NovelToon NovelToon

Perjuangan Si Gadis Miskin

Bab 1

Tajamnya pisau lebih tajam lidah seseorang yang sedang meluapkan amarahnya tanpa berpikir panjang dia telah menghina gadis yang sedang terdiam duduk menundukkan kepalanya. Gadis itu mengabaikan kata-kata pria itu sebab akan percuma jika ia melawan anak dari ketua yayasan tempat dia kuliah.

"Hai gadis culun pantas saja kau tidak ada temanmu kau begitu culun" Ucap nya dengan lantang.

Gadis itu tak banyak bicara lagi ia ngeleos pergi.

Namanya Abi mayu putra, kerap di sapa Abi sebenarnya Abi pria yang baik, hanya saja karena kurang nya kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk Abi tumbuh menjadi anak yang arogan dan sedikit dingin.

Sementara Aisyah anak dari keluarga tidak mampu untuk kuliah pun Aisyah harus rajin belajar agar tetap mendapatkan beasiswa.

Denis Arista, ia sahabat dari Abi walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan namun tak pernah menyerah untuk mendapatkan hati Abi, status pacaran sayangnya Abi menganggap Denis hanya sebatas sahabat tidak pernah lebih.

Sementara itu kedua orang tua Abi telah menjodohkan Abi dan Denis sejak lama menurut orang tua mereka bibit bobot yang seimbang. Tapi perjodohan itu di Tolak mentah-mentah oleh nenek ratu.

***

Jam makan siang di kantin saat itu Aisyah duduk seorang diri menikmati bakso buatan bi entin. Tiba-tiba Abi duduk di meja yang sama menghadap Aisyah.

Aisyah mendongak menatap wajah Abi yang sendang menyangga dagu nya sambil tersenyum.

Aisyah pun mengabaikan Abi dan terus memakan bakso nya, setelah bakso habis Aisyah bangkit dari tempat duduknya lalu menuju kasir untuk membayar.

"Berapa bu?" tanya Aisyah.

"15ribu neng " kata bi entin.

Aisyah merogoh kantong tasnya lalu membayar dengan uang pas.

"Terimakasih bu"Kata Aisyah

"Sama-sama neng" jawab bi entin.

Kemudian Aisyah langsung keluar dari warung kantin menuju kelas karena masih ada mata kuliah di jam berikutnya.

"Hai! ijah mau kemana?" saut Abi dengan suara nyaring.

"Nama ku Aisyah siti Marwah kenapa kau rubah menjadi ijah?"Protes Aisyah

"Sepertinya nama itu lebih cocok untuk mu"Ujar Abi.

Aisyah tak menjawab ucapan Abi ia hanya menarik nafasnya lalu pergi.

Aisyah gadis yang taat agama ia selalu mengutamakan perintah Allah di dalam kamus Aisyah perintah manusia adalah nomor sekian setalah orang tuanya.

"Aisyah..." panggil dosen pembimbing.

"Saya pak?" kata Aisyah sambil melangkahkan menghampiri dosennya.

"Aisyah bapak minta tolong gantikan bapak mengajar mata kuliah di kelas 3."

"Baik pak, tapi maaf pak Ais mau ke mushola dulu"

"Tidak bisa Ais! harus sekarang."

"Maaf pak bukan tidak sopan, kalau begitu bapak cari yang lain saja dulu." tolak Aisyah.

Aisyah permisi pada pak dosen dan melangkah pergi menuju aula kampus yang jaraknya lumayan tidak jauh.

Pak dosen menggaruk kepalanya yang tidak gatal akhirnya pak dosen mengalah dan menunggu Aisyah di ruangan kerjanya sampai selesai sholat.

Tuhan sudah memberikan garis hidupnya masing-masing tidak ada yang tidak bisa merubah nasib garis tangan seseorang jika ia mau berusaha tuhan akan memberikan kehidupan yang lebih baik, bukan hanya berusaha tapi dengan di iringi doa niscaya akan mengubah hidup seseorang lebih baik lagi. Itu lah yang lakukan gadis cantik berlesung pipi selain ia semangat belajar dia juga selalu berdoa agar bisa membahagiakan kedua tangannya.

