...WELCOME TO MY STORY...
...•...
...•...
...•...
...AKU HARAP KALIAN SUKA 🥰...
...Ini bukan cerita yang menginsipirasi tapi setidaknya dapat menghibur kalian😃...
********
Katerina Yolanda Cristopher wanita cantik penuh pesona yang bekerja di perusahaan ayahnya sebagai manajer divisi marketing. Setelah lulus kuliah, Katerina ingin mengabdikan dirinya di perusahaan ayahnya sendiri untuk mengembangkan bakatnya sekaligus mensukseskan Cristopher Company.
Awalnya hidup Katerina penuh dengan kebahagiaan. Dimanjakan sang ayah lalu mempunyai seorang kekasih yang bernama Reino Alberto, pengusaha tambang minyak yang sudah banyak cabangnya dimana-mana.
Hingga suatu hari ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang sudah mempunyai anak. Awalnya Katerina tidak setuju tetapi ia merasa kasihan dengan ayahnya yang seharusnya mendapatkan cinta dari wanita dan menikmati masa tuanya bersama.
Pernikahan itu diawali dengan kebahagiaan. Ibu tiri serta adik tirinya bersikap sangat baik bahkan sangat menyayanginya. Namun, dua tahun setelahnya semuanya berubah drastis. Ayahnya mulai kasar bahkan membentak Katerina. Tidak hanya itu saja, ibu serta adik tirinya mulai memperlakukan nya seperti pembantu di rumah itu.
Pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh pembantu. Kini, berubah menjadi pekerjaan Katerina. Ia disuruh mencuci, memasak serta membersihkan rumah. Kasih kasih sayang sang ayah juga hanya tertuju kepada adik tirinya saja. Rumah mewah itu telah dikuasai dua wanita jahat.
Katerina tentu saja protes pada sang ayah. Namun, sayangnya ia malah mendapatkan bentakan dan cacian dari ayahnya. Semua barang-barang miliknya diambil alih oleh adik tirinya bahkan Katerina terasa numpang di rumah mewah itu.
Jika ingin makan Katerina harus memasakkan seluruh keluarga baru setelahnya dia boleh makan. Perlakuan tidak adil yang didapatnya dari keluarga itu membuat Katerina geram. Namun, dia berusaha sabar menerimanya.
Hingga suatu hari Katerina tidak bisa menahannya lagi. Hari dimana kekasihnya mengkhianati cintanya dengan adik tirinya sendiri. itulah awal kehancuran hidup Katerina.
"Kate, apa pekerjaan mu sudah selesai?" tanya wanita cantik yang bernama Maya. Ia adalah sahabat baik Katerina.
"Iya, hari ini aku ingin pulang cepat sebab aku ingin memberikan kejutan untuk Rei." jawab Katerina dengan wajah berbinar.
Kening Maya terangkat sebelah. "Kejutan apa?" tanyanya penasaran.
"Tentu saja kejutan Anniversary ku dengan, Rei yang sudah 4 tahun."
"Wah, tidak terasa ya kau berpacaran dengan Rei sudah 4 tahun. Aku turut senang untukmu Kate." balas Maya tersenyum bahagia.
"Terima kasih Maya, kau memang sahabat ku yang paling baik." Kate memeluk sahabatnya dengan bahagia.
"Sama-sama, oh iya kapan kau akan menikah dengan Rei? Bukankah usiamu sudah cukup matang untuk menikah?" tanya Maya menggoda.
Katerina terdiam sejenak "Hm, entahlah sampai saat ini Rei belum melamar ku. Mungkin, karena dia masih sibuk dengan pekerjaannya, lagipula aku masih belum mau menikah. Aku masih ingin menikmati masa pacaran dulu."
"Ya terserah kau sajalah yang penting kau bahagia." balas Maya.
Katerina tersenyum, lalu melirik jam yang melingkar manis ditangannya. "Astaga aku harus segera pergi! Ini sudah jam makan siang, Rei pasti ada dikantornya. Sampai jumpa lagi Maya." Katerina melambaikan tangannya, tanda perpisahan.
"Iya, hati-hati Kate." Teriak Maya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat itu, lalu ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sepanjang perjalanan Kate hanya senyum-senyum sendiri sambil membayangkan reaksi Rei saat mendapat kejutan darinya.
Supir taksi hanya geleng-geleng kepala melihat penumpangnya yang terlihat sangat bahagia. Kate membuka kotak berisi kue yang sudah dituliskan namanya dengan Rei. Semua sudah Katerina persiapkan dengan sangat baik.
Setibanya, di Perusahaan Alberto Company. Katerina segera keluar dari taksi. Ia menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan. Jantungnya selalu berdegup kencang saat ingin bertemu dengan Rei kekasih pujaan hatinya.
Katerina melangkahkan kakinya masuk ke dalam perusahaan itu dengan wajah penuh kebahagiaan. Ia tidak perlu ke bagian resepsionis lagi sebab semua orang sudah mengenal Kate sebagai kekasih bos mereka.
Begitu tiba di depan ruangan yang bertuliskan CEO. Kate memegang ganggang pintu dan siap untuk membuka. Begitu pintu terbuka.
Duuaaar
Mata Katerina membulat sempurna saat melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan seorang wanita yang tidak lain adalah adik tirinya sendiri.
Hati Katerina hancur melihat pakaian atas adiknya hampir merosot dengan ciuman yang panas. Kue yang dibawanya tadi tanpa sadar jatuh ke lantai sehingga membuat dua insan yang sedang bercumbu itu terkejut menatap wanita yang ada di depan pintu.
"Kate." lirih pria itu membenarkan posisi dan bajunya yang kusut akibat ciuman panas tadi.
Katerina berjalan dengan tangan terkepal kuat. Ia menatap dua orang itu dengan tatapan penuh amarah.
"Kakak." lirihnya terdengar lemah seraya membenarkan bajunya yang berantakan.
"Kate, kau datang sayang."
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di wajah tampan Rei sampai wajah itu oleng ke samping saking kerasnya Katerina menamparnya. Itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Katerina atas pengkhianatan yang dilakukan kekasihnya.
"Beraninya kau berselingkuh dibelakang ku Rei!" bentak Kate marah.
"Kate aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kau lihat sayang."
"Apa lagi hah! Apa lagi yang ingin kau jelaskan Rei. Ini sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan semuanya!" sarkas Kate penuh amarah.
