Jika ia menangkapku , maka aku mati.
Aku berlari secepat yang mampu kulakukan , memutari pepohonan, menginjak akar yang menonjol dan bebatuan di hutan. Monster itu menggeram saat mengejarku , suaranya terdengar lebih dekat daripada sebelumnya.
Aku tidak mampu mengalahkannya . Monster itu justru semakin cepat saat aku mulai merasa kelelahan.
Hutan tampak semakin tipis di depanku dan menyingkap vampir berambut pirang yang berdiri di atas bukit di kejauhan. Aku langsung mengenali vampir itu. Harapan membuncah di dalam diriku . Jika aku bisa mencapai vampir itu, aku akan baik-baik saja.
Iya mencintaiku . Ia akan melindungiku dari monster itu. Tapi aku masih sangat jauh darinya. Asap merayap naik ke atas bukit dan mengelilingi vampir itu, membuatnya hampir terlihat seperti hantu.
Aku meneriakkan namanya saat langkah kaki monster itu semakin dekat.
Dengan panik , aku melompat ke depan nyaris gagal menghindari tangan hitam yang hendak menarikku ke dalam liang kubur.
Dengan segenap usaha , aku berlari secepat mungkin ke arah vampir itu.
ia terus menyemangatiku , menggeramkan peringatan kepada monster yang tidak juga berhenti mengejarku .
"Lepaskan aku," jeritku, saat aku dijatuhkan dari belakang oleh cengkraman tangan yang kuat. "Tidak!"
"Elena!"
Teriakan itu bukan berasal dari vampir di depanku , itu berasal dari monster yang menahanku di tanah.
Aku menyentakkan kepalaku ke arah Vampir di kejauhan , tapi sosoknya meredup dan kabut menutupinya .
Tepat sebelum ia menghilang, aku mendengar suaranya.
"Dia bukan suamimu , Elena."
Guncangan keras membuyarkan mimpi yang terakhir itu. Aku terbangun dan mendapati Alex , kekasih vampirku berada di atasku .
"Ada apa? Apa kau terluka?"
Kau pasti akan menganggap itu sebagai pertanyaan yang aneh , karena itu hanyalah mimpi buruk . Tapi dengan kekuatan super dan sihir , terkadang mimpi buruk bisa berubah menjadi senjata yang mematikan. Sebelumnya, aku pernah hampir terbunuh karena mimpi. Tapi yang ini berbeda. Tidak peduli betapa pun jelas rasanya, yang kualami hanyalah mimpi.
"Aku akan baik-baik saja, jika kau berhenti menguncang-guncangkan tubuhku."
Alex menurunkan tangannya dan mengeluarkan suara lega.
"Kau tidak terbangun, dan kau bergerak-gerak dengan liar di tempat tidur. itu membawa kembali kenangan buruk."
"Aku baik-baik saja. Tadi itu hanya..... mimpi yang aneh."
Ada sesuatu tentang vampir di dalam mimpiku yang membuatku merasa tidak nyaman.
Rasanya seperti aku mengenal vampir itu. tapi tidak masuk akal, karena ia hanyalah bagian dari imajinasiku.
"Aneh sekali aku tidak bisa menangkap mimpimu." lanjut Alex .
"Biasanya mimpimu terasa seperti musik pengantar tidur untukku."
Alex adalah seorang master vampir yang lebih kuat daripada sebagian besar vampir yang pernah ku temui.
Salah satu kemampuan Alex adalah membaca pikiran manusia.
Sekalipun aku setengah manusia dan setengah vampir, masih ada cukup sisi kemanusiaan di dalam diriku yang membuat Alex bisa mendengarkan pikiranku , kecuali jika aku memblokirnya .
Tapi tetap saja, kemampuan itu masih baru untukku.
"Kau bisa mendengar mimpiku? Oh Tuhan, kau pasti tidak pernah bisa merasakan kesunyian.
Aku akan menembak kepalaku sendiri jika aku menjadi dirimu."
Yang tidak akan banyak berpengaruh untuk Alex. Hanya perak yang menembus jantung atau pemenggal leher yang memiliki efek mematikan untuk vampir.
Ditembak di kepala mungkin bisa mengenyahkan penyakit-ku secara permanen, tapi itu hanya membuat Alex mengalami sakit kepala.
Alex berbaring lagi di atas bantal. " "Jangan khawatir, Luv . Tadi aku bilang rasanya seperti musik pengantar tidur, jadi mimpimu justru menenangkanku .
Sementara untuk kesunyian, di tengah air seperti ini adalah suasana paling sunyi yang pernah kurasakan tanpa mengerut dalam prosesnya."
Aku ikut berbaring, tubuhku sedikit merinding saat mengingat pengalaman Alex yang nyaris mati.
Rambut Alex berubah putih karena berada begitu dekat dengan jurang kematian , tapi sekarang rambut itu sudah kembali ke warna aslinya coklat gelap.
"Apakah itu sebabnya kita mengapung di tengah Atlantik? Agar kau bisa mendapatkan ketenangan dan kesunyian?"
"Aku ingin waktu berduaan saja denganmu , elena.
Belakangan ini , kita jarang sekali mendapatkannya ."
Itu adalah pernyataan yang terlalu halus ketimbang kenyataannya . Meskipun aku sudah berhenti dari pekerjaanku sebagai pemimpin unit rahasia di Homeland security , yang bertugas memburu vampir dan Ghoul, hidup tidak pernah merasa sepi .
Pertama kali harus menghadapi kehilangan besar akibat perang dengan master vampir lain yang tahun lalu.
Beberapa teman Alex dan Randy , suami teman baikku Denise tewas dalam perang tersebut.
Kemudian, kami menghabiskan beberapa bulan setelahnya untuk memburu sisa-sisa antek musuh kami dalam perang tersebut, agar mereka tidak bisa membuat siasat untuk menyerang kami lagi di kemudian hari.
Setelah itu aku harus melatih penggantiku , agar paman Don memiliki seseorang untuk berperan sebagai umpan saat pasukannya hampir mengejar vampir yang "Nakal" .
Sebagian besar vampir dan Ghoul tidak membunuh saat menghisap darah manusia, tapi ada sebagian dari mereka yang membunuh untuk ersenang-senang.
Pamanku memastikan vampir dan Ghoul seperti itu disingkirkan dan tidak boleh ada satu pun masyarakat awam yang tau bahwa mereka ada .
Jadi , saat Alex mengatakan padaku kami akan bepergian dengan menggunakan kapal, aku menduga ada alasan "cari dan hancurkan" di baliknya.
Pergi ke suatu tempat sekedar untuk bersantai tidak pernah terjadi dalam hubungan kami .
"Ini akhir pekan santai?" Aku tidak bisa menyingkirkan kesan tidak percaya dalam suaraku .
Alex menyusuri bibir bawahku dengan jarinya. "Ini liburan kita, elen."
Aku masih terperangah oleh ide itu. " Bagaimana dengan kucingku?"
Aku sudah menyiapkan makanan yang cukup untuk dua hari, tapi tidak untuk perjalanan panjang.
" Jangan khawatir. Aku sudah mengirimkan seseorang ke rumah kita untuk mengurusnya .
Kita bisa pergi kemana pun di dunia ini dan menikmati waktu kita disana .
Jadi , katakan padaku kemana kau ingin pergi?"
"Paris."
Aku membuat diriku sendiri terkejut dengan mengatakannya.
Aku tidak pernah memiliki keinginan yang menggebu-gebu untuk pergi ke sana , tapi karena alasan tertentu aku merasakan itu sekarang.
Mungkin karena Paris terkenal sebagai kota para kekasih , meskipun hanya dengan melihat Alex saja sudah cukup untuk membuat suasana hatiku berubah drastis.
