Zivani Aurelle Smith
21 tahun
Anak ketiga keluarga Smith
Seorang mahasiswi S1, sekaligus pemilik Deluxe Boutique.
Zayyan Arnav Richard
25 tahun
anak pertama keluarga Richard
CEO RICHARD CORPORATION (perusahaan sang ayah)
Zivanya Olivia Smith
23 tahun
anak kedua keluarga Smith
Seorang Mahasiswi S3, sekaligus pemilik Mark hotel.
Silvana Agatha Smith
26 tahun
Anak pertama keluarga Smith
CEO SMITH.COM
Rayyan Arnold Ricard
25 tahun
Anak kedua keluarga Ricard
CEO Royal Group (perusahaan dari ibu)
Leonard Smith
50 tahun
Ayah dari Silviana, Zivanya, Zivani
Pemilik SMITH.COM
Selena smith
45 tahun
Istri pertama Leonard Smith, Ibu dari Silviana
Sosialita
Veliza brown
43 tahun
Mantan Istri kedua Leonard dan ibu dari Zivanya dan Zivani
Pemilik Restoran Steakhouse
William Richard
49 tahun
Ayah dari Zayyan dan Rayyan
Pemilik RICHARD CORPORATION
Bianca Richard
44 tahun
Istri william Richard dan Ibu dari Zayyan dan Rayyan
Pemilik Royal Group
Pak Leon awalnya menikah dengan bu elen, dari pernikahan itu pak leon dan bu elen memiliki seorang putri yang bernama silviana agatha smith.
setelah 2 tahun pernikahan rumah tangga pak leon dan bu elen perlahan runtuh karena pak leon ternyata menaruh hati pada sekertaris kantornya yaitu bu veliza. pak leon berusaha membujuk bu elen agar mengijinkan ia untuk menikahi veliza, ia berjanji akan berlaku adil pada keduanya, namun bu elen menolak untuk di poligami dan pergi menghilang setelah ia mengganti hak kepemilikan satu satunya hotel yang dimiliki suaminya menjadi miliknya, bukan hanya itu ia pun meninggalkan anaknya silvi bersama pengasuhnya dirumah mewah itu. Baginya walaupun ia tidak mendapatkan rumah dan perusahaan tapi dia memiliki aset hotel mewah yang sekarang telah dipindah tangankan tanpa sepengetahuan suaminya.
setelah kepergian bu elen yang entah kemana, pak leon dengan senang hati membesarkan anak sematawayangnya, setahun berlalu ia pun menikahi bu veliza. Selain untuk dapat menjadi pendamping hidupnya, bu liza bisa menjadi ibu yang baik untuk silvi.
tanpa proses yang panjang akhirnya silvi dapat menerima bu liza, mereka terlihat seperti ibu dan anak kandung, sangat terlihat ketululusan antar keduanya.
berselang beberapa bulan, di pagi buta bu liza terbangun mendengar tangisan bayi. Ia menyadari kalau tangisan itu bukan tangis silvi anaknya, namun ia tetap datang kekamar silvi ternyata dugaannya benar itu bukan tangisan silvi karena silvi sedang tidur dengan nyenyaknya. Bu liza akhirnya menelisik suara tangisan itu hingga membawanya ke depan pintu rumahnya, namun ia ragu untuk membuka pintu, ia melirik jam dinding yang ada di ruang tamu tersebut masih menunjukkan pukul 5 pagi.
"masih subuh sekali" kata bu liza.
namun tangis bayi tersebut semakin kencang, membuat tangannya menyentuh gagang pintunya dan akhirnya ia membuka pintu rumahnya.
"ya tuhan" bu liza sangat terkejut refleks menutup mulutnya dengan telapak tangan.
Benar dugaannya, seorang bayi tergeletak di depan rumahnya hanya dengan terbungkus sehelai kain batik dan di letakkan di sebuah keranjang anyam.
bu liza melirik kekanan, kekiri dan kedepan tidak ada orang-orang.
"dimana pak satpam, apa dia tidak melihat orang masuk gerbang dan meletakkan seorang bayi di sini" batinnya
dengan perlahan bu liza menggendong bayi mungil itu, dan ia bawa masuk kedalam rumah.
"bayi siapa itu Ma?"
Segitu dulu yaa perkenalannya, apabila ada pemeran tambahan maka author akan update visual untuk pemeran tambahannya oke👍
"bayi siapa itu Ma?" tanya pak leon.
Bu liza tersentak kaget, entah sejak kapan suaminya berada dibelakangnya.
pa, ta..tadi mama dengar suara bayi nangis terus mama ikutin dan ternyata emang ada yang naruh bayi di depan pintu pah", terang bu liza
Pak leon mendekati istrinya, lalu melihat bayi yang ada dalam gendongan bu liza, terlihat bibir bayi yang mungil itu sedikit membiru karena kedinginan.