Runtuh sudah air mata Katerina, mengalir dengan derasnya dikedua pipinya. Hatinya hancur melihat kekasihnya bercumbu dengan wanita yang tidak lain adik tirinya sendiri.
"Kenapa? kenapa kau tega melakukan ini semua Rei! Apa salahku hingga kau tega mengkhianati cinta ku hah!" Tanya Katerina memukul dada Rei. Hatinya hancur dikhianati oleh orang yang paling dia cintai.
Rei memegang kedua tangan Katerina "Sayang aku bisa jelaskan semuanya. Aku dan adikmu tidak ada hubungan apa-apa kami hanya.." perkataan Rei terhenti.
"Hanya apa? menyalurkan hasrat? Iya? Dasar laki-laki bejat!" Cela Katerina tersenyum getir. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Rei.
"Salahkan dirimu kak. Kau tidak bisa memuaskan kekasihmu hingga dia mencari wanita lain untuk menyalurkan hasratnya!" sahut Olivia tak tahu malu.
Plak!
Tamparan keras mendarat di wajah cantik Olivia hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Dasar wanita murahan! Sudah salah mengelak lagi. kau bilang ini salahku? heh, tidakkah kau sadar dirimu sangat murahan dan hina. Aku menjaga kehormatan ku sebagai seorang wanita dan kau malah memberikannya dengan gratis ke sembarang pria? Wow betapa rendahnya dirimu Olivia Natasha Cristopher." Ejek Katerina tersenyum remeh menatap adik tirinya itu.
Olivia tersulut emosi dan ingin melayangkan tamparan ke wajah Katerina. Namun, pergelangan tangannya dicekal oleh Kate lebih dulu.
"Apa? Ingin menampar ku? jangan harap *****!" Kate mendorong tubuh Olivia hingga tersungkur dilantai.
"Akhhh Rei bantu aku." rintih Olivia manja.
Rei tidak menghiraukan perkataan Olivia.
"Dan untukmu Reino Alberto. Hubungan kita berakhir sampai disini!"
Katerina berbalik dan hendak pergi. Namun, tangannya di cekal oleh Rei.
"Lepas!" Kate menghempaskan tangan Rei hingga cekalan itu terlepas.
"Jangan pernah berani menyentuhku lagi! Aku merasa jijik." bentak Kate marah.
"Kate, kumohon dengarkan aku dulu." Pinta Rei.
"Diam! Aku tidak ingin mendengar apapun dari mulut mu. Bagiku, apa yang kulihat hari ini sudah lebih dari cukup untuk melihat siapa dirimu. Kau laki-laki bejat yang hanya ingin menyalurkan hasrat kepada wanita lain. Sungguh, aku tidak menyangka begitu rendahnya dirimu Rei."
"Aku sangat berterimakasih kepada tuhan karena sudah menunjukkan padaku betapa hina nya dirimu dan ternyata aku salah sudah mencintai laki-laki brengsek sepertimu." Teriak Kate dengan tatapan penuh amarah.
Kate melepas paksa kalung berlian yang bertengger di lehernya yang putih itu lalu memberikan nya kepada Rei.
"Ini, ambil. Aku tidak sudi memakai kalung pemberian dari mu!"
"Dan untukmu Olivia, ambilah Rei sesuka hatimu. Aku merestui hubungan kalian berdua. Jika perlu kalian menikah saja. Aku akan jadi orang pertama yang mengucapkan selamat kalian berdua."
"Yang satunya murahan dan satunya brengsek benar-benar pasangan yang cocok." Ucap Katerina tersenyum ejek lalu berlalu pergi.
Prang
"Arghhhhh sial." Rei melempar semua barang yang ada di meja nya ke lantai hingga pecah berkeping-keping.
Sementara itu Katerina keluar dengan berlinang air mata. Dadanya terasa sesak bagai tersayat pisau. Bagaimana tidak? Ia mempersiapkan kejutan untuk Anniversary nya bersama Rei tetapi apa yang ia dapatkan malah pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.
"Aaaaaa brengsek kau Reino Alberto." Teriak Katerina dengan perasaan hancur.
"DASAR LAKI-LAKI BEJAT, TIDAK TAU MALU. AKU BENCI KAU REINO ALBERTO."
Katerina berteriak sepuasnya, menyalurkan perasaan kecewanya. Ia sungguh tidak menyangka kalau Rei tega mengkhianatinya. Kemarahan Katerina bertambah saat tau kalau wanita itu adalah adik tirinya sendiri.
Setelah puas menangis Katerina memutuskan untuk pulang. Hari juga sudah sore ditambah tubuhnya sangat lelah ingin segera beristirahat.
Katerina memesan taksi online untuk mengantarkan nya pulang ke rumah tetapi begitu sampai di depan rumahnya semua bajunya berceceran di depan pintu.
"Apa yang kalian lakukan? mengapa bajuku dikeluarkan seperti ini?" tanya Katerina marah menatap ibu serta adik tirinya itu.
"Hei anak tidak berguna. Kau tidak berhak lagi tinggal di rumah ini!" Kata Sera ibu tirinya.
Kening Katerina berkerut "Apa maksud mu? ini rumahku tentu saja aku berhak untuk tinggal di sini."
"Kata siapa ini rumahmu hah! mulai detik ini sampai seterusnya rumah ini menjadi hak Olivia karena dia yang akan mewarisi seluruh harta ayahmu Andi Cristopher."
Katerina tertawa receh "Hei mak lampir. Kau ini bicara apa? jangan mengada-ada. Ayahku masih hidup dan mengapa Olivia yang mewarisi seluruh harta kekayaan keluarga Cristopher? Ingat, kalian berdua hanyalah tamu tak diundang."
"Dan kau Olivia, kau bukan anak kandung ayahku. Jadi kau sama sekali tidak berhak untuk mewarisi kekayaan keluarga Cristopher!"
Sara mendorong tubuh Katerina hingga terhuyung ke belakang "Jaga ya ucapanmu, meskipun Olivia bukan anak kandung ayahmu bukan berarti dia tidak bisa mewarisi kekayaan keluarga Cristopher."
Olivia melepar sebuah map berwarna biru ke wajah Katerina.
"Baca dan pahami baik-baik setiap kata yang tertulis di surat itu!"
Katerina membuka map itu dan membaca surat yang ada di dalamnya dengan seksama. Setiap bait dibacanya dengan baik. Namun, tiba-tiba saja matanya langsung melotot saat membaca tulisan yang berisikan pernyataan jika Olivia memegang hak penuh atas rumahnya.
