...Happy Reading....
.......
.......
.......
.......
(Keluarga Sinaja)
-Sanjaya Adi Sinaja
-Sofia Lavana Aramoy
-Aldy Putra Sinaja
-Tania Losvita Aramoy
..._-_...
Tania baru saja mendarat dari Amerika dengan penuh semangat Tania menginjak tanah kelahirannya setelah sekian lama akhirnya Tania bisa stay di Indonesia.
Tania Losvita Aramoy, dia perempuan yang nyaris sempurna tapi percayalah, orang cantik juga kadang bisa menjadi korban bullying.
Ketika Tania berada di Amerika, dengan wajah yang rupawan Tania banyak di gemari para lelaki dan banyak juga di musuhi para wanita-wanita yang iri akan kecantikan dan keberuntungan nya, jujur itu membuatnya tidak nyaman. Maka dari itu Tania mempunyai tekat yang kuat untuk merubah dirinya menjadi jelek di depan semua orang.
Tentunya dengan misi yang harus ia jalani juga.
"Oke! Pokoknya besok gue harus tampil beda dari biasanya, yeah itung-itung nyobain pengalaman baru lah ya." gumam Tania di dalam mobil tersenyum miring karena dirinya akan pergi sekolah besok dengan tampilan yang bukan dirinya sekali.
Setelah dua jam lamanya, akhirnya Tania sampai di depan gerbang utama kediaman rumahnya hingga ketika gerbang utama itu terbuka, Tania bisa melihat taman halaman rumahnya yang begitu luas hingga lima menit kemudian, mobil itu sampai di depan rumah besar nan elegan milik keluraga Sinaja.
Tania turun dari mobilnya, senyuman manis terukir di bibir wanita itu, begitu cantik dan menawan sekali. Ia merasa sangat bahagia karena setelah sekian lama dirinya bisa tinggal di Indonesia untuk jangka panjang.
Ketika Tania ingin mengetuk pintu seraya mengucap salam, tiba-tiba saja ponsel wanita itu berdering dari dalam tasnya.
"Halo, Mah." sapa Tania.
"Tania sayang kamu udah di mana sekarang? Mama nungguin kamu di rumah ini? Kata kakak kamu, kamu udah di Indonesia 'kan sayang! Terus kenapa belum sampai juga? Hem!" tanya mama Sofi tanpa jeda sedikitpun.
Sofia Lavana Aramoy adalah mamanya Tania dan Aldy, pendiri Hotel Sheramora di California serta pemilik dari sekolahan Sinara High School Internasional (SHSI) di jakarta.
"Em! Di depan pintu, Mah." jawab Tania mengerutkan dahinya aneh, yeah! Dirinya tidak terlalu mendengar apa yang mamanya katakan karena mamanya itu berbicara terlalu cepat.
"Ngapain di depan pintu, Sayang?" tanya mama Sofi membuat Tania memijat pelan pelipisnya.
"Tania lagi nungguin semut jalan nih ... ya nungguin Mama buka pintu dong." ucap Tania santai hingga di akhir-akhir kalimatnya, wanita itu meninggikan suaranya.
"Hah! Kamu nungguin Mama?" tanya Sofi.
"Enggak! Tania lagi nungguin kodok keluar dari sarangnya," kesal Tania karena mamanya itu suka sekali bertanya banyak.
"Ooohhh gitu ya ...."
"Wait? What? Tania ada di depan rumah sekarang, Mama enggak mau bukain pintu apa?" Tania merasa jengkel dengan sang mama.
"Hem! Kamu udah di depan? Oh tunggu-tunggu Mama buka ya pintunya jangan kabur ya, Nak." ucap mama Sofi membuat Tania menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mama siapa sih ini, kok nyebelin banget ya." gumam Tania ketika dirinya sudah mematikan sambungan teleponnya.
"Akkkhh! Sayang, Mama lihat kamu di depan Mama sekarang," ucap mama Sofia masih menempelkan handphonenya di telinga sebelah kirinya.
