NovelToon NovelToon

Pria Bayaran Amelia

Bab 1

Seorang wanita tengah berjalan dengan gaya yang anggun, matanya yang tajam melihat ke kanan dan ke kiri.

Di sepanjang jalan banyak pelayan yang melihat ke arahnya, tapi tak ada ekspresi ramah di wajahnya.

"Selamat datang nona besar.." Ucap seorang pelayan seraya membungkukkan tubuhnya.

Tapi wanita itu hanya melewati pelayan tersebut tanpa menjawab perkataan darinya.

Di sebuah ruang tamu terdapat banyak orang, lalu mata mereka langsung tertuju pada sosok wanita yang baru datang.

"Kau sudah datang sayang? Apa kau ingin minum?" Tanya seorang wanita yang merupakan Ibu kandungnya.

"Tak perlu basa-basi, katakan ada apa?" Tanya wanita itu.

"Jaga sopan santun mu, Amelia." Maki seorang pria dengan pakaian yang rapi.

Amelia menatap dengan sinis pria di depannya, sebuah senyuman mengejek pun terlihat jelas di wajah Amelia.

"Sopan santun? Aku tidak menerapkan sopan santun untuk kalangan bawah seperti kalian." Ucap Amelia dengan penuh hinaan.

Talita terdiam seraya menatap putri kandungnya. "Sudah, jangan bertengkar. Maaf yah, Ibu menyuruh mu datang ke sini."

"Hn.."

"Sebenarnya kami meminta mu ke sini untuk meminjam sedikit uang, kamu tahu kan kondisi perusahaan ayah mu sedang tidak stabil." Ucap Talita.

"Tunggu dulu? Sejak kapan, pria ini menjadi ayah ku?" Tanya Amelia.

"Jaga mulutmu, Amelia. Aku memang bukan ayah kandung mu tapi aku suami ibu mu dan kau harus menghormati ku." Ucap Devanda.

"Kau memang suami Ibu ku, tapi untuk ku.. Kau hanya orang asing, Pak Tua." Jawab Amelia dengan tatapan penuh ejekan.

"Sudah.. Sudah mas, jangan buat Amelia marah." Bujuk Talita kepada suami nya.

Devanda hanya bisa menatap kesal perempuan di depannya itu, jika saja bukan karena kondisi keuangan perusahaan yang sedang tidak stabil, Devanda tidak akan Sudi untuk mengemis kepada Amelia.

"Bagaimana, apa kamu mau memberikan pinjaman kepada Ibu?" Tanya Talita.

"6 bulan.."

"Hah?"

"Aku kasih waktu kalian untuk mengembalikan uang itu dalam waktu 6 bulan, jika tidak aku akan menyita rumah ini dan barang-barang nya." Jawab Amelia.

"Apa kau gila? 6 bulan.. Untuk membangkitkan kondisi perusahaan akan memerlukan waktu yang lama." Ujar Devanda tak terima dengan waktu yang Amelia berikan kepadanya.

"Aku tidak peduli.." Jawab Amelia.

Lalu Amelia langsung beranjak bangkit dari tempat duduknya, perlahan matanya melihat ke arah Talita.

"Kakek sudah pernah bilang kepada mu kan, Ibu. Dan sekarang kau lihat, apa yang telah kau dapatkan bersama pria itu? Pria miskin yang hanya tahu menghambur-hamburkan uang. Begitulah jika rakyat jelata di beri kemewahan, mereka bukannya memanfaatkan hal itu dengan baik tapi malah poya-poya." Ucap Amelia.

Mendengar hal itu Talita hanya bisa tersenyum tipis, "Ibu tahu, tapi suatu saat kau pasti akan mengerti."

"Mengerti? Maksud mu mengerti tentang cinta buta mu itu? Kau boleh mencintai seseorang tapi jangan sampai kau menjadi orang bodoh yang tidak bisa membedakan benar dan juga salah, ibu." Ucap Amelia.

Setelah mengatakan itu Amelia langsung pergi meninggalkan rumah Talita, tapi tatapan Amelia tetap datar dan dingin seperti biasa.

"Bagaimana, nona?" Tanya seorang pelayan pribadi Amelia yang duduk di mobil.

