemen, ia masuk ke lobby langsung disambut oleh pegawai apartemen dengan sangat ramah.
TING!
Lift terbuka, Hiro masuk ke dalam dan menekan tombol lantai 14, kemudian musik lift diputar secara otomatis.
TING!
Lift terbuka, Hiro pun berjalan menuju apartemen miliknya, membuka pintunya dengan kunci kartu berwarna hitam gelap.
Segera melepaskan pakaiannya, memasukkannya ke dalam mesin cuci, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.
***
Hiro adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari SMA elit di Jakarta.
Ia cukup beruntung karena memiliki orang tua yang sangat berkecukupan untuk membuatnya dapat merasakan bangku sekolah dari PAUD sampai SMA di sekolah yang paling elit di Jakarta, ditambah lagi ia merupakan seorang anak berprestasi.
Dan untungnya juga Hiro sadar posisinya berada, walaupun memiliki harta dan otak ia tetap menjadi seorang yang rendah hati, sehingga banyak orang menyukainya, tidak sedikit juga yang menyatakan perasaan mereka kepada Hiro.
Hiro benar-benar sangat beruntung, sampai ia bertemu dengan seorang wanita muda yang memiliki jarak usia 5 tahun di atas Hiro, jika ia berusia 18 tahun, mungkin sekarang maka wanita itu berusia kurang lebih 23 tahun.
Sangat jelas di ingatan Hiro saat itu, saat ia pulang bersama dengan Ayah. Hari sabtu tanggal 10 juni 2034 sehabis pulang dari pesta perpisahan perusahaan mereka berdua menemukan perkelahian antara pria dan wanita di tengah jalan.
Ayah langsung menghentikan mobil, turun—Hiro mengikuti dari belakang—Ayah dan Hiro menghampiri mereka berdua yang sedang bertengkar di tengah jalanan sepi.
Ayah mencoba memisahkan mereka berdua sampai suara guntur merobek gendang telinga.
DOOR!
Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, Hiro kehilangan salah satu hal yabg paling berharga bagi dirinya.
***
"Akh-!" Hiro terkejut dan bangkit dari bathtub. "Sepertinya aku tertidur dan bermimpi buruk lagi," gumamnya pelan, keluar dari kamar mandi.
Jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Hiro membuka kulkas dan melihat apa yang bisa ia masak dan makan malam ini.
"Ada sayur, mie instan, telur, susu, hanya itu." Hiro mengambil bahan-bahan yang ia perlukan dan mulai memasak makan malamnya.
Tidak perlu memakan banyak waktu bagi Hiro untuk menyiapkan semuanya, terlebih lagi ia tinggal sendirian di apartemen ini.
Ia membawa makanannya ke ruang tengah, disana TV LED berukuran besar, menghidupkannya dan menonton Heroes TV sambil makan.
Heroes TV selalu tayang malam di pukul 19.00 WIB dan tayang pagi di pukul 08.00 WIB, dimana semua orang sudah pulang dari kantor atau tempat kerja mereka masing-masing.
Sambil beristirahat sejenak, mereka biasanya akan menonton Heroes TV yang selalu memberikan informasi, kejadian, perkembangan game atau peristiwa terbaru dan terbaik dari Benua Kompas atau game VRMMORPG Apex Legend Online.
"Hmm, berita menarik apalagi yang akan mereka tayangkan kali ini," Hiro memakan suapan pertama.
Seorang presenter wanita muncul dan mulai membuka acara dengan suaranya yang penuh semangat, "Selamat malam Heroes! Bagaimana hari kalian?!"
Presenter wanita itu berbasa-basi sebentar sebelum memulai Heroes TV, bersama rekannya seorang presenter pria-mantan pemain profesional salah satu game E-Sport—yang sedang menunggu di belakang meja.
Heroes TV dalam 6 bulan terakhir telah membawakan banyak informasi menarik sehingga selalu ditunggu oleh para pemirsa di rumah, dari yang bukan pemain sampai pemain profesional selalu menonton Heroes TV.
Begitu juga dengan Hiro, ia selalu menunggu Heroes TV, tidak pernah terlambat, apalagi saat Ayah Hiro masih hidup.
Sebagai sesama peminat game online, mereka berdua tidak pernah melewatkan Heroes TV sekalipun, selalu menontonnya bersama-sama.
Heroes TV biasanya tayang selama 1 jam yang dibagi menjadi beberapa segmen, tergantung berita apa yang mereka bawa dan tayangkan.
