NovelToon NovelToon

Is That Slime? I Reincarnated Into Another World

Chapter 01 : Orang Dari Dunia Lain

Itu adalah hari yang indah.

Itu adalah hari yang indah.

Itu adalah hari yang indah.

Kenapa aku mengulang kalimat itu terus-menerus, itu karena aku sekarang sedang dikejar warga sekampung di hari indah ini. Banyak dari mereka membawa balok kayu dan dari mereka tak berhenti meneriakiku sebagai pencuri.

Ampun dah, aku hanya orang kecil tanpa punya pekerjaan setidaknya lepaskan aku kali ini saja.

"Berhenti kau, jangan lari."

Hanya orang bodoh yang mau berhenti saat dia akan digebukin ramai-ramai.

"Wadidaw kurasa maling itu atlit maraton lari cepat."

"Semuanya menyebar."

Namaku Arsel umur 40 tahun dan seperti yang kalian duga aku seorang pengangguran yang hobi bermain game online, demi untuk bermain aku memutuskan untuk mencuri beberapa kotak amal tapi inilah yang kudapatkan sekarang.

Aku berbelok di sebuah gang kecil kemudian menambahkan kecepatan pada lariku, saat ada seorang pria besar menjegalku dari depan aku berputar untuk menghindarinya lalu berseluncur di bawah kaki seseorang saat pria lain muncul secara tiba-tiba.

Sungguh bukannya mereka terlalu bersemangat, apa menangkap pencuri itu seperti ajang perlombaan, aku sudah menjatuhkan hasil curianku meski begitu mereka tak hentinya terus mengejarku. Aku berbelok di sebuah perempatan jalan namun sayangnya semua orang telah menyergapku dari segala arah.

Hal yang bisa kupikirkan sekarang bahwa aku benar-benar akan mati.

"Kalian tampak marah."

"Sudah jelas kan, kau pencuri dan kami warga sudah tugas kami untuk gebukin dirimu."

"Aku baru dengar tugas itu," jawabku datar.

"Kau telah meresahkan warga di sekitar sini, hajar dia."

Mereka berbondong-bondong untuk mendekat akan tetapi sebuah petir menghentikan mereka. Ini sungguh aneh bahwa hari benar-benar cerah sekarang saat aku memastikan untuk melihat ke langit sebuah petir malah menyambarku.

Aliran listrik menyebar dari tubuhku dan itu benar-benar menyakitkan.

Dan kupikir.

Aku terkena azab atau sebagainya.

Pandanganku mulai kabur dan selanjutnya semuanya telah gelap gulita. Aku membuka mataku dengan terkejut saat menyadari beberapa burung telah hingga di tubuhku, hal yang kupastikan pertama kali tentu mengecek bagaimana keadaan tubuhku, aku benar-benar tersambar petir dan dibiarkan tergeletak begitu saja namun apa yang kulihat semuanya telah berubah.

Bangunan rumah-rumah telah digantikan oleh pepohonan dan jalan aspal yang kuingat digantikan lapangan luas dengan rerumputan di permukaannya, ada sebuah sungai kecil yang mengalir di sekitarnya jadi aku segera membasuh wajahku di sana.

"Ini mengerikan."

Ini pasti mimpi, aku melihat pantulan diriku di atas air dan dari yang kuingat aku belum pernah mewarnai rambutku menjadi coklat dan juga wajahku terlihat lebih muda dari seharusnya, itu mungkin berada di usia 15 tahunan.

Tubuhku tidak terlalu kurus ataupun gemuk, tidak terlalu tinggi ataupun pendek, mungkin ke arah tinggi rata-rata orang Indonesia pada umumnya.

Aku menggigit tanganku dan itu menyakitkan, ini bukan mimpi aku menjelaskan hal itu berulang kali dan menyimpulkan satu hal yang pasti.

Ini sesuatu yang sering terjadi pada tokoh utama dari sebuah game, benar sekali.

"Aku kini berada di dunia lain."

Aku memegangi kepalaku dengan frustasi, sebagai orang dari dunia lain aku tidak tahu apa ini akan baik atau buruk, yang jelas satu hal yang aku mengerti.

Dunia ini pasti bukan dunia yang mudah.

Sebuah getaran terasa dari tanah, aku memperhatikan pohon di dekatku yang tiba-tiba rubuh ke tanah, ada burung-burung yang mulai berterbangan dari sekitarnya hingga sebuah moncong berjeruji menyeruak dari sana ukurannya sangatlah besar mungkin makhluk ini berkisar 20-30 meter.

