Dering ponsel mengalun tanpa jeda di ruangan khusus Presdir
" Can you answer?? I'm sick of hearing it keep ringing!!" nada perintah itu seketika memecah keheningan.
5 menit kemudian
" Nona Chelsea ingin agar Anda bisa pulang di saat hari ulang tahunnya!!"
" Katakan aku tidak bisa!!"
" Biarkan aku bicara sendiri pada Kaka ku please!!" suara dari ponsel itu membuat alis Presdir itu terangkat.
Menghela napas, Hye menerima ponsel asisten pribadi nya.
" Kaka!!" seruan itu begitu saja terdengar, membuat Hye menjauhkan ponsel yang di genggam nya dari telinga.
"Please come home for me I beg you, just this once!!" ( tolong pulanglah untuk ku aku mohon, kali ini saja!!) rengekan itu membuat Hye mengulum bibirnya kedalam.
" Please kak!! apa kau mendengar ku??"
Hye memberikan ponselnya pada sang asisten " katakan aku tidak bisa janji!!"
Setelah nya Hye berlalu pergi dari sana menuju balkon.
**
Hye Pria yang tampan bahkan sangking tampannya wajahnya malah cenderung cantik alami, kulitnya yang putih bersih membuatnya tampak manis 25th usianya saat ini.
Hye adalah anak dari keluarga broken home, perpisahan kedua orang tuanya membuatnya seperti gelas kaca yang telah retak.
Papa nya menikah lagi, dan saat ini sudah memiliki dua anak, seorang laki-laki bernama Rain Brandon, sedangkan si bungsu bernama Chelsea Brandon
Usia Hye dan Rain tak beda jauh hanya terpaut satu tahun, Hye terlahir dari Mama yang kebangsaan negara ginseng, sang Mama rela menjadi mualaf demi menikah dengan 'Tirta Brandon' Papa Hye,.
Ny Huanran sampai di buang dari keluarganya, mereka berpisah karena Mama Hye melahirkan dirinya dan itu membuat sang Mama mengalami kerusakan rahim, Ny Huanran di jandakan oleh Papa nya begitu saja, dan berakhir pada sakit -sakitan dan akhirnya pergi untuk selamanya.
Masa lalu yang pahit membuat Hye pergi meninggalkan tanah kelahirannya, dan memilih menetap di Singapore besar di negara asing dengan meninggalkan kepahitan hidup nya.
Hye disalahkan karena membuat kedua orang tuanya pisah, melahirkan dirinya menjadi musibah untuk sang Mama, padahal Hye sendiri tidak bisa memilih takdir nya, jikapun bisa Hye juga tak ingin terlahir sebagai anak dari pria brengsek itu
Hye tak mendapatkan marga sang Papa, alasan nya kalian tahu sendiri
Tetapi Hye mendapatkan cinta yang tulus dari Mama tirinya membuat hidupnya sedikit merasakan kasih sayang tangan seorang Ibu, selain Mama tirinya . Hye juga mendapatkan kasih sayang dari seseorang yang selalu berdiri di sampingnya menjadi asisten sekaligus Ibu untuk nya . Ny Chin. Wanita yang bahkan tidak menikah sampai saat ini terus berdiri bersamanya.
" Ada yang menggangu pikiran mu??"
Saat tidak ada orang maka Hye akan memperlakukan Ny Chin layaknya sahabat, teman, saudara, bahkan seorang Ibu.
"I'm fine"
" Chelsea menangis, dia merindukan mu!! bahkan Tuan Tirta sedang sakit!!" jelas Ny Chin yang hanya di tanggapi Hye dengan memejamkan matanya.
"Come home" Ny Chin mengenggam tangan Hye.
Hye POV
Aku menatap wanita akhir 40an yang tengah menyiapkan kebutuhan ku, ya setelah satu Minggu berlalu akhirnya aku memutuskan untuk pergi, ah lebih tepatnya pulang, sudah 9th sejak kunjungan ku kala itu akhirnya aku kembali
" Jangan ke klub, ingat aku tak ada bersama mu kali ini!!" ucap Ny Chin. Wanita yang selalu menemani ku kemanapun diriku berada.
Aku terkenal brengsek, semua karyawan di perusahaan ku adalah wanita, hidup ku selalu di kelilingi oleh wanita, seberapa banyak wanita mengelilingi ku, tetapi tak pernah ada yang bisa mendengar aku berbicara
Selama ini Ny Chin sudah seperti bibir untuk ku, segala yang aku ingin ucapan Ny Chin yang mewakilinya
Disaat diriku mabuk ia jugalah yang akan mengurus ku.
