Bagi sebagian orang topik Bullying adalah hal yang sangat krusial dan sangat sensitif jika dibahas lebih dalam. Namun bagi sebagian lagi topik ini dianggap sebagai hal sepele yang tidak memiliki pengaruh apa pun, menganggap bully sebagai candaan biasa dan menuduh penerima bully alias korbannya terllau sensitif menanggapi candaan pelaku.
namun nyatanya, kasus pembullyan atau sering disebut perundungan sudah marak terjadi bukan hanya di dalam negeri tetapi di seluruh dunia. Bully menjadi hal yang sangat meresahkan baik bagi para korban, orangtua korban maupun pihak berwajib.
6 bulan yang lalu,
"Berita pagi ini, seorang siswa berinisial K ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan di ruang sekolah setelah diketahui melakukan pesta alkohol bersama geng motor yang seisi kelasnya ikuti, siswa kelas 1 dari SMA Permata ini telah mencoreng nama sekolah dengan perbuatannya yang melenceng. Seluruh siswa diberi peringatan keras untuk tidak mengikuti jejak siswa nakal tanpa prestasi ini, orang tua dari siswa dibawa ke Bareskrim polri untuk dimintai keterangan mengena...
Tap...
Brakkk....
Siaran televisi itu dimatikan begitu saja, remote tv dilempar ke sembarang arah sampai hancur berantakan. Ruangan itu terlihat suram, lampunya padam dan suasananya cukup gelap. Seorang gadis bertubuh jenjang berdiri dari kursinya sambil mengumpat, mengenakan pakaian berkabung yang tidak dia lepas sejak tiga hari yang lalu.
" Berita sampah!" Umpat gadis itu sambil melangkah keluar dari ruang menonton.
" Nona muda, bagaimana keadaan anda!" segerombol pengawal berpakaian hitam berdiri sambil berbaris memberi hormat di depan gadis berambut sebahu bernama Atha.
Gadis itu hanya menatap mereka dengan tatapan datar, mengangkat tangannya sebagai kode kalau dia sedang malas basa-basi.
Sontak mereka membuka jalan dan membiarkan nona mereka yang sudah tiga hari mengurung diri tanpa makan dan minum sejak kematian seorang yang berharga bagiya diumumkan ke publik.
Atha berjalan dengan lambat, tubuhnya lemas ,pikirannya kacau, dia terlihat sangat berantakan. Kakinya membawa dia menuju dapur dan duduk di satu kursi sambil menatap kursi kosong di depannya," Harusnya kau duduk disana sekarang, kenapa malah pergi?" Gumam gadis itu dengan wajah datar dan dingin.
Banyak orang di rumah itu, tetapi tak ada yang berani bicara pada gadis di depan mereka itu.
Atha mengambil piring, menaruh makanan di atas piringnya. Wajahnya pucat dan bibirnya kering. Gaun hitam perkabungan masih dia kenakan. Matanya menatap kursi kosong di depannya. Wajah tampan kembarannya yang beda jenis kelamin terbayang jelas di depan sana sambil tersenyum menatap Atha. Kaos hitam polos dan kacamata dengan rambut berponi, wajahnya tampan ditutup kacamata tebal, berkharisma dan baik hati tetapi kini semua itu hanya tinggal kenangan.
Atha menatap kursi itu, tatapannya kosong, buliran air mata kembali menetes dari kedua pelupuk matanya.
"Makan yang banyak gadis nakal, jangan cengeng,"
" Ingat banyak makan sayuran, kamu malas banget katanya pengen glowing tapi makan sayur aja susah, dasar nakal!"
Atha menangis sesenggukan, suaranya terdengar begitu pilu, hancur sekali hatinya mengingat kenangan terakhir bersama kakak kembarnya. Gadis itu menangis tersedu-sedu sambil memakan makan siangnya. Air matanya dia telan, bercampur dengan makanannya.
