NovelToon NovelToon

Pelayan Hati Tuan Muda

Bab. 1

Diandra putri! gadis yatim piatu yang bekerja sebagai seorang pelayan di salah satu hotel di pusat kota tempat tinggalnya. Hotel Kilau Bintang sebuah hotel yang berkembang pesat dan meluas.

Dari namanya saja orang sudah bisa menebak hotel itu hotel elit dan berkelas, dan menurut orang-orang hanya yang kaya yang bisa masuk, memang benar karena biaya sewa hotel itu sangat mahal.

Jika di lihat dari luar tempat yg bagaikan istana itu merupakan perkumpulan para kolega besar dan para pengusaha ternama, karena terbilang biaya masuk dan menikmati apa yang ada di dalam itu di luar dugaan, namun sayang tempat itu tempat menjijikkan yang pernah ada bagaimana tidak hotel itu perkumpulan para skandal psk dan para lelaki hidung belang.

Menyangkut soal mahalnya biaya penginapan dan menikmati apa yang ada, sebab di dalam hotel Kilau Bintang di suguhkan minuman beralkohol termahal dan juga ditemani para wanita-wanita seksi dan muda, siapa yang tidak tergiur, jika soal mahalnya itu sebanding dengan biaya servisnya.

Banyak orang-orang yang berdatangan karena penasaran dengan hotel itu, termasuk juga para pengusaha besar, sekali datang dan seterusnya mereka berlomba-lomba untuk bisa menikmati wanita-wanita cantik nan montok dan juga wanita berkilau karena semuanya masih muda.

*****

Sore menjelang malam Diandra sudah bersiap dengan pakaian seorang pelayan, ia dengan sangat bersemangat membersihkan seluruh ruangan di dalam hotel itu di bantu para pelayan kebersihan lainnya. Sedang wanita-wanita lainnya yang merupakan pelayan malam, mereka tengah bersiap berdandan untuk menarik para tamu dan mendapatkan uang banyak.

Berbeda dengan Diandra dia hanya seorang pelayan kebersihan, dengan gaji yang cukup untuk makan sehari-hari ia sudah bersyukur ia tidak ingin merusak anugrah yg Tuhan berikan padanya apalagi memang dirinya tidak masuk kriteria dengan penampilan jelek dan kampungnya siapa yang mau dengan dirinya. Malah ia tidak tertarik dengan gaji yang banyak.

Diandra putri bukan tanpa sebab melamar kerja di hotel ini, tapi ia tengah menyelidiki tentang kasus kematian kakaknya yang juga telah mengakibatkan kedua orang tuanya ikut meninggal karena syok berat.

*****

8 tahun lalu saat umur Diandra 16 tahun, dan sekarang menginjak 24 tahun.

waktu itu Diandra dan kedua orang tuanya tengah berbincang-bincang di ruang keluarga, namun tiba-tiba seseorang telah mengetuk pintu dan menghentikan perbincangannya, Diandra melangkah ke luar bersiap membuka, saat ia membuka pintunya dengan luas, ia kaget bukan main dengan ekspresi wajah bertanya-tanya. Ia melihat banyak orang-orang yang berdatangan, bukan hanya itu juga ada dua polisi dan yang lebih mengagetkan lagi ada sebuah peti jenasah dari kayu yang di bawah.

"Apa benar ini rumah orang tua Dinda,"tanya bapak polisi itu, namun Dinda tidak sanggup menyahut, ia hanya mengangguk.

"Maaf, kami datang ke sini, ingin menyampaikan berita dan membawa jenazah Dinda,"lapor bapak polisi itu, seketika Diandra bergetar hebat tidak sanggup, ia merasa semuanya hanya mimpi, air matanya menetes keras, baru tadi pagi kakaknya pamit kerja, tapi saat pulang, datang dibungkus dengan sebuah peti mati, Diandra menangis keras ia tidak bisa menahannya lagi.

Di dalam mendengar suara ribut orang tua Diandra keluar dan mereka juga ikut kaget saat segerombolan orang tengah berkumpul di teras rumahnya. Ibu Diandra mendekat memberanikan diri, "ada apa ini? kenapa banyak sekali orang?"tanyanya bingun melihat putrinya tengah menangis, dan bapak Diandra mengangkat anaknya.

"Maaf pak! Bu, kami harap ibu bisa ikhlas dan bersabar dalam menerima cobaan."ucap pak polisi.

"Maksud bapak apa?"sahut ayah Diandra sedikit membentak.

