NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Putera Majikan Ayah

Anak Pembawa Sial

Setiap anak tentu butuh pengakuan dari orang tuanya, entah orang tuanya itu miskin atau kaya. Keberadaan hidup seseorang akan dikatakan bahagia bukan dari seberapa beradanya orang tua mereka melainkan seberapa besar kasih sayang orang tua untuk anaknya.

 

Mikhayla Matheo, gadis keturunan keluarga terpandang di kota J. Tidak hanya itu, ia juga merupakan puteri bungsu dari keluarga terkaya nomor 2 di Asia. Namun nasib baik tidak berpihak pada gadis malang ini sejak lahir, karena dianggap sebagai anak pembawa sial bagi keluarganya hari ini dan kedepan nantinya.  

Alasan itulah Membuat Mikhayla dikucilkan oleh keluarganya sendiri, lebih tepatnya ia dibuang oleh daddy kandungnya sendiri.

Mikhayla yang waktu itu baru berusia satu bulan terpaksa dipisahkan dari sang mommy dan dibawah pergi saat mommynya dalam keadaan koma sejak melahirkannya.

Susanty Ekasari ibu dari bayi malang itu atau nyonya Matheo mengalami pendarahan yang cukup hebat saat melahirkan putri bungsunya, sehingga membuat dia koma dalam waktu yang cukup lama.

Bi Mima salah seorang Asisten Rumah Tangga yang sudah cukup lama bekerja di sana merasa ibah dengan nasib bayi malang ini sehingga memutuskan bersama suami untuk menerima tawaran tuan Jonathan Matheo.

Mereka dipaksa berhenti dari pekerjaan mereka selama ini dengan pasongan yang cukup besar tapi ada syaratnya, yaitu mereka harus membawa Mikhayla kecil pergi dari rumah mewah itu dan jangan pernah muncul lagi di depan keluarga itu sampai kapanpun.

(Ya, Bi Mima bekerja sebagai Asisten Rumah tangga dikeluarga Matheo dan suaminya pak Ferdi bekerja sebagai sopir pribadi keluarga itu juga. Bi Mima yang divonis tidak memiliki anak karena mandul  akhirnya memutuskan untuk mengabdikan diri bekerja pada keluarga Matheo bersama suaminya).

 Tiga bulan kemudian, nyonya Susan sadar dari komanya namun ia harus kembali menelan pil pahit lagi saat tahu bahwa putri kecil yang ia perjuangkan sampai mempertaruhkan nyawanya itu ternyata tidak selamat. Bayi malang itu dikatakan meninggal setelah satu bulan dilahirkan, itulah fakta yang diketahui oleh nyonya Susan.

Hari-harinya dilalui dengan tidak bersemangat bahkan dia sampai dibawah ke psikiater akibat depresi. Kedua saudara Mikhayla, Rafi dan Mila tidak pernah tahu jika adik kecil mereka masih hidup karena hal itu ditutupi oleh sang daddy mereka, sehingga yang mereka tahu bahwa adik kecil mereka telah meninggal setelah beberapa Minggu dilahirkan karena waktu itu mereka tidak diperbolehkan datang ke Rumah Sakit.

*****

 

17 Tahun Kemudian.

"Pokoknya bunda sama ayah wajib hadir di acara kelulusanku besok!" ucap Dea tegas sambil memainkan sendoknya di atas piring.

"Baik tuan putri, ayah sama bunda akan hadir lebih awal" kata pak Ferdi tersenyum ke arah puteri tercintanya.

"Terima kasih ayah, I love you" ucap Dea yang langsung beranjak dari tempat duduknya mendekati sang ayah lalu menghadiahkan satu kecupan tepat di pipi kanan ayahnya.

"Oh jadi cuma ayah yang disayang nih ceritanya"ucap bunda Mima yang dari tadi menjadi pendengar setia.

"Siapa bilang cuma ayah yang Dea sayang? Ayah sama bunda itu orang terspesial di hati Dea" ucap  Dea sambil meletakan kedua telapak tangan di dadanya. Tidak hanya itu, gadis tersebubut melakukan hal yang sama mengecup kedua pipi bundanya dengan gemas.

"Ahhh sudah ah ayah, bunda, Dea pergi ke kamar dulu ya?" ucap gadis periang itu sambil melangkah pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang masih duduk di ruang makan.

