NovelToon NovelToon

Transmigrasi Dua Sahabat

prologue

●Happy Reading●

Mikaila dan Masha bersahabat sudah lama dari mereka kecil, si Mikaila yang sering di panggil Lala oleh masha, dan Masha yang sering di panggil Lala dengan panggilan Acha.

Mereka bersahabat sejak SD tepatnya kelas 1 sekolah Dasar. Lala yang waktu itu melihat Acha sendirian di taman belakang sekolahnya. Tepatnya di bawah pohon beringin, duduk sendirian sambil memakan bekalnya, karna Lala adalah anak yang ceria dan mudah berteman pada siapa saja, melihat Acha sendirian Lala berinisiatif mendekatinya.

Dari situ mereka berkenalan dan menjadi sahabat sampai sekarang, di umur mereka yang sudah 20 tahun mereka tetap bersama, di setiap sekolah yang mereka pilih pun mereka tetap bersama, SMP, SMA'pun bahkan sampai kuliah tetap bersama.

Acha si gadis pintar yang mendapatkan beasiswa. Si encer isi kepala itu sanggup bersekolah di sekolah si murid kaya seperti Lala, dengan mengandalkan otak yang super encernya, memang Acha dan Lala beda. Mereka beda dalam segi ekonomi, Lala si anak orang kaya yang papanya pemilik perusahaan tambang batu bara, dan si Acha anak panti asuhan, ya Acha hidup di panti karena ia kehilangan orang tuanya saat ia umur 5 tahun akibat kecelakaan beruntun yang menewaskan kedua orang tuanya, saat itu mereka pulang dari kerjaan yang berada di luar kota, hari itu pun adalah hari yang sangat di tunggu oleh banyak anak-anak. Ya hari ulang tahunya, tapi naas, hari itu pun menjadi hari yang paling di benci olehnya. Karna hari itu ia harus kehilangan orang yang ia sayangi, seandainya ia bisa memutar waktu ia ingin memberi tahu mereka dan mencegah kecelakaan itu terjadi. Acha tingal di panti bersama adiknya.

Lala gadis yang memiliki segala kesempurnaan, dan Acha gadis yang memiliki banyak sekali kekurangan, hanya pintarlah yang menjadi kesempurnaan satu-satunya, ya menurut segi 'finansial' Acha banyak kekuranganya tapi menurut fisik ia gadis yang kencantikanya melampaui kesempurnaan, si Lala gadis yang sempurna di segalanya fisik, ekonomi, bahkan ia di karunia badan yang bagus seperti model.

Kehidupan mereka biasa-biasa saja, si Lala yang sibuk dengan kuliah kedokteranya, dan si Acha yang kuliah mengambil jurusan bisnisnya. Sejak SMP Acah sudah mulai bekerja paruh waktu di Cafe, dan terkadang ia juga berjualan untuk membantu keungan panti yang ia tinggali. Dan ia akhir-akhir ini sibuk dengan bisinisnya. Acha mulai mencoba menanam saham di beberapa perusahaan sejak ia sekolah SMA dengan uang yang ia dapat dari kerja paruh waktu dan beberapa sisa warisan dari orang tuanya.

Tapi kehidupan Acha dan Lala mulai berubah ketika mereka mengalami kecelakaan sehabis pulang kuliah, saat itu Acha berdo'a agar ia dapat tenang dan bertemu denan kedua orang tuanya di akhirat nanti. Dan si Lala berdo'a agar kedua orang tuanya tidak merasa bersedih saat ia meninggal.

Tapi bukanya meningal dan jiwanya pergi ke Nirwana, malah jiwa mereka hinggap di tubuh seorang gadis yang memiliki reputasi jelek, 'si gadis jahat yang suka membully dan si pendiam yang selalau di bully'. Dan si ingatan yang datangnya dicicil kaya utang yang datangnya tiba-tiba kaya setan, dan masih banyak rahasia yang tidak tersampaikan ingatan di balik dua gadis yang di tempati mereka.

Apakah mereka bisa menjalani kehidupan baru mereka atau mereka akan menyerah pada kesempatan takdir mereka? Yang pasti tetap ikuti cerita Saa ya...

...Revisi :03 oktober 2022...

