NovelToon NovelToon

Ke Dunia Novel menjadi Gadis Kelinci

1) Transmigrasi Ke Novel Menjadi Gadis Kelinci

...Catatan Arti dari Istilah Kata "Harem" Dan "Isekai"...

...Harem artinya merujuk pada suatu karakter yang dikelilingi banyak lawan jenis misalnya di nikahi oleh banyak lawan jenisnya, seperti 1 Wanita di nikahi lebih dari 3 orang Pria dan sebaliknya....

...Isekai adalah istilah kata yang berasal dari bahasa jepang, artinya (Dunia Lain yang berbeda dari Dunia Asal si karakter)...

...----------------...

...Selamat Membaca...

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Harem Yukata Nari adalah Judul sebuah Novel yang menceritakan tentang gadis bernama Yukata Nari. Dia hidup di dunia modern Dunia lain yang berbeda (Isekai) di mana di Dunia itu populasi perempuan lebih sedikit dari laki-laki, sehingga kasus poliandri sering terjadi. Wanita dibolehkan memiliki banyak suami, tanpa batas, dalam waktu bersamaan.

Yukata Nari diberkati wajah rupawan serta pesona yang mampu menarik perhatian laki-laki. Banyak lamaran pernikahan dikirim padanya, mungkin sampai puluhan. Akan tetapi, dia memilih untuk menikah dengan hanya lima pria saja.

Suami pertamanya adalah mafia terkenal, suami keduanya termasuk orang terkaya di Dunia, suami ketiganya merupakan aktor ternama, suami keempatnya dokter yang genius, lalu suami kelimanya mengendalikan banyak bisnis.

"Wuuuuui .... Aku ingin sekali masuk ke novel ini menjadi Yukata Nari!"

Itu adalah seruan heboh dari Lucy Mitsury, seorang gadis yang sangat menyukai novel Harem Yukata Nari. Ia terobsesi ingin sekali masuk ke novel tersebut sampai-sampai ia nekat memuja iblis. Selama tiga tahun terakhir dirinya menghabiskan waktu dengan melakukan perbuatan menyimpang luar biasa sesat.

Lucy Mitsury rajin sekali memuja iblis agar harapannya terkabul. Hingga pada hari ini ia bisa bertemu iblis tersebut di hutan. "Tolong kabulkan permintaanku," ucapnya memohon kepada Wujud Iblis yang berbentuk asap hitam tepat berada di hadapannya.

Iblis menjawab, "Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Selama ini kau sudah menjadi pengikutku yang setia. Jadi, aku harus memberi hadiah atas kerja kerasmu itu."

Sudut bibir Lucy tertarik ke atas usai mendengar jawaban yang memuaskan hatinya. "Kalau begitu kirim aku ke dunia Novel ini! Aku ingin menjadi Yukata Nari dan ingin menikmati tubuh lima pria tampan." ujarnya sembari menunjukan buku Novel yang di maksud.

Iblis menjawab "Itu hal mudah. Tutup matamu, aku akan melakukannya sekarang."

"Kau memang yang terbaik! Akhirnya usahaku mengirim sesajen selama tiga tahun tak sia-sia." Lucy tersenyum gembira kegirangan.

Iblis mendesis "Cihh sudahlah jangan banyak bacot, manusia rendahan! Satu menit dari sekarang kau akan bertransmigrasi ke dunia Novel ini."

Lucy mengangguk antusias dan menutup matanya. Sebelum berpindah ke dunia lain ia berteriak, "Terima kasih banyak Tuhan. Selama ini aku juga berdoa pada-Mu dan Engkau telah mengabulkan doaku lewat iblis."

Saat mendengar nama Tuhan disebut kemarahan sang iblis pun bangkit. Ia merasa dikhianati oleh pemuja setianya. Oleh karena itu, alih-alih membuat Lucy menjadi tokoh utama, si Iblis malah menjadikan gadis itu seekor Kelinci lemah di Dunia Novel tersebut.

