Norin Inayah, adalah seorang gadis berusia 30 tahun, Gadis berhijab, berwajah oval, hidung bangir, mata bulat, alis tebal dan memiliki kulit kuning Langsat, cukup manis dan cantik.
Norin berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah desa cukup jauh dari kota. Ia lahir sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara, dua kakak perempuannya sudah menikah dan seorang adik laki laki yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Ibunya ibu Aminah, hanya seorang guru honor tengah mengajar di sebuah sekolah dasar. sementara ayahnya sudah meninggal sejak Ia masih berusia dua belas tahun dan adiknya baru berusia tiga bulan.
Norin anak yang cukup cerdas dan pemberani, Ia sering mendapatkan bea siswa di sekolah hingga lulus sekolah menengah atas, selain cerdas Ia juga seorang anak yang periang dan penyabar.
Pada saat itu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi namun mengingat ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan, ia mengurungkan keinginannya dan memilih mencari pekerjaan saja.
Karena di desanya tidak ada lapangan pekerjaan, Norin nekat untuk merantau ke sebuah kota yang terkenal dengan asinannya. kota yang ditumbuhi banyaknya bangunan bermacam macam pabrik.
Meskipun saat itu Ibunya melarangnya karena terlalu jauh dari rumahnya, tetapi Norin telah memberi keyakinan pada ibunya bahwa ia akan baik baik saja di kota tersebut.
Sudah bertahun tahun lamanya Norin tinggal di kota itu dan bekerja di salah satu pabrik garmen, PT Nobland Indonesia.
Sebuah perusahaan paling besar serta ternama di kota itu yang memproduksi baju berkualitas dan bermerk untuk di ekspor ke beberapa negara di bagian Eropa, Asia, dan America.
Sebuah perusahaan di bawah naungan NOBLAND GROUP yang berpusat di Korea. dan memiliki anak cabang di beberapa negara.
Awalnya, Norin hanya sebagai karyawan biasa namun karena kinerjanya yang bagus Ia diangkat menjadi asisten manager divisi gudang menggantikan pendahulunya yang sudah resign.
Norin memiliki seorang teman kerja sekaligus sahabat baiknya dan mereka bersahabat sudah sangat lama. Anisa, wanita berusia lebih muda 2 tahun darinya sudah menikah dan memiliki 1 orang anak laki laki yang baru berusia 2 tahun.
Pada saat makan siang di kantin tempat kerjanya bersama sahabatnya itu, Anisa terlihat sibuk dengan ponselnya. melihat raut wajahnya Norin sudah bisa menebak bahwa temannya itu sedang mendapat panggilan video call dari anaknya.
"apa sebegitu menyenangkannya ya memiliki seorang anak ?" tanya Norin sambil menyedot minumannya yang ada di atas meja.
Anisa tidak menjawab pertanyaan Norin melainkan malah menyodorkan layar ponselnya ke arah Norin.
" lihat deh lucu banget kan anakku, Al. Aku itu kalau udah ketemu sama dia rasa lelah pun bisa hilang seketika, " ucap Anisa dengan rasa bangga.
Tanpa permisi lagi Norin merebut ponsel yang tengah di pegang oleh sahabatnya itu. Lalu kemudian, layar ponselnya di hadapkan ke wajahnya dan tampaklah seorang balita gembul yang menggemaskan.
" hai ganteng apa masih ingat dengan anti yang cantik ini ?" ucap Norin pada seorang anak laki laki berusia dua tahun yang ada di balik layar ponsel tersebut.
Anisa tertawa mendengar pengakuan sahabatnya yang memiliki kepercayaan diri itu.
Norin yang mengetahui bahwa dirinya di tertawa kan oleh Anisa menekuk kan wajahnya.
" Emang aku masih cantik kan meskipun sudah memasuki usia kepala tiga, " kata Norin sambil menyedot minumannya lagi.
" Anti Norin emang cantik tapi sayang jomblo trus. kapan ya mau mengakhiri masa jomblonya itu ?" canda anisa lalu tertawa.
