POV PUTRI DIANA
Aku, Putri Diana!Seorang siswi berumur 17tahun yang sudah mau tamat SMA.Aku lahir di Jakarta,kedua orang tuaku sudah tiada.Dan aku tinggal bersama Kakekku dirumah besar ini.
Aku punya dua orang pembantu,sepasang suami istri.Pak Hadi sebagai supirku,dan Bu Iyem sebagai orang yang mengurus rumah dan makananku.
Semua sumber keuanganku didapat dari warisan orang tuaku yang diurus oleh Papa Damian Aryaguna.Yah aku memanggilnya Papa karena Ibuku menikah dengannya setelah kematian Ayahku,Danur Wenda.
Papa Damian sayang banget sama aku,dulu aku tinggal bersamanya.Tapi Mama Andin dan anaknya Kanaya tidak suka padaku.Akhirnya Kakek yang tahu itu meminta aku untuk tinggal bersamanya.
Awalnya Papa tidak mengijinkan,tapi entah apa yang Kakek bicarakan secara pribadi dengan Papa,sehingga Papa mengijinkan aku untuk tinggal bersama Kakek dirumah besar yang aku tinggali sampai detik ini.
Setiap pulang kerja Papa Damian pasti menyempatkan diri untuk datang ke rumah ku.Sesibuk apapun ia,pasti akan datang menemui ku walau hanya sekedar bermain gitar dan nyanyi bersama.
___
Hari ini adalah hari pengumuman nilai UN Di sekolahku.Seperti biasa,aku datang ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor sport kesayanganku Kawasaki Ninja H2 Carbon.
Para Siswa kelas XII saling berebut di MADING untuk melihat pengumuman hasil nilai UN mereka.Aku menyerlah di kerumunan untuk melihat nilai Danemku.
"D,,Lo juara lagi"Seru Manda salah satu teman sekelasku.Aku tersenyum tipis,juara adalah hal yang biasa bagiku.Sejak menganyam bangku sekolah aku memang selalu juara,kata Kakek aku mirip Ayah karena Ibuku tidak pernah juara tapi tidak pernah tinggal kelas.
Namun hobiku mirip dengan Ibu,karate, taekwondo, silat,panjat tebing,semua aku libas.hehehehehe
Tidak jarang aku selalu mendapat warning dari Kakek agar jangan lupa kodrat ku sebagai seorang perempuan.So pasti,karena aku masih cewek tulen Kek.Aku juga suka masak,suka membuat eksperimen disetiap masakanku.Dan Kakekkulah yang menjadi juri dadakan untuk menilai seberapa enak hasil masakan ku.
Pengumuman nilai Danem sudah tak menarik minatku,tapi pengumuman di secarik kertas yang ditempel disebelah pengumuman nilai, berhasil membuatku penasaran.
Liburan ke Bali untuk pisah kenang siswa-siswi murid kelas XII.Ongkos gratis untuk nilai tertinggi Putri Diana.
"Waaahh"Aku tergelak.Pak Andre memanglah best of the best kalau buat pengumuman di MADING.
"Rugi kalau nggak ikut"Ucap Manda yang masih stand by disamping ku.
"Pasti gue ikut,apalagi gratis.Iya kan?"Aku keluar dari kerumunan diikuti oleh Manda.
"Nggak gratis pun Lo pasti ikut D,berbeda sama gue"
Langkahku terhenti,Manda membalas tatapan ku dengan senyuman.Ohya aku baru ingat kalau Manda adalah salah satu siswi dari kalangan kurang mampu.Dia sekolah disini karena beasiswa.
"Tiket gratis itu Lo ambil deh nggak apa-apa"Ucapku kemudian,wajah Manda langsung berseri.
"Benarkah??"
Aku mengangguk meyakinkan.Manda lompat-lompat kegirangan.
"Makasih ya D"Senyumannya mengembang hampir menyentuh telinga.
"Uang makan punya nggak?"Tanyaku lagi.Seketika senyumnya hilang,ia diam berpikir lalu tersenyum lagi.