Ah, itu adalah seekor dinosaurus raksasa berwarna merah terang.

Aku tertawa tanpa sadar.

"Tamatlah aku."

Untuk kedua kalinya aku dikejar-kejar tanpa henti.

Chapter 02 : Awal Petualangan

Aku berguling ke samping saat sebuah kaki yang besar itu hampir mengenaiku sebelum berlari ke arah pepohonan untuk lebih menyulitkannya.

"Kau pasti bercanda."

Aku tidak memiliki kekuatan apapun seperti sihir atau kemampuan super, bahkan aku tidak memiliki sistem sebagai mana orang ketahui. Setelah aku mengayunkan tanganku tidak ada apapun yang muncul.

Harusnya ada semacam jendela status untukku bukan, di mana aku bisa menaikkan level atau sebagainya.

Aku benar-benar lemah.

Dinosaurus yang mengejarku terus berlari padaku, tak begitu sulit untuknya menghancurkan apapun yang menghalanginya aku bahkan menganggapnya sebagai tank baja. Aku tanpa sengaja menemukan sebuah gua dan segera mungkin untuk bersembunyi di dalamnya.

Dinosaurus itu tampak melirik ke arah jurang yang tidak jauh dari tempatku berada sebelum akhirnya berbalik untuk berjalan pergi, aku menjatuhkan tubuhku dengan hembusan nafas lega.

Sudah kuduga hal ini akan terjadi, jika aku selamat dari sini aku akan jadi orang baik dan berhenti untuk mencuri.

Aku menegaskan hal itu dalam hatiku saat seekor slime kecil tiba-tiba saja melompat ke arahku, tubuhnya berwarna biru dengan ukuran bola yang bisa digenggam satu telapak tangan saja.

"Yo kawan, apa kau memiliki nasib sepertiku juga... bersembunyi di tempat aman agar terus hidup karena lemah."

Slime itu hanya menggoyangkan tubuhnya seolah mengerti dengan apa yang kukatakan, walau aku menyebutnya lemah dia malah terlihat kegirangan.

"Sepertinya kau dan aku terlihat cocok, mari bekerja sama untuk keluar dari sini. Namaku Arsel. Apa kau mau ikut denganku?"

Slime itu kembali melompat kecil yang mana aku anggap seperti persetujuan bahwa dia mau ikut denganku.

"Pertama mari tentukan nama untukmu... aku tidak tahu jenis kelamin slime jadi aku akan bertanya."

"..."

"Kau jantan."

Dia menggelengkan tubuhnya.

"Jadi betina kah."

Dia mengangguk atas responku yang cepat.

"Hmmm jika Slime bagaimana kalau namamu Lime saja, kita hanya membuang huruf S nya."

Slime tersebut tampak marah selagi mengembungkan wajahnya.

"Kau tidak menyukainya, baiklah akan aku ganti jadi Alice saja, tuan putri kebanyakan menggunakan nama tersebut."

Dia melompat-lompat dengan senang, kupikir slime ini menyukai nama-nama gadis feminim pada umumnya.

Mari kesampingkan hal itu lalu cari cara untuk bisa keluar dari hutan dan pergi ke salah satu tempat yang banyak dihuni manusia.

Tak lama kemudian terdengar suara dari perutku yang menandakan bahwa aku benar-benar lapar sekarang, jika dipikirkan aku mungkin telah berlari sejauh 5 km atau lebih.

Slime di tanganku melompat pindah ke tanah, ada semak-semak di sana jadi dia mendekatinya lalu mengambil beberapa daun untukku, dia bisa membentuk bagian tubuhnya seperti tangan.

"Aku sungguh berterima kasih padamu, tapi aku tidak makan daun."

Dia memucat.

"Yah, jangan khawatir kau mungkin tidak tahu."

Dia melompat-lompat dengan senang.

"Kurasa makhluk itu sudah jauh jadi mari keluar dari gua ini."

Aku meletakkan Alice di atas kepalaku lalu mengendap-endap di antara semak-semak dan pepohonan, aku melihat ada beberapa orang yang sedang melawan monster di sana.

Sebenarnya aku ingin menyapa mereka tapi rasanya aku sedikit trauma, mungkin mereka akan mengira aku orang jahat lalu mengejarku seperti sebelumnya jadi mari lewati mereka dan terus berjalan.