Alex pasti menangkap pikiranku karena ia tersenyum, yang menurut pendapatku membuat wajahnya terlihat semakin mengagumkan.
Di tengah selimut berwarna biru navy , kulit Alex berkilau oleh semburat pucat yang lembut , yang terlalu sempurna untuk menjadi kulit manusia.
Selimut itu hanya menutupi bagian perut ke bawah , memberiku pemandangan langsung ke bagian perut Alex yang ramping dan kokoh serta dadanya yang keras dan berotot.
Mata cokelat gelap Alex mulai berkilau seperti Zamrud dan taringnya mengintip keluar dari lekukan mulutnya , menegaskan padaku bahwa aku bukanlah satu-satunya orang yang tiba-tiba merasa hangat.
"Kalau begitu, kita akan pergi ke Paris," bisik Alex , lalu melemparkan selimut yang menutupi tubuh kami.
...****************...
" ... Kami akan sampai sebentar lagi.
Iya , di sangat baik Andreas . Astaga, kau menelfonku hampir setiap hari... baik , sampai ketemu di pelabuhan."
Alex menutup telfon dan menggelengkan kepalanya.
" Entah grandside-ku menyembunyikan sesuatu atau dia sudah mengembangkan obsesi yang tidak sehat terhadap setiap kegiatanmu .
Aku merentangkan tubuh di tempat tidur gantung yang ada di dek kapal. " Lain kali biarkan aku saja yang bicara dengannya. Aku akan bilang bahwa segalanya tidak pernah terasa lebih baik lagi daripada sekarang."
Tiga Minggu terakhir ini memang terasa sangat menyenangkan. Jika aku membutuhkan liburan, Alex lebih membutuhkannya lagi . Sebagai master dari barisan yang sangat besar dan master bersama dari barisan yang lebih besar lagi , Alex selalu di awasi , di nilai, ditantang atau sibuk melindungi orang-orangnya.
Semua tanggung jawab itu menguras hampir seluruh waktu Alex. Hanya beberapa hari terakhir ini Alex bisa sedikit lebih santai untuk tidur lebih lama daripada biasanya yang hanya beberapa jam.
Hanya ada satu titik hitam dalam pelayaran santai ini , tapi aku menyimpannya untuk diriku sendiri.
Kenapa harus merusak kesenangan kami dengan mengatakan pada Alex bahwa aku mengalami mimpi buruk yang konyol dan tidak berarti lagi?
Kali ini mimpi buruk ku tidak sampai ketahuan Alex. Aku rasa tidak lagi banyak mengingatnya saat terbangun. Yang ku tau mimpi itu berkaitan dengan vampir berambut pirang di mimpi pertamaku . Vampir yang memanggilku dengan nama asliku , Katty dan mengakhirinya dengan pernyataan yang sama membingungkan dia bukan suamimu.
Menurut hukum manusia, Alex bukanlah suamiku. Tapi kami terikat melalui darah dan pernikahan menurut hukum vampir, tidak ada istilah perceraian. Mereka tidak main-main dengan urusan "sampai maut memisahkan ". Mungkin mimpiku mewakili keinginan alam bawah sadarku untuk mendapatkan pernikahan tradisional. Terakhir kali kami mencoba untuk melakukannya, rencana kami dihancurkan oleh perang dengan vampir yang berpikir bahwa pertarungan menggunakan sihir mematikan adalah pertarungan yang adil .
Andreas menemui kami di pelabuhan.
Meskipun Alex memanggilnya grandsire , karena Andreas adalah sire dari vampir yang mengubah Alex , Andreas terlihat sama mudanya seperti Alex . Mungkin usia mereka sebaya saat diubah dari manusia menjadi vampir.
Andreas juga tampan dengan cara eksotik dengan pembawaan agung , sosok khas Mesir dan rambut hitam panjang yang tertiup angin.
Tapi yang benar-benar menarik perhatianku adalah bagaimana Andreas dikelilingi oleh 8 master vampir. Bahkan sebelum melangkah keluar dari kapal, aku bisa merasakan kombinasi kekuatan yang sangat besar di udara terasa sengatan listrik.
Tentu saja, Andreas memang terbiasa pergi dengan membawa rombongan terlihat seperti penjaga bukan pengikut biasa.
Alex menghampiri Andreas dan menjabat tangan sebentar.
"Halo , grandsire. Mereka tidak mungkin ada disini hanya untuk pamer" . Alex mengangguk ke pada vampir yang menunggu .
" Jadi aku menduga memang ada masalah."
Andreas mengangguk. " Kita harus pergi , kapan ini sudah cukup mengumumkan keberadaan kalian."
Kata "Reaper " dituliskan dengan cat warna merah terang pada bagian sisi kapal . Itu adalah nama julukanku , Red Reaper, yang aku dapatkan karena warna rambutku dan tugasku dalam membasmi vampir.
Andreas tidak banyak bicara padaku selain sapaan singkat dan sopan, saat kami berjalan dari tepi pelabuhan menuju mobil hitam yang menunggu.
Ada van lain yang sama persis, yang mengangkut enam orang pengawal Andreas. Saat kami pergi, van tersebut mengikuti dari jarak dekat.
"Ceritakan padaku tentang mimpimu , elen ," ujar Andreas setelah mobil yang kita naiki melaju.
Aku melongo padanya. " Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
Alex juga terlihat terkejut. " Aku tidak pernah bilang padanya, elena ."
Andreas mengabaikan kami berdua.
" Apa yang ada di dalam mimpimu ? Ceritakan secara spesifik."
" Mimpiku sangat aneh. " mulai, melihat alis Alex langsung terangkat. " Di dalamnya selalu ada vampir yang sama . Selama bermimpi aku tau siapa . Aku bahkan bisa mendengar diriku sendiri memanggil namanya, tapi saat aku terbangun, aku tidak bisa mengingat nya."
Jika baru mengenalnya , aku akan mengatakan Andreas terlihat waspada . Tentu saja, aku tidak ahli dalam menilai andreas . Andreas berusia lebih dari empat ribu tahun dan sangat genius dalam menyembunyikan emosinya, tapi mulut Andreas menegang sedikit . Atau mungkin itu hanya efek cahaya.
" Empat kali , dan jangan mulai. Jika aku mengatakan padamu kau pasti akan langsung berlabuh ke dermaga terdekat kemudian akan berkeliaran di sekitarku siang-malam. Kita sedang menjalani liburan yang menyenangkan, dan tidak mau merusaknya dengan menceritakan mimpiku . Itu bukan masalah besar." Alex mendengus . " Bukan masalah besar, katanya. Baiklah , luv , ayo kita cari tahu seberapa besar masalahnya.
Jika beruntung, itu tidak akan membuat mu kehilangan nyawa mu ."
Kemudian Alex berbalik ke Andreas.
" Kau tau ada sesuatu yang salah. Kenapa kau tidak langsung memperingati aku?"
Andreas mencondongkan tubuh ke depan. " Nyawa Katty tidak berada dalam bahaya . tapi, ada... situasi khusus.
Aku berharap kita tidak perlu melakukan percakapan ini."
" Bisakah kau langsung pada inti masalahnya, tanpa harus berputar-putar dulu?" Andreas terkenal suka mengulurkan waktu. Aku rasa dengan usia setua dirinya, Andreas memiliki kesabaran yang tidak terbatas. "Apa kalian pernah mendengar tentang vampir yang bernama Gregor?"
Seketika kepalaku terasa sakit, kemudian sakitnya lenyap dengan sama cepatnya hingga membuatku menoleh ke keliling untuk melihat apakah ada orang lain yang terpengaruh. Andreas menatap ku seolah berusaha untuk mencongkel otakku. Di sampingku Alex melontarkan umpatan kasar.
