Masa muda harus dinikmati dengan berbagai pengalaman juga petualangan. Dan itu yang dilakukan Alessia sekarang. Dia sedang berjingkrak jingkrak, menggerakan badannya dan bersenandung mengikuti alunan music EXO. Alessia menonton konser EXO dengan Joy dan Wendy.
"Suho i love you" teriak Joy saat melihat Suho berjalan dari atas panggung menuju tempatnya berdiri.
"Loh Sehun mana, eeh itu Sehun... Sehun" teriak Alessia tak mau kalah dari Joy.
Makin histeris Alessia berteriak saat Sehun seperti melihatnya.
"Sehuuun ooh my god Sehuuun" teriak Alessia makin keras.
"Woi keras amat sih teriaknya, sumpah berisik banget" ujar Wendy kesal dengan teriakan Alessia.
"Apaan sih, biasa aja kali... Namanya juga konser bebas dong mau teriak teriak juga" jawab Alessia tak kalah kesal dengan Wendy.
"Terserah dah, eeeh itu Kai... Kai marry me kai" Wendy juga berteriak saat melihat Kai menuju arahnya.
"Astaga cakep amat ya, mata aku bagaikan kena vitamin A" Joy masih bersemangat.
"Cakepan Sehun dong" kata Alessia tak mau kalah.
"Cakepan Suho" jawab Joy.
"Iiish apaan sih pada berantem cuma gara idol, asal kalian tau yaa yang paling cakep dan sexy itu cuman Kai" ujar Wendy.
"Terserah dah, bagi aku Sehun, bagi Joy Suho, bagi Wendy Kai jadi sesama EXO L jangan saling tikung dan saling support demi idol kesayangan kita" Alessia berucap dengan bijak pada Wendy dan Joy.
Mereka melihat Alessia dengan heran, sejak kapan Alessia mendadak bijak.
"Iya.. iya hidup EXO" teriak Joy dan Wendy bersamaan.
Alessia, Joy dan Wendy kembali menikmati konser EXO...
*********************************
Tanpa terasa sudah waktu sudah menunjukan jam 1 pagi dini hari.
"Gila aku ga akan melupakan konser mereka deh, sumpah keren banget" ucap Alessia yang masih tersenyum teringat konser tadi.
"Iya sama aku juga" kata Wendy senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
"Ale tumben banget kamu bisa keluar sampe jam 1 pagi, ga dimarahin kakek Sebastian pulang jam segini?" tanya Joy pada Alessia.
"Mati aku" Alessia kebingungan, dia belum pernah pulang sampai selarut ini. Pulang jam 11 malam saja dia pasti sudah kena omelan dan amarah Sebastian Javier kakeknya.
Sepanjang perjalanan pulang bibir Alessia tak berhenti bergerak.
"Le kenapa mulut mu komat kamit terus kayak mbah dukun lagi baca mantra sih" ujar Joy heran melihat Alessia.
"Enak aja bilang aku kayak mbah dukun lagi baca mantra. Aku lagi baca doa ini berharap kakek udah tidur dan ga tau kalau aku belum pulang. Pusing aku" Alessia merasa gelisah sendiri.
Sebastian Javier kakek Alessia sangat protektif pada dirinya, menjaga dan melindungi Alessia. Sebastian juga sangat memanjakan Alessia, Alessia dari umur 2 tahun sudah tinggal bersama kakeknya. Kedua orang tua Alessia sudah meninggal karena kecelakaan mobil dan hanya Alessia yang selamat dari kecelakaan tersebut. Semenjak kejadian tersebut Sebastian menjadi sangat protektif dan menjaga Alessia.
Teman teman Alessia menurunkan dirinya tidak terlalu jauh dari rumahnya, berharap kakeknya sudah tidur dan tidak menunggu dia pulang. Alessia membuka pintu dengan sangat perlahan, matanya melihat di sekeliling rumah dan tak ada kakeknya. Alessia menarik napasnya dengan lega saat sudah berada dikamarnya dan berteriak kecil.