Kehilangan keluarga satu-satunya resmi membuatnya menjadi seorang yatim piatu yang hidup sebatang kara tanpa ada keluarga yang menjaganya. Kakaknya, tiang kekuatannya, penghibur dan sebagian dari hidupnya telah dinyatakan meninggal lima hari yang lalu.
Begitu berita itu disampaikan Atha mengalami syok berat, kakinya lemas sekujur tubuhnya seolah hancur, tulang-tulang nya remuk dan air Matanya tak berhenti mengalir. kenangan demi kenangan dan wajah yang selalu membangunkannya dengan lembut tak akan pernah dia lihat lagi untuk selamanya.
Tangisan Atha begitu pilu, sesak di dadanya semakin terasa seiring dengan semakin kencang suaranya.
" akhh... Huhuhu...... Kakak... Kakak... Pulang!!! Kenapa kakak pergi seperti ini arrkkhhhhh hiks hiks hiks.... Kak Kiel!!!! Pulang kak!!!!" Teriakan dan rintihan pilu menggelegar di dalam ruang makan itu. Atha menangis sesenggukan sambil memukul mukul dadanya. Hatinya koyak dan dihancurkan berkeping-keping.
" hiks hiks hiks hiks... Pulang kak... Kumohon... Atha butuh kak Kiel, Atha butuh kakak, Atha gak punya siapa-siapa lagi kak, Atha hidup sebatang kara Hiks hiks hiks..... Tuhan kembalikan kakakku!!! Kenapa Kau ambil semua yang berharga bagiku!!!! Mau hidup seperti apa aku!??? Kenapa Kau melakukan ini padaku huwaaaaa....... Kenapa harus aku, kenapa harus keluarga kami yang mengalami ini!!!!!" Pekik gadis itu. Dia menangis sampai meringsut ke atas lantai, air matanya seolah tak pernah berhenti.
Rasa sesak didadanya semakin menjadi-jadi wajahnya memerah, marah dengan keadaan, marah dengan takdir, marah dengan keadaannya yang sangat menyedihkan. Kehilangan kedua orangtuanya saat usianya masih 7 tahun lalu sepuluh tahun kemudian dia kehilangan kakak laki-lakinya. Apa lagi yang dia miliki, hidupnya hancur berantakan, tak ada yang bisa dia lakukan, semuanya begitu cepat dan seolah alam sedang menghukum mereka.
Para pengawal duduk berlutut sambil menatap nona muda mereka dengan tatapan sendu. Rasa sakit kehilangan orang yang paling disayang membuat mereka bisa merasakan penderitaan Atha. Mata mereka juga berkaca-kaca, sosok Kiel adalah seorang pria muda yang rendah hati, ramah dan sederhana tetapi cerdas dan memiliki keberanian yang besar. Siapa sangka orang sebaik dia mengalami depresi dan memilih bunuh diri di sekolahnya sendiri.
" Ya ampun nona... Jangan begini... Hiks hiks hiks... Uhuhuhuu..... Jangan begini nona muda..."Bibi Mola berlari emngham nona mudanya.Beliau adalah pelayan setia Yanga udah bersama keluarga itu sejak kedua orang tu Atha menikah.
Bibi Mola memeluk Atha dengan erat, menepuk punggung gadis muda itu, mengusap air mata Atha dan menenangkan nya. Beliau sudah menganggap Atha sebagai putrinya sendiri, dia juga merasa kehilangan dengan kejadian yang menimpa Kiel, kembaran beda jenisnya Atha.
Tangis perkabungan masih terus terdengar di dalam rumah itu. Di balik pintu seorang pria bertubuh kekar dan tegap menatap sedih ke arah nona muda mereka, matanya menunjukkan kesedihan mendalam, rahangnya mengeras dan nafas naik turun.
" Siapa pun yang terlibat dalam kematian tuan muda Kiel akan habis di tanganku, kalian berani bermain-main dengan kami maka kalian memilih kematian kalian sendiri!!!" Geram pria itu.
