NovelToon NovelToon

Aku Ingin Berubah

AWAL AKU KENAL DIA

Begitu berat mata ku terbuka, yaaa tepat jam 02.00 wib mendarat dikasur. Pekerjaan yang menyita waktu membuat Aku menjadi seorang wanita yang malas untuk keluar dihari libur kerja.

Rara seorang wanita berumur 26 tahun, memiliki cita-cita menjadi seorang wanita karir yang sukses, ingin memiliki keluarga harmonis dan suami yang setia. Rara wanita pekerja keras, apapun pekerjaan yang halal Dia Lakukan demi pundi-pundi rupiah. Ohhh yaaa Rara wanita muslimah yang menggunakan jilbab modern, begitulah kata orang-orang jika jilbabnya hanya menutup kepala saja. Kulitnya sawo matang, memiliki tubuh yang ramping dan tinggi 162 cm, perawakan orang jawa tapi Rara bukan orang jawa, asli orang sumatera.

5 bulan yang lalu Rara merajut kasih dengan seorang Pria yang dikenali oleh teman dekatnya. Ari namanya, pria berkulit putih bermata sipit. Ari orang yang keras kepala, egois dan tidak suka bergaul dengan teman-teman Rara. Cukup lama Rara merajut kasih dengan Ari. Yaaa 2 tahun lamanya Rara mencintai lelaki itu. 2 tahun lamanya Rara menahan rasa terkekang. Ntah dimulai kapan Ari ingin berpisah dengan Rara dengan alasan Rara orang yang keras kepala. Ari merasakan Rara tidak mencintainya dengan tulus. Aneh sih alasannya, bukan karena orang ketiga bukan juga karena tidak direstui oleh orang tua.

Terbangun dalam lamunan panjang, keingat dahulu masa indah Rara dengan Ari. Tidak mudah menghapus cinta yang sudah dirajut selama 2 tahun lamanya. Ketika Rara ingin serius berkeluarga, Dia pun harus kecewa. Ingatan buruk itu muncul kembali.

"maaf dek, sepertinya kita ga bisa melanjuti hubungan ini lagi... adek keras kepala, abang juga keras kepala... kita selalu berantem"

Badan merasa lemas lunglai, hampir saja Hp ditangan Rara terlepas.

kenapa kenapa tanya hati Rara

" bang, bukannya abang pernah bilang apapun terjadi. Abang akan pertahankan cinta kita"

Rara menahan air mata yang ingin keluar. Menahan isak tangis. Dia teringat bulan ini adalah hari kelahirannya. Tepat umur 26 tahun. Menyedihkan rasanya dihari ulang tahun Ia harus sendiri.

" kenapa bang..." lanjut Rara

Hela nafas terdengar di bilik telpon genggam Rara

"adek kurang cinta sama abang... itu yang abang lihat selama 2 tahun ini" Terdengar rasa deru amarah.

"kurang cinta bagaimana bang???"

Rara bingung ucapan Ari yang kurang cinta. Rara begitu menyanyangi Ari. Rara mencoba merasakan hatinya, terus mendalami hatinya.

Apakah iya Aku kurang mencintainya, gumam Rara

"Abang yang merasakannya Ra... maaf Rara... dari pada cinta kita semakin dalam, kita akhiri saja sekarang" Ari mengakhiri teleponnya.

Tak terasa mengalir air mata Rara, berulang kali ia berpikir.

Apa salahku??? Kurang cinta??? kurang cinta apa??

Rara mencoba mengingat, sebulan yang lalu. Rara pernah hampir memberikan kehormatannya untuk Ari. ketika bercumbu mesra, Rara mendorong Ari yang hendak melepaskan celana jeans Rara.

Sungguh itu bukan Cinta, namun nafsu birahi. Miris cinta Rara dianggap tidak tulus hanya Rara ingin menjaga keperawanannya.

Bodoh sekali Aku waktu itu...

Bangun dari tempat tidur, lekas Rara mengambil handuk. Drrrtttt suara handphone menghentikan langkah Rara. Dia meraba di balik tumpukan bantal.

1 pesan sms dari nomor yang tidak dikenal. Rasa malas untuk membaca menghentikan Rara untuk membaca isi dari pesan tidak dikenal.