Tidak hanya itu saja bahkan ayahnya juga memberikan saham sebesar 35% kepada Olivia dan 15% untuk Katerina. Yang itu artinya Olivia berhak atas rumah yang sedang ditempatinya saat ini.
"Apa-apaan ini!" sentak Katerina marah.
"Mengapa Olivia mendapatkan saham lebih besar dari ku? Aku adalah anak kandung sedangkan Olivia hanya anak tiri. Aku tidak terima ini semua tidak adil!" Protes Katerina.
"Tapi itulah keputusan ku!" sahut seseorang yang baru turun dari tangga dengan tangan bersindekap di dada.
"Ayah." lirih Katerina.
"Apa maksud ini semua ayah? mengapa Olivia mendapatkan saham yang lebih tinggi dariku? Bukankah aku anak kandung mu ayah. Seharusnya aku yang mendapatkan hak waris lebih tinggi tetapi mengapa justru Olivia ayah." protes Katerina menatap ayahnya yang hanya menampilkan wajah dinginnya.
"Kau memang putri kandung ku, tapi aku lebih menyayangi Olivia. Meskipun dia hanyalah anak tiri ku, dia berhak mendapatkan harta keluarga Cristopher dan kau tidak usah protes lagi. Bukankah kau juga mendapatkan hak waris mu jadi tidak usah berkomentar apapun lagi Katerina!"
"Tapi ayah.."
"Diam! Jika kau terus protes atas keputusan ku maka aku tidak akan segan untuk mengurangi saham mu menjadi 5%." bentak Andi.
"Kau tega ayah. Kenapa kau memperlakukan ku tidak adil? Aku ini putri kandungmu tapi kenapa aku merasa seperti putri tirimu. Bahkan kau lebih menyayangi Olivia dibandingkan aku. Apa salahku ayah? selama ini aku selalu menuruti segala keinginan mu bahkan aku rela bekerja di perusahaan sebagai manajer dan aku tidak pernah menolak apa yang kau katakan padaku. Tapi apa balasan yang kudapat? Kau malah memberikan hampir separuh kekayaan keluarga Cristopher pada orang lain."
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi mulus Katerina. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Sesaat Katerina terdiam mematung tidak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya lakukan. Ini adalah tamparan pertama yang ayahnya berikan padanya. Selama ini Andi tidak pernah menampar Katerina tetapi hari ini tamparan itu dia dapatkan begitu saja.
"Tutup mulutmu Katerina! Kau tidak berhak mengatakan jika Olivia adalah orang lain. Dia adalah putriku, aku tidak terima kau mengatakan jika dia orang lain. Apapun keputusan ku itulah yang terjadi dan aku tidak akan mengubahnya. Jika kau masih bersikeras dan tidak setuju. Kau boleh angkat kaki dari rumah ini! Aku tidak suka dengan putri yang pembangkang sepertimu!"
Jdaaaarrr
Bagai tersambar geledak, Katerina terkejut mendengar ayahnya sendiri mengusir dirinya dari rumah ini. Tidak pernah terbayangkan dalam benak Katerina jika ayahnya akan mengatakan hal itu padanya. Hancur sudah hati Katerina dikhianati bahkan diusir dari rumahnya sendiri hanya karena adik tiri nya itu. Sudah cukup semua ini. Katerina sudah tidak sanggup lagi.
"Ayah kau... kau mengusirku?" tanya Katerina dengan mata merah. Ia tidak percaya ayahnya sendiri mengusirnya dari rumah.
"Ya, jika kau masih terus protes dengan keputusan ku lebih baik kau angkat kaki dari rumah ini. Aku tidak suka mempunyai putri pembangkang dan tidak penurut sepertimu." jawabnya dingin.
Katerina tersenyum hambar "Baiklah, jika itu mau mu. Mulai hari ini aku tidak akan pernah menggunakan nama Cristopher lagi dibelakang namaku!"
Katerina membenturkan kepalanya ke pintu dengan keras hingga darah segar keluar dari pelipisnya.
"Lihatlah, ini darah Cristopher. Mulai hari ini dan seterusnya. Aku tidak ada lagi hubungan darah denganmu tuan Andi Cristopher. Namaku hanyalah Katerina Yolanda. Aku memutuskan hubungan darah anak dan ayah denganmu. Kau bukan lagi ayahku!" Tegas Katerina.
"Dan ingatlah satu hal. Hiduplah dengan berbahagia tapi jangan lupakan bahwa aku tidak akan tinggal diam begitu saja. Perlakuan yang kalian berikan padaku selama ini akan ku balas suatu hari nanti. Camkan itu baik-baik!" kata Katerina dingin. Tatapannya tajam dengan raut wajah serius.
Setelah mengatakan itu Katerina pergi tanpa membawa satupun barang. Ia tidak sudi membawa pakaian yang diberikan ayahnya.
Hohoho gimana???
Seru ga??
_______________________________
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, tanda baca dan lain sebagainya. Saya masih author pemula yang perlu banyak belajar
Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita hasil kegabutan saya hihihi
Dahh see youu
^^^Coretan Senja✍️^^^
FOLLOW SEBELUM BACA!
Terima kasih 💐💐💐
______________________________________________
2. PINGSAN
Katerina berakhir di Bar dengan minum-minum alkohol. Menurutnya itu dapat melupakan sejenak segala permasalahan dalam hidupnya.
Hidupnya yang awalnya bahagia. Kini, berubah menjadi kacau balau. Kekasihnya berkhianat, lalu diusir dari rumahnya sendiri dan itu semua hanya karena Adik tirinya. Sungguh, Katerina kesal dan marah tetapi ia tidak berdaya.
"Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupku." rancau nya sendiri.
Katerina tertawa getir dan terus meminum alkohol yang ada didepannya. Mulutnya terus saja merancau tidak jelas. Wanita itu sudah mabuk berat. Sebenarnya, Katerina tidak tahan dengan alkohol. Namun, karena terlalu stress dia tidak begitu peduli lagi.
"Olivia, kau tunggu saja. Aku pasti akan membalas semua perbuatan mu hahahaha."
"Akhhh kepalaku sakit sekali" Katerina meremas rambutnya dengan kasar. Kepalanya berdenyut pusing. Namun, ia berusaha untuk tetap sadar dan membuka kedua matanya.