Aisyah selesai sholat membuka mukenanya lalu melipat mukenanya dengan rapih memasukkannya ke dalam tasnya. Kemudian ia melangkah cepat menemui pak dosen ke ruangannya.

Tok...Tok...Tok.

Assalamualaikum.

"Waaikumsalam masuk." jawab pak dosen.

"Pak apa saya sudah bisa membimbing kelas?"

"Iya dik, silahkan, bapak mau ada meeting di luar tolong gantikan bapak ya."

"Baik pak, Ais ke kelas dulu assalamualaikum."

"Waalaikumsalam.."

Aisyah pun pergi menuju kelas yang akan dia mengajar, ia melangkah dengan kepala menunduk sambil mendekap buku di dadanya.

"Assalamualaikum Aisyah..." Sapa salah satu temannya yang sedang melintasi koridor kampus blok E."

"Waalaikumsalam...., Hamid." jawab Aisyah sedikit membungkukkan badannya.

Aisyah tiba di kelas yang akan dia mengajar.

"Assalamualaikum....,"Sapa Aisyah

"Waalaikumsalam...," jawab serempak.

"Kita buka halaman 362 ya di halaman akhir."

Selama mengajar Aisyah memantau siswa siswinya dengan cara mengelilingi meja kelas. Karena selama ujian berlangsung semua siswa-siswi di harapkan untuk tenang.

Tek tek tek. Suara ketukan pulpen di meja mengganggu aktivitas belajar selama dengan berlangsung.

"Beni, tolong jangan berisik kalau sudah selesai kumpulkan di meja."

"Malas belajar." jawab Beni singkat.

"Kalau kamu malas silahkan kamu keluar jangan ganggu yang lain."

"Lu cuma 'Asdos jadi nggak usah bawel deh lu." Bentak Beni.

Disitu Aisyah telah di uji kesabarannya saat ada yang mencacinya Aisyah hanya bisa sabar dikala itu kita bisa mendamaikan hati yang sedang berkobar. Aisyah bagaikan air yang bisa memadamkan api yang sedang menyala besar.

"Beni kalau kamu malas kuliah apa kamu tidak memikirkan orang tua mu yang sudah membiayai kuliah mu dengan mahal, kampus ini tidak murah, sekarang kamu coba keluar dan cuci wajah mu lalu kembali ke kelas."

"Sok tahu lu, bokap nyokap gue tidak akan pernah rugi kehilangan uang segitu, lu cuma ngandelin beasiswa saja sok ceramah, kalau lu mau ceramah sana di mesjid."Pekik Beni ketus.

Sementara yang lain hanya mendengarkan perdebatan Aisyah dan Beni.

"Justru karena aku harus kerja keras untuk mendapatkan beasiswa maka menyayangkan sekali dengan sikap kamu yang tidak menghargai kerja keras orang tua kamu Ben."

Brak!

"Berisik tahu nggak lu!" Bentak Beni dan pergi meninggalkan ujian yang sedang berlangsung.

Aisyah bergidik negeri dengan sikap arogan Beni yang sulit di atur selain itu juga Beni anak yang memiliki sedikit tempramental.

"Kalian lanjutan pelajarannya, saya keluar sebentar saya kembali sudah siap semuanya."

"Baik Kak." jawab serempak.

Aisyah keluar mencari Beni yang sendang emosi tentunya Aisyah khawatir terjadi apa-apa dengan Beni.

"Permisi lihat Beni tidak?" Tanya Aisyah yang sedang duduk berkerumun.

"Tidak kak." jawab ada juga yang menggelengkan kepalanya.

"Terimakasih."kata Aisyah.

Kemudian Aisyah melanjutkan pencarian Beni sekitar kampus.

Aisyah bertanya kepada semua siswa-siswi namun dengan jawaban yang sama mereka tidak ada yang tahu kemana perginya Beni.

"Aku tahu kemana Beni."Saut seseorang dari balik punggungnya.

"Dimana?" Aisyah membalik badannya.

Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi tidak suka dan mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Maaf tidak jadi." kata Aisyah.

Dengan sengaja pria itu menarik tangan Aisyah.

Plak!. Tamparan keras melayang ke wajah tampan Abi.

Abi meringis kesakitan memegangi pipinya yang perih kerena tamparan yang cukup keras.