"Emm.. Wanita itu memang sudah gila," Ucap Amelia.

"Sangat di sayangkan Nyonya Talita malah jatuh cinta kepada orang seperti Tuan Devanda yang hobinya menghambur-hamburkan uang."

"Iya, bahkan orang tuli pun tahu bagaimana karakter pria miskin itu,"

"Iya.. Itulah kenapa Tuan besar sangat menentang pernikahan Nyonya Talita,"

"Karena Kakek juga tidak buta dan dia tahu bagaimana pria itu dalam berbisnis, setiap hari hanya bermain-main di bar bersama dengan wanita-wanita malam. Tapi wanita tua itu, dia seakan menutup mata dan telinga nya tentang kelakuan suami busuk nya itu."

"Sabar Nona, anda jangan terlalu terbawa emosi."

"Siapa yang tidak akan emosi, Linda. Itulah kenapa aku paling benci melihat orang miskin seperti itu, saat mereka di beri kekayaan mereka bukannya memanfaatkan hal itu tapi malah berpoya-poya. Pemikiran mereka sangat sempit, terutama pria. Jika mendapatkan wanita kaya, mereka malah memanfaatkan uang wanita nya untuk kesenangan nya saja."

"Tapi tidak semua pria seperti itu, Nona."

"Tidak semua tapi hampir semua, kau tak lihat di media sosial. Banyak pria pengganguran yang sengaja meminta uang kepada wanita nya."

Mendengar makian dari Amelia, Linda hanya bisa diam. Dia tahu jika Tuan nya sekarang tengah dalam keadaan hati yang kurang baik.

"Lalu bagaimana kencan Nona dengan Tuan Anggara?" Tanya Linda.

"Aku tidak suka dengannya."

"Kenapa Nona, bukankah Tuan Anggara itu adalah pria yang tampan dan juga kaya raya?"

"Dia hanya mencintai harta ku, untuk apa? Untuk memanfaatkan semua kekayaan ku, demi kepentingan nya? Tidak, aku bukan wanita bodoh seperti itu."

"Tapi bagaimana Nona tahu?"

"Aku sudah menyelidiki nya dan aku bahkan mendapatkan rekaman suaranya nya, dia hanyalah orang miskin. Bahkan kekayaan yang dia katakan hanyalah kebohongan, aku tidak ingin bersama dengan pria yang hanya mengincar harta ku saja."

"Emm.. Sangat di sayang kan."

"Itulah kenapa aku paling benci berinteraksi dengan pria, mereka hanyalah orang-orang yang gila akan uang. Mereka membuat seorang wanita di iming-imingi cinta dan kasih sayang dengan imbalan mereka memberikan uang untuk kepentingan nya sendiri."

Setelah mengatakan itu, mobil Amelia berhenti di lampu merah. Matanya mulai menatap ke arah anak-anak yang tengah menjual sebuah tisu.

Lalu Amelia dengan wajah dinginnya langsung membuka kaca mobil, anak-anak yang tengah menjual tisu pun langsung tersenyum saat melihat Amelia.

"Kakak.. Kau datang lagi?" Tanya seorang gadis kecil.

"Kalian menjual tisu lagi?" Tanya Amelia dengan nada dingin.

"Iya.." Jawab mereka dengan penuh semangat.

Tanpa banyak bicara Amelia langsung memberikan uang 1 juta dan memborong dagangan mereka.

"Terimakasih kak,"

"Hn.. Sudah ku bilang jangan jualan lagi."

"Hehehe.. Maaf Kak. Tapi Kaka sangat baik pada kami, walau kakak galak tapi Kakak selalu membantu kami." Ucap seorang gadis kecil dengan mata yang berkaca-kaca.

Amelia yang melihat hal itu sedikit terdiam, dengan senyum tipis.

"Sebaiknya kalian cepat pulang sana." Usir Amelia.

"Baik kak, kakak hati-hati di jalan yah." Ucap anak-anak tersebut seraya tersenyum manis ke arah Amelia.

Lampu hijau pun mulai menyala dengan perlahan mobi Amelia langsung pergi meninggalkan anak-anak tersebut.

Nampak Amelia terdiam, lalu dia memalingkan wajahnya seraya menahan tangisannya.