Aku menggunakan Jersey berwarna hitam yang tentu akan menarik kecurigaan banyak orang namun jika itu di kota pasti akan sedikit lebih baik.

Chapter 03 : Tempat Untuk Memulai

Entah bagaimana caranya aku akhirnya sampai di sebuah kota setelah melewati hutan, seperti yang kuduga seluruh pemandangan ini mirip seperti pada abad pertengahan di Eropa.

Rumah-rumah bangus berderet di sepanjang jalan utama bersama berbagai toko yang bisa ditawarkan oleh para pedagang untuk semua orang yang melihatnya, itu seperti apapun yang kau inginkan tersedia di sini.

Ada rumah bordil juga yang terlihat jelas dari tempatku berdiri.

Dari semua tempat, tempat itulah yang tidak boleh aku masuki. Aku memang orang jahat tapi tidak sejauh itu bisa menjejakkan kaki di sana.

Alice yang berada di atas kepalaku tiba-tiba melompat ke bawah lalu melompat-lompat kecil ke sebuah saluran air sebelum masuk ke dalamnya.

"Alice itu kotor loh."

Alice tidak mendengar peringatanku dan keluar tanpa kotor sedikitpun. Dia memuntahkan beberapa koin emas dari mulutnya.

"Bukannya ini?"

"Dengan uang ini kita bisa beli makanan, sayang aku tidak menemukan lebih banyak lagi."

"Tidak, ini sudah cukup... tunggu, Alice kau bisa bicara?"

Slime di dekatku memiringkan kepalanya.

"Jangan menatapku begitu, aku jelas yang harus bingung di sini," kataku lemas.

"Aku bukan slime biasa, aku bisa bicara dan sesekali aku juga menggunakan wujud manusia."

"Kau bisa melakukannya dan masih berada di atas kepalaku."

"Aku tidak suka berjalan."

Slime ini, dengan kata lain dia dari awal membodohiku.

"Selain itu aku mengatakan yang sesungguhnya, aku suka nama Alice dan senang kalau kau menganggapku sebagai temanmu."

"Kalau begitu bisakah kau berpenampilan sebagai manusia saja... banyak orang menatapku aneh karena ada Slime di kepalanya."

"Jika aku lakukan aku mungkin akan terlihat telanjang."

"Ah, kalau begitu mari gunakan uang ini untuk beli pakaian dulu."

Aku dan Alice membeli beberapa makanan sebelum mengunjungi toko jahit, kami membeli pakaian yang kami sukai. Untukku aku menggunakan t-shirt yang ditutup kembali dengan mantel hitam berbulu di lengan serta kerahnya, sementara bagian bawah celana panjang yang digabungkan dengan sepatu tinggi.

Aku menggunakan warna hitam putih untuk setiap pilihanku. Sementara itu.

Tirai yang menyembunyikan sosok Alice terbuka dan itu mengejutkanku bahwa dia benar-benar cantik.

Ia memiliki tubuh wanita dewasa dengan rambut biru panjang lurus dengan sentuhan jepit rambut sebagai hiasan, dia mengenakan gaun terusan yang sedikit terbuka yang mana menampilkan kulitnya yang putih seperti salju.

Mata biru besar bisa terlihat dengan jelas dengan sudut bibir tipis yang melengkung sempurna, apa yang bisa kukatakan dia benar-benar luar biasa, di luar kota aku melihat banyak pria tampan dan wanita cantik tapi Alice jauh berada di atas itu.

Dia berada di level berbeda.

"Arsel?"

"Ah, kau terlihat cocok mengenakannya."

"Syukurlah."

"Untuk sekarang mari ke tempat lain."

"Um."

Aku tidak pernah menyangka bisa berjalan dengan seorang gadis cantik di hidupku, kau tahu? Aku hanya seorang pecandu game sebelumnya. Saat kedua orang tuaku meninggal keluargaku yang lain ikut menghilang dan setiap hari itu membuatku berada di dalam neraka. Pada dasarnya aku memang sampah masyarakat.

"Lihat itu Arsel... kita sampai, guild petulang."

Seperti yang kuinginkan jika kita mengikuti arus dari sebuah game, tempat ini adalah hal yang cocok untuk memulainya.

Perlengkapan yang kami gunakan memiliki efek pertahanan meski kami melawan monster yang sedikit kuat aku rasa kami berdua bisa bertahan.

Sayangnya karena uang yang harus dikeluarkan aku hanya mampu membeli sebuah belati tumpul di toko loak meski begitu ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!