Setelah itu, Norin terdiam kemudian menatap tajam pada Anisa membuat wanita yang di tatap itu bergidik.
" im jomblo im very happy, " kata Norin tiba tiba lalu tertawa lebar.
" sahabatku memang Aneh, banyak laki laki yang naksir tapi ditolakin."
" aku akan menerima kalau laki laki yang nembak aku itu pangeran tampan berkuda putih," jawab Norin asal bicara dan sebuah candaan saja.
" are you sure ? apa Doni itu bukan pangeran tampan berkuda putih ?"
Norin mengerutkan dahinya, " no," ucapnya lalu tertawa lebar.
kapan mau nikah?
Pertanyaan itu sering kali Norin dapatkan dari beberapa orang di sekitarnya dan Norin selalu menanggapinya dengan santai dan tidak pernah ambil pusing.
Bukannya tidak ada pria yang menyukainya, tetapi sebaliknya Norin sering kali menolak pria pria yang menyukainya.
Bukannya Norin tidak tertarik pada lawan jenis, ia wanita normal tapi karena masa lalu tentang percintaannya yang tidak semulus jalan tol membuatnya trauma hingga bertahun-tahun lamanya.
Sebuah getaran ponsel membuyarkan lamunannya lalu ia merogoh ponselnya itu di dalam laci meja kerjanya.
" oh dari ibu, " ucap Norin. kemudian ia menerima panggilan telpon tersebut.
" assalamualaikum," sapa Norin pada ibunya yang ada diseberang sana.
"wa'alaikum salam, apa ibu mengganggu kerjamu Rin ?" tanya ibunya.
" Enggak sama sekali bu, kebetulan sudah waktunya jam pulang dan ini aku lagi siap siap mau pulang " jawab Norin sambil membereskan meja kerjanya.
" ada apa ibu, apa ada sesuatu yang penting bu ?"
" ah ngga, ibu cuma kangen aja sama kamu, udah berapa bulan ini kamu ngga pulang kampung kenapa ?"
" Ohh itu, maaf ya Bu, aku belum sempat pulang karena beberapa bulan ini aku sibuk banget ngga bisa ambil cuti lama soalnya managerku udah resign jadi aku yang handle kerjaannya sebelum ada manager yang baru."
" oh begitu pantas aja, oya Rin apa kamu udah punya pacar dan mau serius denganmu ?"
Norin terdiam, " waduh alasan apa lagi ya pada ibu," kata Norin dalam hati."
" i i..ya Inshaallah kalau udah ada pasti aku akan kenalkan sama ibu," jawabnya tergagap.
" sampai kapan Rin ? temanmu Susi sekarang udah punya anak dua lho, ibu ngga mau kamu di sebut perawan tua di kampung."
" astaghfirullah ibu, jangan mikir yang aneh aneh deh, mikir positif aja ya bu."
" kemaren si Rizal bawa pacarnya ke rumah, dia bilang ingin segera tunangan sama pacarnya itu dan dia nanyain kamu kapan mau nikah ! karena dia bilang dia ngga mau langkahi kamu."
" benarkah Bu,? tapi dia kan masih kuliah belum kerja, tapi yaudah kalau itu maunya dia silahkan aja. bilang aja ngga usah nungguin aku kalau dia udah siap tunangan ya udah tunangan aja atau nikah langsung sekalian."
" tapi Rin,"
" ibu maaf ya aku matiin dulu ponselnya ya aku mau jalan pulang dulu nih, nanti kita sambung lagi di rumah ya Bu, assalamualaikum."
Norin mematikan ponselnya, kemudian ia menoleh kiri dan kanannya sudah tidak ada siapa siapa hanya tinggal dirinya sendiri, lalu Norin beranjak pergi meninggalkan ruangannya.
Sudah jam satu malam Norin belum bisa memejamkan matanya, pertanyaan ibu dan candaan temannya itu terus saja berputar putar di otaknya.
" apakah aku ini aib bagi ibuku ? seorang anak perempuan berusia 30 tahun belum menikah."
