NovelToon NovelToon

Kutukan sang Xbreed: Silverian & Blackerian

Galaksi Metal

Di suatu dunia paralel, terdapat sebuah galaksi spiral yang setiap planetnya memiliki kehidupan, yakni Galaksi Metal. Mahkluk yang tinggal di sana adalah para immortal yang berwujud seperti manusia, namun pertumbuhan mereka berhenti pada usia tiga puluh tahun, dan tidak akan mati sebelum jantung mereka berhenti berdetak akibat kesengajaan, seperti dibunuh.

Para immortal ini juga bisa melakukan perjalanan antar dimensi melalui sebuah lubang cacing yang tersembunyi. Mereka biasanya menggunakan kereta antar planet\, atau mengubah fisiknya sendiri menjadi sebuah bintang kecil\, dan langsung melesat ke angkasa dengan kecepatan melebihi Tachyon*\, karena mereka adalah makhluk Tipe IV dalam Skala Kardashev* dan sudah mampu menguasai dan mengendalikan energi kosmik yang terdapat di dalam galaksi tersebut.

Terdapat sebuah tata surya terbesar di dalam Galaksi Metal, yakni Tata Surya Goldinian, dengan Goldinian sebagai bintang induknya, dan enam planet yang mengelilinginya; Planet Palladina, Planet Halida, Planet Ruthenia, Planet Osmia dan Planet Diamona, yang masing-masing memiliki energi kosmik dan kemampuan yang berbeda.

Para Palladina mempunyai kemampuan untuk menggunakan senjata kosmik dari energi cahaya, dan mereka memiliki status sebagai penjaga galaksi. Bahkan, para perempuan di sana mampu melakukan Healing Renovatio, yakni menyembuhkan penyakit dan luka yang mungkin diderita para immortal.

Lalu, para Halida yang adalah sekutu dari Palladina, mampu mengendalikan energi dari bintang-bintang kecil dan menjadikannya sebagai kekuatan kosmik besar. Kedua planet yang paling dekat dengan Bintang Induk Goldinian tersebut memiliki atmosfer yang sangat tebal, melindungi mereka dari panas dan radiasi.

Planet Ruthenia, Planet Osmia dan Planet Diamona yang walaupun letaknya sedikit jauh dari kedua planet di atas, namun, mereka masing-masing memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan kosmik kecil dari energi komet, asteroid, dan meteor yang banyak sekali melintas di jalur rotasi ketiganya.

Sementara itu, ada satu planet lagi yang berada di posisi paling belakang Tata Surya Goldinian, dan jaraknya sangat jauh dari Planet Diamona, yakni … Planet Silverian, yang gelap, tandus, bahkan sudah tidak lagi berotasi pada porosnya sendiri. Hanya sedikit penduduk yang tinggal di sana karena mereka tidak lagi memiliki energi kosmik, dan kondisi tersebut sudah terjadi selama empat puluh tahun lamanya.

Pada suatu siang dalam planet gelap itu, terlihat seorang pria yang wajahnya terlihat masih seperti remaja, walaupun sebenarnya ia sudah hampir berusia enam puluh tahun yang bernama Flerix, duduk di atas sebuah lapangan yang tanahnya terasa kering, keras, dan retak. Walaupun kulitnya berwarna putih, tubuhnya justru tampak tidak terawat, bahkan, baju berwarna hitam dan celana panjang coklat yang dipakainya selama puluhan tahun, sudah tidak lagi cerah, menunjukkan bahwa ia tinggal sendiri di sana tanpa memiliki rumah tinggal.

Ia menatap langit gelap dengan kedua bola mata hitamnya, dan angin kencang sesekali meniup rambutnya yang berwarna abu-abu. Lapangan itu dulunya subur dan rerumputan hijaunya telah berubah menjadi hitam dan layu, termasuk pepohonan tinggi yang tidak lagi bertumbuh. Pemandangan yang sudah sering dilihatnya itu, kini membuat kemarahan di dalam dirinya menjadi semakin besar.

“Aku … tidak mengerti mengapa kami harus menanggung hukuman yang tidak adil ini, dan yang lebih aneh adalah, para Silverian bodoh itu justru menerima kematian mereka satu per satu secara perlahan. Tidak ada dokter atau perawat yang akan mengambil sel dari sepasang suami istri yang baru saja menikah untuk menentukan jenis kelamin calon anak mereka, lalu memasukkannya ke dalam Wormbye, sehingga planet ini kekurangan penduduk,” gumamnya dengan wajah kesal.