Lucy yang tak menyadari tubuhnya telah mengecil dan berbulu terus tersenyum senang dengan percaya dirinya. Tentu saja ia berpikir sukses bertransmigrasi dengan bantuan iblis. Itu karena suasana yang dilihat dan dirasakannya tiba-tiba berubah, dirinya tak lagi berada di hutan, melainkan di sebuah kamar mewah.

"Aku tidak tahu ini adegan di bagian apa, tapi aku yakin aku sekarang sedang berada di rumah Sean Kalev. ... Hihihihihi ... Sean-kan suaminya Yukata Nari juga dan ia sangat kaya," gumam Lucy masih dalam perasaan nyaman luar biasa bahagia.

Namun, kegembiraannya harus berakhir saat melihat pintu kamar dibuka, menampilkan sesosok Pria tampan yang mengenakan singlet abu-abu. Lucy kenal wajah pria itu dari visual Novel. Si pria itu adalah Kode Yinkey, tokoh sinting yang hobi membunuh orang dan terobsesi pada Yuka.

Seingat Lucy di akhir cerita Kode Yinkey mati karena bunuh diri akibat penolakan dari Yuka. Pria itu juga tak rela jika harus melihat gadis pujaannya menikah dengan orang lain. Sehingga psikopat yang dijuluki Anjing Gila ini mengakhiri hidup lewat meminum racun.

"Kenapa orang gila itu ada di sini? Apa aku diculik?" Lucy berbisik setengah merinding. "Benar. Pasti aku disekap oleh Kode karena sekarang aku memasuki tubuh Yuka."

Hanya saja dugaan tersebut langsung dipatahkan oleh gerakan tangan Kode. Ia mengambil tubuh Lucy dalam satu genggaman dan berkata, "Halo, Kelinci kesayanganku, maaf kau harus mati sekarang ya," ucapnya pura-pura bersedih dengan wajahnya yang di ngenyek-enyek-kan.

Lucy terdiam syok begitu menyadari tubuhnya dipenuhi bulu putih. Ia menatap ke bawah, dan melihat lantainya sangat jauh dan tinggi, ternyata memang benar Kode mengangkatnya dalam genggaman tangan. Dari sini gadis itu yakin telah berubah menjadi makhluk aneh.

"Lepaskan aku, Psikopat!" teriak Lucy yang tak mendapat balasan.

Ternyata Kode sama sekali tidak mendengar teriakan barusan. Malahan pria itu tertawa karena melihat Kelinci di tangannya bergerak sambil bersuara tak jelas. "Kau bersemangat sekali untuk kubunuh, ya! ... dasar Kelinci stres."

"Apa katamu? Kelinci?" umpatan Lucy yang tak di mengerti Kode.

Ketika menyadari dirinya telah berubah menjadi Kelinci bertubuh kecil dan gemuk, Lucy malah diletakkan di atas meja, dengan pisau di lehernya.

"Aku akan membedahmu dan kita akan bereksperimen," ujar Kode kemudian menggesekkan pisau tersebut untuk membunuh si Lucy dalam wujud Kelinci.

Namun, sesuatu yang mencengangkan terjadi. Bukannya mati Kelinci tersebut malah berubah jadi manusia. Lebih tepatnya menjadi Lucy Mitsury seorang gadis berambut panjang dengan keadaan tela*njang bulat tanpa sehelai benang, Lucy nampak sangat cantik, imut dan sangat menggemaskan.

Lucy Mitsury terlalu lamban untuk menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Begitu sadar ia telah berubah menjadi manusia ia malah dicekik oleh Kode. Pasokan oksigennya lama-lama menipis, pria itu sungguh berniat membunuhnya saat ini!

"Katakan padaku siapa kau? Apa kau penyusup?" Kode mengerutkan keningnya.

Cekikan Kode di leher Lucy makin menguat sehingga Lucy tak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Jangankan bersuara, untuk menarik napas saja gadis itu kesulitan. Ia merasa jadi seperti ayam yang menggelepar ketika disembelih.

"Oh iya, kau pasti tidak bisa bicara karena aku mencekikmu," celetuk Kode segera melepas cekikannya. "Sekarang jelaskan kenapa kau bisa ada di sini. Jelas-jelas kau tadi itu seekor kelinci kenapa kau berubah menjadi manusia tanpa bu*sana!"