Seisi rumah Chamber bekabung selama berhari-hari. Mereka tak bisa melepas kepergian pria baik dan ramah. Kiel Bima Chamber, anak baik hati dan selalu hidup sederhana sekalipun keluarga mereka memiliki banyak harta dan kekayaan yang melimpah. Tak ada di sekolahnya yang tau kalau pria ini adalah anak orang kaya dan berpengaruh. Kiel dan Atha bersekolah di tempat yang berbeda. Atha dengan sengaja dimasukkan di sekolah milik keluarga mereka karena dia sebagai pewaris akan mengawasi dan menjalankan manajemen sekolah itu.
Sedangkan Kiel memilih bersekolah di sekolah biasa, dia senang hidup berbaur dengan orang-orang biasa dan memiliki kehidupan sekolah yang menurutnya menyenangkan..Selalu penasaran dengan suasana baru dan selalu ingin belajar lebih banyak tentang sosialisasi.
Tetapi siapa sangka, anak remaja berhati baikd an lembut ini justru meregang nyawa setelah menulis pesan bunuh diri di akun media sosialnya, bertepatan dengan itu dia ditemukan tewas di dalam ruangan kelasnya dengan posisi gantung diri.
..."Hai semua, aku sadar kalau aku belum bisa menjadi orang yang baik sesuai harapan semua orang, aku sadar kalau aku tidak berguna bahkan untuk menjaga diriku sendiri, aku anak yang buruk dan mereka mengatakan bahwa tidak ada yang menginginkanku di dunia ini, dimana pun itu tak ada yang butuh seorang pecundang berkacamata tebal seperti diriku, mungkin sudah waktunya bagiku untuk pergi, maaf untuk orang yang sangat ku sayangi, aku tidak berguna dan tidak bisa berbuat apa-apa, sampah masyarakat ini akan kembali kepada bumi, kuharap Kita tidak bertemu lagi agar kesialan tidak datang pada kalian, anak buangan ini akan pergi,...
...Tertanda- Kiel"...
.
.
Like, vote dan komen 🤗
Athanasia De Alger Obelia yang artinya bunga yang hidup abadi. Nama itu diberikan pada seorang gadis yang menjalani hidup mengerikan setelah tragedi besar di hidupnya terjadi. Atha, nama panggilan gadis misterius dengan berbagai topeng yang dia pakai. Memiliki dendam tersembunyi yang selama ini dia simpan. Nama itu diberikan dengan harapan sang putri akan dikenal oleh dunia. Namanya akan abadi di telinga dunia.
Usianya masih 17 tahun, dia duduk di tingkat kedua pendidikan SMA. Terkenal sebagai pembuat masalah dan ketua gangster di kota itu. Seluruh negeri dibuat ketar ketir oleh kekuatan geng yang dia pimpin tetapi tak ada yang mengenalinya. Tak ayal, bahkan anggotanya lebih tua dari dirinya tetapi semua tunduk dengan perintah gadis itu.
Dingin, kejam dan tak punya tenggang rasa pada siapapun. Dia akan menghajar siapa pun yang membuatnya merasa tersinggung. Suatu hari karena sebuah masalah, dia memilih keluar dari sekolah yang dia tempati. Padahal sekolah itu miliknya tetapi dia memilih untuk keluar dan membiarkan siswa disana hidup dengan tenang.
Tanpa membawa identitas nya sebagai seorang ketua geng, gadis itu masuk ke sebuah sekolah di kota itu sebagai siswa baru.Tak ada yang tau alasan gadis itu masuk ke sekolah itu, bahkan seisi sekolah lamanya The Chamber High School terkejut mendengar kepergian Atha dari sekolah itu.
Dia adalah legenda di sekolah itu memang bersikap dingin dan kuat tetapi bukan berati dia suka menindas orang lain. Banyak anak berprestasi dan kurang mampu yang berhasil masuk ke sekolah itu dengan jalur orang dalam dan orang dalam itu sendiri adalah Atha. Dia dihargai tetapi juga di takuti bahkan oleh para tenaga pendidik. tak ada yang tau jika dia di usianya yang masih begitu muda sudah menjadi pemilik sekolah itu.