"Ayah, anak gadis kita sudah mulai dewasa, semoga dia selalu dalam lindungan Tuhan" ucap Bunda Mima yang sudah meneteskan air matanya sambil memandang punggung putrinya perlahan menghilang di balik pintu kamarnya.

"Amin. Ayah juga berdoa seperti itu, semonga nasib malangnya berubah menjadi nasib baik" balas ayah Ferdi yang ikut terharu.

Kedua orang tua itu melangkah masuk ke kamar mereka untuk beristirahat karena malam semakin larut.

Sejak bayi malang itu dibawah pergi, semua jejaknya dihilangkan. Namanya diubah menjadi Dea Ekasari ( Ekasari yang diambil dari nama belakang Mommy kandungnya atau nyonya Matheo. Susanty Ekasari). Pak Ferdi dan isterinya pun tidak membawa Dea kembali ke kampung halaman mereka tapi memutuskan memulai hidup baru di tempat yang baru.

....

Kini matahari mulai menunjukkan diri, dan menerobos masuk melalui cela jendela rumah sederhana itu hingga membangunkan seisi rumah itu lebih tepatnya Dea karena ayah dan bundanya sudah bangun sejak subuh.

Dengan semangat Dea melangkah menuju kamar mandi umum dirumahnya. Ya, mereka hanya memiliki satu kamar mandi di bagian belakang dekat dengan dapur. Gadis cantik ini mulai bersiap karena hari ini adalah hari terakhirnya di Sekolah Menengah Atas dan akan menerima hasilnya.

Katiga penghuni rumah ini sudah bersiap dan menuju meja makan untuk mengisi perut mereka sebelum berangkat ke sekolah.

"Setelah ini ayah antar Dea terlebih dahulu ke sekolah, bunda tunggu ayah kembali jemput ya?" putus ayah untuk mengantar kedua wanita yang ia cintai itu ke tempat acara menggunakan motor buntutnya.

"Baik ayah" jawab ibu dan anak itu serentak.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka ayah langsung mengantar Dea ke sekolah lebih dahulu  sesuai janjinya dan kembali menjemput sang isteri.

Acara di sekolah pun dimulai, semua orang tua wali /murid sudah duduk berjejer di bawah panggung acara sementara semua siswa dan siswi berada di samping panggung acara.

Pembawa acara mulai membuka acara dengan berbicara panjang lebar, kesempatan demi kesempatan diberikan kepada kepalah sekolah dan perwakilan dari orang tua murid untuk menyampaikan beberapa pesan dan kesan kepada siswa dan siswi yang segera tamat dari sekolah itu.

Setelah melewati sederet rangkaian acara, akhirnya tiba pada acara yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman hasil kelulusan.

"Semua peserta tahun ini dinyatakan lulus dan itu artinya sekolah kita mendapat presentasi 100%. Dalam kelulusan ini, ada beberapa siswa dan siswi kita yang meraih nilai terbaik, karena itu kini tibalah saatnya kita akan mengumumkan peserta tahun ini yang lulus dengan nilai terbaik. Saya selaku pembawa acara mengundang dengan hormat bapak Kepala Sekolah untuk berada di depan tepatnya di atas panggung ini untuk menyambut Siswa dan siswi kita yang berprestasi tahun ini…." Ucap pembawa acara.

"Kita akan mulai dari juara ke 3 yang di raih oleh anak kita Randy Juanda… mari kita berikan tepukan tangan yang meriah!!! saudara Randy silahkan naik keatas panggung" seru pembawa acara dan siswa yang bernama Randy itupun melangkah naik untuk mengambil tempat di atas panggung tepat di samping kepala sekolah.

"Peserta kedua yang meraih juara 2 tahun ini adalah….Merlina Mahesa… sekali lagi kita berikan tepukan tangan!! Saudara Merlina silahkan maju" perserta kedua pun melangkah ke atas panggung.

Dea mulai harap-harap cemas, ya walaupun dia adalah siswi terkocak di sekolah tapi dia juga merupakan siswi berprestasi di sekolahnya.

"Dan peserta yang terakhir, dia adalah siswa terpintar yang akan meraih juara 1 tahun ini" ucap pembawa acara.

 "Dea Dea Dea" teriak siswa/i dengan hebohnya. Semuanya bahkan sudah tahu, siapa siswa terpintar di sekolah itu.