Malam menjelang pagi. Norin baru saja memarkirkan kendaraan roda dua miliknya di parkiran tempat kerjanya. Setelah itu, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depannya yang berjarak hanya seratus meter.
Kemudian dua orang pria keluar dari mobil tersebut. satu pria berseragam sopir dan satunya lagi seorang pria tinggi tegap dan berpenampilan rapi serta memakai masker."
" siapa pria itu ? apa seorang suplier atau seorang klien ?" kata Norin dalam hati.
Setelah melihat siapa yang ke luar dari mobil mewah itu, Norin melangkah kakinya ke arah kanan dimana ada pintu masuk sebuah gudang yang cukup besar tanpa menghiraukan dua pria di depannya. Namun, baru beberapa langkah pria berseragam sopir itu memanggilnya.
Norin menghentikan langkahnya lalu menoleh pada dua orang pria tersebut, " apa bapak memanggil saya ?" tanya Norin pada pria berseragam itu.
" iya mba, apa mba kerja disini ?"
" betul pak, apa ada yang bisa saya bantu ?"
" kebetulan sekali, tuan saya ini ingin bertemu dengan Mr Lee Hyo Park, apa mba bisa bantu mengantarnya ?"
Norin menoleh pada pria tinggi tegap yang tengah menatapnya lalu menoleh kembali ke sopir tersebut.
" waduh gimana ya pak, saya buru buru ini udah telat 20 menit. gimana kalau bapak saja yang mengantarkan tuan ini ke sana,'' jawab Norin sambil tangannya menunjuk sebuah gedung cukup besar yang berjarak dua ribu meter dari mereka.
" oh di sana ?"
" iya pak, di sana officenya. ruangan tuan Lee ada di sana, bapak tanyakan saja sama resepsionis yang ada di lobi."
" ya sudah kalau begitu terima kasih ya mba," ucap sang sopir. Sementara pria tinggi itu hanya diam saja tidak bicara sepatah katapun.
"sama sama pak, "
Norin menatap punggung ke dua pria yang sudah beranjak pergi.
" ck seperti ngga punya mulut aja itu orang Korea."
Kemudian Norin meneruskan langkahnya masuk ke ruang kerjanya, Sebuah ruangan berukuran tidak terlalu besar.
"chie bu bos baru datang, sepertinya abis begadang semalaman nih, "goda Hendy. Seorang pria tinggi berusia dua puluh tujuh tahun. Salah satu staf nya sebagai penanggung jawab di bagian gudang bahan kain.
Norin tersenyum lalu duduk di kursi dimana tempat ia kerja tanpa menanggapi godaan Hendy.
Sementara yang menggoda Norin itu hanya menggaruk belakang kepalanya saja karena tidak di tanggapi.
" Dewi, " Norin memanggil salah satu stafnya bernama Dewi. gadis manis yang menangani bagian Input dan output data barang di gudang.
lalu Dewi menoleh pada Norin, " iya mba Norin ada apa ?"
" ini kenapa barang Asesoris yang kemaren datang dari suplier PT abadi jaya belum di update ya ? " tanya Norin sambil terus menatap layar laptopnya.
Kemudian Dewi beranjak dari kursinya lalu menghampiri Norin yang tengah duduk di atas kursi kerjanya.
" i i itu mba, mba Rina belum ngasih datanya ke saya ," jawab Dewi dengan ragu.
Norin menoleh sekilas ke arah meja Rina yang kosong lalu ia menatap Dewi lagi.
" lho kok bisa ? sekarang Rina nya kemana ?"
Norin heran tidak ada Rina di meja kerjanya padahal masih pagi.
" kurang tau mba, kemaren saya udah minta tapi mba Rina malah marah marah sama saya."
" terus dimana Rina nya sekarang ? " tanya Norin lagi karena Dewi belum menjawab pertanyaannya.
" ke gudang asesoris mungkin mba," kata hendy menjawab pertanyaan Norin.
Norin melirik ke arah Hendy sekilas lalu menoleh pada Dewi lagi, " ya udah kamu lanjut kerja lagi aja." kemudian Dewi kembali ke meja kerjanya.