" Aku akan sangat merindukan mu. look after yourself"
Dia mencium ku, selalu begitu.
" Kau tampan dengan rambut baru mu!!" serunya seraya terkekeh, tangan nya memakaikan anting di telinga kiri ku, cincin di jari kelingking ku di gantinya dengan warna hitam. aku diam dan hanya menurut saja, terserah pada nya aku lagi tidak berhasrat untuk berdebat, ragaku disini tapi jiwaku sudah melalang buana ke negeri Indonesia.
" Ingat kata ku jangan mabuk!! tidak ada yang bisa membantu mu Menganti pakaian!!" kembali peringatan dari nya terdengar.
"Emmh!!" aku menjawab dengan deheman
"I will miss you"
Setelah Ny Chin mengucapkan itu aku segera masuk kedalam mobil dan hanya menatapnya lewat spion mobil, melihat Ny Chin melambaikan tangannya dan sesekali menghapus air matanya. ini pertama kalinya untuk ku pergi tanpa Ny Chin di samping ku.
Aku tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan 1jam lebih, ya sebenarnya sedekat itu jika di tempuh melalui jalur udara, tetapi bagiku ini bukan perjalanan biasa, ada luka yang terkorek saat aku kembali menapakkan kaki ku di negara tempat ku dilahirkan.
Aku menatap heran saat mataku menangkap wajah gadis yang begitu familiar, apakah Ny Chin menghubungi Chelsea??
" Kak??"
Benar saja itu adalah dirinya, di sampingnya berdiri seorang Pemuda yang masih tak berubah Dia adalah Kaka Chelsea adik tiri ku yang pertama 'Rain.
Aku terpekik saat Chelsea menubruk maju tubuh'ku dengan keras 'CK anak ini!!
Tak banyak bawaan ku, Aku memang tak terlalu membawa banyak barang saat berpergian
Rain termasuk Pemuda yang dingin dan pendiam tapi saat pertemuan terakhir kala itu Rain berubah ramah padaku.
Rain POV
Aku menatap kedatangan Kaka tiriku, dia tak berubah tetap sama
'Hye' nama yang unik se unik orang nya, kakak tiriku itu tak seperti Pria pada umumnya, tubuhnya yang mungil di tambah wajahnya yang cantik sudah seperti wanita saja, dulu aku selalu memandang nya aneh, Pria yang rapuh, tetapi pandangan ku padanya berubah saat menyaksikan betapa tegar jiwa nya, mungkin tubuh ku jauh lebih besar, tetapi mungkin perasaan ku jauh lebih kecil dari nya.
Kala itu, Chelsea masih terlalu kecil, Mama sedang sakit, di sana ke lima kalinya aku bertemu dengan Hye.
Disaat aku menyaksikan kebencian seorang Papa untuk anaknya, Mama sakit, Hye merawat dengan baik, ikut menjaga Chelsea yang kala itu masih terlalu kekanakan, bahkan kepulangan nya kala itu juga karena permintaan Mama
saat itu aku masih sibuk dengan skripsi duduk menyaksikan adegan yang membuat mataku terbuka betapa sabarnya Hye menghadapi kebencian Papa.
Mama jatuh dari kursi roda, tidak ada yang salah, Mama yang hendak belajar berdiri, saat itu bersamaan dengan Hye yang menuruni tangga, Papa datang dari kantor melihat Mama terjatuh, aku yang melihat itu malah terpaku karena terkejut, aku menyaksikan Hye berlari kearah mama tapi apa yang terjadi
" Plak"
Aku melihat darah mengalir dari sudut bibir Hye, tetapi Hye tak mengatakan sepatah katapun, bungkam diam dan memilih membantu mama kembali duduk, mengabaikan bibir nya yang berdarah
" Pa!!" Aku mendengar Mama mencoba menjelaskan, tetapi tidak di idahkan oleh Papa.
" Kamu dari dulu memang pembawa sial!!" kalimat itu di lontarkan Papa kepada Hye.
Aku hanya melihat Hye sekilas menatap Papa, tapi tak juga menanggapi.
" Pa ini salah Mama sendiri!!" Mama menguncang lengan Papa
" Apa kamu mau membunuh Ibu Titi mu??, seperti kamu membunuh Mama mu??" kalimat pedas itu kembali terdengar.
Aku yang mendengar nya saja merasa sakit hati, tetapi Hye sama sekali tak mengeluarkan suara
" Bang***" entah apa yang merasuki Papa sampai tega menampar Hye kembali yang bahkan tak melawan nya sama sekali.
