NovelToon NovelToon

Kekasih Ideal Untuk Dirandra

Dirandra Gobin akhirnya diakui sebagai Narashima

Panas matahari terik siang ini tak membatasi semangat Wisnu Aditia Narashima untuk bergegas menuju Narashima Company, siang ini akan di adakan rapat evaluasi dadakan, berdasarkan temuan di pangsa pasar ketika nama Narashima Company langsung menjulang tinggi, hanya dalam kurun waktu 4 bulan,

sesampainya di ruang rapat Wisnu tersenyum lebar mengetahui hasil Rapat evaluasi bahkan beberapa pemegang saham mengucapkan selamat dan kekagumannya akan kinerja Dirandra, meskipun kasta rendah namun kemampuan yang diturunkan dari ayahnya tidak bisa diragukan

Wisnu berulang kali memeluk Dirandra dan memegang Dirandra dan mengangkat tangan mereka ke atas, rasa hangat di hari Dirandra ketika pertama kali dia diakui sebagai anak dan salah satu penerus keluarga Narashima,

"congratulation my son " ucap Wisnu

"ya Ayah" jawab Dirandra singkat

rasa hangat dan bahagia yang di rasakan Dirandra berbanding terbalik dengan Rajendra dan Lavani ibunya, kekecewaan Lavani karena proyek yang di tangani Rajendra harus puas hanya sampai 1 tingkat di bawah Dirandra

"Raj, harusnya kau yang berada di sana, bukan anak sialan itu " umpat Lavani

"Mom, aku sudah berupaya, kemarin level ku masih di atasnya, namun itu tiba tiba dia mendapat dukungan dari keluarga Aftan tadi pagi, sehingga pangsa pasarnya langsung melonjak " gerutu Rajendra

"harusnya kau yang terima permintaan perjodohan dari keluarga Aftan, setelah itu kau bisa menikah lagi dengan wanita lain " ucap Lavani

"mom, yang mereka tawarkan bukan Anak emasnya, tapi anak lain yang sudah di buang dari status kasta dan keluarga mereka, masa iya istriku nanti hanya dari kasta rendah " ucap Rajendra

"kalau begitu kamu carilah wanita dari kasta setinggi kita, dan jadikan pendukungmu juga, pintarlah seperti cara Anak sialan itu" perintah Lavani

"baik mom, akan saya lakukan" jawab Rajendra

"Raj, coba kau selidiki hubungan antara keluarga Aftan dengan suksesnya pangsa pasar yang di kelola Andra" perintah Lavani

"baiklah mom" jawab Rajendra

keberhasilan Dirandra sebenarnya sudah ada sebelum keluarga Aftan menawarkan kerja sama, hanya kamuflase yang di rangkai Dirandra untuk mengecoh lawannya berhasil membuat Rajendra dan Lavani geram akan hal yang tidak terjadi

keluarga Aftan memang menawarkan kerja sama pada Dirandra, namun itu sebatas perintah tetua mereka yang sudah menjodohkan sesama anak tertua dari keluarga Narasimha dan Aftan, hanya selama ini kenyataan yang diterima adalah anak tertua Narashima adalah yang terlahir dari seorang istri kasta waisya, dan itu akan menjatuhkan pamor keluarga Aftan, negosiasi yang mereka lakukan adalah dengan mengganti posisi anak sang angsa emas dengan sang Itik yang sama sama terlahir di tanggal dan jam yang sama namun berbeda ibu, meskipun calon yang di ajukan kepada Dirandra adalah dari kasta ksatria, namun sudah di hapuskan dari silsilah keluarga akibat kesalahannya tanpa sengaja membuat kecelakaan tragis di jalan raya dan mengakibatkan korban meninggal di tempat, demi melindungi nama baik keluarga gadis itu harus menghadapi sidang nya seorang diri tanpa keluarga yang menemani, beruntung saat itu keluarga korban memaafkan gadis itu hingga ia terbebas dari hukuman mati, karena di ketahui bahwa korban yang meninggal itu pun dalam kondisi mabuk mengendarai, sampai saat ini tidak di ketahui keberadaan gadis itu, hanya keluarga Aftan yang menyimpan rapat, dan dia baru akan membawa pada Dirandra apabila kesepakatan mereka terjadi