"Saya ingatkan kamu jangan pernah sentuh bagian tubuh saya walaupun itu tangan, karena itu. Fadhihah. Dan keburukan bagi seorang Muslim adalah jatuhnya ia ke dalam dosa dan maksiat kepada Allah. Aisyah menjabarkan dengan jelas.

Siapa yang mengira kalau Aisyah gadis yang hanya bermodalkan beasiswa cukup berani menampar pipi anak dari pemilik kampus tempat ia mencari ilmu.

"Satu lagi jangan pernah mengandalkan kekuasaan orang tuamu." Ucap Aisyah sambil ngeleos pergi mencari Beni.

...----------------...

...----------------...

Jiwa yang sedang kacau kadang mudah tersulut emosi, maka jadikanlah itu pelajaran untuk lebih kuat lagi.

Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak like dan komen. terimakasih.

Bab 2

"Gadis sombong, sudah berani dia melayangkan tangan kotornya ke wajahku."Gerutu Abi.

Abi menatap punggung kepergian Aisyah sembari menyipitkan matanya penuh dengan amarah dan kebencian, karana sudah di permalukan di depan umum.

****!. Ucap abi.

Nampak beberapa orang temannya melihat abi yang begitu marah pada Aisyah menampar Abi.

"Apa lihat-lihat?" Bentak Abi.

Mereka pun berpencar ketakutan oleh bentakan Abi. Selain itu Abi pun disegani oleh para siswa yang kuliah di tempat itu, kekuasaan orang tua Abi di jadikan senjata. Mereka pun tidak tahu kalau Abi hanya ingin tahu seberapa besar kampus miliknya itu berkembang.

Sementara Aisyah ia masih keliling kampus mencari kebendaan Beni tapi tak juga menemukan sosok Beni.

"Assalamualaikum Aisyah" Sapa Hamid

"Waalaikumsalam, Hamid ngagetin saja sedang apa disini?"

"Kamu sendiri sedang apa disini?" tanya Hamid penasaran.

"Saya sedang mencari Beni, tapi sepertinya dia tidak ada, kalau begitu saya permisi kembali ke kelas, assalamualaikum Hamid."

"Waalaikumsalam Aisyah..., kalau butuh bantuan saya tidak usah sungkan untuk menghubungi saya."

Aisyah tidak menjawab hanya melempar senyumnya lalu Aisyah ngeleos pergi.

Jam kuliah telah usai, Aisyah merapikan buku dan lain-lainnya ke dalam tas."Alhamdulillah waktu ashar telah tiba, sebaiknya saya solat dulu baru pulang." Gumam Aisyah.

Aisyah pun melangkah menuju aula sebelum masuk aula Aisyah mengambil wudhu, nampak sunyi tidak ada satu orang pun di aula kampus sepertinya sebagian sudah pada pulang. Aisyah menaruh tas nya di belakangnya.

Aisyah terkejut selesai sholat tas yang lengkap dengan uang untuk membayar hutang ibunya dan juga buku-buku pelajaran sudah tidak ada lagi.

"Ya allah tas ku kemana."Lirih Aisyah hampir menangis.

Aisyah mulai panik mencari tas itu Aisyah berusaha mengingat meletakkan tas itu, jika tas itu hilang bukan hanya buku dan lain-lainnya tapi uang yang selalu dia bawa dan sisihkan untuk membayar utang ibunya lenyap.

Ya Allah, hiks...hiks..hiks. Bagiamana jika pak Husen datang menagih hutang itu, saya harus jawab apa.

Aisyah pun pergi dari aula dengan langkah kaki yang lemas. Satu jari menghapus air matanya, Aisyah yang biasa tegar kali ini benar-benar rapuh. Bagiamana tidak uang yang sudah dia kumpulkan dua bulan ini hilang begitu saja.

Nampak pak satpam sedang mendorong gerbang.

"Pak tunggu." kata Aisyah.

"Eh neng Aisyah, kira bapak sudah pulang."

"Tadi sholat dulu, takut habis waktu sholat ashar, 'Oh ya pak apa bapak melihat seseorang keluar selain saya?."

"Tadi ada Den Abi, neng katanya ada tertinggal."ucap pak satpam.