Hendak berdiri, kembali suara getaran Handphone. 1 pesan dari Desi teman dekat Rara.

Rasa penasaran menghampiri, ahhh sudah lama Desi tidak menghubunginya.

Ra, aq kasih nomor kamu dengan kak dana....

pesan singkat dari Desi membuat dada Rara berdegup... rasa penasaran nomor tidak dikenal itu.

Keingat sebulan yang lalu, Rara sempat meminta teman-temannya untuk mencarikan pacar untuknya. Target Rara yang ingin menikah diumur 27tahun membuat Rara minta dipromoin teman-temanya. 8 bulan lagi umur Rara 27 tahun. Usia 27 tahun sudah termasuk zona merah dikeluarga Rara. Desakan keluarga yang terus menghampiri pertanyaan kapan nikah, buat Rara ngebut mencari pacar setelah putus dengan Ari.

"ahhh.... apa pesan ini teman desi ya???

Rara membaca pesan nomor tidak dikenal.

Assalamualaikum, saya dana teman Desi. salam kenal ya ra... boleh jadi teman rara?

isi singkat sms yang memberi energi positif dihati Rara. buru- buru Rara membalasnya

walaikumsalam iya, boleh kok

Hari ini begitu indah, rara tersenyum bahagia... akhirnya...

handphone rara kembali bergetar, Dana membalas.

kapan2 boleh ga, kk main kermh rara

tersontak kaget, ntah kenapa hati rara makin berdetak dengan kencang. lelaki ini pasti ingin serius. cepat jari rara mengetik pesan singkat dari dana. kembali senyum manis kebahagian yang dirasakan.

boleh kok

lagi-lagi Dana membalas dengan cepat.

klo sekarang boleh ga?

Rara loncat dari kasurnya, sambil memeluk handphone. Udara mendadak panas hingga sekujur tubuh Rara. Rara menahan tawa. Belum sempat Rara membalas, Sudah masuk pesan dari Dana.

klo boleh sore kk mau main kerumah

iyyyaaaa iyyyaaaa hati Rara terus mengetuk bibir Rara.

boleh kk, main aja kerumah. btw kk tau rumah rara??

Rara taruh Handphone dikasur, lekas Ia menarik handuk lari kecil kekamar mandi. Rara mandi buru-buru, Ia tidak sabar ingin membaca pesan dari Dana. Di hari libur Rara selalu mandi siang. kebiasan anak gadis yang tidak ada kegiatan... Malas time...

Rara masuk kekamarnya, melihat jam yang sudah menunjukkan jam 14.15 wib. Rupanya Dana sudah membalas sms rara.

tau donk... nanti kk telpon ya klo sudah dekat arah sana. jam 3 kk kermh rara

besorak riang dihati Rara. Sudah lama Ia tidak rasakan seperti ini.

oke kak

Masker muka itu yang pertama Ia ingat. Rara ingin tampil cantik dan harum didepan Dana. Rara tidak tahu bagaimana wajahnya, bagaimana orangnya. Yang Rara tahu sekarang Ia bahagia... sangat bahagia...

menepis semua hal-hal negatif. AKU BAHAGIA... besorak hati Rara riang.

Rara membokar isi lemari, mencari baju yang pantas dipakai. Sedikit polesan wajah Rara terlihat sangat manis dan menawan.

drrrtttttttt handphone Rara berbunyi

panggilan Dana terlihat di layar Handphone

"halllooo assalamualaikum..."

"walaikumsalam..." jawab Rara

"ra, kakak sudah di gang melawan... rumah rara yang mana ya?" tanya Dana

"ohhh... kekiri dikit kak, terus ada pagar item rumah rara yang tingkat itu kak.. depannya ada pohon mangga" terang Rara dengan semangat.

" oke, kakak sudah didepan rumah rara"

Rara langsung mematikan handphonenya, kembali Ia memutar-mutarkan badan kecil di depan kaca. Baru membuka pintu sudah ada teriakan di lantai bawah.

"raaaaaa... ada teman kamu tu di bawah" teriak mama rara

"iyyyyaaa ma, bentar" sambil menutup pintu kamar.

Rara lekas turun tangga, dilihatnya depan pintu terlihat seorang laki-laki beriisi, hidung mancung, tidak terlalu tinggi.

