NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Sang Pelakor

I'm Comeback

Selamat membaca ...

...****************...

Kota A, di sebuah Bandara.

Seorang wanita cantik membawa koper sambil berjalan dengan penampilan yang sangat sederhana tapi tetap elegan. Hanya dengan memakai kemeja putih dan rok selutut dengan rambut sebahu yang tergerai indah. Wanita itu sedang menunggu sebuah taksi online yang ia pesan sejak tadi.

Tak butuh waktu lama, kini sebuah mobil datang tepat di hadapannya. Dalam perjalanan, sopir tersebut meneliti dari ujung kepala hingga ujung kaki lewat kaca yang ada di depan mobil. Penampilan wanita yang sangat sederhana tapi tetap elegan dan modis, membuat sopir tersebut memandang kagum pada wanita yang duduk di belakang.

Rissa, seorang wanita cantik berusia 23 tahun. Wajahnya yang cantik dan imut, membuat siapa saja yang memandangnya akan langsung terpesona oleh kecantikannya. Wanita itu memiliki sifat ramah dan ceria, tapi ada satu sisi kegelapan yang ia sembunyikan. Rissa adalah seorang anak yatim piatu, ibu dan ayahnya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu. Kini ia hanya tinggal dengan seorang diri, di tengah kejamnya kehidupan.

Rissa sendiri baru saja lulus perguruan tinggi dari luar negeri, dengan jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sekarang ia sudah kembali ke Negara asalnya untuk memulai kehidupan baru di Negara tersebut. Tentu saja ia juga membawa seribu kenangan, yang tak dapat ia lupakan di Negara itu bersama orang-orang yang ia cintai, di masa lalu. Sebelum akhirnya ia pergi untuk membenahi jati dirinya sendiri.

...----------------...

Hanya butuh waktu selama kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya taksi online yang Rissa tumpangi terparkir rapih di halaman sebuah apartemen yang sangat besar dan mewah. Tak sabar ingin merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah, Rissa pun turun dari mobil itu setelah membayar ongkos pada sosok pria paruh baya, yang merupakan sopir taksi tersebut, dan segera melangkahkan kakinya menunju pintu apartemennya.

Rissa segera membuka pintu kamar yang ia sewa di apartemen itu, dan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana. Matanya mulai menelusuri setiap sudut ruangan hingga menyapu bersih tanpa ada yang tertinggal satu senti pun.

Rissa menghela napasnya panjang, lalu mulai mendudukkan tubuhnya di atas sofa empuk yang lumayan besar. Rasanya ia sangat puas dengan apartemen yang ia sewa itu.

“Rissa, ini adalah awal dari kehidupan yang sesungguhnya. Hhaah! Rasanya aku sudah tidak sabar untuk menjalankan hari-hari ku di sini, dan aku juga menantikan kejutan yang aku harapkan,” gumam Rissa dengan menampilkan raut wajahnya yang sangat bahagia.

Setelah cukup beristirahat, akhirnya Rissa memutuskan untuk membereskan apartemen itu, yang sebenarnya tidak terlalu kotor. Tempat yang Rissa sewa cukup bersih, hingga membuat wanita itu merasa sangat nyaman dan menyukainya. Rissa mulai membereskan pakaian dan dan juga barang-barang pribadinya.

Lagi dan lagi wanita itu menghela napas panjang, saat sadar jika ia tidak ada bahan makanan untuk ia masak. Ya! Rissa memang sudah bisa memasak, jadi ia bisa irit untuk soal makan, dan tidak harus terus membeli makanan dari luar. Untuk malam ini, ia terpaksa harus memesan makanan dari luar.

Besok mungkin ia akan membeli segala keperluannya dan kebutuhan dapur, setelah mencari pekerjaan. Ia yang baru saja pulang dari luar Negeri itu pun sedikit kesulitan dalam mencari alamat, dan belum mengenal satu orang pun di kota A.

...----------------...

Setelah makan malam usai, Rissa kembali ke kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul Sembilan malam. Namun, Rissa masih berkutat di laptopnya untuk mencari pekerjaan.