N/A : Ini revisi dan akan ada sedikit perubahan di cerita ini, untuk minggu ini Sha tidak akan update, untuk fokus merevisi dan juga merombak sedikit cerita ini.

firasat

Terliahat seorang gadis yang tengah bergelung dalam selimut tebalnya, gadis itu sepertinya tak terganggu dengan sinar sang surya yang masuk ke sela-sela gorden kamarnya, padahal jam sudah menunjukan pukul 11.30.

Tunggu saja kita pasti akan melihat wajah tak berdosanya itu.

"Kak?!  Kakk!!"Suara dan gedoran pintu tak membuat gadis itu terbangun, mungkin jika ada gempa gadis itu akan mati pertama karena terlalu kebo.

Dukkk

Dukkk

Dukkk

Suara gedoran itu kembali terdengar, sedangkan orang yang berada di balik selimut tetap saja seperti tak terganggu.

"Astaggaaa ... kak bangunnnnn, udah jam setengah dua belas kakk?! ... kakkk Achaaaa!!"sudahlah, pemuda yang tadi menggedor pintu terlihat kesal dan menyerah untuk membangunkan kakaknya itu.

Tiba tiba suara pintu kamar gadis tersebut terbuka.

Cklek!

Terlihatlah wajah tanpa dosa yang sedang menguap dan menggaruk pantatnya itu. Gadis yang bernama lengkap MASHA RAIDEN itu memandang sang adik yang kini sedang kesal setengah mati.

"Hoammm ada apa sih?,"tanyanya tanpa dosa.

"Ada apa?! ... ada apa?! lihat noh jam berapa, dari tadi Kenan gedorin pintu bangunin kakak, tapi kakak gak bangun bangun!,"grutunya terlihat benar-benar kesal.

"Noh di tungguin bang Juna di bawah dari tadi, kata bang Juna, kakak ada janji sama bang Juna.?"Ucapnya dan berjalan menuju kamarnya di sebelah kamar gadis tadi.

"Gih cepat, bang Juna nungguin kakak dari jam 9 loh, kasian. Kalau kenan jadi bang Juna Enan mah ogah punya tunangan kaya kakak, KEBO!"lanjutnya, sambil menenekankan kata di akhir.

Dan tanpa berdosanya gadis itu hanya menjawab dengan anggukan. Dia berjalan ke dalam kamarnya lagi, Untuk memulai ritual mandinya.

.........

Setengah jam sudah gadis itu mandi, kini gadis itu tengah berkutat dengan alat make up nya, padahal di depan meja riasnya hanya ada beberapa parfum, bedak dan lipblam. Ya hanya itu karena gadis itu tak terlalu suka menggunakan make up, tapi jika sekincare ia selalu memakainya, itu wajib agar tak dekil tanpa mengunakan make up. Hemm ada barang wajib yang harus ia bawa kemana mana yaitu lipblam atau liptin katanya biar gak pucet kaya mayat bibirnya. Padahal tanpa memakainya pun ia tak akan terlihat pucat karna bibirnya sudah berwarna merah alami.

Di rasa semua sudah siap, gadis itu keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang tamu yang sudah ada tunangannya itu. Pemuda yang tampan dan terlihat datar itu memandang sang gadisnya yang kini tengah berjalan menuruni tangga.

"Pagiii"sapa gadis itu.

"Pagi apanya ... udah siang juga, kamu gak lihat jam berapa ini, tidur kok kaya kebo,"grutu sang pemuda yang bernama JUNA DE VINCEN. Siapa yang tak kenal dengan keluarga bermarga VINCEN. Keluarga yang sangat misterius dan keluarga itu adalah keluarga terkaya di dunia, memiliki anak cabang peruasahaan di seluruh dunia- bahkan cabang-cabangnya ada di beberapa kota di indonesia ini, ia keturunan indonesia-prancis-jepang, ia juga salah satu orang yang paling ditakuti di Negara Rusia.

"Yaaa maaf, kan orang tidur gak denger apa-apa"alibi gadis itu.

"Mana ada, emang orang itu mati, gak denger apa-apa, kan cuma tidur masih bisa dengar lah"jawab pemuda itu yang kini sudah berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar meninggalkan sang gadis yang sedang memanyunkan bibirnya.

"Main di tinggal aja, haissh untung cinta."ucapnya sambil berjalan mendekati sang tunangan.

Oke mari kita bahas siapa gadis itu ...