"Itu teleponnya udah Tania matiin Mah." ucap Tania dengan malas sehingga Sofia menurunkan handphonenya.
"Owh putri kesayangan, Mama." Sofia sangat merindukan Tania maka dari itu Sofia langsung memeluk anak perempuannya yang baru saja mendarat dari Amerika.
"Mana Kakakmu?" tanya Sofia celingak-celinguk.
"Pergi ke sekolah." ucap Tania seraya ibu dan anak itu duduk di ruang keluarga, Tania menghela napas panjang kala dirinya merasa sangat lelah.
"Astaga ngapain ke sana?" reaksi Sofia terlihat kaget seperti anaknya sedang pergi ke akhirat saja, sungguh berlebihan — fikir Tania!
"Cari ubur-ubur." jawab Tania datar.
"Kok enggak ke laut aja nyarinya." ucap Sofia percaya, astaga! Tania sampai menepuk jidatnya kuat karena mamanya itu suka sekali membuat orang emosi.
"Astaga Mama ...." pekik Tania kesal.
"Ada apa sayang?" tanya Sofia panik.
"Percaya banget sama omongan aku," ucap Tania tak habis fikir, ada ya orang seperti mamanya ini.
"Kak Aldy itu ke sekolah buat ngurusin data pindahan aku ke sekolah baru aku, bukan malah nyari ubur-ubur, oke." ucap Tania menutupi rasa kesalnya dengan tersenyum pahit.
"Besok Tania mau langsung sekolah," ucap Tania.
"Loh, baru juga dateng kok udah mau sekolah aja sih anak Papa," ucap papa Sanjaya Adi Sinaja turun dari tangga.
Sanjaya adalah papanya Tania dan Aldy, sang CEO di perusahaan Sinaja Company Grup bahkan pendiri sekolahan Eton Company High School (ECHS).
"Oh my gosh, finally Papa," pekik Tania memeluk papanya yang sudah beberapa tahun tidak berjumpa, wanita itu sangat merindukan Papanya yang suka memanjakan dirinya.
"Makasih udah izinin aku stay di Indonesia." ucap Tania masih memeluk papanya.
"Ini hadiahmu yang ke enam belas tahun, Sayang." ucap Sanjaya mencium kening putri tunggalnya, pria baruh baya itu juga sangat merindukan putrinya.
"Widih! Dateng-dateng udah dapet tontonan drama aja nih," pekik Aldy yang baru saja datang dan langsung mengganggu moment sang adik.
Aldy Putra Sinaja — anak pertama yang hanya beda 10 menit dari Tania, kebanggaan sang papa.
"Dari mana Kamu?" tanya Sanjaya.
"Oh itu Pah, Aldy baru aja ...." perkataan Aldy langsung terpotong.
"Papa tau gak tadi di bandara Kak Aldy cuma sekedar nyapa aku doang trus abis itu dia pergi gitu aja ninggalin aku," ucap Tania bohong agar kakaknya itu di omeli oleh kedua orang tuanya.
"Heh apa-apa lo, bohong banget, Aldy ke sekolah tadi, pah. Sumpah✌🏻" pekik Aldy panik karena setiap kata yang keluar dari mulut Tania, entah itu benar atau salah, papanya akan percaya.
"Dia yang bohong, hukum aja dia Pah," ucap Tania menjulurkan lidahnya sembari berlari menuju kamarnya di lantai dua. Aldy yang tidak terima dengan perlakuan sang adik langsung mengejar sang adiknya.
Byurrr ....
Ketika Tania membuka pintu tiba-tiba saja ada tepung dari atas pintu yang jatuh ke badan Tania sehingga wajah dan tubuh Tania berwarna putih semuanya, wanita itu cukup terkejut. Tidak, dia sangat terkejut karena dirinya tidak menyangka kejahilan kakaknya itu masih melekat setelah tiga tahun tidak bertemu.
"Haha! Cie mandi tepung ni ye," ejek Aldy tertawa terbahak-bahak membuat Tania menatap kakaknya dengan sinis.