Dirandra dan keluarga Aftan melakukan kerjasama dengan persyaratan selama menjadi istri gadis itu tidak berhak ikut campur semua urusan Dirandra, dari segi apapun, keluarga Aftan setuju sebagai imbalan nama mereka di masukan ke support pangsa pasar proyek Dirandra

"kasta saja tinggi, tapi sikap dan perilakunya lebih rendah dari kasta sudra !" ucap kasar Dirandra

"apapun bisa terjadi demi meneruskan garis keluarga, seperti yang kamu lakukan segala cara di lakukan demi di akui sebagai kasta ksatria seperti kami " jawab tetua keluarga Aftan

"ya anda betul, apapun bisa di lakukan demi hierarki yang turun temurun ini " ujar Dirandra

kesepakatan antara mereka terjalin, dan setelah nama keluarga Aftan ikut melambung, mereka menghilang bagai angin lalu, namun Dirandra tak memikirkan nya, baginya mengembangkan Narashima Company berjaya sesuai janji Dirandra pada almarhum ibunya 3 bulan yang lalu

flass back on

"Andra, ibu mohon, jaga sikapmu, di sana masih ada ayahmu dan saudaramu " ujar Devi

"ayah yang tidak mampu melindungi ibu dan aku ?" tanya Dirandra sambil mengoleskan salep luka di kaki ibunya

" ayahmu sudah melindungi kita selama ini, lihatlah kau tumbuh menjadi pria tampan dan bahkan diberi kesempatan bersaing dengan Raj" hibur Devi pada putranya

"Bu, disaat terluka dan sakit pun, ibu akan membela ayah, pernikahan beda kasta ini harusnya tidak terjadi, dan ibu bisa bahagia dengan pria yang sederajat dan menyayangimu Bu " sesal Dirandra

"Andra, apapun yang terjadi pasti itu kuasa dari Dewa, dan kau tidak boleh menyesalinya, terimalah garis hidup kita dengan sabar, dan tentunya hadiah indah menanti di Nirwana " ujar Devi

"selalu saja itu yang ibu katakan" geram

Dirandra

"berjanjilah, buat ayahmu bangga, dan jadilah sepertinya, dengan kesuksesanmu maka kamu bisa menaiki kasta seperti ayahmu, dan kalian bisa berdampingan bersama, itu permintaan terakhir ibu, Andra "

" ibu, jangan berkata seperti itu, aku akan lakukan semua titah ibu, tapi tidak titah orang orang di istana itu " tegas Dirandra sambil menunjuk rumah mewah yang di huni ayahnya dan keluarga istrinya dari kasta ksatria

Meskipun di perlakukan tidak adil, bahkan di pisahkan rumah tinggal, tidak membuat Devi berkecil hati, dengan kasih sayang ia membesarkan Dirandra yang terkadang masih juga mendapat perlakuan tidak adil dan di kucilkan

1 Minggu setelah perbincangan Devi dengan anaknya, Devi ditemukan sudah tak bernyawa dibawah tebing hutan dekat rumah mereka, dengan bekas gigitan ular di kakinya, dugaan sementara adalah Devi mengalami kecelakaan di gigit ular, tapi itu tidak berlaku bagi Dirandra, ia pun mencoba mencari jawaban dari kematian ibunya

flass back off

Pembagian kasta berasal dari himpunan hukum Manu yang merupakan kisah manusia pertama yang diciptakan Brahma.

Sistem pembagian kasta ini merupakan yang tertua di dunia dan berusia ribuan tahun, masyarakat dibagi dalam beberapa kelompok hierarki yang kaku.

Pembagian kasta dalam masyarakat Hindu tercermin dalam stratifikasi sosial dan jabatannya, trah leluhur, hubungan kekerabatan, jabatan pemerintah dan sumber pendapatan.