"bawa masuk mah, bayi itu kedinginan"
Bu liza menganggukan kepala dan berjalan menuju kamar silvi.
bu liza lalu mengganti kain batik yang melekat di tubuh bayi itu dengan pakaian bayi milik silvi dulu. bu liza lalu meminta pengasuhnya silvi untuk menjaga bayi itu.
Pagi yang cerah menyapa keluarga yang sedang duduk berkumpul di sebuah ruangan.
"aku akan menjadikannya putri keduaku Zivanya Olivia Smith" ucap pak leon sembari menggendong bayi itu.
Bu liza meneteskan air mata bahagia, bertambah lagi putri cantiknya. Sedangkan silvi melompat kegirangan karena bahagia memiliki adik.
waktu berlalu begitu cepat silvi dan vanya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan saling menyayangi. Saat ini sekeluarga sedang menanti kelahiran putri ketiga keluarga Richard yang tinggal menghitung hari.
"bunda kalau adek lahir bunda jangan pergi ya, kakak nggak mau adek ngerasain apa yang pernah kakak alamin", keluh silvi
"ya sayang, bunda nggak akan pergi nggak akan tinggalin kakak, vanya dan adek", ucap bu liza menenangkan kedua putri nya.
Yang dinanti nanti akhirnya lahir juga, seorang putri cantik, Zivani Aurelle Smith. putri ketiga keluarga smith yang sangat disayangi semua orang.
sejak kelahiran ziva, bu liza bertambah sibuk ia bahkan berhenti bekerja dikantor bersama suaminya, ia memilih dirumah menemani anak-anak. Sementara sang kakak silvi sudah mulai bersekolah.
Saat pak leon mengantarkan silvi kesekolah, diseberang jalan ternyata ada seorang wanita yang sedang memantau silvi dari kejauhan.
Dan saat pulang sekolah wanita tersebut telah menunggu silvi di depan gerbang sekolah.
"sayang", ucap bu elen
Silvi kurang mengenali wanita didepannya, namun ia merasa tidak asing dengan suara tersebut. silvi berusaha mengingat, sedetik kemudian silvi mundur selangkah menjauhi bu elen.
"ini mama sayang", bu elen berusaha menggapai tubuh silvi.
Silvi dibawa bu elen ke taman yang tidak jauh dari sekolahnya.
"ayah akan menjemputku, jika tidak menemukanku disekolah nanti ayah akan marah", ucap silvi sambil menunduk
"sayang, mama ingin bicara sebentar saja dengan silvi, mama pastikan ayah tidak akan marah padamu, nak mama rindu sekali dengan silvi, silvi rindu tidak dengan mama hmm?", ucap bu elen.
Melihat silvi mengangguk, bu elen merasa ini kesempatannya untuk mengambil hati nya silvi.
"silvi mau tidak tinggal dengan mama?" tanya bu elen
"mau, tapi silvi nggak mau ninggalin adek adek nya silvi", ucap silvi berterus terang
"silvi sudah punya adek?" cecar bu elen
"ya, ada 2" jawab silvi sambil mengangkat jarinya menunjukkan angka dua
"berarti silvi punya bunda?" tanya bu elen. Dan silvi kembali mengangguk.
"silvi dengarkan mama nak, ibu tiri itu tidak baik nak, di akan jahat sama silvi, mama nggak mau silvi nanti menderita" bu elen berusaha mempengaruhi silvi
"bunda baik kok"sangga silvi
"itu karena silvi masih kecil, nanti kalau silvi udah dewasa bundamu itu akan berubah jahat dia hanya akan sayang sama anak-anak dia sendiri, lebih baik silvi berusaha buat mama bisa tinggal bersama silvi lagi, silvi mau nggak tinggal sama mama" ucap bu elen
Silvi mengangguk lalu mereka berpelukan.
Silvi lalu kembali ke sekolahnya, tidak lama kemudian pak leon datang menjembut silvi.
pertemuan silvi dan bu elen menjadi awal keretakan rumah tangga pak leon dan bu liza.
silvi kerap sekali mengadu pada pak leon hal sekecil apapun yang terjadi antara ia dan bu liza bahkan ia menambahkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi agar dapat memperkeruh suasana.
