Lili seorang gadis yang biasa saja. Cantik? standar saja. Pintar? lumayanlah. Kaya? apalagi. Tapi dia adalah tipe orang yang sangat setia kawan.
Dia memiliki 2 sahabat selama dia bersekolah, Dina dan Rosi. Kedua sahabat mereka bisa dibilang sama-sama pintar mereka selalu bersaing untuk bisa menjadi juara kelas setiap tahunnya. Tetapi tidak dengan Lili, dia naik kelas saja dengan nilai yang cukup baik sudah cukup bagi dia. Bahkan sejak TK pun mereka sudah bersama-sama hingga sekarang mereka berada di masa Putih Biru (SMP). Jadi bisa dihitung selama 11 tahun mereka selalu bersama.
Seperti biasa setiap hari berangkat sekolah mereka naik sepeda mini mereka masing-masing. Lili yang akan terlebih dahulu ke rumah Rosi karena memang rumah Lili yang paling ujung.
Begitu sampai di depan rumah Rosi, Lili segera memanggilnya.
"Ros.. Buruan!" teriak Lili tanpa turun dari sepedanya, yang sudah biasa seperti itu dan kedua orang tua Rosi pun memakluminya.
"Sabar." ucap Rosi dengan pelan sambil memakai sepatunya didepan pintu rumah, karena memang dari ketiganya hanya Lili yang memiliki sifat bar-bar.
Begitu Rosi dan Lili selesai berpamitan kepada kedua orang tuanya, mereka segera melajukan sepeda untuk menuju ke rumah Dina.Karena rumah Dina yang lumayan lebih jauh jadi mereka bisa sambil mengobrol dijalan.
Begitu sampai didepan rumah Dina, terlihat Dina sudah siap dengan sepedanya dan dia sudah duduk menunggu sahabatnya.
"Lama banget sih kalian?" tanya Dina dengan kesal karena sudah dari tadi dia menunggu mereka.
"Tanya aja tu si lelet, gak pernah bisa selalu siap dia itu." gerutu Lili, yang tentu saja gerutuan itu ditunjukkan kepada Rosi.
Rosi yang merasa diledek sahabatnya hanya mencebikkan mulut saja, dia tidak marah karena memang kenyataannya seperti itu. Bisa dibilang dia lebih santai dari kedua temannya.
Akhirnya ketiganya segera berangkat menuju sekolahnya. Karena hari ini hari Senin maka mereka akan melaksanakan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin. Maka dari itu mereka tidak ingin terlambat, karena jika hal itu terjadi ketiganya akan mendapat hukuman lari mengelilingi halaman sebanyak 5x.
Apalagi mereka saat ini termasuk salah satu dari sekian banyak siswa baru di sekolah tersebut. Jadi image anak baru yang lugu dan takut terlambat masih sangat melekat didiri mereka masing-masing.
Begitu sampai diparkiran sekolahan, mereka bisa bernafas lega karena mereka belum terlambat masih ada waktu sekitar 15 menit lagi untuk upacara.
Mereka segera memarkirkan sepeda mereka dan menuju ke kelas mereka. Kebetulan mereka 1 kelas karena keyakinan mereka yang sama sehingga mereka dijadikan 1 kelas. Bahkan dari sejak TK pun mereka 1 kelas.
Ketiganya kompak minum air mineral yang sudah mereka bawa masing-masing. Karena naik sepeda dari rumah ke sekolah lumayan menguras tenaga mereka. Tempat duduk mereka pun tidak ada yang 1 bangku. Mereka duduk dengan teman yang berbeda. Bukan karena tidak mau duduk 1 bangku tetapi memang mereka kalau sudah tentang pelajaran sekolah akan sangat berbeda ketika sedang bersahabat. Meskipun bersahabat mereka tetap mengerjakan ketika ulangan dengan sendiri-sendiri tidak ada yang saling mencontek. Tetapi meskipun begitu mereka tetap menikmati persahabatan itu, sekalipun harus bersaing soal nilai di kelas.
...****************...
Hai kak ketemu lagi dengan karya baru aku 🥰
Semoga suka ya, ini aku ambil sebagian dari kisah pribadiku sendiri. Mungkin ada nama-nama yang sama memang sengaja hehe 😁
Mohon dukungannya selalu ya kak 🤗
Tetap semangat sehat selalu
Tinggalkan jejak like, komen dan hadiah 🙏
Kemudian terdengarlah bunyi bel masuk yang panjang, menandakan bahwa sudah waktunya melaksanakan upacara bendera. Dan terlihat banyak siswa berbondong-bondong menuju halaman sekolah, begitu juga dengan Lili, Dina dan Rosi ketiganya berjalan beriringan dengan sesekali tertawa bersama.