"Dinda putri bapak meninggal," seketika kedua orang tua paru Bayah itu mengalami sesak nafas dan jatuh dan juga dinyatakan meninggal.

"Kenapa tidak bersiap,?tanya seorang teman pada diandra yang tengah melamun di ruangan dan Diandra sadar.

"Apa yang kamu katakan, apa kau tidak lihat dia tidak masuk kriteria para lelaki, palingan akan dilempar jauh,"sahut salah satu wanita itu.

"Lihat saja dia wanita cengeng,"ucap yang lainnya saat melihat Diandra tengah meneteskan air mata karena mengingat masa lalunya yang sangat menyakitkan, kematian tiga sekaligus orang yang ia cintai.

Malam telah datang, para penantian para wanita-wanita psk akhirnya tiba, di mana mereka akan saling tampil memuaskan agar mangsanya masuk dalam perangkap, apalagi dikabarkan malam ini akan ada banyak para kolega-kolega dan para pengusaha muda dan ini merupakan kesempatan emas untuk mereka dan juga hujan uang untuk kepala hotel.

Malam penantian tiba di hotel itu telah dipenuhi orang-orang berlalu lalang, dengan memperlihatkan kemolekan tubuh masing-masing dan mendekati targetnya. para pria sudah mendapatkan wanitanya masing-masing dan juga sudah ada yang bergerak masuk ke dalam kamar untuk menjalankan aksinya.

Sedang di bagian stand meja duduk seorang pria muda yang hanya di temani oleh minuman beralkohol, ia belum menemukan wanita yang tepat. Ia berkali-kali meneguk minuman memabukkan itu. Dan saat habis ia kembali menuangkan lalu meminumnya, berulang kali ia melakukannya hingga tiga botol besar habis masuk ke dalam perutnya.

Sedang pikirannya bukan berada di tempat ini, melainkan tengah berada di tempat kejadian tadi sore sepulang dari kantornya, pikirannya melayang-layang ia melihat jelas sebuah kecelakaan tragis kembali terjadi di depan matanya, hal itu mengingatkannya pada kecelakaan yang menimpanya yang membuatnya kehilangan kedua orang tuanya. Ingatan yang sudah ia susah payah kubur dalam-dalam kini muncul kembali, sungguh disayangkan padahal kejadian itu sudah bertahun-tahun silam, dan sekarang usianya sudah 28 tahun, itu termasuk ia sudah sangat dewasa. Namun umur tidak mencerminkan kedewasaan.

"Akh..."pekiknya dengan memegangi kepalanya yang sedang sakit. "Daniel,"teriaknya.

Mendengar hal itu Daniel selaku orangnya dan juga sahabatnya yang sedang duduk di temani dan dibelai beberapa wanita-wanita montok dan seksi dan juga minuman beralkohol, dengan cepat ia menyimpan gelas yang hendak ia minum dan tidak jadi. "Aaa.... sial,"gumamnya baru saja ia akan bersenang-senang namun gagal kerena mendapat panggilan dan segera menuju tuannya.

"Kenapa dengan tuan,"Ucapnya memegangi tuannya. Jika berada di luar Daniel harus bisa bersikap sopan berbeda jika hanya berdua saja.

"Ayo kita pulang, aku akan mengantar tuan pulang,"ucapnya akan segera mengangkat tuannya, namun di tepis olehnya. Dan Daniel merasa ada yang aneh terlihat jelas pria itu berwajah sangat merah dan tatapan yang sulit diartikan. Sedang pria itu sedang dalam perasaan aneh entah perasaan apa itu, kini ia sedang merasa kepanasan yang sangat membara, padahal udara malam ini sedang dinginnya, namun perasaan panas yang ia rasakan, perasaan yang ingin ia segera tuntaskan.

"Aaa....sialan,"teriak pria itu, merasa seseorang sengaja mencampur minumannya dengan obat perangsang.

"Carikan aku wanita yang bisa menemaniku malam ini,"ucapnya dan beranjak, Daniel merasa sesuatu yang aneh sedang terjadi, sebab tidak biasanya tuannya menginginkan seorang wanita, biasanya pria itu hanya datang untuk minum saja, namun malam ini berbeda. Dengan cepat Daniel akan melaksanakan perintah tuannya tanpa berucap, belum sempat ia bergerak, pria itu berbalik dengan menggerakkan tangannya, "oo yah, yang bisa memuaskan ku,"ucapnya sekali lagi sebelum pergi.

