Perang Atom yang terjadi di tahun 2072, meninggalkan sebuah penyesalan yang tidak akan pernah dilupakan oleh umat manusia. Perang yang menghilangkan 50 persen daratan di bumi itu, telah menumbalkan nyawa manusia yang tidak terhitung jumlahnya.
kerusakan yang ditimbulkan akibat penggunaan senjata Atom tidak berhenti sampai disitu, dimana sebuah portal dimensi kemudian muncul di berbagai tempat dibelahan dunia dan dari portal dimensi itu, keluarlah berbagai macam makhluk yang sebelumnya hanya ada didalam imajinasi manusia.
Selama lebih dari 100 tahun, umat manusia hidup dalam ketakutan, populasi yang telah berkurang akibat perang atom, menjadi semakin berkurang akibat makhluk-makhluk yang berasal dari portal dimensi, yang menyisakan populasi manusia tidak lebih dari satu juta jiwa.
Untuk melawan semua ancaman yang berasal dari portal dimensi, senjata modern yang dimiliki, tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti, menyadari akan hal itu, umat manusia yang tersisa kemudian merubah strategi perangnya.
Tahun 2197, sebuah eksperimen rekayasa genetik yang digabungkan dengan beberapa ilmu yang diambil dari makhluk-makhluk yang berasal dari portal dimensi, telah menciptakan sesuatu yang disebut Sistem Jiwa.
Dengan Sistem Jiwa, kekuatan fisik dan psikis manusia yang sebelumnya memiliki batasan bisa dihilangkan, bahkan kemampuan lain yang tidak masuk akal seperti sihir dan berbagai macam keahlian yang dimiliki oleh makhluk-makhluk yang berasal dari portal dimensi juga dapat digunakan oleh manusia.
Dengan 100.000 prajurit yang menggunakan Sistem Jiwa, pada akhirnya umat manusia mulai mendapatkan tempatnya kembali dimuka bumi, namun itu belumlah berakhir, sebab portal dimensi masih terus bermunculan dan manusia belum bisa menghentikan hal tersebut.
"Untuk hari ini, pelajaran sejarahnya sampai disini saja, kalau ada kesempatan hidup, kita akan melanjutkannya nanti, hahaha"
Seorang Pria besar berumur 42 tahun bernama Robbert mengatakan hal tersebut, didepan 5 orang anak yang terlihat sangat tidak terurus.
"Paman Robbert Sistem Jiwa itu memangnya seperti apa" tanya seorang anak laki-laki.
Sistem Jiwa memiliki Fungsi seperti panduan dalam menjalani kehidupan, dengan gambaran, seseorang dapat melihat status dari tubuhnya baik itu status fisik maupun psikis dan seluruh status itu dapat di tingkatkan tanpa batasan, namun panduan tersebut tidak wajib untuk dilakukan, tergantung dari keinginan sendiri.
Untuk meningkatkan status yang dimiliki, seseorang hanya perlu mengikuti setiap panduan yang ada didalam Sistem Jiwa, dengan mengikuti panduan tersebut, seseorang bisa menjadi apa saja, menjadi pekerja kasar atau menjadi pemimpin, baik itu pecundang maupun seorang pahlawan.
Sistem Jiwa pada awalnya hanya dimiliki oleh 100.000 orang dan mereka dijuluki sebagai Manusia Sistem. karena pada dasarnya Sistem Jiwa merupakan rekayasa genetik, karena hal itu, mereka para Manusia Sistem yang menjalin hubungan perkawinan, keturunan mereka kemudian mewarisi Sistem Jiwa dan mereka disebut sebagai Manusia Baru.
"Jadi seperti itu, ditahun 2422 ini, kalian semua termasuk Manusia Baru generasi ke-4"
"Paman Robbert bagiamana dengan kami, kapan kami akan mendapatkan Sistem Jiwa itu" tanya seorang anak perempuan.