"Papaaaaaa ...." pekik Tania memanggil sang papa ingin mengadukan kejahilan kakaknya.
"Kenapa sayang ...." papa Sanjaya tiba-tiba menghentikan ucapannya saat melihat anak gadisnya di lumuri banyak tepung, sedangkan Sofi menutup mulutnya berusaha menutupi tawanya. Mamanya itu tau rencana putra sulungnya.
"Putri Papa kenapa?" tanya Sanjaya.
"Tanya tuh sama Putra kebanggaan Papa," kesal Tania mengerucutkan bibirnya kesal hingga Sanjaya menatap ke arah Aldy.
"Ini itu sambutan tergokil dari Kakak, lo pasti enggak nyangka 'kan bakal dapet kejutan dari gue." ucap Aldy menghampiri Tania yang memasang tampang datar.
Byurr! Tania yang di dekati oleh Aldy langsung melempar tepung ke wajah sang kakak hingga pria itu terbatuk-batuk di buatnya.
"Gak ada akhlak!" umpat Aldy di buat kelilipan juga. Byurr! Tania melempar tepung lagi hingga dengan cepat Aldy menghindar dan berlari.
"Huaaah! Mama tolongin Aldy," jerit Aldy berlari ke arah mama Sofi dan bersembunyi di belakang sang mama hingga tepung yang ada di wajah Aldy mengenai baju sang mama.
"Kita mandi tepung sekarang,'' pekik Tania melempar tepung ke wajah Sofi dan Sanjaya tanpa rasa takut.
Tidak terima di penuhi tepung oleh sang anak. suami dan istri malah ikut bersekongkol untuk membalas dendam kepada Aldy dan Tania sehingga terjadilah kejar-kejaran dan gelak tawa dari keluarga bahagia tersebut.
.......
.......
.......
.......
...\=\=Bersambung \=\=...
"Gue kasih tau sekarang, di sekolah lo enggak boleh kasih tau sama semua murid kalo gue itu Adek lo, kalo enggak gue bakal hancurin reputasi lo di depan semua cewek-cewek," ancam Tania datar.
"Maksud gimana?" tanya Aldy merasa aneh, karena tiba-tiba saja adiknya ini memberi peringatan yang tidak masuk akal.
"Lo gak budek ya," sengit Tania.
"Enggak mungkin 'kan lo malu punya Kakak ganteng kayak gue gini," tanya Aldy narsis abis membuat Tania mual.
"Bentar, lo tunggu di sini gue bakal tunjukin sama lo okeh." ucap Tania masuk ke dalam mobilnya hingga lima menit kemudian Tania pun keluar dari mobilnya.
"Taaaa – daaa ...." pekik Tania merentangkan kedua tangannya sembari tersenyum lebar, Aldy yang awalnya menatap layar handphone langsung menoleh ke arah adiknya, tiba-tiba mata pria itu membulat sempurna.
"Lo kok kayak han ...."
Aldy tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena Tania memukul mulut Aldy yang hampir saja ingin mengatai dirinya hantu.
"Gue bukan hantu ya," teriak Tania jengkel.
"Ngapain lo dandan jelek kayak gini?" tanya Aldy frontal mengatakan tampilan adiknya sangatlah jelek.
"Jelek banget ya?" tanya Tania dan dengan cepat di balas anggukan oleh Aldy, pria itu sungguh tidak suka dengan tampilan jelek Tania.
"Oke berhasil," ucap Tania bangga.
"Muka jelek kok bahagia sih? Stres lo," protes Aldy.
"Elo yang stres, ini itu emang udah rencana awal gue buat jadi jelek di sekolahan." sahut Tania.
"Apa? lo mau ke sekolah pake tampilan nyeremin kayak gini?" pekik Aldy kaget, bisa gagal dong rencananya mau pamer punya adik cantik di sekolahan nanti kalau Tania benar-benar ingin sekolah dengan tampilan jelek.