Linda yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, dia tahu bagaimana karakter majikannya itu. Meski terlihat galak, Amelia sebenernya wanita yang sangat lembut dan mudah menangis.

Bab 2

Amelia tengah duduk seraya melihat majalah, tiba-tiba Linda datang dan memberitahukan jadwal pelelangan hari ini.

"Siapkan uang, aku ingin barang-barang berkualitas di sana nanti." Ucap Amelia dengan mata yang masih melihat ke arah majalah.

"Baik Nona,"

Kini jam sudah menunjukkan pukul 20.00, Amelia tengah bersiap untuk pergi ke pelelangan tak lupa dia juga menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya.

Di pelelangan, Amelia duduk dengan tenang, matanya melihat banyaknya orang-orang dari kalangan atas yang ikut hadir.

Tak beberapa lama acara pun di buka, tapi setiap barang yang di lelang tidak ada yang membuat Amelia tertarik.

Hingga pada puncak acara, pembawa acara langsung menunjukkan sebuah benda berukuran besar yang di tutupi tirai.

Amelia nampak mengerutkan keningnya, "Apa itu berlian?" Pikirnya.

Dan saat pembawa acara membuka tirai yang menutupi benda tersebut, Amelia dan semua orang yang hadir langsung terdiam saat melihat seorang pria tengah berada di dalam sebuah sangkar burung berukuran besar.

Tapi bukan itu yang membuat orang-orang terdiam, ketampanan pria itu bagaikan sebuah mahakarya yang langsung di pahat oleh Dewa.

"Baiklah harga di buka dengan 100 juta..." Ucap pembawa acara.

Amelia hanya terdiam, lalu dia melihat banyaknya wanita yang menawar dengan harga tinggi.

"Hanya pria seperti itu, kenapa harus mengeluarkan uang yang banyak." Gumam Amelia yang kesal.

Lalu tiba-tiba ada seorang wanita yang menawar dengan harga 800 juta, pembawa acara yang mendengar hal itu langsung bersorak dan kembali bertanya apa ada yang akan menawar lebih tinggi.

Amelia pun tersenyum dan mengangkat tangannya.

"1 milliar..." Ucap Amelia.

Semua orang yang mendengar hal itu langsung terdiam, itu harga yang terlalu mahal hanya untuk seorang pria.

"1 miliar? Apa ada yang ingin menawar lebih tinggi lagi? Tidak ada? Baiklah, di jual dengan harga 1 miliar.."

Setelah mendapatkan pria itu, Amelia hanya bisa tersenyum tipis.

Kemudian Amelia langsung melihat ke arah wanita yang menawar 800 juta, Amelia tahu dia adalah Liona, musuh bebuyutan Amelia.

"Kau kalah.." Ucap Amelia pelan, tapi Liona bisa membaca perkataan Amelia dari gerakan bibir nya.

Setelah acara pelelangan itu, Amelia langsung masuk ke dalam mobil. Nampak di samping Linda sudah ada pria yang tadi dia dapatkan dari pelelangan, tangan dan leher pria itu masih di rantai.

"Buka rantainya.." Ucap Amelia.

"Tapi Nona, pihak pelelangan mengatakan jika pria ini sangat berbahaya dan sebaiknya kita merantai nya."

"Buka saja, aku tidak peduli." Ucap Amelia.

Lalu Linda langsung membuka rantai yang ada di tubuh pria itu, nampak pria itu menatap sinis ke arahnya.

"Sebaiknya kau segera masuk ke dalam mobil." Ucap Amelia yang sudah berada di dalam mobil.

Pria itu hanya menuruti perintah Amelia, setelah itu mereka langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Amelia langsung menanyakan siapa nama pria itu.

Tapi pria itu hanya diam dengan wajah yang menatap sangar ke arahnya.

"Apa kau punya nama?" Tanya Amelia sekali lagi.

"Aku tidak tahu.." Jawab pria itu.

Kini Amelia bisa mendengar suara bariton sangat indah di dengar, "Tidak tahu?"

"Iya, aku tidak tahu identitas ku." Jawabnya.

"Kau hilang ingatan?" Tanya Amelia.