Bukannya menjawab Lucy malah berlari kencang sambil terbatuk hebat. Efek dari cekikan tadi ternyata sangat menyakitkan, ia masih bisa merasakan nyeri pada lehernya. Kekuatan Kode memang tidak main-main. Wajar saja jika pria itu dicap sebagai psikopat sinting dalam Novel Harem Yukata Nari.

"Kau pikir bisa lari dariku, hah?" Teriakan Kode.

Seolah dikejar hantu, Lucy langsung memaksa kakinya untuk berlari lebih cepat. Mustahil ia bisa tenang setelah tahu Kode mengejar dari belakang. Ketika hampir sampai di pintu keluar harapannya untuk selamat pun makin besar.

Akan tetapi, belum sempat menyentuh knop pintu Lucy merasakan pundaknya dicengkeram. Ia mengadu kesakitan dan tak berani menengok ke belakang. Sudah jelas bila yang melakukan itu adalah Kode, tidak ada orang selain mereka berdua di ruangan ini.

...****************...

...to be continue...

2) Mati Lalu Hidup Berulang Kali

"Jangan bergerak. Kalau kau memberontak aku akan membunuhmu secara perlahan, sampai kau memohon saat segera ku habisi," ancam Kode sambil memaksa tubuh Lucy agar berbalik.

Pria itu mengernyit karena penampakan Lucy di hadapannya tela*njang bulat sangat dekat. "Apa kau dikirim seseorang untuk memata-mataiku? Sebelumnya aku tidak tahu ada teknologi apa yang bisa mengubah manusia jadi Kelinci."

Tentu saja tidak tahu, Itu karena Lucy berubah menjadi Kelinci berkat bantuan iblis, bukan dari teknologi manusia. Saat mengingat perbuatan iblis kemarahan Lucy pun muncul. Ia merasa ditipu karena diubah jadi hewan.

Lebih sialnya lagi Lucy malah dihadapkan pada Kode, pembunuh gila dalam novel yang saat ini Kode menatapnya dengan tajam. Sorot dingin pria itu seolah memberi tahu bahwa dia tidak akan ragu untuk menghabisi nyawa seseorang meski wanita cantik sekalipun.

"Aku beri waktu lima detik. Jika kau hanya diam saja pisau ini akan menembus jantungmu," lanjut Kode masih mengancam.

Lucy sontak memikirkan kalimat yang harus digunakan sebagai penjelasan. Ia ragu Kode akan percaya bila dirinya membahas tentang iblis. Hanya saja pria itu terus menghitung sehingga menambah ketegangannya.

"Satu ... Dua ... Tiga ... Empat ... Lima. Waktumu habis, Aku akan menusukkan pisau ini sekarang."

Melihat pisau sudah berada di dadanya Lucy pun berteriak, "Jangan! Sebenarnya namaku Lucy, manusia dari Dunia lain. Aku bisa ada di sini karena perbuatan iblis. Dia mengubahku jadi Kelinci dan aku tidak tahu kenapa bisa ada di rumahmu!"

"Apa kau sedang melawak di hari kematianmu? Sayang sekali itu tidak lucu," balas Kode tertawa mengejek.

"Tidak. Aku tidak sedang melawak atau bercanda. Ini memang kenyataannya." Lucy menelan Saliva dengan sangat getir.

"Kau pikir aku akan percaya dengan ucapan tak masuk akal itu?" Kode menatap tajam mata Lucy.

"Memang benar penjelasanku sulit dimengerti, tapi aku berkata jujur." Lucy mengeluarkan air mata.

Kode menyipitkan mata dan menatap intens gadis di depannya. Ia tak merasakan kebohongan dalam suara gadis itu. Namun, dirinya tak peduli dan langsung menusukkan pisau tanpa ragu.

"Persetan dengan Dunia lain yang kau maksud itu. Mau kau jujur atau bohong pun aku akan tetap membunuhmu," ucap Kode tersenyum lebar saat melihat pisaunya tepat mengenai jantung Lucy.