"Oh gitu ya pak."Ucap Aisyah sambil manggut-manggut.

Aisyah tidak ingin menuduh Abi, tapi sedikit menjurus jika semua ini ulah Abi.

"Astagfirullah aladzim."Tepis Aisyah membuang pikiran buruknya jauh-jauh.

Aisyah tidak ingin berprasangka terhadap orang lain jika prasangka itu salah apa kah tidak akan menimbulkan fitnah dan seudzon terhadap orang lain.

Aisyah merogoh kocek nya ada sisa uang 20 ribu rupiah, di tengah berjalannya tepi jalan trotoar melihat seorang ibu tapi bukan ibu minta-minta ibu itu terlihat bingung Aisyah mendekati wanita paruh baya itu.

"Assalamualaikum bu."sapa Aisyah.

"Waalaikumsalam..,"jawab ibu dengan nada lirih.

"Ibu mau kemana?." tanya Aisyah.

Ibu itu bertubuh kurus kerudung coklat membawa kantong plastik hitam Raut wajah sedih seperti tidak tau arah tujuan kemana.

"Ibu, mau pulang tapi ibu tidak ada ongkos untuk pulang"kata si ibu.

"Rumah ibu dimana?, saya ada uang 20 ribu rupiah apa ini cukup untuk ongkos pulang?" Ujar Aisyah sambil menyodorkan uang dari sakunya.

"Alhamdulillah.., tapi neng ibu tidak bisa menerimanya, apa bisa ibu bekerja dulu di rumah neng?" ucap lagi si ibu.

Aisyah tersenyum mendengar kata-kata ibu itu."Bu saya tidak ada kerjaan untuk ibu. Ibu terima ya uang ini dan ibu pulang hari sudah sore sebentar turun hujan."

"Tapi bagaimana dengan Eneng?"

"Tidak usah pikirkan, saya bisa pulang jalan kaki rumah saya dekat kok dari sini." Ucap Aisyah berbohong.

Uang itu diterimanya oleh sang ibu, ia sangat bersyukur karena masih ada orang baik.

Si ibu pun pulang dengan mobil angkutan umum, tidak lama kemudian sebuah mobil mewah menepi tepat di depan Aisyah. Si pengemudi itu turun.

"Kau terlalu sombong, uang yang kau miliki tidak seberapa itu, kau berikan pada orang lain, sementara kamu masih membutuhkan uang itu."

Rupanya Abi sudah melihat Aisyah sejak tadi dari kejauhan.

"Bukan urusanmu, ibu itu lebih membutuhkannya."Jawab Aisyah ketus.

"Kau persis dengan ibu dan bapakmu pengangguran tapi sombong."

"Jangan pernah hina orang tua saya, saya tidak pernah meminta bantuan darimu, kau yang menyedihkan harta mu berlimpah ruah, tapi sayang Mubajir tidak pernah kau sedekah kan sedikit harta mu pada orang yang membutuhkan."

"Ah! tidak usah kau ceramah di depanku, selamat menikmati jalan kaki mu."Ucap abi berlalu meninggalkan Aisyah.

Aisyah berjalan kaki menyusuri jalan menuju rumahnya cukup jauh menempuh jarak sekitar 2 kilo. Entah sampai jam berapa tiba di rumahnya.

Sementara di kediamannya. Orang tuanya sedang di caci maki oleh si penagih utang.

"Ibu terlalu banyak minta waktu!"kata si penagih utang.

"Tunggu pak, anak saya pulang."

Perabotan yang ada di dalam ruangan semua di keluarkan si penagih hutang itu hampir membawa semua barang-barang di rumahnya, tiba-tiba seseorang datang dan membayar semua hutangnya.

"Berapa hutang ibu ini?"

"5 juta" jawab si penagih ketus.

"Oh hanya 5 juta, saya bayar hutang ibu ini, dan saya minta kembalikan barang-barang ibu ini ke tempat asalnya amplop ini ada uang jumlahnya 6 juta hutang ibu ini lunas dan jangan pernah ganggu ibu ini."

"Baik Den."

"Alhamdulillah." orang tua Aisyah sujud syukur.

"Tapi adik ini siapa?"tanya ibu nya Aisyah.