Bagaimana tidak di katakan seram, penampilan Tania saat ini memakai kaca mata bulat besar, gigi palsu yang menonjol, tompel ukuran kelereng di pipi kanan bahkan rambut Tania di kuncir kiri kanan dan lagi Tania lebih memakai rok panjang ketimbang rok pendek.
Ini sangat berlebihan, Aldy tidak suka ini.
"Sembarangan aja kalo ngomong, tampilan jelek kayak gini juga aslinya cantik ya." pekik Tania kesal.
"Gue gak terima lo ke sekolah kayak gini ya Tania." kesal Aldy setengah mati.
"Gue gak butuh pendapat lo, berangkat sekarang gak usah banyak bacot, inget rahasia lo gue pegang sampai sekarang." ancam Tania masuk mobilnya dan pergi meninggalkan Aldy yang masih terpaku di dalam garasi.
"Anji*g," sentak Aldy menendang ban mobilnya emosi.
Miskin di lingkungan orang kaya, jelek di lingkungan orang kaya, polos di lingkungan orang kaya, kuper di lingkungan orang kaya sekalipun orang itu sangat berprestasi, jika itu di lingkungan kelas atas yang sombong akan kekayaan.
Orang itu akan menjadi korban dalam segala hal keburukan yang di berikan oleh para penindas.
Aldy takut itu terjadi pada Tania.
..........
Saat bel sekolah sudah berbunyi nyaring—tanda semua murid masuk ke dalam kelas, Tania baru saja sampai ke sekolahan, wanita itu sempat di larang masuk oleh security sekolah namun karena Tania mengatakan dirinya adalah murid baru yang sempat kesasar datang ke sekolah jadinya security sekolah itu mengizinkan Tania untuk masuk.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk." ucap buk Novi dari dalam kelas.
"Permisi Buk, saya ingin mengantarkan murid baru di kelas ini." ucap buk Lilak yang menjadi guru bimbingan konseling sekolahan ECHS.
"Oh iya, silahkan masuk Buk." sahut buk Novi.
"Tania, ayo masuk." titah buk Lilak.
"Ini dia muridnya, dia datang terlambat karena dia sempat kesasar, harap di maklumi ya Buk." ucap buk Lilak menjelaskan kenapa Tania bisa datang terlambat.
Aldy yang mendengar penjelasan buk Lilak langsung membulatkan matanya tak percaya baru pertama kali masuk sekolah, adiknya itu sudah berani berbohong pada guru.
"Baiklah kalo begitu saya permisi ya, Buk." pamit buk Lilak keluar dari kelas baru Tania.
"Pagi Buk," sapa Tania ramah pada buk Novi yang hanya di balas senyum manis dari guru muda itu.
"Siapa nama kamu?" tanya buk Novi.
"Tania, Buk." sahut Tania.
"Baiklah anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan Tania perkenalkan dirimu sekarang." titah buk Novi hingga Tania menghadap ke arah semua murid di kelas itu.
"Hallo teman-teman perkenalkan nama aku Tania Losvita Ar ... ehem Tania Losvita." ucap Tania hampir saja keceplosan padahal di dalam mobil tadi wanita itu sudah latihan.
"Hampir keceplosan 'kan lo," umpat Aldy kesal sendiri.
"Cupu ya anak barunya,"
"Bakal jadi santapan barunya Clara deh kayaknya,"
"Plis, ga sesuai harapan,"
Wow! Begitulah bisikkan para murid yang tertangkap oleh pendengaran Tania, tapi sepertinya murid-murid di bangku belakang banyak yang mengata-ngatai Tania karena gerak mulut mereka bisa Tania lihat dengan jelas dari depan.
"Karna bangku yang kosong cuma di samping Aldy, Aldy kamu ga keberatan Tania duduk di bangku kosong itu kan?" tanya buk Novi.
"What? Gak akan diizinin sama Aldy lah buk," sahut salah satu murid perempuan, pasalnya bangku itu sudah kosong sejak lama karena Aldy tidak mengizinkan siapapun duduk di sampingnya bahkan temannya sendiri pun tidak boleh.