Namun, sesuatu yang mencengangkan kembali terjadi, Lucy itu tiba-tiba berubah kembali menjadi Kelinci. Hal tersebut berhasil menarik perhatian Kode. Ia yang berniat melupakan peristiwa aneh hari ini langsung terpikir sebuah ide cemerlang.

Dengan cepat pria itu memasukkan Kelinci tadi ke dalam kotak kaca. Sambil bersiul senang ia pergi dari rumahnya menuju rumah sakit. Ketika mendaftar pada resepsionis Kode menunjukkan sebuah kartu berwarna emas.

"Ini adalah kartu istimewa, aku bisa bertemu Dokter Triton tanpa mengantri dulu," ungkap Kode membuat si resepsionis mengangguk paham.

"Saya akan mengantar Anda ke ruangan Dokter Triton."

Kode mengikuti dengan tenang dan menatap kelinci yang diam saja di dalam kotak. Tadi ia sudah memastikan jika hewan itu masih hidup. "Jangan mati dulu, Kelinciku tersayang. Aku harus melakukan sesuatu padamu," bisiknya tersenyum misterius.

"Ini adalah ruangan Dokter Triton. Kebetulan beliau baru datang dan belum menerima pasien. Anda boleh konsultasi pada beliau sekarang," kata resepsionis yang tadi mengantar.

"Ah iya, terima kasih atas bantuanmu," balas Kode menatap kepergian si resepsionis dalam diam.

Setelah itu ia pun masuk ke ruangan yang dimaksud, tampak seorang pria berpakaian serba putih di sana. Pria itu adalah Triton, dokter genius dan sangat terkenal di Ertik. Kode sudah berteman dengan Triton sejak kecil hingga mereka sangat akrab.

"Tumben kau datang ke sini," kata Triton agak terkejut melihat temannya yang jarang keluar rumah. "Kau sedang sakit? Duduk di sini, biar aku periksa keadaanmu."

Alih-alih menjawab Kode malah bertanya, "Apa aku boleh membunuh resepsionis di rumah sakit ini?"

"Jangan buat keributan di rumah sakit milik keluargaku, Kode ...! Ucap Dokter Triton.

"Yah, sayang sekali. Padahal dia memiliki tangan dan kaki yang cantik. Pasti itu akan bagus dijadikan koleksi di rumahku." Kode mengulas senyum miring.

Triton memijat pelipisnya yang tak sakit. Ia sungguh pusing jika dihadapkan pada sikap gila Kode. Selama ini temannya itu bekerja sebagai pembunuh bayaran demi memuaskan nafsu membunuhnya. Namun, di luar pekerjaan tersebut Kode kadang menghabisi nyawa orang lain secara acak.

"Aku harap kau tidak membuat ulah. Jangan membunuh siapa pun, kalau tertangkap pasti akan masalah," saran Triton menunjukkan kepeduliannya.

Namun, Kode malah mengangkat bahu tak peduli dan menyodorkan kotak kaca yang dari tadi dipegangnya. "Ini adalah Kelinci peliharaanku. Saat tadi ku bunuh dia tiba-tiba berubah jadi manusia, tepatnya seorang gadis yang tela*njang."

"Apa kata tela*njang juga harus disebut?" Dokter Triton bertanya.

Kode menjawab, "Iya, harus."

"Pulanglah ke rumahmu." seruan Dokter Triton.

Kode mengerutkan dahi bingung karena diusir tanpa alasan. Dengan nada tak terima ia pun mengajukan protes, "Kenapa aku malah diusir? Aku kan tidak jadi membunuh resepsionis itu, aku tak membuat keributan di sini."

"Bukan itu. Sepertinya kau sedang mabuk. Tak ada hewan yang bisa berubah jadi manusia. Pulang saja sekarang dan tidur agar kau cepat sadar," jelas Triton mengibaskan tangannya.

Kode mengeraskan nada bicaranya, "Aku tidak mabuk! ... Kelinci ini sungguh berubah jadi manusia."

"Dugaanku ternyata benar. Kau memang sedang mabuk." Dokter Triton menimpali.

"Sudah kubilang aku ini tidak mabuk," bantah Kode kesal. "Dengar, Kelinci ini mungkin bisa membantu masalah di Dunia kita."

"Masalah apa?" tanya Triton tak mengerti.

