NovelToon NovelToon

Dongeng Waktu Kecil ( The Story Of Gilang And Dhea).

Bab 1: Dhea is back !

"Pak Karyo,kopernya taruh disini saja,Dhea bisa kok bawa ke dalam sendiri",ujar Dhea ramah.

"Engga apa-apa non,biar bapak saja yang bawa kopernya ke dalam.Non Dhea langsung saja ketemu sama nenek,beliau sudah menunggu dari tadi lho",ucap pak Karyo tersenyum sambil menjinjing koper yang dikeluarkan dari bagasi mobil.

Dhea mulai berjalan menaiki tangga yang ada didepan teras rumah dan membuka pintu depan yang tampaknya sengaja tidak dikunci. Setelah itu Dhea pun melangkah masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan lukisan terpasang pada dinding serta beberapa pot bunga dari keramik diisi dengan berbagai jenis bunga indah berwarna-warni yang kelihatan masih segar.Sepertinya bunga itu baru saja diletakkan ke dalam pot keramik.

Sesampainya diruang tamu,Dhea berhenti melangkah dan terdiam sejenak lalu memandang ke sekeliling ruangan."Hem, ga ada yang berubah,sepertinya Omah lebih suka tatanan ruangan yang seperti ini lebih terkesan klasik",gumam Dhea pelan.

"Omah...?!",panggil Dhea tiba-tiba."Omaaah..!!!",panggilnya lagi lebih kencang."Lho dimana sih Omah?",bisik Dhea.

"Beliau ada di halaman belakang non",ujar pak Karyo tiba-tiba sambil menunjuk ke arah belakang.Dhea cuma cengar-cengir lalu berjalan ke dapur dan menuju ke sebuah pintu yang terletak di samping wastafel.Setelah pintu dibuka,tampak halaman belakang yang begitu luas.Dengan di kelilingi pohon-pohon akasia dan juga beberapa baris pohon pinus serta bermacam-macam tanaman hias warna-warni.Sepertinya sang pemilik rumah memang suka sekali dengan tanaman hias yang beraneka warna.Tidak jauh dari tanaman bunga itu tampak seorang wanita tua kira-kira berumur tujuh puluh lebih'an sedang berjongkok dan sibuk menata bunga mawar berwarna merah muda.

" Omaaahh...!!!", teriak Dhea girang. Wanita tua itu pun menengok sambil berdiri perlahan-lahan."Dhea..?",ucapnya pelan sambil tersenyum.

"Omaaahh..!!, Dhea kangen banget sama Omah..!!".teriak Dhea sambil berlari ke arah wanita tua itu dan memeluknya.

"Kok Omah engga menyambut Dhea didepan rumah sih.?!, Omah lupa yah kalau Dhea pulang hari ini?, atau Omah sengaja engga mau menyambut Dhea?.Hiks.. hiks...,Omah sudah ga sayang lagi sama Dhea",ucap Dhea pura-pura nangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.Wanita tua itu pun tertawa kecil."Dede ga usah seperti itu ah,kamu itu selalu berakting.Mana mungkin sih,Omah melupakan cucu Omah yang terkenal paling manja ini",ujar Omah sembari memencet hidung Dhea yang memang lebih mancung dibanding hidung wanita tua yang dipanggil Omah oleh Dhea itu.Dhea memang mempunyai keturunan darah Belanda dari papanya.Sedangkan mamanya asli dari Solo, Jawa tengah.Tapi kalau dilihat dari segi wajah terutama bagian mata dan bibir,memang Dhea dapati dari mamanya.Paduan hidung yang mancung,bola mata yang besar dan bibir yang tipis membuat Dhea memang sudah kelihatan ayu dan cantik,ditambah postur tubuh yang tinggi membuat Dhea lebih cocok menjadi seorang model.

"Omah bahkan sudah masak makanan kesukaan Dede(panggilan sayang Omah buat Dhea),rendang sapi dan sayur asem".ucap Omah tersenyum." Oh ya Omah?! ",wah mantul banget deh,Omah memang yang paling hebat,ngertiin Dhea banget.!",ucap Dhea manja.Omah cuma bisa tersenyum.