"Pastinya," sahut yang lain juga
"Iya boleh buk," ucap Aldy membuat seisi kelas tercengang, alhasil Tania berjalan dan duduk di samping Aldy.
"Kenapa? Enggak mau duduk bareng cogan ya?" tanya Aldy sedikit mengejek karena melihat wajah Tania yang ketus,
Bukk! Tania menginjak kaki kakaknya dengan kuat.
"Aawwww ...." pekik Aldy memegangi kaki kirinya yang di injak oleh sang adik. Sontak semua murid menoleh ke arah sumber suara dengan perasaan kaget dan heran.
"Ada apa Aldy?" tanya buk Novi.
"Itu enggak ada apa-apa kok Buk, c-cuma tiba-tiba ada kecoa yang cium tangan aku aja tadi makanya jadi refleks teriak deh," jawab Aldy dengan senyum kecut. Jujur, kakinya saat ini terasa nyut-nyutan.
"Aaghh mau dong cium tangan Aldy."
"Ih kecoanya genit."
"Pasti kaget 'kan ya?"
"Si cewek jelek bawa kecoa di sekolahan kalik."
Yeah! Beginilah kelas baru Tania yang di penuhi wanita-wanita centil dan rempong, di dalam hati Tania sungguh ingin muntah karena ternyata sekolahan lamanya dengan sekolahan barunya ini tidak ada bedanya, sama-sama banyak wanita-wanita mentel.
" Ada-ada saja," buk Novi menggeleng heran.
"Ughhh! Di cium kecoa ya? pftt." ejek Tania mengulurkan lidahnya namun Aldy hanya bisa menatap sinis ke arah Tania.
...Pulang sekolah -> kediaman keluarga Sinaja....
"Aaarrrgggg cape banget, hari pertama sekolah udah banyak hadapin cibiran semua murid." keluh Tania menghempaskan tubuhkan di kasur, hari ini pengalaman pertama Tania menjadi wanita jelek sungguh melelahkan.
Bayangkan saja saat Tania sedang fokus menulis materi, ada saja bola-bola kertas yang terlempar mengenai kepalanya, sampai saatnya bola-bola kertas itu salah sasaran dan mengenai kepala Aldy, sontak saja Aldy menggebrak meja dan melempar bola-bola kertas itu pada pelakunya.
'Sampe ada benda yang melesat kena gue lagi, jangan harap lo pada bisa pulang dalam keadaan baik-baik aja,'
Ancaman Aldy mampu membuat semua orang takut dan tidak berani lagi melempari Tania menggunakan bola-bola kertas, takut salah sasaran mereka.
Tak sampai di situ, saat Tania menuju kantin beberapa kali dirinya mendapatkan perkataan pedas soal muka jeleknya bahkan dua kali dirinya jatuh di lantai karena di dorong oleh murid lain.
Sampai di kantin, dirinya tidak ada tempat untuk duduk bahkan Aldy tidak bisa mengajak adiknya untuk duduk bersamanya karena Aldy sedang bersama teman-temannya.
"Siapa suruh jadi jelek." sahut Aldy seraya berjalan masuk ke dalam kamar Tania.
"Ck! Lo liat 'kan Kak banyak banget murid yang gak sopan di sekolahan Papa tadi," ucap Tania.
"Iya jatohnya elo yang jadi korban," ketus Aldy
"Emang nyebelin sih mereka," umpat Tania
"Kenapa sih milih muka jelek?" tanya Aldy
"Malas jadi cantik," jawab Tania asal.
"Cuma itu?" tanya Aldy merasa tidak yakin alasan adiknya hanya sesimpel itu.
"Mau cari teman baik doang," ucap Tania.
"Dengan cara lo jadi jelek." pekik Aldy.
"Woy s*tan gak usah keras-keras nanti ad ...." yang benar saja sebelum Tania memperingati sang kakak untuk tidak berteriak takutnya ada yang mendengar, namun sang mama sudah mendahului Tania bicara.
"Siapa yang jelek?" tanya mama Sofi.