Umpatan, makian itu terus menerus keluar dari bibir Papa, tetapi Hye tetap diam, saat Mama sudah duduk nyaman, Hye mengunci kursi roda dan ya .. berlalu begitu saja
Sepanjang aku mengenal Hye, memang belum sepatah katapun aku mendengar dirinya melawan Papa atau melihatnya berbicara, Hye diam hanya tangan nya yang bekerja.
Hye juga sering membantu Chelsea mengerjakan tugas, bahkan dulu saat aku SMA aku kesulitan untuk mengerjakan bahasa Inggris Hye lah yang mengerjakan untuk ku.
Dari situ, aku mulai simpati pada Hye
Aku kembali melihat adegan yang menyayat hati ku dimana Hye akan kembali ke Singapore, bukannya doa yang diberikan oleh Papa, melainkan sumpah serapah untuk Hye, dan seperti biasa Hye hanya diam, sesekali seorang wanita yang selama ini bersamanya selalu menjadi penenang untuk Hye, kata Mama Ny Chin adalah sodara jauh Mama Hye. entahlah.
Mulai dari situ aku sadar, badanku jauh lebih kekar dari Hye, tetapi mungkin perasaan ku tak se kuat dirinya
Hye adalah orang yang sangat misterius menurut ku, Kaka tiriku itu tidak seperti Pria pada umumnya yang suka dugem atau nongkrong bareng dengan temannya, memang sich dirinya gemar minum tetapi selalu di temani oleh asisten wanita tuanya itu, Khan Gak keren.
" Kak??" aku tersentak saat Chelsea menepuk bahu ku.
" Apa kita akan disini terus??"
Aku mengalihkan pandanganku, Aku ternyata malah melamun kan kejadian sembilan tahun lalu
" Kak apa tidak ingin mampir makan dulu??" aku menoleh kebelakang ke arah Hye. seperti biasanya dia hanya mengeleng sebagai jawaban, saat seperti ini kadang aku merasa Hye ini bisu, tetapi mana mungkin aku pernah mendengar nya kala itu marah-marah dengan ponsel yang menempel di telinga nya, pertama kalinya aku mendengar suara Hye tetapi tak bisa kutebak isi pembicaraan mereka, karena Hye memakai bahasa Korea
" Terimakasih Kaka udah mau datang untuk ku!!" Chelsea memeluk lengan Kaka tiriku
Aku melirik dari kaca spion reaksi Hye, tetapi seperti dugaan ku, Hye hanya mengangguk tak perlu repot menambahkan senyum, entahlah reaksi datarnya itu selalu memancing rasa penasaran ku.
" Kaka jika Papa berbicara yang membuat Kaka sakit hati tolong jangan di ambil hati!!" Chelsea mengenggam jemari Hye, ah jari itu bahkan terlalu lentik untuk ukuran seorang Pria
Lagi jawaban Hye membuatku gemas, karena kali ini hanya tepukan telapak tangan nya pada tangan Chelsea sebagai jawaban nya.
Sedetik kemudian ponsel Hye berbunyi, barang kali itu asisten nya yang tengah menanyakan keberadaan nya.
Ahh ini kesempatan untuk mendengar suara nya pikir ku
Aku melirik dari kaca spion saat Hye mengangkat telepon seluler nya.
Tetapi lagi-lagi Aku harus kecewa saat mendengar tak ada sepatah katapun yang keluar, melainkan deheman ringan cuma 'emm' Aku yang pria terkenal cuek dan dingin bisa penasaran setengah mati oleh Kaka tiriku ini.
Perjalanan panjang menuju Mension ternyata membuat Hye terlelap bersama Chelsea, lagi-lagi Aku mencuri pandang lewat spion tengah , saat aku melihatnya terlelap damai, ada perasaan aneh di dada ku
Kaka tiriku ini cantik nya ngalahin wanita, bahkan saat tertidur dirinya tampak lebih cantik di banding adik ku Chelsea.. beberapa saat aku tersadar akan kebodohan ku sendiri, aku segera fokus pada kemudi ku, mencoba melupakan pikiran aneh ku.
Seorang wanita setengah baya menghampiri kedatangan tiga anaknya, dia adalah Ratna istri kedua Tuan Tirta Brandon Ibu Rain dan Chelsea, yang juga menjadi Mama tiri Hye
Mata nya menatap penuh rindu pada seseorang yang tengah di rangkul Putri nya .
Jarak yang terkikis oleh langkah membuatnya tak mampu membendung air matanya, Ratna berlari memeluk tubuh Hye anak tiri nya.