“Kayanya perusahaan ini sangat besar, aku harus mencobanya,” gumam Rissa sambil menyiapkan beberapa surat lamaran kerja untuk ia bawa besok pagi.

“Sebaiknya aku segera tidur, supaya besok tidak bangun kesiangan,” sambungnya lagi dan segera beranjak menuju tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Tanpa menunggu lama lagi, wanita cantik itu telah menyelami alam mimpinya.

***

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang masuk menerobos ke dalam kamarnya melalui celah jendela, dan suara burung berkicau seakan mengusik seorang wanita yang masih bergelung dalam selimut.

Triiiiinggg! Triiiiingg! Triiiing!

Suara alarm pun berbunyi sesuai dengan waktu yang telah Rissa tentukan, hingga membuat si empunya terlonjak kaget dan segera mengucek matanya yang masih tertutup rapat.

“Hah! Sudah jam Setengah tujuh, jangan sampai aku terlambat,” gumamnya lalu segera bangkit dan pergi untuk membersihkan diri.

15 menit sudah berlalu dan disaat itu pula muncul seorang wanita yang baru saja selesai membersihkan diri dari balik pintu kamar mandi. Tak sempat ia untuk sarapan, karena takut ia terlambat, Rissa pun langsung bergegas pergi ke sebuah kantor perusahaan, tempat ia melamar pekerjaan.

***

Seorang gadis cantik baru saja memasuki Area Gedung pencakar langit, di mana tempat wanita yang bernama Rissa akan melamar pekerjaan tersebut. Perusahaan di bidang Properti terbesar di Negaranya, terpampang jelas nama perusahaan tersebut adalah ADS Company.

“Selamat pagi, Mbak,” sapa Rissa yang menghampiri Resepsionis dan tersenyum ramah.

‘Siapa wanita cantik ini?’ tanya seorang Resepsionis dalam hati sambil memperhatikan Rissa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Satu kata yang terucap di hati wanita tersebut ‘sangat cantik’.

“Ehmm, mbak,” ucap Rissa sambil melambaikan tangan, saat wanita yang ada di hadapannya malah melamun.

“Eh maaf, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Resepsionis tersebut.

“Saya mau melamar pekerjaan, mbak,” jawab Rissa yang di angguki oleh Resepsionis wanita tersebut.

“Mari Nona, saya antarkan ke ruangan HRD,” tukas sosok wanita, yang merupakan Resepsionis itu, dan langsung diikuti oleh Rissa dari belakang.

ADS Company di pimpin oleh seorang pria arogan dan sangat dingin, dan merupakan putra sulung dari pengusaha kaya Daniel Smith dan Dina Smith.

Aidan Smith, seorang pria tampan berusia 30 tahun. Wajahnya yang tampan, dengan sorot mata yang tajam bagai elang. Bahu yang lebar dan kokoh. Bahkan tubuhnya yang kekar dan sixpack, membuat ia sering dipuja dan dipuji oleh wanita. Pria yang merupakan seorang pengusaha kaya nomor satu dan berpengaruh di Negaranya. Sifatnya yang dingin dan tegas, membuat siapa saja yang berhadapan dengan Aidan akan takut dan segan.

Aidan memang sosok pria yang sangat dingin dan angkuh. Bahkan pria itu tidak dekat wanita mana pun, hingga saat ini muncul sebuah berita yang beredar jika Aidan merupakan seorang homo. Pria itu tidak menanggapi berita tersebut, yang mana hal itu membuat orang-orang semakin percaya dengan gosip tersebut.

“Itu di sana ruangannya Nona, kalau begitu saya tinggal dulu,” tunjuk sang Resepsionis tersebut dan segera pergi dari wanita cantik itu.

“Baiklah, terima kasih,” ucap Rissa sambil tersenyum ramah.

Hhaaahh!

Rissa membuang napasnya kasar untuk menetralkan rasa gugup tersebut. Wanita itu kemudian merapikan pakaiannya yang masih rapih seperti semula, takut jika ia tidak berpenampilan sempurna di hari yang penting itu.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Ketemu!

Selamat membaca ...

...****************...

Klekk!