"Ibu tidak usah tahu siapa saya, yang penting ibu sekarang sudah bebas dari ibu tadi, saya permisi pulang."

"Apa tidak masuk dulu dek?."

"Tidak usah bu sebentar lagi mau hujan saya harus segera pulang."

"Sekali lagi ibu dan bapak banyak-banyak terimakasih."

Flashback.

Pada saat itu Abi tidak bermaksud untuk mengambil tas Aisyah kebetulan tas itu jauh dari pandangan Aisyah, Abi berniat untuk iseng dengan cara menyembunyikan tas itu, tapi tiba-tiba seorang teman menghubungi abi dan Abi terpaksa membawa tas itu dan menyimpannya di dalam mobilnya, setelah bertemu dengan temannya abi kembali ke kampus berniat untuk mengembalikan tas itu pada Aisyah, tapi sebelum mengembalikan tas itu abi penasaran Abi membuka tas itu ada amplop yang terisi uang dan secarik kertas coretan tangan Aisyah.

Alhamdulillah akhirnya uang ini cukup untuk mencicil hutang ibu

Sebelum abi tiba di kampus melihat Aisyah sedang bicara dengan ibu-ibu paru baya abi juga melihat Aisyah memberikan uangnya untuk sang ibu yang sedang membutuhkannya. abi pun berpikir bagiamana bisa ia memberikan uangnya secara Aisyah hanya memiliki sisa uang 20 di sakunya.

Apa ibu memanfaatkan Aisyah jawabannya tidak, apa Aisyah sombong tentu tidak hanya orang yang yang berfikiran positif dan memiliki hati dan nurani.

Masyallah gadis itu memiliki hati yang tulus gadis miskin saja mampu memberikan sedikit Rezekinya sementara aku yang memiliki segalanya untuk berbagai saja rasanya berat. Abi pun merasa bersalah kemudian abi secara diam-diam datang ke kediaman Aisyah.

Aisyah dengan peluh bercucuran di dahinya setalah berjalan kaki dari kampus Aisyah melihat abi di keluar dari lorong kecil.

"Abi! mau apa dia? dan dari mana dia"

"Abi" panggil Aisyah mengejar mobil Abi.

Sepertinya Abi tak mendengar teriakannya lalu Aisyah menghentikan larinya dan kembali menuju kediamannya.

"Bu..., ibu.." panggil Aisyah mencari ibunya.

"Aisyah.., ada apa?"

"Bu apa tadi Abi ke rumah?" tanya Aisyah penasaran.

"Abi?"kata Ibu Marni

"Iya bu abi temen kampus Aisyah?"tanya lagi Aisyah

"Anak yang tampan itu?"Ucap Ibu Marni

"Tadi ada yang datang kemari tidak?"Penasaran Aisyah menunggu jawaban dari ibu nya.

"Ada, dia membayar semua hutang ibu, ada apa rupanya?"

"Ya Allah bu, kenapa ibu terima uangnya?, Aisyah bakal cari uang itu untuk membayar hutang ibu, Aisyah tidak suka dia terlalu sombong bu?"

"Aisyah..., ibu tidak pernah mengajarkan kamu tidak sopan sama orang lain, apa lagi kamu menuduh dia tidak baik, dia anak yang baik, coba saja tidak ada nak abi, mungkin semua sudah di angkut barang yang ada di rumah ini harusnya kamu terimakasih sama nak abi, nak, kamu tidak bisa menilai orang dari luarnya saja, kalau dia sombong dia tidak mungkin mau menolong siapa pun, jangan pernah menanam keburukan di hati kamu, ingat yang terlihat baik belum tentu baik yang terlihat buruk belum tentu buruk." Ibunya Aisyah memberikan sedikit nasehatnya kepada putrinya.

"Maafkan Aisyah bu, bukan bermaksud Aisyah tidak sopan Aisyah akan berterima kasih padanya."

"Sekarang kamu mandi ibu sudah siapkan makan untuk kamu di meja."

"Baik bu, Aisyah mandi dulu."

Aisyah pun masuk kedalam kamar tiba-tiba kamar melihat tasnya di atas meja. Aisyah segera melihat isi dalam tasnya, sontak dong Aisyah melihat tas itu masih lengkap tidak ada satu barang yang hilang isi amplop pun masih utuh bulat tidak ada yang berkurang.