Kasta Brahmana

Kasta Brahmana merupakan kasta yang terdiri dari para pendeta, pemuka agama, dan guru. Anggota kasta inilah yang memimpin upacara keagamaan dan mengelola kuil.

Kasta Ksatria

Kasta Ksatria merupakan kasta kedua tertinggi yang golongannya terdiri dari raja, prajurit, dan bangsawan. Umumnya, anggota kasta Ksatria yang menyelenggarakan pemerintahan.

Kasta Waisya

Anggota Kasta Waisya merupakan para pedagang, pengrajin, dan buruh kelas menengah.

Kasta Sudra

Kasta Sudra ini merupakan kasta terendah dalam agama Hindu. Anggotanya terdiri dari para petani, pembantu, kuli, dan buruh kecil.

kasta Paria

Namun, selain empat kasta di atas, masih ada Kasta Paria yang merupakan kasta paling rendah. Kasta ini terdiri dari orang yang dianggap rendahan.

Jangan Salahkan Kasta nya, tapi salahkan Orangnya

1 bulan berlalu dari tingginya permintaan bahan baku furniture yang di kelola Dirandra, sementara di pihak proyek Rajendra permintaan bahan baku textil makin melemah dan menurun, ratting pendapatan Rajendra makin menjauh dari Dirandra,

Dirandra yang mengembangkan konsep ""setiap orang berhak sejahtera, jangan salahkan kastanya, tapi salahkan orangnya yang menyalah artikannya , pembagian masyarakat yang sudah digolongkan adalah penghormatan dari leluhur untuk menuju kesejahteraan bersama dan saling membantu satu sama lain, namun nyata saat ini banyak yang salah mengartikan bahwa kasta menjadikan suatu kelompok lebih tinggi dari kelompok lain, bahkan sering kali merendahkan orang lain dengan berdalih adat istiadat itu,

Dalam proyeknya Dirandra tidak hanya menyediakan bahan baku premium dan unggulan untuk furniture seperti kayu jati, Dirandra juga menyediakan bahan semi premium seperti kayu mahoni, kayu Pinus, kayu trembesi, kayu Sungkai dan kayu nindi, dengan bahan berbeda dan proses pembuatan dan perawatan berbeda di sesuaikan dengan kondisi kemampuan daya beli konsumen di pasar, baik pasar industri pasar tradisional, sehingga peminat pasar proyek nya menjadi banyak, ada juga program kerupuk ( kepuasan, rancangan, ulasan, perbaikan, unggulan, komitmen ) dimana kepuasan pelanggan nomor satu, rancangan di bantu dengan bimbingan pemilihan bahan baku, ulasan masalah di sediakan untuk membantu dalam proses perawatan bahan baku sebelum di buat furniture, perbaikan kesalahan segera setelah komplain masuk, berikan bahan baku unggulan yang terawat, komitmen untuk pengiriman tepat waktu dan utuh sampai tempat tujuan ), melalui program "Kerupuk " inilah proyek Dirandra menjadi lebih berkembang, apa coba hubungan bahan baku furniture dengan nama program kerupuk? heheheh program pemasaran untuk menarik konsumen harus bisa dimengerti dan di kenali di semua lapisan masyarakat, kerupuk adalah makanan yang di jumpai di setiap rumah makan dan dikenal oleh masyarakat elit dan masyarakat bawah, begitu pula furniture adalah barang barang kebutuhan rumah tangga yang di konsumsi bukan hanya masyarakat elit, tapi kaum biasa juga menggunakan, ketika kebutuhan rumah tangga di sandingkan dengan nama makanan yang lazim di dengar tentu lebih menarik minat para produsen untuk bekerja sama dengan Dirandra, baik dari produsen furniture kelas tinggi, bahkan sampai produsen furniture kelas bawah, apalagi jika semua fasilitas program kerupuk ini bisa di nikmati oleh semua peminat, dan terbukti perusahaan yang bekerja sama dengan Dirandra sangat puas dan banyak yang bergabung