Norin kembali fokus ke layar laptopnya mengecek satu persatu email yang masuk.
lalu matanya tertuju pada satu email yang menurutnya asing, " email siapa ini ? sepertinya bukan email orang pusat atau orang Korea yang bekerja di pabrik ini," gumam Norin dalam hati.
Norin penasaran lalu ia membuka dan membaca email tersebut sampai selesai.
" oh jadi orang ini yang akan menjadi manager aku berikutnya, baguslah jadi beban aku akan berkurang sedikit " ucap Norin lalu tersenyum lebar.
Beberapa jam kemudian, munculah Rina dari balik pintu. Ia melangkah dengan wajah di tegakkan tanpa menoleh dan menyapa ke semua orang yang ada di ruangan tersebut.
" Rina, " Norin memanggil Rina dengan halus tapi Rina diam saja pura pura tidak mendengarnya.
"Rinaaa " Norin manggil lagi dengan nada di tinggikan membuat semua orang menoleh ke arah Norin termasuk Rina.
" apa mba ?" jawab Rina sambil memainkan sebuah bulpen di tangannya.
" darimana aja kamu baru kelihatan ?"
lalu Rina menatap Norin dengan tatapan tajam.
" bukannya mba Norin sendiri ya yang baru kelihatan ! tadi pagi aku ngga liat mba ada di ruangan ini."
Norin menghembuskan nafasnya dengan kasar mendengar jawaban Rina, ada rasa kesal padanya.
" okey, saya emang telat dua puluh menit, tapi selama saya duduk berjam jam disini saya ngga liat kamu lho, saya juga udah telpon ke gudang Asesoris dan kata mereka kamu hanya sepuluh menit di sana terus kamu kemana ?"
" iiss mba ini kayak wartawan aja, aku kerja lah mba emangnya mba fikir aku cuma kerja di sini dan di gudang Asesoris aja apa ?"
" ngga usah ketus gitu lah Rin, wajar mba Norin nanya kan dia bos kita di gudang," ucap Hendy membela Norin.
Rina menatap tajam pada Hendy merasa tidak suka dengan perkataannya itu.
" sudah sudah lanjutkan lagi pekerjaan kalian,"
Norin menyudahi perdebatan, Ia tidak suka berdebat apalagi dengan bawahannya.
Tiba jam makan siang. Norin mengambil ponselnya di dalam laci lalu menghubungi sahabatnya Anisa, untuk mengajak makan siang bersama di kantin. namun, Anisa menolaknya dengan alasan bahwa ia sudah terlanjur membawa bekal dari rumahnya dan akan makan di ruang kerjanya saja.
Norin terpaksa pergi sendirian ke kantin, ia memesan Soto ayam dan nasi serta segelas es teh sebagai menu makan siangnya.
Di pabrik ini ada dua kantin yang terpisah, satu kantin khusus untuk orang orang yang bekerja di bagian produksi, sementara kantin satu lagi untuk orang orang yang bekerja di bagian office, Adm gudang dan orang Korea. menu makanannya pun bermacam macam mulai dari masakan Padang, soto, bakso, sampai makanan Korea.
Norin menikmati makanannya dengan lahap, karena bangun ke siangan ia tidak sempat masak nasi goreng, makanan yang biasa ia makan hampir setiap pagi. karena menurutnya kalau belum makan nasi itu seperti belum makan meskipun makan roti sepuluh biji dan tadi pagi ia terpaksa sarapan hanya dengan satu bungkus roti selai blueberry kesukaannya.
Kantin mulai ramai oleh karyawan yang mau makan siang dan meja meja kosong pun mulai terisi penuh.
Norin duduk sendirian membelakangi dua orang wanita yang ia kenal, Siska dan Maya.
" lu udah tau belum ada Korea baru?" tanya wanita yang duduk memunggunginya, Siska.
" Oya, di divisi apa ?" tanya wanita yang duduk di hadapan wanita tersebut, Maya.
" iya tadi gue sempat ketemu waktu dia jalan bareng Mr Lee, kalau liat dari postur tubuhnya sih keliatan gagah tapi kalau mukanya ngga tau deh soalnya tu Korea pake masker dan gue dengar dia di bagian divisi gudang, " jawab Siska.