"Ya… karena kalian sudah lebih dahulu buka kartunya maka saya hanya akan memperkenalkannya kepada para orang tua yang belum mengenalnya, Ini dia juara pertama tahun ini, Dea  E…ka…sari!!!" teriak pembawa acara yang langsung disambut dengan tepukan tangan, siulan dan sorak sorai dari siswa-siswi.

 

*

 

*

 

BERSAMBUNG

 

 

Kembali ke Kota

"Ayo Dea silahkan naik ke atas panggung" Dea yang dasarnya agak tomboy, melangkah ke atas panggung dengan penuh percaya diri dengan iringan tepukan tangan dan siulan yang belum berhenti.

"Oke semuanya boleh tenang sebentar agar kita bisa mendengar pesan dan kesan dari salah satu di antara mereka, Dea kamu bisa mewakili kedua temanmu" ucap pembawa acara.

Dea melangkah maju untuk mendekat kearah microfon dan mulai berbicara.

"Selamat siang semuanya, pertama-tama saya mau mengatakan terima kasih kepada Tuhan Sang pemberi hidup.

Yang kedua; terima kasih untuk bapak kepala sekolah SMA Negeri 1  PGRI kab. XX, bersama semua guru dan para pegawai yang sudah menerima kami untuk menuntut ilmu di tempat ini. Terima kasih juga sudah dengan sabar mendidik kami, mengajar kami untuk kelak menjadi orang yang berguna walau kami banyak mengecewakan kalian dengan kenakalan dan ketidak mampuannya kami.

Dan yang ketiga; terima kasih buat semua orang tua yang hadir saat ini, kebaikan kalian dan jasa kalian yang selama ini kalian berikan bagi kami anak-anak kalian, maaf jika hanya sejauh ini yang kami beri.

Dan terkusus bagi kedua orang tua saya, ayah, bunda, terima kasih yang tak terhingga karena sudah mau menjadi pelengkap hidup Dea. Keberhasilan ini Dea persembahkan buat Tuhan dan juga ayah bunda. Terima kasih God Bless" ucap Dea mengakiri sambutan dengan mata yang sudah berkaca-kaca lalu menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat kepada semua hadirin.

Tepukan tangan kembali riuh di tempat itu.

Bunda Mima jangan di tanya lagi, beliau sudah menangis tersedu-sedu dan kelihatannya sedang ditenangkan oleh sang suaminya.

(Tuan, jika kamu tahu bahwa putri kecil yang kamu anggap sebagai pembawa sial yang dengan teganya kamu buang adalah sebuah permata yang tersembunyi kilauannya. Aku yakin dia akan menjadi gadis yang tangguh dan luar biasa nantinya). batin bu Mima yang masih terisak.

Pembawa acara kembali bersuara;

"Tolong diperhatikan para hadirin yang terhormat; ada satu informasi lagi yang menarik bagi ketiga anak kita yang meraih juara tahun ini. Setelah ini mereka akan dikirim ke salah satu universitas terbaik di kota J untuk melanjutkan kuliah sebagai mahasiswa berprestasi, dan semua biaya akan ditanggung oleh pemerintah, kesimpulannya mereka mendapatkan beasiswa prestasi." ucap pembawa acara membuat suasana kembali riuh.

Hari ini keluarga pak Ferdi lalui dengan air mata bahagia dan sukacita. Mengingat sebentar lagi putri mereka akan pergi ke kota, membuat kedua orang tua ini menjadi sibuk karena mereka tidak akan membiarkan putri mereka sendiri ke sana tapi mereka sekeluarga akan ikut pindah ke kota J.

Dea bagaikan berlian dalam keluarga yang dijaga dengan sangat baik, walaupun dengan cara yang sangat sederhana. Jadi kemanapun Dea pergi pasti selalu ada kedua orang tuanya.

 

****

 

Hari ini Pak Ferdi bersama keluarganya kembali ke kota J setelah 17 tahun mereka tinggalkan karena di sana putri mereka akan melanjutkan kuliahnya. Sebelumnya pak Ferdi juga sudah di terima untuk menjadi sopir disalah satu keluarga terkaya di kota itu.