Rissa memasuki ruangan tersebut, dengan perasaan yang sulit di jelaskan. 15 menit telah berlalu tapi yang di dalam sana tak kunjung menunjukan batang hidungnya.

30 menit kemudian ...

Klekk!

“Yes, akhirnya aku di terima kerja di sini. ini akan menjadi awal yang baik untuk kehidupan ku selanjutnya. Aku harus segera pulang sebelum makan siang. Ah! Aku lupa jika harus belanja kebutuhan dapur. Baiklah, kita belanja sekarang,” ucap Rissa meloncat-loncat kegirangan tanpa mempedulikan orang sekitar yang berlalu lalang.

Tanpa Rissa sadari, ada seorang pria bertubuh tegap sedang memperhatikannya dari kejauhan.

“Ren, kau lihat gadis gila yang ada di sana? Siapa dia, berani-beraninya bertingkah di kantor perusahaan ku,” tanya pria bertubuh tegap yang tak lain adalah CEO ADS Company, Aidan Smith.

“Saya melihatnya Bos, apa perlu saya selidiki?” tanya Sekertaris sekaligus tangan kanannya Aidan, yang biasa di panggil Ren.

“Tidak! Aku hanya bertanya,” berlalu meninggalkan Sekretarisnya dengan raut wajah yang sulit di artikan.

‘Biasanya Bos tidak pernah menghiraukan siapa pun, apa yang telah terjadi,’ batin Sekertaris Ren yang heran mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut sang Bos.

Brukk!

“Aww! Maaf tuan, maafkan saya.” seorang wanita meminta maaf, sambil membungkukkan tubuhnya secara berulang.

“Apa Bos baik-baik saja?” tanya seorang Pria, yang berada di belakang sang Bos. Pria itu segera melihat dengan teliti keadaan sang Tuan, takut jika terjadi sesuatu pada pria itu. Sedangkan, Aidan hanya diam saja dengan menampilkan wajah tanpa dosa karena sudah menabrak seorang wanita yang ada di hadapannya.

“What! Bukannya meminta maaf, malah acuh tak acuh. Hei! Anda ini tidak punya rasa perikemanusiaan ya?,” Rissa masih bersungut-sungut karena orang-orang yang ada di hadapannya bersikap arogan.

Justru ia meminta maaf bukan karena salah, tapi hanya untuk formalitas saja dan menghargai orang lain. Sedangkan, Aidan hanya memperhatikan wanita yang begitu berani padanya.

“Apa kau sudah selesai mengoceh?” tanya Aidan dengan menaikan salah satu alisnya.

“Hah?” Rissa hanya melongo. Dia sudah mengeluarkan kekesalannya, tapi hanya di respon seperti itu. Menyebalkan!

“Ren, kau urus dia! Aku tidak punya banyak waktu untuk wanita gila sepertinya,” titah Aidan pada Sekertaris Ren.

“Baik Bos, akan segera saya laksanakan,” ucap Ren sang asisten menyanggupi.

“Nona, sebaiknya anda segera keluar dari kantor ini, daripada harus membuat keributan,” titah Ren dengan nada mengusir. Sedangkan, Aidan sudah pergi entah ke mana.

“Hei! Memangnya siapa kau? Berani sekali mengusir ku. Kau ini karyawan yang Bossy ya? ck! Kita ini sama-sama karyawan, jadi tidak perlu berlagak seperti asisten CEO di hadapan ku,” decak Rissa sambil menatap kesal ke arah sosok pria yang ada di hadapannya tersebut. Namun, pria yang di tatap itu hanya diam tak bergeming, sambil menampilkan raut wajah yang datar.

“Ini kartu nama saya. Apakah nona karyawan baru di sini?” tanya Ren sembari menyodorkan kartu nama miliknya.

“Hm, iya. Aku karyawan baru di sini,” jawab Rissa dengan santai. Tak berselang lama, ia terkejut hingga membulatkan matanya dengan sempurna, saat melihat kartu nama yang ada di tangannya.

‘What! Ternyata dia memang asisten CEO? Gila! Apa yang tadi itu CEO perusahaan ini? Mampus lah aku,' jerit Rissa dalam hati tatkala melihat status orang yang ia maki, ternyata adalah seorang asisten CEO dan tentu saja CEO-nya juga. Kali ini ia benar-benar merutuki kebodohannya.