" wah, berarti bosnya mba Norin dong," kata Maya.
Siska tersendat minumannya mendengar perkataan Maya.
" Norin si perawan tua itu ?"
" huss jangan ngatain orang lain begitu kalau orangnya dengar bisa sakit hati dan kamu juga belum merit kan ? emangnya kamu ngga takut sama yang namanya karma."
" karma apaan ? yang suka sama gue mah bajibun Bu, gue ngomong kenyataan kok. udah tua belum nikah apalagi coba sebutannya selain perawan tua ? ck apa ngga ada laki laki yang mau sama dia kali ya."
" belum nikah bukan berarti ngga ada yang mau Siska, mungkin ada suatu alasan yang membuatnya belum siap untuk menikah, udahlah ngga usah mengurusi hidup orang lain urus aja hidup kita sendiri, lagipula setau aku yang suka sama dia mah banyak termasuk gebetan kamu itu, si Doni."
Siska menatap tajam pada Maya," apaan lu bawa bawa Doni, paling juga si perawan tua itu kali yang melet gebetan gue."
Tanpa mereka sadari ada dua pasang telinga yang mendengarkan percakapan mereka di belakang.
" ck dasar tukang hina, " Norin beranjak pergi tanpa menoleh kebelakang lagi.
Norin kembali ke ruang kerjanya. di sana sudah ada Hendy, Dewi, pak Arif, dan intan yang sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya.
Setengah jam kemudian munculah Rina dari balik pintu
" Rina tolong kesini sebentar, " Norin memanggil Rina yang sedang jalan menuju meja kerjanya, kemudian dengan malas ia menghampirinya
" ada apa ?" tanya Rina dengan wajah datar.
" kamu tau kan kalau kemaren itu ada barang Asesoris masuk dari PT abadi jaya ? terus kenapa belum di laporin datanya ke dewi ? itu tanggung jawab kamu lho rina, " ucap Norin sambil menatap Rina yang berwajah datar saja.
" anak anak belum selesai mengeceknya gimana aku bisa membuat laporan," jawab Rina beralasan.
Norin mengerutkan dahinya, " kok bisa, itu cuma lima karton label lho, masa sehari ga cukup untuk ngecek. saya ngga mau tau pokoknya hari ini harus udah selesai soalnya besok pagi akan datang lagi barang lebih banyak lagi dari PT sentosa."
" ya " jawab Rina singkat kemudian beranjak dari hadapan Norin.
Tidak lama kemudian, suara pintu di ketuk dari luar. lalu munculah dua pria Korea yang satu pria paruh baya dan satu lagi pria muda memakai masker.
" selamat siang semuanya, " sapa Mr Lee selaku direktur PT Nobland Indonesia.
" perkenalkan ini Mr Shin dong Hoon. dan mulai hari ini beliau akan bekerja disini sebagai manager kalian yang baru, "
" lho itu kan pria yang aku temui di parkiran tadi pagi, " gumam Norin dalam hati.
Semua staf yang ada di ruangan itu memperkenalkan diri mereka Masing masing termasuk juga Norin.
" Hello, nice to meet you, senang bisa bekerja sama dengan anda nona Norin, " ucap pria tinggi memakai masker lalu mengulurkan tangannya ke arah Norin dan kemudian Norin membalas uluran tangan pria Korea itu.
" Nice to meet you too Sir, thank you. "
" Okey, kalau begitu saya akan kembali ke ruang saya dan untuk nona Norin tolong temani dan jelaskan pada tuan Shin mengenai apa saja tentang gudang ini, " ucap Lee, direktur PT Nobland indonesia.
" Baik tuan Lee," jawab Norin lalu sedikit membungkukkan punggungnya.
Shin dong Hoon, adalah seorang pria berkebangsaan Korea, tampan , bermata sipit, berkulit putih, memiliki badan atletis dan tinggi badan185 cm, berusia 36 tahun, dan belum menikah.
memiliki sikap yang tegas, cuek dan gengsi yang tinggi terutama pada wanita.