Wahyu begitu jelas membanggakan Dirandra di setiap waktu dan tempat, saat ini juga Dirandra sudah tinggal di rumah utama keluarga Narasimha, bergesernya kedudukannya sebagai CEO yang melambung kan Narashima dan akumulasi pendapatan pribadi Dirandra, berhasil menarik Dirandra naik ke kasta Ksatria dan bersanding dengan Ayahnya

sementara Rajendra makin di hindari oleh Wisnu, kekecewaan Wisnu terhadap upaya yang di lakukan Rajendra sangat jelas terbaca, anak emas yang di sekolahkan tinggi di fasilitasi elite, nyatanya hasil kerjanya kalah jauh dari seorang anak biasa yang sekolah dengan fasilitas biasa,

"ibu, lihatlah sudah ku penuhi janjiku" ujar Dirandra sambil menatap jendela kamarnya memandangi pondok kecil yang dahulu di tempati olehnya dan ibunya

"akhhhhh,,,,,, akan ku pastikan kau menderita lebih dari dahulu" teriak Rajendra di kamar pribadinya dan sambil memecahkan semua isi kamarnya mulai dari meja kursi ornamen vas bunga lukisan tidak ada yang luput dari kemarahan Rajendra saat ini

"Raj, hentikan semua ini !" perintah Lavani kepada putranya

"mom, tidak kau lihat anak rendahan itu berhasil masuk ke rumah kita, dan dad lebih berpihak padanya dan menjauhiku " ratap Rajendra

"kau pikir, mom tidak gerah melihatnya, harusnya kau berfikir cara untuk mengalahkannya, bukan membuat kekacauan seperti ini !" marah Lavani

beberapa pelayan datang dan mulai membersihkan kekacauan yang di buat Rajendra

"jadi sudah dapat info keluarga Aftan ?" tanya Lavani kepada putranya yang sudah mulai duduk

"tidak ada kontribusi berarti dari keluarga Aftan, bahkan nyatanya Dirandra lah yang membantu mengangkat nama mereka " jawab Rajendra dengan putus asa

"Raj, semua dilakukan diatas ketukan tangan Dirandra sendiri ?" tanya Lavani dengan penasaran tinggi

"ya iyalah mom, anak yang kita injak dahulu, sekarang mencoba mengigit, dan itu kesalahan mom kenapa hanya melenyapkan kepalanya tidak sekalian ekornya di potong, agar tubuh itu jatuh ambruk " tegas Rajendra

"akh,,, kau benar Raj, sekarang dengarkan saja " ujar Lavani sambil membisikan sesuatu ke telinga Rajendra

"mom, apa kau yakin dia mau melakukan nya? sangat meragukan, keberhasilan hanya 30 %, jika Gagal Dad akan lebih menjauhi kita " analisa Rajendra

" sudah ikuti saja, urusan Dad mu, biar mom yang atur, tugas kamu adalah bawa dia dan adiknya ke hadapanku segera !" perintah Lavani

keesokan paginya

brukkkkkk

suara tubuh orang dilempar ke lantai dengan keras dengan kondisi tangan dan kakinya terikat serta wajahnya terluka

"mom, ini lintah yang berhasil ku tangkap " ujar Rajendra sambil menjambak rambut orang tersebut

"jadi, apa dia mau?" tanya Lavani

"menolak, tubuh terluka dan terikat itu sudah jadi saksinya " jawab Rajendra

" luar biasa, kesetiaan lintah ini menempel pada tuannya ya" cibir Lavani

Rajendra segera menarik solatip yang membungkam mulut orang tersebut

"akhhhh, sampai matipun tidak akan ku lakukan, kalian orang orang picik yang di luar sana sangat berbangga dengan kasta kalian, nyatanya di dalam sini sangat memalukan, cihhh " jawab orang tersebut

"lihatlah mom, anak buahnya saja sudah sombong begitu, itu karena tuanya saja Arogan" cibir Rajendra