Mendengar pertanyaan itu, Robbert terdiam sejenak, iya kemudian menatap kelima anak yang ada didepannya dengan rasa kasihan.
"Aku pikir jika kalian bekerja keras dan berusaha untuk tetap hidup, mungkin nanti kalian akan mendapatkannya" kata Robbert.
Diketahui, 98 persen bayi yang baru Lahir akan langsung mendapatkan Sistem Jiwa dan itu bisa dilihat dari bola matanya yang memiliki warna, namun jika bola matanya berwarna hitam bisa dipastikan bayi tersebut tidak akan mendapat Sistem Jiwa.
bayi yang terlahir tanpa Sistem Jiwa merupakan sebuah aib bagi keluarganya, kebanyakan bayi-bayi tersebut akan dibuang, tidak banyak yang juga dibunuh oleh orang tuanya sendiri, untuk bayi yang berhasil tumbuh tanpa Sistem Jiwa, fisik dan Psikis mereka akan sangat lemah bahkan ada juga yang mendapatkan penyakit mematikan dan kebanyakan dari mereka hanya akan bertahan hidup paling lama 15 tahun.
"Bekerja keras katamu, hentikan omong kosong mu, dasar kau Robbert tua"
Perkataan tersebut berasal dari seorang pemuda yang berdiri di belakang kelima orang anak yang ada disana.
Namanya adalah Brain Righet, umurnya 19 tahun, iya satu-satunya manusia yang diketahui berhasil tumbuh tanpa Sistem Jiwa sampai sejauh itu.
"Hey Brain, tidak seharusnya kau mengatakan hal seperti itu terhadap orang yang telah menyelamatkan mu, minta maaflah" kata Meria
Meria adalah wanita berumur 40 tahun, iya dan Robbert memiliki Sistem Jiwa, walaupun begitu mereka berdua telah mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak yang terlahir tanpa Sistem Jiwa.
Minta maaf, untuk apa, Sistem Jiwa apa yang bisa kami dapatkan, semua itu hanya mimpi" kata Brain lalu pergi.
"Brain tunggu"
"Sudahlah Robbert, biarkan saja dia" kata Meria.
"Aku harap, dia tidak mencoba untuk memanjat tembok itu lagi" kata Robbert.
Brain tinggal di pulau besar Uwla, tepatnya di distrik Buangan yang lokasinya berada di luar tembok Wilayah Himaya. Wilayah Himaya dikelilingi tembok yang cukup tinggi dan didalam wilayah tersebut terdapat 10 distrik.
"terkutuklah kalian semuaaaa.."
Teriak Brain di depan pintu gerbang besar Himaya, yang kemudian iya melempar batu ke arah pintu gerbang tersebut.
Ini tidak adil, apa yang salah dari kami, hanya karena kami tidak memiliki Sistem jiwa, tidak seharusnya kami diperlakukan seperti ini
Memikirkan hal tersebut, mengeluarkan semua amarahnya, iya kemudian berjalan menyusuri luar tembok yang mengarah ke pantai.
Matahari yang mulai terbenam menemani langkah Brain, berjalan dengan membawa kemarahannya, dari kejauhan iya melihat seseorang yang sedang tergelatak, menyadari itu Brain lalu berlari kearah orang tersebut.
Walaupun Brain terlihat seperti pemuda labil, iya sebenarnya memiliki sikap empati yang sangat besar. selain itu, walaupun iya tidak memiliki Sistem Jiwa, itu tidak membuatnya menjadi orang yang lemah, dengan tubuhnya yang kurus, iya bisa bergerak dengan cukup lincah.
"Hey paman, apa yang terjadi"
Mencoba menggerak-gerakkan tubuh pria yang tergeletak itu, Brain lalu dibuat terkejut, dari belakangnya seekor monster kelabang pasir tiba-tiba muncul dan hendak menerkamnya.
Menyadari itu dengan sigap Brain menghindarinya, iya kemudian melompat ke arah sebuah pipa besi yang ada didekatnya, kemudian dengan itu, Brain menghajar monster tersebut dengan membabi-buta.