Kode beralih menatap Kelinci di kotak kaca lalu menjawab, "Masalah populasi perempuan. Kau harus meneliti Kelinci ini, mungkin nanti bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut. kelinci ku benar-benar bisa berubah jadi seorang gadis!"

Dokter Triton tak peduli dan berkata, "Aku sangat sibuk dan tak punya waktu untuk meladeni imajinasi liarmu. Pergi sekarang atau aku suruh penjaga untuk mengusirmu."

Karena tak ingin diseret paksa Kode pun memutuskan untuk keluar sendiri. Ia membanting pintu ruangan Triton dan pulang dengan perasaan dongkol. Padahal dirinya sudah berniat baik, tapi dokter itu malah menganggapnya berkhayal dan mabuk.

"Baiklah, aku akan meneliti kelinci ini sendiri. Kalau berhasil pasti aku bisa mendapat banyak uang," gumam Kode ketika menyetir mobil.

Pria itu melirik kotak kaca yang disimpan di sampingnya dan telah dipakaikan sabuk pengaman. Ia menyunggingkan senyum miring lalu berujar, "Aku tidak tahu kenapa kau masih hidup. Jelas-jelas aku sudah membunuhmu dalam wujud manusia, tapi tak masalah. Kau memang harus hidup agar bisa diteliti."

...****************...

...to be continue...

3) Melarikan Diri

Ternyata ini bukan mimpi. Itulah kalimat pertama yang muncul dalam pikiran Lucy setelah membuka mata. Dengan ragu ia bergerak untuk menyentuh tubuhnya, ternyata memang benar dirinya telah berubah jadi Kelinci. Hal tersebut dibuktikan oleh bulu-bulu halus yang menutupi seluruh badannya.

"Kenapa nasibku malang sekali? Padahal aku hanya ingin membuat harem saja seperti Yuka. Memangnya permintaanku berlebihan sampai tidak dikabulkan?" gerutu Lucy entah pada siapa.

Ingin mengeluh pada iblis yang dipujanya pun tak bisa. Sekarang ia benar-benar kehilangan arah, tidak punya tujuan lagi setelah masuk ke novel Harem Yukata Nari sebagai Kelinci. Lagi pula hewan kecil seperti ini tak mampu melakukan apa-apa, lebih cocok di jadikan sop kelinci.

Karena berpikir tentang masalah hidup dan mati, Lucy pun jadi teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu, saat di mana Kode membunuhnya. Jelas sekali pria itu menusukkan sebilah pisau yang tepat mengenai jantung. Namun, ajaibnya ia terbangun lagi dalam wujud Kelinci dan masih sehat walafiat.

Lucy belum sempat menyusun spekulasi atas kejadian aneh tersebut karena dikagetkan oleh suara deritan pintu. Dari sana terlihat Kode masuk sambil menenteng sebuah tas. Ketika benda kotak itu dibuka matanya bisa menangkap berbagai macam senjata tajam, bahkan pistol pun juga ada di sana.

"Eh, ternyata Kelinciku tersayang sudah bangun. Apa tidurmu nyenyak?" celetuk Kode dengan suara mendayu-dayu.

Merasa ada di situasi berbahaya, Lucy segera mencari tempat untuk berlindung agar tidak tertangkap. Apesnya ia sudah terjebak di dalam kotak kecil dengan jeruji besi yang pintunya dikunci. Sebagai seekor Kelinci ia tak akan sanggup membuka kunci tersebut. Yang dapat dilakukan sekarang hanyalah pasrah saja.

"Kau bilang namamu Lucy, kan? Jika benar begitu maka aku akan memanggilmu Lucy," ujar Kode membuka kandang Kelinci untuk mengambil peliharaannya. "Lucy-ku ingin dibunuh dengan cara apa hari ini?"

"Bicara apa orang gila ini? Cepat lepaskan aku!" jerit Lucy yang tentu saja terdengar seperti cicitan Kelinci di telinga manusia biasa.

Walaupun demikian, tapi Kode dapat merasakan bila hewan kecil dalam genggamannya sedang mengumpat. Ia tambah yakin karena Kelinci tersebut terus memberontak. Selama perjalanan pulang dari rumah sakit pria itu telah memikirkan beberapa dugaan tentang perubahan abnormal Lucy.