" Aku tau beberapa Gregor , tapi hanya ada satu yang dijuluki Dreamsnatcher ... Penculik Mimpi." Alex meninju kursi dan menyebabkan lengan kursi tersebut patah . " Ini yang kau anggap standar keselamatan untuk istriku?"
" Aku bukan istrimu".
Alex berbalik ke arah mu dengan ekspresi terkejut, bahkan saat tanganku terangkat ke mulutku . Darimana perkataan itu berasal ?
" Apa yang baru kamu katakan?" tanya Alex tidak percaya.
Karena terkejut aku terbata-bata.
"Ma... maksudku ... di dalam mimpiku, satu-satunya hal yang kuingat adalah vampir itu mengatakan padaku ' dia bukan suamimu.' Dan aku tau yang dia maksud kau Alex . jadi itu maksudku." Alex terlihat seolah aku baru saja menikamnya, Andreas memasang ekspresi dingin dan tertutup. Sama sekali tidak memperhatikan emosi apa pun. " Kau tau , sepertinya setiap kali segalanya terasa lebih baik untuk kami berdua, kau selalu muncul untuk mengacaukannya!" cetusku pada Andreas . " Kau memilih untuk datang ke Paris, dari semua tempat yang ada." lanjut Andreas .
" Memangnya kenapa? Kau punya kebencian khusus terhadap Prancis?" Aku merasakan kemarahan yang tidak masuk akal terhadap Andreas . Di dalam diriku, aku menjerit sekeras-kerasnya . Kenapa kau tidak bisa membiarkan kami sendirian!
Tapi aku bergegas menyingkirkannya. Ada apa sebenarnya denganku ? Apakah aku mengalami gejala PMS yang menggila atau semacamnya?
Andreas menggosok keningnya. wajah tampan itu terlihat gelisah saat berpaling dariku. "Paris adalah kota yang indah. Nikmatilah. Lihat semua pemandangannya. Tapi jangan pergi kemana pun tanpa ditemani... dan jika kau bermimpi tentang Gregor lagi , Katty jangan biarkan dia menyentuhmu . Jika kau melihatnya lagi dalam mimpimu , larilah sejauh mungkin."
" Hmmm, kau tidak bisa lolos begitu saja dengan omong kosong ' semoga liburan menyenangkan ','' kataku.
" Siapa sebenarnya Gregor, kenapa aku memimpikannya dan kenapa dia dijuluki Dreamsnatcher ?"
" Pertanyaan yang lebih baik penting adalah kenapa dia baru muncul sekarang untuk mencari Katty?" Suara Alex terdengar sedingin es. " Gregor sudah tidak pernah lagi terlihat atau terdengar kabarnya selama lebih dari satu dekade. Aku pikir dia sudah mati."
"dia belum mati ," ujar Andreas dengan tegas . "seperti halnya aku, Gregor memiliki kemampuan melihat masa depan. Dia berniat untuk mengubah masa depan berdasarkan salah satu penglihatannya. Saat aku mengetahui rencananya, aku mendengar sebagai bentuk hukuman."
" Dan apa yang dia inginkan dari istriku?"
Alex menegaskan Kata itu sambil menaikkan sebelah alisnya padaku, seolah menantangku untuk mendebat. Aku tidak mendebat nya.
" Dia terlihat Katty di salah satu penglihatannya dan memutuskan untuk memiliki Katty , " jawab Andreas dengan suara datar. " Kemudian, dia mengetahui Katty akan terikat darah dengan mu . Pada saat Katty merayakan ulang tahunnya yang keenam belas, Gregor berniat untuk mencari Katty dan menculiknya. Rencananya sangat sederhana.... jika Katty tidak pernah bertemu dengan mu , maka Katty akan menjadi miliknya bukan milikmu."
" Bajingan keparat ," maki Alex , bahkan saat aku melongo. " Aku akan memberikan selamat atas kecerdasan nya .... saat aku mengoyak jantungnya dengan perak."
" Jangan meremehkan Gregor," Kata Andreas .
" Dia berhasil melarikan diri dariku sebulan yang lalu dan sampai sekarang aku masih belum tau bagaimana dia melakukannya. Sepertinya Gregor lebih tertarik pada Katty daripada membalas dendam padaku. Setahuku sejak melarikan diri hanya Katty satu-satunya orang yang dikontak oleh Gregor melalui mimpi."
Kenapa vampir-vampir gila begitu terobsesi untuk mendapatkanku?
Kondisiku sebagai satu-satunya manusia setengah vampir yang pernah ada membawa lebih banyak rasa sakit dari pada keuntungan. Gregor bukanlah Vampir pertama yang berpikir akan menyenangkan jika bisa memilikiku sebagai mainan eksotis, tapi dia memiliki nilai lebih karena menggunakan cara yang paling tidak biasa untuk melakukannya.
" Dan kau mengurung Gregor selama lebih dari sepuluh tahun hanya untuk mencegahnya mencampuri masa depanku dengan Alex?" tanyaku , sikap skeptisku terlihat dengan jelas.
" Kenapa? Kau tidak berusaha menghentikan Alex , Ian , saat dia mencoba melakukan hal yang sama."
Mata Andreas yang berwarna seperti besi beralih dari aku ke Alex .
" Ada lebih banyak hal yang dipertaruhkan," ujar Andreas. Kemudian " Jika kau tidak pernah bertemu dengan Alex , dia mungkin akan tetap berada di bawah kekuasaan Ian lebih lama , bukannya memimpin barisannya sendiri dan menjadi master bersama untuk barisanku saat aku membutuhkannya . Aku tidak bisa mengambil resiko itu."
Jadi , bantuan Andreas bukan diberikan atas dasar niat yang tulus. Brengsek . Vampir memang jarang melakukan sesuatu dengan motif mengutamakan kepentingan orang lain.
" Apa yang terjadi jika Gregor menyentuhku di dalam mimpiku?" tanyaku dengan penasaran.
" Apa yang akan menimpaku?"
Alex yang menjawabku dan sorot api di matanya bisa membakar wajahku .
" Jika Gregor sampai menyentuhmu di dalam mimpimu saat terbangun kau akan berada di tempatnya berada. Itulah sebabnya dia di juliki dreamsnatcher .
Dia bisa menculik orang dalam mimpi mereka."
Tentu saja aku mendebat mereka. Kedua pria tersebut memberiku tatapan yang mengatakan betapa bodohnya aku karena mendebat sesuatu yang mereka tau merupakan fakta. Biasanya kemampuan Gregor hanya berhasil untuk manusia, karena Vampir dan Ghoul memiliki kemampuan pengendalian pikiran supranatural yang mencegah penculikan alam bawah sadar semacam itu. Tapi karena aku manusia setengah Vampir, ada kemungkinan trik Gregor juga berhasil untukku.
Tunggu sampai aku mengatakan pada pamanku bahwa ada vampir yang memiliki kemampuan seperti itu. Dia pasti akan buang air di ******. " ***** mimpimu, Gregor akan berusaha untuk membujukmu ," lanjut Andreas. " Kau harus berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan apa pun yang di katakannya dan bangun dari tidurmu secepat mungkin."
" Tentu saja," gumamku .
" Omong-omong, apa hubungannya dengan Paris ? Kau bilang kami memilih untuk datang ke Paris seolah itu memiliki makna tertentu."
"Gregor adalah orang Prancis," begitu jawab Andreas.
" Kau memilih untuk datang ke kampung halamannya selama hampir sembilan abad. Aku tidak yakin itu hanya kebetulan. Amarahku bangkit. " Apa sebenarnya maksudmu?"