"Gue bisa bawa mie instan atau apalah untuk bekal.Perkara makan itu gampang"Jawabnya penuh semangat.Aku tersenyum iba,nasibnya jauh dari aku,tapi semangatnya patut aku acungi jempol.
Ku rangkul bahunya"Nanti Lo duduk sama gue,jangan jauh-jauh,Ok!"
Manda mengangguk senang,ia mengikuti langkahku yang akan pergi ke kelas.
Suara gemuruh tepuk tangan menyambut kedatanganku,aku tersenyum lalu membungkukkan badan dengan satu tangan terbentang dan satu tangan didada.
Teman-teman sekelas ku turut bahagia karena aku mendapat nilai tertinggi tingkat provinsi.Mereka mengucapkan selamat sambil menyalamiku.
"Manda ngintilin Lo ya D"Ujar Lona yang duduk di depanku.Aku menatap Manda yang duduk disamping kiriku.
"Yah pasti dong,,,biar dapat tiket gratis"Sambung Gita.Lona dan Gita tertawa mengejek.Ku tatap lagi Manda,ia tertunduk malu.
"Kalian kenapa sih?Mau gue beliin tiket gratis juga?ngomong dong nggak usah nyindir Manda gitu"Ku rogoh dompet hello Kitty ku dan ku ambil card kredit no limit lalu ku serahkan kepada Lona.
"Nih sana beli tiket untuk kalian berdua"
Lona dan Gita saling berpandangan.
"Udah sana!!sebelum gue berubah pikiran"
Dengan ragu-ragu Lona mengambil card credit itu.
"Lo serius?"Dia masih ragu.
"Kapan gue nggak pernah serius?"Balasku.Lona tersenyum ia mengajak Gita untuk pergi keruang guru.Gita dengan girangnya mengikuti Lona.
Ku angkat sebelah bibirku,begitulah teman-temanku.Mereka tidak akan mudah berteman dengan orang melarat.Tapi kalau aku,biasa saja.Siapapun yang mau berteman denganku, WELCOME.
...----------------...
Seperti biasa,Papa Damian sepulang dari kantor akan datang ke rumahku.Aku menyambutnya dengan pelukan manja.Lalu ku ajak ia masuk untuk makan malam.
"Pa,,D mau liburan ke Bali"Ucapku saat kami tengah asyik menyantap makan malam.
"Kapan?Kok sama kakek nggak bilang?"Timpal Kakekku.
"Ini D udah bilang"Bantahku sembari melahap makananku.
"Kan bilangnya sama Papa?"Kakek tidak mau kalah,ia seperti cemburu saja.
"Kan sekalian Kek"Aku pun tak mau mengalah juga.Kakek manyun dengan disertai dengusan,persis seperti anak kecil yang ngambek tidak dibelikan es krim hihihihihihi.
Papa Damian hanya senyam-senyum,sesekali ia akan menyuapi aku makan meskipun aku sudah makan dari piringku sendiri.
"Papa ijinin DD ikut liburan kan?"Sambungku.
"Boleh,berapa lama?"
"Mungkin seminggu"Jawabku ngarang.
"Baiklah,ohya besok kalau jadi proyek yang di Solo kamu tanda tangan ya"Ujar Papa.Aku mengangguk.
Yah meskipun Perusahaan peninggalan orang tuaku sudah ditangani langsung oleh Papa Damian,tapi apapun itu pasti mengharuskan aku tanda tangan.Kata Papa dia hanya staf pekerja sedangkan aku adalah pemilik Perusahaan.Papa memang sportif,meskipun ia sangat sayang padaku ia tidak pernah mengambil keuntungan dari Perusahaanku.
Pernah sekali aku mendengar Papa dan Mama Andin bertengkar saat aku masih tinggal bersama mereka.Mama Andin marah karena Papa meskipun menjabat sebagai Direktur utama,Papa tidak mau mengambil lebih selain dari gaji yang ia dapat tiap bulan.Mama Andin merasa Papa juga punya Hak atas Perusahaan itu meskipun hanya sekian persen.Tapi Papa tidak mau,dia menganggap semua adalah milikku.