Ia di datangkan langsung dari perusahaan pusat Korea sebagai pengganti manager gudang sebelumnya.
Setelah itu, Norin menemani manager barunya mengunjungi gudang bahan sampai gudang Asesoris. memperkenalkan para karyawan yang ada di sana dan menjelaskan tentang struktur gudang serta menjelaskan tentang item item apa saja yang ada di dalam gudang bahan maupun gudang Asesoris.
" Sudah berapa lama anda bekerja disini nona Norin ?" tanya pria bermata sipit.
" Sudah lumayan lama tuan, sekitar kurang lebih 10 tahun, " jawab Norin lalu menundukkan pandangannya ke bawah.
" wow, amazing. kamu tau dalam waktu sepuluh tahun itu saya sudah bekerja di lima perusahaan. dan waktu paling lama saya bekerja hanya dua tahun saja, " ucap Shin sambil memasukan kedua tangannya di saku celana kiri kanannya.
Norin hanya mengangguk saja tanpa menimpali perkataan bos barunya itu.
" oh iya, nanti tolong kamu email kan ke saya semua data data gudang secara keseluruhan dari enam bulan yang lalu."
" baik tuan."
" kamu tau jika saya suka orang yang bekerja dengan cepat."
Norin mengangguk tanpa bicara.
Kemudian Shin melihat jam tangannya, " saya mau kembali ke ruang kerja saya, thanks for today, permisi." ucap Shin tanpa melihat ke arah Norin.
Norin berbalik arah melangkah menuju ruang kerjanya sambil mengumpat sepanjang jalan.
" Ternyata sama saja dengan manager manager aku sebelumnya sama sama menyebalkan."
Norin memasuki ruang kerjanya lalu ia duduk di kursi kerjanya dan menatap pada layar laptop di depannya. tiba tiba ada email masuk kemudian Norin membuka email tersebut.
" Do you still remember what i asked you few minutes ago ?"
" Aigoo ini orang baru juga aku duduk, ngga sabaran banget, " umpatnya kesal.
kemudian Norin membalas email tersebut.
" please wait, I just sat on my chair sir. "
Tak lama kemudian ada balasan lagi.
" okey, i'll wait another 10 minutes."
Norin menggembungkan kedua pipinya, Ia merasa kesal dengan bos barunya itu. bagaimana tidak kesal jika hanya di beri waktu sepuluh menit untuk merekap ulang data selama enam bulan terakhir.
Masalahnya data data itu tersimpan di dalam laptop lamanya yang sudah rusak. namun sebelumnya Norin sempat mengcopy ke sebuah flashdisk tapi lupa dimana ia menyimpan flashdisk tersebut.
Norin sibuk mengacak acak setiap laci meja kerjanya, mengeluarkan semua isinya, tapi tetap saja tidak menemukan flashdisk itu.
" duh, dimana ya flashdisk nya perasaan aku simpan disini tapi kok ngga ada ya, " gumam Norin lirih.
" mba Norin lagi nyari apa ? " tanya intan salah satu stafnya.
Intan adalah wanita yang sudah menikah di usianya yang terbilang masih terlalu muda.
Norin menoleh pada Intan sekilas lalu fokus lagi pada pencariannya.
" Saya lagi nyari flashdisk Tan, lupa dimana nyimpannya, " jawab Norin sambil tangannya terus saja mengoprek mencari benda kecil itu.
" ohh, apa ngga ke tinggalan di rumah mba ?"
Norin terdiam, " apa mungkin ya ?" gumamnya dalam hati tapi ia menepisnya karena Norin ingat betul bahwa flashdisk nya itu ia simpan di dalam laci.
" ah ngga mungkin kemaren saya simpan di laci ini setelah saya pake, saya masih ingat betul. "
Norin kembali membereskan semua isi laci yang sudah berserakan dimana mana. setelah itu, ia kembali duduk di kursinya dan menghirup udara sebanyak mungkin lalu menghembuskan nya.
" ayo Rin mikir mikir dong !" gumamnya.
kemudian terlintas di pikirannya untuk meminta tambahan waktu pada managernya itu.