" Sudah jelas," ujar Alex , hampir mencabut lenganku saat kami berjalan ke sebuah pondok yang indah, dimana sebagian bangunannya tertutup tanaman pakis .
"Gregor yang memintamu untuk kesini."
Kami di sapa oleh pasangan Prancis, keduanya Vampir yang menemui kami di pintu depan dengan kata kata sambutan yang tidak ku mengerti. Alex berbicara dengan mereka menggunakan bahasa yang sama, logat Alex terdengar sama aslinya seperti mereka.
" Kau tidak pernah mengatakan padaku kau fasih berbahasa Prancis," gumamku.
" Kau tidak pernah mengatakan padaku kau mengalami mimpi buruk yang berulang," balas Alex dalam bahasa Inggris.
Alex masih marah. Aku menghela nafas . Setidaknya kami sudah menjalani 2 Minggu penuh kedamaian. Perkenalan dilakukan dalam bahasa Inggris. Sonya dan suaminya, Noel adalah tuan rumah kami selama kami berada di Paris.
" Kalian menikah?" tanyaku dengan terkejut, kemudian merona. " Aku tidak bermaksud terdengar begitu syok , aku hanya......."
" Kalian adalah pasangan suami-istri Vampir yang pertama kutemuinya , Mes Amis ,"jelas Alex . " Aku pikir dia mulai percaya kalau dia memegang monopoli di atas status itu. " Mereka berdua tertawa, dan momen kecanggungan berlalu . Sonya bahkan tidak sedikit pun menunjukkan keterkejutan saat melihat setengah lusin vampir yang menyebar di sekeliling rumahnya.
Mereka menunjukkan kamar kami , dengan pemandangan taman di kelilinginya . Sonya adalah seorang ahli holtikultura. Tamannya bisa di samakan dengan taman Eden .
" Ketentuan dan kesabaran, Ma Cherie ," ujar Sonya saat aku memujinya. " Semua hal bisa dilakukan dengan menggabungkan keduanya."
Sonya menatap Alex dengan tajam setelah mengatakannya, membuatku menyadari bahwa Sonya tidak melewatkan komentar pedas Alex sebelumnya. Sonya-ku sayang, aku akan mencoba mengingatnya," timpal Alex.
" Tentu saja, sekarang kalian pasti ingin menyegarkan diri dan makan sesuatu. Katty, disini ada buah , keju , dan wine yang didinginkan. Alex apakah aku harus mengirimkan seseorang sekarang atau nanti?"
" Nanti saja. Aku harus terlebih dulu berbicara dengan istriku."
Sekali lagi, nada suara Alex menyiratkan tantangan saat mengucapkan kata itu. Sonya dan Noel pergi. Sebelum suara langkah kaki mereka memudar, Alex sudah mulai menceramahiku.
"Astaga, Katty, aku pikir kita sudah selesai membahas ini tapi sekali lagi kau memutuskan apa yang bisa dan tidak bisa kutangani tanpa membahasnya denganku."
Sebagian penyesalanku sirna saat mendengar nada menuduh dalam suara Alex . " Aku pikir mimpiku itu bukan apa-apa, itu sebabnya aku tidak mengatakannya padamu."
" Bukan apa-apa? Itu cara yang sangat halus untuk menjabarkan seorang vampir kejam yang berniat menculikmu langsung dari tempat tidur kita."
" Aku tidak menyadari bahwa itulah yang terjadi!"
" Kau tau sesuatu yang aneh , tapi kau menyembunyikan apa pun dariku adalah sebuah kesalahan."
Perkataan itu terasa bagaikan hantaman untukku. Beberapa bulan bertemu statusku sebagai manusia setengah vampir terbongkar saat di tahan karena membunuh . Saat itu aku tidak bahwa Don , agen FBI yang mengintrogasi diriku adalah adik dari ayah vampirku yang bisa membuat ibuku hamil hanya karena ia berhubungan intim dengan ibuku tidak lama setelah ia berubah jadi vampir . Aku juga tidak tahu bahwa sejak aku dilahirkan Don sudah sadar bahwa aku adalah manusia setengah vampir .
Aku pikir Don hanyalah petinggi FBI yang tahu banyak tentang vampir dan akan membunuh Alex jika aku tidak menerima tawarannya untuk bergabung dalam tim rahasianya.
Jadi aku mempercayai Alex dan pergi bersama Don karena percaya hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Alex . Alex sangat marah dengan tindakanku . Meskipun butuh waktu lebih lama dari empat tahun, Alex akhirnya berhasil menemukanku kemudian ia menunjukkan padaku betapa salahnya aku jika berpikir mustahil bagi kami untuk bersama . " Aku masih merasa sangat bersalah dengan apa yang kulakukan dan sekarang Alex menaburkan garam lagi di atas luka lama itu.
" Berapa lama kau akan menghukumku untuk itu?
Jika komentarmu yang terakhir bisa menjadi indikator, aku rasa aku harus menerimanya selama bertahun-tahun mendatang.
" Sebagian marah lenyap dari wajah Alex . Alex menyusuri rambutnya dengan tangan, memberiku tatapan frustasi tapi mempesona.
" Apa kau tahu bagaimana perasaanku , jika aku terbangun dan mendapati sudah hilang tanpa jejak? Itu akan membuatku gila, Katty.
" Aku menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan perlahan. sudahlah Katty. Jika Alex yang menghilang dariku dalam tidurnya, diculik oleh vampir aneh tanpa ada tujuan yang jelas , aku juga akan kehilangan kewarasanku .
Sudahlah , Katty . Sekarang bukan waktunya saling membalas komentar yang tidak kalian berdua maksudkan.
" Lupakan saja masalah itu, oke? Seharusnya aku bercerita padamu tentang mimpi itu. Jika aku mengalami mimpi yang sama lagi , aku akan mengatakannya padamu segera setelah aku terbangun. Ini sumpah seorang istri ."
Alex menghampiriku , mencengkram bahuku. " Aku tidak sanggup jika sampai kehilanganmu seperti itu, Katty."
Aku melingkupi tangannya dengan tanganku ." Kau tidak akan kehilangan aku . Aku berjanji."
****************
Gedung opera Palais Garnier adalah bangunan yang mengagumkan dengan setiap detailnya yang memiliki arsitektur antik dan kuno yang sudah berusia ratusan tahun. Sonya dan Noel ikut pergi bersama kami, begitu pula dengan rombongan penjaga kami . Alex tidak mau mengambil risiko Gregor muncul dan merusak kesenangan kami.
Ini adalah Opera pertama yang ku saksikan. Biasanya aku tidak mengenakan pakaian indah tanpa membunuh seseorang, tapi kecuali Operanya lebih nyata daripada yang tertera dalam brosur, tidak akan ada pembunuhan yang terjadi malam ini.
Alex menerima banyak sekali tatapan kagum di sepanjang jalan menuju ke pintu utama , yang membuat tanganku menggandengnya semakin kuat. Memang , Alex terlihat spektakuler dalam balutan tuksedo hitam dan syal sutra putih yang dililitkan di sekeliling lehernya, tapi haruskah semua wanita melongo menatapnya? Pada sebagian besar waktu, aku mencubit diriku sendiri setiap kali melihat ketampanan Alex yang memukau hampir tidak percaya bahwa seseorang semengagumkan itu bisa menjadi milikku . Tapi terkadang, tatapan penuh nafsu yang diarahkan padanya membuatku berharap Alex tidak setampan itu.
" Mereka bukan menatapku , sayang," gumam Alex .
" Mereka menatapmu .Sama sepertiku." Aku tersenyum melihat kerlingan yang diberikan Alex padaku . " Ini hanya karena gaunnya," kataku .
" Potongan gaun ini membuat pinggul dan payudaraku terlihat besar."