Flerix lalu berdiri tegak sambil mengepalkan tangan kanannya, lalu berkata, “Jika tidak ada yang mau mengubahnya, maka aku yang akan memulainya! Aku akan mencari cara untuk membalaskan dendam kepada mereka semua yang sudah membuat Planet Silverian menjadi seperti ini!!”

Namun, ia kembali menghela nafas panjang, dan menurunkan tangannya. Wajahnya kini tampak menjadi sendu.

“Namun … aku tidak tahu bagaimana cara memulainya! Aku … bukan siapa-siapa, juga tidak memiliki kekuatan, kekayaan, bahkan energi kosmik dan sumber daya untuk melawan mereka, para Palladina itu! Ah! Sialan! Makanan terakhirku saja, lima tahun lalu, hanyalah seikat rumput kering yang kukumpulkan dari lapangan tandus ini!” teriak Flerix sambil memegang kepala dengan kedua tangannya.

Ia lalu menatap lurus ke depan dan kembali menurunkan tangan, lalu terdiam sambil membayangkan lagi para Silverian yang dikenalnya saling bertengkar satu sama lain untuk memperebutkan sesuatu. Sebagian orang sudah pindah menuju ke planet lain, dengan menggunakan kereta-kereta antar planet yang masih tersisa di dalam planet gelap itu.

“Bahkan kami di sini tidak lagi memiliki teknologi untuk memasak, ataupun alat rekayasa genetik untuk bercocok tanam. Benar-benar keterlaluan ulah dari para Palladina itu! Dasar pengecut!” serunya sambil mengernyitkan dahi.

“Bukankah tidak menyenangkan, ditindas puluhan tahun oleh immortal lain, bahkan dituduh sebagai pencuri energi kosmik, dirundung, dan tidak diterima oleh planet mana pun?” tanya seorang wanita yang tiba-tiba muncul dan berdiri di belakangnya.

Flerix langsung berbalik badan dan menatap wanita itu sambil mengernyitkan dahinya, dari atas rambut dan kedua bola mata hitamnya, serta pakaian dengan warna sama yang melekat di tubuhnya, hingga ke ujung sepatu hak tinggi wanita tersebut, yang juga berwarna hitam.

“Siapa dirimu, Nona? Mengapa kau bisa berada di sini? Bukankah atmosfer planet ini sudah menjadi hitam pekat dan penuh dengan angin topan sehingga tidak ada yang mau berkunjung? Kau terlihat seperti seorang bangsawan dari planet lain, Nona. Sungguh berani sekali dirimu untuk datang ke sini,” tanya Flerix dengan wajah yang tampak curiga.

Wanita itu tersenyum sinis, kemudian berkata, “Hukuman yang sangat tidak adil, bukan? Mereka menghancurkan bulan-bulan milik planet ini dan mengatakan bahwa hanya Planet Palladina yang berhak atas energi cahaya dari Goldinian. Kau ingin balas dendam kepada mereka, namun, kau tidak lagi memiliki kekuatan kosmik. Sungguh kasihan.”

Masih dengan wajah yang penuh rasa curiga, Flerix kemudian bertanya, “Lalu, apakah kau adalah seorang Silverian yang tinggal di dalam planet lain, dan berkunjung ke sini hanya untuk mengatakan hal seperti itu kepadaku? Aneh sekali!”

Wanita tersebut tertawa sebentar, lalu merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sebuah pil berwarna hitam, kemudian memberikannya kepada Flerix.

“Apa itu?” tanya pria muda tersebut dengan wajah yang tampak penasaran.

"Ini adalah satu-satunya energi gelap murni. Tidak ada yang mau mengendalikan energi gelap karena kekuatannya yang besar, karena energi ini menguasai hampir tujuh puluh persen alam semesta. Tidak bisa juga dimusnahkan, kecuali ada energi kosmik lain yang sangat kuat. Sayangnya, hanya seorang Crossbreed yang mampu memiliki dan mengendalikan energi sebesar itu. Namun kau tenang saja, tidak pernah ada Crossbreed yang pernah lahir di dalam galaksi ini, jadi, ambillah,” ucap wanita itu sambil masih tersenyum sinis.

Flerix menggelengkan kepalanya, lalu menatap wanita tersebut dengan wajah yang terlihat kesal.

********

*Tachyon: partikel yang memiliki kecepatan lebih cepat hingga 99% dari kecepatan cahaya.

*Skala Kardashev: sebuah skala yang menentukan peradaban makhluk hidup akan kemampuan mereka mengeksplorasi alam semesta.