"assalamualaikum..." ucap Dana sambil mengulurkan tangan "Dana..."

Segera Rara raihi tangan Dana " walaikumsalam... Rara.. masuk kak" ajak rara.

Dana segera masuk sambil memperhatikan sekeliling ruangan. Diperhatikan dana berjejer foto berukuran besar terpampang dekat kursi besar yang Ia duduki.

" Empat bersaudara ya ra..." tanya Dana ramah.

"iya kak..." jawab rara sambil tersenyum.

Belum lama berbincang mama rara menghampiri dengan membawa toples makanan ringan dengan 2 gelas air.

"teman ya ra... " sambil noleh ke rara, "mama baru liat..." tanya mama rara lagi.

"iya, ma teman rara..." jawab singkat sambil tersenyum.

" dana, te..." sambil mengulurkan tangan ke arah mama rara.

mama rara tersenyum sambil meraihi tangan dana dengan hangat.

" mama tinggal ya, ngobrol aja..." mama rara kembali ke ruang belakang.

" mama kamu cantik ya ra" setengah berbisik

Rara hanya tersenyum.

Sudah 1 jam Rara dan Dana ngobrol tentang pekerjaan dan kebiasaan masing-masing. Awal pertemuan yang sangat baik. Dana sangat sopan dan terlihat bijaksana. Jelas umurnya sudah tidak terlalu muda. Dana berumur 30 tahun. 4 tahun lebih tua dari Rara.

"ra, pulang dlu ya... malam ini kan terawih pertama" sambil melihat jam ditangan " mau beli buat sahur nanti"

"ohhh iya... kak" jawab rara sambil berdiri.

Dana segera keluar sambil menoleh ke rara " ra, boleh ga... kakak telpon rara?" tanya dana

"bolehlah kak... masa ga boleh" jawab Rara.

"Alhamdulillah... kakak pamit dulu ya ra. Salam sama mama"

Rara mengangguk pelan menandakan iya atas perkataan dana.

Perkenalan pertama yang sangat menyenangkan. Tidak ada terlihat yang buruk di fikir Rara. Dana terlihat lelaki yang dewasa, bijaksana, sopan, ramah dan supel... kesan pertama yang baik.

Berkah bulan suci ramadhan gumam Rara setelah Dana pergi.

BULLY

Ramadhan yang indah, Rara seperti gadis yang baru mekar. Kandas dari cinta Ari, kembali bangkit. Kenapa tidak, di bulan suci Ramadhan Rara mendapatkan amunisi ion ion positif bahagia. Hari-hari yang biasa pusing dengan angka dan tumpukan kertas di meja. Menjadi lebih menyenangkan, apapun tugas yang diberikan bos dapat Rara kerjakan dengan cepat. ohhh sungguh bulan Ramadhan yang indah.

Sudah seminggu dari pertemuan dengan Dana, komunikasi berlanjut terus dijejaring sosial media. Biasanya handphone Rara selalu didalam tas, sekarang Ia membiarkan handphone diatas meja kerjanya. Setiap detik Rara melihat layar handphone.

Setiap pagi Dana memberikan semangat. Lelaki yang perhatian...

Virus merah jambu menyerang hati mereka. whatsapp penuh dengan chatt Dana. Kata nasehat, pujian dan ungkapan perhatian. Hati Rara yang sempat kosong terisi kembali sedikit demi sedikit.

°°°

Dibilik kamar Rara jam 03.00 wib masih tendengar obrolan. Dana membangunkan Rara untuk sahur.

Perhatian sekali Dana... sepertinya lelaki sholeh... kata hati Rara.

"Ra... malam minggu mau ga buka bersama di rumah kak Dana?" tanya Dana

degupan jantung Rara tidak beraturan. Oohhh cepat sekali Aku dikenali dengan keluarganya.... difikiran Rara.

"hmmm... gimana ya kak, sepertinya ga bisa" jawab Rara ragu.

Ohh Tuhan, kenapa aku jawab begitu kata Rara dalam hati.

"kenapa???" tanya Dana terlihat sedih

Rara bingung mau menjawab apa, "Aku takut kak" akhinya Rara menjawab dengan asal

"Takut kenapa?? kakak tahu, kalau ra pernah patah hati. Dan kakak juga tau kalau rara ga mau main-main lagi. Rara mau cari suami kan?" tanya Dana menyakinkan.