"Bu..."

"Apa lagi Ais?"

"Tas ini? kenapa ada di kamar Ais bu? siapa yang menghantar ke rumah?"

"Nak Abi, kamu ceroboh menaruh tas sembarangan"

Lagi-lagi dia selalu buat orang susah. gumam Aisyah.

Asiyah diam protes pun ia rasa percuma saat ini ibunya sendang berpihak pada abi. Aisyah pun lanjut mandi.

Setelah mandi Aisyah menyantap makanan yang sudah di sediakan oleh ibunya, Aisyah makan dengan lauk seadanya, setelah makan Asiyah lanjut nonton televisi.

"Ais.., kenapa siarannya di gonti-ganti terus si ibu pusing."

"Maaf bu." Ucap Aisyah.

Aisyah menaruh remote nya di atas meja lalu Aisyah masuk kedalam kamar merebahkan tubuhnya. Saat ini Aisyah dilema yang terjadi hari ini, memang Abi telah menyelamatkan keluarganya dari ibu si penagih utang, tapi Aisyah tidak ingin berhutang budi, apa lagi Abi orang yang paling Aisyah tidak sukai, berapa kali Aisyah menangis karena di anggap belagu sok kaya, padahal seandainya dia tahu untuk mencapai tujuan sukses itu sangat tidak mudah Aisyah harus rajin belajar agar tetap meraih gelar beasiswa.

...----------------...

...----------------...

Ada kata pepatah tinggi hanya pohon masih bisa di tebang tapi tinggi nya hati hanya diri sendiri yang bisa mengendalikan. So berdamai lah dengan keadaan.

bab 3

Malam semakin larut tapi mata gadis berlesung pipi itu hingga larut malam belum juga bisa memejamkan matanya. Gadis itu menggerakkan tubuhnya bangun lalu keluar dari kamar untuk mencari udara pada malam hari, angin berhembus kencang menerpa wajah cantik oleh pancaran cahaya lampu.

Aisyah duduk di sebuah bangku depan teras memangku kedua tangannya di depan dada.

Aisyah pun merogoh kantong nya mengambil benda tipis lalu mulai menghubungi Abi.

"Halo assalamualaikum, berapa hutang saya yang harus saya bayar?"

Aisyah langsung ke intinya. Aisyah tidak ingin menanggung beban dan dikucilkan oleh pria yang selama ini selalu membuat Aisyah susah dan bikin kesal.

"Hai Nona, bisa sopan tidak? kamu telpon saya malam-malam hanya untuk menanyakan hutang kamu?, oke saya kasih tahu ya 10 juta."kata abi

"Apa? 10 juta kamu gila ya?" ujar Aisyah.

"Kalau kamu tidak punya uang kamu bisa membayar dengan cara yang lain kok"

"Apa?" tanya Aisyah.

"Kamu cukup mengajarkan semua mata kuliah semester akhir."

"Nggak waras lu?, saya tidak ada waktu banyak untuk mengajarkan kamu, saya akan bayar dengan cara aku menyicil uang kamu."

"Saya tidak yakin kau bisa membayarnya dengan tepat waktu, pikirkan lagi tawaran ku, dan segera tidur malam jangan terlalu kau pikirkan"

"Tunggu"

Tut...Tut....Tut.

"ih! selalu saja begitu." Gerutu Aisyah kesal.

Aisyah yang merasa berhutang pada Abi mau tidak mau Aisyah harus menuruti keinginan abi untuk mengajarkan semua mata kuliah.

Aisyah berdecak kesal. Aisyah menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu Aisyah kembali ke kamar, mendapati sang ayah yang sedang menyeruput secangkir kopi di meja ruang tamu.

"Aisyah ayah sudah mendengar percakapan kamu tadi" ucap sang ayah tanpa menoleh.

Aisyah anak baik dan tidak pernah membantah orang tuanya. Aisyah menundukkan kepalanya." Aisyah hanya tidak ingin berhutang budi pada mas Abi ayah" Jawab Aisyah pelan.

"Jika kamu mampu untuk mengajar nak Abi kenapa tidak?, kamu memiliki ilmu apa salahnya kamu berbagi bentuk balas budi pada nak Abi yang sudah membantu keluarga kita."