Saat itu Lili sedang asyik bercerita kepada Dina dan Rosi, karena dia yang berjalan berhadapan dengan mereka sehingga Lili menabrak salah satu cowok yang menurut Lili keren dikelasnya yang bernama Dwi.
"Akh...!" teriak Lili, untung saja dia tidak sampai terjatuh karena ditahan oleh cowok tersebut.
"Jalan itu yang bener, hadap kedepan bukan belakang kayak gitu!" Dwi memarahi Lili dan menegakkan tubuh Lili yang masih dipegangnya.
"I..iya maaf." jawab Lili dengan terbata tetapi matanya tidak bisa bohong terus menatap dengan kagum kepada Dwi.
Dwi tidak mempedulikannya, dia berlalu begitu saja dari hadapan Lili.
"Hei! Ngelamun aja! Uda pergi orangnya." seru Dina membuyarkan lamunan Lili.
"Hehe cakep ya si Dwi. Cowok tipe ku itu." jawab Lili dengan senyum malu-malu sambil mengikuti Dina dan Rosi berjalan menuju ke halaman sekolah.
"Ahh kamu siapa aja dibilang juga dibilang cakep. Coba kambing dibedakin pasti juga dibilang cakep." kata Rosi cuek dan disertai tawa mengejek dari Dina.
"Ya gak kambing juga kali ah.." gerutu Lili dengan kesal.
Saat ini mereka sudah disiapkan untuk memulai upacara bendera. Kalau untuk upacara mereka akan memilih baris berjejer dan berada diurutan tengah-tengah. Karena mereka tidak mau berada dibelakang apalagi paling depan.
Begitu upacara dimulai, terlihat pemimpin upacara sudah berdiri ditengah-tengah halaman didepan tiang bendera. Pemimpin upacara yang bernama Anto berdiri dengan gagahnya didepan. Dia beda kelas dengan Lili dan geng, dan Anto merupakan salah satu cowok ganteng juga disekolahan mereka.
"Eh.. Liatin tu pemimpin upacaranya bening banget, cowok tipeku itu. Betah deh aku kalau disuruh upacara terus kayak gini asalkan pemimpin upacaranya doi terus hehe" bisik Lili kepada kedua temannya yang berada disamping kanan dan kirinya.
"Terus aja semua cowok ganteng dibilang tipe kamu. Sekalian aja tu pak Bon yang lagi bersih-bersih taman." Dina balas berbisik dan memutar bola matanya.
"Baru juga berapa menit bilang si Dwi tipe dia, sekarang uda pindah haluan lagi. Noh si Dwi masih dibelakang bandingin sana gantengan siapa." Rosi menimpali perkataan dari Dina.
Baru Lili akan menjawab tetapi pembina upacara akan memberikan nasihat-nasihat jadi terpaksa mereka bertiga terdiam.
...****************...
Begitu upacara bendera dinyatakan telah selesai, semua siswa berhamburan membubarkan diri dari halaman sekolah untuk menuju ke ruang kelas masing-masing. Tetapi ada juga yang berjalan kearah kantin sekolah, karena sambil menunggu jam mata pelajaran pertama mereka akan memilih menggunakan kesempatan untuk makan, minum dan lain-lain.
Tanpa terkecuali Lili dan geng, mereka lebih memilih kembali ke ruang kelas untuk mempersiapkan jam mata pelajaran mereka yang pertama.
Begitu sampai diruang kelas, terlihat siswa-siswa yang bergerombol saling bergosip, bercerita dan menggunakan waktu yang sedikit itu untuk beristirahat sebelum guru yang mengajar datang ke kelas mereka.
Terlihat juga disana Dwi yang bergerombol dengan teman-teman cowok lainnya. Lili sedari tadi hanya bisa mencuri pandang kepada Dwi, tetapi Dwi tidak menyadari sama sekali jika dia diperhatikan oleh Lili.
...****************...
Hai kak, datang lagi ini 🙏
Mohon dukungannya like, komen dan hadiah 🙏
Beberapa hari berlalu, Lili dan kedua sahabatnya melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Sedangkan rasa kagum Lili terhadap Dwi dan Anto semakin bertambah.