"Aaah berhasil"
Alessia merasakan padanya terasa sangat lelah setelah menghabiskan waktu dengan berjoget joget jingkrakan tak jelas. Membersihkan wajahnya dan berganti pakaian tidur tapi lagi lagi ada masalah yang muncul, perut Alessia berbunyi. Cacing cacing diperutnya berdemo untuk diberi makanan, Alessia melihat jam sudah jam 2 dini hari, ini sudah lewat dari jam makan malamnya. Alessia mencoba memejam kan matanya membiarkan rasa lapar yang di deranya. Tapi tetap tak bisa di malah tak bisa tidur, Alessia memutuskan untuk ke dapur, di dapur dia membuka kulkas melihat ada apel disana. Alessia menggigit buah Apelnya dengan santai dan sambil memejamkan mata. Rasa kantuk sudah menderainya, lelah tapi lapar. Alessia tiba tiba merasakan seperti ada yang lewat tapi memilih tak memperdulikannya dan melanjutkan menggigit buah apelnya, Alessia merasa ada yang memperhatikannya menjadi gelisah sendiri. Dia memilih untuk melanjutkan makan buahnya di kamar.
Alessia melihat lampu ruang kerja kakeknya masih menyala lalu ada seorang pria keluar dari ruang kerja kakeknya, Alessia melihat heran dengan kedatangan orang tersebut yang bertamu sampai tengah malam. Orang tersebut melihat Alessia dengan lembut dan berkata...
"Apa kamu Alessia?"
Alessia menganggukan kepalanya dengan heran pada lelaki tersebut.
"Kamu sangat cantik"
Alessia menyerengit dahinya.
"Maaf anda siapa ya?" tanya Alessia.
"Saya Luis Geraldo. Sekarang kamu sudah besar Alessia dan menjadi seorang gadis yang dewasa. Seandainya kedua orang tua mu masih hidup tentu mereka akan sangat bahagia mempunyai putri sepertimu dan saya permisi dulu karena malam semakin larut" ucap Luis Geraldo pada Alessia.
Alessia hanya terdiam mendengarkan lelaki yang bernama Luis Geraldo berbicara.
Alessia yang masih bingung berjalan menuju kamarnya, dia menaikin satu persatu anak tangga dirumahnya saat sampai di depan kamarnya dan membuka pintu kamar tiba tiba ada yang memeluk Alessia dari belakang, mendekap dirinya dan menutup bibirnya dengan sebelah tangan oleh seseorang. Alessia kaget dia merontak ronta sangat panik dan bingung mendapat perlakuan seperti itu.
"Diam!!" Suara berat seorang pria membentak Alessia. Alessia tak mau diam, dia makin merontak rontakan badannya.
"Diam atau kau akan aku sakiti" ancam pria tersebut. Alessia terdiam lebih baik dia menurut sekarang, dia belum tau maksud pria itu membekapnya.
"Aku akan melepaskanmu tapi kamu harus menurut padaku" ujar pria tersebut masih berada dibelakang Alessia.
"Masuk kamarmu" Alessia memegang handel pintu dan membukanya.
"Matikan lampu kamarmu" Alessia pun mematikan lampu kamarnya.
Semua menjadi gelap, Alessia merasakan hembusan napas lelaki tersebut dibelakang lehernya. Lelaki tersebut memeluk Alessia lagi dari belakang dengan berbeda tidak seperti tadi dengan paksaan.
"Aapaa mau mu" Alessia memberanikan diri bertanya pada lelaki yang tak dikenalnya.
Lelaki itu tak menjawab tapi tiba tiba tangannya masuk ke dalam baju Alessia dan meremas kedua gunung kembarnya.
"Lepaskan aku.. aaah" Alessia mendesah saat lelaki itu menyentuh bagian sensitif Alessia.
"Kumohon lepaskan aku.. please jangan memperkosa aku, kumohon" Alessia mulai menangis dan ketakutan dengan keadaan sekarang ini.
"Jangan menangis atau kau akan kuperkosa sesuai keinginanmu itu" ancam lelaki tersebut. Lelaki itu terus saja menyentuh bagian bagian sensitif Alessia. Alessia mengigit bibirnya berusaha agar suara desahan tak keluar dari bibirnya.
Tak lama kemudian secara perlahan tangan lelaki tersebut mulai mengendur tak lagi menyentuh bagian sensitif Alessia. Lelaki itu juga sudah melepaskan pelukannya dari tubuh Alessia dan keluar dari kamarnya. Tubuh Alessia mendadak kaku, dia sangat shock mendapatkan perlakuan dari orang tak dikenalnya.