Ini bukan pemandangan baru bagi Rain dan Chelsea, karena setiap kali Hye pulang Mama nya akan selalu menyambut Hye seperti itu
Jika dulu Rain merasa tak suka , berbeda dengan saat ini, Rain berfikir ini semua karena cinta sang Papa yang tak Hye dapatkan, sedangkan dirinya dan Chelsea mendapatkan cinta yang melimpah dari sang Papa dan Mama nya, jika tidak ada setitik sayang untuk Hye barangkali Hye juga tak akan menyayangi nya dan adiknya.
"I miss you so much" dengan linangan Air mata Ratna melerai pelukanya
Ratna menatap nanar anak tirinya, yang disayangi nya layaknya anak nya sendiri, setiap kali menatap wajah datar Hye air mata Ratna tak bisa terbendung
Semua terjadi karena ulah suaminya yang tak lain Papa Hye sendiri, Tirta sudah merenggut semua hak Hye, bahkan pria yang menjabat sebagai suaminya itu telah merampas segala kebebasan Hye.
Dulu meskipun Hye tak pernah bicara tetapi Hye masih bisa melakukan tiga ekspresi, seperti tersenyum, menangis dan yang begitu Ratna rindukan adalah saat Hye menyandarkan kepalanya di atas pangkuannya, tetapi bahkan itupun di rampas dengan paksa oleh Tirta Brandon.
Tepat ulang tahun Rain yang ke 17th disana Tirta mengumumkan tentang hartanya yang akan di limpahkan untuk putra nya semata wayang, yaitu Rain , saat itu Ratna hanya melihat iba pada Hye dengan mengelus punggung tangan nya
Hye tak pernah melakukan sesuatu yang membuatnya merasa tak dihargai, Hye mencintai dirinya dan kedua anaknya, bahkan Ratna tau meskipun Tirta membenci Hye, tetapi Hye tak pernah membenci Tirta
" Ini putra saya Rain Brandon yang akan mengantikan saya kelak, satu-satunya Putra saya yang memiliki marga saya!!" suara itu mendapat tepukan tangan dari seluruh hadirin kala itu.
Bahkan Hye pun turut bertepuk tangan
Acara meriah hari itu ternyata berubah menjadi duka untuk Ratna sendiri, karena malamnya Tirta merenggut seluruh kebebasan Hye.
Hye yang tengah mengajarkan Chelsea belajar tersentak saat Tirta menarik kasar tangan nya.
" Siapa yang mengizinkan mu hadir di pesta Rain?? anak pembawa sial seperti mu tidak layak untuk menghadiri kebahagiaan keluarga ku, kehadiran mu hanya akan membawa malapetaka untuk keluarga ku bang***" umpatan itu di lontarkan Tirta tepat di wajah Hye yang membuat Chelsea kecil menangis memeluk tubuh Hye.
" Aku yang membawa Hye hadir mas, bagaimana pun Hye adalah putra kita!!" bela Ratna kala itu
Tetapi pembelaan Ratna berujung penyesalan karena setelah nya kalimat Tirta seolah menghujam jantung nya.
" Berhenti membela anak pembawa sial ini Ratna!!" bentak Tirta.
" Dan kamu ...!!" Tirta menunjuk kening Hye.
" Berhenti bermanja dengan istri ku, dia bukan Mama mu, tidak ada hak mu untuk bermanja padanya!!"
" Maaaasshh!!" Ratna berteriak pada Tirta , bagaimana Tirta bisa setega itu.
" Lihat!! ini semua karena dirinya sampai kamu berani meninggi kan suaramu Ratna!!" hardik Tirta.
" Heh! dengar anak pembawa sial , jangan pernah kamu TERSENYUM di hadapan ku, karena aku sungguh muak melihat wajah muna mu itu, dan lagi berhenti mengeluarkan air mata buaya yang tak akan pernah mengelabui ku, bahkan meski air matamu itu menjadi genangan darah, aku tak Sudi untuk melihat mu!!"
Tirta berlalu dengan menutup keras pintu kamar Chelsea.
Malam itu Ratna memeluk anak remaja yang kehidupannya di rengut paksa oleh Papa nya sendiri, malam itu Ratna masih melihat air mata bercucuran, malam itu Ratna masih melihat Hye yang tersenyum menenangkan nya, bahkan malam itu Ratna masih bisa mengelus kepala remaja yang menjadi anak tiri nya, tetapi tak pernah Ratna fikirkan, jika malam itu adalah terakhir kali nya Ratna melihat tiga ekspresi dari Hye, karena setelah nya hingga kini ketiganya itu benar-benar tak pernah Ratna saksikan lagi.