Tersontak kaget Rara dari baringnya. Ia duduk menyandar mencoba merileks fikirannya.

apa aku tidak salah dengar tanya hati Rara

" kakak tahu dari desi... kakak juga ga mau main-main lagi ra... kakak mau cari istri" lanjut Dana.

Rara menghela nafas dengan panjang. Teringat kembali masa lalu dengan Ari. Rara sempat berencana ingin menikah dengan Ari.

" Jangan minggu ini ya kak... minggu depan aja, ra belum siap" jawab Rara pelan.

"hmm iya..." jawab Dana

"ra, ayooo sahur dulu ntar imsak lohhh..." Dana mengingatkan.

"ehhh... iya ya... ra sahur dulu ya" sambil mengakhiri perbincangan mereka.

Rara masih memikirkan perkataan Dana. Sempat tidak percaya Dana bisa berkata begitu. Ada rasa senang, ada rasa takut, ada rasa tidak percaya. Rara pernah mencinta seseorang, Ari... Ari yang dulu Ia cintai. Pernah membuat mimpi bersama Rara menjadi keluarga kecil yang Sakinah.

Mimpi indah itu hancur karena Ari mengakhiri dengan alasan alasan yang tidak masuk akal. Kini mimpi itu kembali. Begitu cepatnya, baru kenal Dana sudah mengajak serius. Sedangkan Ari butuh 2 tahun.

Apa dana adalah jodoh ku???

Apa dana bisa dipercaya???

Apa dana benar-benar serius???

masa iya, baru kenal sudah suka...

aku saja belum tahu suka atau tidak dengannya

Pertanyaan pertanyaan bermunculan difikiran Rara. Rara takut... terlalu takut untuk memulai. Rara merasa Ia tidak muda lagi. usia 26 tahun sebentar lagi umurnya sudah 27 tahun. Teman-teman Rara sudah banyak menikah belum lagi Desi teman dekat Rara habis lebaran akan menikah. Ditambah keluarga sudah bertanya-tanya kapan mau menikah. Lingkungan mempengaruhi Rara untuk segera menikah.

Wanita berumur 25 tahun itu sudah terlalu tua untuk menikah apa lagi sudah lewat 25 tahun.

Kasihan dengan anak mu nanti, kalau kamu menikah umur 27 tahun.

Belum tentu kamu cepat punya anak, kalau lama....

Nanti sainganmu wanita muda, kamu akan sulit mendapat jodoh...

Masih banyak lagi ucapan ucapan yang dilontarkan. Wanita umur diatas 25 tahun dijadikan target bully masyarakat. Mereka merasa wanita 25 tahun sudah tidak terlalu muda. Sedih yaaaa... begitulah hukum wanita yang masih single. Kerap kali jadi gunjingan, ketika pulang malam akan dipersalahkan. Ketika masih sendiri, sering di bilang tidak laku.

Rara menerima ucapan itu setiap hari, baik di rekan kerja, tetangga, teman dan keluarga. Sungguh menjadi beban seorang wanita yang belum punya pasangan. Kesibukan kerja yang mampu mengobati rasa galau.

TENTANG MU

Hari Minggu ini penuh dengan rasa deg degan... Rara sudah berjanji akan menerima ajakan Dana untuk kerumahnya. Tak henti-hentinya jantung Rara berdetak, Ia gelisah. Takut, gugup, cemas, senang bercampur menjadi satu. Pertemuan itu akhirnya datang.

Rara terus melihat jam ditangannya, berulang kali Ia melihat kaca lemarinya. Seperti merasa terus ada yang kurang dalam penampilannya. Matanya teliti setiap bagian bagian lekuk tubuhnya. Mata sipit berkulit sawo matang terlihat begitu menawan. Rara beruntung memiliki badan yang langsing, Ia tidak sulit menemukan baju yang pas digunakan. Baju muslim putih sedikit ketat, dengan jilbab lilit keleher. Riasan wajah natural mempertegas wajah manis Rara. Rara orang yang supel, dia memiliki teman yang banyak. Rara belajar banyak dari temannya bagaimana cara ber make up yang sebagian besar berprofesi MUA.