Aku sebenarnya tidak masalah jika Papa mau,tapi Papa tetap tidak mau.Dia menjaga dan merawatku ikhlas sebagai orang tua sambung.Papa juga bilang ini adalah sebagai tanda ketulusan cintanya kepada almarhum Ibuku.
Waooow begitu besar cinta Papa kepada Ibuku.Pantas Mama Andin dan Kanaya kurang suka padaku.Karena kasih sayang Papa memang best of the best hihihihihihi
ILOVE YOU PAPA!
Hari yang dinanti akan segera tiba,Semua para siswa dan siswi kelas XII dari A sampai D sudah sibuk mempersiapkan diri untuk liburan ke Bali.Setiap ku lewati kerumunan mereka,yang dibicarakan adalah rencana-rencana ketika mereka sudah sampai Disana.
Bali memang salah satu destinasi impian semua orang,selain pemandangannya bagus,juga banyak hal-hal menarik di Pulau Dewata itu yang harus dikunjungi.
Aku sih biasa aja,semua persiapanku sudah diurus oleh Bik Iyem.Dia sudah sangat tahu apa saja yang harus dibawa dan diperlukan oleh ku.
Untuk mengisi waktu yang memang sudah tak ada kelas untuk kami siswa kelas XII,aku menyibukkan diri bermain basket di lapangan meskipun sendiri.Ku dribel bola,ku masukkan dengan bermacam gaya.Aku tersenyum sendiri,bangga dengan diriku sendiri.Boleh kan?
Ku rasakan ada langkah yang mendekat,ku hentikan dribelan bolaku.Ku palingkan wajahku ke arah Suara.Dista seorang siswa yang terkenal dengan kecakapannya di sekolah menghampiri sambil bertepuk tangan.
Hem,Tak ku hiraukan dia.Ku lambungkan bola pas masuk ke keranjang.Bola memantul lalu ditangkap dengan sigap oleh Dista.Ia tersenyum padaku,Caper.
"Lo ikut kan ke Bali?"Tanyanya sambil lalu memasukkan bola ke keranjang.Bola memantul tapi ku biarkan.Aku memilih beristirahat sejenak di kursi penonton.Dista mengikuti,ia duduk disamping ku.
"Selamat ya atas pencapaian Lo dengan nilai Danem tertinggi"Sambungnya lagi.
"Terimakasih"Aku mengelap keringat di wajahku.Aku tidak perlu khawatir makeup ku luntur,karena aku memang tak memakai makeup apapun.Cukup skin care untuk melindungi dari sinar UV.
"Lo cuek banget sama gue,setelah gue mengungkapkan perasaan gue sama Lo.Kenapa?"
Aku menatap pria bermata teduh itu,sekelumit senyuman ku sunggingkan.
"Di dunia ini gue nggak pernah takut apapun,kecuali sama cowok yang bilang suka sama gue,bilang cinta sama gue.Itu gue takut banget!!"
"Kenapa?"
Ku angkat kedua bahuku,ku cebikkan bibirku.
"Apa salah kalau gue suka sama Lo?"
"Nggak salah,itu hak Lo kok.Tapi gue nggak bisa"
"Nggak bisa??jangan bilang Lo pecinta se.."Dista menggantung kalimatnya.Mataku membulat,ku pukulkan handuk yang ku pegang ke arahnya.
"Jahat Lo yah"Hardikku kesal.
"Yah habisnya,Lo begitu?"
"Salah kalau gue nggak suka sama Lo?? nggak kan??sama kayak Lo yang suka sama gue itu juga nggak salah.Jadi hargai dong perasaan gue"
"Ok ok ok...jangan marah gitu dong"Dista sepertinya ingin menetralkan suasana.
"Boleh nggak gue tahu,seperti apa kriteria cowok Lo?"
"Buat apa?"Aku menautkan kedua alisku.
"Yah buat cerminan sama diri gue sendiri,apa gue pantas atau tidak buat lo"Dista memberikan alasan yang masuk akal buat ku,aku terdiam berpikir sejenak.Karena aku belum pernah sih berkhayal seperti apa pria idaman ku.