Dan sudah 1 jam berlalu, sepertinya tidak ada informasi menarik sama sekali hari ini, Hiro menghela napas, meminum segelas air dan mengembalikkan puringnya ke dapur.
"Hah... lebih baik aku membereskan semua ini, dan segera kembali online ke ALO." Hiro bangkit dari tempat duduknya, mematikan TV dan membereskan semuanya.
***
Halo semuanya,
Cengko, ingin mengatakan bahwa aku membutuhkan bantuan kalian untuk membuat saya semangat dalam menulis dan melanjutkan series original Apex Legend Online.
Dengan Vote, Komen(kritik & saran) dan share.
Terima kasih,
***
Jadwal Update: 1× sehari, kalau tidak ada halangan.
***
21:41 WIB. Selasa, 28 september 2021.
Jangan lupa Vote dan Comment di kolom komentar, Author sangat menghargai Kritik & Saran. Supaya Author semakin semangat dalam menulis.
***
Hiro telah memainkan Apex Legend Online atau ALO selama seminggu terakhir. Ia mendapatkan Virtual-Gear dan apartemen yang ditinggali oleh dirinya sekarang dari wanita muda yang sama.
Wanita yang ia selamatkan bersama Ayah malam itu, sebagai tanda terima kasih karena telah menyelamatkan dirinya dan tanda dia sangat berduka atas kesalahannya membuat Ayah Hiro harus kehilangan nyawa.
Hiro tidak menyukainya sama sekali dan sebenarnya ia tidak mau tinggal di apartemen ini, tapi apa boleh buat ia sudah tidak memiliki tempat lagi untuk tidur, karena bisa dikatakan setelah kematian Ayah, hubungan dirinya dengan keluarganya menjadi sangat berjarak. Seperti mereka tidak pernah menjadi keluarga yang utuh.
Sehingga Hiro memilih untuk keluar dari rumah, pergi dan mencari tempat tinggal baru dan tiba-tiba wanita itu muncul entah darimana memberikan apartemen ini seolah tahu bahwa Hiro sangat membutuhkan tempat tinggal.
Pada awalnya Hiro menolak, tapi wanita muda itu memaksa memberikan banyak alasan bahwa Hiro harus menerima apartemen pemberiannya.
Hiro sempat menolak beberapa kali, tapi wanita itu memaksa lebih kuat beberapa kali. Berat sekali untuk Hiro menerima hadiah pelipur lara ini.
"Start!" Hiro menghidupkan komputer lalu berbaring di atas kasur dan mengenakan Virtual-gear sambil menutup mata, masuk ke dalam Apex Legend Online.
Cahaya menembus mata Hiro, membuat ia harus membuka matanya perlahan, segera suara sistem komputer khas terdengar.
[Player terdeteksi!]
[Log-in]
[Scan Retina]
[Jaringan! Check!]
[Virtual-Gear! Check]
[Computer! Check!]
[Selamat datang! Petualang Wan! Silahkan nikmati petualanganmu di Benua Kompas]
Setelah beberapa pemeriksaan oleh sistem, Hiro segera dikirim ke salah satu kota kecil bernama Viridi Town yang berada di wilayah kerajaan kecil bernama Crescent Moon Kingdom yang berada di bagian Kompas Utara atau North Compass.
"Baiklah, senang bisa kembali ke tempat ini!" Wan mengepalkan tangan dengan penuh semangat, melihat ke segala arah.
Musik game RPG yang begitu khas mulai terdengar dengan sangat jelas berasal dari salah satu bar yang berada di pusat kota, udara segar hutan tropis juga bisa Wan rasakan—sangat menyegarkan—semuanya benar-benar sangat nyata bagi para player Apex Legend Online.
"Sebaiknya aku segera melaporkan misi-ku semalam yang belum sempat ku laporkan," gumam Wan pelan, kemudian bergerak cepat menuju salah satu toko yang berada di dekat balai kota.
Dalam seminggu terakhir Wan sudah menyelesaikan banyak hal di Apex Legend Online yang membuat perkembangan karakternya menjadi salah satu yang tercepat di dalam gim walaupun ia sudah ketinggalan 6 bulan dari para player gelombang ke 1 dan 3 bulan dari para player gelombang ke 2. Ini semua mungkin karena Hiro sangat beruntung mendapatkan bantuan buku coklat yang pernah diberikan Ayah kepada dirinya sewaktu kecil.
Dalam 2 hari Wan sudah menyelesaikan pelatihan di training center tempat para player berlatih atau menyelesaikan pelatihan senjata atau sihir—tinggal dipilih oleh para player—untuk mendapatkan First-Job mereka, kebetulan Wan memilih untuk menjadi seorang Swordsman yang bisa dikatakan sangat fleksibel di tahap awal game.