Norin mulai mengetik sebuah email untuk meminta tambahan waktu.
" Dear Mr Shin
Please accept my apologies in advance, please give me time until tomorrow morning to send the data, because the data is stored on my laptop which has been damaged and I have to recap".
thank you
^^^best & regard^^^
^^^Norin Inayah^^^
" dih, padahal ada telepon yang lebih cepat ya kenapa pake email emailan segala komunikasinya, " gumam Norin lalu tersenyum lebar.
Norin menunggu balasan email dengan perasaan tidak tenang. Ada rasa takut seandainya permintaannya itu tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
beberapa menit kemudian, balasan email masuk dan benar saja dugaannya jika permintaannya di tolak mentah mentah oleh managernya.
" No reason you have to finish it by this afternoon, otherwise you have to work overtime "
Norin menjendul kan jidatnya ke atas meja ia merasa kesal dengan permintaan bosnya itu.
kemudian Norin menoleh pada jam dinding sudah menunjukan pukul empat sore dan setengah jam lagi waktunya pulang kerja.
" sepertinya aku bakal pulang malam deh," ucapnya dengan lesu.
Sebelum semua staf nya pulang Norin meminta semua data dari masing masing mereka terlebih dahulu agar lebih mudah merekapnya nanti.
Semua menyetujuinya terkecuali Rina, ia merasa keberatan melakukannya dengan berbagai alasan. Akan tetapi, setelah berdebat yang cukup lama akhirnya ia mengalah dan menuruti permintaan Norin.
ponsel Norin bergetar di dalam saku celananya, lalu ia merogoh nya.
" hai anti cantik masih kerja ngga ?" tanya orang di seberang sana.
" masih ada apa An ?" tanya Norin.
" chie yang punya bos baru dan ganteng rajin amat jam segini masih kerja." goda sahabatnya itu
" dih, bos ganteng apaan aku lembur Bu, gara gara dia."
" yah, tadinya aku mau nebeng, suamiku ngga bisa jemput."
" kalau mau nebeng sama aku tunggu aja sampe malam," ucap Norin lalu tertawa lebar.
" ih ogah lebih baik aku naik angkot daripada nunggu kamu sampe malam, dadah anti cantik selamat melembur. "
" terima kasih ibu Anis." jawab Norin dengan kesal.
jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Norin masih saja sibuk mengutak Atik laptopnya, ia berdiri meregangkan otot otot pinggangnya yang kaku " uhh pegel banget."
Setelah itu, melenturkan otot ke kiri dan ke kanan dan kemudian ia melanjutkan kerjaannya lagi dengan rasa kantuk yang mulai hinggap di kedua matanya.
" alhamdulillah kelar juga tinggal di kirim ke si bos rese itu deh, " gumam Norin senang, setelah menyelesaikan pekerjaannya selama dua jam.
" awas aja kalau besok minta yang macem macem lagi."
Tepat pukul sepuluh malam kerjaannya sudah selesai dan Norin bergegas untuk pulang ke rumahnya.
Norin keluar dari ruangnya melewati gudang bahan yang pencahayaannya remang remang.
" ishh sepi sekali " gumamnya dalam hati.
Norin melangkah cepat menuju arah pintu ke luar dari gudang itu karena ia merasa bulu kuduknya berdiri. Norin sebenarnya bukan seorang penakut tetapi saat ini entah kenapa ia merasa merinding.
Norin terus berlari kecil ke arah pintu dan akhirnya ia berhasil keluar dari gudang dengan jantung berdebar debar.
Tiba di parkiran Norin bertemu dengan seorang satpam jaga yang ia kenal.
" lho mba Norin baru pulang, lembur tah ? tanya satpam tersebut.
" iya pak Agus, biasa kerjaannya tuan rese."
pria itu mengerutkan dahinya, " tuan rese siapa mba ?"
" adalah pak, saya pulang dulu ya pak mari, " ucap Norin.
kemudian Norin menyalakan motornya lalu melajukan nya pergi meninggalkan pabrik tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!