"Baik ayah, kalau begitu Aisyah tidur dulu, permisi ayah."

Hemm, tidak ada kata lain yang di ucapkan sang ayah.

Sementara Abi di atas tempat tidur pikirannya di penuhi oleh wajah Aisyah ia merasa puas sudah membuat Aisyah kesal. Bahkan Abi sendiri bukan golongan orang bodoh, Abi hanya ingin mengerjai Aisyah saja, bahkan Abi sendiri lulusan S2 Jerman.

Malam itu Aisyah tidak bisa tidur perasaan aneh itu timbul di benak kepala Aisyah kenapa Abi minta untuk mengajarkannya.

"Kenapa harus saya, bukan kah masih banyak yang lebih pintar dari saya, dia banyak uang pasti bisa membayar yang lebih dari saya." Gumam Aisyah.

Pagi pun tiba Aisyah hanya beberapa jam saja tidur mendengar adzan subuh Aisyah segera bangun untuk menaikkan sholat subuh. Aisyah pun mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Suasana ruangan rumah masih sunyi Aisyah selesai mandi mengambil pakaian ganti dan mukena didalam lemarinya. Aisyah pun langsung menuju mesjid yang dekat dari rumah.

Aisyah setelah sholat masih mengenakan mukena keluar dari mesjid kembali ke rumah.

"Aisyah....," panggil pak ustadz.

"Saya pak ustadz?"

"Pak ustadz minta tolong sama nak Aisyah, remaja karang taruna akan mengadakan pertemuan rapat untuk membahas santunan anak yatim-piatu, apa nak Aisyah bisa mengikuti rapat nanti?" tanya pak ustadz.

"Insyaallah pak ustadz. Aisyah akan usahakan."

"Terimakasih nak Aisyah, kalau begitu bapak permisi dulu, assalamualaikum."

"Waaikumsalam." jawab Aisyah.

Kemudian Aisyah melanjutkan langkahnya untuk pulang tiba di rumah Aisyah mengucapkan salam.

"Assalamualaikum...,"

"Waaikumsalam..., Ais sini nak ibu sudah buatkan kamu gorengan pisang, kamu mau sarapan apa nak?"

Tumben ibu manis sekali?" batin Aisyah.

"Aisyah ke kamar dulu bu."

Setalah dari kamar Aisyah langsung berpamitan dengan ibunya."Bu Ais berangkat ke kampus dulu" Ucap Aisyah sambil mencomot satu gorengan yang ada di meja.

"Ya sudah kamu hati-hati ya." kata ibunya.

"Ya Bu, assalamualaikum..,"

"Waaikumsalam..," jawab sang ibu.

Tanpa sarapan Aisyah pergi ke kampus karena hari ini banyak yang harus di kerjakan di kampus.

Tiba di kampus nampak Abi yang sedang berjalan di lorong koridor."Turuti kemauan ku sebagai harga yang kau bayar kalau tidak ibu mu ku jadikan budak di rumah ku."Ucap abi berbisik dengan kata penekanan.

Aisyah bergidik ngeri mendengar kata-kata Abi seperti ancaman yang akan mengundang bahaya.

Aisyah mempercepat langkahnya menuju ruang dosen.

"Aisyah..." panggil Hamid.

"Ya Hamid, maaf saya buru-buru nanti saja saya sudah di tunggu pados."

Aisyah seperti ketakutan. gerutu Hamid.

"Lu mau ngapain manggil Aisyah?"

"Tidak ada." jawab Hamid singkat.

Kemudian Hamid pergi meninggalkan Abi yang masih berdiri mematung.

Abi nampak kesal karena Hamid sering mendekati Aisyah dan membantu Aisyah saat Aisyah sedang membutuhkan bantuan Hamid selalu ada buat Asiyah. Sementara dirinya hanya bisa buat Aisyah marah dan kesal.

"Assalamualaikum... pak maaf saya terlambat." Ucap Aisyah.

"Salam Aisyah silahkan masuk"

"Permisi pak ini soal yang kemarin bapak minta sudah selesai semua" Aisyah menyerahkan beberapa lembar kertas yang sudah di klip dengan rapi.