Planet Silverian

“Aku tidak mengerti mengapa kau memberikan pil hitam ini kepadaku, Nona. Aku tidak akan mengambilnya. Aku bahkan tidak mengenal dirimu,” jawab pria muda itu.

Wanita tadi kemudian menghela nafas pendek, lalu melanjutkan, “Kau tidak perlu mengetahui namaku, atau asal-usul diriku, Flerix, karena aku sudah hidup lebih lama daripada dirimu dan melihat semua kekejaman itu dengan kedua mata kepalaku sendiri. Sebelum peradaban di dalam Galaksi Metal dimulai, seluruh pemimpin planet masing-masing memilih energi kosmik yang berbeda, atas dasar keadilan bagi satu sama lainnya. Sangat disayangkan, pemimpin-pemimpin setelahnya, justru melakukan hal yang tidak adil kepada kalian. Nah, dengan energi gelap ini, maka kau akan memiliki sebuah kesempatan untuk membalaskan dendammu kepada semua orang itu, khususnya Planet Palladina."

Karena mendengar Planet Palladina disebut, Flerix langsung melotot ke arah pil hitam itu, seolah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia pikirkan tadi. Namun, ia kembali menggelengkan kepalanya, dan membuat wanita tersebut menjadi kesal.

“Ada apa, Nak? Mengapa kau ragu sekali? Pil hitam ini tidak akan membuatmu menjadi tua, karena kita adalah immortal. Bahkan, racun dan sakit pun bukanlah sesuatu yang ditakutkan. Jadi, untuk apa kau berpikir lagi?” ucap wanita itu.

"Siapakah dirimu, Nona? Dari mana kau mengetahui namaku, dan mengapa kau memberikan kekuatan ini kepadaku?" tanya Flerix sambil menatap wanita tersebut dan mengernyitkan dahi.

“Ah, kita, para immortal, tidak bisa menggunakan lebih dari dua energi kosmik secara bersamaan, kecuali jika kita menikah dengan penduduk dari planet lainnya, yang akan memberikan energi kosmik pinjaman tidak murni dalam bentuk sebuah pil berwarna, yang sifatnya sementara, dan akan ditarik kembali bila pasangannya tewas atau bercerai. Maka dari itu, aku memberikanmu energi gelap ini sebagai modal untuk membalaskan dendam yang ada di dalam dirimu sejak lama, kepada mereka semua,” ucap wanita itu tanpa menjawab pertanyaan barusan.

Flerix kemudian menatap lagi pil hitam itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca, dan bertanya, “Apakah aku bisa … pergi ke sana dan kemari menggunakan kereta antar planet, ataupun berubah menjadi sebuah bintang kecil … yang melesat ke luar angkasa melebihi kecepatan Tachyon?”

“Tentu saja, kau bahkan bisa memakai lubang cacing yang sama seperti mereka, sehingga dilatasi waktu bukanlah masalah lagi untukmu,” balas wanita itu.

Flerix hendak mengambil pil hitam tersebut setelah mendengarkan penjelasan wanita tadi, namun, wanita tersebut justru menutup telapak tangannya sehingga pria muda itu langsung menatapnya dengan wajah yang kesal.

“Aturan yang sama seperti immortal lainnya, Nak. Kau tidak boleh menunjukkan kekuatan kosmik ini, di hadapan seluruh manusia mortal. Cosmivacum milikku akan menghisap energi kosmik yang ada di dalam dirimu hingga kau tidak lagi memiliki kekuatan untuk berubah menjadi sebuah bintang, ataupun mengisi ulang energi kosmik milikmu,” ucap wanita tersebut.

“Namun, tidak ada pemimpin tertinggi di planet ini, Nona! Apakah kau akan menjadi seorang ratu di sini, dan menjatuhkan sanksi seperti kurungan penjara, atau pencabutan gelar, kepadaku? Atau, apakah kau akan mencabut hak terhadap seluruh kekuatan kosmik yang kumiliki?” tanya Flerix dengan wajah yang terlihat benar-benar kesal.

“Ah, aku hanyalah seorang penduduk dari planet yang berada dekat dengan sebuah lubang hitam, Nak,” jawab wanita itu, “kau harus merahasiakan asal usul dari energi gelapmu ini. Jika sampai rahasia di antara kita bocor, atau … aku akan melakukan Energy Revocation itu kepadamu. Kau juga harus ingat, akan selalu ada pengorbanan demi mempertahankan energi gelap ini. Kau harus mengambil energi dari inti planet-planet lainnya sebagai sumber kekuatan bagi Planet Silverian. Jangan sia-siakan energi besar yang telah kuberikan kepadamu,” jawab wanita tersebut dengan senyum sinis.