Gaun tafeta warna tua itu memiliki tali menyilang di bagian dada yang menyembunyikan bra tanpa tali yang ku pakai di baliknya. Tali menyilang itu berkumpul di pinggulku sebelum mengembang seperti sirip ikan di bagian belakang rok yang panjang dan ketat . Itu adalah gaun paling indah yang pernah kupakai. Alex tergelak pelan .
" Aku tidak bisa berhenti bertanya-tanya bagaimana aku bisa memasukimu saat kau masih memakai gaun itu. Saat ini, aku sudah memutuskan untuk melakukannya dari belakang, meskipun keputusanku itu bisa saja berubah pada akhir pementasan opera."
" Kenapa kita menonton opera jika kau terus membayangkan bagaimana cara meniduriku dan bukannya menonton pementasannya?"
" Karena ada kesenangan tersendiri," sahut Alex sambil menyeringai nakal.
" Aku akan menikmati membayangkan semua yang akan kulakukan padamu begitu kita hanya berduaan."
Kemudian , Alex menjadi lebih serius dan kilau jahil lenyap dari matanya. " Sebenarnya, aku berencana setelah menonton Opera kita akan pergi makan malam, kemudian berjalan-jalan menyusuri kota. Meskipun ada pengawal yang mengikuti kita, aku yakin mereka tidak akan terus menempel kita. Apa kau menyukai ide itu?"
Mulutku melongo. Berjalan-jalan tanpa baju pelindung yang berat dan pasukan bersenjata lengkap di sekilingku? Hanya melihat-lihat, seperti orang normal.
"oiu , si dan kata ia dalam bahasa apapun. Ku mohon jangan katakan padaku kau hendak mengatakan 'aku hanya bergurau."
" Aku tidak akan mengatakannya. pementasannya akan segera di mulai. Ayo , kita cari kursi kita "
"Oke".
" Kau sangat penurut , ya ? " Kesannya jahil terdengar lagi dari suara Alex. " Aku akan memanfaatkannya nanti."
****************
Saat tirai diturunkan untuk jeda antarababak , aku tau tiga hal : aku menyukai opera , aku ingin minum dan aku harus buang air kecil.
" Aku ikut denganmu," ujar Alex, saat aku mengatakan harus pergi ke kamar mandi.
Aku memutar bola mataku . " mereka punya peraturan tentang hal itu."
" Aku harus memulai lagi lipstikku , Katty, apa kau keberatan jika aku menemanimu ?"tanya Sonya .
"Alex , kau bisa mengambilkan sampanye, aku juga mau segelas. Tempatnya ada di seberang kamar mandi, jadi kau tidak akan kesulitan menemukan kami ."
Terjemahan sudah jelas . Alex akan berada di dekat kami , kalau-kalau ada masalah entah itu penculik Mimpi sesat atau hantu gedung Opera dan aku punya pengawal .
Alex mengangguk. " Aku bisa menemanimu. itu bukan sikap overprotektif. Hanya tata Krama ."
" Tentu saja, " ujarku sambil cemberut.
" Terserah apa katamu."
ada barisan panjang di kamar kecil wanita. Alex mendengus geli saat ia melihat tatapanku terarah ke kamar kecil pria yang kosong.
"mereka punya peraturan tentang hal itu," gurau Alex .
" Aku tau semua wanita itu bukan menunggu giliran untuk buang air, mereka seharusnya memiliki ruangan terpisah untuk bersolek , agar yang lain bisa buang air," gerutuku , kemudian menoleh ke Sonya dengan sorot meminta maaf.
" Hmmm , maksudku bukan kau . Abaikan saja semua yang kukatakan, sebaiknya kita masuk saja ."
Sonya tertawa. " Aku tau apa yang kau maksudkan, Cherie. Aku juga sering berpikir begitu, karena sudah sejak lama aku tidak pernah lagi buang air."
" Bawakan minuman, Alex lakukan dengan cepat untuk menyegarkan mulutku."
Alex mencium tanganku. " Sampai ketemu lagi di sini ."
Saat Alex berjalan menjauh aku bukanlah satu-satunya orang yang menikmati pemandangan tubuhnya dari belakang.
" Mmmmm hmmm."
Helaan kagum terdengar dari seorang wanita berambut cokelat di antrean kamar kecil wanita. Aku menaikkan sebelah alisku padanya dan menepuk cincin pertunanganku untuk lebih menegaskan.
" Sudah ada yang punya, sayang."
Wanita itu manusia, jika tidak aku pasti menghajarnya saat ia melirik Alex lagi sebelum mengangkat bahu .
" Tidak ada yang bertahan selamanya."
Gigiku saling beradu . " kecuali kematian.
" Sonya mengatakan sesuatu dalam bahasa Prancis, yang membuat mulut wanita itu cemberut lalu berbalik sambil menoleh jengkel padaku . " Jika kau tidak tahan priamu di kagumi wanita lain, sebaiknya kau simpan saja di rumah."
Kau tidak boleh membunuhnya hanya karena dia menyebalkan , tegasku untuk mengingatkan diriku sendiri. Sekalipun kau bisa membuang mayatnya secara diam-diam . . .
" Caranya bercinta lebih mengagumkan daripada tampangnya," aku harus puas dengan mengatakan itu dan membatalkan niatku untuk membunuhnya. Beberapa kepala menoleh ke arahku. Aku tidak peduli; aku sedang kesal . "Dan wajah yang tampan itu akan terapit diantara kakiku , segera setelah kami pulang ke rumah, jangan khawatir."
Dari kerumunan di bar , aku mendengar Alex tertawa. Sonya tergelak .
Wanita itu memberiku tatapan sengit dan melangkah keluar dari antrean.
" Bon³ ... berkurang satu orang didepan kita, kita pasti sudah selesai sebelum Alex mendapatkan minuman." ujar Sonya setelah berhenti tertawa. " Satu lewat," Aku menatap antrean didepan ku , sebagian besar wanita itu tersenyum atau menghindari tatapanku karena kehebohan kecil tadi." Masih ada selusin lagi."
Sepuluh menit kemudian, saat kami memasuki kamar kecil aku berusaha untuk tidak melompat-lompat dengan satu kaki karena tidak sabar. Butuh usaha keras untuk menunggu giliranku dan tidak meminta Sonya untuk menggunakan pendali pikiran Vampir agar wanita lain menyingkir dari antrean, karena itu tidak adil untuk mereka.
Saat keluar dari kamar kecil, Sonya sedang memasukkan kembali lipstiknya ke tas tangan yang kecil . Aku bergabung dengannya di depan cermin untuk mencuci tanganku .
" Dunia memang kecil ." ujar seseorang disebelah kananku.
Aku berbalik, melihat seorang wanita pirang berwajah manis sedang menatapku . " Apa?"
" Kau ingat padaku ?" Wanita itu menggelengkan kepala. " Memang udah cukup lama. Aku bahkan tidak yakin itu kau sampai kau membentak wanita lain tadi, tapi warna rambutmu yang mencolok sulit untuk dilupakan. Di tambah lagi, kau juga tidak sabaran saat kita pertama kali bertemu."
Dari logatnya wanita pirang ini adalah orang Amerika. Dan aku belum pernah melihatnya seumur hidupku . " Maaf , tapi kau pasti salah orang. " Toh , selama ini aku selalu hebat dalam mengingat orang. Ingatan manusia setengah vampir memang luar biasa, dan sangat berguna dalam menjalankan pekerjaan lamaku.
" Kita bertemu di Riz on place vendome , ingat?" Aku masih menggelang kepala . Wanita pirang itu menghela nafas. Tidak masalah. Tampaknya hubunganmu dengan pria yang sebelumnya tidak berjalan dengan baik , tapi sepertinya kau mendapatkan pengganti yang lebih baik.... bagus untukmu."