"Entahlah." Jawab nya.

"Oh.. Baiklah, lalu orang-orang di pelelangan mereka menyebut mu apa?" Tanya Amelia.

"No 4." Jawab nya.

"Hah, no 4? Itu angka? Emm... Aku akan memberimu nama... Emmm... Jack. Nama mu Jack."

"Hn.."

"Baiklah, lalu untuk apa aku membeli pria ini?" Tanya Amelia bingung seraya melihat ke arah Linda.

Lina pun tersenyum, "Biasanya seorang wanita yang membeli pria akan menggunakan pria itu untuk kesenangannya."

"Kesenangan apa?"

"Lebih tepatnya kesenangan seksual, nona."

"Oh.. Tapi aku tidak tertarik, pekerjaan dia sebagai tukang kebun tanpa di bayar." Ucap Amelia.

Linda hanya tersenyum tipis, Jack hanya bisa diam dengan menatap tajam ke arah Amelia.

Tapi wanita itu langsung menyadari tatapan Jack, tanpa rasa takut Amelia langsung menatap Jack dengan tatapan yang lebih dingin.

"Ingat siapa dirimu dan dimana kau sekarang, aku membeli mu dan sekarang kau tak lebih dari budak ku." Ucap Amelia.

Perkataan Amelia langsung membuat Jack sangat benci kepadanya.

"Bawa dia ke kamar nya.." Ucap Amelia.

Lalu seorang pelayan langsung membawa Jack ke kamar yang berada di belakang.

"Nona, apa anda tidak salah membeli pria itu dengan harga yang sangat mahal?" Tanya Linda.

"Aku tadinya tidak tertarik untuk membeli pria itu, lagi pula dia hanya bermodal tampang dan tubuh yang kekar. Aku sama sekali tidak tertarik tapi aku melihat Liona seperti tergila-gila dengan ketampanan pria itu, kau tahu kan wanita gila itu selalu mengoleksi pria tampan. Dan aku ingin merebut mangsa nya."

"Emm... Jadi gara-gara Nona Liona, tapi sepertinya pria itu bukan orang baik-baik."

"Iya, tatapannya sangat tajam."

"Nona harus berhati-hati dengannya, saya yakin jika pria itu orang jahat. Atau bagaimana jika kita memakaikan kalung listrik untuk nya agar dia tidak bisa macam-macam."

"Kalung listrik?"

"Iya, pihak pelelangan memberikannya kepada kita untuk pria itu."

"Tidak perlu." Jawab Amelia.

"Tapi Nona, saya takut jika pria itu berbuat jahat kepada anda."

"Jika dia berbuat jahat kepada ku, maka aku akan menjadi wanita yang lebih jahat dari pria itu."

Sementara itu...

Jack tengah duduk di sebuah ruangan kecil dengan ranjang yang kecil, tatapan masih dingin dan tajam.

Tapi yang membuat dia kesal, dia tidak bisa mengingat masa lalu nya dah identitas aslinya.

"Siapa sebenarnya aku? Kenapa aku bisa berada di tempat laknat itu?" Ucap Jack.

Bahkan kini dia telah jatuh ke tangan seorang wanita muda yang memperlakukan nya seperti hewan peliharaan.

Lalu Jack melihat sebuah kalung giok yang berada di saku celana nya, benda itu adalah satu-satunya benda yang mungkin bisa mengungkapkan siapa identitas aslinya.

Tok.. Tok.. Tok...

Perlahan pintu kamar Jack terbuka, nampak Amelia tengah berdiri dengan tatapan dingin.

"Jack..." Panggil Amelia.

"Ada apa?" Tanya Jack.

"Bersikap lebih lembut lah, aku Tuan mu."

"Aku tidak mau."

"Kau tidak mau? Apa kau ingin aku menggunakan cara kasar?" Tanya Amelia.

"Gunakan saja, aku tidak peduli."

Dasar pria keras kepalanya, pikir Amelia. Lalu Amelia melihat tubuh pria yang yang banyak bekas luka. Tapi jika di lihat dari bekas lukanya pasti itu luka yang sudah sangat lama.