“Apakah anda sudah melihat kartu nama itu?” tanya Ren tanpa merubah raut wajahnya yang sejak tadi hanya datar saja.

“Untuk masalah ini ....” ucap Rissa sambil meringis menampilkan deretan giginya yang rapih.

“Saya mengerti. Jika anda sudah tahu, mohon ke depannya untuk menjaga sikap. Kalau begitu saya permisi,” ucap Ren dengan datar, tapi terdengar seperti sebuah ancaman di telinga Rissa.

Wanita cantik itu hanya diam sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Bahkan, wanita itu sampai menelan Saliva nya kasar.

“Ck! Merepotkan,” gerutu Ren dengan pelan tapi masih bisa terdengar oleh Rissa. Pria itu langsung meninggalkan Rissa di sana seorang diri.

“Hah! Apa aku akan mendapatkan masalah setelah ini. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku bisa melakukan kecerobohan di awal pertemuan dengan CEO di sini sih!” gerutu Rissa sambil melangkahkan kakinya keluar dari kantor perusahaan tersebut, dengan menghentakkan kakinya dengan kasar karena merasa sangat kesal.

“Dan, tadi apa?! Sekretaris Ren tadi bilang merepotkan? Ck! Justru mereka yang merepotkan aku,” sambungnya lagi karena kesal, dan tak akan ada habisnya kekesalan itu jika mengingat dua orang yang ia temui begitu menyebalkan.

...----------------...

Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, akhirnya wanita itu segera memesan taksi online untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang dekat dengan apartemen miliknya. Wanita itu memesan beberapa kebutuhan dapurnya untuk selama beberapa hari.

***

Sore hari, Rissa baru sampai di apartemen setelah berbelanja dan mengelilingi pusat perbelanjaan tersebut. Rasanya sungguh sangat melelahkan, hingga membuat wanita itu langsung mendudukkan tubuhnya sambil bersandar pada sofa yang ada di ruang tengah apartemennya.

“Rencana selanjutnya adalah, mencari seseorang yang aku tuju, hingga membuat ku datang ke Negara ini. Sebenarnya jika aku tidak bekerja pun, aku tidak akan jatuh miskin, tapi ini sangat penting untuk menunjang status ku di Negara ini. Ah! Rasanya sangat melelahkan bekerja dan memiliki Bos yang sangat arogan,” keluh Rissa hingga beberapa kali menghela napasnya kasar.

“Jika Aku bekerja di tempat itu, akan lebih sulit bagiku untuk mencari dia. Aaahh! Rasanya sangat menyebalkan jika aku mengingat wajah datar pria yang menjadi Bos ku itu, tapi dia sangat tampan. Sadar Rissa! Sekarang bukan saatnya memikirkan pria arogan itu. Namun, aku harus memikirkan cara, agar cepat bertemu dengan pria brengsekk itu,” sambung Rissa yang kini sudah merubah raut wajahnya menjadi suram.

Setelah merasa cukup tenang, Rissa pun segera bangkit untuk memasak makan malamnya. Tak ada yang istimewa, hanya makanan sederhana, karena suasana hatinya yang tidak terlalu baik, membuat wanita itu tidak bersemangat saat memasak.

***

Keesokan hari, pukul 5 sore ...

Hari pertama Rissa bekerja, tidak ada yang begitu sulit, hingga membuat ia merasa jauh lebih mudah dala tugasnya. Kebetulan ia diterima sebagai seorang sekretaris kedua sang CEO, yang tak lain adalah Aidan.

Namun, hari ini ia merasa sangat lelah untuk memasak. Jadi, wanita itu memutuskan untuk makan di luar seorang diri. Sesampainya di sebuah Restoran besar di dekat perusahaan, ia mulai memicingkan matanya seperti menemukan orang yang ia cari selama ini.

“Ketemu!” gumam Rissa sambil menampilkan senyum smirk nya.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Bertemu Revano

Selamat membaca ...