Katerina berjalan gontai keluar dari Bar. Entah kemana kakinya akan melangkah dia pun tidak tahu ingin pergi kemana malam ini. Ia sudah diusir dari rumahnya sendiri. Katerina tidak punya tujuan untuk pulang.
Dari kejauhan mobil Mercedes C63 AMG Black Edition semakin mendekat kearahnya. Katerina menoleh ke samping kiri, matanya menangkap cahaya lampu yang sangat menyilaukan. Mobil itu semakin mendekat dan akhirnya.
"Aaaaaaa." Teriaknya.
Brukk
"Astaga apa kita menabrak seseorang?"
"Coba kau cek Dave."
"Baik tuan." Dave segera keluar dari mobil dan betapa terkejutnya ia saat melihat seorang wanita cantik tergeletak di tanah dengan kepala bersimbah darah.
"Astaga mati aku." Dave menepuk jidatnya.
"Bagaimana Dave?" tanya seorang pria yang masih dalam mobil. Ditangannya masih ada iPad.
"Maaf tuan, sepertinya kita menabrak seorang wanita dan kepalanya berdarah tuan." kata Dave menjelaskan.
Pria itu terdiam sesaat, lalu meletakkan iPad nya. Ia membuka mobil dan melihat seorang wanita cantik tergeletak di depan mobilnya dengan kepala yang penuh darah.
"Bagaimana tuan? Apa kita bawa ke rumah sakit saja?" tanya Dave hati-hati.
Pria itu melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 23:30. Hari sudah sangat larut malam dan ditambah jalanan juga nampak sepi. Jika mengantarkan wanita itu ke rumah sakit tentu akan memakan waktu lama sementara dirinya ingin segera pulang untuk beristirahat.
"Tidak perlu! kita bawa dia ke mansion ku saja." jawabnya dengan wajah datar.
Dave mengangguk "Baik tuan."
Dave segera mengangkat tubuh Katerina, lalu meletakkannya di kursi depan dengan sangat pelan dan hati-hati. Setelah selesai mobil itu melaju pergi menyapu jalanan yang sangat sepi. Pria itu kembali membuka Ipad-nya lalu membaca semua pesannya.
Sesampainya, disebuah mansion besar bernuansa modern yang di setiap jalannya terdapat taman-taman yang sedap dipandang mata. Tidak hanya itu saja, ditengah mansion terdapat air mancur yang sangat indah. Diatasnya juga terdapat patung Angsa yang begitu cantik dan estetik.
Begitu masuk gerbang terlihatlah pria berjas hitam berjaga-jaga di depan mansion. Setiap sudut mansion itu terdapat banyak penjaga yang menjaga mansion itu dengan amat ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk kedalam sana tanpa seizin tuan rumah.
Dave keluar dari mobil dan bergegas membukakan pintu untuk tuannya tersebut. Semua maid menyambutnya dengan ramah tamah.
"Selamat malam tuan, Zyano." Sapa para maid menundukkan sedikit kepalanya tanda hormat.
"Dave, Bawa wanita itu masuk dan jangan lupa telpon Sean untuk datang mengobatinya." perintah Zyano dengan wajah datar.
"Baik tuan."
Zyano Genta Brawitama, lelaki berwajah tampan dengan sikapnya yang begitu dingin dan tak tersentuh. Orang luar mengetahui Zyano hanyalah pengusaha biasa .CEO pemilik Brawitama Company. Namun, tidak ada yang tahu jika Zyano adalah ketua King Draxler. Organisasi mafia dengan kekuasaan tertinggi.
Sebagai ketua Mafia, Zyano menutup rapat dirinya sebab ia tidak ingin musuhnya tahu tentang kehidupan pribadinya. Dunia hitam dengan dunia bisnis harus dipisahkan nya.
Dave mengangkat tubuh Katerina dan membawanya masuk ke dalam mansion. Semua maid menatap heran, siapa wanita yang dibawa oleh Dave? Biasanya, tidak ada wanita yang datang ke mansion ini. Jelas itu semua mengundang banyak pertanyaan para maid.
Dave membuka pintu kamar tamu dan meletakkan Katerina di kasur king size. Tak lupa juga Dave menelepon Sean yang merupakan dokter pribadi keluarga Brawitama.
Zyano masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Seharian ini dia bekerja di kantor tak kenal waktu. Tubuhnya terasa remuk dan lelah.
Setelah berendam dan membersihkan diri Zyano keluar dengan tubuh yang segar kembali. Ia mencek email nya kembali tetapi tiba-tiba saja dirinya teringat dengan wanita yang dibawanya ke mansion.
Zyano pun memutuskan keluar untuk mencek keadaan wanita itu. Entah terkena angin apa dia ingin melihat wanita yang ditabraknya tadi. Bersamaan dengan itu Sean keluar didampingi oleh Dave.
"Hallo broo." sapa Sean tersenyum menatap sahabatnya itu.
"Bagaimana keadaan wanita itu?" tanya Zyano datar tanpa membalas sapaan Sean padanya.
"Kau tidak perlu khawatir, lukanya tidak parah. Hanya tiga jahitan saja, tapi aku sudah mengobati dan memberikan obat pereda nyeri padanya. Untuk sementara waktu dia masih tidak sadarkan diri karena pengaruh obat" jawab Sean menjelaskan keadaan Katerina.
"Baguslah jika lukanya tidak parah." balas Zyano membuat kening Sean berkerut.
"Tunggu dulu! siapa wanita itu? apa dia kekasihmu? Tidak biasanya kau membawa seorang wanita kedalam mansion mu Zyan. Atau jangan-jangan kau telah menyakiti wanita itu hingga kau menabraknya?! Apa benar begitu?" Cecar Sean dengan berbagai pertanyaan. Ia menatap Zyano dengan curiga.
"Mulutmu masih saja lemes seperti tante-tante. Tidak bisakah dirimu diam dan jangan berpikir aneh tentang ku."
"Tidak bisa! Diriku tercipta untuk menganggu ketenangan seorang, Zyano Genta Brawitama. Dan aku tidak berpikir buruk tentang mu. Aku hanya mengatakan apa yang ada dalam kepalaku saja. Lagipula, kau membawa seorang wanita yang tidak ku kenal. Jadi wajar saja jika aku berpikir kau sudah berbuat jahat padanya apalagi wanita itu terluka."
"Diam lah, Sean. Mulut mu terus mengoceh sampai airnya kemana-mana. Aku lelah, ingin istirahat." Zyano hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Sean.