Terlebih lagi menyelesaikan pelatihan di training center tidak bisa dilakukan semua orang sehingga Hiro mendapatkan berbagai title dari sistem sebagai hadiah, beberapa title itu itu memberikan buff yang sangat over-power, sangat membantunya dalam berburu monster di hutan.
Wan juga sudah memiliki hubungan yang sangat baik dengan wali kota dari Viridi Town, Mayor Arnold sejak awal dengan menyelesaikan misi rahasia dari sistem, yang memberikannya 2 title 'The Listener' dan 'The Beginner', walaupun tidak memberikan buff dalam perburuan atau pertarungan, setidaknya kedua title ini memberikan buff dalam berhubungan dengan para NPC dan benar-benar membantu Hiro dalam berhubungan dengan para NPC yang berada di Viridi Town.
Salah satunya adalah NPC yang berada di dalam toko di depan Hiro. Bisa dikatakan NPC ini adalah salah satu yang paling unik bahkan langka dalam gim. Dia tampak sedang ingin membuka tokonya.
"Selamat pagi, Alchemist Richard," Wan menyapa Alchemist Richard dengan senyum lembut.
"Wan! Tolong kau bantu aku dulu!" Ucap Richard penuh semangat melihat Wan dengan senyum lembutnya.
Wan mengangguk pelan mulai membantu Richard mengangkat beberapa tong dan kotak kayu masuk ke dalam toko, dari baunya terasa sangat segar dan sehat, sepertinya adalah tanaman-tanaman herbal yang berfungsi untuk membuat Red Potion dan Blue Potion yang sangat langka belakangan ini dan sangat mahal tentu saja.
"Aih! Maafkan aku Wan! Pinggang kakek tua Richard ini sudah keropos, sehingga harus membuat repot dirimu Wan." Ucap Richard memegang punggungnya.
Wan terkekeh pelan, "Kalau begitu tinggalkan semuanya kepada-ku saja Richard. Aku akan memasukkan semuanya ke dalam, dengan sangat hati-hati tentu saja."
"Jangan repot-repot Wan, aku masih kuat."
"Tidak perlu, aku sangat ingin membantumu Richard, terlebih lagi kau harus berkonsentrasi dalam membuat potion nanti, jadi beristirahatlah sebentar."
"Baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu Wan," ucap Alchemist Richard duduk santai dan minum teh.
Dengan sangat cepat Wan menyelesaikan pekerjaan pertamanya membantu Richard membuka tokonya.
"Terima kasih Wan, sekarang semuanya sudah selesai dan toko sudah buka, bagaimana dengan quest dariku apakah sudah selesai?" Tanya Alchemist Richard.
"Aku sudah menyelesaikan semuanya, ini dia barang yang kau pesan." Hiro mengambil beberapa kantong kulit dari inventory miliknya yang berisi kurang lebih 100 jantung dari monster Red Bear.
100 Red Bear Heart adalah bahan utama membuat Small Red Potion, kalau tidak salah Alchemist Richard mengatakan 1 Red Bear Heart dapat menghasilkan 10 Small Red Potion yang berfungsi untuk menambah darah.
"Benarkah? 100 Red Bear Heart?!" Alchemist Richard sangat terkejut Wan dapat menyelesaikan quest yang ia berikan semalam.
"Iya, bisa kau periksa sendiri." Ucap Wan meletakkan kantong-kantong kulit tersebut di atas meja.
"Wah baguslah kalau begitu." Ucap Alchemist Richard memeriksa, kemudian memberikan imbalan kepada Wan berupa 100 Small Red Potion dan 1 gold.
"Terima kasih, Richard." Balas Wan menerima imbalan atas quest yang ia selesaikan. "Apakah kau memiliki quest yang lain untukku?"
"Oh iya, kurasa aku memiliki quest tambahan untukmu selain memasok Red Bear Heart. Kau bisa membantuku memasarkan Small Red Potion dan Small Blue Potion kepada para petualang yang biasa berkumpul di alun-alun kota. Terlebih lagi, aku mendengar kau seorang pedagang yang sangat terkenal di sana."
"Ha-ha-ha-ha-ha—jangan memujiku, aku tidak bisa menerima pujian dari dirimu." Wan tertawa keras dan menerima quest dari Richard.
Wan mengambil semua Small Red Potion dan Small Blue Potion milik Alchemist Richard untuk dijual di alun-alun kota.
"Aku pergi dulu."