Daniel mengerti wanita seperti apa yang ada dipikiran sahabatnya, dengan cepat ia menjalankan tugasnya mencari wanita muda, montok, seksi dan paling menggairahkan, sesuai keinginan sahabatnya.

Bersambung....

Bab. 2

Di dalam sebuah ruangan seorang wanita paru Bayah sedang menghitung uang didampingi dua orang bodyguard bertubuh besar dan juga sedikit hitam, hi hi hi.

Semua orang tengah sibuk berpesta meriah terkecuali Diandra yang hanya sedang berada di kamar seorang diri, sedang temannya sesama pelayan sudah kembali ke tempatnya masing-masing, berbeda dengan dirinya yang tinggal menetap, sedang para wanita kupu-kupu malam sedang dalam aksinya, tiba-tiba saja ia terlihat menggeliat keras dan merasa jijik mendengar wanita dengan suara-suara aneh yang sulit diartikan dan menggema di telinganya.

Ceklak pintu terbuka terpampang seorang pemuda memakai kacamata hitam tebal berjas hitam tinggi dan juga rupawan. Mata wanita itu melotot kuat di datangi seorang pria apalagi kalau dilihat dirinya ciri-ciri orang besar. Ia menghentikan aksinya menghitung pemasukan dan memerintahkan bodyguardnya keluar dengan isyarat.

Daniel mendekati wanita itu begitu saja, "ada pria tampan,"ucap wanita itu dengan tersenyum.

Wanita paru Bayah itu berdiri dan memegang dada bidang milik Daniel, namun Daniel menghempaskan dengan kasar, dan dia langsung berbicara ke intinya. "Aku butuh seorang wanita yang bisa memuaskan,"ucapnya dengan dingin tanpa ekspresi. "Bagaimana?"ia menguarkan amplop coklat yang sangat tebal, dan wanita itu menelan Saliva nya dan juga berbinar.

"Hem...tentu tuan, semua wanita di sini bisa memuaskan dan bikin ketagihan, kalau perlu tuan bisa memiliki semuanya!"

"Aku hanya butuh satu orang saja yang benar-benar bisa!"ucapnya dengan dingin.

"Dan juga masih tersegel,"bisik-nya ditelinga wanita itu.

Wanita itu berpikir, jika wanita cantik dan bisa memuaskan banyak namun jika yang itu, sudah tidak ada, wanita itu sedang pusing 7 keliling, jika tidak bisa mengabulkan keinginan pelanggannya itu sama saja ia sedang menolak mentah-mentah berlian di depannya, namun sayangnya jika ia hanya menipu bisa saja ia dalam masalah besar. Namun ia tidak lagi berpikir panjang, karena ia sudah tergiur dengan amplop itu, dan akan segera meraihnya, namun sayang Daniel menariknya kembali saat wanita itu menyentuhnya, "etc...tunggu dulu."

Senyuman cerah wanita itu hilang seketika, "ambillah, dan jangan berani-berani menipuku,"ucapnya. Dengan cepat wanita tua itu menangkap amplop yang dilempar ke arahnya dan ia terlebih dahulu membuka amplop itu dan terlihat sangat bahagia saat melihat isinya. "Baik saya akan membawakan wanita yang tuan inginkan,"ucapnya segera mengantongi dan segera ke luar.

Wanita tua itu berjalan ke luar sambil mengibaskan kipasnya, ia terlihat sangat bahagia mendapatkan hasil yang lebih banyak hanya dari satu orang, jika ada sepuluh pria seperti orang itu, ia sudah pasti panen yang banyak, dia tidak bisa lagi menggambarkan kebahagiaannya, namun ia juga sedang khawatir dan gelisah, di mana ia akan menemukan wanita seperti itu, dia tidak ingin melepaskan uangnya begitu saja.

*****

Tuan muda sahabat Daniel sudah sampai di apartemen miliknya, ia berjalan masuk dengan sempoyongan.

Saat wanita tua itu berjalan dan berpikir keras seseorang sedang menabraknya hingga membuatnya terjatuh. "Maaf Bu Weni, saya tidak sengaja,"ucap Diandra membantu wanita tua itu bangun.

"Maaf-maaf, kalau jalan lihat-lihat,"ucapnya sedikit kesal karena pikirannya buyar.

"Iya Bu, sekali lagi saya minta maaf."belas Diandra

"Ya sudah, sana kerjakan tugasmu,"titahnya.

"Baik bu,"balasnya dan pergi.