"Jawab dulu pertanyaan ku. Jika tidak akan ku laporan kepada bibi kalau kau menyakiti seorang wanita biar kau diomeli oleh bibi seharian hahaha." seru Sean terkikik membayangkan bagaimana Zyano dimarahi oleh mommy nya.
"Kau sudah semakin berani ya Sean. Apa kau mau tubuhmu aku cincang-cincang jadi daging-daging kecil lalu ku panggang jadi sate."
"Aku tidak pernah takut padamu. Jangan kira hanya karna kau ketua King Draxler aku jadi takut padamu. Jika kau berani mencincang tubuhku maka kau harus bersiap kedua keluarga berpengaruh akan berperang." jawabnya santai.
Zyano menahan kekesalan diwajahnya. Ingin sekali ia menojok wajah pria tidak malu ini tapi sayang dia tidak bisa melakukannya.
"Dave, seret pria ini keluar! Aku sudah muak mendengar celotehan nya dari tadi. Kepalaku terasa ingin pecah." Perintah Zyano pergi menuju kamarnya.
Dave mengangguk "Ayo tuan Sean." Dave menyeret Sean keluar dari mansion.
Sean memberontak "Lepaskan! aku bisa jalan sendiri tidak perlu diseret." sentak Sean kesal diseret dia yang disuruh datang malah diusir seperti ini. Benar-benar tidak punya hati.
Sean mematap punggung Zyano yang hampir tidak terlihat lagi.
"Awas saja kau Zyan, besok kau akan kena karma. Tunggu saja pembalasanku. Heh." Sean keluar dengan raut muka penuh kekesalan. Bagaimana tidak? ia ditelpon tengah malam untuk mengobati luka seseorang wanita yang sama sekali tidak dikenalinya akan tetapi balasan yang didapatnya malah diusir secara tidak hormat seperti ini. Sungguh, Sean sangat kesal.
Dave ingin membukakan pintu mobil untuk Sean namun Sean menolaknya.
"Tidak perlu! Aku bisa membuka mobil ini sendiri!" kata Sean menolak.
Dave hanya diam tidak membalas perkataan Sean dan membiarkannya masuk ke dalam.
"Hati-hati di jalan tuan Sean." Dave membungkukkan badannya bersamaan dengan mobil itu pergi dari mansion.
*****
Keesokan harinya matahari mulai menampakkan dirinya ke permukaan bumi. Berbagai aktivitas manusia akan segera dimulai. Matahari pagi itu menembus jendela kaca kamar seorang wanita cantik yang tengah tertidur dengan pulasnya. Perlahan, ia membuka kedua matanya berusaha menyesuaikan cahaya sekitarnya.
Ssstttt
Ia meringis memegangi kepalanya yang terasa berat dan pusing. Pandangannya masih sedikit buram. Namun, sedikit demi sedikit mulai membaik. Katerina menyibak selimut yang ada ditubuhnya. Matanya membulat melihat keindahan kamar itu.
"Astaga apa aku ada disurga?" gumamnya tertegun kala matanya terbuka dengan sempurna menatap kamar yang bernuansa modern itu. Kamar itu bercat White dengan wallpaper yang indah. Dindingnya juga terdapat beberapa lukisan mahal oleh seniman terkenal.
Katerina mengerjap-ngerjap kan matanya tapi masih sama. Ia juga mencubit pipinya dan terasa sakit. Ini artinya dia tidak bermimpi.
"Aduh sakit." rintih nya.
"Astaga jika aku benar-benar ada di surga apa secepat itu aku mati? Tapi seingatku terakhir kali ada mobil yang menabrak ku hingga aku pingsan. Apa mungkin aku sudah ada di surga?" gumamnya bingung.
Katerina mencoba menggigit tangannya hingga berbekas. "Tapi kalau aku sudah mati kenapa masih terasa sakit? Aneh."
Tiba-tiba pintu terbuka dengan lebarnya. Beberapa maid masuk ke dalam kamar itu dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman yang disajikan untuk Katerina.
"Selamat pagi nona." sapa salah satu Maid yang terlihat lebih tua dari kedua maid yang berdiri disampingnya.
Kening Katerina mengerut "Apa disurga ada pelayanan seperti ini? Tapi mungkin saja karena didunia hidupku sudah menderita. Jadi ini balasan untukku di surga bisa menikmati segala kenikmatannya." gumamnya sumringah.
"Nona maaf ini bukan di surga. Anda masih hidup di dunia nona." bantah Maid itu tidak sengaja mendengar gumaman Katerina.
Katerina tercengang "Hah?!"
"Jika aku masih hidup lalu aku ada dimana? rumah siapa ini?" tanya Katerina semakin kebingungan.
Maid itu tersenyum "Nona ada di mansion tuan Zyano, kemarin malam tuan Dave membawa nona dan meletakkan nona di kamar ini." jawabnya.
"Dan pagi tadi tuan Zyano memerintahkan kepada kami semua untuk merawat nona sampai sembuh."
Katerina terdiam sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung ingin bereaksi seperti apa.
Maid itu mengangkat mangkuk yang berisi bubur untuk sarapan Katerina "Saya sudah membuatkan bubur untuk nona. Ayo dimakan nona, apa perlu saya suapi?" tanya Maid itu ramah.
Katerina menggeleng cepat "Tidak perlu. Saya bisa makan sendiri. Terima kasih."
Perlahan Katerina memasukkan bubur itu kedalamnya mulutnya. Seketika matanya langsung berbinar saat menelan bubur itu rasanya sangat lezat. Tak perlu waktu lama bubur itu habis tanpa bersisa bukan hanya karena rasanya enak tetapi juga karena Katerina sedang lapar.
Maid itu memberikan obat kepada Katerina "Minumlah obat ini nona, supaya nona cepat sembuh."
Katerina mengerutkan keningnya bingung. Obat apa itu? memangnya dia sakit apa sehingga perlu minum obat? Maid itu mengerti Katerina bingung.
"Tidak perlu khawatir nona, obat itu langsung diresepkan oleh dokter keluarga ini jadi sudah pasti aman." sambung nya peka.
Katerina tidak enak hati "Iya, terima kasih." Katerina mengambil obatnya lalu meminumnya.
"Bawa ini ke dapur." perintahnya menyodorkan nampan tadi kepada salah satu maid.
Maid itu menatapnya sambil tersenyum. "Nona beristirahatlah. Jika ada perlu apa-apa panggil saja kami semua nona."