"ra.... Dana sudah datang" panggil mama rara di lantai bawah.

"iya ma, bentar...." sahut rara.

Sebelum turun Rara menyemprotkan seluruh badannya dengan parfum tak lepas kembali memperbaiki riasan wajah.

" ayooo..." ajak Rara sudah berada didepan Dana. Dana menggunakan baju putih koko, celana jeans.

Dana tersenyum melihat Rara yang begitu menawan. Tatapan Dana membuat Rara malu.

"ayooo... kak" ajak Rara lagi.

"tante, kami pergi dulu ya..." pamit Dana ke mama Rara. Dana anak yang sopan dan ramah. Lekas Rara naik ke mobil Dana.

Didalam mobil Dana masih melihat Rara. Rara menepuk pundak Dana dengan manja.

"iiihhh kenapa sih kak... liat liat gitu" tanya Rara malu.

"kamu cantik ra..." jawab singkat Dana sambil tersenyum.

"gombal...." saut Rara mengalihkan pandangan ke depan mobil.

°°°

Rumah Dana tidak terlalu jauh dari rumah Rara hanya butuh waktu 15 menit. Sesampai dirumah, Dana segera membuka kan pintu selayaknya ratu.

" yuukkk ra... " ajak dana dengan lembut.

Rara melangkahkan kaki dengan ragu, masih sama rasa degupan jantung yang begitu cepat tak henti hentinya. Rara sembunyi di balik tubuh dana. Dengan lembut Dana memegang tangan Rara agar bisa berada disampingnya.

Di ruangan makan sudah ramai dengan keluarga Dana. Kedatangan Rara menghentikan sejenak aktivitas keluarga Dana. Mereka menatap Rara dengan ramah.

Ohhh my God... bagaimana nihhh gumam rara dalam hati

Dana memperkenalkan satu persatu keluarganya yang tengah berkumpul. Di meja makan ada ayah Dana, Kak Tina saudara yang ke dua, suami kak Tina, suami Kak retno dan 3 keponakan Dana bernama Putra berumur 5 tahun, Tari berumur 3 tahun dan Cerry berumur 2 tahun. Belum lama Rara berkenalan, Terlihat wanita berbadan gemuk berbaju pink membawa piring berisi rendang untuk ditaruh ke meja. Wanita itu saudara kandung Dana yang pertama.

" ayoo ra... duduk sini" ajak wanita itu.

Dana berbisik, "dia kakak ku yang pertama, namanya retno" Rara mengangguk mengerti. Rara beranjak menghampiri kak retno yang tengah sibuk menuangkan es buah kedalam gelas.

"sini kak, rara bantu..." sapa rara. Kak Retno mengangguk sambil menyerahkan teko yang berisi sirup marjan berwarna merah. Sedangkan Dana tengah asik bercanda dengan keponakannya.

Dana empat bersaudara, Dana anak bungsu. Semua saudara Dana perempuan. Cuma kak Lisa yang tidak datang. Kak lisa beda dengan kakak perempuan lainnya. Ia tidak akur dengan ayahnya, semenjak menikah dengan Duda beranak satu. Pernikahan Kak Lisa ditentang oleh ayah dan ibu Dana. Kak lisa tidak memiliki anak dari hasil pernikahannya. Mereka seperti memiliki kesepakatan membesarkan anak dari suaminya.

Allahua akbar.... alllaaaaaa....huakbar....

Terdengar suara adzan magrib di dekat rumah Dana.

Alhamdulillah...

Suara piring beradu dengan sendok meramaikan diruang makan yang tidak terlalu besar. Ruangan itu terlihat hangat. Rara merasa nyaman berada ditengah-tengah keluarga Dana. Tidak sedikit pun merasa canggung. Semua keluarga Dana sangat ramah dan menyenangkan.

Setelah makan, Rara membantu kak retno dan kak Tina yang sibuk membereskan piring di atas meja.

" umur rara berapa?" tanya kak tina tersenyum. Kak Tina tidak terlalu gemuk seperti kak Retno. Kak tina berkulit putih, wajahnya lebih ayu dan suaranya lembut.

"26 kak..." jawab Rara

"oohhh masih muda..." kata kak Tina.