Tidak ada Hye yang menyandarkan kepalanya, Tidak ada Hye yang tersenyum manis dan, yang membuat Ratna benar-benar bersedih hati karena setelah kejadian itu Hye tak pernah lagi menitihkan air mata bahkan sekejam apapun perkataan suaminya, bahkan kuatnya tamparan Tirta pada pipi mulus Hye, sama sekali tak menjatuhkan setetes air mata pun di wajah datar Hye.
Hye hidup, tetapi terasa tak bernyawa, perubahan itu di saksikan Ratna setelah dirinya mengalami kecelakaan, dan memohon pada Ny Chin untuk membawa Hye kembali, Hye memang kembali tetapi hidupnya sudah terkurung oleh penjara yang di rantai oleh Tirta, raga Hye bebas tetapi tidak dengan hatinya.
Mereka makan dengan damai, sesekali hanya suara Chelsea yang berceloteh ini itu pada Hye, yang hanya di tanggapi Hye dengan anggukan kepala.
" Berapa lama Kaka di sini??" Chelsea terus saja mengajak Hye bercengkrama.
Hye hanya mengangkat bahu nya
Rain menatap Hye, memilikirkan cara agar Hye lebih lama tinggal di Indonesia, Rain sendiri entah mengapa ingin lebih mengenal Kaka tirinya itu.
" Chelsea!! biarkan Kaka makan dulu!!" Ratna menegur putri nya.
" Hye ini kunci kamar mu!!" Ratna menyerahkan sebuah kunci pada Hye.
Melihat itu Rain terhenyak, dari dulu ada satu kamar yang selalu terkunci, kamarnya terletak di lantai dua, kamar itu benar-benar hanya di buka saat Hye ada, tak sekalipun Rain melihat ada orang lain masuk kedalamnya
Dulu Rain acuh dan tak perduli, tetapi beda dengan kali ini, Rain merasa ada sesuatu yang menariknya untuk mengetahui tentang Kaka tirinya itu.
" Rain tolong Mama kali ini saja!! Mama tau kamu tidak terlalu suka dengan Kaka mu, tapi Mama mohon bantu Mama hanya sekali ini saja untuk menahan Hye lebih lama tinggal bersama kita!!" Ratna mengutarakan keinginannya untuk menahan Hye setelah Hye meninggalkan meja makan.
" Apa yang bisa Rain bantu??" sebenarnya hati Rain sangat bersyukur mengetahui tidak hanya dirinya saja yang menginginkan agar Hye lebih lama tinggal.
" Kamu tau kan bahwa Kaka mu menciptakan teknologi terbaru yang bisa mengakses lima bahasa asing?? kamu coba untuk membuat perusahaan kita seolah-olah memiliki kebocoran sistem, kamu setting sedemikian rupa agar Hye mau membantu memperbaiki sistem dan teknologi informasi tentang penemuan terbaru nya, tujuan nya hanya ingin membuatnya lebih lama tinggal, kamu mengerti??"
" Hmm!!" hanya deheman ringan yang keluar dari bibir Rain, saat ini bibirnya sedang mengulum senyum.
" Maa, kenapa harus membuat Kaka lebih lama tinggal?? kita semua tau saat Kaka disini Kaka tidak bahagia, setiap Papa bicara selalu menyakiti kak Hye!!"
" Sudah seharusnya Kaka mu di sini, disini juga rumahnya!!" Ratna berkata pelan.
" Disini rumah kita, bukan rumah untuk kak Hye, perilaku Papa sangat menyakiti kak Hye ma!!" Chelsea menatap lekat wajah Mama nya.
" Ma, sebenarnya mengapa Papa begitu membenci kak Hye?? kita sudah dewasa ma sudah saatnya kita tahu apa yang membuat sodara kita selalu tak di anggap!!"
Ratna diam, haruskah ia mengatakan kisah masa lalu pada anak-anak nya??
Ponsel Ratna menyala satu pesan masuk.
Setelah nya Ratna bergegas pergi naik ke lantai atas.
" Hye , Papa dalam perjalanan pulang!!" Ratna mengetuk pintu kamar Hye
Tidak ada jawaban, mungkin Hye sedang mandi, Ratna kembali turun, kali ini mengirimkan pesan kepada Hye.
20 menit kemudian pria 50 tahunan memasuki Mension, netra tajam itu sedikit redup kali ini
Tirta Brandon beberapa hari terakhir tubuhnya kurang fit, kedatangan nya ke Mension karena mendengar kabar bahwa anak pertama nya dengan Ny Huanran datang.