Flerix kali ini mulai memercayainya. Wanita itu lantas membuka telapak tangannya kembali dan membiarkan pria muda tersebut mengambil pil hitam itu.

“Jika begitu, apakah aku bisa … menjadikan Planet Silverian ini kembali seperti dahulu kala, dengan warna abu-abunya?” tanya pria muda tersebut.

Wanita itu mengangguk pelan, lalu kembali menatap Flerix dengan senyum sinis.

“Flerix, kau harus ingat akan satu hal, jangan pernah mencintai orang lain dengan hatimu. Cinta membuatmu bodoh, dan energi gelap yang sudah kuberikan kepadamu ini bisa saja sirna karena kehadiran kekuatan dari energi cinta. Ingat bahwa cinta bisa memusnahkan dirimu, energi gelap, dan bahkan menghancurkan planetmu ini,” ujarnya.

Sambil menatap ke arah pil hitam itu, Flerix bertanya, “Energi cinta?”

Wanita tersebut mengangguk, dan membalas, "Ya, cinta adalah energi mortal. Hari ini mungkin saja kau bisa mencintai seseorang dan energi itu meledak-ledak di dalam hatimu, namun, begitu energi itu redup, kau tidak bisa mengisinya kembali. Yang kau lakukan mungkin adalah meninggalkan orang itu atau mencari orang lain dan kau akan mendapatkan energi cinta yang baru. Energi yang tidak berguna, membutuhkan banyak sumber daya, benar-benar menyusahkan sekali.”

Pria Silverian itu kemudian mengangguk sekali, lalu berkata, “Pil hitam ini akan memberikanku energi gelap? Baiklah, akan kucoba, jika ini memang adalah sebuah cara untuk mengembalikan Planet Silverian ke masa kejayaannya!”

Lalu dengan cepat tanpa berpikir panjang lagi, ia mengambil pil hitam tersebut dan menelannya bulat-bulat. Wanita itu langsung tersenyum setelah melihat aksi Flerix.

“Berjanjilah kepadaku untuk membalaskan dendam ini kepada para Palladina itu. Buatlah mereka jatuh dalam penderitaan ... khususnya Jenderal Senior Xyon, dan jangan lupa untuk membagikan energi gelap ini kepada seluruh Silverian yang masih setia terhadap planet ini!” seru wanita itu dengan wajah yang serius, kemudian kabut-kabut hitam mulai menyelimuti seluruh tubuhnya dan ia langsung menghilang begitu saja.

Namun setelah beberapa lama, ia mulai merasa kesakitan, dan mendadak, seluruh badannya mulai diselimuti oleh kabut-kabut hitam.

"Arghhh!!" teriaknya sambal menahan seluruh rasa sakitnya, dan setelah beberapa saat, kabut-kabut hitam yang menyelimutinya tadi, menghilang, seolah terhisap masuk ke dalam tubuhnya.

Flerix kemudian berdiri tegak, lalu ia mengangkat tangan kanannya dengan wajah yang serius. Tiba-tiba, sebuah pedang kosmik panjang yang berwarna hitam muncul di dalam genggaman tangannya. Ia lalu tersenyum sinis sambil menatap benda tajam tersebut dan pakaiannya, yang kini sudah berubah menjadi sebuah kemeja hitam dengan jas serta celana panjang yang berwarna sama.

"Siap-siap saja, Palladina. Lihat saja kalian, hahaha!" serunya dengan senyum lebar, “Akhirnya, aku benar-benar tidak menyangka akhirnya bisa memiliki senjata kosmikku sendiri!”

Ia lalu tertawa lebar, dan kembali menatap pedang kosmik yang masih berada di dalam genggamannya.

“Aku … akan menggunakan kesempatan ini untuk membalaskan dendamku kepada kalian semua yang pernah menuduh planet ini sebagai pencuri!” serunya lantang.

Keesokan harinya, ia mulai melatih dirinya sendiri untuk fokus menjadikan energi gelap sebagai sumber kekuatannya, dan terus menerus mengulang kepada diri sendiri, bahwa ia akan melakukan balas dendam setelahnya. Namun, ia belum membagikan energi itu kepada seluruh penduduk Planet Silverian.

Energi Gelap

Dovrix tiba-tiba merasa segar. Wajahnya tidak lagi sedih.