Alessia tak bisa tidur, dia sangat ketakutan. Pintu kamar dan jendela dia kunci semuanya. Lampu juga tak berani dia matikan, Alessia sangat takut kejadian itu bisa terulang lagi.
Bersambung.......................
Rasa kantuk menyerang Alessia saat dia berada di kelas pak Dunkin yang sedang menjelaskan materi mata kuliah. Alessia mahasiswa di salah satu universitas swasta terkenal, kantung mata nya terlihat sangat jelas lingkaran hitam di matanya, gara gara kejadian tadi malam dia terjaga sepanjang malam tak bisa tidur. Wendy dan Joy melihat Alessia dengan heran tak seperti biasanya gadis ceria itu seperti itu.
"Ale kamu kenapa?" Wendy melihat Alessia dengan khawatir.
"Aku ngantuk banget, mata ku ga kuat untuk membuka mataku lagi" Alessia sambil menahan untuk tidak menguap.
"Ijin cuci muka dulu sana, masih 1 jam lagi loh kelas berakhir" ujar Wendy.
Alessia meminta ijin untuk dia ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang terlihat sangat lelah. Alessia berjalan dengan setengah mata hampir tertutup menabrak seorang pria tanpa dia sengaja.
"Aduuh maaf" kata Alessia dengan mengantuk.
"Kamu kalau jalan pake mata dong" jawab Lelaki itu ketus.
"Aku kan udah minta maaf, mana mungkin aku sengajak nabrak kamu" balas Alessia.
"Halah alasan bilang aja sengaja karena kamu mau kenalan sama aku" Alessia melihat pria itu dengan tatapan tak percaya, pria itu tingkat kepercayaan dirinya sangat akut membuat Alessia menggelengkan kepalanya.
"Terserah dah, males aku berurusan dengan mahluk aneh kayak kamu" jawab Alessia dengan kesal.
Rasa kantuknya mendadak hilang saat dia marah marah dengan pria aneh tersebut. Alessia menghentakan kedua kakinya menuju kelasnya kembali.
Wendy dan Joy melihat Alessia dengan tatapan heran, mereka berfikir kenapa Alessia begitu cepat kembali dari kamar mandi dan wajahnya terlihat sangat kesal dan tak lagi mengantuk.
"Jangan banyak pertanyaan, aku lagi ga mood" kata Alessia dengan ketus.
*********************************
Alessia, Joy dan Wendy sudah berada di cafetaria kampus mereka. Wajah kesal Alessia sudah menghilang saat dia sudah selesai melahap 2 mangkok bakso. Joy dan Wendy menatap Alessia dengan tak percaya, 1 mangkok yang mereka makan saja sudah bikin kenyang ini malah 2 mangkok.
"Le kamu tuh lapar atau rakus sih, gila aja 2 mangkok dan 4 es jeruk" Joy takjub melihat cara makan Alessia yang seperti orang kelaparan.
"Aku laper berat tadi malam aku mengalami kejadian yang bikin stress"
"Kamu kenapa Le?" tanya Joy dengan wajah nya yang penasaran.
Alessia menceritakan pengalaman tadi malam yang mengalami pelecehan seksual oleh orang tak dikenal. Wendy bergidik ngeri dan Joy merasa marah dengan apa yang terjadi pada sahabatnya Alessia.
"Kamu ga bilang kakek sebastian?" tanya Joy.
"Kakek lagi sibuk banget dari kemarin aku tidak berketemu sama kakek. Makanya pas pulang konser EXO aku aman trus ada seorang om-om keluar dari ruang kerja kakek, sempat sih berbicara basa basi nama nya Luis Gera apa Geraldo gitu aku lupa juga sih, setelah itu aku malah kena masalah yang aneh" Alessia terdiam teringat kejadian malam itu.
"Berarti dirumah kamu ada tamu ya, apa mungkin salah satu tamu yang kerumahmu dan melakukan pelecahan itu Le?" Joy merasa curiga.