" Pa!!" Ratna menghampiri Tirta takut-takut.
Chelsea menatap lekat wajah Papa nya, dalam hatinya sedikit takut melihat kedatangan Papa nya, Chelsea takut sang Papa kembali menyakiti Kaka tirinya.
Sedangkan Rain, Pria itu sudah mendekati Papa nya.
" Mana Hye??" suara yang biasanya mengelegar itu berubah sedikit lembut.
Ratna dan kedua anaknya sampai terkesiap tumben??
" Pa Hye baru saja sampai, tolong kasih kesempatan untuk ber istirahat dulu!!" Ratna mengiba penuh permohonan.
Tetapi belum sempat Tirta Brandon menjawab, suara langkah kaki menuruni tangga terdengar.
Disana Hye sudah Menganti pakaian nya, rambut abu-abu nya masih tampak basah, pakaian nya selalu saja setelah formal dengan rompi fullback yang juga selalu melengkapi tampilannya selain kemeja dengan kerah yang tegak maupun normal.
Saat Tirta hendak melangkah tiba-tiba Ratna, Rain dan Chelsea mencegah laju Tirta.
" Pa biarkan Kaka istirahat dulu!!" Chelsea memohon.
" Tolong mas kali ini saja jangan kau sakiti hati Hye!!" lirih Ratna.
" Rain tidak pernah meminta sesuatu pada Papa, tapi untuk kali ini Rain mohon Papa jangan emosi, kesehatan Papa sedang kurang bagus!!" ucap Rain, yang turut menghalau langkah Tirta.
Hye yang menuruni tangga menghampiri mereka
Hye tak mengatakan apapun dan melakukan apapun, barangkali menunggu singa meraung seperti biasa.
Tirta Brandon memindai penampilan Hye dari ujung kaki hingga ujung kepala sebelum memejamkan matanya.
"I want to talk to you" (" aku ingin bicara dengan mu") ucap Tirta yang mampu membuat Ratna dan kedua anaknya menahan nafas.
Hye mengikuti langkah kaki Tirta memasuki ruang kerjanya
"Sit down!!"
Tirta duduk di kursi kebesarannya, dengan Hye yang duduk di sebrang meja.
"Wǒ dàoqiàn"
Dua kalimat yang membuat Hye tergugu.
meminta maaf?? sungguh?? apa ini Tirta Brandon asli??
" Hye ..... " Tirta terlihat Bingung hendak berkata
Pria berlidah tajam itu tiba-tiba menitihkan air mata.
" Apa belum terlambat jika aku memohon maaf kepada mu??" Tirta Brandon menatap wajah yang selama ini selalu Ia maki.
Hening.
" Bisa kau bicara?? " suara Tirta terdengar bergetar
Bahkan sejak aku berusia 7 tahun kau sudah melarang ku untuk berbicara
" Aku menyesal!!" lirih Tirta kali ini wajahnya diraup kasar.
" Hye bicaralah!! ku mohon padamu, kau boleh membenciku seumur hidup mu, tetapi aku benar-benar ingin mendengar kau memanggilku Papa!!"
Papa?? ha-ha-ha.
" Aaaaaagggghhhhhhhhhh!!" Tirta berteriak sekeras-kerasnya, mengebrak meja dengan begitu keras.
Pintu dibuka dari luar, Ratna dan anak-anak nya masuk dengan panik.
" Bicara Hye, aku meminta mu untuk bicara!!" Tirta mencengkram kedua pundak Hye dengan menguncang nya kasar.
Tetapi Hye tak melakukan apapun.
" Pa tolong tenang papa sedang sakit!!" Ratna mencoba melepas tangan suaminya yang mencengkram kedua pundak Hye
Tetapi kekuatan Ratna takmampu menjauhkan tangan Tirta
" Baik lah jika kau tak mau bicara, mungkin dengan ini kau akan bicara Hye!!"
Tirta tiba-tiba menyeret istri nya, yang membuat semua mata terbelalak.
"Ma!!" Rain dan Chelsea teriak melihat sang Mama di seret tiba-tiba oleh Papa nya.
Tirta membuka balkon dan setelah nya mencondongkan tubuh Ratna ke pembatas besi
" Apa kau masih tak ingin bicara'??" teriaknya dari luar.
" Kak bicaralah kak!!" Chelsea bersimpuh di depan Hye
" Hye??" kali ini Rain menatap penuh permohonan pada Hye.