Wajah Bu Weni tiba-tiba menjadi sangat cerah, "aku menemukannya,"gumamnya.

"Diandra! tunggu,"panggil nya.

"iya Bu, ada apa?"

"Kau ikut denganku," tanpa berkata diandra mengikuti langkah Bu Dewi.

"Kau tunggu di sini."ucapnya memerintahkan Diandra duduk di kursi di luar ruangannya.

"Baik bu."Diandra hanya menuruti semua perkataan

kepala hotel, karena terbilang Bu Weni orang yang keras dan kasar, jadi dia cari aman-aman saja, namun siapa sangka jika Bu Weni sedang merencanakan sesuatu padanya.

"Bagaimana?"tanya Daniel setelah melihat Bu Weni

tiba.

"Sudah siap."ucapnya sambil menaikkan tangannya tanda ok.

"Di mana?"

"Itu dia!"tunjuk-nya.

"Hah apa kau sudah gila," bentaknya melihat wanita yang di bawah Bu Weni, dengan pakaian jelek seperti orang kampungan dengan celana selutut dan baju kaos dan juga tidak menggairahkan.

"Kau kira aku pria bodoh, kau ingin menipuku,"ucap tajam Daniel.

"Pria jelek saja tidak tertarik, apalagi pria tampan seperti-ku."sahut Daniel angkuh.

"Te- tenang dulu tuan hanya penampilannya saja jelek tapi aku jamin wanita itu bisa memuaskan tuan!"Ucapnya sedikit takut, namun ia berusaha menenangkan karena tidak ingin berliannya hilang.

Daniel tidak menghiraukan ucapan wanita di depannya, mengenai dirinya yang dikira mencari wanita untuknya.

"Tuan bagaimana bisa anda mengatakan wanita itu tidak bisa memuaskan-mu jika tuan belum mencobanya!?"ucapnya lagi.

"Aku tidak bisa! berikan uangku,"memintanya dengan tangan bergerak.

"Tuan begini saja, tuan bisa coba terlebih dulu barang saya, jika tidak sesuai saya akan mengembalikan uangmu bagaimana?"bujuknya sekali lagi.

Ucapannya ada benarnya, mencoba terlebih dahulu itu bagus, jika ia tidak puas, wanita itu akan mencari wanita yang lain, dan keuntungannya berkali lipat, tapi jika ia nekat sama saja ia mengundang kematiannya, karena ia mencari penghangat ranjang bukan untuknya tapi untuk tuannya, masa ia yang mencobanya lebih dulu, dan memberikan sisa untuk tuannya, itu tidak mungkin.

Jika terbukti benar ucapan wanita itu dan ia mencobanya dan benar dapat memuaskannya, itu berarti dia tidak lagi menemukan wanita yang masih perawan karena wanita seperti itu susah di dapat dan yang ini wanita terakhir. Daniel berpikir lain kali bisa mencobanya, kalau wanita itu untuk tuannya saja karena jarang tuannya menginginkan wanita."Baiklah aku akan membawanya, tapi ingat jangan membodohi-ku jika kau tidak ingin kepala dan leher-mu berpisah,"ancamnya sadis dengan menunjuk.

"Te-tentu,"ia terbata dan menelan Saliva nya kasar, namun berusaha tersenyum.

\*\*\*\*\*

Diandra sudah merasa pegal dan capek di suruh menunggu, cukup lama Bu Weni belum ke luar juga, sebuah tangan kasar dan besar tiba-tiba memegang nya, "ikut denganku,"ucap Daniel menyeret Diandra.

"E...e...siapa kamu,"teriaknya sambil memukul tangan Daniel, namun ia tidak merasa sakit. Dan sekarang mereka sudah berada di luar hotel, dengan cepat ia menyuruh orangnya untuk memasukkan wanita itu ke mobilnya, "urus wanita ini,"ucapnya dan dua pria besar maju dan memegangi-nya dan melempar keras masuk ke mobil.

"Auh...,"pekiknya. "lepaskan saya,"teriaknya Diandra berusaha mendobrak pintu mobil namun tidak bisa, ia terus berteriak dan tidak mau diam, Daniel yang sudah berada di kursi kemudi merasa kesal dan turun dan mendekati Diandra, dan menatap nya tajam, sebelum kembali berteriak Daniel menggumpal mulut Diandra dengan labtan dan juga mengikat kaki dan tangannya. Tapi meski begitu Diandra masih saja berusaha memberontak, "diam,"bentak Daniel, seketika Diandra tersentak kaget dan berdiam diri, sedang mobil yang ia tumpangi sudah berjalan di kemudikan oleh sopir dan Daniel dibelakang menjaga wanita itu.