"Emmm yang pasti tinggi,nggak mungkin kan gue suka sama cowok yang lebih pendek dari gue,nggak lucu hehehehe.Terus putih tapi nggak putih putih amat,nanti dikira mayat hidup hmmm.Dan gantengnya tu ala ala cowok Turki,ada janggis,hidung mancung, bibir tipis"
"Bentar bentar bentar"Dista membuyarkan khayalan ku"Lo bilang janggis?janggis tu apaan?"
"Janggut tipis"Jawabku mendetail.
"Maksud Lo brewok gitu?"
"Begitulah kira-kira"
"Nggak ngeri Lo??"
"Ya tipis-tipis aja Brow,kayak ala-ala KING KHAN gitu.Kalao brewoknya sampe tebel banget kayak Mbah Janggot amit-amit dah"Aku bergidik.
"Hihihihihihi"Dista tertawa renyah
"Jadi emang gue bukan kriteria Lo banget dong?"
"Iya!"Dengan kejamnya aku membenarkan.Dista diam,ia menatapku sendu.
"Baiklah,mulai sekarang gue nggak akan berharap lagi sama Lo"
Aku mengangguk dengan senyuman.Dista membalas senyumku,ia menepuk pundak ku setelah itu meninggalkan aku sendiri di lapangan basket.Aku menghela nafas lega.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari yang dinanti telah tiba,Di halaman sekolah terparkir 4Bus Pariwisata.Mungkin masing-masing kelas untuk satu Bus.Aku naik ke Bus nomor 01.Disana ternyata sudah hampir semua teman-teman kelasku berada di dalam.Ternyata aku paling terakhir naik.
Baru saja aku nongol,Manda melambaikan tangan ke arahku.Aku tersenyum,lalu melangkah menuju kursi yang ia sediakan untuk ku.
Ku simpan ranselku di bagasi atas,lalu ku duduk di samping Manda.
"Ohhh jadi kursi kosong itu untuk Lo D"Ujar Lona yang duduk di kursi sebelah.Aku tersenyum saja.
"Ya iyalah,kan sekalian numpang,numpang makan,numpang jajan"Sindir Dita.Aku menoleh ke arah Manda yang jelas tersinggung dengan ucapan duo nyinyir itu.Wajah Manda tertunduk,mungkin ia malu untuk menatapku.Beberapa siswa siswi pun menoleh ke arah kami.
"Kalau kalian mau numpang juga sama gue,tinggal ngomong aja.Gue nggak keberatan kok.Kan tiket kalian gue juga yang beliin"Balas ku sedikit menekan kalimat ku.Wajah duo nyinyir itu terlihat merah karena malu.
"Kita nggak minta loh D,tapi Lo yang maksa"Jawab Dita membela diri,Lona mengangguk setuju dengan ucapan temannya.
"Gue maksa karena kalian mancing gue,gue takut dinilai beda-bedain temen.Padahal SEEEEMUUUAAAA temen gue,gue perlakukan sama.Gue nggak perduli kalian mau numpang hidup sama gue,mau numpang mati gue nggak perduli,yang penting gue nggak mengecewakan temen gue,siapa pun itu"
Aku bangkit lalu mendekati duo nyinyir itu.
"Termasuk kalian berdua"Ku tunjuk satu persatu wajah mereka yang pias.Lalu ku kembali duduk ke tempat semula.
Gemuruh tepuk tangan membahana dalam Bus tersebut.Semua teman-temanku bersorak atas apa yang baru saja aku lantangkan.Manda meremas tanganku sembari berbisik ucapan Terimakasih.Aku membalasnya dengan senyuman.
Ku lihat wajah duo nyinyir mengkeruh,malu lah tu.Aku tersenyum tipis ke arah mereka,namun mereka memalingkan wajahnya.
Tak berselang lama,Pak Andre guru kesenian di kelas ku masuk.Beliau di dampingi Bu Ema,guru Bahasa Inggris.
"Anak-anak apa sudah tidak ada yang ketinggalan?"Tanya Pak Andre lantang.
"Tidak ada Pak"Jawab teman-temanku kompak.