"Yaa ampun Joy kamu pinter amat, kenapa aku ga kepikiran ya. Nanti aku cek cctv dirumah tapi cctv cuman ada bagian luar sih ga ada di dalam rumah"
"Tapi setidaknya kamu jadi tau siapa aja yang kerumahmu, nah bisa diliat kan pria mana dengan ciri ciri udah melakukan pelecahan tersebut" ujar Joy juga jadi ikut penasaran.
"Iya nanti aku cari tau deh tapi ada masalah juga nih, kontrol cctv ada diruang kerja kakek"
"Gimana caranya lah cari cela supaya bisa liat cctv nya dari pada nanti kamu kenapa kenapa lagi" Joy mengkhawatirkan sahabatnya Alessia.
Alessia, Joy dan Wendy masih membahas kejadian yang dialami Alessia dan rencana mereka melihat siapa saja yang malam itu datang kerumahnya.
*********************************
Alessia sudah berada dirumahnya tapi lebih tepatnya berada di ruang kerja kakeknya sibuk dengan mouse memutar kembali video cctv dimalam itu. Alessia tak menyadari ada yang masuk ke dalam ruang kerja, dia sendiri sedang focus dengan layar monitor. Sebastian merasa heran dengan kelakuan cucu kesayangannya itu.
"Sedang apa Ale?" suara Sebastian terdengar berat membuat Alessia melonjakkan badan karena kaget mendengar suara Sebastian.
"Ini cuman mau liat tadi malam ada yang mencurigakan atau ga kek. Pas malam itu aku kan ke dapur cari makannan kek eeh ga sengaja liat ada orang keluar dari ruang kerja kakek makanya sekarang aku mau liat tamunya siapa aja kek" Alessia memberikan penjelasan pada Sebastian.
"Eiits itu sapa?" tanya Sebastian saat melihat ada seorang wanita berjalan mengendap endap masuk pintu rumah. Alessia mendadak wajahnya menjadi pucat maksudnya mencari hal lain malah sekarang dia mendapatkan masalah.
"Aleee!! Kamu pulang jam 1 pagi!!! Kenapa tidak sekalian pulang pagi Ale!!!!" Bentak Sebastian.
"Maaf kakek, maafin aku kakek"
"Ini sudah yang keberapa kali kamu melakukan ini sama kakek!!! Pergi sesuka hatimu, pulang semaumu sendiri. Kamu melanggar semua peraturan yang kakek buat!! Mau jadi apa kamu nanti Ale. Kamu cuma cucu kakek satu satunya Ale" Sebastian makin marah.
"Kakek aku hanya pergi nonton konser EXO idol kpop favorite ku kek itu juga bersama teman temanku kek. Kakek aku minta tolong jangan terlalu bersikap berlebihan seperti itu. Aku juga butuh kebebasan kakek, ingin juga pergi seperti anak anak seumuran aku. Umurku sudah 20 tahun kemana kemana selalu dengan supir disaat teman temanku memakai mobil mereka sendiri tapi kenapa aku tidak boleh kakek, kakek tolong mengerti aku kek" jawab Alessia dengan sedih.
"Tidak akan ada kebebasan atau hal yang lain Ale. Kamu adalah cucu kakek satu satunya, kakek tak akan pernah melihatmu terluka apapun yang terjadi"
"Kakek, Ale tau sangat sayang sama aku, aku tau kakek ingin selalu memastikan aku aman tapi kel...
"Tak ada tapi tapian Ale, tidak ada!!!" Sebastian semakin tambah marah dan dia membentak Alessia dengan suara yang begitu keras.
"Masuk kamar mu Alessia. Kamu dihukum tak boleh keluar rumah kecuali kuliah" Sebastian melihat tajam pada Alessia.
"Kakek jahat tak pernah mengerti Ale" sahut Alessia sambil berlari menaiki anak tangga dan menangis tersedih diatas ranjang.
Sebastian menyesali sudah membentak cucu kesayangnya Alessia. Sebastian sangat khawatir Alessia akan mengalami hal yang buruk. Hanya Alessia yang selamat dari kecelakaan maut, hanya Alessia penerus bisnis nya dan pewaris harta kekayaan Sebastian. Demi Alessia apapun akan Sebastian lakukan.
Alessia menangis di dalam kamarnya, dia lelah hidup terkekang dan selalu di larang untuk berbuat apa yang menjadi keinginannya. Apakah sulit untuknya bisa sebebas teman temannya?
