Axel melemparkan segepok uang pada wanita yang sedang terbaring di ranjang. Setelah itu, ia langsung menundukkan diri di sofa. Ia menarik gelas yang berisi wine yang berada di sebelahnya, kemudian meneguknya sedikit-demi sedikit.
Axel menatap wanita yang sedang menghitung uang dengan tatapan hina, kemudian berdecak kesal karena wanita itu begitu lelet. “Cepat bereskan pakaianmu dan keluar dari penthouseku!” titah Axel pada wanita yang baru saja ia sewa, wanita itu pun mengangguk. Kemudian, turun dari ranjang.
“Cepar keluar dari penthouseku, sebelum aku ....” Axel langsung berbicara saat wanita itu terlihat akan menggodanya lagi, hingga mau tak mau wanita itu langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya
Setelah wanita itu pergi, Hansel kembali meneguk wine di tangannya, kemudian ia menyimpan gelas wine lalu mengambil rokok menyalakannya lalu menyesapnya.
Axel Adrian namanya, lelaki yang kini menginjak 28 tahun, dia juga seorang CEO dari perusahaan edelweis group.
Walau umurnya masih muda, banyak sekali pencapaian yang berhasil dia gapai
Bukan hanya tentang Ia yang berhasil memimpin perusahaan keluarganya, tapi tentang kepintarannya kecerdasannya dan kejeniusannya hingga sekarang, Ia pun juga menjadi seorang dosen di salah satu fakultas ternama..
Dan yang menarik dari Axel, selain CEO, dosen dia juga merupakan seorang pembalap mobil, hingga sekarang dia memiliki tiga pekerjaan dan anehnya setiap ia melakukannya pekerjaan yang berbeda, kepribadiannya pun bisa ikut berbeda.
Jika ia menjadi CEO di perusahaannya, orang lain akan memandangnya penuh kharisma, Arogan dan paling disegani. Namun, jika dia menjadi dosen, ia akan benar-benar seperti dosen yang manis, mampu mengajar dengan menyenangkan, walaupun ia mempunyai sisi gelap tersendiri
Dan ketika menjadi pembalap, ia akan memfokuskan dirinya untuk menang di area balap. Beberapa beberapa tahun ini, posisi Axel tidak tergeser, ia selalu menjadi juara pertama di ajang balap mobil.
Namun, saat pertandingan kemarin, Axel harus menerima kekalahan saat ia dikalahkan oleh orang lain, dan yang paling mengesalkan bagi Axel, dia dikalahkan oleh Seina, wanita muda yang juga adalah mahasiswanya, dan itu adalah pukulan terberat bagi Axel, di mana pamornya hancur karena dia dikalahkan oleh seorang wanita.
Axel mematikan rokoknya saat wanita yang baru ia sewa keluar dari kamar mandi.
“Ambil semua barang-barangmu, dan jangan pernah kembali lagi ke sini!” kata Axel pada wanita itu.
Axel selalu milih wanita-wanita premium untuk menghangatkan ranjangnya, Ia hanya memilih wanita yang benar-benar menurutnya layak untuk tidur dengannya, dan setelah itu Axel tidak pernah memakai wanita yang sama, ia selalu memakai wanita yang berbeda-beda
Dunia Axel tidak jauh dari wanita, belum lagi dia adalah seorang lelaki yang hyper*sekss, tapi ia tidak pernah memakai wanita sembarangan.
Setelah wanita itu pergi, Axel bangkit dari duduknya, kemudian ia langsung menelpon seseorang. “Cepat naik, bereskan kamarku dan ganti sprei serta sikat kamar mandi hingga bersih!” kata Axel pada maid yang bekerja di rumahnya.
Setelah itu, Axell pun mematikan panggilannya, kemudian ia keluar untuk pergi ke kamar satunya lagi untuk mengganti pakaiannya, karena dia harus segera mengajar.
Axel mematut diri di cermin , kali ini ia memakai celana dan sweater, Look Axel benar-benar berbeda saat ia memakai jas. Kali ini, oa benar-benar terlihat seperti dosen yang polos berbeda saat barusan dia memakai jas.