Spekulasi pemikiran pertama Kode, mungkin saja gadis itu memang berasal dari dunia lain dan berubah jadi Kelinci akibat perbuatan iblis. Kedua, gadis itu berbohong karena tertangkap olehnya hingga mengarang cerita. Lalu ketiga, mungkin saja gadis itu adalah spesies langka atau siluman jadi-jadian yang belum teridentifikasi di dunia ini.

Apa pun dugaannya keputusan Kode tetaplah sama, Ia akan melakukan ekspresimen pada Lucy hingga menemukan dugaan yang benar. Jika ada rahasia dalam perubahan aneh gadis itu pasti informasinya bisa dijual. Apalagi saat ini pemerintah sedang gencarnya mencari cara untuk menambah populasi perempuan.

"Karena suasana hatiku sedang bagus maka aku akan baik sedikit padamu," ucap Kode mengambil sebuah pistol lalu menembakkannya tepat ke tubuh si Kelinci.

Seperti yang diduga, hewan tersebut berubah menjadi seorang manusia begitu wujud kelincinya mati. Untuk kedua kalinya Kode melihat Lucy dalam keadaan tela*njang bulat. Namun, persetan dengan bagaimana bentuk indah tubuh gadis itu, ia tak punya nafsu sama sekali terhadap Lucy meski ia Lucy sekarang dalam wujud gadis yang sangat cantik mempesona.

Yang Kode inginkan saat ini hanyalah bereksperimen. Oleh karena itu, dengan cepat ia menyiapkan kembali pistolnya untuk menembak kembali tubuh Lucy. "Mari kita lihat apa kau akan berubah jadi Kelinci lagi atau tidak setelah kubunuh," katanya menyeringai penasaran.

Akan tetapi, sebelum pelatuk pistol ditarik, Lucy sudah lebih dulu bergerak dengan menendang tulang kering Kode. Kemudian tempurung lututnya menumbuk kema*luan pria itu tanpa ampun. Begitu lawannya ambruk Lucy pun langsung berlari kencang dari ruangan.

"Bagaimana caraku kabur dari orang sinting itu?!" jerit Lucy meratapi kemalangannya yang harus terjebak bersama Kode.

Namun, alasan gadis itu menjerit dengan frustrasi adalah karena ia berlari tanpa pakaian da*lam, sehingga buah dad*anya memantul dengan bebas 'Boing-boing, plak plok plek- plak plok plek' begitulah sekiranya suara dada Lucy yang terdengar waw. Ketika menyadari hal tersebut Lucy langsung berhenti berlari dan mengambil jaket yang kebetulan ada di atas sofa.

Pada saat bersamaan Kode berhasil mengatasi rasa sakit di *********** lalu segera mengejar Lucy. Ia tersenyum lebar saat jarak di antara mereka hanya tinggal beberapa langkah saja. "Aku akan bersikap lembut kalau kau menyerah sekarang. Jangan bersikap kasar karena aku bisa lebih kasar, Lucy."

"Wah, kebetulan sekali aku suka dikasari," balas Lucy tersenyum sambil mengacungkan jari tengah.

Sejurus kemudian gadis itu mendorong sofa di dekatnya hingga menubruk Kode. Tak ingin membuang kesempatan bagus, ia pun buru-buru melangkahkan kakinya dari rumah mengerikan ini. Akan tetapi, yang ditemukannya di luar sana adalah hutan luas dengan pohon menjulang tinggi.

Meski takut terhadap kemungkinan adanya hewan liar di hutan, tapi Lucy memaksakan diri agar terus berlari. Gadis itu pikir hutan lebih baik ketimbang Kode yang tidak waras. Setidaknya jika dimakan hewan buas ia akan langsung mati dan kemungkinan akan menjadi kelinci kembali, berbeda dengan Kodee yang pasti terus melakukan hal aneh padanya.

"Ini semua gara-gara iblis itu! Beraninya dia menipu pemujanya sendiri," hardik Lucy memaki sang iblis sepanjang acara kaburnya.