Hari ini adalah hari pertama Atha masuk ke SMA Pratama. Dia berjalan dari dalam kamarnya setelah mengenakan kaos oblong warna hitam yang terakhir dipakai oleh kakak laki-laki nya. Dia berjalan lalu berhenti sebentar di pojok ruangan itu sambil menatap figura hitam putih Kiel sang kakak.
" Hari ini Atha akan masuk ke sekolah itu, mencari tau siapa yang membuat kakak pergi, hanya ini yang Atha bisa lakukan, Atha sudah hancur berkeping-keping setidaknya Atha tau siapa yang membuat kakak seperti ini," lirih gadis itu sambil mengusap figura kakak laki-lakinya.
Bibi Mola menghampiri nona mudanya lalu menggenggam tangan Atha dengan erat, " Nona, bibi harap nona menemukan penyebab kematian tuan muda, semoga pilihan nona pindah sekolah menjadi pilihan terbaik, Bibi akan menjaga nona dari jauh," ucap wanita yang walaupun usianya sudah mencapai kepala empat itu masih terlihat muda dan postur tubuhnya sangat bugar.
"Terimakasih bi," jawab Atha singkat.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya yang sendu dan sepi, gadis itu berangkat ke sekolah. Dia diantar oleh semua anak buah yang sangat menghargai dirinya. Namun mereka mengantar Atha dengan kedok sebagai kakak dari gadis belia itu.
"Jangan sampai ada satu orang pun yang tahu identitas ku sebagai ketua The Chamber! Jaga rahasia selama aku berada di luar daerah teritorial, jaga kelompok dan jaga keamanan sekolah!" perintah yang terpatri dengan jelas di kepala para anggota nya.
Dalam hitungan 35 menit, Atha tiba di lingkungan sekolah tempat mendiang kakak laki-lakinya selama ini mengenyam pendidikan. Kakaknya selalu mengatakan kalau sekolah itu sangat menyenangkan apalagi jika dia bisa bergabung dengan anak anak dari berbagai kalangan.
Atha datang sebagai orang biasa, mengenakan pakaian casual karena belum mendapatkan seragam resmi dari sekolah yang baru dia masuki.
" Selamat bersekolah nona!" Ucap pria bertubuh besar yang kerap disana Jack itu setelah nona mudanya masuk ke area sekolah.
Gadis itu berjalan sambil menatap seisi sekolah itu. sekilas tampak gadis ini mengepal kedua tangannya dengan kuat, memberikan tatapan tajam bahkan rahangnya mengeras saat melangkah masuk melewati gerbang sekolah itu.
Namun sedetik kemudian dia menurunkan arah pandang nya," Calm down Atha, he'll hate you if do this," batinnya berbicara.
Kaki gadis itu memasuki gerbang. Warna kesukaannya adalah hitam dan emas, hari ini pun dia memakai pakaian dengan tema sesuai dengan warna kesukaan nya. Atha berjalan melewati anak-anak lainnya memasuki kawasan sekolah tersebut. Matanya menatap nanar ke arah seluruh lokasi sekolah.
SMA SWASTA PERMATA, merupakan sebuah sekolah favorit yang terletak di sebelah kota tempat The Chamber High school berada. sekolah yang berusaha mempertahankan kredibilitasnya di hadapan masyarakat dan meningkatkan kualitasnya sebagai sekolah swasta dengan citra yang baik. Hanya saja ada beberapa berita tak mengenakkan yang beberapa bulan terakhir ini melanda sekolah itu, yakni kematian dua siswa sekolah itu yang sangat tiba-tiba. Tetapi semua dilaporkan sebagai kesalahan siswa itu sendiri
Dalam sekejap kabar itu lenyap dengan prestasi dan perolehan lulusan terbaik dari sekolah itu yang membuat mata dunia tertutup dari dua kasus bunuh diri yang melanda sekolah itu.