••••
Axel masuk ke dalam mobil, ia sengaja meminta supir mengantarkannya sedangkan ia duduk di belakang. Axel meraih tabnya, kemudian ia langsung mengutak-atiknya melihat materi yang akan ia berikan pada mahasiswanya.
Jika ditanya apakah Axel lelah menjadi dosen dan Ceo, jawabannya .... Ya, Axel sangat lelah untuk menjalani dua pekerjaan. Tapi itu tuntutan dari orang tuanya, tidak ada lagi yang bisa meneruskan perusahaan selain dirinya, itu sebabnya ia terpaksa menjadi pemimpin perusahaan.Namun, di sisi lain Axel pun bercita-cita menjadi dosen, itu sebabnya dalam satu minggu ia bisa tiga kali mengajar.
Saat Axel mengutak-atik tabnya, Axel mengerutkan keningnya saat melihat laporan-laporan yang dikirimkan oleh mahasiswa, dan di sana tertulis nama Seina Josepin yang telah mengirimkan tugas Axel.
Entah kenapa, saat melihat nama itu, otak Axel mendadak mendidih. Ia ingin sekali mengerjai mahasiswanya. Tapi ia sadar, ia tidak boleh melakukan kecurangan dalam mengajar. Cita-cita Axel menjadi dosen, dan ia ingin menjadi dosen yang jujur, berbeda saat dia menjadi CEO.
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mobil yang ditumpangi Axel sampai di kampus, ia pun langsung keluar membawa tasnya, tak lupa ia memegang tab di tangannya.
“Astaga!” Axel terpekik saat akan berbelok karena ia hampir saja menabrak seseorang, begitupun orang yang barusan akan menabraknya.
“Maaf, mister!” kata orang itu yang barusan akan menabrak Axel yang tak lain adalah Seina. Setelah mengatakan maaf pada Axel, Seina pun lebih memilih pergi dari hadapan Axel tanpa menoleh lagi ke arah Axel, membuat Axel berdecak kesal.
“Apa dia mempunyai kepribadian ganda!” umpat Axel, teringat saat kemarin mereka bertemu di rumah sakit dan Seina begitu berani kepadanya. Tapi lihatlah, ketika di kampus gadis itu seolah-olah menghormatinya.
Tak ingin ambil pusing, akhirnya ia kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam kelas.
Seminggu kemudian
Seina berjalan menelusuri gang-gang kecil. Ia sengaja pulang rumahnya dengan berjalan kaki, seraya menikmati pemandangan.
Saat ia melewati lorong, ia menghentikan langkahnya saat mendengar orang yang meringis dan berteriak kecil, hingga Seina pun mencari sumber suara tersebut.
Mata Seina membulat saat melihat Axel yang tak lain dosennya, sedang menghajar seorang lelaki dan yang membuat Seina lebih terkejut, terdapat pisauuu yang tertancapp perut orang yang sedang dihajar oleh dosennnya
Dan sedetik kemudian, Axel yang baru saja menghempaskan tubuh laki-laki itu melihat ke arah Seina.
Seketikaa
Axel memainkan pulpen seraya menatap orang di depannya, orang yang telah memberikan penjelasan padanya.
“Jadi, kau sudah tahu di mana dia?” tanya Axel, tatapan matanya begitu tajam, ia menghentikan gerakannya yang sedang memainkan pulpen itu dan berlatih menggenggam pulpen itu dengan erat, seolah telah menahan amarahnya
“Ya, Tuan. Saya sudah menemukannya, apakah anda ingin membawa dia ketempat biasa?” tanya Andrew
“Tidak, kali ini aku ingin menghabisinya dengan tanganku sendiri.” Axel bangkit dari duduknya, kemudian ia langsung memakai jas lalu menyambar kunci mobil. “Tunjukkan aku di mana dia!” kata Axel setelah itu, ia pun keluar dari ruangannya, disusul oleh Andrew yang tak lain adalah sekretarisnya.