MASHA RAIDEN, yang biasa di panggil Acha gadis keturunan indonesia-portugal itu memiliki wajah yang manis, kulit putih dan tinggi yang sedang-sedang saja, ia di karunia hidung mancung karena gen yang di tularkan dari sang ayah, dan mata agak belo yang di turunkan dari gen sang ibu, bibir merah cerrynya yang kecil, dan otak yang encer, di umur yang ke 20 tahunnya itu ia sudah memegang berbagai perusahaan di indonesia, ia harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan sang adik, ia tinggal di panti asuhan semenjak kecelakaan kedua orang tuanya 15 tahun yang lalu yang pada saat itu ia masih berumur 5 tahun dan sang adik yang berumur 2 tahun, tidak ada sanak saudara yang mau merawatnya di karenakan menurut mereka keluarganya miskin. Ya ayahnya selalu merahasiakan bagaimana kandisi kauangan keluarganya karena kedua orang tuanya tau saudara-saudaranya hanya mendekat karena harta, bukan karena memang untuk menjaga silaturahmi. Menurut ayahnya seperti itu, terbuki pada saat usia yang ke-15 tahun, waktu ia masih duduk di bangku SMP sang pengacara orang tuanya tiba-tiba menemui dan memberikan beberapa warisan kepadanya dan adiknya.

Warisan itu ada beberapa yang di berikan kepadanya dan ada yang di berikan kepada yayasan-yayasan seperti; panti asuhan dan beberapa panti jompo.

Dari warisan itu ia memiliki satu restoran yang terkenal di indonesia, luar Negri pun juga ada dan beberapa Cafe-cafe kecil di jakarta. dari umurnya yang ke-17 tahun ia mulai mencoba menanam beberapa saham di beberapa perusahaan-perusahaan kecil dan membeli saham-saham di perusahaan-perusahaan yang memerlukan suntikan dana. Di tambah uang yang ia dapat dari menjalankan bisnis mendiang orang tuanya yang terbilang tak sedikit.

Uang itu tak terpakai karna ia dan adiknya bisa sekolah dengan beasiswa, perpaduan adik dan kakak yang sempurna. Sedangkan sang adik bernama KEENAN RAIDEN, yang selalu di sapa Enan oleh Acha. Pahatan wajah yang sempurna, selalu datar pada siapa saja tapi tidak jika bersama sang kakak, ia akan menjadi adik yang manja plus nyebelin, kenapa gak dari dulu buang ke amazon aja, kata Acha.

Oke kita kembali lagi ke Acha ...

Kini Acha dan sang tunangan sudah berada di dalam mobil, kemarin sang tunangan mengajak kerumahnya 'katanya' mamahnya kangen sama calon mantu cantiknya itu.

"Emm jun?"panggil Acha ragu-ragu, entah kenapa perasaan ia tak enak sedari kemarin. Ia ingin cerita kepada sang tunangan tapi entah mengapa ia takut, takut jika nanti sang tunangan marah padanya.

"Hemm"dehemnya, tanpa menolah sang empu yang bertanya.

"Emmm? kamu mau janji gak sama aku?"tanya Acha, berharap sang tunangan menjawab takan marah saat nanti Acha menanyakan hal yang membuat ia gelisah.

"Janji apa dulu, kalo janji yang gak baik aku gak mau ya nanti seperti waktu itu"jawab sang tunangan.

"Engak ini beda, aku janji gak akan seperti itu lagi."Kemarin, acha menipu sang tunangan dengan embel-embel janji, sang tunangan yang tak tau janji apa itu hanya meng'iyakan, dan pada akhirnya sang tunangan menyesal, waktu itu karena sudah kepalang janji ia terpaksa melakukannya, ia di tipu Acha dengan ia harus bernyanyi di mall yang sedang sangat ramai. mau taruh mana wajah tampanya itu, hello? Ia orang penting loh masa ia harus nyanyi-nyanyi.

"Apa dulu?"jawab sang tunangan malas.

Sejenak Acha berfikir ia ragu, ragu pasti sang tunangan akan marah karana ini akan menjadi pembincaraan yang sangat sensitif bagi sang kekasihnya.

"Emm, janji sama aku kalo kamu bakal jagain Enan yah?"ucapnya."apapun yang terjadi"sambungnya lagi.

"Tanpa kamu suruh aku bakal jagain kamu dan Kenan"ucapnya mantap.