Lavani segera menghampiri orang tersebut dan mengangkat dagunya kemudian memiringkan kepalanya ke samping, dan di sana terlihat seseorang di ikat di sebuah tiang dengan kondisi tangan dan kaki terikat pada tiang tersebut

"Kamaniya!" orang tersebut mencoba memanggilnya, namun yang terikat di sana masih terdiam

"jika kau tidak melakukannya, maka ia tidak akan dapat penawar, apa kau tahu tubuhnya sudah diberi sedikit Narko****ka, dan jika tidak mendapat lagi, apa yang akan terjadi kamu lihatlah sendiri " Ujar Lavani

setelah 15 menit kamaniya tersadar tapi tatapan matanya kosong, kemudian dia teriak dengan sangat kencang, seperti tubuhnya kesakitan dan mulai menggila, namun karena tangan dan kakinya terikat, ia hanya melengkungkan tubuhnya ke samping, terikan itu makin menyayat orang yang mendengarnya

Rajendra menghampiri Kamaniya, dia membawa sebuah jarum suntik berisi cairan, "kamaniya sayang apa kau butuh obat ini, maka sampaikan pada kakakmu untuk aku memberikannya padamu, mohonlah pada kakakmu, sampaikanlah betapa kamu butuh obat ini " ujar Rajendra sambil berputar mengelilingi kamaniya, dan sesuai dengan arah pergerakan Rajendra, tatapan mata kamaniya akan mengikutinya

"lepaskan adikku " ujar orang tersebut

"apa kau pikir bisa gratis dapat obat itu ? dibutuhkan uang yang banyak untuk membelinya, dan tidak cukup gaji kamu 2 bulan ini hanya untuk membelinya" ujar Lavani

"baiklah akan saya lakukan perintah anda nyonya, dan lepaskan adiku !" ucap orang tersebut dengan sangat putus asa

"dia akan disini sebagai jaminan kau tidak berkhianat, setelah kamu kerjakan, dia aku lepaskan" ujar Lavani

orang tersebut hanya menganggukan kepala

"Raj, berikan obatnya pada Kamaniya !" perintah Lavani

Rajendra segera menyuntikan obat tersebut ke tubuh Kamaniya lewat dari Vena lengannya, kamaniya berangsur tenang dan mulai tertidur

Kehancuran Dirandra

"Jadi, ada penurunan permintaan bahan dari klien kita, dan kalian belum tahu penyebabnya ?" tanya Dirandra

"belum tuan" ujar mereka bersama sama

"Arya, sudah telusur ke bagian mana saja ?" tanya Dirandra kembali sambil membolak balik kertas halaman laporan

"sudah ke bagian penerima pesan, bagian packing, bagian distribusi, dan bagian transportasi, semua tidak ada masalah, bahkan di bagian komplain pelanggan pun tak terbaca di sistem, tuan " jelas Arya

"tapi ini sudah berlangsung selama 3 hari dan tak diketahui sebab musababnya, Arya buka password keamanan program 'kerupuk' kita di sini, pakai komputer ku saja sekarang" ujar Dirandra

Arya segera mendekat dan membuka kode pengaman dari sistem program yang di kembangkan olehnya untuk menunjang kerjasama Narashima Company dengan perusahan lain yang bekerja sama

Dirandra membuka satu persatu sistem tersebut dan memilihnya

"kembalilah ke tempat masing masing, saya tunggu kabar baik dari kalian, kecuali Arya" ujar Dirandra tak menatap ke anak buahnya sama sekali

Tinggallah Arya yang Dirandra saja di ruangan itu, "Arya apakah tidak kau temukan hal aneh dari sistem ini ? tanya Dirandra

"tidak tuan, semua sesuai prosedur " jawab Arya

"Tapi kenapa JJ company membuat permintaan bahan baku yang sama dengan jumlah yang sama hanya berbeda 1 hari?" tanya Dirandra kembali