Maid itu ingin pergi namun Katerina menahan tangannya.
"Maaf, kalau boleh tau saya ada di mana ya?" tanya Katerina penasaran.
"Maaf nona, kami tidak bisa menjawab pertanyaan nona karena itu bukan kewajiban kami. Jika nona ingin tahu maka tunggulah tuan, Zyano pulang." jawabnya membuat Katerinaw sedih.
"Baiklah, terima kasih sudah merawat saya." balas Katerina tersenyum ramah.
"Sama-sama nona, panggil saja Bibi Asri itu nama saya."
"Iya, bi Asri."
"Baik kalau begitu, bibi keluar dulu ya nona. Jika perlu apapun panggil saja." pamit Bi Asri undur diri.
Katerina teringat bahwa ia harus bekerja dan menelpon Maya. Ia mencari ponselnya tapi tidak ada.
"Astaga, dimana ponselku? Apa mungkin jatuh saat tabrakan itu? Aduh, kalau begini ceritanya gimana mau kasih tau Maya. Dia pasti khawatir." Katerina berdecak kesal karena kelalaiannya. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.
Katerina mengedarkan pandangannya menatap sekeliling. Kamar ini memang sangat luar biasa. Dari desain dan Vas bunga itu pasti sangat mahal harganya. Kasur yang sedang ia duduki ini bahkan sangat empuk dan nyaman sekali. Pantas saja ia sangat nyenyak tidur kemarin.
"Pemilik rumah ini pasti orang kaya. Mungkin kekayaannya melebihi keluarga Cristopher. Bahkan luas kamar ini lebih luas daripada kamarku dulu." gumam Katerina berdecak kagum.
"Kira-kira siapa ya? namanya Zyano. Aku tidak pernah mendengar nama itu. Apa dia pengusaha tekstil dan batu bara hingga rumahnya sebesar istana?"
"Ah sudahlah, lebih baik aku tidur. Tubuhku masih sangat lelah, sepertinya obat tadi mengandung obat tidur mataku jadi mengantuk lagi." Katerina merebahkan dirinya kembali lalu menutup kedua matanya menuju alam mimpi.
Sedangkan ditempat lain Sean sedang mengadukan kepada ibunya Zyano perihal wanita yang dia obati kemarin malam. Ia ingin membuat Zyano dimarahi oleh ibunya sendiri sebagai balas dendam karena sudah mengusirnya tadi malam.
"Apaaa? Zyano membawa seorang wanita ke mansion nya bahkan melukai wanita itu?" pekik Zahra ibunya Zyano.
"Iya bibi, Sean nggak bohong. Sean sendiri yang udah periksa wanita itu. Lukanya cukup parah bibi, bahkan kepalanya harus dijahit" Ujar Sean.
Zahra berdecak "Astaga, anak itu harus dihukum, bisa-bisanya dia menyakiti wanita sampai kepalanya harus dijahit."
"Tenanglah sayang, Zyano tidak mungkin menyakiti wanita." sanggah Zeano tidak percaya jika putranya melakukan hal yang diceritakan oleh Sean.
"Mana bisa aku tenang. Jika Zyano benar melakukan itu habis dia tanganku. Sean, ayo antar bibi ke mansion Zyano. Bibi ingin melihat dengan mata kepala bibi sendiri bagaimana kondisi wanita itu."
Sean beranjak dari duduknya "Ayo bibi, Sean temenin."
"Sebentar bibi ambil tas dulu." Zahra masuk kedalam kamarnya untuk mengambil tas serta dompetnya.
Zeano menatap Sean dengan tajam "Sean, kau tidak berbohong kan?" tanya Zeano menelisik.
"Tidak. Untuk apa aku berbohong paman. Jika paman tidak percaya ayo ikut ke mansion Zyano untuk memastikannya langsung." jawab Sean.
"Baik paman akan ikut."
Sean mengulum senyum hatinya sangat bahagia "Tunggu saja kau Zyan, bersiaplah kena Omelan bibi Zahra. Itu hukuman untukmu karena sudah mengusir ku tadi malam. Rasakan itu hahaha." batin Sean kegirangan.
Bersambung 😎
______________________________________________
Jika kalian menyukai cerita ini jangan lupa memberikan dukungannya dengan cara VOTE, KOMEN SERTA SHARE YA GUYS!!
DAHH SEE YOU
MUUACHHH
^^^Coretan Senja ✍️^^^
Katerina terbangun dari tidurnya akibat mimpi buruk yang dialami nya. Dalam mimpi itu, Olivia bersama mantan kekasihnya, Rei menertawakan keadaan dirinya yang sudah memperihatinkan. Tidak hanya itu saja, bahkan Katerina juga bermimpi jika Olivia dan Rei bertunangan.
Deru nafas Katerina tidak beraturan, keringat dingin menjalar ditubuhnya. Mimpi itu terasa sangat nyata baginya. Katerina berusaha menenangkan dirinya dengan menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan, tetapi tetap saja mimpi itu hadir dalam ingatnya seperti sebuah film yang diputar ulang.
Katerina menyandarkan punggung belakang ke Headboard yang empuk, cukup lama dirinya memenangkan diri atas mimpi buruk itu. Ia memijit pelipisnya yang masih terasa sedikit pusing mungkin karena luka jahitan di kepalanya itu sehingga mengakibatkan kepalanya terasa pusing.
"Tenanglah, Kate. Itu hanya mimpi." gumamnya.
Setelah dirasa tenang Katerina merasa haus. Tenggorokan nya terasa kering. Ia menyibak selimut lalu turun dari ranjang king size itu. Begitu keluar matanya terbelalak menatap pemandangan yang amat indah.
Ruangan itu didominasi warna creamy white dengan desain yang elegan dan memukau. Di setiap dinding terdapat ukiran-ukiran yang begitu memanjakan mata dan sedap dipandang.
Ditengah-tengah ruangan ada lampu gantung berlian berbentuk bulat yang terlapisi emas. Lantainya bahkan memakai Granit Essenza yang memiliki kualitas premium tahan lama dan harganya pun sangatlah mahal.
"Oh my good, Ini sih bukan rumah tapi istana." Gumam Katerina terpukau.
Katerina melangkahkan kakinya menyelusuri setiap sudut mansion itu. Lagi-lagi matanya dibuat kaget dengan tangga yang berlapiskan emas di setiap sisinya. Ia menuruni tangga itu dengan mata tertegun.