Kalimat kasar baru berhenti keluar dari mulutnya saat melihat secercah cahaya dari kejauhan. Ini sudah malam dan cahaya tersebut memberi harapan baru untuk Lucy. Ketika berhasil mendekat ia menemukan fakta bahwa cahaya tadi berasal dari sebuah mobil, lalu ada jalan kecil juga di sekitar sana.

Lucy yakin pasti jalan kecil itu dapat membawanya ke jalan raya. Hanya saja ia kurang yakin terhadap pemilik kendaraan beroda empat tersebut. Bisa saja sopirnya adalah orang suruhan Kode. Namun, keraguan itu terpatahkan dengan keluarnya si pemilik mobil.

"A-Anda polisi, kan?" tanya Lucy terlampau senang sampai suaranya bergetar.

Gadis itu hafal betul bagaimana pakaian polisi dalam novel Harem Yukata Nari. Terima kasih pada penulis novel karena memberikan visual secara lengkap, sehingga Lucy mudah mengenali semua yang ada di sekitarnya. Tanpa melihat dari dekat pun ia yakin pemilik mobil tengah mengenakan seragam polisi.

"Syukurlah Anda ada di sini." Lucy kembali bicara dengan lega kemudian menghampiri polisi tadi. Ia segera melanjutkan, "Apa Anda bisa membantu saya? Di hutan ini ada seorang pembunuh berantai!"

"Astaga, ternyata Anda adalah salah satu korban dari pembunuh kejam itu ya! Saya datang ke sini memang untuk menyelidiki kasus tersebut," balas si polisi menunjukkan raut wajah terkejut.

Lucy yang merasa tingkat keselamatannya naik drastis sontak menangis terharu. Dalam hati ia menyesal telah meragukan polisi tadi hanya karena orang itu mengenakan masker. Sungguh tak disangka polisi berjenis kela*min laki-laki ini akan menjadi penyelamat baginya.

"Tuan polisi, tolong bantu saya keluar dari sini. Saya takut sekali," pinta Lucy enggan berlama-lama di hutan.

Polisi tadi hanya mengangguk dan menuntun Lucy agar masuk ke mobil. Mereka berbincang beberapa hal selagi kendaraan melaju. Semuanya tampak normal di mata Lucy hingga polisi tersebut menghentikan mobil di tengah jalan, tepatnya di jalan yang sepi.

Karena tak ingin berburuk sangka Lucy pun bertanya, "Apa mobilnya bermasalah? Saya harap tidak ada masalah."

"Tenang saja karena mobilnya tidak apa-apa," jawab si polisi tersenyum di balik maskernya, "saya hanya ingin mengangkat panggilan dari rekan saya. Dia juga bertugas di sekitar sini."

Lucy menghela napas lega dan membiarkan polisi keluar. Dari tempatnya duduk ia bisa melihat jika polisi itu benar-benar menelepon seseorang. Kini perasaannya agak tenang karena berpikir telah selamat. Tetapi, ia berubah panik saat melihat sebuah motor datang mendekat.

"K-kenapa orang gila itu ada di sini?" tanya Lucy begitu tahu jika yang mengendarai motor tadi adalah Kode.

Tanpa menunggu lama ia langsung keluar untuk meminta bantuan polisi. Untung saja orang yang hendak dimintainya pertolongan sudah selesai menelepon. "I-itu pembunuh yang saya maksud, Pak Polisi. Ayo kita pergi saja!"

"Kenapa kita harus pergi dari sini?" sahut si polisi membuka maskernya untuk memperlihatkan seringai lebar.

Detik itu juga Lucy sadar ia telah menggali kuburannya sendiri. Ternyata identitas asli polisi tadi adalah Leonidas Aides, saudara kandung Kode sekaligus mafia yang akan jadi suami pertama Yukata Nari dalam novel. Sepertinya Lucy memang tidak ditakdirkan untuk hidup tenang di Dunia Novel ini.

...****************...

...To Be Continue...

...Cerita ini bakal up tiap hari dgn syarat ada yg komen minimal 5 org. Soalnya kalo gitu saya merasa ada yg nungguin 😅...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!