Rissa yang melihat sosok pria, yang sedang duduk seorang diri di sudut ruangan itu pun langsung mendekatinya. Wanita itu berjalan dengan sangat elegan sambil merapihkan penampilannya masih terlihat cantik.

Bruk!

Tiba-tiba saja seorang pelayan wanita menabraknya dan menumpahkan satu gelas jus pada kemeja putih yang ia kenakan. Geram, itulah yang dirasakan Rissa saat ini. Ia sudah berusaha merapihkan penampilan secara maksimal, tapi orang lain malah mengotori pakaiannya.

“Nona, maaf. Saya tidak sengaja, saya akan ganti rugi, tapi tolong jangan laporkan pada Manager saya,”

pinta pelayan wanita itu memohon sambil menampilkan wajah memelas. Rissa hanya bisa menghela nafas

napasnya kasar sambil memutar bola mata. Lagi dan lagi, ia tidak bisa melakukan apapun selain memaafkan wanita yang ada di hadapannya tersebut.

“Maaf, ini ada apa ya?” tanya seorang pria yang sejak tadi memperhatikan dua orang wanita tersebut. Maka dari

itu, ia langsung menghampirinya.

“Ini tuan, saya tidak sengaja menabrak nona ini dan ingin mengganti rugi,” jawab sang pelayan sambil

terus menundukkan, tak berani mengungkapkan lawan bicara.

“Kau pergi lah, biar aku yang mengatasinya,” pinta sosok pria tersebut dengan santai, hingga membuat Rissa

mengernyitkan dahinya tanda tak terima.

“Baik Tuan, terima kasih,” ucap sang pelayan itu dan langsung pergi meninggalkan dua orang asing yang masih tak

bergeming di tempat semula.

“Tuan tidak perlu melakukan itu. Meskipun pakaian saya kotor, tapi saya tidak mungkin 'kan jika harus

meminta ganti rugi karena masalah hal sepele,” ucap Rissa sambil tersenyum elegan.

“Kau wanita yang punya hati lapang. Bagaimana jika kita duduk dulu dan di meja saya. Meskipun saja

sebagai awal perkenalan kita,” ajak sosok pria tersebut dengan penuh harap.

“Boleh, tapi sebelumnya saya ingin ke toilet dulu untuk membersihkan tumpahan jus di pakaian saya,” ucap

Rissa sambil menunjukkan pakaiannya yang sudah basah tersebut.

“Silakan Nona,” kata pria itu sambil menganggukkan kepalanya.

Lima kemudian menit...

“Maaf sudah membuat mu menunggu lama,” ucap Rissa yang baru saja datang dari arah toilet.

"Tidak apa apa.silakan duduk!”

“Siapa namamu? Namaku Revano, pemilik perusahaan REV Company,” tanya sosok pria yang tak lain adalah Revano.

“Wah, benarkah! Nama ku Rissa. Senang bertemu dengan mu. Ngomong-ngomong, sedang apa kamu berada di sini sendiri?” tanya Rissa kembali.

“Aku hanya ingin mencari angin segar. Terlalu malas jika langsung pulang ke rumah,” jawab Vano yang tiba-tiba

saja mengubah raut wajah menjadi dingin, hingga membuat Rissa yang melihat hal itu langsung menautkan kedua alisnya.

“Apa aku boleh tahu tahu? Aku pikir jika orang kaya itu selalu bahagia,” tanya Rissa semakin penasaran.

“Entah kenapa aku lagi malas saja melihat istriku. Maaf jika aku menceritakan masalah pribadiku,” jawab Vano diselingi helaan napas panjang.

“Kau sudah memiliki istri?” tanya Rissa hanya ingin memastikan.

“Benar, baru berjalan tiga tahun,” jawab Vano sambil tersenyum kaku.

“Bukankah usia pernikahan mu belum lama, tapi kenapa kamu malah sedih seperti itu?” cecar Rissa yang semakin

ingin mengorek informasi dari sosok pria yang ada di hadapannya tersebut.

“Ibuku sudah meminta cucu, tapi istriku belum juga hamil. Ah, sudahlah. Kita jangan bahas ini. Ngomong-ngomong, aku belum pernah bertemu dengan mu sebelumnya.”