Entah bagaimana lagi ia bereaksi melihat kemewahan yang ada di mansion ini. Mulutnya tidak bisa berkata-kata lagi saking terpukau nya dengan keindahan yang ada dalam mansion itu. Sejenak Katerina melupakan tujuannya ingin mengambil air putih.
"Nona.." Katerina menoleh, seorang Maid berjalan menghampirinya.
Katerina tersentak "Eh iya."
"Nona mau kemana?" tanya Maid itu ramah.
"Em..itu, tadi saya haus ingin mengambil minuman. Tapi saya tidak tau dimana dapurnya hehehe." Jawab Katerina cengengesan malu.
"Ohh, jadi nona haus? kalau begitu nona tunggu dikamar saja. Nanti saya bawakan minuman ke kamar nona." Balas Maid itu tersenyum.
"Tapi saya bosan dikamar terus hehe. Apa saya boleh ikut ke dapur?" tanya Katerina.
Maid itu terdiam sejenak, nampak berpikir. Ia takut membawa Katerina ke dapur sebab Katerina adalah tamu tidak sepantasnya pergi ke dapur.
"Boleh kan ya? Please." Katerina memohon dengan puppy eyes nya. Sungguh, imut.
"Maaf nona, bukan saya tidak mengizinkan nona ke dapur tapi itu tidak pantas dikunjungi untuk tamu seperti nona. Saya takut dimarahi oleh tuan Zyano nona." Kata Maid itu apa adanya.
Katering berusaha mencari alasan. Ia berpikir keras bagaimana caranya agar maid ini setuju hingga ide cemerlang muncul di kepala nya.
"Aduh-aduh." Rintih Katerina memegangi perutnya pura-pura kesakitan.
"Nona kenapa?" tanya Maid itu langsung panik dan khawatir melihat Katerina yang memegangi perutnya.
"Perut saya sakit mungkin karena saya tidak makan dengan baik." jawab Katerina terlihat menahan sakit. Aktingnya sangat hebat.
"Kalau begitu nona istirahatlah di kamar. Nanti saya buatkan makanan untuk nona."
Katerina menggeleng "Saya ingin makanan Italia apa bisa?" tanyanya.
"Makanan Italia? tapi disini tidak ada koki Italia nona, yang ada hanya koki dari Perancis."
"Yah bagaimana dong, saya mau makan masakan Italia." Ucap Katerina mengerucutkan bibirnya.
"Lalu bagaimana nona? saya tidak bisa memasak makanan Italia. Pergi ke sana saja saya nggak pernah nona." Kata Maid itu tersenyum hambar.
"Emm...begini saja, kalau boleh saya bisa memasak sendiri."
"Nona bisa memasak?" tanya Maid itu cukup terkejut.
Katerina mengangguk cepat "Iya, itu makanan favorit saya. Tentu saja saya pasti bisa memasaknya." jawab Katerina bersemangat.
"Tapi, nona kan tidak boleh ke dapur. Lalu bagaimana nona bisa memasak?" tanya Maid jadi bingung.
"Aduh, gimana ya. Saya pengen banget makan masakan Italia, sekali ini aja bolehin ya, Please." Katerina memohon dengan wajah memelas.
"Bolehkah saja, Lyla." sahut seseorang yang tidak lain adalah Bi Asri, kepala pelayan mansion itu.
Kedua wanita itu menoleh ke belakang dan mendapati ada Bi Asri yang tengah menatap mereka dengan senyuman. Bi Asri berjalan menghampiri keduanya.
"Nona ingin memasak makanan Italia?" tanya Bi Asri.
Katerina mengangguk "Iya bi, apa boleh saya memasaknya?" jawab Katerina.
Bi Asri tersenyum "Tentu saja boleh nona, asalkan keadaan nona sudah membaik."
"Bibi tenang saja. Saya sudah merasa baikan dan kepala saya juga sudah tidak terlalu pusing lagi." balas Katerina tersenyum.
"Baiklah, jika begitu ayo ikut bibi ke dapur." ajak Bi Asri namun saat ingin melangkah ditahan oleh Maid yang bernama Lyla.
"Tapi bi.."
"Tenang saja Lyla, tuan Zyano tidak akan marah, bibi akan menjelaskannya." kata Bi Asri mengerti kekhawatiran yang dirasakan oleh maid Lyla.
"Ayo Nona." Katerina mengangguk mengikuti Bi Asri ke dapur.
Begitu sampai di dapur lagi-lagi Katerina dibuat bungkam dengan keindahan yang ada di dapur itu. Mungkin sebagian orang berpikir dapur itu tempatnya kotor dan tidak sedap dipandang mata tetapi ini sangat berbeda.
Interior design dapur itu sangat luar biasa. Semua peralatan nya tertata dengan rapi bahkan tidak terlihat ada kotoran yang menempel di setiap meja dan lantai.
Kombinasi desain dapur itu simpel dengan kombinasi monokromatik dekoratif. Tampak inspiratif dengan sentuhan penggunaan lampu hiasnya serta bermotif seni dengan kualitas tinggi.
"Wow, amazing." gumam Katerina. Bi Asri hanya tersenyum mendengar nya.
"Hallo selamat siang nona" sapa para Maid dan koki yang ada di dapur itu.
"Siang" Katerina membalas dengan senyum manisnya.
"Perkenalkan ini semua para maid dan koki. Mereka semua dari Perancis. Tuan Zyano sangat menyukai makanan Perancis sehingga dia mempekerjakan banyak koki dari Perancis di mansion ini nona."
"Sebanyak ini?" tanya Katerina terkejut melihat ada 3 koki dari Perancis.
Bi Asri mengangguk "Iya nona, mereka punya tugasnya masing-masing, ada yang menyiapkan Appetizer, main course, dan dessert untuk tuan Zyano. Ketiganya harus cekatan dalam membuat makanan dan tidak boleh terlambat sedikit pun. Itulah sebabnya ada 3 koki di mansion ini." jawab Bi Asri membuat Katerina tercengang.
"Wow luar biasa, this is crazy, I don't know what else to say." Ungkap Katerina begitu terpukau.
Bi Asri hanya tersenyum "Baiklah, nona ingin membuat apa? biar bibi siapkan terlebih dahulu bahan-bahannya." tanya Bi Asri.
"Emm..Saya mau buat Bruschetta." jawab Katerina sedang ingin makan itu.