"Dan janji sama aku, apapun yang terjadi kamu jangan salahin siapa-siapa, apa lagi takdir dan apapun yang terjadi kamu harus terus jagain Enan Jun"ucapnya menatap serius tepat di manik mata sang kekasih yang kini tengah menatapnya juga.

"Kamu ngomong apa si Cha? Kaya berasa kalo kamu mau pergi jauh aja, sampai segitunya"ucap pemuda itu juga menatap tepat di manik mata sang gadisnya.

"Yaaa? Engak tau juga sih, dari kemarin perasaan ku udah engak enak aja, kaya berasa aku bakal pergi jauh dan entah kapan kembalinya. Aku takut Jun, takut kalo suatu hari aku bakal ninggalin kamu sama Kenan, aku takut kalo nanti Kenan kenapa-kenapa, aku mohon! Jika terjadi sesuatu sama aku, aku mohon Jun jagain Kenan untuk aku?"ucapnya lagi sambil menahan tangisnya, mata itu sudah berkaca- kaca saat mengatakan kalimat itu. Ada rasa lega, Lega karna ia sudah mengatakan perasaannya yang membuat ia resah dari kemarin dan, ada rasa takut, takut kalau ia benar-benar akan pergi jauh dan meninggalkan orang-orang yang ia sayang.

Tanpa menjawab si laki-laki langsung turun, entah dari kapan mereka sudah sampai Saa juga gak tau.

Acha keluar dari dalam mobil dan memasuki rumah yang sangat besar bahkan rumah itu tidak bisa di katakan rumah karna rumah itu mirip mansion, dengan taman luas itu mah tidak bisa di katakan mansion tapi kastil pikir Acha, padahal Acha sudah sering kemansion itu bersama Kenan. Di depan pintu terlihat sosok wanita paruh baya yang memandangnya dengan tersenyum. Itu mamah Juna.

...Revisi : 03 oktober 2022...

firasat II.

Terlihat seorang gadis yang tengah terburu- buru menuruni anak tangga, menuju ke suatu ruangan yang berada di mansionnya. Gadis itu bernama MIKAILA PUTRI, gadis dengan paras yang cantik, tinggi badan yang seperti paula istri baim wong dan rambut bergelombang menambah kesan kesempurnaanya, hidung yang mancung dan bibir merah cerry alaminya itu sangat mengoda untuk di kecup.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kakinya mengema di seluruh ruangan yang menghubungakan dapur dan ruang makan. Terlihat kedua orang tuanya kini sudah berada di meja makan, yang tengah menungu putri cantiknya itu.

"Pagi bun? Yah?."sapanya kepada kedua paruh baya itu.

Sang gadis itu kini sudah berada di dekat kedua paruh baya dan mengecup pipi keduanya.

"Pagi sayang"balas sang bunda, dan mengecup pipi sang anaknya. Sedangkan laki-laki paruh baya itu menjawab dengan deheman dan membalas mengecup pipi sang anak.

"Ayo duduk, kita sarapan"ucap sang bunda Sinta, dan bersiap siap mengambil piring untuk putrinya.

"Ehh engak bun, Lala udah terlambat ada kumpulan mahasiawa solanya"jawab Lala dengan menyalimi kedua paruh baya itu.

"Loh? Kenapa kamu gak bilang bunda kalo ada perkumpulan? kan biasanya kamu bilang, agar nanti bunda bangunin kamu pagi-pagi"tanya bunda Sinta.

"Gak tau juga sih! Tadi Acha cuma ngabari Lala"jawabnya.

"Dahhh bun ... yahh ... assalamualaikum"lanjutnya, sambil berjalan menjauhi kedua paruh baya itu.

"Hati hati sayang."jawab bunda Sinta dan ayah Aldo kompak.

●○●

Lala keluar dari mansionnya dan melangkah menuju mobil miliknya yang sedang di lap olah sang supir pribadi Lala, Lala memiliki supir pribadi yang biasa di sapa Lala mang Maman. Alasan Lala memiliki supir pribadi karna terkadang Lala malas menyetir sendiri.

"Pagi non Lala?"sapa mang Maman.

"Pagi mang."sapa Lala juga menyapa mang Maman.

"Mang, hari ini Lala bawa mobil sendiri, jadi hari ini mang Maman istirahat aja ya?"ucap Lala sambil melangkah ke arah mobilnya.