"Kalau begitu,ayo Omah...!!,tunggu apalagi..?, mari kita serbu..!!",ujar Dhea sambil tertawa cekikikan dan menggandeng Omah masuk ke dalam rumah.

Bab 2 : Gilang,dimana kamu?

Malam harinya, waktu menunjukkan pukul sebelas lewat tiga puluh menit.Suasana rumah memang sudah kelihatan sepi,menandakan orang-orang disekitar situ sudah banyak yang beristirahat,menonton tv,atau bahkan sudah ada yang tertidur pulas.Tetapi tidak dengan seseorang yang masih tampak berada di teras depan rumah.Sambil duduk bersila disebuah kursi santai yang terbuat dari rotan dan ditemani secangkir teh hangat,tampak Dhea sedang asyik bermain gadget.Sejenak ia menghentikan aktivitasnya lalu terlihat sedang berpikir."Bagaimana aku harus mencari Gilang?,aku bahkan tidak mempunyai nomor kontaknya,terus gimana aku bisa menghubunginya ya?",gumam Dhea pelan sambil menggigit-gigit bibirnya."Ah kenapa aku engga mencari ke rumahnya saja?,bodoh banget nih otak !"gumam Dhea lagi sambil menepuk keningnya sendiri.

Setelah meneguk teh hangatnya sampai habis,Dhea pun melangkah masuk ke dalam rumah.Suasana yang memang sepi,karena di rumah hanya ada Omah dan pak Karyo yang sudah bekerja cukup lama dengan keluarga ini.Sedangkan mamanya Dhea menemani papanya tinggal di Belanda,karena papanya Dhea punya proyek yang cukup panjang disitu.Tadi nya Dhea juga tinggal di Belanda bersama papa-mamanya,tapi karena sudah tamat sekolah dan Dhea nya belum kepingin kuliah di Belanda,Dhea pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia,dengan alasan untuk menemani Omah nya yang sudah tua dan kadang sering sakit.Takutnya ga ada yang ngerawat,kan kasihan Omah.Itulah alasan yang pernah di ucapkan Dhea sewaktu ia pernah ditanyai papa-mamanya ketika itu.Dan sekarang ini,Dhea pasti mempunyai misi tertentu,selain menemani Omah nya,ada satu alasan lagi kenapa Dhea ingin pulang ke Indonesia,yaitu mencari sahabat masa kecilnya,Gilang.

Di kamar,tampak Dhea sudah berbaring santai di atas ranjangnya,tapi ia belum bisa memejamkan mata juga belum terasa ngantuk,yang ada cuma melamun dan pikirannya menerawang entah kemana.Tiba-tiba ia berucap."Lang...,besok aku akan mencari kamu,sampai ketemu.Banyak sekali yang ingin kuceritakan sama kamu,banyak sekali yang harus ku jekaskan sama kamu Lang".Setelah itu ia pun mulai menerawang lagi sampai tak sadar kalau ia sudah mulai tertidur.

Pagi-pagi sekali Dhea sudah bangun,sudah mandi,sudah rapi,sudah sarapan roti selai kacang yang disiapkan Omah.Setelah sarapan,kini Dhea sudah di depan pintu,bersiap-siap dengan misinya itu.

Hari aku sudah tetapkan akan mencari Gilang. Lima belas tahun sudah aku tidak mendengar kabarnya.Walau apapun itu,kenapa dia tidak pernah menghubungiku ataupun mencariku.Engga mungkin dong kalau Gilang sampai tidak punya handphone,apalagi di zaman seperti sekarang ini.Atau jangan-jangan,Gilang tidak punya nomor kontak ku.Ah itu bukan alasan baginya,kalaupun dia tidak punya nomor kontak ku, kan dia bisa minta ke Omah.Apa Gilang marah padaku,apa dia sudah melupakan aku,ah pokoknya aku harus tahu,aku harus cari tahu alasannya,aku harus cari dia,aku tidak perduli bagaimana sikapnya nanti kepadaku.Segala macam pikiran berkecamuk dibenak Dhea.