kerecokan ini berlanjut terus menerus hingga usia ziva berusia 5 tahun. Dan puncak skenario yang dibuat bu elen pun terjadi dengan merencanakan pertemuan bu liza dengan salah seorang pria yang merupakan rekan bu elen yang berpura-pura seolah ia adalah bapak dari vanya, orang yang dulu meletakkan seorang bayi perempuan di depan pintu rumah pak leon. namun pertemuan itu sengaja di buat menjadi sedikit intim dengan adanya sentuhan fisik yang dilakukan oleh sang pria, bu liza sudah sangat risih lalu hendak pergi karena baginya apapun kenyataannya vanya tetaplah anaknya tetapi tanpa sengaja bu silvi tersandung dan sang pria menolongnya dengan merengkuh tubuh bu liza momen berharga ini di manfaatkan bu elen untuk mengambil beberapa gambar dan akan ia jadikan bukti atas perselingkuhan bu liza. Tidak hanya itu ia pun memerintahkan silvi yang sedang sakit terbaring dirumah sakit agar berpura-pura meminta permintaan yang harus dituruti pak leon demi keselamatan silvi yaitu untuk kembali dengan mamanya (bu elen). Setelah mendapatkan kiriman foto entah dari siapa pengirimnya pak leon sangat marah ditambah lagi kedua anaknya berada dirumah sakit untuk menjaga sang kakak namun ia sebagai bunda tidak ada ditempat membuat pak leon langsung mempercayai kiriman tersebut. Dan saat dokter mengatakan bahwa silvi mengalami depresi berat pak leon pun dengan berat mengiyakan permintaan silvi demi kesembuhan sang anak. Dia mengatakan akan menceraikan bu liza dan akan secepatnya rujuk kembali dengan bu elen demi silvi dan kesembuhannya.
vanya dan ziva merasa begitu hancur, namun diusia mereka yang masih kekanak-kanakan mereka berusaha menerima saja apa yang menjadi keputusan sang ayah, bagi mereka keputusan apapun yang ayah mereka ambil adalah sebuah perintah untuk mereka.
Proses perceraian berjalan begitu saja, bu liza berusaha menjelaskan foto yang dijadikan bukti oleh pak leon namun tidak merubah apapun, akhirnya mereka resmi bercerai, namun pak leon tidak menghalangi bu liza untuk bertemu anak-anak ia memberi kebebasan untuk hal itu. Selang seminggu pak leon kembali menikahi bu elen.
Dan disinilah awal penderitaan yang merenggut keceriaan dan kebahagiaan Ziva.
yuk mampir yuk guys👌
Dan disinilah awal penderitaan yang merenggut keceriaan dan kebahagiaan Ziva.
semenjak bu elen menikah lagi dengan pak leon dan kembali ke rumah mewah itu, pak leon mengambil alih kembali sebuah hotel nya yang pernah dipindah tangankan oleh bu elen.
Hari pertama sarapan bersama, bu elen selalu melirik tidak suka pada ziva dan vanya menyadari tatapan yang mengarah pada adiknya itu.
"eheemm...ayah kita bertiga berangkan bareng ayah kan?" tanya vanya.
"no sayang, ayah ada pekerjaan diluar kota dan nggak searah dengan sekolah kalian jadi ayah udah minta mama untuk anterin kalian bertiga" sahut pak leo
"yeay" silvi bersorak gembira
"berapa lama ayah disana"? Tanya ziva
"hanya tiga hari princess", jawab pak leon sambil mencubit pipi gembul ziva
"jangan lama-lama ayah". Tambah vanya
"Kalau kalian kangen bunda kalian bisa menginap dirumah bunda tapi semalam aja nginapnya" sahut pak leon
"oh no no no, itu nggak perlu anak-anak yang cantik jelita karena mama akan mengajak kalian jalan-jalan juga bermain jadi kalian nggak akan bosan okey", ucap bu elen dengan semangat
"yasudah, ayah berangkat ya, hey princess nya ayah jangab cemberut nanti ayah bawain oleh-oleh okey", ucap pak leon membujuk ziva lalu pak leon mencium satu persatu kening putri dan istrinya.
Seperginya pak leon bu elen mengantarkan anak-anak ke sekolah.
silvi kelas 6, vanya kelas 4 dan ziva kelas 1.
kebetulan silvi sekelas dengan si kembar zayyan dan rayyan.
Saat zayyan dan rayan berjalan ke kantin mereka tidak sengaja melihat silvi bersama adik-adiknya sedang makan, mereka memutuskan untuk gabung dimeja silvi.
"hay, gabung ya sil", ucap rayyan sambil mendaratkam bokongnya ke kursi.
"oh silahkan" jawab silvi dan melanjutkan makannya
"hey cantik blepotan tuh", ucap zayyan pada ziva sambil menunjuk bibirnya lalu memberikan tisu pada ziva
Lalu ziva menerima tisu itu dan membersihkan mulutnya.
"makasih kak" jawab ziva yang tersenyum malu sembari menunduk
"manis sekali senyumnya" batin zayyan
lalu zayyan melirik ke silvi. Silvi yang mengerti arti tatapan zayyan mulai memperkenalkan adik-adik nya itu.