Bab. 3

Mobil yang ditumpangi Daniel telah tiba, ia segera turun dan lalu menuju pintu satu dan membukanya, kemudian ia menyeret Diandra ke luar, "ke luar,"ucap Daniel sambil menarik.

"Umm...,"sahut Diandra dengan mulut dibekap dan sekuat tenaga ia bertahan, Daniel menggaruk kepalanya, ia pusing dan kesal dengan kelakuan wanita di depannya. "Baik jangan salahkan aku,"ucapnya marah dan langsung membopong diandra di atas tubuhnya.

"Umm..."Diandra kembali memberontak tidak terima, pria itu berani menyentuhnya tidak tahu malu, ia memukul-mukul di punggung Daniel dengan tangannya yang terikat dan juga menggoyang-goyangkan tubuhnya, namun Daniel tidak menghiraukan dengan cepat ia mempercepat jalannya untuk sampai di atas kamar tuannya.

"Kenan,"teriak Daniel sudah berada di luar kamar nya.

Kenan samudra seorang CEO muda pemilik perusahaan AXC grub yang bergerak di bidang ekspor dan impor barang dan juga menjalin kerjasama dengan hotel Kilau Bintang, namun hanya orang-orang menentu saja yang tahu hal itu.

"Masuk,"teriak Kenan dari dalam.

Daniel masuk dengan terburu-buru karena ia tidak bisa lagi menahan tubuh Diandra, dengan cepat melempar Diandra keras di atas kasur empuk karena ia kewalahan dan seluruh tubuhnya telah remuk. "Hah..hah..."hela nafasnya terdengar kasar dan berat, sungguh ia merasa lelah, ia tak habis pikir tubuh kecil seperti itu bisa berat juga.

"Kau kenapa?"

"Kau tidak lihat,"balas Daniel dengan memegangi dadanya.

Kenan mengernyitkan keningnya "siapa wanita yang kau bawa,"tanyanya penasaran sambil menilai dengan bingung.

"Pelayan malam mu,"balasnya datar dan masih sedikit sesak.

"Hah matamu buta! kau tidak lihat dia wanita jelek dan udik kenapa bisa lolos masuk,"melihat tajam ke arah Diandra, sedang Diandra hanya berusaha melepaskan diri dari ikatannya.

"Kau bawa saja pulang ke tempat asalnya."

Daniel merasa kesal dengan susah payah ia mencari dan membawa wanita semacam Diandra.

"Tunggu! kau coba saja dulu bagaimana kau akan menilai jika tak mencicipinya, aku yakin dia bisa memuaskan-mu,"sahutnya dan berhasil membuat Diandra melotot, dia mengerti sekarang kenapa dirinya di tangkap karena ia akan dijadikan pelayan malam untuk pria itu, karena ia sudah dewasa sudah jelas ia mengerti. Seketika Diandra memberontak berusaha untuk bangkit namun tidak bisa.

Sedang kedua pria itu tidak menghiraukannya,

"ya sudah kalau tidak mau, biar aku saja yang menikmatinya, dan akan aku beritahu bagaimana rasanya, jangan menyesal jika aku yang mendapat kan-nya terlebih dahulu,"ucapnya panjang lebar.

Malam semakin larut udara dingin datang menerpa, namun tidak dapat mendinginkan rasa panas yang kian membara di tubuhnya padahal ia baru saja sudah melakukan berbagai macam tindakan awal saat baru sampai di WC untuk menstabilkan hasratnya, namun sia-sia, itu hanya berefek sementara malah rasanya semakin membara dan akan segera meledak dan ia tidak bisa menahannya lagi, "lebih baik aku ledakkan saja pada wanita itu," gumamnya. Kenan pasrah saja, tidak apa dengan wanita jelek dan kampungan menurutnya dari pada ia menjadi gila.

"Tunggu,"sahut saat melihat Daniel akan segera membopong Diandra pergi.

"Tinggalkan wanita itu bersamaku."

"Baik tapi ingat jika kau tidak menyukainya berikan dia untukku,"sahutnya dan meletakkan kembali Diandra

Mereka pria kurang ajar menganggap Diandra seperti barang.