Senang sekali Rara dibilang muda. Selama ini , rara merasa tertekan yang selalu dibilang sudah tua.

" ibu sudah meninggal 2 tahun yang lalu, ibu ingin melihat Dana anak kesayangannya menikah. Semoga Rara berjodoh dengan Dana ya" kata kak Tina tersenyum.

Rara tersenyum malu, Ia berharap almarhuma ibu Dana menyukainya.

°°°

Sudah jam 22.00 wib, kakak Dana berpamitan pulang kerumah masing-masing. Rara juga ikut pamitan. Dana tinggal dengan ayahnya berdua di rumah. Sedangkan kakak- kakaknya memiliki rumah masing-masing.

Dana pamit dengan ayah untuk mengantar Rara pulang. Didalam mobil Rara ingin menanyakan tentang Ibunya. Rara tidak tahu kalau ibu Dana sudah meninggal.

"kak, ibu sudah meninggal yaa... " tanya rara hati-hati.

"iya..." jawab Dana singkat.

"ibu orang yang paling kuat... dia meninggal karena kanker. Ayah jahat dengan ibu, mengabaikan ibu ketika sakit. Ayah sibuk dengan wanita-wanita lain. Kasihan dengan ibu. Ibu ingin melihat Aku menikah" kata Dana sambil melihat rara yang sedang melihat kedepan jalan.

Rara memalingkan wajahnya melihat dana yang terlihat sedih. pasti berat kehilangan orang yang disayangi. Rara hanya diam, ikut merasakan kesedihan Dana.

Dana lelaki yang baik .... fikir Rara sepintas.

Sampai dirumah Rara, Dana masih duduk diteras bersama Rara. Terlihat Dana hendak mengutarakan sesuatu, namun berat. Ntah Apa yang hendak Dana katakan. 5 menit berlalu, Dana memulai berbicara denga wajah serius.

" sudah 3 minggu kita berkenalan ra... sebenarnya terlalu cepat. Tapi aku tidak mau berbohong dengan masa lalu ku yang buruk kepada mu" kata Dana berwajah murung. Dana agak berat menceritakan masa lalunya. Rara yang dari tadi memperhatikan Dana terkejut mendengar ucapan Dana.

masa lalu??? masa lalu yang buruk....

otak rara terus mencari jawaban dari ucapan Dana. Rara membiarkan Dana untuk melanjutkan ceritanya. Rara masih tersenyum.

"masa lalu ku buruk ra... sebelum aku mengenalmu" kata Dana melanjutkan ceritanya sambil menatap mata Rara.

" apa kak?? cerita lah... semua orang memiliki masa lalu" jawab Rara penasaran.

"aku takut Rara menjauhi ku..." kata Dana ragu.

lagi-lagi Dana membuat Rara penasaran, fikiran Rara penuh dengan teka teki.

"narkoba???" tanya Rara.

" bukan... " jawab Dana kembali menunduk.

"lalu???" tanya Rara hati-hati.

"setahun yang lalu aku memiliki pacar dan putus. Sama mau menikah juga, tapi dia belum mau buru-buru dan dia selingkuh. Dia berbohong... masa lalu buruk ku, Aku sudah tidur dengan dia" Dana menatap wajah Rara, melihat respon Rara tekejut.

Dana melanjutkan " sudah 5 kali aku pacaran ra... pertama pacaran sudah 6 tahun, pacar kedua 2 tahun, pacar ketiga 2 tahun, pacar keempat 2 tahun dan pacar terakhir selama 3 tahun... semuanya aku sudah melakukannya. Aku ingin tobat, aku menyesal... aku ingin berubah... aku ingin menjadi lebih baik... ketika aku mengenalmu, aku yakin aku bisa berubah" kata Dana penuh harap. Terlihat wajah sedih, rasa penyesalan yang amat dalam. Dana melihat wajah Rara berubah dingin. tidak terlihat senyum manis diwajah Rara.

"apa aku tidak bisa memperbaikinya ra??? aku ingin menikah, aku ingin memiliki keluarga yang harmonis." kata Dana terlihat sungguh-sungguh.

"kalau rara menjauhi ku setelah ini, aku tidak akan marah... rara berhak mengenal pria yang lebih baik" kata Dana menunduk.