.......
.......
.......
...,,, Bersambung ,,,...
Dito Anggara Sekan - Si paling sok berkuasa
Bobby Jauhar Roberto - Si paling doyan makan
Abdi Dikaprio Zerayora - Si paling irit bicara
.......
..._...
.......
Tania tidak suka berbohong dengan orang tuanya maka dari itu Tania mengatakan semua rencananya menjadi super duper jelek di sekolahan, tidak lupa memberi alasannya juga
Dengan informasi yang Tania dapat dari pesuruhnya, ini salah satu tujuan Tania untuk menyelidiki sekolahan papanya itu.
...Dua bulan kemudian....
Tidak ada satu pun yang mau berteman dengan Tania, yeah kecuali Aldy dan teman-teman Aldy, itu juga hanya sebatas teman biasa tidak sampai akrab di mata umum.
"Lo mau ke perpus lagi?" tanya Aldy formal karena mereka berada di kelas, di mana murid-murid belum keluar semua dari kelas.
"Iya Al, gue mau baca buku aja," jawab Tania.
"Gak mau ikut ke kantin?" tanya Aldy lagi, pria itu sedikit melotot agar adiknya itu mau ikut dengan mereka ke kantin.
"Nggak laper kok, kalian aja ya." sahut Tania tersenyum kaku hingga pada saat kelas menjadi sepi, Tania hendak buru-buru berdiri dan pergi karena dirinya tidak mau di paksa oleh kakaknya.
"Duduk gak lo!" sentak Aldy memerintah.
"Duduk Tania," ulang Dito lembut.
Dito Anggara Sekan — salah satu sahabat Aldy.
"Iya," jawab Tania duduk kembali di bangkunya.
"Ngapain sih lo betah banget diem di perpus, ke kantin 'kek isi perut biar punya tenaga buat hadapin para penindas," ucap Bobby kesal.
"Males," jawab Tania.
Bobby Jauhar Roberto — juga sahabat Aldy yang paling hobi makan dan suka ngoceh, dia satu-satunya si gemuk di dalam kelas.
"Tania makan ayok," pekik Bobby.
"Kalian aja deh," sahut Tania.
"Aldy marah baru tau rasa, lo," ucap Abdi membuat Tania diam dan melirik ke arah kakaknya itu.
Abdi Dikaprio Zerayora— Sahabat Aldy yang satu ini adalah murid berprestasi di sekolah.
"Gue bongkar rahasia lo ya, woy temen-temen ...." pekik Bobby mengancam Tania.
Plakkk! Dito langsung membungkam mulut Bobby seraya mata Dito melotot ke arah Tania, bahaya jika perempuan itu marah nantinya.
"Jaga mulut lo ya, gendut," sengit Tania.
"Kita itu akting mulu, cape tau gak," kesal Bobby setelah Dito melepaskan tangannya dari mulut besar Bobby.
"Heh gentong lo harus tetep jaga mulut lo biar gak bocor atau gue bakal bocorin kepala lo, mau lo." sengit Tania mengancam.
"Oke kita damai, gue gak berani sama cewek kayak lo." ucap Bobby. Selain Bobby kedua sahabat Aldy juga mengetahui tentang Tania yang merubah diri jadi jelek.
...Flasback on....
...Tiga minggu sebelumnya....
"Eh cupu beliin gue makanan." perintah Dito menyodorkan uang 100 ribu pada Tania yang baru saja akan pergi ke perpustakaan.
"Gue juga di bayar Dito ya." timpal Abdi cuek.
"Nih gue pake uang sendiri beliin makanan yang banyak." ucap Bobby melempar uang 50 ribu ke lantai sehingga Tania mengambilnya.
"Lo gak mau pesan makanan Al, mumpung ada si cupu?" tanya Dito membuat Tania mengumpat dalam hati ingin menjambak rambut Dito.
"Enggak." jawab Aldy ketus, pria itu menahan diri agar tidak emosi karena adiknya di perlakukan seperti babu oleh ketiga sahabatnya.