Kenan segera melakukan aksinya saat Daniel keluar dan menutup pintu. Kenan sudah berada di atas kasur, melihat seseorang mendekatinya Diandra memberontak dan berusaha melepaskan diri. Pria itu membuka pengikat tali di kaki Diandra dan sekarang ia sudah berada tepat diatasnya dan melihat tajam sedang tangannya bertumpu pada kasur dan tangan satu bergerak melepaskan penutup mulut dan menariknya dengan kencang.

"Hah..."teriak Diandra kesakitan, "pria sialan! kurang ajar,"makinya.

"Lepaskan aku,"teriaknya saat kenan memegang dagunya dan ia memalingkan wajahnya. Kenan mengernyitkan keningnya, baru ada wanita malam yang menolak disentuh, biasanya wanita seperti itu

dia yang minta duluan.

"Hum...aku tahu kamu pasti malu kan, baiklah aku yang duluan,"sahutnya tersenyum menyeringai dan tangannya akan segera bergerak.

Melihat senyuman pria di depannya, membuat Diandra semakin takut dan merinding, Diandra segera akan bangkit namun malah kakinya tidak sengaja menyentuh junior kecilnya.

"Auh..."pekiknya dan seketika Duduk memegangi. "Apa yang kau lakukan?"bentaknya menatap tajam kearah nya. sedang Diandra bangkit dengan tangan masih terikat berusaha menjangkau pintu.

Diandra dengan cepat menuju pintu untuk membuka pintu berharap bisa kabur namun sayang usahanya gagal karena pintu itu sudah di kunci dari luar, Diandra memukul dan menendang-nendang pintu, berharap pintu itu rusak dan jatuh namun hasilnya nihil, hanya tenaganya saja terkuras.

Beberapa saat setelah merasa baikan Kenan turun dari kasurnya.

"wanita tidak tahu di untung, aku sudah membayar-mu banyak, tapi kau berniat kabur dariku," bentaknya.

"Menurut-lah aku tidak akan menyakitimu,"ucapnya mendekat namun Diandra pergi dari pintu dan Kenan mengikutinya sehingga Diandra jalan mundur dan tersudutkan sisi dinding dan Kenan sudah menjangkaunya dengan segera kedua tangannya melindungi dadanya.

Kedua tangan kenan bertumpu dinding, lalu tangan satunya bergerak memegangi dan membelai halus wajahnya, dan berpindah ke bibirnya, cukup lama tangan bergerak di bibir merekah itu, "aku menginginkan ini,"ucapnya dan telah menyatukan bibirnya dan mata Diandra membulat sempurna.

Merasa sesak, dan tidak rela ia langsung menggigit keras bibir pria itu.

"Hah...hah ..,"hela nafas Diandra sedang Kenan menyentuh bibirnya dan melihat sedikit darah di jarinya.

"Kurang ajar tidak tau diri, ucap Kenan sangat marah sedang tangannya sudah mencekik leher Diandra. Mata Diandra melotot dan mulut menganga.

Ia hampir tidak bernafas dan Kenan segera melepaskannya. "Turuti keinginanku,"ucapnya.

"Aku jamin aku akan memuaskan-mu malam ini, melebihi para pria lainnya," bisik-nya menyeringai.

"Hah maksud kamu apa? kau menganggap aku wanita murahan," marahnya menatap Kenan tidak terima dengan ucapan tidak masuk akal.

"Ia, kalau bukan murahan lalu apa? pelacur! itu sama saja,"Kenan sedikit mendekatkan wajahnya. Diandra menatap tajam ke arahnya, ingin rasanya ia menangis, "berani-beraninya kau menatapku seperti itu, kau hanya wanita murahan yang sudah berulang kali jebol," tangis Diandra pecah.

Mendengar makian pria itu, membuatnya seakan dunianya telah runtuh, entah kenapa pria itu tega melontar kan ucapan pedas dan memfitnahnya, padahal itu semua kenyataan pahit dan salah menduga, Diandra memberontak keras dan berusaha melarikan diri ia tidak tahan lagi, air matanya kembali jatuh dan pergi namun ditahan.

"Aku bukan wanita seperti yang kau kira, tolong lepaskan saya."teriak kencang.

"Tidak bisa kau sudah berada di sini, tidak mudah pergi sebelum menyenangkan aku," ucapnya yang sudah tidak kesabaran karena hasratnya semakin menggebu-gebu dan sudah di atas puncak, sekarang Diandra diangkat dan sudah berada di kasur, "tolong lepaskan! saya hanya di jebak,"ucapnya lirih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!