" Hah?"
Sekarang aku mulai bertanya-tanya apakah wanita itu sudah gila. Sonya bergeser mendekat padaku. Wanita pirang itu menepukkn bedak ke hidungnya sebelum memasukkan bedaknya ke tas .
" Toh ,dulu kau terlihat terlalu muda untuk menikah, jadi aku tidak akan menyalakanmu ..."
" Hah ?" ulangku dengan kebingungan yang terlihat jelas . Wanita pirang itu menghela nafas lagi." Lupakanlah.
Seneng bertemu denganmu lagi ."
Wanita itu meninggal kamar kecil. Sonya hendak menghentikannya saat aku bergumam, " Jangan repot - repot . Dia hanya salah mengenali orang ."
Rasa sakit tiba-tiba menusuk kepalaku seperti ada jarum kecil yang ditancapkan ke otakku . Aku menggosok pelipisku . "Apa kau baik-baik saja, Cherie?" tanya Sonya.
"Iya . dia pasti salah orang." ulangku .
" Toh , ini kunjungan pertamaku keparis .
****************
Kami berjalan di sepanjang rute de Clichy dengan pengawal mengikuti beberapa meter dibelakang kami.
Aku menolak tawaran makan malam lengkap dan hanya memesan croissant serta cappucino di salah satu cafe menawan yang berjejer di pinggir jalan.
Sonya dan Noel tidak ikut bersama kami , karena memilih untuk membiarkan kami mendapatkan sedikit private. Dan kelihatan memang menyenangkan, jika tidak memedulikan pengawal dan ratusan pejalan kaki di sekitar kami . Kami hanyalah pasangan biasa , salah satu dari sekian banyak pasangan yang berjalan-jalan di jalanan kota Paris pada tengah malam.
Alex menjelaskan sejarah bangunan dan gedung yang masih berdiri... dan apa yang ada disan dulu . Alex membuatku tertawa saat menceritakan kisah tentang dirinya, teman baiknya Sammy dan sire-nya Ian. Aku hanya bisa membayangkan bagaimana mereka bertiga dibesarkan.
Kami berhenti di ujung salah satu jalanan panjang, dimana gedung-gedung lebih rapat. Alex meneriakan sesuatu dalam bahasa Prancis, kemudian membawaku ke gang sempit yang gelap sempit.
"Apa yang baru saja kau katakan?"
Alex tersenyum. "Sebaiknya kau tidak tahu."
Kemudian Alex ******* mulutku dengan ciuman yang dalam dan meleburkan tubuhku dengannya. Aku terkesiap saat aku merasakan tangannya menarik gaunku ke atas" Apa yang baru saja kau katakan?"
Alex tersenyum. " Sebaiknya kau tidak tahu." Kemudian Alex ******* mulutku dengan ciuman yang dalam dan meleburkan tubuhku dengannya. Aku terkesiap saat merasakan tangannya menarik gaunku ke atas.
" Apa kau sudah gila? Ada setengah lusin Vampir di sekitar kita...."
" Tidak ada seorang pun yang akan melihat," Alex memotong perkataanku sambil tergelak . " Seperti yang sudah kuperintahkan ."
" Mereka masih bisa mendengar Alex ." Aku terus mengajukan keberatan, menghadap dinding saat Alex memutar tubuhku .
Alex terus tertawa. " Kalau begitu, pastikan kau mengatakan hal-hal yang bagus ."
Alex melingkarkan lengannya di seputar pinggangku , mengunciku di sampingnya. Tubuhku yang menggeliat hanya membuat gaunku tertarik lebih tinggi saat tangan Alex mengangkatnya ke atas .
Kemudian, tusukan tiba-tiba taring Alex di leherku membuatku membeku . Erangan nikmat terlontar dari mulutnya.
" Ah , Katty, kau menyukainya sebesar diriku . Gigit aku , luv , saat aku melakukan hal yang sama terhadapmu ."
Darah yang meninggalkan tubuhku dan menyebar ke tubuh Alex terasa seperti digantikan oleh api yang manis . Alex memang benar ; aku suka sekali saat ia menggigitku . Kulitku terasa panas, detak jantungku semakin cepat. Kemudian aku menggesekkan tubuhku padanya dan mengerang saat menunggu Alex membuka celananya.
"Alex," desahku .
Wajahku menghantam dinding dengan sangat keras hingga aku bisa merasakan pipiku remuk . Pasti hantaman itu cukup keras untuk membuatku pingsan juga. Hanya selama detik , kemudian terdengar berondongan peluru.
Peluru menyerbu dari atas kami dari semua isi .... dari semua tempat kecuali dinding yang menghimpitku . Alex menekanku dengan kuat ke dinding tersebut. Tubuh Alex menyelubungi tubuhku, melindungiku , berguncang hebat sementara ia meninju dinding di depanku , berusaha untuk membuat pintu yang tidak ada .
Pada saat itulah Alex menyadari kenapa tubuh Alex bergetar. Alex di terjang oleh lusinan peluru.
Kedengarannya pengawal kami mengalami nasib yang jauh lebih buruk . Mereka pasti membuat pagar betis di sekeliling tubuh kami yang meringkuk . Saat berondongan peluru di akhiri jeritan, aku mulai memberontak dengan panik . Ternyata situasinya lebih buruk daripada yang kupikirkan. Siapa pun yang melakukannya, mereka pasti menggunakan peluru perak.
" Kita harus melarikan diri dari sini , ini akan membunuhmu!" teriakku berusaha untuk mengeluarkan diriku dari cangkang tubuh Alex yang melindungiku .
Dengan kekuatan Alex yang menahanku, sia-sia saja aku memberontak seperti kura-kura terbalik .
" Jika kita melarikan diri, peluru mereka bisa mengenalmu ," tegas Alex , hampir terdengar di antara suara berondongan peluru. "Salah satu dari pengawal kita pasti sudah meminta bantuan. Kita akan menunggu Andreas akan datang."
"Pada saat itu kau sudah mati ," balasku .
memang sulit untuk membunuh vampir melalui tembakan, sekalipun menggunakan peluru perak , karena butuh waktu lama lagi untuk mengoyak jantung. Alex pernah mengajariku hal itu. Tidak ada Vampir yang akan berdiri diam dan berpose untukmu ....
Kata-kata Alex enam tahun yang lalu menyingkirkan pistol sebagai senjata yang efektif. Tapi saat ini Alex memang sedang berdiri diam dan berpose untuk mereka. Bantuan akan datang terlambat. Alex pasti tau itu , begitu pula denganku . Untuk pertama kalinya, Alex berbohong padaku.
Tinju Alex akhirnya berhasil menghancurkan dinding bangunan di depan kami . Orang-orang di dalamnya menjerit ketakutan. jika waktunya cukup, Alex pasti bisa menghancurkan seluruh bangunan itu dan kamu bisa mendapatkan perlindungan dari hujan peluru. Tapi meninju dinding dengan tangan satu sambil di berondong peluru? Gerakan Alex sudah melambat, tinjunya lagi sekuat sebelumnya. Oh Tuhan, Alex akan mati di atas tubuhku, di tengah gang yang sempit.
Ada ketakutan baru yang terbentuk di dalam diriku. Bahkan otakku tidak bisa memberikan perintah yang jelas pada tubuhku. Yang aku tau hanyalah Alex harus menyingkirkan dari hujan peluru itu , agar bisa memulihkan dirinya sendiri.