"Terimakasih Aisyah, kamu boleh pergi."

"Permisi pak"

Aisyah balik badan keluar ruangan pados. Aisyah berjalan dengan pikiran bercabang antara mengikuti remaja mesjid atau mengajar Abi di rumahnya.

Bagaimana bisa aku mengikuti keduanya dengan waktu yang bersamaan. Batin Aisyah.

Brug!

"Ya Allah maaf." Ucap Aisyah sambil mungutin buku yang berantakan.

"Tidak apa-apa Asiyah." Kata shila.

Shila gadis cantik yang berbeda agama tapi Aisyah mau pun Shilla duanya saling menghargai junjung tinggi sportifitas.., di Mika keduanya tidak ada perbedaan agama suku dan budaya. Mereka sahabat saling support satu sama lain.

"Aisyah apa kamu sakit? apa tidak sebaiknya kamu pulang dan istirahat"

"Saya tidak apa-apa Shila, saya ke kelas dulu ya"

"Aisyah apa kamu tidak ingin bercerita, kita sahabat Aisyah."

"Sudah ya Shila saya permisi dulu"

Shila menatap kepergian Aisyah masuk ke dalam kelas. Shila melihat Hamid sedang berjalan.

"Hamid" panggil shila.

Hamid menengok ke arah Shila. Hamid menghampiri Shila.

"Ada apa Shila?"

"Hamid kamu tahu tentang Aisyah?"

Hamid menggelengkan kepalanya."Tidak tapi sejak tadi pagi Aisyah seperti sedang menyimpan masalah"

"Apa kita harus cari tahu?"

"Saya takut Aisyah tersinggung karena kita sudah ikut campur urusannya" kata Hamid.

Shila manggut-manggut sambil mikir, ada benarnya apa yang di katakan Hamid."Oke lah Ham kita tunggu saja Aisyah cerita dengan sendirinya."

"Kalau itu kamu jangan harap, Aisyah tidak akan pernah merepotkan orang sekelilingnya."

"Bye susah ngomong sama lu" ucap Shila ketus.

"Ye! di bilangin nya, ngeyel bocah."

Di tempat lain Keluarga Wiranata memaksa Abi untuk menikah lebih dulu, karena tahta perusahaan yang sedang di sebutkan oleh adik dari ayah nya Abi, sang kakek tidak akan memberikan tahta perusahaan jika Abi belum memiliki keluarga alias menikah!. kata kakek dan neneknya.

Tuan Surya pun harus segera menikah kan putranya dengan gadis mana pun tanpa memandang bibit bobotnya, tentu saja tidak memandang bibit bobotnya karena keluarga Wiranata sudah cukup kaya dengan harta yang berlimpah ruah tidak akan membuat keluarga Surya jatuh miskin 7 turunan itu pun kalau Abi menuruti keinginan orang tuanya.

"Mama bujuk Abi segera menikah" kata tuan Surya.

"Papa tahu sendiri bagaimana Abi, dia tidak mudah di bujuk."

"Terserah Mama kalau tidak ingin perusahaan jatuh ke tangan Antoni mama bujuk Abi."

Perdebatan pun semakin memanas, lalu tuan Surya pergi dengan perasaan marah terhadap nyonya Rena.

Pukul 3 sore Aisyah keluar dari kampus, ia berdiri di luar gerbang samping kiri menunggu angkutan umum.

Seseorang dari belakang datang menghampiri Aisyah."Aisyah ini ada surat untuk mu"

"Dari siapa?"

Gadis itu mengangkat dua bahunya.

"Terimakasih."

"Sama-sama."

Gadis itu pergi, lalu Aisyah membaca isi dalam surat itu.

"Temui saya di ruangan perpus sekarang" tertulis dalam isi surat itu.

Aisyah sangat kesal pasalnya hari ini Aisyah harus datang di rapat remaja mesjid, jika telat apa kata pak ustadz Aisyah tidak ingin di anggap mengingkari janjinya.

Aisyah berdecak kesal." Lebih baik saya temui Mas Abi dulu deh." Gumam Aisyah.

Aisyah pun kembali ke kampus langsung menuju perpus.

...----------------...

...----------------...

Terimakasih yang sudah mau mampir di karyaku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!