"Monster sialan, lenyaplah kalian semua dari muka bumi ini, cuih"
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Brain telah menghabisi monster tersebut, iya kemudian kembali ke tempat pria yang tergeletak itu, lalu karena melihatnya belum sadar, Brain lalu memutuskan untuk membopong nya menuju ke arah bangunan tua dua lantai yang berada tidak jauh dari sana.
Setelah sampai di bangunan tua, tidak beberapa lama, pria tersebut mulai tersadar.
"Ahh. dimana ini"
Sambil mencoba memfokuskan penglihatannya, pria tersebut seketika berdiri setelah melihat keberadaan Brain yang ada di dekatnya.
"Kau, Siapa kau, Apa yang kau lakukan, kenapa aku berada disini"
Mendengar hal tersebut, Brain mencoba menenangkan pria yang ada didepannya, iya lalu memperkenalkan dirinya, kemudian menerangkan semua kejadian yang telah terjadi sebelumnya.
...----------------...
Terimakasih atas pertolongan mu, perkenalkan, namaku Rudolff Cliver dan aku juga ingin minta maaf karena tadi sempat meragukan mu"
Rudolff adalah seorang pria berusia 38 tahun, iya mengenakan seragam Scrub yang membuatnya terlihat seperti seorang dokter, iya juga mengenakan tas ransel di punggungnya.
"Tidak apa-apa paman, tidak usah dipikirkan"
"Tapi memang sulit untuk dipercaya, seseorang tanpa Sistem Jiwa sepertimu bisa mengalahkan seekor monster"
"Itu hanya keberuntungan saja paman, kalau boleh tahu, kenapa paman bisa berada di tempat ini"
Belum sempat Rudolff menjawab pertanyaannya, tiba-tiba beberapa monster kelabang pasir muncul diluar bangunan tua itu, kemudian mencoba masuk untuk memangsa mereka.
"Sialan, monster-monster ini tidak ada habisnya, paman Rudolff tunggulah disini"
Setelah mengatakan hal tersebut, Brain lalu mengambil pipa besinya, iya berniat untuk melawan monster-monster itu sendirian.
"Brain tunggu, lebih baik kita lari saja"
"Maaf paman, ini bukan di dalam tembok, di tempat ini hanya ada dua pilihan. melawan, berjuang untuk hidup atau lari, diburuh lalu mati"
Mendengar perkataan itu, Rudolff hanya bisa terdiam sambil melihat Brain yang berjalan meninggalkannya.
Monster kelabang pasir memiliki tubuh yang panjangnya sekitar lima meter, pertahanannya sangat rendah namun walaupun begitu monster ini tidak bisa diremehkan, sebab iya dapat menyemburkan racun dari mulutnya dan itu sangatlah mematikan.
Menghadapi empat monster kelabang pasir sendirian, Brain terlihat kesulitan, dengan mengandalkan kelincahannya, iya terus menghindar sambil sesekali meluncurkan serangan dengan menggunakan pipa besinya.
Walaupun serangan yang dilesatkan oleh Brain sangatlah lemah, tidak berarti monster itu tidak dapat dikalahkan, perlahan tapi pasti, Brain akhirnya mampu mengalahkan keempat monster tersebut.
Rudolff yang menyaksikan itu, sangat dibuat terkejut, iya kemudian keluar dari bangunan tua itu
Anak ini, tidak bisa dipercaya, tanpa Sistem Jiwa iya bisa mengalahkan empat monster level 5 sendirian, aku tidak bisa membayangkan sekuat apa dia jika memiliki Sistem Jiwa
Sambil berjalan ke arah Brain, Rudolff memikirkan semua itu, iya juga kembali mengecek status informasi dari Brain menggunakan kemampuan penglihatannya dan informasi yang iya dapatkan hanyalah Ras Brian yang seorang manusia.
"Apa kau baik-baik saja, kau terluka cukup banyak"
Aku baik-baik saja paman ini tidak seberapa" Jawab Brain yang kelelahan.