"Baiklah,sebelum kita berangkat,mari kita berdoa bersama"Pak Andre mengadahkan kedua tangannya ke atas,lalu ia mulai memimpin doa yang disahuti Amin oleh kami.Doa ditutup dengan surah Al Fatihah yang dibaca bersamaan.
Deru bunyi mesin Bus terdengar memekakkan telinga,Aku membenarkan letak dudukku agar lebih nyaman.Karena ini perjalanan panjang,kurang lebih 36 jam jarak tempuh yang akan kami lalui.Bik Iyem sengaja membawakan bantal leher agar aku nyaman.
10 menit kemudian,Bus perlahan berjalan keluar dari halaman sekolah satu persatu.Ku pasang handset di kedua lubang telingaku agar aku bisa menikmati genre musik yang ku suka.Tak ku hiraukan suara berisik dari percakapan semua teman-temanku.Di sepanjang perjalanan yang ku lakukan hanya tidur,ngemil,dan mendengarkan lagu.Aku kurang berkomunikasi dengan teman-temanku termasuk Manda.Hanya jika ia bertanya ya aku jawab sekenanya.
Sampai di rest area,Bus berhenti untuk beristirahat sejenak.Kami semua turun,ada yang buru-buru ke toilet.Ada yang langsung pesan makanan karena lapar.
Aku mengajak Manda untuk pergi makan sambil menunggu toilet kosong.Manda setuju,kami memesan beberapa makanan.Sambil menunggu hidangan siap,aku merenggangkan otot-otot yang terasa kaku.
"Makasih ya D"Ucap Manda terdengar ragu-ragu.
"Makasih buat apa?"
"Karena Lo banyak bantu gue"
Aku tersenyum,ku rangkul bahu temanku itu.
"Suatu hari nanti,gue pasti butuh bantuan Lo.Meskipun bukan dalam hal materi,jadi anggap aja gue menyimpan budi sama Lo"Ucap ku agar Manda tidak berkecil hati.Manda tersenyum tipis,ku lihat matanya mengembun.
"Gue janji D,jika Lo butuh bantuan gue,selagi gue mampu,gue akan bantu Lo.Apapun itu!"Manda mengikrarkan janji.Aku tersenyum disertai anggukan.
"Setelah ini,apa rencana Lo?"Tanyaku kemudian.
"Emmmm mungkin gue akan cari kerja D,biar bisa bantu perekonomian keluarga.Kasihan Bapak sudah tua,dan Ibu juga harus jaga adek-adek"
"Kerja apa dengan hanya menggunakan ijazah SMA?"
"Apa saja?"Manda mengedikkan bahunya.
"Apa tidak lebih baik jika Lo lanjutin kuliah dulu,atau ambil part time kerja sambil kuliah.Sayang nilai Lo bagus loh"Aku memberi usulan.
"Gue takut keteteran D,takut nggak bisa bagi waktu dengan baik"
"Emmmm atau gini aja,nanti gue tanya sama Papa,siapa tahu di tempat Papa ada lowongan buat Lo.Sekalian nanti gue carikan Lo kuliah yang bisa lewat online.Kan enak tuh kerja sambil kuliah,nanti gue bilang sama Papa biar Lo bisa dapet kerja yang tidak terlalu menyita waktu.Gimana?"Aku bersikeras membujuk Manda agar ia tetap bisa kuliah.
"Serius Lo mau bantu gue?"Kedua mata Manda berbinar.Aku mengangguk yakin.Tiba-tiba Manda berubah,ia melengos seakan-akan sedang tidak membicarakan apa-apa.Aku bingung,ku alihkan perhatianku,ternyata ada duo nyinyir lewat.Pantesan Manda langsung diem.
Lona dan Gita menatap kami penuh curiga.Aku bangkit sembari mengajak Manda untuk ke toilet sama-sama.Tak mungkin ku tinggalkan dia sendiri,nanti habis dia dihina oleh duo nyinyir ini.
Kami kembali melanjutkan perjalanan setelah selesai makan dan sholat.Pak Andre memutar video di layar televisi yang tersedia di ujung depan,guna menghibur kami dan mengurangi sumpek serta bosan.