Rara merasa bersalah, dia merasa iba. Rara merasa dirinya sama dengan Dana. Masa lalu Rara tidak sebaik yang difikiran Dana.

aku pun sama, walau keperawanan ku masih tetap ku jaga. tidak dengan tubuh ku, Ari sudah mencicipi tubuh ku.

pacaran dengan Ari membuat Rara merasa hina. Tidak pantas Rara membenci Dana. Jelas Dana terlihat menyesal, Dana ingin bertobat.

" itu hanya masa lalu, tidak apa-apa kak... asal kakak tidak mengulanginya lagi. Rara juga bukan perempuan yang suci..." terhenti sejenak ucapan rara.

" tubuh rara sudah dilihat oleh mantan pacar Rara yang dulu, tapi ra masih menjaga keperawanan..." kata rara pelan.

" kita sama- sama berubah yukkk ra " ajak Dani dengan senyum. Rara mengangguk dengan senang.

"kak, apa mantan kakak semua perawan? apa ada mantan kakak yang hamil??" rara masih penasaran.

"tidak semua ra, cuma dua yang perawan... ketiganya sudah tidak. Tidak ada yang hamil ra, aku terlalu bodoh merusak wanita" jawab Dana menyesal kembali.

"kenapa kakak tidak bertanggung jawab??? " tanya rara.

" sudah,,, mereka tidak mau. Ada yang selingkuh, ada yang minta putus sendiri. 4 sudah menikah semua hanya 1 yang terakhir belum menikah. dia mengajak ku kembali, aku ga mau ra.... dia sudah membohongi aku" kata Dana dengan rasa benci.

" kesalahan terbesar yang tidak bisa dimaafkan berbohong dan selingkuh" kata Dana.

Rara hanya terdiam. Rara juga tidak suka dibohongi dan diselingkuhi.

"ra... aku menyukai mu, rara mau ga jadi pacar kakak? menjadi calon istri kakak???" dana mendekati rara sambil memegang tangan rara. Rara kaget ucapan dana. kembali rara melihat dana mencari kebenaran diwajahnya.

*cepat sekali... baru 3 minggu...

*" ra belum bisa menjawab... terlalu singkat perkenalan kita kak" jawab rara ragu.

Rara merasa ini terlalu cepat, Rara bukan perempuan yang mudah jatuh cinta. Namun Rara tidak menyangkalnya, Rara tertarik dengan Dana. Dana orang yang perhatian, Dana orang yang romantis, lembut dan ramah beda dengan Ari. Ari orang yang emosional, keras kepala dan cuek. Rara merasa nyaman berada disamping Dana. kelembutan Dana menghipnotis Rara.

"rara akan jawab ketika lebaran nanti"

Dana tersenyum, mengangguk.

"ra sudah malam, istirahat... kakak pulang dulu ya" Dana keluar pagar sambil melambaikan tangan tanda Ia akan jalan.

Rara masuk kedalam rumah, dengan penuh bertanya.

Dana secara tidak langsung melamar Rara. Rara menyukai dana, tapi itu bukan cinta. Tidak semudah itu Rara mencintai seseorang. Butuh waktu untuk mencintai seseorang. Dari sisi gelap Dana, Rara mencoba melihat kebaikan kebaikan yang ada di Dana.

Dana orang yang baik, perhatian, lembut, ramah tidak ada sedikit pun kekurangan akhlak Dana.

Masa lalu, bukannya semua orang punya masa lalu??? bukannya tidak ada manusia yang sempurna??? semua manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Manusia hanya bisa menilai keburukan seseorang tanpa melihat kebaikannya. ohhh terlalu picik Aku. gumam Rara

semua orang berhak untuk berubah, semua orang berhak mendapatkan kesempatan. Suci sekali aku...seperti tidak pernah melakukan kesalahan.

Rara mengingat kembali kebodohan yang Ia lakukan ketika masih menjadi pacar Ari.

*ohhh bodohnya Aku, dibudak oleh cinta... toh abang Ari bukan lelaki yang baik. kesan pertama saja terlihat lelaki yang sholeh. Aku tertipu *...

Rara menangis,,, tangisannya tidak seperti 1 tahun yang lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!