Persaiangan masuk ke sekolah itu juga cukup ketat sampai membuat banyak orang berbondong-bondong berusaha untuk menerobos sekolah itu. Sistem pendidikan yang baik dan fasilitas yang memadai membuat minat tinggi terhadap sekolah ini.
Sistem di sekolah ini sangat berbeda dnegan The Chamber, sekolah milik Atha dijalankan dengan manajemen yang aneh dan unik tetapi lulusan yang keluar dari sekolah itu tak ada yang bisa menandingi life skill dan kecerdasan mereka.
Sekolah di tempat itu terkesan aneh, pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan sistem outdoor dan pemusatan kemampuan untuk karir ke depannya. Siswa-siswi yang masuk ke sekolah itu juga masuk dengan seleksi ketat, seleksi ketahanan fisik, mental, publik speaking, interview dan list terakhir dalam seleksi yang bahkan jarang dijalankan adalah seleksi akademik. Anehnya bahkan siswa terpintar di sekolah pun belum tentu lulus ujian masuk SMA ini. Semuanya tergantung keputusan pemilik sekolah dan sistem aneh ini sudah diteruskan secara turun temurun dari pemilik sekolah pertama yaitu kakek buyut Atha dan dilanjutkan kepada penerusnya.
Kembali ke SMA Pratama, seluruh siswa bersiap masuk ke kelas mereka masing- masing. Terlihat jelas kesenjangan sosial di sekolah ini. Kualitas siswanya tak sebaik yang dipikirkan masyarakat saat pertama kai mendengar nama sekolah itu. Setiaknya hal itu lah yang dirasakan Atha saat memasuki setiap lorong di sekolah ini.
Anak-anak berjalan kesana kemari, aroma parfum mahal juga bisa di temui di tepat ini, barang branded sampai barang dari pasar loak berkumpul di tempat ini. Kesenjangan sosial tidak dipermasalahkan oleh pemilik sekolah selama anak anak yang lulus dari sekolah itu memiliki nilai akademik yang tinggi tak peduli seperti apa cara mereka mendaptkan nilai itu.
Atha berjalan dengan santai, sambil mengamati sekolah itu dan menelusuri seisi sekolah dia berjalan dengan tatapan datar dan dingin tak peduli dengan pandangan aneh orang -orang yang melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Mereka semua terheran -heran melihat penampilan Atha yang terkesan sederhana.
Hanya mengenakan kaos hitam polos, celana jeans hitam, sneakers putih dan topi senada dengan kaosnya, menenteng ransel berwarna rose gold pemberian anak buahnya yang sangat senang mengetahui kalau ketua mereka akan masuk sekolah lagi setelah menutup diri selama setengah tahun dan hanya bertindak sebagai pengawas di The Chamber.
“ Jadi ini tempatmu ? Sekolah yang kau bilang sangat bagus sampai kau menolak tawaranku? Sekolah yang mengambil nyawamu? Bodoh, dasar pria bodoh...” batin Atha.
.
.
.
Like, vote dan komen
Gadis itu berjalan dengan santai menuju ruangan kepala sekolah setelah berhasil menghapal peta sekolah yang dia lihat di papan mading di dekat pintu masuk gedung tadi. Di saat gadis itu akan masuk, seorang pria menyerobot jalannya dan mendorong tubuhnya sampai hampir membuat gadis itu terjungkal, beruntung seorang lainnya menangkap tubuhnya dari belakang.
“ Bull, perhatikan jalanmu, kenapa kau ceroboh seperti ini!?” bentak pria yang menangkap tubuh Atha agar gadis itu tak terjatuh.
“ Ehh ya maaf, habisnya jalannya lambat kayak siput!”
“ Lepas !” ucap Atha sambil menjauh dari pria tinggi nan tampan pemilik surai biru putih itu.
“ Ehh... maaf kau hampir jatuh ta...
Kata-katanya tercekat saat gadis itu malah menyelonong masuk dan meninggalkan mereka berdua dengan wajah kebingungan di depan sana.