Dhea berjalan ke samping halaman rumah,di situ terparkir sebuah sepeda ontel milik pak Karyo.Ia pun berpikir bahwa jalan kaki bukan alternatif yang bagus untuk saat ini.Kenapa ia tidak memakai sepeda saja,apalagi sepeda ini lagi nganggur tidak terpakai.Setelah minta izin dengan pak Karyo,Dhea pun mendorong keluar sepeda yang masih terlihat bagus dari segi bentuk mau pun catnya.Sepertinya sepeda itu selalu dirawat secara rutin oleh pak Karyo.Peninggalan dari orang tua ya harus di rawat baik-baik layaknya warisan,begitulah ucapan pak Karyo sewaktu ditanyai omah ketika itu.

Bab 3 : Misi Mencari Gilang.

Dengan sepeda ontel milik pak Karyo,Dhea pun mulai mencari rumahnya Gilang,teman semasa kecilnya.Setelah mengayuh sekitar tiga puluh menitan,Dhea sudah sampai didepan jalan masuk perumahan tipe 36.

"Perumahan Candi Indah no:15A kalau engga salah,mudah-mudahan ingatanku masih bagus",gumam Dhea pelan.

Dengan perlahan-lahan,Dhea mengayuh sepedanya masuk perumahan sambil menghitung nomor rumah.Setelah beberapa saat berjalan,ia pun berhenti didepan sebuah rumah sederhana dengan cat berwarna hijau telur asin.Tapi rumah itu tampak sepi,seperti tidak ada penghuninya.Dhea pun memandang ke arah kanan dan kiri,tapi bukan mau menyeberang jalan lho,melainkan ingin mencari siapa saja yang mungkin bisa ia tanyai.Tapi nihil,tak seorangpun yang terlihat disitu.Dhea memberanikan diri melangkah masuk ke pekarangan yang tidak dipagari.

Setelah meletakkan sepeda ontelnya ia pun mengucap salam. "Assalammu'alaikum..,permisi..,"ucap Dhea sambil mengernyitkan dahi."Sepi banget,apa sudah pindah ya..?",bisik Dhea pada dirinya sendiri.Tiba-tiba keluar seorang anak kecil kira-kira berumur sepuluh tahunan.

Kulitnya berwarna coklat,rambutnya dikepang dua dengan poni rata di atas alis mata."Iya ada apa yah,mba nya sales yah?,tapi ibu lagi engga ada di rumah mba".

Dhea terkejut dan agak sedikit keki karena dirinya dikira SPG (Sales Promotion Girl).

"Apa benar ini rumahnya mas Gilang?,adik ini siapa?",tanya Dhea balik.

"Saya temannya mas Gilang,bukan sales",sambung Dhea sambil tersenyum.

"Eh maaf kak...,maaf...,Lilis kira...".

Anak itu berhenti berkata sambil menutup mulut menahan malu.Dhea cuma tertawa nyengir.

"Mas Gilang belum pulang kak,mungkin masih di kampus",lanjut anak itu.

"Oh gitu yah..?,hem...kamu adiknya Gilang ya, nama kamu siapa?",tanya Dhea.

"Eh....iya kak,nama saya Lilis kak",jawab anak kecil yang bernama Lilis itu.

"Lho..?!!,Lilis sendirian aja di rumah?,engga takut yah?",tanya Dhea heran.

"Sama bapak di rumah kak'.

"Tapi bapak lagi,jadi ga bisa jualan jadi ibu yang gantiin,kalau bapak sudah sembuh baru jualan di pasar lagi",ujar Lilis.

"Lilis ga sekolah?",tanya Dhea lagi.

"Engga kak,tunggu bapak sembuh baru Lilis bisa masuk sekolah lagi",ucap Lilis sedih.

"Memangnya bapak sudah sakit berapa lama? ",lanjut Dhea.

"Sudah satu minggu lebih kak",ucap Lilis pelan.

Dhea manggut-manggut."apa engga dibawa ke dokter?".

"Sudah dibawa ke puskesmas kak,tapi belum sembuh",ucap Lilis sambil tertunduk.