"Siap non Lala!"jawab mang maman.

Lala melajukan mobilnya keluar gerbang mansion dan menyapa sang penjaga gerbang.

"Ayo kang Udin! Lala brangkat dulu"sapa Lala pada kang Udin yang membukakan gerbang sambil melambaikan tangannya dalam mobil yang kacanya di buka.

"Iya! Non hati-hati di jalan jangan ngebut ya"jawab kang Udin.

"Siap kangg ..."

Mobil sport berwarna putih itu melaju membelah jalanan ibu kota dengan kecepatan sedang, Lala melajukan mobilnya menuju rumah sang sahabat, dengan mendengarkan lagu yang di nyayikan Shaw Mandes yang berjudul imagination, tadi saat di jalan Masha menelepon jika ia minta di jemput, males nyetir katanya.

Sambil mendengarkan musik dan sesekali ikut bernyanyi Lala sudah memasuki sebuah kawasan perumahan sederhana di jakarta dan berhenti di depan sebuah rumah yang di tempati sang sahabat.

Lala memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah itu dan mengambil hp'nya untuk mengabari sang sahabat bahwa ia sudah berada di depan rumahnya.

Terlihat Masha, sahabat Lala kini sedang berjalan menuju gerbang dan membukanya, tak ada satpam yang menjaga rumah itu hanya ada beberapa pelayan dan beberapa tukang kebun yang di pekerjakan oleh Masha.

Masha kini sudah berada di dalam mobil Lala. Dan memasang sabuk pengaman.

"Lama!"grutu masha.

"Ya soryy kan, gue harus mandi, dandan yang cantik, lagian salahin aja noh ketua himpunan mahasiswa yang sekate-kate minta buat kumpul"jawab Lala sambil melajukan mobilnya meninggalkan rumah sahabatnya.

"Lagian lo kasih kabar mendadak banget kenapa gak dari tadi malem aja sih?!"tanya lala sambil menoleh sesekali ke arah sahabatnya, yang tengah memainkan ponselnya.

"Si ketua kasih kabarnaya tadi, pas subuh-subuh mana gue tau kalo suruh brangkat pagi, udah gue share di GC"jawabnya tanpa menoleh pada sang empu yang bertanya.

"Lo juga bukanya turun dari mobil, malah chat gue kalo udah sampai, sopan dikit! Orang bertamu salam kek apa kek, lo malah chat gue gak ada sopan-sopannya lo, ck ck anak jaman sekarang ya gitu"lanjutnya lagi dan sesekali matanya melirik dari hp'nya dan sesekali ke jalan

"Gue kan gak niat bertamu, niat gue kan cuma jemput lo"jawabnya dengan wajah yang tanpa dosa.

"Terserah lah"final Acha dan memasukan hp'nya ke dalam tas. terjadi keheningan sesaat sebelum suara Acha memecahkan keheningan tersebut.

"Nanti mampir ke alfa bentar,"ucap Acha.

"Hemm"jawabnya dengan deheman"mau beli apa?"lanjutnya bertanya dan melirik ke Acha sebentar lalu kembali fokus ke depan.

"Minum"singatnya.

"Kan di cafetaria bisa. Tanggung, di disana aja lah"ucap lala.

"Seret!"jawabnnya ngegas. respon Lala hanya membulatkan bibirnya membentuk Oh dan menganguk anggukan kepalanya.

Skipp

Mereka kini berada di cafetaria, duduk dan memakan makanan yang mereka pesan sesekali mereka berbicara masalah perkumpulan tadi.

"ketua anjirlah"grutu Lala sesekali.

Sedangkan Acha hanya diam dan mendengarkan seluruh sumpah serapah Lala untuk sang ketua himpunan mahasiswa.

"Lo mau pulang apa mau ngomel-ngomel aja?gue mau pulang soalnya Enan nungguin."ucap Acha dan berdiri dari duduknya berjalan meningalkan Lala yang sedang mengerutu, sontak Lala berdiri melihat sahabatnya yang berjalan meningalkan dirinya, Lala berdiri dari duduknya dan berlari kecil menyusul Acha yang sudah berada di parkiran kampus dan berdiri di samping pintu mobil.

"Buka."suruhnya, sambil memeragakan tangan seperti membuka kunci pintu.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil meninggalkan kampus tercintanya, sedari tadi Lala sesekali menoleh ke arah Acha yang duduk di sampingnya. Sepertinya cewek itu ragu ingin memulai obrolan denganya.