Tapi tatapan mata Amelia tertuju pada sebuah kalung yang berada di tangan Jack, tanpa banyak bicara Amelia langsung mengambil kalung itu.

Bab 3

Jack langsung kesal saat melihat Amelia mengambil kalung milik nya, "Kembalikan."

Tapi wanita itu langsung tersenyum dingin. "Ini menjadi milikku, ingat siapa dirimu."

Setelah mengatakan itu, Amelia langsung pergi meninggalkan Jack sendirian.

Pria itu hanya bisa menatap kesal ke arah Amelia, wanita itu memang sangat cantik tapi sikapnya sangat membuat Jack kesal.

Di dalam kamar...

Amelia terus melihat kalung giok yang dia ambil dari Jack, kalung itu sangat indah dan mungkin ini seperti kalung yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.

"Dari mana orang itu memiliki kalung seperti ini?" Gumam Amelia.

Lalu Amelia ingat jika Jack merupakan pria yang kehilangan ingatannya, "Apa orang itu orang penting? Tapi siapa? aku bahkan tak pernah melihat wajahnya."

Karena Amelia tahu siapa saja orang-orang kaya di kota ini, sudah banyak Amelia bertemu dengan orang-orang penting tapi dia belum pernah melihat wajah Jack sebelum nya.

Tapi Amelia tidak peduli dengan hal itu, yang terpenting sekarang dia harus kembali menghasilkan uang untuk mengganti uang yang dia gunakan untuk membeli Jack.

Linda berjalan ke arah kamar Jack, wanita itu membawa sebuah selimut dari Amelia.

"Jack."

"Ada apa?"

"Ini selimut dan beberapa pakaian ganti yang sudah di siapkan oleh Nona untuk mu."

"Aku tidak butuh."

"Kau sebaiknya menerima ini, dan kau harusnya bersyukur telah di beli oleh Nona."

"Bersyukur? Apa kau gila, wanita sombong itu telah merendahkan ku."

"Nona memang sombong tapi sebenernya dia baik, jika kau dia beli oleh orang yang menawar mu sebelum Nona. Mungkin sekarang aku sudah menjadi budak pemuas nafsunya, tapi Nona tidak seperti itu. Meski dia membenci laki-laki, tapi Nona tidak akan menghancurkan harga dirinya hanya untuk kepuasan seperti itu."

Setelah mengatakan hal itu Linda langsung pergi meninggalkan Jack, tapi meski sudah di beritahu oleh Linda. Jack tetap membenci Amelia.

***

Amelia yang tengah berada di kamar di kejutkan dengan suara dering ponselnya, lalu matanya menyipit saat melihat nomor baru yang menelponnya.

"Hallo?"

"Apa maksud mu, wanita sialan."

"Hah? Lioana? Kau menelpon ku dan tiba-tiba langsung memarahi ku?"

"Jangan so polos, kau telah merebut pria ku. Apa kau ingin ku hajar."

"Pria mu? Jika kau sangat menginginkan nya, kenapa kau tidak menawarnya saja dengan harga yang lebih tinggi. Gampang kan."

"Jangan banyak ngomong, akan ku pastikan pria itu akan menjadi milik ku."

"Aduh.. Jika kau sangat menginginkan pria itu aku bisa memberinya kepada mu dengan harga 2 miliar."

"Apa kau gila?"

"Iya aku gila, tapi ku kira harga segitu pasti sangat murah kan. Lagi pula aku belum menyentuhnya, dan sebaiknya kau cepat karena aku sudah tidak sabar untuk menyentuh pria ku. Aku yakin kau tidak ingin mendapatkan barang bekas dari ku."

"Awas saja jika kau berani menyentuh pria ku, akan ku pastikan kau menderita."

Setelah mengatakan kalimat ancaman, Liona langsung mematikan panggilan tersebut.

Amelia hanya tersenyum tipis, dia tahu bagaimana terobsesi nya Liona terhadap pria tampan.

Keesokan harinya...

Amelia tengah duduk seraya memakan sarapan yang sudah di siapkan, lalu Jack datang dengan langkah pelan.

"Kau lapar?" Tanya Amelia.

Tapi Jack hanya diam, "Duduk lah.." Ucap Amelia.