Diketahui, seseorang yang memiliki Sistem Jiwa, iya tidak hanya dapat melihat informasi status dirinya sendiri, seseorang juga dapat melihat informasi status dari semua objek yang ingin dia ketahui, apakah itu makhluk hidup maupun benda mati.
Status informasi yang bisa dilihat, dibatasi dengan level penglihatannya, semakin tinggi level penglihatannya, semakin banyak informasi yang bisa didapatkan dan untuk manusia yang tidak memiliki Sistem Jiwa, Status Informasi yang bisa dilihat dari mereka hanyalah informasi mengenai Ras nya.
Namun ada beberapa kasus dimana seseorang yang level penglihatannya telah mencapai maksimal tidak dapat melihat semua status informasi dari objek yang ingin diketahui, dimana itu terjadi dengan makhluk hidup yang memiliki intelegensi yang tinggi atau terbatasi item sihir tertentu.
"Bagaiman caramu mengalahkan monster-monster itu"
"bagaimana yah, mungkin karena terlalu sering menghadapi monster itu, aku jadi tahu titik lemah nya paman"
Jadi begitu yah, kau memiliki pengalaman yang luar biasa"
Setelah Rudolff mengatakan itu, rumah tua yang menjadi tempat mereka berlindung sebelumnya tiba-tiba hancur, Brain dan Rudolff yang berada dekat bangunan tua tersebut, kemudian terhempas ke arah yang berbeda.
"Itu, itu monster level 10" Teriak Rudolff,
Mendengar suara Rudolff, monster kelabang pasir yang memiliki ukuran lebih besar daripada monster sebelumnya itu mulai bergerak mendekatinya.
"Hei monster sialan, kemari kau"
Brain yang berlari sambil meneriakkan hal tersebut, iya berharap monster itu mengalihkan target serangannya, namun semua itu sia-sia, monster tersebut telah berhasil menyerang Rudolff dengan cara menerjangnya.
Melihat hal itu, dengan kekuatannya yang bisa dikatakan sudah tidak ada lagi, Brain tetap saja berlari menuju kearah monster tersebut, namun belum sempat iya mencapainya, monster itu tiba-tiba meledak yang membuat Brain kembali terhempas.
"Apa yang terjadi, siapa yang meledakan monster itu"
Brain yang sempat kehilangan kesadaran, kemudian berjalan perlahan ke tempat Rudolff.
"Paman, hey paman, bertahanlah"
Melihat keadaan Rudolff yang sangat mengkhawatirkan, dimana kaki dan tangan kirinya telah terputus, membuat Brain terlihat sangat khawatir, iya terus mencoba membangunkannya sampai pada akhirnya Brain berhasil membuat Rudolff tersadar.
"Bertahanlah paman, aku akan mencari bantuan"
Sambil mengikat kaki dan tangan Rudolff yang terputus, Brain mencoba menghentikan pendarahannya,
"Hentikan Brain, aku sudah tidak punya kesempatan lagi"
Mendengar itu, Brain terlihat shock, iya hanya bisa terdiam sambil menatap Rudolff yang sekarat.
"Maafkan aku paman, seandainya aku lebih kuat, semua ini tidak akan terjadi"
Mendengar ucapan tersebut, Rudolff terlihat tersenyum, iya lalu mencoba untuk melihat sekelilingnya dengan maksud mencari tas ranselnya.
"Pikiranku tentang orang-orang di distrik buangan ternyata salah, kalian lebih manusiawi daripada mereka yang ada disana, maafkan aku"
Setelah mengatakan hal tersebut, Rudolff lalu meminta Brain untuk mengambil tas ranselnya, iya kemudian menyuruhnya untuk mengambil sesuatu di dalam tas ransel itu.
"Apa ini paman"
Sambil memegang sebuah botol kecil yang berisi cairan hitam, Brain menanyakan hal tersebut.