Bersambung................................................
Alessia sudah berada dikampus bersama Wendy dan Joy. Mereka sekarang sedang berada di cafetaria setelah jam kuliah mereka selesai. Wajah Alessia hari terlihat begitu berbeda, sudah dua hari ini mereka melihat Alessia tak seperti biasanya.
"Le kemarin mata mu kayak mata panda, hari ini beda lagi membengkak dengan lingkaran mata yang menghitam. Kayaknya perlu touch up deh" kata Wendy .
"Haha makasih yaa Wen kamu perhatian banget sama aku" Alessia memeluk Wendy.
"Aku lagi sedih, kesal dan sebel banget sama kakek" kata Alessia.
"Kenapa? Kamu sama kakek Sebastian bertengkar?" tanya Wendy.
"Iya saat aku liat cctv diruang kerja kakek, eeh ketauan dan ngeliat video keluar kayak maling padahal belum sempat melihat siapa yang berada disekitar rumah. Baru kali ini kakek berteriak, membentak aku dengan keras" ujar Alessia sedih.
Saat mereka berusaha menghibur Alessia tetapi mereka mendengar ada beberapa gadis menjerit histeris melihat tiga orang pria masuk kedalam kantin. Mereka pun melihat ke arah tujuan yang dilihat para gadis gadis tersebut.
"Apa itu si Steve dan teman temannya bukan? Steve dan Darel anak bisnis dan Bruce anak seni. Mereka cakep banget ya " kata Joy pada Alessia dan Wendy.
"Iya itu si Steve dan teman temannya, waah ada angin apa ya si Steve kecafetaria. Baru kali ini gue liat si Steve, Bruce dan Darel secara dekat, yaa ampuuuun cakepnya" kata Wendy ikut antusias melihat mereka.
Alessia tak memperdulikan dengan yang bernama Steve dan teman temannya, malah sibuk dengan ponselnya membaca pesan dari Gisela asisten Sebastian kakek Alessia.
"Ale pulang dari kampus langsung kerumah sakit. Pak Sebastian masuk rumah sakit kasih indah"
Alessia tertegun membaca pesan dari Gisela, dia harus cepat kerumah sakit melihat kakeknya.
Tanpa Alessia sadari Steve dan teman temannya sudah berada di depan meja mereka dan melihat Alessia dengan tatapan tajam. Wendy dan Joy menjadi salah tingkah di datangi para mahluk ciptaan Tuhan yang terlihat sempurna didepan mereka.
"Jadi yang mana diantara mereka bertiga yang nabrak dan marah marah sama kamu Steve?" tanya Bruce pada Steve lalu melihat Alessia, Wendy dan Joy.
Wendy dan Joy merasa bingung dengan perkataan Bruce. Steve menunjuk Alessia.
"Jadi ini...
"Wen, Joy aku pulang dulu yaa, ada urusan yang penting" Alessia langsung mengambil tasnya dan segera pergi dari hadapan mereka tak menghiraukan Steve, Bruce dan Darel yang bingung melihat Alessia pergi begitu mereka datang.
"Tapi.. tapi... dia kok pergi sih" kata Steve kesal, lagi lagi wanita itu meninggalkan dia begitu saja. Kemarin di koridor kampus dan sekarang dicafetaria kampus. Baru kali ini ada seorang wanita yang tak tertarik padanya.
Joy dan Wendy makin bingung mendengar perkataan Steve yang sepertinya terdengar sedang kesal. Steve melihat Joy dan Wendy dengan tajam.
"Siapa nama gadis itu?" tanga Steve pada Joy dan Wendy.
"Maksudnya Ale?" tanya Wendy.
"Iya dia" kata Steve.
"Kalian anak mana?" tanya Bruce.
"Kami anak psikologi kak Bruce" jawab Wendy dengan takut.
"Ada apa yaa kok menanyakan Ale" tanya Joy dengan tegas.
"Gue ada urusan sama teman mu itu, tadi siapa namanya? Ale, Ali?" tanya Steve lagi.
"Nama nya Alessia Javier. Ada urusan apa dengan Ale, jika ada yang ingin disampaikan kata padaku" kata Joy melihat mereka.
Steve tak menjawab dia mengajak Bruce, Darel untuk pergi dari cafetaria. Steve akan mencari tau tentang Alessia Javier.