Dengan tujuan itu dalam pikiranku , aku berhasil bermanuver , kemudian melompat dengan lenganku melingkari tubuh Alex . Kami berhasil sampai di atap gedung lima lantai tersebut. Begitu sampai di atap , aku berguling bersama Alex tapi anehnya tidak ada peluru yang mengikuti kami . Aku tidak sempat memikirkan kenapa mereka tidak menembaki kami lagi, karena aku merasakan Alex terkulai lemas di dalam pelukanku . Ketakutan menguasai diriku , mendorongku untuk melompat ke atap gedung sebelah dengan membawa Alex . Kemudian gedung berikutnya dan berikutnya, bahkan aku tidak sempat terkesima oleh apa yang kulakukan. Saat suara berondongan peluru memudar, aku berhenti.
Dengan apa yang telah aku lakukan, aku jatuh lemas seperti baru , tapi Alex membutuhkan darah. Dalam jumlah banyak.
kami tidak dikejar oleh penyerang kami . Mungkin untuk sementara ini pengawal kami berhasil menahan mereka, tapi tidak untuk waktu lama. Aku memegangi kepala Alex yang terkulai dan menggoreskan pergelangan tanganku ke taringnya, membiarkan darahku mengisi mulutnya.
Selama beberapa saat yang mengerikan, tidak ada yang terjadi. Alex tidak menelan, tidak membuka mata atau melakukan apapun sehingga darahku mengalir keluar dari mulutnya.
Dengan panik , aku menggunakan tanganku yang lain untuk membuka rahangnya, memaksa darahku turun ke tenggorokannya. Air mata mengaburkan pandanganku, karena ada banyak sekali lubang peluru di tubuh Alex , bahkan ada pula di pipinya. Oh Tuhan, jangan biarkan Alex mati.
Akhirnya Alex menelan . Mata Alex tidak terbuka, tapi ada isapan di pergelangan tanganku yang sebelumnya tidak terasa. Isapan itu semakin kuat, menyedot darah dari pembuluh darahku dan kelegaanku mengaburkan rasa pusing yang mengikutinya.
Dengan terkesima, aku menyaksikan lubang di tubuh Alex mulai membengkak, kemudian peluru perak berloncatan keluar dari tubuhnya. Pemandangan itu membuatku tersenyum, bahkan saat pandanganku kabur dan semua berubah gelap, tepat pada saat Alex membuka mata.
Bangun sekarang..."
" .... akan segera pergi, dia akan tiba besok ... " Potongan percakapan itu terdengar di telingaku . Aku merasa hangat. Yah , hampir di semua tempat kecuali lenganku .
Sesuatu yang dingin dan lembut menyeka keningku .
" Apa kau sudah sadar, Katty?"
Pertanyaan itu menyentakkan mataku hingga terbuka, membuyarkan kabut gelap dalam pikiranku.
Aku mencoba untuk membangun, tapi cengkraman kuat menahanku .
" Jangan bergerak , luv , tunggu sampai darahnya bisa bersirkulasi?"
darah? Setelah aku mengerjakan mata beberapa kali , Alex mulai tampak fokus. Tubuh Alex masih bersimbah darah, tapi tatapannya stabil. Itu menenangkanku dan aku terhempas lagi ke tempatku sebelumnya, yang tampaknya berada di atas pangkuan Alex. Dua kantong darah, jarum suntik dan sebuah kater di sebelah Alex.
" Dimana kita?"
"Di dalam sebuah Van dalam perjalanan menuju ke London," jawab Alex . " Kau ingat serangan terhadap kita?"
" Aku ingat melihat cukup banyak perak berloncatan keluar dari tubuhmu, hingga cukup untuk membiayai kuliah seseorang," sahutku sambil menoleh ke sekeliling dan melihat Andreas serta empat Vampir lain ikut bersama kami.
" Kau bisa saja hampir terbunuh . Jangan pernah lakukan itu lagi . Tawa serak terdengar dari mulut Alex .
" Yang benar saja , kaulah wanita yang menghibahkan hampir semua darahnya untukku."
"Ada terlalu banyak peluru perak di dalam tubuhmu hingga kau mungkin tidak bisa memulihkan diri sendiri. Apa yang harus kulakukan, duduk saja dan menyaksikan kamu mati?"
"Dan para penyerang itu bisa saja meledakkan kepalamu dengan berondongan peluru," itu jawaban tegas Alex .
" Siapa mereka? Apa mereka berhasil melarikan diri?" Aku menyentuh pipiku .
Tidak terasa sakit pasti yang diberikan Alex padaku bukanlah darah manusia.
Aku mungkin bisa pulih lebih cepat daripada manusia biasa, tapi hanya darah vampir yang bisa memperbaiki tulang yang patah secepatnya ini .
" Aku minta maaf , luv ," gumam Alex .
" Aku hampir membuatmu terbunuh , berjalan ke tiang gantungan seperti orang bodoh."
" Berapa banyak yang tewas?"
" Tiga dari enam pengawal kita tewas." Tapi ada lebih dari sekedar penyesalan dan kesedihan dalam suara Alex .
Aku tidak bisa menebak apa .
" Ghoul menyerang kita dan seperti yang kau tau mereka bersenjata lengkap . Setelah kau membawaku pergi, sekitar delapan Vampir lain ikut dalam pertempuran."
" Setidaknya ada bantuan yang datang," aku tersenyum pada Andreas. " Terimakasih."
Mulut Alex mengerut . " Bukan orang-orang Andreas yang datang membantu kita. Vampir penyelamat kita mungkin akan berbalik menyerangku jika Andreas tidak datang kemudian dengan bawa bantuan."
Mungkin darah yang baru ku minum belum sampai ke otakku , karena tidak mengerti. " Jika mereka bukan orang-orang Andreas, lalu siapa mereka?"
" Kita diikuti oleh dua kelompok," jelas Alex .
" Para Ghoul itu dan orang-orang Gregor. dia pasti sudah lelah mencoba menculikmu melalui mimpi dan memutuskan untuk melakukan aksi yang lebih nyata."
Aku menyadari bahwa Andreas belum mengatakan apa-apa.
" Bagaimana pendapatmu dalam hal ini?" Andreas menoleh padaku.
" Saat tiba di rumah Sammy, kita akan berada di lingkungan yang lebih baik untuk melanjutkan percakapan ini."
" Sekarang." Satu kata dari Alex mampu mewakili ribuan kata.
" Crispin...."
" Dan kini kau memanggilku dengan nama manusiaku , seolah aku masih bocah ingusan itu." sela Alex .
Aku ini rekanmu dalam persekutuan kita, jadi kau harus mengatakan padaku semua yang kau tau tentang Gregor."
Alex menantang Andreas untuk memulai perang saudara di antara mereka dengan menolak.
Aku tidak menyangka Alex akan bersikap tegas seperti itu dan benar-benar marah dengan sikap tertutup Andreas, dan dari ekspresi wajah Andreas terkejut ia pun tidak menduga.
Kemudian Alex tersenyum tipis .
" Baiklah aku sudah pernah mengatakan pada kalian bahwa aku mengurung Gregor karena berusaha untuk ikut campur dalam masa depan Katty, sehingga dia tidak akan pernah bertemu denganmu . Yang belum kukatakan pada kalian adalah Gregor sudah berhasil membawa Katty pergi bersamanya sebelum aku menangkapnya."
Aku terlonjak " Aku belum pernah bertemu dengan Gregor seumur hidupku !"
" Itu yang kau ingat," timpal Andreas.
" Kau merasakan sakit di kepala setiap kali mendengar nama Gregor, iya kan ? Itu efek dari ingatanmu yang terhapus.
Kau sudah berminggu-minggu bersama dengan Gregor sebelum kami menemukan kalian berdua di Paris .