Mendengar hal itu Jack langsung duduk, lalu Amelia langsung memerintahkan pelayan untuk menyiapkan sarapan untuk Jack.

Nampak Jack memakan makanan itu dengan lahap, Amelia hanya menatap dengan dingin pria di depannya itu.

Di saat tengah makan, Amelia langsung menatap kesal ke arah seorang pria yang berjalan memasuki ruang makan.

"Untuk apa kau ke mari?" Tanya Amelia kepada Devanda.

"Untuk apa? Dasar anak tidak tahu diri, kau menggunakan uang 1 miliar hanya untuk membeli seorang pria." Maki Devanda.

"Lalu apa masalahnya dengan mu?"

"Tentu saja menjadi masalah, harusnya dari pada kau menggunakan uang sebanyak itu untuk membeli orang yang tidak jelas. Kau sebaiknya memberikan uang itu kepada ku dan ibu mu untuk membangkitkan lagi perusahaan kami."

"Memberikan mu uang? Jangan mimpi, aku lebih baik membuang semua uang ku dari pada harus memberikan kepada mu. Orang yang sudah menjual adik ku..!"

Mendengar makin dari Amelia, Devanda langsung terdiam dengan wajah kesal.

"Kau tidak pernah menjual adik mu tapi dia hilang."

"Hilang? Kau pikir aku percaya dengan kata-kata busuk mu itu. Aku sudah memiliki banyak bukti bahwa kau telah menjual adik ku ke suatu tempat."

Talita yang mendengar perkataan Amelia pun langsung memarahi Amelia.

"Hentikan Amelia, kau boleh menghina ku. Tapi kau jangan memfitnah ayah mu, dia tidak pernah menjual adik mu. Adikmu hilang.."

"Hilang? Bahkan setelah semua bukti yang ku dapatkan, kau masih ingin menutup mata mu? Ibu? Kau lebih memilih percaya dengan orang itu dari pada aku,"

"Dia suami ku, dan suami ku tidak akan pernah berbohong kepada ku. Dan lagi ayah mu ini juga sedih dan merasa bersalah saat adik mu hilang."

"Merasa bersalah? Sedih? Itu semua hanya tipuan. Dan lagi, kau lebih mencintai suami baru mu dari pada anak kandung mu sendiri. Ibu.. Jadi jangan salah kan aku jika aku sangat membenci mu."

Setelah perdebatan itu, Jack hanya melihat dengan tatapan biasa dan dia tetap melanjutkan sarapannya.

Devanda yang melihat sosok pria tengah makan pun langsung marah.

"Kau pria yang telah di beli oleh Amelia." Maki Devanda seraya berjalan ke arah Jack.

"Sebaiknya kau jual lagi pria ini dan uang nya berikan kepada Ibu dan juga ayahmu." Ucap Talita.

"Ini uang ku dan hak ku untuk menggunakan uang ku untuk apapun, lagi pula kalian tidak memiliki hak untuk mengatur apa yang ingin ku beli." Jawab Amelia.

Kemudian Devanda langsung memberikan tinju kepada Jack, Amelia yang melihat hal itu langsung terdiam dengan tatapan kesal.

Saat Jack hendak membalas perbuatan Devanda, Amelia langsung menghentikan hal itu.

"Sebaiknya kalian segera pergi, atau aku akan membuat kalian menyesal."

"Aku tak akan pergi, lagi pula ini adalah rumah dari uang mertua ku. Dan ini merupakan hak ku dan Ibu mu."

"Jangan bawa-bawa nama kakek untuk keserakahan mu," Ucap Amelia.

Tanpa banyak bicara lagi, Amelia langsung memberikan tendangan tepat di perut Devanda, pria itu belum siap menerima tendangan pun hanya bisa meringis kesakitan.

"Amelia, apa yang kau lakukan?" Tanya Talita kesal.

Tapi Talita di buat terdiam dengan tatapan menyeramkan dari Amelia, wanita itu menatapnya dengan tatapan dingin dan penuh aura membunuh.

"Sebaiknya kalian segera pergi, aku tidak suka ada orang asing membuat onar di rumah ku."

Setelah mendengar perkataan Amelia, Talita langsung membawa suaminya untuk pergi dari rumah Amelia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!