•••
Mobil yang ditumpangi Axel sampai di sebuah gang kecil, di mana orang-orangnya telah menyekap seorang pengkhianat, orang yang telah membocorkan data perusahaan Axel.
Axel turun dari mobil dengan langkah lebar, kemudian menghampiri orang tersebut, yang juga merupakan temannya dan sudah lama bekerja di perusahaannya Axel.
Rafael bergidik saat melihat Axel datang, ia sudah berusaha bersembunyi serapih mungkin untuk menghindari Axel. Tapi ternyata Axel menemukannya.
Axel melepas jasnya, kemudian berjalan ke arah Rafael. Tiba-tiba bug ... satu pukulan mendarat di pipi Raffael, hingga Rafael tersungkur, tentu saja Rafael melawan Axel. Jika ia melawan, bukan hanya Axel yang menghajarnya. Tapi, anak buah Axel pasti akan menghajarnya juga
“Berani sekali kau menghianatiku!" teriak Axel, ia terus menghajar Rafael secara membabi buta, tidak ada ampun untuk seorang penghianat sekalipun itu adalah temannya sendiri. Sedangkan Rafael hanya pasrah menerima hajaran Axel.
Saat menghajar Raffael, Axel mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya, lalu setelah itu, Rafael meringis saat pisau itu menebus perutnya, bukan hanya sekali, Axel menusuk perut Rafael berkali-kali.
Belum puas sampai di situ, ia kembali menghempaskan tubuh Rafael dan kembali menghajar Rafael secara membabi buta. “Aku sudah baik padamu, dan ini balasan yang kau berikan padaku!’ teriak Axel, ia kembali menarik tubuh Rafael hingga Rafael kembali berdiri dan ia kembali menghajar Raffael secara membabi buta.
Tiba-tiba, Axel menghentikan gerakannya saat mendengar suara gaduh dari arah samping, hingga ia menoleh ia mengerutkan keningnya saat melihat seseorang yang mengintip. Ia melepaskan tubuh Rafael ke samping, kemudian ia langsung berjalan ke arah orang tersebut.
Axel menghentikan langkahnya, saat melihat siapa yang mengintipnya. Seorang perempuan yang tak lain adalah muridnya, Seina.
Mata Seina membulat saat menyadari bahwa Axel ada di depannya, jujur saja Seina begitu merinding dengan apa yang dilihatnya, untuk pertama kalinya, dia melihat hal seperti.
“Kau melihat apa?” tanya Axel membuat Seina tersadar.
Seina mengibaskan rambutnya, rambutnya, berusaha tenang, kemudian bersidekap, seolah tidak takut dengan apa yang dilihatnya.
“Aku barusan melihatmu menghajar orang itu!” kata Seina dengan santai. Padahal bibirnya bergetar, tentu saja ketakutan Seina terbaca oleh Axel
Perlahan Axel mendekat ke arah Seina, satu langkah Axel maju, satu langkah pula Seina mundur.
“Ka-kau mau apa?” tanya Seina dengan bibir bergetar, ia semakin ketakutan saat Axel terus mendekat ke arahnya. Tapi, tak lama tangannya menyelinap ke belakang, ia mengambil sesuatu dari saku belakangnya. Lalu setelah itu, Seina mengarahkan pulpen yang ia pegang ke arah Axel.
” Jika kau maju, aku kan akan menancapkan ini pada dadamu!” kata Seina, Axel melihat ke arah bawah.
” Sial, kau mempunyai ini,” Axel tampak terkejut.
•••
tubuh Axel langsung menjauh saat melihat apa yang dipegang oleh Seina, sebuah pulpen yang berisi racun. Tentu saja Axel mengetahuinya karena dia pun memilikinya. Pulpen itu adalah alat untuk melindungi diri yang hanya dikeluarkan beberapa buah saja di Rusia dan ternyata Seina memilikinya.
“Aku memang sedikit terkejut melihat kau begitu. Tapi aku tidak takut padamu!” kata Seina, ia mendadak mempunyai keberanian, walaupun rasa takut lebih mendominasi.