Ya pak Ferdi sempat melihat di situs keluarga Patty yang sementara mencari sopir pengganti karena sopir yang lamanya telah risign, jadi ia mencoba dan akhirnya diterima.

Dua hari sebelum mereka pindah, pak Ferdi lebih dahulu datang ke kota itu mencari kontrakan untuk mereka tempati dan puji Tuhan kontrakan yang ia dapat tidak terlalu jauh dari kampus tempat Dea kuliah dan tempat pak Ferdi bekerja.

Sebenarnya pasongan yang waktu itu diberikan oleh keluarga Matheo masih ada dalam simpanan, dan sudah dialihkan atas nama Dea Ekasari. Pak Ferdi dan isterinya tidak mau hidup boros mengingat putri mereka akan membutuhkan biaya yang lebih besar jika ia beranjak dewasa nanti. Jadi selagi masih kuat, pak Ferdi akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari dan uang jajan putrinya.

Keluarga bahagia itupun meninggalkan daerah tempat mereka membesarkan putri kesayangan mereka. Dea sangat bahagia memiliki orang tua yang begitu sayang kepadanya, dalam hatinya ia memohon agar Tuhan memperpanjangkan usia kedua orang tuanya karena sampai hari ini ia tidak mengenal seorang keluargapun baik dari ayahnya maupun bundanya, jadi dalam hati ia berfikir jika suatu saat nanti kedua orang tuanya dipanggil Tuhan maka ia akan benar-benar hidup sebatang kara.

Sampailah mereka di kontrakan yang sederhana namun cukup bagi keluarga ini tempati karena kelihatan sangat nyaman. Kontrakan itu hanya memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, kamar mandi umum dan dapur seperti waktu mereka di rumah yang ada di daerah xx.

Ketiga orang penghuni rumah baru itu mulai sibuk merapikan semua barang-barang yang mereka bawa hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Bunda, biarkan dulu yang lain esok saja lanjutnya, kasihan putri kita sudah kelelahan" ucap ayah.

"Baik ayah, ayo nak bersihkan dulu tubuhmu supaya lebih segar, setelah itu kita makan bersama, biar bunda yang menyiapkan makan malamnya" kata bunda yang langsung berjalan menuju ke dapur untuk mulai menyiapkan makan malam mereka.

Ayah dan anak itu sudah lebih dahulu membersihkan tubuh mereka dan menunggu giliran bunda yang sedang membersihkan tubuhnya dan setelah itu mereka mulai makan malam tepat jam 9 malam. Setelah makan malam,masing-masing menuju ke kamar untuk beristirahat karena mereka memang sudah sangat lelah hari ini.

Pagipun kembali datang menyapa kota itu. Ayah sudah bersiap untuk mulai masuk kerja hari ini, sementara bunda yang sudah biasa dengan aktivitas paginya di dapur untuk menyiapkan sarapan buat dua orang tercintanya.

"Ayah, sarapan dulu" ucap bunda.

"Iya bunda, anak gadis itu masih tidur ya?" tanyaAyah.

 

"Biarkan saja ayah, pasti dia kelelahan seharian tidak beristirahat." Jelas bunda.

"Iya tapi bangunkan dia sarapan dulu baru lanjut tidurnya, tidur juga butuh tenaga bunda," iseng pak Ferdy.

"Iya nanti aku bangunkan" sambung bunda sambil menaruh nasi dan lauk di piring suaminya.

Setelah kepergian pak Ferdi, bunda melangkah menuju kamar putrinya yang tidak tertutup sehingga memudahkanya untuk langsung masuk. Bunda terkekeh melihat anak gadisnya yang tidur dengan gaya yang tidak ada sopan-sopannya sedikit.

"Nak, bangun sayang sudah siang" ucap bunda sambil mengusap kepala putrinya.

"Lima menit lagi bunda, masih mengantuk," balas Dea yang tidak membuka matanya sama sekali

Melihat itu, bunda merasa kasihan pada putrinya.

"Bagun sarapan dulu sayang, nanti dilajutkan lagi"bujuk bunda.

"Nanti saja bunda" ucap Dea lagi dan sepertinya tidak ada tanda-tanda untuk bangun.

Bunda memilih membetulkan selimutnya lalu keluar dan menutup pintu kamar itu dan kembali melanjutkan pekerjaan beres-beres yang tersisa semalam.