Dan lagu pertama keluar adalah Tiara versi koplo.Hehehehe Pak Andre tahu aja nih.Aku tersenyum, siap-siap beraksi nih.
Dan disaat sudah Reff dinyanyikan kendang koplo pun di mulai.
JIKA...KAU BERTEMU AKU BEGINI
Aku bangun dari kursi ku,ku angkat jempolku lalu ku ayunkan langkah mengikuti irama musik yang mendayu-dayu.
Teman-temanku bersorak riang,ada yang bertepuk tangan.Sedangkan Manda hanya senyam-senyum melihat tingkah ku.
Beberapa teman cowokku ikut bangun dan berjoget bersamaku.Kami menikmati lagu sampai selesai.Aku tertawa lepas menyudahi goyangan ku.
"Lo ada-ada deh"Ujar Manda.
"Biar nggak tegang"Jawab ku santai.
____
Jam 02.00 WITA,tepat esok hari dari keberangkatan kami,kami sampai di sebuah hotel di UBUD.Ku renggangkan otot-otot ku saat baru saja menginjak tanah.Ku atur nafasku dengan baik.
"Alhamdulillah"Ucapku penuh syukur karena kami sampai dengan selamat tiba di Bali.
"Mau gue bantu"Sebuah suara membuat ku menoleh.Dista cengengesan di sampingku.
"Barang gue cuma ini"Ku tunjuk ransel yang ku panggul.
"Ooohhh"
"Duluan ya"Pamitku,aku enggan menatap lama-lama wajah yang baru saja ku kecewakan.Dista mengiyakan, aku pun melangkah masuk ke lobby hotel yang diikuti oleh Manda.
"Lo nolak Dista?"Bisik Manda begitu rapat.Ku gedikkan bahuku,malas untuk menjawab.
"Cowok secakep Dista Lo tolak-?gila...Lo nggak punya nafsu atau mati rasa sih?"
Aku memutar bola mata ke atas.
"Kalau gue udah langsung gue terima tanpa syarat"Sambung Manda terus nyerocos.Padahal aku sangat malas dengerin nya.
Pak Andre melambaikan tangan ke arahku,kebetulan!!Segera ku berlari kecil menghampiri.
"Nih"Pak Andre menyerahkan sebuah card"Ini kunci kamar kalian.Ada dua jadi kasih Lona satu"
"Lona???"Aku menoleh ke belakang,memang si duo nyinyir ada dibelakangku dan Manda.
"Iya...kamarnya ada dua tempat tidur, satu tempat tidur untuk 2 orang jadi satu kamar bisa untuk 4 orang"Pak Andre menjelaskan secara detail.
"Jadi kita berempat tidur dalam satu kamar Pak?"tanya aku tak percaya.Pak Andre mengangguk yakin.Aku dan Manda saling berpandangan satu sama lain.Ya udah mau gimana lagi, aku berikan satu kunci card untuk Lona.
Lona menerimanya lalu meleot pergi begitu saja diikuti oleh Gita.Aku pun mengajak Manda untuk gegas pergi ke kamar khusus untuk kita berdua.Meskipun harus berbagi kamar dengan duo nyinyir,tapi ya mau gimana lagi.Aku capek pengen rebahan,ototku kerasa kaku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malamnya kami semua makan malam di restoran yang ada di hotel itu.Restorannya sangat bagus,suasananya romantis,dan menghadap ke laut.
Teman-teman ku terlihat tidak membiarkan moments itu begitu saja.Mereka selvi-selvi dengan berlatar belakang pemandangan sunset di pantai itu.
Manda dan aku hanya jadi penyimak saja,kadang senyum-senyum melihat beberapa tingkah konyol mereka.
Pesanan yang ku pesan untuk aku dan Manda sudah datang,Manda membelalakkan matanya melihat hidangan yang tersaji.
"D...ini siapa yang mau makan?"Tanyanya penuh rasa heran.
"Kita lah..emang kenapa?"
"Berapaan ini??kayaknya mahal banget"Mata Manda menyorotkan ke engganan.
"Udah makan aja,urusan bayar membayar serahkan sama gue.Nanti Lo tinggal tanda tangan mau dicicil 24bulan atau 36 bulan?Mau bunga menurun atau menetap?"Celotehku,wajah Manda sukses ku buat tersenyum.