***
Chapter Harian
***
IG: @andryanolimbong
Twitter: @Cengko_
**Kalian juga bisa mendukung Penulis dengan membelikan segelas kopi hitam seharga Rp. 5.000,- di
Karyakars a.com/ Cengko
Segelas kopi hitam dapat membuat penulis semakin bersemangat dalam mengupdate karya barunya atau mungkin mengupdate karya lama**
***
***
*****11.38 WIB. Rabu, 29 september 2021*****
Jangan lupa Vote dan Comment di kolom komentar, Author sangat menghargai Kritik & Saran. Supaya Author semakin semangat dalam menulis.
***
Sebelum Hiro pergi ke alun-alun kota, ia berniat pergi ke salah satu bengkel pandai besi yang berada di pinggir kota.
"Seperti biasa asap hitam itu selalu menarik perhatian." Gumam Wan pelan bergerak sangat cepat ke tempat asap hitam itu berasal.
Cukup 10 menit bagi Wan untuk sampai, 'Green and Brothers Smith' itu adalah nama tokonya. Wan bisa melihat ada puluhan player sedang berbincang dengan para penempa yang bekerja di bengkel tersebut dan ada juga yang berbincang dengan player yang lain, membentuk party untuk berburu di hutan.
Wan memiliki hubungan dengan pemilik dari toko tersebut, karena ia menyelesaikan sebuah misi tempo hari dari Mayor Arnold yaitu, memberikan beberapa kulit Grey Wolf kepada Smith Green.
Setelah memberikan kulit Grey Wolf kepada Smith Green ia mendapatkan imbalan sebuah armor kulit dan hubungan dekat.
Hiro juga mendapatkan sebuah quest dari Smith Green untuk membawakan item drop dari para monster yang ia buru di hutan seperti, kulit, taring, kepala dan tulang untuk dibuat menjadi senjata.
Setelah menyelesaikan misi tersebut, Hiro pun mendapatkan quest tetap dari Smith Green yang kurang lebih sama seperti quest dari Alchemist Richard yaitu, menjadi pemasok bahan mentah dari item yang mereka buat, tapi saat itu Hiro menambahkan misinya untuk ikut menjual barang-barang yang diproduksi oleh bengkel Green and Brothers Smith kepada para petualang.
Memang sedikit berbeda dengan quest dari Alchemist Richard, dikarenakan nilai potion sangatlah mahal dibanding nilai item Smith Green.
Sehingga Wan membutuhkan waktu untuk memperkuat hubungan dengan Alchemist Richard—cukup cepat, sekitar 2 hari—agar bisa mendapatkan kesempatan menjadi penjual Small Red Potion dan Blue Small Potion.
"Selamat pagi, Smith Green." Hiro menyapa dengan senyuman hangat, Smith Green sedang memakan sarapannya di belakang bengkel. "Aku membawakan barang-barang yang kau perlukan."
"Wah, Hiro petualang kesukaanku. Kemari duduk sini." Smith Green senang melihat Wan dan menyambutnya dengan sangat hangat. "Aku percaya kepadamu soal itu, apakah kau sudah sarapan? Aku memiliki roti sosis dan bir di sini, kalau kau mau," Green Smith menawarkan sarapannya kepada Hiro.
"Tidak perlu, Green aku sudah sarapan." Jawab Wan, "Aku datang hanya ingin mengantarkan barang yang kau pesan dan menjemput item-item yang akan aku jual di alun-alun kota nanti. Dan aku memiliki kejutan untukmu, kau pastikan akan tahu saat membukanya."
"Oh, baiklah, aku menunggunya.. Aku sudah menyiapkan semuanya di sini." Smith Green, mengambil sebuah kantong kulit besar dari balik kursi kayu besar miliknya—dalam kesepakatan antara Hiro dan Green Smith antara lain adalah, Hiro harus mengantarkan 100 kulit, 100 kepala, 100 taring dan 100 tulang dari Grey Wolf untuk Green Smith, dan akan mendapatkan bayaran berupa 30 set item dari bahan yang Hiro antar dan 1 gold. "Ini silahkan kau ambil dan barang yang aku pesan antarkan saja kepada para penjahit di sana seperti biasa, mereka akan mengurus semuanya."
"Baiklah, terima kasih Green. Aku pergi dulu."
Setelah Wan menyelesaikan semuanya, ia pun segera bergerak menuju alun-alun kota untuk menjual item-item dari perburuannya semalam, Small Red Potion dan Small Blue Red Potion.