"Apa?"tanya Acha, yang melihat gerak gerik mencurigakan sang sahabat.

"Hufthhhh."Lala membuang napas sekali dan menatap Acha sebentar lalu mulai bicara.

"Gak tau Cha dari kemarin perasaan gue gak enak"ucap Lala, yang tengah fokus ke jalan. Yang sedang macet karena waktunya para manusia pulang kerumah dan beristirahat.

"Emang lo punya perasaan?"jawab Acha, sambil meledek dengan wajah yang datar.

"Cha serius ihh, perasaan gue gak enak dari kemarin, kaya berasa gue bakal pergi jauh dan ninggalin kalian semuanya"ucap Lala, mengeluarkan semua perasaan yang akhir-akhir ini di pendamnya.

"Gak usah di pikirin, mungkin cuma perasaan lo doang kali!."bohong! Acha bohong jika tak kepikiran juga, pasalnya Acha juga merasakan perasaan tak enak juga.

"Yaaa, mungkin perasaan gue aja kali ya haha"jawab Lala dan tertawa hambar.

Hening menyelimuti mereka, Lala yang tengah fokus ke jalanan dan Acha yang tengah memikirkan perkataan Lala, ya Acha tak bisa menyepelekannya, karna dari kemarin pun Acha juga merasakan perasaan takut, gelisa, dan sedih. Takut, takut bagaimana perasaanya mungkin terjadi. Gelisah karna Lala juga merasakannya, dan sedih, jika benar-benar ia meninggalkan orang yang ia sayangi, entahlah perasaanya mengatakan kalo ia akan pergi jauh dan takan kembali lagi.

Di tengah pikirannya yang sedang kalut, Lala memecahkan pikiran-pikiran nyleneh Acha karena sedang di ikuti sebuah mobil di belakangnya, entah kenapa perasaan itu kembali muncul dan semakin menjadi jadi, mobil itu kini sudah berada di samping mobil Lala dan sesekali menyenggol bodi mobil Lala membuat Lala sesekali oleng, suasana kini sepi karna sudah mulai petang dan para pengendara motor maupun mobil hanya sesekali lewat di tambah jalanan yang gelap, di depan ada tikungan yang sudah di tandai dengan rambu-rambu peringatan bahwa tikungan itu rawan kecelakaan, dan sekali lagi mobil itu menyenggol mobil Lala. Lala menghindar, dengan melajukan mobilnya cepat tapi di depan ada sebuah truk, karena sinar truk yang sangat terang Lala tak bisa melihat apa-apa dan membanting setir ke kanan. Tapi naas, mobilnya menabrak pembatas jalan dan memutar mutar lalu menabrak pohon, karena mendengar suara yang begitu besar para warga mencoba melihat apa yang terjadi.

Saat para warga sampai dilokasi, Lala yang berada di sampingnya sudah pingsan dan darah merembas di dada karna sebuah besi dari kerusakan bodi mobilnya yang cukup runcing menusuk dadanya, Acha yang melihat sang sahabat bercucuran darah menangis. Sumpah demi apa Acha takut melihat lala pingsan dan darah ada di mana-mana bahkan pemandangan ini lebih membuat dadanya berdetak kencang selain saat dia sedang menonton film zombie.

Acha merasakan darah merembas dari dahinya melewati pelipis yang membuat matanya agak perih dan buram, ingin sekali tangan Acha terulur menyentuh sang sahabat. Tapi kondisi ia pun tak memungkinkan karna ia juga terjepit, sayup-sayup ia mendengar warga yang membuka pintu mobil dan melihat sang sahabat di bawa keluar mobil sebelum dirinya kehilangan kesadaran dan Acha merasakan ia tengah di bopong keluar mobil bersamaan suara mobil meledak.

Acha tak tau di situ sang sahabat telah merenggang nyawa dan ia meninggal sesaat setelah ambulance datang.'tuhan jika ini akhir hidup hamba, hamba mohon engkau selalu jaga adik hamba Kenan, hamba minta satu hal padamu ya tuhan semoga orang-orang yang hamba tinggalkan selalu dalam lindungan mu terutama Kenan dan tunangan hamba Juna'doa acha sebelum kehilangan kesadaran.

...Revisi ; 03 oktober 2022...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!