Ia langsung bangkit, lalu membungkuk dan berkata, "Tuan! Aku sangat ingin membalaskan dendamku! Ajari aku caranya untuk menggunakan energi gelap itu!"

Flerix kemudian berdiri tegak dan tersenyum sinis, lalu menjawab, "Sebelum itu, aku akan memberikanmu sebuah tugas sederhana, Dovrix. Kita akan bertemu lagi esok hari, di kota sebelah.”

"Apapun, Tuan!" seru Dovrix.

Flerix lantas mendekatkan bibirnya di depan telinga Dovrix dan berbisik tentang rencana awal miliknya, namun, tidak semua rencana ia berikan kepada orang asing tersebut. Setelah itu, Flerix lalu meninggalkan pria Silverian tersebut sendiri di sana.

Dovrix kemudian tersenyum sinis dan bergumam, “Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nyonya, pria Silverian itu memang akan memilihku sebagai tangan kanannya.”

Esoknya, Flerix mulai berkeliling sendiri, ke kota sebelah terlebih dahulu, sambil menunjukkan pedang kosmik hitam miliknya kepada semua orang. Tentu saja benda tajam tersebut langsung mencuri perhatian, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Ia kemudian berhenti di tengah-tengah kota tersebut, dikelilingi oleh orang-orang yang penasaran akan dirinya.

Flerix lalu berseru sambil mengangkat pedang kosmik itu ke atas, "Kalian semua, para Silverian. Kita semua sudah direndahkan, dicaci, dimaki, bahkan diasingkan oleh para penduduk planet-planet lainnya yang ada di dalam Galaksi Metal ini. Keterlaluan sekali!"

“Benar! Itu benar!” seru salah seorang pria yang ada di barisan paling belakang, lalu disambut sorakan dari orang-orang di sekitarnya.

“Mereka bahkan dengan bangga mengatakam bahwa mereka sedang mengejar kedamaian, namun, ternyata kelakukan mereka terhadap planet ini, sangat jahat! Mereka bahkan menuduh planet ini sebagai pencuri, dan mengusir kita dari posisi yang seharusnya menjadi milik kita! Pada hari ini, aku buktikan, bahwa sudah saatnya kita berhenti diasingkan dan diremehkan oleh mereka!” seru Flerix lagi.

“Benar!!” seru orang-orang itu sambil mengangkat tangan-tangan mereka.

“Kita harus terus hidup, bangkit, dan bergerak! Sudah saatnya kita bersatu dan mulai melawan mereka semua! Ingat, anak-anak kita butuh hidup yang lebih baik! Mulai sekarang, kita akan tunjukkan bahwa Planet Silverian memiliki kekuatan yang sangat kuat, yakni energi gelap yang tidak ada duanya di seluruh alam semesta ini! Kita harus menghancurkan planet-planet yang sudah mengasingkan kita sejak lama, dan membuat mereka tunduk kepada kita!"

Satu per satu, seluruh Silverian yang berada di sekeliling Flerix, mulai merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Flerix adalah benar, dengan mengangguk beberapa kali.

Flerix lalu kembali berseru, “Kawan-kawanku semuanya, ingat bahwa kita harus berani menunjukkan kekuatan dari planet ini! Posisi Planet Silverian yang sekarang memberikan kita keuntungan besar, karena tidak akan ada yang berani masuk ke dalam sini dan mengganggu kehidupan kita! Ini saatnya kita tunjukkan bahwa Planet Silverian adalah planet yang pantas dan mampu bersaing dengan planet lainnya yang ada di dalam Galaksi Metal!”

Orang-orang yang berada di sana langsung berteriak, “Setuju!”

Pidato tersebut langsung diikuti oleh tepuk tangan yang meriah.

Namun, seorang pria yang ada di belakang, tiba-tiba bertanya dengan nada tinggi, "Lalu bagaimana caranya agar kami bisa melawan mereka?!"

Mendengar pertanyaan itu, Flerix kemudian tangannya yang lain ke atas, lalu kabut-kabut hitam tiba-tiba keluar dari dalam telapak tangannya dan menyebar perlahan ke seluruh penjuru planet gelap tersebut.

Tentu saja, hal ini ilegal, karena termasuk manipulasi pikiran dan aksi ini membutuhkan energi kosmik yang cukup besar. Namun, hanya inilah cara tercepat dan paling aman, untuk menyebarkan energi gelap yang tidak murni tersebut dengan efek samping yang minimal kepada mereka, demi ambisinya yang besar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!