"Apa itu nona? maaf sebelumnya, karena saya belum pernah mendengar makanan itu nona hehe." sahut Lyla cengengesan malu.
Katerina terkekeh "Tidak apa Lyla. Bruschetta itu masakan khas Italia yang terbuat dari roti panggang renyah yang dibumbui dengan bawang putih, garam, kemangi, minyak zaitun, dan diberi tomat di atasnya. Untuk topping nya seiris tipis grilled steak, daun arugula, serutan keju parmiggiano dan gorgonzola, serta irisan tomat dan fennel yang renyah serta harum." jawab Katerina menjelaskan.
"Wah kedengarannya sangat enak nona." sambung Lyla jadi tergiur.
Katerina tersenyum "Tentu saja, mari kita buat." ajaknya.
Katerina membuka kulkas. Disana sudah tersedia seluruh bahan yang ia perlukan untuk membuat Bruschetta.
Katerina mengiris roti secara diagonal, lalu memotong semua bahan untuk topping yang diperlukan. Selanjutnya, ia memasukkan Roti tadi kedalam Oven dengan api bawah suhu 180 derajat celsius dengan 10 menit sampai matang.
Para maid dan Bi Asri hanya melihat cara Katerina yang sangat telaten dalam memasak bahkan sepertinya sangat ahli dalam hal itu. Tentu saja karena saat tinggal di Keluarga Cristopher Katerina harus bisa memasak untuk ayah, ibu serta adik tirinya itulah sebabnya Katerina sangat jago memasak.
Waktu bergulir 10 menit akhirnya Bruschetta siap dihidangkan. Begitu dikeluarkan dari Oven tercium bau harum yang memenuhi dapur itu bahkan tampilannya nya sangat elegan dan toppingnya tertata dengan rapi dan indah. Semua menelan saliva menatap makanan Italia yang sudah tersaji.
"Wow apa ini namanya Bruschetta nona?" tanya Lyla menatap tidak percaya.
"Iyaa ini makanan kesukaanku." jawab Katerina tersenyum.
"Cobalah jika kalian mau."
"Apakah kami boleh mencicipinya nona?" tanya Lyla hati-hati.
Katerina tersenyum "Tentu saja boleh, aku sengaja membuatnya banyak agar kalian juga bisa mencicipi nya, Ambillah sesuka hati kalian."
Para maid mengambilnya lalu memasukkan nya ke dalam mulut dan ternyata sangat rasanya sangat nikmat dan renyah dimulut. Benar-benar enak.
"Astaga, ini sangat lezat nona." Ucap Lyla.
"Iya benar aku sampai ingin terus memakannya." Sahut lainnya.
"Ini makanan Italia yang luar biasa, aku sangat menyukainya."
"Kali ini saya setuju nona, makanan ini benar-benar enak." sahut Bi Asri sampai buka suara.
Katerina tersenyum bahagia ketika semua orang menyukai masakan nya.
******
Mobil Mercedes Benz Cars 207 memasuki mansion. Para penjaga tentu sangat mengenal mobil siapa itu. Tak perlu waktu lama mereka membukakan gerbang dengan lebarnya.
Begitu sampai di depan mansion para penjaga membukakan pintu mobil lalu keluarlah wanita yang terlihat sedikit tua. Namun, wajahnya masih sangat cantik bahkan terlihat awet muda.
Disampingnya ada pria dengan setelan kemeja hitam menggandeng tangan wanita cantik itu. Dan satu lagi seorang pria tampan dia adalah Sean.
Kedua pasangan itu adalah Ibu dan Ayahnya Zyano. Mereka akhirnya sampai di mansion anak nya.
"Selamat datang tuan Zeano, nyonya Zahra dan tuan Sean." Ucap para penjaga membungkukkan badan.
Mereka melangkah kaki memasuki mansion itu. Namun, anehnya tidak ada maid yang berjaga. Biasanya akan selalu ada maid yang menyambut kedatangan mereka tetapi mengapa hari ini tidak ada.
Kening Zahra berkerut "Kemana para maid? mengapa tidak ada satupun yang berjaga di sini?" tanya Zahra heran.
"Entahlah sayang aku juga tidak tahu" jawab Zeano.
"Aneh."
"Apa mungkin mereka sedang libur bibi?" tanya Sean.
"Tidak mungkin Sean, ini bukan hari libur, lagipula kalaupun libur pasti tetap akan ada penggantinya." bantah Zahra.
Semakin mereka memasuki mansion itu Zahra mencium harum makanan yang masuk dalam panca inderanya.
"Tunggu." sentak Zahra membuat langkah kedua pria itu terhenti.
"Kenapa sayang?" tanya Zeano.
"Apakah kalian mencium sesuatu?" tanyanya mengendus-ngendus.
Zeano dan Sean saling pandang sesaat lalu mereka mengendus-ngendus dan benar saja tercium sangat jelas harum makanan.
"Iya bibi ini bau makanan." jawab Sean.
"Hm benar, mungkin para maid saat ini sedang memasak tetapi untuk siapa? bukankah Zyano belum pulang?" tanya Zeano bingung.
"Sebaiknya kita segera ke dapur untuk memastikannya." Zahra bergegas ke dapur untuk memastikan siapa yang tengah memasak.
Begitu tiba di dapur Zahra melongo bersama kedua pria itu. Mereka bertiga menatap tidak percaya para maid dan koki tengah menikmati makanan dengan sangat lahapnya dan ada seorang wanita yang tersenyum melihat mereka semua yang sedang menikmati makanannya.
Pemandangan yang baru pertama kali mereka lihat semua maid dan koki terlihat sangat menikmati hidangan yang ada didepan mereka. Zahra, Zeano dan Sean menerjapkan kedua mata mereka apakah ini mimpi atau tidak. Ini aneh tapi nyata.
Ekhem
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Zahra meninggikan suaranya.
Bi Asri dan para maid menoleh ke arah suara seketika mata mereka langsung melotot mendapati kedua bos besar mereka berdiri menatap kearah mereka dengan tangan bersindekap diatas dada.
Bi Asri langsung menghampiri Zahra dan Zeano dengan wajah penuh bersalah. Bahkan kini seluruh maid berdiri rapi dengan kepala menunduk.
"T-tuan, Nyonya."
Bersambung 😎
______________________________________________
Hayooo apa yang akan terjadi selanjutnya?
Jika kalian suka maka jangan lupa LIKE, VOTE KOMEN :)
TERIMAKASIH :)
^^^Coretan Senja✍️^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!