Dhea pun terdiam sesaat.Sepertinya dia sudah tahu permasalahannya.Dhea pun mengambil dompet yang ada di dalam tas ranselnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Okey...,ini ada sedikit uang untuk berobat bapak.Tapi kalau nanti ibu nya Lilis sudah pulang,bilang sama ibu kalau bapak dibawa ke Rumah Sakit saja",ucap Dhea sembari memegang kepala Lilis dan membelai rambutnya.

"Baik kak",ucap Lilis pelan."Terima kasih banyak ya kak",ucap Lilis lagi.

"Iya...,sama-sama.Kalau begitu kakak pamit dulu yah..",ujar Dhea.

"Kakak engga mau tunggu mas Gilang?",tanya Lilis.

"Engga deh,nanti sore kakak kesini lagi",ujar Dhea sambil tersenyum.

"Iya kak",ucap Lilis singkat.

Dhea pun berbalik melangkah ke tempat ia menaruh sepedanya dan mendorong keluar dari pekarangan rumah Gilang. Lilis hanya diam melihat Dhea pergi.

Gilang masih di kampus,nanti sore aku ke sini lagi pasti dia sudah ada di rumah.Lamun Dhea.Tiba-tiba Dhea menabrak sesuatu.Karena ia sedang melamun makanya tidak melihat apa yang di depannya.

"Aaaaaaaawww...!!!, hey kalau jalan pakai mata dong,engga lihat apa? ada orang di depan?".teriak orang itu sengit sambil menggosok-gosok kakinya.Ternyata orang itulah yang ditabrak Dhea dengan sepeda ontelnya.

"Aduuuhh...maaf...,maaf ya kak..,saya...saya tidak sengaja",sahut Dhea ketakutan sambil turun dari sepedanya dan buru-buru membantu orang itu memungut buku-bukunya yang jatuh berserakan,sepedanya pun dibiarkan roboh begitu saja.

"Maaf....maaf..!! Semua orang bisanya cuma ngomong maaf,tapi nantinya di ulangi lagi",tukas orang itu sewot sambil menggosok kakinya sesekali.Dhea cuma diam sambil memandang orang itu sejenak lalu kembali memungut buku dan kertas-kertas yang berserakan.Tanpa sengaja Dhea membaca sekilas sebuah buku berwarna kuning yang terbuka sampul depannya.Disitu tertera sebuah nama." Gilang Aditya Pradana".

Mata Dhea terbelak, ia sepertinya kaget,jantungnya pun berdegup kencang.Dengan perlahan-lahan ia mendongakkan wajahnya dan memandang orang itu.Lalu diam mematung.Tapi orang yang diperhatikan Dhea masih belum sadar,cuma sibuk komat-kamit kesal.

"Udah cape-cape jalan,panas-panasan,eh sekarang malah ditabrak pakai sepeda,ga tau apa,kalau saya lagi kesal..?!",tukas orang itu sengit.

"Ga tahu Lang...,kalau saya tahu,saya ga akan nabrak kamu",ucap Dhea pelan.Orang itu pun memandang Dhea dengan heran agak sedikit kaget.

"Hey..!! dari mana kamu tahu nama saya...?!,

pasti kamu mau memata-matai saya yah..?!,

teriak orang itu sambil berdiri.

"Bukan...aku bukan mau memata-matai kamu,tapi aku mencari kamu Lang,aku memang lagi mencari kamu..",ucap Dhea pelan.

"Hah...!!, apa-apaan ini..?!,si...siapa kamu..?!,

untuk apa...untuk apa mencari saya..?,saya..

saya tidak melakukan apa-apa sama kamu..!!",

tukas orang yang dipanggil Gilang itu ter gagap-gagap.

"Kenapa kamu engga menghubungi aku atau

mencari tahu tentang aku Lang.?",ucap Dhea

lirih.Orang yang dipanggil Gilang itu lebih heran lagi.

"Dhe...Dhea...?!",sahut Gilang terbata.Dhea cuma tersenyum kaku.

"Ka..kamu Dhea kan..?!,apa benar itu kamu..?",

ujar Gilang masih sedikit kaget.Seakan masih belum percaya dengan orang yang ada dihadapannya itu adalah orang yang dikenalnya.Dhea cuma mengangguk pelan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!