“ Siapa?” tanya Bull yang nama aslinya Billy tetapi selalu dipanggil dengan sebutan Pitbull, dia adalah siswa kelas 10- IPS1.
“ mana kutau, cepat masuk! Perhatikan langkahmu!" Ketus orang itu dengan wajah masam.
“ Heh kenapa orang-orang aneh hari ini?”
Greeppp......
Tangan King menarik kerah pria itu lalu membawanya masuk ke dalam ruangan sambil menjewer telinga Billy,” awrrhhhh sakit kak, lepas kenapa ihhhh ... mau copot kupingku kalau copot apa bisa kau ganti hah? “ kesal Billy.
Pria berwajah tampan tetapi irit ekspresi itu menatap Billy dengan tatapan kesal,” kuganti pakai kuping anjing, kurasa akan cocok untukmu, dasar nakal!” ketus pria yang kerap di panggil dengan nama Yaksen King tersebut.
“ Arrrkhhhhhhhh sakit King kong!!!....!”
********************************
Persis seperti sekolah pada umumnya, SMA Pratama juga memiliki satu kelas yang disebut dengan kelas Troublemaker. Bukan tanpa alasan kelas itu disebut sebagai pengacau satu angkatan. Kelas 11-IPS 3, berisi anak anak paling nakal di sekolah itu. Digabung dalam satu ruangan dan sering membuat kekacauan bahkan duru saja minta ampun dengan kenakalan mereka.
Kelas ini menjadi salah satu sumber kekacauan yang membuat nilai sekolah itu perlahan-lahan menurun. Beberapa bulan yang lalu, kasus besar melanda sekolah swasta itu dan berhasil membuat rating sekolah itu jatuh drastis akibat kasus bunuh diri salah satu siswa laki-laki dan asalnya dari kelas 11-IPS 3 yang menjadi sarang pengacau sejak setahun yang lalu.
Kasus besar yang tidak boleh diungkit di dalam kelas. Jika sampai guru atau dewan pengajar bahkan siswa siswi berpengaruh mendengar satu orang saja membicarakan kasus kematian misterius itu, maka seisi kelas dari siswa itu akan terkena imbasnya yang berujung pada bully dan Drop out dari sekolah. Oleh karena itu, sehari setelah tubuh anak laki-laki itu ditemukan menggantung di dalam ruangan kelas 11-IPS, tak ada satu pun siswa yang boleh membicarakan kasus itu.
Bahkan kasus itu ditutupi seolah tak pernah terjadi. Pengalihan issu yang begitu cepat dilakukan dengan kabar masuknya salah satu idol grup terkenal menjadi siswa di sekolah itu.
Pengalihan issu dilakukan untuk menutupi kasus itu dan mencegah para wartawan berdatangan ke sekolah dengan membuat issu issu lain yang lebih menarik perhatian.
Kelas 11-IPS 3 menjadi kelas paling ditakuti oleh seluruh siswa. Para guru mengatakan kalau salah satu dalang dibalik kematian anak itu adalah orang -orang yang duduk di dalam kelas itu. Oleh sebab itu, kelas ini diasingkan, tak ada yang peduli dengan mereka, sentimen setiap siswa siswi membuat mereka jadi anak-anak terbuang padahal ada rahasia besar yang tak pernah terungkap.
11-IPS 3, menjadi kelas paling buruk dan sering terkena peringatan dari kepala sekolah karena membuat kekacauan di seisi sekolah. Tak ada yang bisa mengusir mereka dari sana, karena orangtua anak-anak itu adalah orang berpengaruh dan memiliki kekuatan besar dalam dunia politik, ekonomi dan hukum. Kelas yang menjadi paket lengkap dari segala sisi.
Padahal di awal tahun ajaran baru saat mereka masih menjadi siswa siswi baru , kelas ini merupakan salah satu kelas percontohan dengan peringkat nilai yang sangat memuaskan bahkan mengalahkan kelas unggulan 11-IPS1 dan 11-MIPA1. Tapi siapa sangka, mereka menjadi dalang di balik kematian salah satu anggota kelas mereka sendiri.