"yang bungsu Zivani panggil aja ziva, kalau yang ini udah kenal kan zivanya" ucap silvi sambil menunjuk vanya
"hay ziva, aku zayyan"ucap zayyan berkenalan
"ya kakak" jawab ziva
"panggil saja zayyan" tawar zayyan
"kakak lebih sopan" ucap ziva
"terserah princess saja hehe" goda zayyan diiringi tawa.
"yaampun yan masih anak kecil kali jangan digoda dulu", potong silvi
"yaudah kalau udah dewasa boleh dong yaa" jawab zayyan
Silvi memutar menatap jengah pada zayyan.
Makan siang di kantin pun berakhir. hari ini ziva dan vanya pulang lebih awal karena silvi masih harus les, sesampainya dirumah bu elen langsung menahan vanya dan ziva didepan pintu.
"vanya masuk ke kamar" perintah bu elen
Vanya menurut dan berlari kekamarnya.
"ziva, tolong kamu bersihkan kulit-kulit buah yang berserakan dilantai ini, saat aku kembali kesini semua sudah beres mengerti", ucap bu elen tegas
"iya mama", jawab ziva
Bu elen berlalu dari ruangan itu dan ziva mulai memunguti kulit-kulit buah yang berserakan setelah itu ziva mengepel lantai karena ada jus yang tumpah.
setelah menyelesaikan semuanya, ziva mengganti seragam sekolahnya lanjut istirahat.
"zivaaaaa" teriak bu elen
Ziva yang tadinya sudah tertidur harus bangun lagi karena teriakan ibu tirinya itu.
"iya mah" ziva keluar kamar sambil mengucek matanya.
"heh anak bandel kamu nggak liat apa itu piring kotor pada numpuk malah asikan tidur" ucap bu elen dengan emosi
"loh kan ada bibi" jawab ziva
"dasar manja, bibi lagi cuti jadi kamu harus gantiin bibi, kerjain pekerjaan rumah, ngerti?" perinta bu elen
"iya mah"
ziva lalu mencuci piring kotor yang menumpuk, bertepatan vanya yang ingin kedapur untuk minum.
"Loh dek kamu ngapain?" tanya vanya heran
"nyuci piring kak anya" jawab ziva santai
"siapa yang nyuruh kamu nyuci piring"tanya vanya
"nggak ziva pengen aja, bibi kan lagi cuti"jawab ziva dengan tenang
Vanya nampak berfikir pasti ada yg tidak beres menurutnya.
vanya berlalu pergi dari dapur dan mengetuk pintu kamar orang tua mereka.
Tok.tok.tok
"siapa? Masuk aja" sahut bu elen dati dalam
Vanya memutar knop pintu dan masuk kekamar sambil menatap tajam bu elen.
"kalau sampai ayah tau ziva diperlakukan seperti ini, ayah pasti marah besar" ucap vanya tegas
"waw anak ini mengancamku? Hahaha" jawab bu elen di iringi tawanya
"dengar anak pungut, aku membenci adikmu itu karena ibunya merebut suamiku dahulu, jadi apa salahnya aku memberikan pelajaran untuk anaknya, dan ingat ini jika kau mengadukan ini kepada ayahmu aku tidak segan-segan membuat penyakit silvi kembali kambuh lalu kalian pasti tau apa akibatnya jika terjadi apa-apa pada kakak kesayangan kalian itu hahaha"tambah bu elen
vanya ketakutan, lalu ia nampak berfikir bahwa dia tidak bisa egois, dia tidak bisa menyelamatkan adiknya lalu mengorbankan kakaknya. ia pun melangkah pergi dari kamar itu.
lebih baik dia membantu ziva melakukan apa yang diminta ibu tiri mereka itu setidaknya pekerjaan ziva menjadi ringan dan tidak akan terjadi apa-apa pada kakaknya silvi.
Kejadian ini terus berlanjut tiada hentinya, hingga kini ziva telah berusia 21 tahun kini ia telah menjadi seorang mahasiswi cantik, pendiam dan tertutup. Perlakuan bu elen pada ziva masih sama, dia akan baik pada ziva ketika ada pak leon atau silvi, namun akan sangat kejam ketika tidak bersama kedua orang itu. Dan semua ini hanya diketahui oleh vanya. Kadang vanya meminta ziva untuk berhenti menuruti perinta bu elen bahkan vanya menawarkan ziva untuk tinggal bersama bu liza saja tetapi ziva menolak dia selalu mementingkan kesehatan dan kebahagiaan kakak dan ayahnya dirumah ini.
Yuk mampir yuk guys👌
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!