Wendy melihat Joy dengan cemas. Wendy tau siapa Steve Cornelius dan teman temannya, yang terkenal dan suka melakukan pembullyan pada orang yang tidak mereka suka, Steve anak pemilik Universitas Mulya yang terkenal suka mempermainkan wanita dan suka bersikap seenak saja. Sudah banyak wanita yang jadi korban dan hanya dijadikan mainan oleh Steve. Dan Darel juga hampir sama seperti Steve yang suka mempermainkan wanita hanya Bruce saja yang agak berbeda dengan mereka tak terlalu memperdulikan wanita hanya sibuk membuat karya seni.
"Joy aku khawatir nih sama si Ale. Ale buat masalah apa lagi sih Joy" Wendy merasa gelisah dan khawatir dengan apa yang akan terjadi.
"Tenang aja aku yakin ga ada masalah" kata Joy yang sedang berfikir.
"Tenang tenang.. Kamu tuh ya tadi kenapa kasih nama Ale ke mereka Joy. Kamu kan tau Steve dan teman temannya gimana kelakuan mereka"
"Maksud aku kasih tau nama lengkap Ale itu dengan tujuan agar mereka mikir kalo Ale dari keluarga Javier" jawab Joy dengan tenang.
"Gue semoga bener yaa Joy. Kita harus hubungi Ale deh tadi dia pergi kemana kok buru buru amat" kata Wendy.
"Hallo le kamu dimana?" suara Wendy terdengar di ponsel Alessia.
"Wen... kakek masuk rumah sakit" jawab Alessia dengan menangis...
*********************************
Steve penasaran dengan Alessia.
"Apa Alessia itu dari keluarga Javier? Atau hanya nama belakang aja yang sama?" tanya Darel pada Steve saat mereka berada diruangan khusus tempat mereka biasa menghabiskan waktu di kampus. Universitas Mulya milik keluarga Steve, mau berbuat apa saja terserah pada Steve.
"Sebastian Javier? Pengusaha Industri yang sukses itu? Tapi mungkin saja" kata Steve.
"Bentar aku cari tau. Aku jadi penasaran sama si nona Javier itu, cantik dan tak terpengaruh sama sekali dengan pesona kita. Apa lagi dengan pesona mu Steve" kata Bruce lalu mengambil laptopnya dan mengotak atik tuts keybord dengan lincah. Bruce memang mengerti dengan teknologi dan dia terpaksa kuliah dijurusan seni demi melanjutkan bisnis keluarga. Keluarga Bruce Cowel salah satu pemilik museum seni, galeri seni yang terkenal dan kaya raya.
"Tunggu 30 menit dan kita akan tau data lebih lengkap tentang nona Javier" Bruce melihat Steve.
"Kamu memang sahabat ku yang bisa diandalkan Bruce" Steve tersenyum melihat Bruce.
"Jadi cuman Bruce doang. Kamu anggap aku apa Steve? Sumpah aku sangat terluka Steve" kata Darel dengan mimik wajah berpura pura sedih.
"Yaelaah kayak apa aja sih hahaha" tawa mereka terdengar begitu kompak. Mereka bertiga sudah berteman dari masih kecil, tumbuh besar bersama dan saling mendukung satu dengan yang lain.
"Bro aku udah dapat nih data dan profile Alessia" Bruce memperlihat laptopnya pada Steve.
Steve membaca tentang informasi Alessia. Alessia cucu dari Sebastian Javier seorang pengusaha sukses dengan bisnis industrinya. Alessia Javier anak yatim piatu karena orang tuanya Harry Javier dan Megan Smith mengalami kecelakaan saat dia berusia 6 tahun. Alessia dibesarkan oleh Sebastian Javier seorang diri karena istrinya Anita Javier yang merupakan nenek Alessia sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Harry Javier anak tunggal Sebastian Javier jadi Alessia Javier adalah pewaris tunggal perusahaan Jcorp.
"Gadis yang menarik. Cocok dengan kriteria keluarga aku" Steve menyeringai melihat foto Alessia di layar laptop Bruce.
Bruce dan Darel menelan saliva mereka dengan kompak. Jika Steve sudah begini bisa dipastikan dia akan berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa peduli resikonya.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!