 

*****

 

BERSAMBUNG

Berkunjung ke Kampus

Pak Ferdi mulai dengan tugasnya sebagai sopir pribadi tuan besar Rudy Frits Patty. Pengusaha emas dan batu bara terbesar dan merupakan orang terkaya nomor 1 di Asia.

"Selamat pagi tuan, apakah mau berangkat sekarang?" tanya pak Ferdi pada majikannya.

"Iya pak Ferdi, kita berangkat sekarang" jawabnya dan langsung membuka pintu dan masuk lalu duduk. Tuan Patty memang  tidak suka berlebihan harus dilayani membuka pintu mobil dan lain sebagainya. Dia adalah orang yang pekerja keras jadi hanya sekedar membuka pintu mobil ia sendiri akan melakukannya.

"Pak Ferdi, selama ini kamu bekerja di mana?"tanya tuan Patty saat mobil sudah mulai melaju di jalan tol.

"Saya bekerja di daerah XX, saya dan keluarga baru saja pindah ke kota ini kemarin" jawab pak Ferdi apa adanya.

"Hah? Pindah? Jadi selama ini kamu di daerah xx?" tanya tuan Patty yang kurang yakin.

"Iya tuan, kami pindah ke sini juga karena putri kami mendapat beasiswa untuk kuliah di kampus terbaik di kota ini" ucap pak Ferdi lagi.

"Wah, putrimu sangat hebat, pasti dia sangat istimewa sehingga kamu tidak melepaskannya sendiri ke kota" ucap tuan Patty yang salut dengan orang tua seperti pak Ferdi.

"Betul tuan, dia sangat istimewa, bahkan aku sama sekali tidak pernah membiarkannya pergi sendirian, dia memang kuat untuk ukuran seorang gadis tapi itu tidak menjamin rasa khawatir aku dan isteriku" jawab pak Ferdi panjang lebar.

"Aku jadi penasaran ingin bertemu dengan putrimu" ucapnya sambil terkekeh, dan dibalas senyuman kaku oleh pak Ferdi.

Keduanya tiba di gedung yang menjulang tinggi, itu adalah kantor milik tuan Patty. Setelah tuan besarnya turun dan melangkah menuju kedalam gedung itu, pak Ferdi memilih menunggu di luar sambil menikmati hiruk pikuk kota itu, ia memilih duduk di bangku taman yang ada di samping kantor tersebut.

(Dulu aku bekerja pada tuan Jonathan, dia adalah orang yang arogan, keras dan tidak punya hati bahkan untuk putri kandungnya sendiri. Saat ini aku bekerja untuk tuan Patty, baru hari pertama bekerja aku sudah bisa menilai kalau dia orangnya baik sehingga mau berkomunikasi dan mendengar ceritaku yang hanya seorang sopir) gumam pak Ferdi membandingkan sifat majikannya yang lama dan yang sekarang.

 

*****

Di kontrakan, seorang gadis  bermata sipit dan berambut panjang itu baru bangun saat hampir jam makan siang.

"Nak,,, sikat giginya dulu baru makan" teriak bunda saat melihat putrinya bangun dan langsung makan padahal masih ada ilernya yang melekat di sudut bibirnya.

"Nanggung bunda, lapar nih" balasnya dengan mulut yang penuh makanan.

Melihat bunda yang sundah ancang-ancang mengangkat entong nasi untuk melemparnya, Dea buru- buru masuk ke kamar mandi dengan terus mengunyah sisa makanan yang ada dalam mulutnya hingga benar- benar masuk ke dalam kamar mandi.

"Anak satu ini, sudah mau jadi mahasiswa tapi kelakuannya tidak pernah berubah, susah ya kalau selalu dimanjakan ayahnya" gerutu bunda karena kelakuan putrinya itu.

Beberapa saat kemudian Dea keluar dari kamar mandi dengan baju santainya, siapa lagi kalau bukan bunda yang selalu menyiapkan pakaian dan handuknya selalu, karena kebiasaan putrinya ini akan heboh saat masuk kamar mandi. Dia akan berteriak minta ini dan itu membuat bundanya pusing. Kadang bunda tidak habis fikir, baru punya satu saja sudah begini apa jadinya jika sampai dua atau tiga.

"Bunda, esok Dea mau lihat kampusnya dulu" ucap Dea yang sudah kembali duduk melanjutkan makannya tadi.