Tangan Hye mengepal kuat, satu yang Hye fikirkan, dirinya menyesal telah kembali, dari dulu dirinya selalu di jadikan injakan kaki dan di perlakukan layaknya sampah oleh Papa nya mengapa dirinya tetap saja tak bisa membenci Pria brengsek itu.
" Kenapa Anda tak membunuh ku saja??"
DEG'
Jantung Rain seperti berhenti sesaat mendengar suara lirih yang mengalun dari bibir Hye
Bukan suara yang mengelegar yang terucap dari bibir merah alami itu, tetapi suara yang serat akan keputusasaan.
Sedetik kemudian Tirta Brandon menarik kembali Ratna kedalam pelukannya.
Ratna menangis dengan nafas tersengal-sengal begitu juga Tirta Brandon.
"Aku tersiksa dengan semua kebodohan ku Ratna, aku hanya ingin mendengar suara anak ku, aku tau dia begitu menyayangi mu, maaf jika perbuatan ku membuatmu takut!!' Tirta memeluk erat Ratna.
Hatinya lega setelah hampir 18th Tirta kembali mendengar suara anaknya, anak yang bahkan selalu ia benci setengah mati.
Hye menatap lekat mama tiri nya yang berada di dalam pelukan Tirta, melirik kedua adik tirinya sebentar sebelum berlari keluar Mension.
Rain dan Chelsea yang masih terpaku dengan kejadian barusan bahkan tak menyadari kepergian Hye, mereka baru sadar setelah Hye menaiki taksi yang entah siapa yang memesan nya.
Sunyi dan sepi waktu sudah sore tetapi anak manusia masih meringkuk di atas gundukan tanah .
Hanya gundukan tanah tanpa batu nisan, tidak seperti makam Orang Tionghoa pada umumnya makam Ny Huanran bahkan tak memiliki identitas diri
Di makamkan di pemakaman umum yang biasa, Ny Huanran seorang muslim, pemakaman Yang dipilih oleh Ny Chin juga sangat terpencil tidak diberi batu nisan karena tidak ingin Tirta Brandon mengetahui dimana Ny Huanran di kebumikan
Tetes demi tetes air hujan membasahi punggung seseorang yang telungkup di atas tanah
dari dulu tempat menenangkan diri adalah makam Mama nya.
" Anda baik-baik saja??" suara seorang Pria mengusik ke ketenangan Hye.
Hye menghapus air matanya, melongokkan kepalanya ke belakang seraya mendongak.
" Sudah mau gelap Anda harus segera pulang, tetapi saya perhatikan tidak ada kendaraan di depan pagar, apa Anda kesini sendiri??" lagi-lagi suara pria itu memecah keheningan.
" Ayo berteduh, ini hujan nya mulai deras!!"
Sebenarnya Hye sungguh malas menanggapi Pria yang tidak ia kenal itu, tetapi perkataan Pria itu benar, selain waktu sudah mulai gelap, hujan juga mulai deras
Hye menarik nafasnya dalam seberapa lama dirinya tertidur kenapa sudah gelap saja?? mungkinkah karena awan gelap sehingga seperti hari yang sudah malam??
" Ayo !!" kali ini bahkan tubuh Hye sudah di tarik paksa oleh Pria asing itu.
" Baju Anda sudah basah, kita kerumah ku saja!!"
Hye menatap tangan nya yang terus di tarik oleh Pria asing itu , hingga setelah keluar dari area pemakaman Pria itu membawanya kesebuah rumah yang kecil, bangunan yang tampak usang meski tampak bersih.
" Ayo masuk, di dalam juga ada Bapak dan Ibu!!"
" Assalamualaikum!!" Pria itu mendorong pintu kayu yang bahkan warna catnya telah pudar
Hye mengikuti langkah kaki si Pria , begitu masuk kedalam rumah Hye melihat Pria dan Wanita paruh baya duduk menghadap ke layar televisi yang ukurannya sangat kecil, Hye malah baru tahu ada televisi yang ukurannya SE kecil itu.
" Ada tamu Nur??" Wanita paruh baya itu menatap Hye dengan senyum mengembang, begitu juga dengan Pria yang tadinya fokus pada layar.
" Lho iya!! ayo nak duduk, eh baju mu basah, ganti dulu pake baju Nur!!" sambutan ramah dan senyum tulus itu membuat Hye sedikit terenyuh.
" Ayo ini kamu bisa pake bajuku !! " Pria dengan wajah tampan itu menyerahkan kaos hitam dan sebuah celana kain.
Hye menatap dalam diam.