Pada saat itu, dia sudah berhasil memikatmu dan membuatmu bingung dengan kebohongannya. Aku tau aku harus menghapus ingatanmu agar bisa memperbaiki segalanya itu sebabnya kau tidak memiliki ingatan tentang kebersamaan dengannya."
" Itu tidak mungkin, dia tidak mungkin..." Rasanya kepalaku seperti di hantam dengan palu berulang kali.
Dia bukan suamimu... Tampaknya hubunganmu dengan pria sebelumnya tidak berjalan dengan baik.... kita bertemu di Ritz Place Vendome...
" Tapi kemampuan pengendalian pikiran Vampir tidak berpengaruh untukku," ujarku kemudian.
" Aku manusia setengah Vampir.... trik semacam itu tidak pernah berhasil untukku!"
" Itu sebabnya hanya aku yang bisa melakukannya." Jelas Andreas dengan suara tenang.
" Aku harus mengerahkan semua tenagaku untuk melakukannya , di tambah dengan mantra untuk menghapus potongan waktu itu dari ingatanmu .
Hanya ada sedikit sekali Vampir yang mampu melakukannya."
Alex terlihat sama terkejutnya denganku .
Partir de la Femme de Mon maitre , " gumam Alex .
" Itu yang diteriakkan oleh salah satu Vampir Gregor padaku sebelum dia kabur.
Jadi , itu sebabnya Gregor begitu terobsesi dengan Katty."
Andreas terdiam. Alex menoleh padanya kemudian padaku .
" Aku tidak peduli," kata Alex kemudian.
" Gregor bisa menelan sendiri klaimnya."
Aku masih belum merasa yakin . " Tapi sebelum bertemu dengan Alex , aku selalu membenci Vampir.
Aku tidak mungkin pergi selama berminggu-minggu bersama dengan vampir."
" Kau membenci vampir karena pengaruh ibumu." jelas Andreas.
" Gregor terlebih dulu mengatasi ibumu , menghipnotis ibumu agar mengatakan bahwa dia adalah teman ibumu agar mengatakan bahwa dia adalah teman ibumu yang akan melindungi."
Alex menggeram . " Sejauh mana klaim Gregor sudah tersebar?"
Andreas menatap Alex . " Kau belum bertanya padaku apakah itu benar terjadi."
Aku merasa mereka sedang berbicara dengan bahasa asing. " Apa?"
" Tidak masalah . Gregor baru bisa mendapatkan Katty setelah dia melangkahi mayatku yang kering dan mengerut ."
" Apa!" Sekarang aku menyikut Alex untuk memberikan penekanan.
" Klaim Gregor," ujar Alex dengan dingin. " Setelah sekarang dia bebas, dia mengatakan pada orang-orang bahwa selama berminggu-minggu kalian bersama, dia sudah menikahi mu ."
Bertolak belakang dengan anggapan semua orang, seumur hidupku jarang sekali aku tidak bisa berkata-kata. Pertama kali terjadi pada saat usiaku enam belas tahun , ketika ibuku menceritakan padaku bahwa semua keanehanku terjadi karena ayahku adalah vampir. Yang kedua, saat aku melihat Alex lagi setelah empat tahun kami berpisah. Tapi yang kali ini berhasil mengalahkan dua kejadian itu. Selama beberapa saat yang beku , aku tidak bisa memaksakan otakku untuk membuat penyangkalan.
Aku bukan satu-satunya orang yang melongo. Bahkan dalam kondisiku , aku masih bisa melihat vampir lain di Van itu menampakkan ekspresi terperangah yang dengan cepat berubah datar setelah mendapatkan tatapan tajam dari Alex . Andreas terus menampakan ekspresi datar yang sama dan akhirnya aku bisa menyuarakan pikiran pertama yang terlintas di kepalaku .
" Tidak." Hanya dengan mengatakannya sudah mampu membuatku merasa lebih baik, jadi aku mengulanginya lagi dengan lebih keras. " Tidak. Itu tidak benar."
" Bahkan sekalipun benar, situasi itu tidak akan bertahan setelah dia mati," janji Alex .
Aku menunjuk ke Andreas. " Kau ada disana , iya kan ? Katakan pada Alex pernikahan itu tidak pernah terjadi." Andreas mengangkat bahu .
" Aku memang tidak melihat upacara pengikatan darah . Gregor mengaku hal itu terjadi sebelum aku datang . Beberapa orangnya berkata, mereka menyaksikannya tapi bisa saja mereka berbohong dan kejujuran Gregor juga patut di ragukan."
" Tapi , apa yang aku katakan saat itu?"
Seketika itu juga aku merasa takut . Apakah mungkin aku benar-benar telah mengikat diriku sendiri dengan vampir tak dikenal? Aku tidak mungkin melakukannya , iya kan ?
Mata Andreas terfokus padaku. " Saat itu kau sangat histeris. Gregor telah manipulasi emosimu , dan dia di bawa pergi untuk menerima hukuman. Tentu saja kau mengatakan apapun, baik kau sadari ataupun tidak untuk mencegah semua itu."
Dengan kata lain.....
" Alex sudah menegaskan posisinya dalam masalah ini." Andreas menoleh ke sekeliling Van .
" Aku mendukung Alex sepenuhnya , sebagai rekannya. Apa ada yang memiliki pendapat yang berbeda?" Semua orang terdiam .
" Kalau begitu, sepakat. Klaim Gregor tidak bisa dibuktikan dan akan di abaikan. Katty sendiri tidak bisa menegaskan ikatan pernikahan itu dan hanya di satu-satunya orang yang tau apa yang sebenarnya terjadi .
Alex ?"
Tiba-tiba saja seringaian di wajah Alex , tapi tampaknya seringai itu sedingin perasaanku . " Kita lihat berapa lama seseorang bisa bertahan hidup setelah dia mengatakan bahwa istriku bukanlah istriku."
" Terserah padamu." Andreas tidak terpengaruh oleh sikap Alex . " Kita akan tiba di rumah Sammy sebelum fajar . Dan aku sangat lelah."
Begitu juga denganku. Tapi aku ragu nantinya aku bisa tidur. Mengetahui bahwa ada sebulan kehidupanku yang di rampas dari memoriku membuatku merasa teraniaya. Aku menatap Andreas. Tidak heran aku selalu bermasalah denganmu . Dalam alam bawah sadarku , instingku pasti mengingat bahwa Andreas pernah memanipulasi ingatanku secara paksa , bahkan sekalipun ingatan itu telah hilang sepenuhnya .
atau , benar begitu?
" Kenapa kau tidak masuk lagi ke dalam pikiranku dan memastikan apa yang terjadi? Kau bisa menghapus ingatanku, apa yang kau juga bisa mengembalikannya?"
" Aku sudah menguburnya melewati batas jangkauanku sendiri, untuk memastikan ingatan itu akan terlupakan selamanya,"
Bagus. Jika master Andreas saja tidak mampu menariknya kembali, maka ingatan itu pasti sudah benar-benar hilang .
" Aku tidak peduli apa yang Gregor atau orang lain percayai ," ujar Alex padaku dengan nada suara yang lebih lembut. " Yang aku pedulikan hanyalah apa yang kau pikirkan, Katty." Apa yang aku pikirkan? Bahwa aku merasa jauh lebih bingung daripada sebelumnya. Setelah sebulan hidupku di hilangkan secara paksa dari memoriku , hingga membuatku tidak ingat apakah aku sudah menikah atau tidak dengan orang asing yang menjadi biang masalah? Astaga, dari mana aku memulainya?
" Aku berharap orang-orang akan meninggalkan kita berdua saja ," kataku .
" Kau ingat saat hanya ada kita berdua didalam gua yang besar dan gelap? Siapa yang pernah menyangka bahwa itu adalah momen yang paling tidak rumit dalam hidup kita?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!