“Baiklah, sana pergi!” titah Axel. Tak ingin terus berdebat dengan dosennya, Seina pun memutuskan untuk meninggalkan Axel dan berjalan untuk pulang.
Saat Seina berbalik, Seina menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Sungguh, untuk pertama kalinya ia melihat hal seperti itu. Ia selalu tumbuh di lingkungan yang baik, dan ketika melihat apa yang di lakukan oleh Axel, tentu saja ia merasakan takut dan terkejut.
•••
“Seina, kenapa kau baru pulang?” tiba-tiba suara Arsen menyadarkan Seina dari lamunannya, Seina yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung menoleh.
“Kenapa kau tidak pulang bersama sopir?” ucap Arsen, Arsan memang tipe ayah sedikit protektif pada Seina, hingga ia langsung bertanya ketika Seina tidak pulang tepat waktu.
•••
Setelah urusannya dengan Rafael selesai, Axel menjalankan mobilnya untuk pergi ke penthousenya. Rasanya, ia butuh sedikit bersenang-senang dengan wanitanya, wanita yang sudah dipesankan oleh sekretarisnya.
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mobil yang dikendarai Axel sampai di penthouse mewah miliknya, ia pun segera turun. Saat ia turun, ia mengembangkan senyumnya saat sudah ada mobil wanita yang akan menemani malamnya.
Axel membuka pintu, kemudian ia menyeringai saat wanita itu sudah memakai lingerie yang super seksi. Ia membuka jasnya, hingga wanita itu menghampirinya Axel dan memulai serangannya, lalu mereka pun melalukan hal yang harus mereka lakukan.
“Ini untukmu dan cepat pergi dari sini!” Setelah selesai, Axel memberikan segepok uang pada wanita itu. Seperti biasa, ia selalu mengatakan hal yang sama setelah ia memakai wanita.
Setelah wanita itu pergi, Axel pun ikut bangkit dari duduknya, kemudian ia langsung keluar dari penthousenya untuk menuju rumah ibunya, karena ibunya baru saja pergi dari luar negri.
••
“Mom!” panggil Axel, ketika dia masuk ke dalam rumah. Yosita yang tak lain ibu Axel menoleh, kemudian tersenyum saat melihat putranya.
Yosita bangkit dari duduknya, kemudian ia merentangkan tangannya. Lalu memeluk sang putra.
“Mommy, kenapa tidak memintaku untuk menjemput mommy?” tanya Axel, walaupun dia arogan dan kejam di luar. Tapi dia amat menghormati ibunya, dia sangat menyayangi ibunya, apalagi selama ini mereka hidup berdua sang ayah pergi entah ke mana.
“Mommy tidak ingin merepotkanmu!”!kata Yosita.
“Ya sudah, Mommy sudah membuatkan makanan untukmu, ayo kita makan malam bersama!” ajak wanita paruh baya itu lagi. Saat mereka akan pergi ke ruang makan, Axel menghentikan langkahnya saat melihat sebuah foto yang ada di sofa.
“Mom, foto siapa itu?” tanya Axel.
Dengan panik, yoshita langsung mengambil foto itu dan menyembunyikannya ke belakang.
“Tidak, jni bukan foto siapa-siapa!” kata Yosita, tentu saja Axel tidak percaya begitu saja dengan ibunya. Ia pun langsung meraih foto itu dari belakang tubuh sang ibu.
Axel mengerutkan keningnya saat melihat sebuah foto yang menampilkan satu keluarga. yang membuat Axel heran, ada sebuah foto remaja yang sangat familiar di mata Axel.
“Mom, kenapa foto ini ada di mommy?” tanya Axel, membuat Yosita mengerutkan keningnya.
“Kau mengenal mereka ?” tanya Yosita.
“Tidak, hanya saja anak remaja ini adalah muridku!” ucap Axel. Tiba-tiba Yosita terdiam. Tak lama, dia dia menarik sudut bibirnya dan tersenyum misterius.
“Mom, kau kenapa?” tanya Axel, untuk pertama kalinya ia melihat senyuman sang ibu begitu aneh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!