"Itu adalah hasil penelitian ku, dengan itu kau akan mendapatkan Sistem Jiwa"
"Aku tidak mengerti, apa maksudmu paman"
"Kau akan mengerti setelah kau meminumnya.. haaaa aku tidak punya waktu lagi.. dengar Brain.. didalam tas ini terdapat informasi mengenai semua kebusukan yang dilaukan para petinggi, kalau kau ingin menyelamatkan orang-orang yang ada di distrik buangan ini, gunakan semua informasi yang ada di dalam tas ini dengan sebaik-baiknya dan satu hal lagi.. jangan percaya pada.."
Belum sempat Rudolff menyelesaikan bicaranya, iya yang sudah kehabisan darah, telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Diketahui, seseorang yang tidak memiliki Sistem Jiwa, pada dasarnya mereka mempunyai IQ yang rendah, oleh karena itu, dalam mempelajari atau mengingat suatu hal yang baru, mereka membutuhkan waktu untuk bisa memahaminya, itu juga berlaku untuk Brain, karena hal itu, iya hanya bisa terdiam dan berusaha mengulang semua perkataan Rudolff, berharap iya bisa mengingat semua informasi itu.
Satu jam telah berlalu, saat ini Brain telah selesai memakamkan jasad Rudolff, iya yang sekarang tengah duduk di samping makamnya, membuka tas ransel yang sebelumnya telah dipercayakan Rudolff untuknya.
"Dia bilang cairan hitam ini bisa membuatku mendapatkan Sistem Jiwa"
Mengamati botol kecil yang berisikan cairan hitam yang iya pegang, dengan perlahan Brain lalu membuka penutup botolnya, namun belum sempat iya membukanya, tiba-tiba suara ledakan terdengar.
Menyadari itu, Brain kemudian berdiri lalu memandangi sekelilingnya, mencari asal ledakan tersebut, Brain kemudian di buat terkejut setelah mengetahui arah ledakan itu berasal, terlihat juga kobaran api yang cukup besar disana.
"Itu, api itu"
Melihat hal itu, sambil membawa ransel di punggungnya, Brain kemudian berlari ke arah sumber api tersebut.
...----------------...
Fisiknya yang terlihat lemah, tidak membuatnya menjadi orang yang lambat, walaupun harus terjatuh beberapa kali, Brain tetap melanjutkan langkahnya menuju sumber api itu.
"Aku harus cepat, aku harus cepat, aku harap kalian semua baik-baik saja"
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Brain sampai ketempat itu dan setelah iya sampai disana, api yang membakar tempat itu telah padam.
Ini adalah sebuah camp perlindungan yang berada di distrik buangan.
"Apa yang terjadi disini"
Melihat sekelilingnya, Brain kemudian berjalan menyusuri tempat tersebut yang telah habis di lahap oleh api.
Ditengah langkahnya, iya melihat seorang anak kecil yang dimana setengah tubuh bagian bawah dari anak itu, tertimbun oleh reruntuhan kayu.
"Hey, bertahanlah, bertahanlah, aku akan menyelamatkan mu"
Setelah mengeluarkan anak kecil itu dari reruntuhan, Brain lalu mencoba untuk menyadarkannya, namun semua itu hanya sia-sia, sebab anak kecil tersebut telah kehilangan nyawanya.
"Hey, bangun, bangunlah, apa yang terjadi disini"
Ditengah keputusasaannya, sambil menggendong anak kecil itu, Brain kemudian berdiri, iya kemudian mulai berjalan sambil meneriakkan satu-persatu nama dari orang-orang yang ada di camp tersebut.
Langkah kakinya kemudian terhenti di tempat yang terlihat cukup lapang, itu adalah tempat dimana Brain sebelumnya meninggalkan Robbert dan anak-anak yang sedang bercerita.
Brain yang terus berteriak memanggil nama-nama mereka yang ada di tempat itu sebelumnya, tiba-tiba iya mendengar seseorang memanggil namanya.