"Makasih ya"Ucapnya kemudian.Aku mengangguk dengan senyuman.
"Yuk makan"Ajak ku,ku ambil pisau dan garpu.Steak daging ke sukaan ku,siap ku bantai habis.Hehehehehhe.
___
Pagi menjelang,usai sholat subuh ku ganti pakaianku dengan leging sebatas lutut dan kaos ketat.Ku ikat rambut ku dengan model ekor kuda.Ku lilitkan handuk kecil di leherku.Sepatu sneaker menutupi kakiku,aku pun keluar kamar untuk joging.
Rasanya menyenangkan bisa joging di tepi pantai sambil menikmati udara pagi yang segar.
Dirasa cukup untuk pemanasan,ku lakukan senam yoga di bibir pantai.Rasanya sangat nyaman sekali.Udara di Bali sangat fresh sekali.Pemandangannya asri seperti tak tersentuh oleh budaya modern.
Ketika rasa capek ku rasa,aku selonjoran di atas pasir tepi pantai.Mataku sangat menikmati pemandangan yang tersaji.Bibirku jadi senyam-senyum sendiri,entah apa yang membuatku merasa lucu.
"Aduh"Seorang perempuan cantik jatuh tak jauh dari tempatku duduk,sepertinya dia tersandung.Ku lihat seorang pria menolongnya.Aku terpana melihat pria itu,pria itu seperti apa yang datang dalam anganku tempo hari ketika Dista menanyakan seperti apa kriteria cowok idaman ku?
Sejenak aku dibuat termangu oleh ketampanannya.Pria itu membantu si cewek bangun,waahhh terlihat keren sekali.Seperti super Hero yang menolong kekasihnya.
"Hah??"Aku terkejut sendiri,kedua pasangan itu berlalu di depanku begitu saja.Ku ikuti keduanya dengan tatapanku.Sampai menjauh dan lenyap.
"Ada apa denganku???"Aku tertawa lucu dengan diriku sendiri.
"Hey!!"Suara Manda mengagetkan ku,dia menatapku heran"Kok senyum-senyum sendiri?Ada apa?"
Aku menunjuk ke arah perginya pasangan itu.
"Gue melihat cowok ganteng barusan"
"Mana???"Manda celingukan.
"Tuh..."Aku memonyongkan bibirku"Dia pergi ke sana sama ceweknya"
"Udah punya cewek??"
Aku mengangguk,Manda menghela nafas panjang seperti kecewa.
"Menyedihkan sekali ya"
Aku saling berpandangan dengan Manda,lalu kami tertawa bersama karena merasa lucu dengan ekspresi wajah kami berdua.
"Padahal gue udah semangat banget pas Lo bilang ganteng sama seorang cowok,Soalnya dari dulu kalau ada cowok ganteng Lo selalu bilang biasa aja"
"Tapi ini benar-benar ganteng Man...dada gue bergetar.Dag Dig dug dah Dig dug,kayak pacuan kuda.Tapi...pas sadar ada sosok cantik disampingnya,gue jadi lucu sama diri gue sendiri"
"Kenapa?"
"Gue susah suka sama cowok,sekali suka cowoknya udah ada yang punya hahahahaha"Kami tertawa lepas bersama.
"Yah sebagai teman yang baik,gue doain deh semoga mereka cepet pisah dan cowok ganteng itu bisa jadian sama Lo,kalau perlu cepat menikah sama Lo...Amin"
"Eh busyet,,,sadis amat doa Lo Man"Celutukku.
"Sadis apaan???Ini doa terbaik dari gue"
"Lo doain gue biar cepet nikah itu sama aja Lo pengen gue cepet mampus"
"Loh kok gitu,,,ya nggak lah D"
"Lo nggak tau apa kalau pernikahan itu seperti hukuman mati buat gue?aaaahhh"Aku bangkit dan meninggalkan Manda.
"Ehh D.. tunggu gue"Seru Manda,ia kerepotan bangun dari duduknya dan menyusul langkah ku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!