Hiro sudah sangat terkenal di kalangan para petualang di Viridi Town, terutama petualang muda, ia bahkan sudah memiliki lapak jualan tetap di alun-alun kota.
Diawali oleh rasa penasaran Wan mengenai betapa berharganya item yang berasal dari perburuan dan Smith Green yang berikan kepadanya, ia berjualan di alun-alun kota dan tidak diperkirakan oleh dirinya, ternyata barang jualannya laku keras dan habis dalam waktu beberapa menit saja.
"Sepertinya para pelanggan sedang menunggu," Wan melihat kerumunan di lapaknya segera bergerak cepat.
Sesampainya di lapaknya, ia segera menunjukkan item apa yang ia bawa dan akan jual hari ini. Satu per satu item terlihat dan diletakkan, dengan cepat membawa banyak player dan membuat kerumunan yang semakin besar, memenuhi lapak Hiro.
Terutama 1 kotak kayu penuh Small Red Potion, item itu benar-benar sangat menggoda. Membuat banyak player langsung menjilati bibir mereka masing-masing, memiliki niat jahat tapi berhenti karena mengingat Hiro pasti memiliki latar belakang yang sangat kuat atau Hiro benar-benar sangat kuat sampai ia bisa menyediakan banyak barang berkualitas di lapaknya.
Semuanya sudah selesai dan lapak Hiro dibuka, "Semuanya! Teman-teman semuanya! Tolong berikan sedikit ruang bagi diriku, jualanku dan kepada para pelanggan agar mereka bisa mengantri! Aku mohon kepada kalian semua!"
Mereka mendengarnya dan segera memberikan ruang, "Baiklah, kali ini aku membawakan kalian 30 set item yang sudah kalian kenal dan biasa aku jual atau yang sedang kupakai saat ini." Hiro sedikit menjelaskan 30 set item atau biasa disebut 'Grey Wolf Set' yang terdiri dari gauntlet, armor, pants, shoes dan head.
[Grey Wolf Gauntlet — Common]
Type: Gauntlet
Level: 1
Dur: 500/500
Req: —
Effect Stat:
Physical Attack: 50 ~ 57
Physical Defence: +200
[Grey Wolf Armor — Common]
Type: Armor
Level: 1
Dur: 500/500
Req: —
Effect Stat:
Physical Defence: +300
Magic Defence: +200
[Grey Wolf Pants — Common]
Type: Pants
Level: 1
Dur: 500/500
Req: —
Effect Stat:
Heal: +500
[Grey Wolf Shoes — Common]
Type: Shoes
Level: 1
Dur: 500/500
Req: —
Effect Stat:
Movement Speed: +3%
[Grey Wolf Head — Common]
Type: Helmet
Level: 1
Dur: 500/500
Req: —
Effect Stat:
HP: +500
Accuracy: +3%
Effect Set:
Jika item Grey Wolf Set digunakan secara bersamaan akan menambahkan setiap Effect Stat sebanyak 5% kepada Grey Wolf.
Segera dalam beberapa detik kemudian, para player yang ingin membeli Grey Wolf Set berbaris dan mengantri membeli. Wan segera menjualnya dengan harga normal, 50 silver setiap set-nya. Sehingga saat ia habis menjual Grey Wolf Set, ia mendapatkan sekitar 15 gold bersih.
"Lalu bagaimana dengan Small Red Potion apakah kau berniat menjualnya atau memamerkannya kepada kami?!" Salah satu player buka suara, diikuti oleh para player lainnya.
Hiro terkekeh pelan, "Dan untuk Small Red Potion barang yang baru saja aku dapatkan, tenang saja, aku pasti akan menjualnya."
"Berapa harganya?"
"Murah saja, cukup 1 silver saja." Segera setelah Hiro menyebutkan harga Small Red Potion kerumunan itu segera bergejolak.
"Berikan kepadaku! Berikan kepadaku!"
"Jual kepadaku! Aku membeli semuanya! Cepat!"
"Apakah kau berniat menjualnya atau tidak?! Cepat berikan kepadaku!"
"..."
[Small Red Potion — Common]
Type: Potion
Level: 1
Effect Stat:
Memulihkan HP: +500
***
Chapter Harian
***
IG: @andryanolimbong
Twitter: @Cengko_
Kalian juga bisa mendukung Penulis dengan membelikan segelas kopi hitam seharga Rp. 5.000,- di
Karyakars a.com/ Cengko
Segelas kopi hitam dapat membuat penulis semakin bersemangat dalam mengupdate karya barunya atau mungkin mengupdate karya lama**
***
13.35 WIB. Rabu, 29 september 2021
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!