Mengikuti suara yang samar itu, Brain akhirnya berhasil menemukannya.
"Brain, Brain, apakah itu kau"
Itu Robbert yang terlihat sangat mengenaskan, dimana hampir sekujur tubuhnya telah dipenuhi luka.
"Siapa yang melakukan ini, katakan Robbert, katakan padaku, siapa yang melakukan ini"
Sambil membantu Robbert membenarkan posisinya, tiba-tiba seseorang muncul dibelakang Brain.
"Haaaaaa, kau memang sampah yang sulit di atur yah Robbert"
Seseorang yang mengenakan stelan baju olahraga mengatakan hal tersebut. Brain yang menyadari kedatangannya, kemudian mengambil posisi siaga.
"Brain, lari, larilah, selamat nyawamu" kata Robbert yang sekarat.
"Kau, siapa kau, apa kau yang melakukan semua ini" teriak Brain.
(Ras manusia)
Melihat status informasi dari Brain dan mengetahui Brain tidak memiliki Sistem Jiwa, orang itupun tertawa menghina.
"Manusia terkutuk seperti mu, tidak pantas berbicara padaku"
Mendengar perkataan tersebut, Brain kemudian berlari dan hendak menyerang orang itu, namun setelah Brain mendekatinya, orang itu dengan mudah menendang Brain hingga membuatnya terlempar ke puing-puing bangunan yang terbakar.
"Hentikan Kourek, tolong hentikan, aku akan mengatakan semua nya, tapi tolong lepaskan anak itu" Kata Robbert memohon.
"Haaaaa, apa katamu, apa kau ingin mencoba menipuku lagi, dasar sampah" Kata Kourek.
Diketahui pria ini bernama Kourek Fuoco, iya adalah seorang pria yang memiliki Sistem Jiwa.
"Terkutuk kau, Jangan kau pikir bisa mengalahkan ku dengan mudah" Kata Brain, sambil berusaha berdiri.
"Haaaaaa. apa kau bilang, Manusia terkutuk seperti mu, seharusnya menjadi makanan monster" Kata Kourek.
Brain yang sudah berdiri, merasakan sakit di tangan kirinya, tangan yang terlihat sangat kurus itu, terlihat jelas telah patah.
Aku tidak peduli lagi, Apakah ini nyata atau tidak, terserah saja-
Memikirkan hal tersebut sambil menahan rasa sakit, Brain kemudian mengambil botol yang berisikan cairan hitam di kantong bajunya dan setelah mengetahui botol tersebut baik-baik saja, Brain lalu membuka penutup botolnya, kemudian meminum cairan yang ada didalamnya.
Hanya berselang beberapa detik setelah Brain meminum cairan tersebut, seketika iya merasakan sakit di sekujur tubuhnya, iya merasa seakan-akan tubuhnya akan meledak, tidak mampu menahan rasa sakit itu, Brain kemudian terjatuh dan pingsan.
"Haaaaa, jadi dia memilih bunuh diri ya, aku tidak paham dengan jalan pikiran manusia terkutuk bodoh itu" kata Kourek menghina.
Didalam pingsannya, Brain mendengar suara yang berbicara kepadanya dan bersamaan dengan suara itu, Brain juga melihat sesuatu, dimana itu terlihat seperti sebuah tabel pemberitahuan.
(Selamat. Anda telah berhasil berevolusi)
(Selamat. Atas pencapaian pertama anda, anda telah berhasil mendapatkan Titel Jiwa)
(Anda mendapatkan Title Jiwa, Manusia Terkutuk)
"Apa ini, siapa yang berbicara"
Mendengar semua itu, Brain dibuat bingung.
(Menjawab. Saya adalah Jiwa dari Title Manusia Terkutuk)
(Mengkonfirmasi. Sistem Jiwa ingin melakukan penyalinan semua masa hidup yang telah anda lalui)
Sebuah pilihan Yes dan No kemudian terlihat.