"saya tidak tahu, tuan " jawab Arya

Dirandra bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Arya sambil memegang piring kecil yang diatasnya ada gelas berisi kopi

Arya hanya menundukan kepalanya, kali ini ia gagal memenuhi permintaan tuannya, hanya dalam 3 hari saham yang di bangun Dirandra berangsur melemah dan sedikit lagi akan ambruk

"Arya, minumlah, ini belum ku sentuh sama sekali, kau tampak lelah, setelah itu mendekatlah ke sofa itu, aku tunggu kau di sana " ucap Dirandra

"baik tuan " Arya segera minum habis kopi tersebut dan meletakkannya kembali di meja, kemudian dia hendak berbalik badan dan melangkah menuju sofa yang di maksud Dirandra

bughhh, seketika Arya terjatuh ke lantai dengan posisi telungkup

"apa kau baik saja, Arya " tanya Dirandra

Arya kemudian bangun dan mengusap leher belakangnya yang sakit seperti ada yang menusuk, dan kemudian ia meraba ada sesuatu yang menancap di lehernya

"aku baik baik saja, tuan" jawab Arya

"baguslah, apa kau akan diam saja, berubah fikiran atau melanjutkan niatmu? "ujar Dirandra

"aku akan menuju padamu, tuan" jawab Arya

ketika Arya akan berbalik badan tiba tiba kaki kirinya terasa sakit dan memaksa Arya untuk duduk

"masih bertekad, Arya ?" tanya Dirandra kembali

kali ini Arya tidak menjawab, ia hanya diam dan kemudian berlutut dalam posisi masih menghadap meja kerja Dirandra yang sudah kosong, sementara tuannya masih duduk di sofa di belakang Arya

"baiklah, apa yang mau kau katakan? "tanya Dirandra kembali

Arya masih diam dan tak bergeser sama sekali dari posisi berlututnya

Dirandra melangkah menuju Arya, dan tepat di samping telinga Arya, Dirandra berbisik pelan " Telpon adikmu Kamaniya, katakan aku akan ajak dia jalan jalan seperti dulu !"

Tak terdengar jawaban apapun dari Arya, namun di sudut matanya nampak buliran air mata menggenang di sana

Dirandra kemudian mencabut jarum akupuntur yang tadi dia lemparkan ke tubuh Arya tepat di belakang leher dan kakinya, dan Arya masih diam berlutut

Wisnu dalam keadaan marah masuk tiba tiba ke kantor Dirandra, dan segera menampar pipi Dirandra

"apa yang kau lakukan, mau membuat Narashima Company Gulung tikar, mau menjadikan ribuan orang yang berkerja di bawah kita kehilangan mata pencaharian mereka ?" tanya Wisnu masih dalam keadaan amarah

"ayah tenang saja, akan ku selesaikan secepatnya" ujar Dirandra

Wisnu tak menjawab ucapan Dirandra, tapi langsung berlalu pergi

"akhh, sepertinya aku akan kembali turun kasta" cibir Dirandra

Arya masih terdiam dan berlutut tak menjawab ucapan Dirandra

tok tok tok

"masuklah" ujar Dirandra

pintu pun terbuka

"Arya, Kamaniya adikmu" ucap seorang wanita paruh baya

Arya segera bangkit dari berlututnya dan menghampiri wanita tua itu

"Bibi, apa Kamaniya sudah pulang ?" tanya Arya

Bibi Nova menganggukan kepala kemudian menggelengkan kepalanya, membuat Arya dan Dirandra beradu pandang bingung

"Bibi, katakan, jangan membuatku bingung, kumohon " pinta Arya

"Kamaniya kembali dan pergi untuk selamanya " Tangis bibi Nova memeluk Arya

Arya kemudian jatuh terduduk, jika tidak di sanggah Dirandra tentulah tubuh sahabatnya itu sudah sempurna menyentuh lantai