" Ayo nak nanti kamu masuk angin!!" lagi-lagi suara Pria yang sepertinya orang tua Pria dihadapannya itu terdengar.
Hye menerima pakaian yang di berikan oleh Pria yang di panggil Nur itu dengan canggung.
Setelah nya dirinya di antar masuk kedalam kamar mandi.
Mata Hye menatap horor kamar mandi, jika selama ini Hye mengenakan kamar mandi yang mewah dan begitu luas, kini Hye di hadapkan dengan kamar mandi mini dengan cermin dan perlengkapan mandi di pojok ruangan, bukan itu sebenarnya yang membuatnya gerogi tetapi pintu kamar mandi itu tidak ada, hanya kain korden saja yang menutupi sebagai penghalang.
Hye menatap pakaian yang di pinjam kan untuk nya takut-takut, sebenarnya pakaian nya tidak terlalu basah, tetapi untuk tetap memakai nya rasanya juga tidak nyaman.
Bergelut dengan fikiranya sendiri membuat Hye begitu lama di kamar mandi.
" Anda baik-baik saja??" suara Pria mendekati kamar mandi
Hye yang Bingung langsung membuka korden.
Masih dengan baju yang sama membuat Pria yang bernama Nur itu Bingung
" Kenapa masih pakai pakaian basah Anda??"
Hye serba salah, akhirnya Hye kembali menarik gorden
" Anda cepatlah ganti setelah ini kita makan bareng!!" suara Pria itu menjauh
Hye meremas kemejanya , sebelum memutuskan untuk Menganti pakaian nya.
Hye mengamati pakaian yang ia kenakan, beruntung Pria yang meminjamkan nya pakaian orangnya lebih tinggi dan badannya juga lebih besar dari dirinya, membuat pakaian yang ia kenakan tidak terlalu ngepres malah terlalu longgar, tetapi Hye bersyukur atas hal itu.
Saat Hye keluar dikejutkan oleh Pria yang tiba-tiba muncul di depan nya, tidak hanya itu Pria itu juga langsung mengambil pakaian Hye begitu saja
" Sudah di tunggu Bapak dan Ibu di dapur, pakaian Anda biar saya yang urus!!".
Hye ingin menolak tetapi tak kuasa, akhirnya membiarkan semua seperti air mengalir.
Hye yang melangkahkan kakinya menuju dapur juga langsung di tarik ramah oleh wanita yang tadi sempat menyapanya ramah
" Ayo kita makan nak!!" suaranya ramah dan terdengar tulus, membuat Hye rindu dengan Ny Chin. Ahhh seandainya ada Ny Chin Hye tidak akan mengalami hal seperti ini.
Duduk di kursi kayu, Hye di hadapkan pada makanan sederhana yang begitu asing
Meskipun Tirta membenci nya setengah mati, tetapi untuk makanan Tirta tetap memberikan pelayanan yang sama dengan sodaranya yang lain, itu yang membuat Hye masih menghargai Tirta Brandon.
Hye menatap wanita yang sibuk menyiapkan makan untuk nya, beberapa saat Pria yang membawanya pada posisi ini juga datang dan duduk di samping Hye.
" Waaahh cah kangkung sambal mangga ya Buk??" Pria itu terlihat begitu riang saat melihat menu di atas meja, berbeda dengan Hye yang tak mengerti apa namanya menu di hadapannya itu.
Berikutnya mata Hye terbelalak saat melihat ketiganya makan langsung dengan tangan, tidak memakai sendok.
'apa-apa an??'
Pria yang membawa Hye, menoleh ke arah Hye yang hanya diam menatap piring.
" Kenapa tidak di makan?? apa Anda tidak suka??"
Ini pertama kalinya Hye di perlakukan selembut itu meski tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, biasa nya saat dirinya di di hadapkan dengan posisi seperti ini, banyak yang akan mengatainya sombong, bahkan banyak yang langsung tanya terang-terangan apakah dirinya bisu??
Hye tak menjawab, tetapi piring Hye telah ditarik Pria di sampingnya
" Biar Anda saya layani!!" ujarnya yang tak dimengerti oleh Hye
Sepersekian detik sebuah tangan dengan sepucuk nasi dan lauk mendekat ke arah bibir Hye
'Disuap?? yang benar saja??'
" Ayo nak, buka mulut!!" terdengar wanita itu ikut bersuara
'Aku bukan bayi!!' rasanya Hye ingin mengatakan itu, tetapi ya lagi-lagi Hye hanya diam dan entah mengapa bibirnya malah menerima suapan Pria di sampingnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!