"Apakah ini Sistem Jiwa, apa yang harus aku lakukan, aku tidak mengerti dengan semua ini"
Dalam kebingungannya, Brain kemudian memilih "Yes".
(Pilihan Diterima. Memulai penyalinan)
(Penyelalinan selesai. Memperbaharui semua status)
(Ras : Manusia / Level : 99 / Kelas : Mage / Job : Cursemancer / Title : Manusia Terkutuk)
(Informasi. Anda memiliki Ability Point sebanyak 297 yang belum digunakan)
(Informasi. Anda memiliki Skill Point sebanyak 297 yang belum digunakan)
(Informasi. Sistem jiwa ingin melakukan pembaharuan tubuh fisik)
"Hey, kau yang berbicara, sekarang bukan saatnya untuk menjelaskan semua itu, yang aku inginkan sekarang adalah mengalahkan orang itu"
(Perintah Dimengerti. Proses pembaharuan lanjutan akan ditunda)
Bersamaan dengan itu, Brain yang sebelumnya pingsan kemudian telah sadarkan diri.
"Tanganku sudah baik-baik saja, aku tidak terlalu mengerti tentang semua ini, kepala ku masih sedikit sakit"
Diketahui, selama melakukan interaksi dengan Sistem Jiwa, itu terjadi di alam bawa sadar Brain dan walau terlihat seperti memakan waktu, namun kenyataannya waktu yang dihabiskan hanyalah beberapa detik saja, semua itu terjadi karena perbedaan waktu antara alam bawa sadar dan realitas memiliki putaran waktu yang berbeda.
Kourek saat ini berada di posisi membelakangi Brain, iya yang sedang berjalan menuju ketempat Robbert, kemudian merasakan sebuah kehadiran.
Dengan kemampuan pendeteksi nya yang cukup tinggi, Kourek sadar jika hawa kehadiran itu berasal dari tempat Brain.
"Hei kau, kenapa kau tidak mati saja, dasar manusia sampah terkutuk" kata Kourek.
Mendengar ucapan tersebut, Brain lalu menatap Kourek dengan niat membunuh.
Menyadari itu, Kourek hanya tersenyum, iya kemudian bergerak dengan cepat kearah Brain, kemudian melancarkan sebuah tendangan.
Brain yang menahan tendangan itu dengan tangan nya, kembali dibuat terlempar, namun berbeda dari sebelumnya, tendangan tersebut tidak sampai membuat Brain menerima cedera serius.
Apa, ini tidak seperti sebelumnya, apakah iya meminum Poison penambah kekuatan
Memikirkan itu, Kourek mulai sedikit serius untuk menghadapi Brain.
"Sial, aku terlempar lagi, tapi ini tidak sakit, apa ini karena Sistem Jiwa" kata Brain bicara sendiri.
Setelah Brain selesai dengan perkataannya, tiba-tiba Kourek telah berada di sampingnya kemudian melakukan beberapa serangan, namun serangan-serangan itu dengan mudah dapat dihindari dan ditangkis oleh Brain.
"Haaaaa, aku tidak menyangka manusia tanpa Sistem Jiwa seperti mu mampu menahan seranganku" kata Kourek dengan terus melakukan serangan.
Sial, kalau hanya seperti ini, aku tidak bisa mengalahkan nya, hey kau yang berbicara sebelumnya, apa kau bisa melakukan sesuatu
Sambil menahan semua serangan yang dilesatkan Kourek, Brain memikirkan semua itu, iya yang mulai terdesak kemudian kembali mendengar sesuatu.
(Informasi. Title Jiwa Manusia Terkutuk memiliki Mode Trance, apakah anda ingin menggunakannya)
Kembali Brain melihat sebuah pilihan (Yes dan No), iya yang tidak terlalu mengerti dengan semua itu, memutuskan untuk memilih (Yes) dan seketika, iya merasa tubuhnya bergerak sendiri dan dengan itu, Brain mulai membalikkan keadaan pertarungannya melawan Kourek Fuoco.
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!