Arya dan Dirandra tiba di Rumah sakit yang di sampaikan Bibi Nova, untuk membawa pulang jasad Kamaniya, sementara Bibi Nova menyiapkan untuk acar kremasi jasad keponakannya

dokter menjelaskan pada Dirandra dan Arya kondisi di temukannya Kamaniya oleh warga sekitar dari sisi sungai dengan kondisi sudah tidak bernyawa, dan hasil pemeriksaan di duga Kamaniya over dosis Narko***ba dan pasca mengalami kekerasan sek****al

"bedeb****ah kau Raj" teriak Arya

Dirandra menepuk bahu Arya dan mencoba menenangkannya

"jadi benar semua kobobolan sistem di proyek kita ada campur tangan mu dan itu karena ancaman Rajendra ? " tanya Dirandra

Arya menganggukan kepalanya pelan dan tatapan matanya penuh penyesalan

"baiklah, sudah cukup kita berbelas kasih, sekarang saatnya bertindak balas mereka!" ujar Dirandra

"maksud tuan?" tanya Arya Ragu

"ayo kita kremasikan jasad Kamaniya dulu, agar ia tenang, setelah membalas dendam pada Raj, kita akan taburkan abu kamaniya di sungai

Arya mengikuti pengaturan Dirandra

acara kremasi berjalan lancar, hingga Arya dan Dirandra menitipkan abu kamaniya kepada bibi Nova, dan merek berjanji akan mengambil abu Kamaniya setelah pekerjaan mereka selesai

Arya dan Dirandra yang penuh dengan amarah mendatangi rumah utama keluarga Narasimha, dengan membawa beberapa pasukan dan dengan membabi buta mereka melenyapkan siapapun yang menghalanginya, Lavani yang menyaksikan itu kemudian merekamnya dan mengirimkannya kepada Wisnu dan menceritakan bahwa Dirandra berusaha menghabisi semua orang di Rumah utama, Wisnu yang sangat marah mengirimkan segala bantuan dari pasukan darah laut dan udara, sementara dirandra dan Arya terdesak di dalam atas kepungan semua sisi, Wisnu yang terhasut oleh Lavani makin membenci Dirandra dan tidak ingin melihatnya lagi dan tidak perduli apa yang terjadi padanya nanti

"Dirandra, ini adalah akhir dari hidupmu" ujar Lavani dengan sombongnya

"dan sahabat baikmu dari kasta sudra ini yang kamu lindungi adalah orang yang mengkhianati proyek yang kau banggakan itu " sindir Rajendra

"berhentilah bicara omong kosong, apapun yang kau katakan tidak menjadikan Arya rendah bagiku, bahkan aku bangga padanya " ujar Dirandra

"cihhh, sama sama rendahan" ujar Lavani

dorrrr

akhh, lengan Lavani tertembak oleh senapan yang Arya lepaskan

melihat Lavani kesakitan Rajendra segera menggempur Arya dan Dirandra secara terus menerus, hingga mereka kewalahan, melihat Dirandra yang semakin lemah dengan banyaknya luka, Arya mendorong Dirandra keluar dari rumah utama dan menyuruhnya lari, Arya menyalakan granat tepat di depan gerbang utama hingga membuat Arya kehilangan nyawa bersama pengikutnya,

Dirandra yang selamat seorang diri berjalan masuk ke hutan untuk lari dari pengejaran anak buah Rajendra, dengan tubuh penuh luka dan tanpa sadar kakinya terpeleset hingga terjatuh dengan dahinya membentur batu dan kemudian tubuhnya bergulir turun jatuh dari tebing masuk ke sungai

anak buah Rajendra kembali dan mengatakan bahwa Dirandra jatuh ke sungai dengan kondisi sudah tidak sadar, Rajendra merasa sangat bahagia bahwa musuh utamanya telah lenyap

Dirandra yang belum sadar, ikut hanyut terbawa arus hingga keluar dari sungai di hutan menuju bantaran kali dekat perumahan warga, tanpa di sadari tubuh Dirandra masuk ke dalam jaring yang di tebarkan seorang wanita yang membantu kakeknya mencari ikan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!