Suasana di kelas 11-IPS3 selalu sama. Tak ada niat belajar, yang ada hanya 10 orang anak-anak nakal yang terasing di sekolah itu. Dari segi jumlah , mereka sudah banyak berkurang. Yang seharusnya 30 siswa malah tersisa 10 orang yang bertahan di kelas itu.
Sisanya memilih pindah sekolah dan pindah ke kelas lain karena tidak tahan menjadi kelas yang selalu di bully dan tidak di perhatikan oleh para guru.
“Woi... dengar dengar ada murid pindahan dari luar kota katanya, ada dua orang, barusan gue dengar di kantor kepsek waktu ngambil seragam, kayaknya bakal di lempar ke kelas kita lagi deh,” seru ketua kelas seraya memakai rompi hitam putih khas sekolah itu satu tahun yang lalu. Rompi itu adalah rompi sebelum anggota kelas mereka meninggal dunia.
“ murid baru? Heheh mau ngasih mainan baru buat kita? Hihihi... kepala sekolah pasti sudah gila, karena kita menuntut penambahan siswa, dia malah melempar dua murid baru yang tidak tahu apa-apa ke dalam kelas ini... hahahha...... mau membuat drama apa lagi si kepala bakso itu? “ balas seorang gadis kepang dua dengan rambut merah dan kacamata bulat besar yang bertengger di atas hidung mancungnya.
“ hei... hei... jangan terlalu keras pada anak baru, toh mereka ga tahu apa-apa,” imbuh seorang yang lainnya.
“ heh jangan mengada-ada Kiel, mana ada orang yang gak tahu rumor kelas kita, kelas pembully dan kelas pembunuh itu kan sebutan mereka?” ucap si rambut merah yang kerap di sapa Beer itu. Namanya mirip minuman alkohol.
“ Beer.... jangan membuat masalah, jika terus begini tak ada yang akan masuk ke kelas kita,” tegur Bob bendahara kelas itu.
Beer memutar malas kedua bola matanya, dia sangat kesal dengan ucapan teman-temannya. Gadis itu berdiri dengan wajah kesal lalu berjalan keluar dari dalam kelas.
“ Beer.... kemana lo? Sudah mau masuk,” teriak yang lain.
“Mau main, lagian gurunya gak ada yang jelas,” balasnya sambil melambaikan tangan dan menghilang dari pandangan mereka semua.
Seisi kelas itu hanya menatap Beer pergi begitu saja, benar kata Beer, sekalipun mereka masuk tak akan ada guru yang datang mengajar di kelas itu. Kecuali wali kelas mereka sendiri.
“ Bob acara akhir pekan bagaimana? Iuran sudah kumpul semua kan dari anak anak?” tanya Jin-Ji si ketua kelas orang asli Korea yang nyasar jadi penduduk bumi Indonesia.
“ Iuran sudah kekumpul semua dari kelas kita, anak anak lain yang mau gabung juga sudah trasnfer tadi, tinggal go!” balas Bob seraya menunjukkan buku khas yang tertata rapi dan berisi data data keuangan kelas itu.
“ Hmmm.... apa pelu gue transfer lagi? Kita juga harus kasih ke anak-anak itu kan?” tanya Hana, gadis bumi yang outfitnya selalu bertema hijau dan cokelat.
“ ini sudah cukup Na.. malah lebih kayaknya,” balas Bob. Mereka semua terlihat akur tidak seperti yang orang bicarakan tentang kelas itu.
"Seandainya dia disini," seru Alex pria bertubuh gemuk yang tengah duduk di samping kursi di pojok kanan ruangan itu, kursi yang pemiliknya telah meninggal dunia.
Alex menggenggam tali tambang putih yang mengikat leher pemilik kursi itu, dia terlihat murung, sontak teman-temannya menghampiri anak itu sambil duduk melingkari kursi lorong itu.
"We Miss you!"
.
.
.
Like, vote dan komen
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!