"Ya udah kita bertiga aja, sana pergi." pekik Dito membuat Tania pesrah mengikuti perintah ketiga sahabat kakaknya itu.
Sekitar 10 menit Tania kembali membawa makanan para laki-laki songong yang menyebalkan itu namun ketika Tania akan melangkah mendekati Bobby tiba-tiba Tania terjatuh karena tersandung kaki Dito yang sengaja ia ulurkan dari bawah kursi agar Tania terjatuh.
Brukk....
"Akh! Gimana sih lo, kalo jalan lihat-lihat dong." pekik Clara sangat keras karena sepatunya terkena tumpahan pop ice bubble gum milik Bobby.
Clara Olivia — Sang primadona yang arrogant dan juga licik, juga di kenal sebagai ratu pembully di sekolah.
"Minuman gue tuh." pekik Bobby.
"Maaf Bob, Clara aku gak sengaja." lirih Tania.
"Ikut gue." pekik Clara menarik tangan Tania, Clara dkk membawa Tania ke toilet sekolah untuk di beri pelajaran, Di toilet Clara dan dua sahabatnya menyiram Tania dengan air sampai basah kuyup.
"Rasain lo, ini akibat lo yang udah berani buat kotor sepatu mahal gue." pekik Clara sembari menertawainya.
"Maaf Clara aku gak sengaja." ucap Tania menundukkan kepalanya namun jauh dari lubuk hatinya Tania ingin sekali melawan Clara.
..."Tringgg ... it's time to go to class, break time has bla bla bla ...." Bel masuk kelas....
"Cabut guys," ucap Clara meninggalkan Tania di toilet sendirian lalu menguncinya dari luar. Bukk! Tania memukul dinding toilet kala dirinya merasa sangat marah dengan perlakuan Clara dan dua sahabatnya.
"Sumpah! Nyebelin banget tu cewek." umpat Tania kesal lalu ia berjalan menuju pintu.
"Ini lagi pake acara di kunci segala." kesal Tania memukul pintu toilet itu dengan kasar karena Clara menguncinya dari luar.
"Woy buka." pekik Tania.
"Aaagghhhh s*tan tuh orang." pekik Tania lagi.
"Oops! Bisa ketahuan nih kalo gue teriak-teriak terus." desis Tania menyadari kelakuannya yang hampir saja akan memberontak. Sampai jam pulang Tania masih di dalam toilet, untung ada salah satu adik kelas yang masuk ke toilet dan membantu Tania membuka pintu.
Tania di telepon oleh Aldy berkali-kali sampai akhirnya Tania mengirim pesan bahwa dirinya sedang di perjalanan pulang namun Aldy mengatakan para sahabatnya ada di rumah. Tania tersenyum miring, dirinya akan tetap pulang, ia tidak mempermasalahkan lagi ketiga sahabat kakaknya akan mengetahui tentang siapa Tania yang selalu mereka jadikan babu selama ini.
Tania pun sampai di rumahnya dan langsung masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu, "As'salamualaikum." pekik Tania masih mengucap salam walau tidak mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam." jawab Aldy dari arah dapur.
"Siapa Al?" tanya Abdi yang sibuk memakan buah-buahan yang ada di meja makan.
"Adek gue." sahut Aldy singkat.
Ketiga sahabat Aldy berlari terbirit-birit menuju pintu untuk menyambut Tania tapi sayangnya Tania sudah naik ke atas duluan sehingga Aldy menyusul sang adik menuju kamarnya.
"Tan." panggil Aldy dan Tania hanya menoleh ke arah kakaknya yang berdiri di pintu kamarnya.
"Mereka mau ketemu lo tuh." ucap Aldy sehingga Tania berdecih malas dengan ketiga sahabat kakaknya itu.
"Kakak tunggu di bawah." ucap Aldy meninggalkan Tania dan kembali ke bawah.
"Mau ketemu ya," gumam Tania menaikkan sebelah sudut bibirnya sinis.
.......
.......
.......
...::: Bersambung :::...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!