“Aku baru saja kembali dari luar Negeri setelah menempuh S1 Ekonomi dan Bisnis. Jadi, mungkin itu alasan

kita tidak pernah bertemu.”

“Wah, ternyata selain cantik, kau juga seorang wanita yang berpendidikan ya. Aku yakin kau adalah wanita yang

kuat dan hebat juga. Apa kau sudah bekerja? Bagaimana jika kamu ke perusahaan aku?” tanya Vano, berharap wanita cantik itu mau bekerja di perusahaannya.

“Kau terlalu memuji. sayang sekali, aku sudah bekerja di ADS Company, dan hari ini adalah hari pertama ku

bekerja,” jawab Rissa dengan menyesal, sambil menampilkan senyum kaku.

“Oh ternyata perusahaan itu ya. Kau memang pantas di sana. Perusahaan terbesar di Negara ini, tapi sangat di

sayangkan. Pemimpinnya sangat dingin dan aku memiliki kelainan,” ucap Vano yang tak kalah mendramatis.

“Kelainan? Maksud mu kelainan apa?” tanya Rissa yang sangat terkejut saat Vano mengatakan jika pria angkuh

yang menjadi Bosnya itu memiliki kelainan. Ia heran, di mana letak kelainan itu, karena ia melihat pria itu terlihat sangat sempurna. Itu jika ia memandang sebagai seorang wanita pada umumnya.

“Aku dengar dia seorang homo, karena di usia matangnya ini tidak pernah terlihat bersama seorang wanita. Pria

itu hanya bisa dekat dengan Sekretarisnya saja. Maka dari itu berita tentang CEO ADS Company mulai menyebar ke muka umum.”

'Apa benar begitu? Tapi akumereka berdua tidak ada yang aneh, meskipun selalu terlihat bersama.

Ah! Mengapa aku malahan ide pria arogan itu sih,' gerutu Rissa dalam hati, sambil terus bertanya-tanya dalam benaknya.

“Oh ternyata begitu. Aku mengerti,” ucap Rissa menanggapi seadanya.

“Hmm, bolehkah aku meminta kontak mu? Aku rasa kau sangat cocok jika di ajak bicara atau tempat berbagi,

seperti aku sekarang ini. Jika kau tidak bisa bekerja di kantor ku, aku harap kita bisa menjadi teman,” pinta Vano sambil menampilkan senyuman paling manisnya dan penuh harap terhadap Rissa. Rissa yang mendengar hal itu, tentu saja dengan senang hati memberikannya.

“Tentu saja, ini. Aku bisa menemani mu kapan pun, asal tidak di jam kerja. Kalau begitu aku pamit pulang

lebih dulu, soalnya takut terlalu malam,” ucap Rissa sambil menyodorkan sebuah kartu namanya.

***

Dalam perjalanan, tak ada percakapan sedikit pun, yang ada hanya keheningan terasa mencekam, hingga membuat sosok pria yang ada di sampingnya tersebut langsung memecah keheningan yang ada. Ya! akhirnya Rissa pulang dengan diantarka oleh Vano, karena pria itu terpaksa. Lagi dan lagi, Rissa tidak bisa menolak.

“Di mana tempat tinggal mu?” tanya Vano sambil melihat ke arah jalan, dan memperhatikan suasana yang masih

ramai orang-orang berlalulalang, menembus angin malam di kota besar.

“Tidak jauh dari sini. Jalan mawar berduri blok C,” jawab Rissa lalu menoleh ke arah sosok Vano yang sedang

menyetir. Pria itu memang sangat tampan, tapi sudah sayang memiliki seorang istri. Namun, jika Vano mau berbagi kasih dengan dirinya, ia pun tidak akan menolak.

“Bukankah itu apartemen elite?” tanya Vano kembali. Kali ini pria itu yang menoleh ke arah Rissa, dengan

tidak percaya.

“Iya benar, memangnya kenapa?” tanya Rissa balik dan menoleh ke arah Vano, hingga mata mereka saling beradu

pandang. Beberapa saat kemudian, keduanya saling mengenal wajah ke arah yang berlawanan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!