"Sama siapa nak, kamu kan belum punya teman" jawab bunda khawatir.

"Tenang saja bunda, Dea sudah janjian sama Merlina" ucap Dea santai.

"Iya kalau begitu bunda bisa tenang" jawab bunda legah.

Dea menghabiskan makanannya dan membantu bundanya untuk menyiapkan lagi makan siang mereka.

Hari ini  keduanya kembali menghabiskan waktu sendiri di rumah tanpa ayah. Biasanya juga bunda sendiri jika Dea juga ke sekolah.

 

****

 

Sesuai ucapan Dea kemarin bahwa hari ini dia dan temannya Merlina janjian untuk datang ke kampus yang akan mereka masuk nanti.

Pagi-pagi sekali tanpa di kasih bangun Dea sudah lebih dahulu bangun dengan semangatnya. Selesai bersiap ia langsung menuju meja makan yang di sana sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya.

"Pagi ayah, bunda…" sapa Dea yang langsung duduk di salah satu kursi.

"Pagi sayang" jawab bunda

"Pagi nak, apa tidurmu nyenyak?" tanya ayah.

"Nyenyak sekali ayah" jawabnya bangga.

"Kata bunda hari ini kamu mau ke kampus ya?" tanya ayah lagi.

"Iya ayah tapi aku perginya sama teman sekolah dulu Merlina, kita sudah janjian ketemu di sana nantinya" ucap Dea menjelaskan karena dia tahu ayahnya akan khawatir apalagi ini di kota besar dan putrinya belum memiliki teman.

"Baiklah, hati-hati ya… kalau urusannya sudah selesai langsung pulang ya? Jangan lupa hubungi ayah kalau ada apa-apa" nasehat ayah.

"Siap my Hero" ucap Dea sambil mengangkat tangannya ke atas kepala seperti menghormati bendera.

"Ya sudah, ayah pamit duluan ya" ucap ayah sambil memberi kecupan di kening dua wanita beda usia itu,

"Ayah juga hati-hati" ucap mereka,

*****

Merlin tiba lebih dahulu di gerbang kampus, ia berdiri sambil menunggu sahabatnya yang belum sampai sambil melihat para mahaiswa/i yang berlalu lalang di sana. Beberapa saat kemudia ada suara dari arah samping yang memanggilnya

"Merlin!!!" teriak gadis itu, siapa lagi kalau bukan si cempreng Dea.

"Hei De’ kamu lama sekali, aku sampai lumutan di sini menunggu kamu" ucap Merlin ngambek.

"Demi sahabat coi, kita sesama orang kampung jadi santai saja deh" ucap Dea tanpa beban sampai mendapat tabokan dari Merlin.

"Kamu itu kalau bicara di filter dulu kenapa sih? Walaupun kita orang kampung tapi jangang jujur- jujur amat, kamu mau dibully sama orang sekampus" gemas Merlin.

"Oh iya lupa, kebiasaan suka jujur jadinya begini ni" ucapnya cengengesan.

"Sudah, masuk saja bicara sama kamu tidak ada benarnya juga" ucap Merlin yang langsung menarik tangan Dea masuk ke area kampus itu.

Kedua gadis ini terus melangkah dengan percaya diri tanpa mempedulikan para senior yang ada di sana. Maklumlah keduanya memang sudah kocak sejak dahulu masih di bangku SMA, jadi jika ke duanya lagi bersama maka dunia milik mereka berdua.

Randy dan teman- temannya yang lagi duduk di depan kelas, mengalihkan pandangan mereka saat melihat dua gadis yang asing ini masuk ke kampus, keduanya yang asyik dengan canda tawa mereka sama sekali tidak peduli pada pandangan orang- orang.

"Hei gadis kecil, apa kamu tidak salah alamat ya?"ucap Randy dengan tegas.

"Ehh kakak, memang ini bukan kampus ya? Kita kan memang mau datang ke kampus ini" ucap Dea dengan gayanya yang kelihatan salah tingkah padahal tidak.

Semua teman Randy tertawa terbahak- bahak karena baru kali ini ada gadis yang bisa menjawabnya seperti sebuah lelucon.

"Apa kamu bilang?" tanya Randi dengan penuh penekanan  sambil melangkah mendekati Dea.

 

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!