Suatu ketika ada tugas yang mengharuskan membuat kelompok, dan kelompok tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang mengampu. Dina dan Rosi juga beberapa temannya menjadi 1 kelompok sedangkan Lili dan Dwi dan beberapa temannya juga kebetulan menjadi 1 kelompok.
Betapa senang hati Lili karena bisa 1 kelompok dengan Dwi. Berbeda dengan Dwi dia merasa biasa saja. Dan hampir semua kelompok memutuskan untuk belajar kelompok bersama sepulang sekolah nanti di area sekolahan, karena tugas kelompok mereka masih ada sangkut pautnya dengan sekolahan.
Saat ini bel istirahat berbunyi nyaring. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin. Begitu hal nya dengan Lili dan geng nya. Ketiganya terlihat berjalan santai dilorong sekolahan menuju ke kantor guru terlebih dahulu untuk mengumpulkan tugas semua teman sekelasnya sebelum ke kantin untuk beristirahat. Karena jalan menuju kantor guru dan kantin 1 arah.
"Aduh seneng banget deh nanti bisa belajar kelompok bareng Dwi!" seru Lili dengan senang.
"Ah mulai deh cuma gitu aja uda kegirangan tu bocah."ucap Dina dengan mencebikkan mulutnya untuk meledek Lili.
"Uda biarin aja obatnya habis itu mungkin." ejek Rosi.
"Apaan sih kalian, sirik aja sih. Ganteng tahu si Dwi." puji Lili sambil senyum-senyum membayangkan wajah Dwi.
Tanpa mereka sadari ternyata dibelakang mereka ada seseorang yang sedang mereka bicarakan. Merasa ada yang mengaguminya tentu saja Dwi merasa senang, diam-diam dia mengulum senyum melihat punggung Lili.
Jujur saja bagi Dwi, Lili memang bukan cewek yang cantik tapi bisa dibilang Lili cewek yang enerjik dan manis meskipun sedikit blak-blakan terkesan tidak bisa menjaga image didepan cowok. Tetapi Dwi suka yang apa adanya seperti itu. Diam-diam Dwi pun mengagumi Lili juga tetapi dia tidak mau mengakuinya dia menolak hatinya entah karena gengsi atau memang belum menyadari.
Begitu mereka melewati halaman sekolah, disana terlihat Anto sedang bermain basket bersama teman-temannya.
"Eh..eh gaes lihat itu si Anto! Aduh beneran meleleh deh gila keren banget kan! Pengen ngelap itu keringetnya deh!" seru Lili histeris tanpa memandang siapa yang ada disekitarnya.
"Ih apaan sih Lili, bikin malu aja kamu ini." bisik Dina dengan menarik Lili agar segera menjauh dari siswa-siswa yang sedang menonton basket.
Dwi yang masih setia berada dibelakang mereka tentu saja mendengar teriakan Lili. Dia menjadi geram karena bisa-bisanya baru saja mengagumi dirinya tetapi belum ada 5 menit sudah berganti haluan mengagumi cowok lain.
Dengan sengaja Dwi berjalan cepat menghampiri mereka dan berjalan ditengah-tengah antara Dina dan Lili. Setelah berada disamping Lili dia dengan sengaja sedikit menyenggol lengan Lili.
"Kalau jalan jangan berjejeran. Halangin jalan orang lain ngerti gak!" ucap Dwi dengan ketus, dia dengan sengaja melakukan itu karena sedikit kesal dengan Lili.
"Apaan sih sewot aja." ucap Dina pelan.
Tetapi Lili yang dengan sengaja disenggol tidak marah justru malah senang.
"Itu tadi Dwi? Dia nabrak aku lho, aduh seneng deh mulai perhatian sama aku!" seru Lili sambil menghentikan langkahnya.
"Mulai deh kumatnya, ayo tinggal aja." kesal Rosi yang daritadi hanya melihat temannya itu mengagumi cowok-cowok disekolahnya.
Dwi pun mendengar apa yang dikatakan oleh Lili dia hanya geleng-geleng kepala.
"Kan berubah lagi yang dia kagumi. Dasar bocah!" batin Dwi.
"Eh kalau dia bocah aku juga donk ya." gumam Dwi.
Dwi segera menuju kantin untuk beristirahat sedangkan Lili dan gengnya menuju ke kantor guru terlebih dahulu.
...****************...
Tetap semangat 💪
Mohon dukungannya like, komen dan hadiah 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!